Anda di halaman 1dari 46

FONDASI

Bangunan
- Bangunan atas upper/super structure
- Bangunan bawah substructure

Bangunan bawah interface dari bangunan atas dan


tanah pendukung.

Fondasi: bangunan (bagian) bawah yang langsung


berhubungan dengan tanah dan berfungsi meneruskan
beban ke tanah pendukung.

Fondasi:
a) Fondasi dangkal D B telapak/footing (individu,
gabungan, menerus, mats)
b) Fondasi dalam : D 4-5 B sumuran, fondasi tiang
bor, fondasi tiang pancang

Jenis bangunan:
- bangunan gedung bisa ada basement
- cerobong asap, menara radio/TV/listrik sering satu
kaki
- bangunan berhadapan dengan air: dermaga, jembatan,
rig (platform lepas pantai)
- struktur penahan dinding penahan tanah, pangkal
jembatan.
- fondasi mesin getaran

PERSYARATAN UMUM FONDASI:


1. Kedalaman harus cukup dalam
- mencegah desakan tanah (ke segala arah)
- di bawah level yang dipengaruhi musim/alam

2. Stabilitas sistem fondasi harus aman terhadap:


- jungkir/rotasi/guling
- sliding, dan
- keruntuhan kapasitas dukung tanah
3. Fondasi tahan/aman bahan aktif/ berbahaya
dalam tanah/air korosi/hancur ??
4. Fondasi ekonomis (struktur & pelaksanaan)
5. Deformasi/settlement dalam batas-batas yang
diijinkan.
6. Jenis fondasi dan pelaksanaan memenuhi
persyaratan lingkungan.
7. Sistem fondasi dapat mengakomodasi perubahan di
lapangan dan selama pelaksanaan.
PERTIMBANGAN PENTING desain&pelaksanaan
1. Muka air tanah:
- kapasitas dukung
- dewatering/pengeringan
2. Fondasi baru dekat fondasi lama:
a. fondasi baru dasarnya lebih tinggi terhadap fondasi
lama jarak harus cukup fondasi baru tak
membebani fondasi lama (jarak z)
b. fondasi baru lebih dalam:
- longsor
- Df atau q fondasi lama berkurang ult berkurang
settlement atau runtuh diawali retak pada

bangunan lama.
galian dengan turap/perlindungan
c. bangunan besar baru dekat bangunan kecil (lama)
- tanah tergeser
- bangunan lama naik/miring
3. Fondasi tanah yang terkena erosi (pilar/pangkal
jembatan):
- kedalaman di bawah pengaruh erosi/scouring
- jika fondasi dangkal meragukan fondasi tiang
4. Fondasi di pasir
- kapasitas dukung
- settlement
- kedalaman fondasi tidak boleh terlalu dangkal
erosi dan perpindahan butiran
5. Fondasi di tanah ekspansif
- perbaikan tanah (bahan tambah : kapur, semen,
bahan kimia)
- mengontrol arah pengembangan waffle slabs
- kontrol air/kebasahan tanah
- fondasi tiang dengan selimut tanpa lekatan
- pemberian beban tekanan pengembangan
6. Fondasi pada lempung dan lanau
- Kondisi bervariasi:
o lunak-sangat lunak (NC) sering bermasalah
o kaku/stiff (OC)
- Lempung lunak:
- kapasitas dukung rendah
- penurunan besar

- Stiff Clays:
- cracks
- fissures

} gunakan: residual strength

7. Fondasi di atas timbunan


a. Timbunan direncanakan
- material baik
- cara penimbunan dipadatkan lapis demi lapis
dengan baik
- ukuran min. perbaikan
b. Timbunan tak direncanakan
- kepadatan tak merata
- material campuran (jelek)
- kapasitas dukung ??
- settlement dan differential settlement
miring/pecah-pecah
FAKTOR LINGKUNGAN :

Perancang fondasi bertanggung jawab hasil


design tidak merusak lingkungan

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Pengeboran tidak polusi air tanah (tanah
timbunan !! )
2. Cara pelaksanaan/penggalian:
- aliran air permukaan (run off)
- polusi air run off
- debu, bising, bau, dll
3. Penyelidikan tanah memikirkan penyelamatan top
soil landscaping
4. Fondasi tiang pancang getaran dan kebisingan

5. Penebangan pohon-pohon perubahan kadar air


tanah kembang susut
6. Efek pengeboran pada muka air tanah (terutama di atas
lapisan rapat air)
7. Pengeboran dekat sungai/aliran air bisa merusak
struktur tanah
8. Galian dari sungai/laut jangan pencemaran
(terutama air tanah)
9. Pengambilan bahan timbun dari bukit bahaya
longsor
10. Bangunan di air (sungai/laut) jangan merusak
lingkungan (makhluk hidup, air tanah, intrusi air laut,
dll)

KAPASITAS DUKUNG TANAH UNTUK FONDASI


DANGKAL

Fondasi bagian terbawah dari bangunan.


