Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN PRODUK

“PENGENDALIAN DAN KOMUNIKASI”

OLEH :
KELOMPOK 13

NAMA-NAMA ANGGOTA :
1. YUNITA PUTRI W. UDJU LOMI (1810030036)
2. MELDYANTI DURU KANA (1810030038)
3. MARIA Y. M. USU (1810030089)
4. DIMAS PRAYOGA DJAWA (1810030032)
5. CHRISTIN BELDIN TOBY (1810030054)
6. MARIA YULIANDRI I. KULA (1810030009)
7. INDIGO A.E. KOLIFAY (1710030066)

KELAS : VII

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikkan makalah
ini dengan baik. Judul makalah ini ialah “Pengendalian dan Komunikasi”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Produk.

Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada


makalah ini, sehingga kritik dan sar an sangat dibutuhkan penulis untuk melengkapi makalah
ini, sehingga dapat menjadi acuan referensi bagi penulis selanjutnya.

Kupang, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

1.1....................................................................................................................................Latar Belakang
...................................................................................................................................
1.2....................................................................................................................................Rumusan Makalah
...................................................................................................................................
1.3....................................................................................................................................
Tujuan
...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

1.1. Pengendalian Manajemen Produk............................................................

1.2. Komunikasi dalam Manajemen Produk...................................................

1.3. Pengendalian Komunikasi dalam Manajemen Produk………………….

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1.Simpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian dan komunikasi.


Pengendalian adalahsalah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu
mengadakan koreksi, sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan
yang benardengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Proses
produksi adalah kegiatan dalam suatuperusahaan yang di arahkan untuk menjamin
kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu
yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Dengan adanya pengendalian
dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan dapat membuahkan hasil yang baik.

Komunikasi mempunyai andil membangun iklimorganisasi, yang berdampak


kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilaidan kepercayaan yang menjadi titik
pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka
membentuk saling pengertian (saling pemahaman) . Karena dengan adanya komunikasi
informasi yang akan kita sampaikan pada seseorang itu tak sia-sia atau dalam seniman
lain informasi itu sampai pada sesuatu yang dikehendaki. Hal ini penting untuk
perhatikan, karena akan berpengaruh pada tercapai tidaknya tujuan suatu org anisasi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana Pengendalian dalam Manajemen Produk?
2) Bagaimana Komunikasi dalam Manajemen Produk?
3) Bagaimana pengendalian komunikasi dalam Manajemen Produk?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui Bagaimana Pengendalian dalam Manajemen Produk?
2) Untuk mengetahui Bagaimana Komunikasi dalam Manajemen Produk?
3) Untuk mengetahui Bagaimana pengendalian komunikasi dalam Manajemen Produk?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengendalian dalam Manajemen Produk
Dalam perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian. Pengendalian
adalah salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan
koreksi, sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula. Arti dari pengendalian
yaitu : “Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan “ (T.
Hani Handoko, 2001: 234). Sedangkan yang dimaksud dengan proses produksi adalah
kegiatan dalam suatuperusahaan yang di arahkan untuk menjamin kontinuitas dan
aktifitas untukmenyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan
dalam batas-batas yang direncanakan. Dengan adanya pengendalian dalam pelaksanaan
produksidari perusahaan dapat membuahkan hasil yang baik.

Jenis-jenis Pengendalian Produk

1) Pengendalian Order (Order Control)


