TEMBOK PENAHAN
Pengertian
Tembok penahan adalah suatu
bangunan yang dibangun untuk
mencegah keruntuhan tanah yang
curam atau lereng, melindungi
kemiringan tanah, dan melengkapi
kemiringan dengan pondasi yang
kokoh.
Macam-macam tembok penahan
Tembok Penahan Tembok Batu dan Yang Berupa Balok
Jenis ini digunakan untuk mencegah keruntuhan tanah apabila tanah
asli di belakang tembok cukup baik dan tekanan tanah dianggap kecil.
Terbagi menjadi penembokan kering ( dry masonry ) dan penembokan
basah ( water masonry ). Dibagi juga menjadi penembokan tak searah dan
searah tergantung cara penterasan. Biaya pekerjaan rendah dan
pelaksanaan mudah dilakukan sesuai sumbu jalan.
Tembok Penahan Beton Type Gravitasi ( Type Semigravitasi )
Bertujuan memperolaeh ketahanan berat terhadap tekanan tanah
dengan berat sendiri. Bentuk sederhana dan pelaksanaan mudah sering
digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak yerlalu tinggi
atau tanah pondasinya baik.
Tembok Penahan Beton Dengan Sandaran ( Lean Against Type )
Jenis ini direncanakan supaya keseimbangan tetap terjaga dengan
keseimbangan berat sendriri, badan tembok dan tekanan tanah pada
permukaan bagian belakang ( dorongan dari dua gaya tersebut ). Volume
beton lebih ekonomis dan bias digunakan dengan jangkauan yang luas,
tetapi tidak bias digunakan bila tanah pondasi tidak kuat dan mudah
tergelincir.
Tembok Penahan Beton Bertulang dengan Balok Kantiliver
Tersusun darisuatu tembok memanjang dan suatu pelaat lantai.
Masing-masing berlaku senagai balok Kantilever dan kemantapan dari tembok
didapatkan dengan berat sendiridan berat tanah di atas tumit pelat
lantai.Relatif ekonomis dan mudah jadi bias dipakai dalam jangkauan luas.
Tinggi tegak lurus (m) 0 1,5 1,5 3,0 3,0 5,0 5,0 7,0
Bagian atas 20 - 40 20 - 40 20 - 40 20 40
Tebal (cm)
Bagian
30 - 60 45 - 75 60 - 100 80 120
bawah
Contoh perencanaan diperlihatkan dibawah ini :
a) Kondisi perencanaan :
Tinggi tembok penahan dan kondisi permukaan belakang (lihat gamabar
6.8)
Tekstur tanah :
Tanah berpasir dengan permeabilitas rendah/kecil termasuk
juga lanau dan lempung (s = 1,9 t/m3)
Tekanan tanah : berdasarkan rumus terzaghi
Tegangan satuan yang diijinkan
Beton (berat sendiri c = 2,35 t/m3)
Kekuatan rencana : ck = 180 kg/cm2
Tegangan tekan lentur yang diijinkan : ca = 60 kg/cm2
Tegangan geser yang diijinkan : a = 8 kg/cm2
Faktor keamanan
Titik peralihan : titik kerja resultante dianggap berada dalam
daerah sepertiga lebar pelat lantai dari pusat pelat lantai.
Daya dukung yng diijinkan : Qa = 15 t/m2
Koefisien geser alas : u = 0,6
b) Berat sendiri dan tekanan tanah :
Apabila penampang dibagi dalam beberapa
penampang seperti pada gambar 6.9 dan berat
sendiri tiap penampang ditetapkan sebagai W1 W8
dan jarak mendatar dari titk A ke pusat gaya berat
masing-masing penampang ditetapkan berturut-
turut sebagai 11-18, maka hasilnya disusun seperti
pada tabel 6.3.
Untuk tekanan tanah, koefisien tekanan tanah dicari
dari gambar tekanan tanah terzaghi (gambar 6.10).
Karena tekstur dari permukaan tanah dipermukaan
belakang adalah (2) seperti yang telah diuraikan
maka dengan membaca titik perpotongan (2) dengan
1;2 akan didapatkan:
Gambar 6.7 Bentuk penahan tanah type
gravitasi
16,39 24,30
i Wi Ii Wi.Ii
12,56 13,29
Tabel 6.6 Ikhtisar keselamatan gaya terhadap titik B
Kondisi perencana
Tinggi tembok penahan dan kondisi permukaan belakang apabila suatu
jalan raya sepanjang sisi suatu aliran akan dibangun kembali, pelaksanan
pembangunannya seringkali harus tetap membiarkan berlalunya kendaraan
bermotor karena jalan putar tak mungkin didapatkan dalam keadaan ini.