Fungsi : meneruskan/memindahkan beban bangunan ke
tanah pendukung.
Tanah pendukung 2 hal penting :
1. Kekuatan (kapasitas/daya dukung), qult, qa(qall)
2. Penurunan (settlement).
Beban/tegangan yang terjadi kekuatan ijin
Penurunan yang terjadi penurunan yang diijinkan

KAPASITAS DUKUNG ULTIMIT (fondasi dangkal)

Pola keruntuhan:
q
Q
a
S

a General shear failure

q = Q/A

b
c

b Local shear failure


c Punching shear failure

General shear failure:

failure surface/plane

Kondisi kesetimbangan plastis penuh di atas failure

plane
Muka tanah di sekitar menggembung (naik)
Keruntuhan (slip) terjadi di satu sisi fondasi
miring (tilting)
Terjadi pada tanah yang kompresibilitas rendah (padat
atau kaku)
Kekuatan batas (qult) bisa diamati dengan baik

Local shear failure

Terjadi desakan besar di bawah fondasi (lokal)


failure surface tak sampai ke permukaan (muka tanah
hanya sedikit mengembang)
miring fondasi tak terjadi
terjadi pada tanah yang kompresibilitas tinggi
settlement relatif besar
kekuatan batas sulit dipastikan dibatasi settlement

Punching shear failure:

desakan di bawah fondasi


pergeseran arah vertikal di sepanjang tepi

tak terjadi miring (tilting)


muka tanah tak menggembung
penurunan besar
terjadi pada tanah yang kompresibilitas rendah dengan
fondasi agak dalam
kekuatan batas tak bisa dipastikan

PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG TANAH

qult
q = .Df

45o-/2

45o-/2

45o-/2

II

Df

45o-/2

III

1. Terzaghi (1943)

Pengembangan dari Prandtl & Reissner telapak


menerus

Prinsip kesetimbangan batas (gaya/tekanan) arah


vertikal (untuk tinjauan bidang gambar = 1m2
B = 2b

Pp

qult

C = c x BJ

Pp
tekanan perlawanan pasif

qult (2b).1 = -W + 2C sin + 2 Pp


2b.qult = - .b2 tan + 2bc tan + 2 Pp

Pp = 1/2 (b tan)2.K + c (b tan) Kc + q (b tan) Kq


2b.qult = 2bc {tan (Kc+1)} + 2b.q (tan.Kq)
+ b2.{tan(K.tan- 1)}
qult = c {tan (Kc+1)} + q(tanKq
+ 1/2.B.{tan(K.tan-1)}
General shear failure
Fondasi menerus:
qult = c.Nc + q.Nq + 0.5.B..N
Bujur sangkar:
qult = 1,3 c.Nc + q.Nq + 0.4.B..N
Lingkaran:
qult = 1,3 c.Nc + q.Nq + 0,3.B..N
Local shear failure
qult = c.Nc + q.Nq + 0.5.B..N fondasi menerus
bentuk lain cara sama
c = 2/3.c
tan = 2/3.tan
CATATAN :
1. Kondisi tersebut di atas tanah homogen
2. Nc,Nq,N, Nc,Nq,N= faktor-faktor kapasitas dukung
tanah yang tergantung pada (sudut gesek intern tanah)
(Terzaghi grafik hubungan dengan Nc,Nq,N, juga
dengan Nc,Nq,N).

3. Kondisi khusus:
a) tanah pasir murni (non kohesif), c = 0
qult = q.Nq + 1/2 B..N
b) lempung murni jenuh air, = 0 Nc = 5,7, Nq = 1,
N=0
qult = c.Nc + q atau qult = 5,7 c + q
c) beban di muka tanah, Df = 0 q = 0
qult = c.Nc + . B..N
PERKEMBANGAN RUMUS KAPASITAS DUKUNG

Menggunakan rumus dasar dan kondisinya Prandtl


& Reissner (dengan baji bersudut 45o-/2)
Nq = e.tan tan2(45o+/2) dan Nc = (Nq-1)cot

Nilai N yang berbeda-beda:


a) Meyerhof
N = (Nq-1) tan (1,4)
b) Hansen
N = 1,8(Nq-1) tan
c) Caquot & Kerisel
N = 2(Nq+1) tan

Dengan persamaan di atas Nc, Nq, dan N bisa dihitung


tabel/grafik
Faktor bentuk dekat dengan faktor bentuk dari
Terzaghi.

CONTOH:
Sebuah fondasi telapak setempat direncanakan dengan
ukuran denah 2m x 2m dan kedalaman 1,5 m. Tanah
homogin dengan c = 10 kN/m2, = 30o, = 17 kN/m3
kondisi general sehar failure qult ?

Terzaghi general shear failure


dengan = 30o Nc = 37.2,
Nq = 22,5, N = 19,7
qult = 1,3cNc + qNq + 0,4BN
qult = 1,3x10x37.2 + (1,5x17)x22,5 +
0,4x2x17x19,7
= 1325.27 kN/m2

1,5 m
2m

TUGAS: Meyerhof

Hansen

Caquot & Kerisel

Catatan:
Data tanah perlu dikoreksi sebelum digunakan untuk
menghitung qult.
Pengaruh Air Tanah

Air tanah dapat mengurangi kapasitas dukung tanah


tergantung letak muka air tanah.
a) 0 D1 Df
q = D1. + D2.

= sat-w
qult = cNc + qNq + 0,5B'N

m.t

sat

D1

m.a.t

D2

Df

b) D1 Df , 0 d B
m.t

Df
B
m.a.t

= Df.

qult = cNc + qNq + 0,5B xN


x = 1/B {.d + (B-d)}

b)

d B, muka air tanah tak berpengaruh pada


kapasitas dukung tanah.

