TUGAS
OLEH
FRANSISKUS DINO Z.DJONI (2223021397)
ILMINUR ABDULAH (2223021398)
JUFRI SUNIANTO DIMA (2223021399)
JULIUS MUSA BLORTON (2223021400)
MAGDALENA TRI S. SAE (2223021401)
MALTHUS WILLA (2223021402)
Sama seperti namanya, fungsi dinding penahan tanah adalah sebagai tembok yang
menyangga pergerakan tanah. Namun jika ingin meninjaunya lebih lanjut, berikut ini
penjelasan lengkap tentang tiga fungsi dinding penahan tanah, yaitu:
1. Active Lateral Force Soil yaitu fungsi mencegah runtuhnya lateral tanah, misalnya
longsor atau landslide
2. Lateral Force Water yaitu fungsi mencegah keruntuhan tanah lateral yang
diakibatkan oleh tekanan air berlebih
3. Flow net cut off yaitu fungsi memotong aliran air pada tanah
Di samping itu, ada juga beberapa kegunaan lain dari penahan tanah sesuai lokasi
pembuatannya, seperti:
• Flood walls atau desain dinding penopang tanah yang ada di pinggir sungai berguna
untuk mengurangi dan menahan banjir
• Pada konstruksi jalan raya yang bertujuan untuk mendapat perbedaan elevasi
• Sebagai penopang yang membatasi pembangunan jalan raya atau kereta api di
daerah lereng
• Menyangga tanah di sekitar bangunan atau gedung
Gambar berikut akan mengilustrasikan penggunaan dinding penahan tanah pasangan batu
kali yang sering digunakan.
t im bunan
galian
galian
t im bunan
t im bunan
1. Perhitungan tegangan tanah tidak dapat diharapkan menjadi lebih akurat daripada
nilai parameter tanah ( γ, ϕ, dan c) yang telah diasumsikan untuk mendesain,
sehingga dalam pengambilan nilai parameter perlu pertimbangan yang baik dari
nilai yang tersedia dari laporan penyelidikan tanah.
2. Kondisi tanah saat mendesain dapat berubah secara nyata dan nilai parameter
tanah yang telah diasumsikan dalam desain juga dapat berubah seiring dengan
waktu.
3. Dalam praktek hampir semua bahan urugan berupa material kasar sehingga
diasumsikan parameter kohesi tanah urugan (c) = 0.
4. Untuk menjaga kondisi tanah urugan cukup kering (menjaga nilai γ, ϕ yang
digunakan dalam desain) dengan memaksa tekanan hidrosatis tidak melewati garis
bidang longsor Rankine, maka diperlukan adanya sistem drainase pada dinding
penahan tanah. Sistem drainase yang biasa digunakan adalah pipa drain diameter
1¼ inci dengan jarak pemasangan arah horisontal dan vertikal 90-120 cm.
5. Tanah urugan lebih baik jika berupa tanah pasir/ pasir berkrikil yang bersifat
mudah menyerap air untuk dibuang melalui pipa drain dengan maksimum butir
halus 5% . Jika digunakan tanah urug yang berasal dari tanah asli lempug
kepasiran/ silt maka perlu pemasangan filter pada sisi dalam dinding penahan
tanah
Ilustrasi berikut akan m enjelaskan sejauh mana m.a.t akan berpengaruh dalam desain.
Jika nilai γsat =2. γw, mak a per bandingan Pa pada saat jenuh dengan Pa pada
saat k er ing/ basah ( Pa sa t / Padry ) m enj adi γw/ γ ( 1 + 1/ ka ) .
Sehingga gaya yang bekerja di belakang dinding penahan saat jenuh dapat menjadi 2.2
kali lipat dari keadaan kering.
LAN GKAH PERH I TUN GAN
Asumsi desain:
Pasangan batu kosong hanya digunakan untuk lantai kerja dengan proses pengerjaan
sebagai berikut,
➢ Isilah galian lantai kerja tersebut dengan pasir urug terlebih dahulu, kemudian
pasanglah batu kali diatasnya.
➢ Tumbuk batu tersebut dengan pemadat, agar mencapai kepadatan yang baik
tambahkan air secukupny
➢ Bila ada batu-batu yang ambles (masuk kedalam tanah), tambahkan batu kembali
hingga permukaannya rata
➢ Masukan pasir lagi kemudian genangi hingga jenuh
➢ Bila air masuk diantara sela-sela batu, tambahkan pasir dan siram lagi hingga layak
untuk digunakan sebagai lantai kerja.
2 . TINJAUAN STABI LITAS TERHADAP GAYA-GAYA EKSTERNAL
(Tinjauan per 1 meter panjang dinding penahan tanah)
Tekanan Tanah Aktif Berdasarkan Teori Rankine
Koefisien tekanan tanah aktif [ ka] = tg2 (45° - ϕ1/ 2)
Berat volume air [ γw] = 9.81 kN/m3
H2 = H – H1
Pa1 = ½. H1 2. γ1.ka
Pa2 = H1. γ1.ka.H2
Pa3 = ½.H22 .( γ1- γw).ka
Pa4 = ½.H22. γw
Pa5 = q.ka.H
Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5
Berat Sendiri Pasangan Batu Kali dan Tanah Urug Teori Rankine
B1 = H.r
W1 = W3 = ½.B1.H. γpas
W2 = B2.H. γpas
W4 = (H2.r).H1. γ1
W5 = ½. (H2.r).H2.( γ1- γw)
W6 = ½ (B1 – H2.r).H1. γ1
W = W1 + W2 + W3 + W4 + W5 + W6
Stabilitas guling terhadap titik A
B = 2.B1 + B2
Untuk desain awal, Lancellotta (1995) menyarankan nilai B pada interval 0.3-0.4H
sedangkan Suryolelono (1993) menyarankan nilai B pada interval 0.5-0.7H.
Momen Aktif [ Ma] = (1/ 3.H1+ H2 ) Pa1 + (½.H2) Pa2 + (1/ 3.H2) Pa3 + (1/ 3.H2) Pa4+
(½.H) Pa5
Momen Pasif [ Mp] = (2/ 3.B1) W1 + (B1+ ½.B2) W2 + (B1+ B2+ 1/ 3.B1) W3 + (B-½
(H2.r)) W4 + (B-1/ 3(H2.r)) W5 + (B1+ B2+ 2/ 3(B1- H2.r)) W6
Angka Keamanan Guling [ SFGuling] = Mp/ Ma ≥ 2
Jika H1 ≤ H maka m.a.t tepat di atas atau di dasar dinding penahan tanah.
σult = ½.( γ2- γw).B.Nγ + c2.Nc
Jika H1 > H dan (H1-H) < B maka m.a.t di bawah dinding penahan tanah.
σult = ½.[ 1/ B [ γ2.( H1-H) + ( γ2- γw).(B- ( H1-H) ) ] ] .B.Nγ + c2 .Nc
Jika H1 > H dan (H1-H) > B maka m.a.t tidak berpengaruh pada σult.
σult = ½. γ2.B.Nγ + c2 .Nc
Pa4 = ½.H2 2 . γw
Pa5 = q.ka.H
τ = 2/ 3 (Pa / B) ≤ τ