1. Tembok penahan tembok batu (stone masonry) dan pasangan balok 6 (balok
work):
Struktur dari dasar tembok penahan ini seperti diperlihatkan pada Gbr. 6.6. tetapi
masih banyak kesukaran dalam latar belakang teoritusnya sejauh cara
perencanaan terlibat dan akhirnya bahwa hal ini masih sebagai bahan percobaan
(posisi tidak terkukuhkan oleh ketahanan monolit seperti halnya pada tembok
penahanan beton tetapi oleh sifat saling mengait tiap balok atau batu). Apabila
sesuatu sebab keseimbangan itu hilang akan menyebabkan penggembungan
permukaan atau copotnya batu dan berakibat keruntuhan.
Tembok penahan jenis ini terpaksa harus digunakan bahan timbunan sebagai
pencegahan terhadap peningkatan tekanan di bagian belakang tembok penahan
yang dikarenakan tekanan air.
Standar bahan timbunan tersebut ditetapkan eperti terlihat pada table 6.2, untuk
bagian penaggulan tembok penahan dalam perencanaan dibuat dengan
menggunakan ketebalan seragam kira-kira 20-40 cm.
2. tembok penahan tipe gravitasi (gravity type)
Perencanaan tembok penahan ini harus tidak terjadi tegangan tarik pada setiap
irisan badannya. Berdasarkan bentuk tembok penahan ini, harus diperhatikan
beberapa hal, yaitu :
a. umumnya lebar pelat lantai B dianggap antara 0,5 H 0,7 H dari
tinggi tembok
penahan
b. lebar puncak B dianggap lebih dari 0,2m dari titik pelaksanaan
contoh perencanaan:
a) kondisi perencanaan
i. tinggi tembok penahan dan kondisi permukaan belakang : lihat 6.8
ii. tekstur tanah : tanah berpasir dengan permeabilitas rendah/kecil
termasuk juga lanau dan lempung (s = 1,9 t/m3). tekanan tanah :
iii.
iv.
apabila penampang dibagi menjadi beberapa bagian seperti pada gambar 6.9
dan berat sendiri tiap penampang ditetapkan sebagai w1-w8 dan jarak
mendatar dari titik A ke pusat gaya masing-masing penampang ditetapkan
berturut-turut sebagai I1-I8 maka hasilnya disusun seperti terlihat pada table
6.3
untuk tekanan tanah, koefisien tekanan tanah dicari dari gambar tekanan
tanah terzaghi (gbr 6.10)
karena tekstur tanah dari tanah dipermukaan belakang adalah (2) seperti yang
telah diuraikan maka dengan membaca titik perpotongan (2) dengan 1:2 akan
didapatkan,
K = 0,72 t/m3, Kv = 0,35 t/m3
Seterusnya :
Pv = Kv . H / 2 = o,35 x 4,55/2 =3,62 t/m
P = K . H / 2 = 0,72 x 4,55/2 = 7,45 t/m
c) analisa kemantapan (stability) :
momen terhadap titik A pada gambar 6.9 dan gaya vertical pada table 6.4
oleh karena itu titik kerja resultane dihitung dari titik A adalah sebagai
berikut
Tabel : Jenis bahan pengisi tembok penahan (Terzaghi)
Simbo
l
(1)
(2)
(3)
Jarak
Momen
Gaya
Jarak
Momen
vertikal
mendata
tahan Mr
mendata
vertikal
guling Mo
24,30
r
-
r
-
Tekanan
3,62
2,40
8,69
7,45
1,51
11,25
20,01
32,99
7,45
11,25
tanah
vertikal
Jarak
mendatar
d=
20,01
Akibatnya eksentrisitas dari tengah-tengah alas titik kerja adalah sebagai berikut.
Karena harga dalam saerah sepertiga lebar pelat lantai dasar dihitung dari tengahnya
maka kemantapan dapat terjamin.
B
2,40
B
e= d=
1,08=0,12 m< 0,4 m
2
2
6
7,45
dapat ditambahkan untuk daya dukung, kemantapan tetap terjamin sebagai berikut,
karena resultan bekerja dalam daerah sepertiga lebar alas dari pusat.
q1 W
6 x 20,01
6 x 0,12
t
=
1
=
1
=10,83 2 <Qn
q2
B
B
2,40
2,40
m
d) perhitungan tegangan beton
i.
pengamatan irisan pada tumpuan
apabila irisan N-N dibagi menjadi beberapa bagian, seperti terlihat
pada gambar 6.11 dan momen tiap bagian terhadap titik B dihitung
maka akan didapatkan table 6.5
Mr Mo = 18,216,84 =0,75 m
W
e=
15,15
1,92
0,75=0,20 m
2
c W
6 xe 15,15
6 x 0,20 1,301 kg / cm
=
1
=
1
=
t
B
B
19
1,9
0,294 kg / cm
ii.
i
4
5
W1
0,500 x 3,300 x x 2,35
0,300 x 3,300 , 2,35
I1
W1.I
1,94
0,33
1
0,64
2,33
3
0,65
1,51
6
7
8
4,27
0
1,16
4,98
7
1,53
5,29
3
1,53
0,87
12,5
13,29
6
tabel 6.6 ikhtisar keselamatan gaya terhadap titik B
Gaya
Jarak
Momen
Gaya
Jarak
Momen
vertikal
mendata
tahan
mendata
vertikal
guling
r
-
13,29
r
-
total
Tekanan
2,59
1,90
4,92
5,33
1,283
6,84
15,15
18,21
5,33
6,84
tanah
vertikal
Jarak
mendatar
kembali,
pelaksanaan
pembangunannya
iii.
tujuan
pengurangan
tekanan
tanah
karena
b. Penaksiran penampang
Penampang dianggap seperti pada gb. 6.14 dan perhitungan
selanjutnya dilakukan per meter lebar.
c. Berat sendiri dan tekanan tanah
Apabila luas penampang badan dihitung dalam hal seperti pada gb.