FACTOR OF SAFETY (FAKTOR KEAMANAN)

Biasanya FS = 3 tak berlebihan


- tanah tak homogen dan tak isotropis
- banyak ketidakpastian pengambilan parameter tanah
( dan c)

Tiga definisi kapasitas dukung ijin fondasi dangkal:


1. gross allowable bearing capacity
2. net allowable bearing capacity
3. gross allowable bearing capacity dengan faktor
keamanan dikaitkan dengan keruntuhan geser.
a) gross allowable bearing capacity
qall = qult/FS
qall = beban yang diijinkan pada fondasi dengan
harapan tak akan terjadi kegagalan bearing
capacity.
- beban: mati dan hidup di atas muka tanah
W(D+L)
- berat sendiri fondasi (WF)
- berat tanah di atas fondasi (WS)
(W(D+L) + WF + WS)/A qall

atau:
c)

A = luas dasar fondasi


A = (W(D+L) + WF + WS)/qall

net allowable bearing capacity beban tambahan yang


diijinkan (per satuan luas) selain berat sendiri tanah
(tegangan yang telah ada) pada level dasar fondasi.
qult(net) = cNc + q(Nq-1) + 1/2.B.Nstrip footing
qult(net) = qult(net) - q
qall(net) = qult(net)/FS

Dalam praktek qall(net) digunakan terhadap beban


bangunan atas saja
berat fondasi + tanah di atasnya dianggap = berat
tanah saja (q)

q = .Df (WS+WF)/A
W(D+L)/A qall(net)
A W(D+L)/qall(net)

c) gross allowable bearing capacity dengan faktor


keamanan pada kuat geser tanah ( dan c)
cd = c/FS
tand = tan/FS d dihitung
dengan d Nc,Nq, dan N (dari grafik)
qall = cdNc + qNq + 1/2.B.N
FS untuk penyelesaian ini = 2-3 kira-kira hasil
sama dengan cara a) dan b) dengan FS = 3-4
Catatan:
o Kapasitas dukung (dengan rumus-rumus di atas)
harus dicek terhadap settlement yang diijinkan.

o Rumus kapasitas dukung batas tersebut di atas


settlement:
o 5 - 25 % B untuk pasir (B= lebar fondasi)
o 3 - 15 % B untuk lempung
o Untuk fondasi yang sangat lebar settlement bisa
sangat besar.
o Nc, Nq (Meyerhof, dll) relatif tak jauh berbeda,
N bervariasi.
Beberapa penyebab:
- bentuk keruntuhan umum relatif sama
- bentuk baji ()45o - /2, sedangkan Terzaghi

BENTUK UMUM PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG
TANAH

qult = (cs.cd.ci)cNc +(qs.qd.qi) qNq +


(s.d.i)1/2.B.N

cs.qs.s = shape factors (faktor bentuk)


cd.qd.d = depth factor (faktor kedalaman)
ci.qi.i = inclination factor (faktor kemiringan beban)

Shape factor de Beer (1970)

Depth & inclination factors Hansen & Meyerhof


dasar experimental results
Faktor bentuk telapak segi empat

cs = 1 + (B/L)(Nq/Nc)

qs = 1 + (B/L)tan

s = 1 - 0,4(B/L)
Faktor bentuk telapak bujur sangkar dan lingkaran

cs = 1 + Nq/Nc

qs = 1 + tan
s = 0,6

Faktor kedalaman untuk Df/B 1

qd = 1 + 2 tan(1-sin)2(Df/B)

cd = qd -(1 - qd)/(Nq.tan

d = 1
Faktor kedalaman untuk = 0

cd = 1 + 0,4(Df/B)
Faktor kedalaman untuk Df/B > 1

qd = 1 + 2 tan(1-sin)2 atan (Df/B)

cd = qd -(1 - qd)/(Nq.tan

d = 1
Faktor kedalaman untuk = 0

cd = 1 + 0,4 atan(Df/B)
Faktor kemiringan beban

ci = (1 - /90o)2

qi = (1 - /90o)2

i = (1 - /)2

KAPASITAS ULTIMIT BEBAN EKSTENTRIS


a) Meyerhofs theory
b) Theory of Prakash & Saran
a) Meyerhofs theory konsep lebar efektif.
Ditinjau gaya ultimit Qu bekerja eksentrisitas ex
(terhadap sumbu Y) dan ey (terhadap sumbu X)
Qu

Qu dianggap sentris
terhadap luasan efektif
(Qu di pusat suatu
luasan).

Dimensi luasan efektif


= L x B
L = L-2ey
B = B-2ex

Tampang

B
Y

L-2ey

Qu
X

ey L
Denah

ex
B-2ex
B

Kapasitas dukung dicari dengan lebar B:


qult = (cs.cd)cNc +(qs.qd) qNq + (s.d)1/2.B.N
(dengan : ci, qi & i = 1)
faktor bentuk gunakan B dan L
Qu = qult (B x L) atau
Qa = qult x (B x L) /FS

FONDASI DI ATAS TANAH BERLAPIS


a) Tanah tak padat di atas tanah yang lebih padat:

tanah kurang padat tebal kapasitas dukung


lapisan tersebut

tanah kurang padat tipis pengaruh lapisan yang


lebih padat
b) Tanah lebih padat di atas tanah kurang padat:

tanah lebih padat tebal kapasitas dukung tanah


yang lebih padat cek settlement lapisan kurang
padat

tanah lebih padat tipis:


bahaya patah pons
gunakan kapasitas dukung lapisan kurang padat
banyak teori
UJI BEBAN DI LAPANGAN (PLATE LOAD TEST)