Tekstur tanah dipermukaan belakang dan pemakaian rumus tekanan tanah
sangatlah diharapkan untuk mempergunakan bahan-bahan bermutu baik
seperti kerikil atau pecahan karang berasal dari tempat pembangunan
tersebut (dengan tujuan pengurangan tekanan tanah karena badannya
lebih ringan).
Berat isi tanah : s = 2,0 t/m3.
Daya dukung yang diijinkan : Qa = 30 t/m2
Kondisi lainnya dianggap sama seperti pada tembok penahan type gravitasi yang telah
diuraikan pada pasal sebelumnya
Penaksiran penampang
Penampang dianggap seperti pada gambar 6.14
dan perhitungan selanjutnya dilakukan per meter
lebar.
Berat sendiri dan tekanan tanah
b.h A x A.x
6.00 x 3,40 20,40 1,70 34,680
6,00x 1,80 x 50 0,60 3,240
6,00 x 3,00 x 9,00 2,40 21,600
6,00 9,840
b.h A x A.x
2,30 x 1,00 2,30 1,150 2,645
0,53x 0,148 x 0,04 0,049 0,002
(0,5 + 0,47) x 1,00 x 0,05 0,051 0,001
2,21 2,640
Gambar 6.16 Penampang pondasi untuk
perencana
W2 = 2,21 x 2,35 = 5,19 t/m
x = 2,64 / 2,21 = 1,95 m
Selanjutnya, tekanan tanah didapat dengan persamaan berikut ini apabila rumus tekanan
tanah Coulomb digunakan.
k =
a
==
Digunakan harga harga dibawah ini karena
0 = -16,7 ; = 0 ; =2/3 dan = 23,3
cos2 0 = cos2 16,7 =0,917
cos2 ( 0 ) = cos2 51,7 = 0,384
cos (0 + )= cos 6,6 = 0,993
sin ( + )= sin 58,3 = 0,851
sin ( - 0)= sin 35 = 0,574
cos (x 0)= cos 16,7 = 0,958
Selanjutnya tinggi ekivalen tanah karena beban
pembebanan hs adalah :
hs = q/c = 0,5 m
Gambar 6.17 beban yang bekerja pada irisan A
A
Menurut hasil diatas maka tekanan tanah yang bekerja pada tembok
dan tinggi garis kerjanya adalah sebagai berikut. (lihat gambar 6.17)
P1= c/2H (H + 2hs) ka = (2,0 x 6,0)/2 (6,0 + (2 x 0,5)) x 0,152 =
6,384
Karena sudut yang dibentuk P1 dengan bidang mendatar adalah
+ 0 = 6,6
Komponen gaya mendatar dan gaya vertikal adalah :
PH1 = P1 cos = 6,34 t/m
PV1 = P1 sin = 0,73 t/m
Sedangkan tinggi garis kerja adalah :
h1 = (h/3) x (H + 3hs)/(H + 2hs) = (6,0/3) x ((6+1,5)/(6+1,0))
Gaya tekan tanah yang bekerja pada pondasi dan tinggi garis
kerjanya adalah sebagai berikut (lihat gambar 6.18)
P2 = c/2 x ho (ho +2h1)ka= (2,0 x 1,0)/2(1,0 + (2x 6,5)) x 0,152
= 2,128 t/m
PH2 = P2 cos =2,11 t/m
PV2 = P2 cos = 0,24 t/m
h2 = 1/3 x (1,0 + 3 x 6,5)/(1,0 + 2 x 6,5) =0,488 m
Gambar 6.18 Beban yang bekerja pada bagian
pondasi
Gaya Panjang Momen Gaya Panjang Momen
vertikal kerja tahan horisonta kerja guling
l
Berat
sendiri 14,10 0,960 13,54
tembok
Gaya
vertikal 0,73 1,442 1,05
tekanan
tanah
Gaya
horisonta 6,34 2,142 13,58
l tekanan
tanah
14,83 14,59 6,34 13,58
Harga diatas adalah kurang dari daya dukung yang diijinkan, oleh karena itu
kemantapannya terjaga. Untuk tergelincir, dihitung dibawah ini, yang juga
menghasilkan kestabilan pula.