6.15 maka akan didapatkan tabel 6.8. berat sendiri badan adalah
W1 = 6,0 m x 2,35 t/m3 = 14,1 t/m sedangkan jarak titik C pusat
gambar adalah
x = 9,84/6,0 = 1,64 m
apabila luas penampang bagian pondasi seperti pada gambar 6.16
dihitung maka akan didapatkan tabel 6.9
gb. 6.14 bentuk penampang
A
20,40
5,40
9,00
6,00
x
1,70
0,60
2,40
A.x
34,680
3,240
21,600
9,840
A
2,30
0,04
0,05
2,21
x
1,150
0,049
0,051
A.x
2,645
0,002
0,001
2,640
cos
ka=
0,384
0,917 x 0,933 1+
0,851 x 0,574
0,958 x 0,993
2
= 23,3
3 dan ;
(-0) =
cos 51,7
.
.
.
.
Selanjutnya, tinggi ekuivalen tanah karena beban pembebanan hs adalah hs =
q/c = 0,5 m
Gbr. 6.17 beban yang bekerja pada irisan a-a
Menurut hasil diatas maka tekanan tanah yang bekerja pada tembok dan tinggi
garis kerjanya adalah sebagai berikut (lihat Gbr 6.17)
P1=
c
2,0 x 6,0
H ( H+ 2hs ) . ka=
( 6,0+ ( 2 x 0,5 ) ) x O , 152
2
2
= 6,384 t/m
Karena sudut yang dibentuk P1 dengan bidang mendatar adalah
+ 0=6,6
= 6,34 t/m
= 0,73 t/m
H H +3 hs 6,0 6+1,5
x
=
x
=2,124 m
3 H +2 hs 3 6 +1,0
gaya tekanan tanah yang bekerja pada pondasi dan tinggi garis kerjanya
adalah sebagai berikut (gbr. 6.18)
P2=
c
2 x1
x ha ( ha+2 h1 ) . ka=
( 1+ (2 x 6,5 ) ) x 0,152
2
2
= 2,128 t/m
PH2 = P2 . cos
Pv2 = P2 sin
= 2,11 t/m
= 0,24 t/m
1 1+3 x 6,5
h 2= x
=0,488 m
3 1+2 x 6,5
tabel 6.10 ikhtisar gaya irisan yang bekerja pada irisan a-a
Gaya
Jarak
Momen
Gaya
Jarak
Momen
vertikal
mendatar
tahan
mendata
vertikal
guling
0,960
13,54
r
-
total
Tekanan
0,73
1,442
1,05
6,34
2,142
13,58
14,83
14,59
6,34
13,58
tanah
vertikal
Gaya
horizontal
tekanan
tanah
dianggap bahwa luas penampang dari irisan a-a adalah A1 dan modulus
penampang adalah Z
A1 = b.h=1,0 x 1,6 = 1,6 cm2
Z = b.h/6 = 0,43 m3
Selanjutnya tegangan dihitung sebagai dibawah ini masing-masing tegangan
serat ekstrim lebih kecil daripada harga yang diizinkan supaya kemantapan tetap
terjaga
Gak mudeng tulisan neng buku gak vceto rumuse
Momen
titik
Gaya
Panjang
Momen
Gaya
vertikal
kerja
tahan
mendatar kerja
pada
Panjang
Momen
guling
1,01
5,93
6,34
1,00
6,34
0,095
0,49
0,488
1,03
tengah
yang
bekerja
pada
titik
14,83
0,40
tengah
5,19
pondasi
Tekanan tanah
yang
0,24
1,10
0,25
2,11
7,19
8,45
bekerja
pada pondasi
20,26
7,86
e) Gaya penampang dihitung dari titik tengah 0 dari dasar pondasi seperti yang
diperlihatkan pada Gbr. 6.18 dan disusun dalam tabel 6.11
M = 7,19 7,86 = 0,67 m
e = M/N = -0,67/20,26 = - 0,033m < B/6 = 0,367
melihat hasil data diatas ,maka resultan berada daerah seperti lebar dasar
dihitung dari tengah-tengah dasar, hal ini menjaga kemantapan terhadap
guling
kemudian dapat dihitung reaksi tanah sbb
t
<Qa
q1 N
6 e 20,26
6 x 0,033
m2
= x 1
=
x 1
=
q2 B
B
2,2
2,2
t
8,38
<Qa
m2
10,04
Harga diatas adalah kurang dari daya dukung yang diijinkan, oleh karena itu
kemantapannya terjaga. Untuk gelincir, dihitung dibawah ini yang juga menghasilkan kestabilan
ula. Pelat ujung dalam hal pembebanan seperti diperlihatkan dalam gbr. 6.19 tetapi diabaikan
karena ini tidak menimbulkan masalah apabila tembok dibuat keadaannya seperti tembok
penahan tipe gravitasi