Standard test :
ASTM D-1194
BS 1377 (1990)

Prinsip :
- plate baja 152 - 762 mm, atau bujur sangkar
305 mm x 305 mm
- lebar galian 4 x Bplate
- plat dibebani bertahap setiap tahap ditunggu
penurunan berhenti beban dinaikkan (tahap
selanjutnya)
- hasil hubungan tegangan dan penurunan

Kapasitas dukung :
a) lempung : qult(f) = qult(p)
b) pasir : qult(f) = qult(p) x Bf /Bp
Untuk tegangan tertentu settlement (s)
a) lempung : s(f) = s(p) . B(f) /B(p)
b) pasir : s(f) = s(p){2B(f)/(B(f)+B(p))}2

ANALISIS FONDASI DANGKAL

Jenis beban:
- beban terbagi rata q kN/m2
- Gaya vertikal sentris
eksentris
Gaya horisontal
Momen
Kombinasi

Anggapan dasar
- plat fondasi dianggap kaku sempurna (tidak
melengkung, bisa miring)
- besarnya tekanan pada setiap titik berbanding langsung
dengan penurunan cara elastis
- tanah tidak dapat menahan tarik
- tanda: desak (+); tarik (-)

1. Beban merata
Q
q

- jika berat fondasi diabaikan:


= q

- jika luas fondasi = A


Resultante: Q = A.q
Reaksi: = Q/A = A.q/A = q
- untuk suatu telapak fondasi & tanah di atasnya q1
dan q2

q1 tanah terbagi rata


q2 telapak/fondasi

= q1 + q2

2. Beban gaya vertikal sentris


- jika berat sendiri fondasi diabaikan
Q
- luas dasar fondasi, A = B.L (m2)
- fondasi kaku dan Q sentris turun

merata tekanan merata

Fv = 0
B
Q = .A = Q/A
2
2
2
(kN/m
,t/m
,kg/cm
)
L

- jika berat fondasi dan tanah di atasnya


diperhitungkan:
= Q/A + q1 + q2
Q

q1
q2

Contoh:

Q = 300 kN sentris

1,20 m tanah, = 17 kN/m3


0,60 m beton, = 22 kN/m3

2,00

Analisis 1:
2,50
- Beban dianggap gaya-gaya sentris
Q1 = 300 kN

Q2 (tanah) = 2 x 2,5 x 1,20 x 17 = 102 kN


Q3 (beton) = 2 x 2,5 x 0,60 x 22 = 66 kN
Q total = 300 + 102 + 66 = 468 kN
= Qtotal/A = 468/(2 x 2,50) = 93,6 kN/m2
Analisis 2:
- Beban: Q sentris = 300 kN
q1 (tanah) = 1,20 x 17 = 20,4 kN
q2 (beton) = 0,60 x 22 = 13,2 kN
= Q/A+q1+q2= [300/(2x2,50)] + 20,4 + 13,2 = 93,6 kN/m2
3. Analisa beban momen
Perjanjian:
- Pusat dasar fondasi O
- Momen berputar terhadap titik O
- Arah pandangan dari depan (bawah) dan kanan
- lebar fondasi searah x B
- lebar fondasi searah y L
- momen searah jarum jam tanda (+), berlawanan arah
jarum jam (-)
- momen berputar mengelilingi sumbu-y My
- momen berputar mengelilingi sumbu-x Mx
Gambar di bawah M My(+) beban luar
- bagian kanan turun dan bagian kiri naik (berputar)
kanan desak dan kiri tarik linier

X+

Y+
L

X+
B

R
l

- Reaksi tanah momen kopel MR


MR = R.l
R
= 1/2 x . B x x L = 1/4. BL
l
= 2 x 2/3 x . B = 2/3. B
MR = . B.L..2/3. B = 1/6. B2L
Mbeban = Mreaksi
= + My/(1/6. B2L) = + 6 My/(B2L)
Catatan:
max (desak) di kepala momen
min (tarik) di ekor momen
Kombinasi beban vertikal sentris dan momen My
penjumlahan :
max = Q/A + 6 My/(B2L)
min = Q/A 6 My/(B2L)

My
X+
Q/A

- 6My/B2L

+ 6My/B2L

=
min

max

Untuk tanah, min 0 (desak) karena tanah tak bisa


mendukung tarik.
- dengan sb-x positif di kanan O reaksi di setiap titik
dengan jarak x dari O :
x = Q/A + My.x /Iy
x = Q/(B.L) + My.x /(1/12. B3L)
- tegangan maksimum pada x = B/2
max = Q/(B.L) + My/(1/6. B2L) qall
- tegangan minimum pada x = -B/2
min = Q/(B.L) - My/(1/6. B2L) 0

Kombinasi q, Q(sentris), Mx(+), My(+)tegangan di titik


(x,y) :
x,y) = Q/A + My.x/Iy + Mx.y/Ix + q
x,y) = Q/(B.L) + My.x/(1/12. B3L) + Mx.y/(1/12.L3B) + q
- tegangan maksimum pada x = B/2, y = L/2
max = Q/(B.L) + My/(1/6.B2L) + Mx/(1/6.L2B) + q
qall
- tegangan minimum pada x = -B/2, y = -L/2
min = Q/(B.L) - My/(1/6.B2L) - Mx/(1/6.L2B) + q 0