Fs = N. /H = 20,26 x 0,6/7,19 = 1,69 > 1,5
4. Tembok Penahan Type Kantilever
contoh perencanaan tembok penahan type balok
kantilever diperlihatkan sebagai berikut :
Kemiringan muka tembok longitudinal dianggap paling sedikit 1 : 15
Lebar pelat sebagian besar bergerak antara 0,5 sampai 0,8 H
Secara ekonomis lebih baik apabila pelat ujung diambil H/8
Dalam perhitungan harga B ; C1 ; dan C2 diambil lebih dari 30 cm
a) Kondisi perencanaan
Gambar 6.19 beban yang bekerja pada pelat Gambar 6.20 bentuk tembok penahan tanah
type balok kantilever
Tinggi balok penahan dan kondisi permukaan belakang dapat
dilihat pada gambar 6.12
Tekstur tanah di belakang dan penggunaan rumus tekanan
dianggap sama dengan contoh perencanaan untuk tembok penahan
type gravitasi
Tekanan yang diijinkan :
Beton bertulang ( berat isi c = 2,5 t/m3)
Kekuatan rencana : ck = 270kg/cm2
Tegangan tekanan akibat lentur : ca = 70kg/cm2
Tegangan geser : a = 8kg/cm2
Tegangan tarik tulangan : sa = 1600kg/cm2
Faktorkeamanan dianggap sama seperti contoh
perencanaan penahan type gravitasi
Daya dukung yang diijinkan dan koefisiensi gesek
dasar
Qa = 30t/m2 , = 0,6
b) Berat sendiri tekanan tanah
Bila penampang dibagi menjadi empat segmen seperti diperlihatkan
pada gambar 6.22 dan sebutlah berat sendiri tiap penampang
adalah W1 W4, jarak mendatar dari titik A ke pusat gaya berat
tiap penampang adalah I1 I4, maka akan didapatkan tabel 6.12.
Karena dalam hal ini beban pembebanan yang bekerja adalah q = 1,0
maka dengan mengubah beban ini menjadi tebal tanah maka
didapatkan,
hs = q/c = 1,0/1,9 = 0,53 m
Kh adalah 0,6 t/m3 dan kv = 0. Dan PH1, PH2yang terlibat pada
gambar 6.22 adalah sebagai berikut :
PH1 = KH . hs = 0,6 x 0,53 = 0,32 t/m
PH2 = KH (hs + H) = 0,6 x (0.53 + 70) = 4,52 t/m
Resultante tekanan tanah dan tinggi garis
kerjanya adalah :
43,22 105,01
Tabel 6.13 Ikhtisar gaya irisan terhadap titik A
PH=(PH1+PH2)/2=(0,32+4,52)/7,0=16,94 t/m
he= H/3 x (H+3hs)/(H+2hs)=7,0/3 x (8,59/8,06) = 2,48 m
c) Analisa kemantapan
) kontrol terhadap guling
titik kerja resultante dihitung dari titik A adalah
d = (Mr Mo)/W= (111,39 42,01)/45,42 =1,53 m
besarnya eksentrisitas adalah sebagi berikut :
e = B/2 d = 4,0/2 1,53 = 0,47 m ;B/6 = 0,67 m
)kontrol terhadap gelincir
Koefisien gesekan antara dasar dinding penahan dan tanah pondasi adalah 0,6 ,
perhitungan terhadap gelincir adalah dibawah ini yang menghasilkan kemantapan.
Fs = W./pH = 45,42 . 0,6/19,4 = 1,61 > 1,5
)kontrol terhadap daya dukung
Karena resultante berada dalam daerah sepertiga dari tengah dasar, reaksi
tanah menunjukkan distribusi berbentuk trapesium.
Dari hasil itu maka momen lentur dan gaya geser tiap
penampang disusun seperti tabel 6.14
Tabel 6.14 Gaya irisan pada
tiap
irisan tembok longitudinal
x Mx (tm) Sx(t)
2 1,44 1,84
4 8,94 6,07
6,2 29,94 (=M1) 13,50
Gambar 6.25 Luas batang tulangan yang dibutuhkan pada setiap titik