Beban Q eksentris
dianalisis sebagai Q sentris + momen (M)
Q dengan ex Q sentris + My My = Q.ex
ex
Q

X+

Qsentris
My

X+

Q2
e2

e1

Q1

My

Q
M

Q1 Q2
Q1 .e1 Q 2 .e2

Q
H
Q

M=H.h

H hanya berpengaruh terhadap penggeseran


(tak mempengaruhi )

Analisis dengan cara lain (untuk beban gaya vertikal


& momen)
Q sentris

ex

My

Qeksentiris, e x

My
Q

( )

Tekanan pada tanah dasar :


ext

Q. e x
6. e x
Q
M
Q
Q

.(1
)
B. L 1 2
B. L 1 2
B. L
B
.B .L
.B .L
6
6

Rumus Berlaku min 0


0

Jika min = 0

e x 1 / 6. B

B/6

6. e
Q
(1 x )
B. L
B

max

2.Q
B.L

Jika ex > B/6 terjadi tarik


e1

bagian tarik
diabaikan

tarik
Q

R
a2

a1

Fv = 0
Q = R berimpit
a1 = B/2 - ex

max

Daerah yg. bekerja = a2


a2 = 3.a1

1
1
B
max .a2 .L max 3 ( ex ) L
2
2
2
2.Q

B
3 L ( ex )
2

RQ

max

Kondisi Umum
(max/ min)

6.ex 6.e y
Q
(1

)q
B.L
B
L

syarat berlaku : min 0 jika min < 0 dianalisis


khusus
Fv = 0 cara coba-coba
atau cara Mayerhof (luasan
efektif)
tarik

Catatan :
Daerah yang dibatasi ex B/6 & ey L/6 (di bagian
tengah) inti/core/teras

L/6

B/6

Jika resultante Q jatuh di


dalam teras seluruh dasar
fondasi tegangan desak

PERANCANGAN FONDASI DANGKAL

Beban sesuai peraturan yang berlaku (gedung,


jembatan jalan raya, jembatan jalan rel, dsb)
1. Beban mati (Dead load = D) berat sendiri bangunan
(kolom, dinding, atap, lantai, fondasi + tanah di
atasnya)
2. Beban hidup (Live load = L) bisa berubah/pin-dah
3. Beban angin (W)
4. Beban gempa (E)
5. Beban khusus (S)pengaruh suhu, gaya rem/sentrifugal, dll

I. Kombinasi beban untuk penentuan ukuran (luas) denah


fondasi
A=D+L
beban permanen/tetap
B1 = D + L + W
B2 = D + L + E
C1
C2

= A+ S
=B+S

Beban sementara

} Beban khusus

II. Untuk perancangan beton bertulang SK SNI 1991


beban terfaktor

PERANCANGAN UKURAN DENAH FONDASI

Beban: - tetap/permanen
- sementara
1. Kondisi beban tetap kapasitas dukung tanah
FS 3
qa = qult /3
2. Kondisi beban sementara kapasitas dukung tanah FS
2
qa(sementara) = qult /2
qa(sementara) = 1.5 x qa(beban tetap)

Perancangan luasan denah


1. Denah dan ukuran didasarkan beban
tetap/permanen dengan ketentuan:
a) resultante beban jatuh di pusat luasan dasar fondasi
(sentris)
b) luas dasar fondasi dihitung sesuai qa
2. Dikontrol terhadap beban-beban sementara 1,5
qa
3. Jika no. 2 tidak memenuhi dimensi diperbesar
tetapi tetap sentris terhadap beban permanen
Catatan :

Sentris : - ukuran ekonomis/hemat


- settlement merata

Sentris resultante beban:


gaya, momen, beban terbagi rata (q)

Contoh:
Q

My

0.80
0.60

Sebuah kolom didukung telapak


setempat, dengan penampang seperti
tergambar.
Beban yang diperhitungkan :
Kombinasi
Q (kN)
My
beban
(kNm)
Permanen
1000
160
Sementara-1
1000
550
Sementara-2
1500
280

Data lain: tanah = 18 kN/m3,beton = 22 kN/m3, qa = 150 kN/m2.


Rencanakan denah/ukuran fondasi
Penyelesaian:
a) Ukuran denah selalu direncanakan terhadap beban
permanen sentris
Beban-beban:
Q = 1000 kN
M = 160 kNm
e = M/Q = 160/1000 = 0,16 m
q = 0,8x18x0,6x22= 27,6 kN/m2 sentris
qa = 150 kN/m2
Tegangan yang terjadi di dasar fondasi qa
Dengan e = 0,16 m pusat luasan dibuat 0,16 m di kanan
as kolom.
= Q/A + q 150 1000/A + 27,6
A 1000/(150-27,6) = 8,17 m2
bujur sangkar B = A B = 2,86 m
Digunakan 2,90 m x 2,90 m
1.45

1.45
1.45
O

0.16

1.45

Dikontrol terhadap beban


sementara

b) Kontrol terhadap beban sementara-1


Q = 1000 kN e = -0,16 m terhadap O
M = + 550 kNm
q = 27,6 kN/m2 dianggap gaya sentris
Q1 = 2,9 x 2,9 x 27,6 = 232,116 kN
Q = Q1 + Q = 1232,116 kN
M = 1000(-0,16) + 550 + (232,116 x 0) = 390 kNm
Q = 1232,116 kN sentris
M = + 390 kNm
dianalisis : Q = 1232,116 kN dengan eksentrisitas :
e = 390/1232,116 = 0,317 m di kanan O
e B/6 (0,483 m) min > 0
Beban :

max={1232,116/(2,9x2,9)}{1+(6x0,317/2,9)}=242,59 kN/m2
max > 1,5 qa (=225 kN/m2)
dimensi perlu diperbesar
Misal : arah sumbu-Y tetap L = 2,90 m
arah sumbu -X B = 3,10 m
A = 8,99 m2 Q1 berubah
Q = 1000 kN
M = +390 kNm
q = 27,6 kN/m2
max = 1000/(8,99) + 390/(1/6 x 2,9 x 3,12) + 27,6
= 222,80 kN/m2 225 kN/m2 OK

min = 1000/(8,99) - 390/(1/6 x 2,9 x 3,12) + 27,6


= 54,87 kN/m2 > 0 OK
c) Kontrol beban sementara-2
Q = 1500 kN dengan e = -0,16 m
M = + 280 kNm
q = 27,6 kN/m2
M = 1500(-0,16) + 280 = 40 kNm
Tanpa fondasi dan tanah
e1 = 40/1500 = 0,0267 m
max =(1500/8,99) {1+(6x0,0267/3,1)} + 27,6
= 203,07 kN/m2 < 225 kN/m2 OK
min =(1500/8,99) {1-(6x0,0267/3,1)} + 27,6
= 185,83 kN/m2 > 0 OK
Jadi fondasi ukuran 2,90 m x 3,10 m dapat digunakan
dengan posisi kolom eksentris 0,16 m di kiri pusat luasan
dasar fondasi O.

FONDASI GABUNGAN (COMBINED FOOTING)


2 kolom atau lebih menjadi 1 fondasi
Penggunaan:
1. Jarak antar kolom dekat dengan fondasi sendiri-sendiri
overlapping
2. Ruangan terbatas tidak bisa kaki sendiri digabung
dengan yang lain
Penyelesaian:
menggabung membuat fondasi yang sentris terhadap
beban normal
Bentuk-Bentuk:
a) segi empat siku-siku
b) trapesium
c) bentuk T
d) strap footing
Prinsip Perancangan :
a) Denah sentris terhadap beban normal
b) Dikontrol terhadap beban sementara dengan 1,5 qa

I. Telapak gabungan empat persegi panjang


Penggunaan: 2 kolom dengan beban kecil terbatas, beban
besar bebas.
Q1

Q2

O
a1

r1

r2

L/2
B

L/2
O

*
L

a2

Q2 > Q1 (Q1, Q2 beban


permanen)
R = resultante dicari
besar & letak
R di tengah-tengah denah
L/2 ke kiri, L/2 ke kanan
dan di tengah-tengah lebar
(B)
Cara:
R = Q1 + Q2
letak R statis momen ke
Q1 R.r1 = Q2.r r1 =
Q2.r/R

Biasanya a1 ditetapkan/diketahui
L/2 = r1 + a1 L = 2(r1 + a1)
R sentris luas fondasi: A
A = R/{qa - (qfond+tanah)}
Lebar fondasi B = A/L

Catatan:

a (a1 atau a2) B dan r/2

jika beban normal ada My1 dan My2 digunakan untuk


mencari letak R:
- R = Q1 + Q2
- letak R R.r1 = Q2.r + (My1) + (My2)
r1 = (Q2.r + My1 + My2)/R tanda momen disesuaikan

Selanjutnya dikontrol terhadap beban sementara. Jika

> 1,5 qa dimensi ditambah ke arah B (arah L tetap


agar kondisi sentris terjaga)
Contoh:
2 buah kolom, jarak 5,0 m, ukuran kolom 40 cm x 40 cm
dengan fondasi sebelah kiri terbatas pada tepi luar kolom
kiri (fondasi sisi kolom kanan bebas). Tebal plat fondasi =
1,00 m (tanah di atasnya diabaikan). qa tanah = 150 kN/m2,
beton = 23 kN/m3.
Beban
Q1 (kN) Q2 (kN) My1
My2
(kNm)
(kNm)
Permanen
700
1000
0
0
Sementara-1
1000
1100
0
0
Sementara-2
1000
1000
-200
-150
Q1

Q2

r1

a1 = 0,20
m
r = 5,0 m

Penyelesaian:
a) Denah fondasi sentris terhadap beban permanen
R = Q1 + Q2 = 1700 kN
q = 1 x 23 = 23 kN/m2
Letak R terhadap Q1
r1 = Q2.r/1700=1000.5/1700
r1 = 2,941 m
R di tengah-tengah denah L/2 = a1 + r1
L/2 = 0,2 + 2,941 = 3,141 m
L = 6,282 m
Luas fondasi yang diperlukan
A = R/(qa-q) = 1700/(150-23) = 13,386 m2

B = A/L = 2,131 m
Digunakan ukuran denah fondasi
L = 6,30 m
B = 2,20 m
A = 13,86 m2
Letak pusat luasan O:
- dari pusat kolom kiri r1 = 6,3/2 - 0,2 = 2,95 m
- dari pusat kolom kanan r2 = 5 - 2,95 = 2,05 m
b) Kontrol terhadap beban sementara-1
q = 23 kN/m2
Q1 = 1000 kN
R = 2100 kN
Q2 = 1100 kN

Letak R terhadap Q1 2100 x ri = 1100 x 5


ri = 2,62 m
R di kiri O dengan e = 2,62 - 2,95 = - 0,33 m < L/6
max di kiri
max =(2100/13,86){1+(6x0,33/6,3)} + 23
= 222,13 kN/m2 < 1,5 qa (=225 kN/m2) aman
c) Kontrol terhadap beban sementara-2
q = 23 kN/m2
R = 2000 kN
Letak R terhadap Q1
ri = (5x1000 - 200 - 150)/200
ri = 2,325 m
R di kiri dengan e = 2,325 - 2,95 = - 0,625 m < L/6
max di kiri
max =(2000/13,86){1+(6x0,625/6,3)} + q
= 253,19 kN/m2 > 225 kN/m2
Luas dasar fondasi perlu ditambah ke arah B agar
kondisi sentris (mendekati sentris terpelihara)

Misal: B = 2,50 m
A = 6,30 x 2,50 = 15,75 m2
max =(2000/15,75){1+(6x0,625/6,3)} + 23
= 225,57 kN/m2 225 kN/m2
cukup aman
Jadi fondasi yang digunakan:
L = 6,30 m
B = 2,50 m

Fondasi Gabungan Bentuk Trapesium


Penggunaan: daerah terbatas pada kolom dengan beban
besar (beban kecil bisa bebas/terbatas)

B1

B2

Luas trapesium
A = 1/2 L (B1+B2)
Pusat luasan terhadap sisi B2
x

L
Q1

1 2 B1 B2
L
3 B1 B2

atau :

Q2

1 B1 2 B2
L
3 B1 B2

Q2 > Q1 dengan sebelah kanan


terbatas (biasanya tepi kolom)

r1 dukung
r2
Kapasitas
tanah qa
a1
a2
r
Dengan beban sentris luas fondasi
A

R
qa q f s

...................................
Panjang fondasi ditetapkan:
L = r + a1 + a2 ...................................

Q1 .r
R

Letak R terhadap Q2 r2 =
.......
Dituntut R melalui
r2 + a2 = ............................................
A = L (B1+B2) B2 = (

Letak O:

2A
L

) - B1 .....

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

1 2 B1 B2
L
3 B1 B2

A
2A
3x 2 B1 2 L B1 B1 L

A
2A
L
B1 2 B1
L
L
3x 2 A 2 A

L L
L

2 A 3x

B1
1
L L

B1

................................

(6)

Kriteria/batasan
a. Jika x 1/3 L tak dapat digunakan
b. Jika B1 terlalu kecil (< lebar kolom) tak dapat
digunakan
c. Jika a/b terjadi bentuk lain: T atau strap footing
Fondasi dikontrol terhadap beban sementara dengan
= 1,5 qa
Cara:
Y+
Q Q1 Q2

X+

1. Dicari pusat berat luasan trapesium (O)


2. Dibuat salib sumbu di titik O
3. Beban-beban yang bekerja dianalisis terhadap O
4. Tegangan ekstrim
ka = (R/A) + (My. x /Iy) + q x (+), M(+/-)
k1 = (R/A) - (My.(L- x )/Iy) + q
5. Penentuan Iy
O

B1
L

Empat persegi panjang


I terhadap : Io = 1/12 .B L3
I tepi kanan : I = 1/3 .B L3
Segi tiga :
I terhadap : Io = 1/36 .B L3
I tepi kanan : I = 1/12 .B L3
Secara umum:

B2B1

I terhadap sembarang garis


I = Io + A.x2 atau
Io = I - A.x2
Io trapesium:
1/12 .B1L3+(B1L)x12+ 1/36 (B2-B1)L3+ (B2-B1)L.x22
x1 = jarak pusat luasan segi empat ke pusat
trapesium
x2 = jarak pusat luasan segi tiga ke pusat trapesium
atau
Io-trap = Itepi kanan - Atrap. x
2

1
3

B 1L +

1
12

(B2-B1)L3 - A. x

Fondasi Gabungan Bentuk T :


Q1

Q2

O
r2
L

x
O

B1
l1

Dibuat garis kerja R berimpit


dengan pusat luasan fondasi
Cara sama dengan trapesium
3 variabel B1,B2, dan l2
coba-coba ditetapkan 2
variabel 1 dicari
hasil bisa berbeda dipilih
yang baik

B2
l2

Strap Footing

Penggunaan: fondasi gabungan bentuk lain tak baik


(biasanya beban relatif kecil dibandingkan qa luas
kecil)

Penyelesaian: seolah-olah kolom dengan fondasi sendiri


digabung dengan balok penghubung (strap beam) yang
kaku fondasi bisa dianggap satu kesatuan.

Pemakaian:
- satu sisi terbatas
- kedua sisi terbatas
Catatan:
Luas dasar strap beam tak
diperhitungkan pada luas
fondasi, A

strap beam

strap beam

Prinsip hitungan
- membuat denah fondasi dengan pusat luasan gabungan
(2 kali) berimpit dengan resultante beban.

Q1

O1

r1

O2
s

B1

B2

B1

fondasi luas total = A


A1 = B 1 2
A2 = B 2 L
Pusat luasan O, R di O, merata
R = Q 1 + Q2
R
qa q

R
A

=
+ q A=
Letak R dari Q1
r1 = Q2.r/R
Pusat luasan gabungan (A1+A2) dari O1 juga = r1
A.r1 = A2.s s = jarak O1 - O2
B1,B2, dan L coba-coba (berbeda)
misal: L ditetapkan, O2 bisa dicari, s bisa dicari
A. r1
s

A2
L

A2 =
B2 =
A1 = A - A2 B1 =

Q2

A1

Catatan: Bentuk yang baik mendekati bujur sangkar


jika tak baik bisa diulang
Contoh :
Dua kolom, jarak antar pusatnya = 6,0 m. Kolom kiri 40 cm
x 40 cm, kolom kanan 60 cm x 60 cm, fondasi kiri terbatas
pada tepi luar kolom kiri.
Tebal plat fondasi 0,80m (tanah diatasnya diabaikan) beton =
23 kN/m3, qult = 450 kN/m2.

Pembebanan
Q1
Tetap
700
Sementara
1000
Rancang denah (ukuran ) fondasi
6,0

Q1
O1

Q2

O2

r2

s
O

B1
L

Q2
1100
1200

My1
0
-150

B2
B2

Penyelesaian :
a) Beban tetap
R = 700 + 1100 = 1800 kN
letak R terhadap Q2 :
700.6
2 ,333 m
1800

r2 =
qa = qult/3 = 450/3 = 150 kN/m2
q = 0,8 x 23 = 18,4 kN/m2
Luas fondasi :

1800

150 18,4

13,68 m 2

2,50
4 ,95 m
2

Dicoba L = 2,50 m s = 6 + 0,2 Statis momen terhadap O2:


A.r2 = A1.s
13,68 x 2,333 = A1 x 4,95
A1 = 6,45 m2 luas fondasi kiri
B1 = 6,45/2,5 = 2,58 m

Luas fondasi kanan : A2 = A - A1 = 7,23 m2


bentuk bujur sangkar, B2 = 7.23 = 2,69 m
Digunakan:
o fondasi kiri

= 2,60 m x 2,50 m

My2
0
-100

o fondasi kanan = 2,70 m x 2,70 m


A1 = 6,50 m2
2
A2 = 7,29 m2 }A = 13,79 m
b) Kontrol terhadap beban sementara

R M y x

q
A
Iy

A = luas total = A1 + A2
I = gabungan dari A1 dan A2 terhadap O baru
O baru dicari dari A1 dan A2 yang digunakan
qa = qult/2 = 225 kN/m2

Mat Footing (Raft Footing)


3 kolom (dinding) atau lebih yang tidak satu deret 1
fondasi plat yang lebar (sering-sering seluruh kolom +
dinding dari satu gedung 1 plat fondasi).

Penggunaan:
- tanah mempunyai qa relatif rendah
- jika dengan fondasi sendiri-sendiri luas fondasi total
> 1/2 luas bangunan

Jenis-jenis:
- plat datar rata atas dan bawah
- plat dengan pertebalan di bawah kolom
- beams dan slab balok-balok dua arah saling
berpotongan dan kolom-kolom ditempatkan pada
pertemuan balok-balok tersebut
- plat dengan dinding-dinding basement (dinding
basement sebagai pengaku)

Mat footing bisa dengan fondasi tiang

Prinsip-prinsip analisis :
- diusahakan resultante beban normal sentris
Jika sentris = Q/A qa
Jika tak sentris dicari min > 0 dan max qa
- dikontrol terhadap beban-beban sementara
max 1,5 qamin > 0
- tegangan di sembarang titik di dasar fondasi

Q M y . x M x . y

q
A
Iy
Ix

Contoh:
Y
B
Mat footing mendukung
9 kolom tergambar
2
1
3
semua kolom: 50 cm x 50 cm

7,50
4

X
7,50

9
D

C
5,0

5,0

beban-beban:
Q1 = Q3 = 400 kN

Q4 = Q5 = Q6 = 600 kN
Q2 = Q9 = 450 kN
Q7 = Q8 = 500 kN
tebal plat 1,50 m, c = 23
kN/m3
Tentukan tegangan di sudutsudutnya

Penyelesaian :

Pusat luasan O di tengah-tengah, B = 10,50 m


L = 15,50 m A = 10,50 x 15,50 = 162, 75 m2

Koordinat: A(-5,25;7,75), B(5,25;7,75), C( -5,25;-7,75),


D(5,25; -7,75)

R = 2(400) + 3(600) + 2(450) + 2(500) = 4500 kN


My = -5(400 + 600 + 500) + 0 + 5(400 + 600 + 450)
= -250 kNm
Mx = -7,5(500+500+450) + 0 + 7,5(400+450+400)
= -1500 kNm
Iy =

1
12

(15,5)(10,5)3 = 1495,27 m4

1
12

Ix = (10,5)(15,5)3 = 3258,39 m4
Tegangan yang terjadi

4500
250 5,25 1500 7 ,75

34 ,5 59 ,46 kN / m 2
162 ,75
1495,27
3258,39
4500
250 5,25 1500 7 ,75
B

34 ,5 57 ,70 kN / m 2
162 ,75
1495,27
3258,39
4500
250 5,25 1500 7 ,75
C

34 ,5 66,60 kN / m 2
162 ,75
1495,27
3258,39
4500
250 5,25 1500 7 ,75
D

34 ,5 64 ,84 kN / m 2
162 ,75
1495,27
3258,39
Q M y . x M x . y

q
A
Iy
Ix

Catatan
q = 1,5(23) = 34,5 kN/m2

Anda mungkin juga menyukai