Pengendalian produksi disini menjaga agar produk yang dibuat sesuai dengan
pesanan/order yang telah masuk. Jika terjadi ketidaksesuaian antara hasil produk jadi
dengan jenis pesanannya, maka harus cepat diadakan penyesuaiandan perbaikan agar
tidak mengecewakan para konsumen.
Pengendalian order harus dapat memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan
dalam pembuatan produk. Oleh karena itu, setiap order yangmasuk harus segera
dibuat Routing, scheduling, dispatching sendiri-sendiri. Jenis pengendalian ini sesuai
untuk jenis proses produksi terputus-putus atau intermittent process.
2) Pengendalian Arus (Flow Control)
Titik berat pengendalian ini adalah arus proses produksi itu sendiri.
Kelancaranproses produksi sangat diperhatikan. Hal ini harus didukung adanya
tingkat produksi masing-masing bagian yang relative stabil. Persiapan sebelum
proses produksi dimulai, memegang peranan penting, sebabjika salah satu mesinnya
macet, proses selanjutnya akan dapat terganggu.
3) Pengendalian Beban (Load Control)
Jenis pengendalian ini lebih menitik-beratkan pada beban yang harusdilaksanakan
masing-masing bagian dalam perusahaan, terutama pada bagian yang mempunyai
kegiatan yang paling padat.
4) Pengendalian Blok (Block Control)
Tipe pengendalian ini, mengelompokkan jenis pesanan yang masuk pada jenis yang
mempunyai penyelesaian proses produksi yang sama atau hamper sama. Pesanan
tersebut didaftar dalam satu blok, sehingga blok disini merupakankumpulan pesanan
dimana proses produksi dari masing-masing produk adalahsama atau hampir sama.
Tujuan pengendalian blok ini adalah agar tercapai stabilitas tingkat produksipada
masing-masing bagian. Setiap bagian yang telah menyelesaikan satu blok akan
dilaporkan oleh pengawas atau mandor ke bagian pengendalian proses produksi.
Dari blok itu pekerjaan akan diteruskan ke blok yang lain untuk diproses lebih
lanjut.
5) Pengendalian Proyek Khusus (Special Project Control)
Pengendalian ini sebetulnya merupakan salah satu bentuk khusus daripengendalian
pesanan (Order Control). Pengendalian ini biasanya dilakukan pada proyek-proyek
besar, misalnya pembuatan jalan, reactor atom, peluncuran roket dan lain-lain.
Pengendalian disini harus cermat sekali. Suatu kesalahan kecil saja dapatberakibat
fatal. Oleh karenanya, pekerjaan dilaksanakan dengan cara membagike dalam sub-
sub bagian pekerjaan. Perlu mendapat perhatian adanya koordinasi antar sub-sub
bagian didalam menyelesaikan pekerjaan.
6) Pengendalian Kekecualian (Control By Exception)

System pengendalian ini beranggapan bahwa, pada umunya proses produksi selalu
berjalan dalam keadaan yang sama dari waktu ke waktu, sehingga tidak perlu
diadakan pengendalian yang ketat dan kontinyu setiap saat. Pengendalian dilakukan
hanya pada saat diperlukan, yaitu pada saat terjadi kekecualian dalamproses
produksi.

2.2. Komunikasi dalam Manajemen Produk


Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto,
2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan


sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang
(Robert Bonnington, 1973).

Fungsi komunikasi dalam organisasi Sendjaja (1994) adalah sebagai berikut:

 Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan


informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang
didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya
secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi
untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi
untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan
keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
 Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya. Kedua, Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
 Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
 Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

Proses Komunikasi

Arus pesan yang terjadi dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung
satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependen relationship).
Pesan dibuat dan dipertukarkan sebagai respon terhadap tujuan, kebijakan, dan tujuan
spesifik organisasi.

Griffin (2003) membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik,


yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi Adapun
prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:

 kesatuan komando; suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
 rantai skalar; garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai
ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan
komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan
komunikasi.
 divisi pekerjaan; manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat
spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara
efisien.
 tanggung jawab dan otoritas; perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi
order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung
jawab dan otoritas harus dicapai.
 disiplin– ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar
seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
 mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum– melalui contoh
peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.

2.3. Pengendalian Komunikasi dalam Manajemen Produk

Hakikat komunikasi adalah suatu proses atasan antar manusia,yang dikatakan itu
adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang laindengan menggunakan Bahasa
sebagai alat penyalurnya.

Tujuan manusia berkomunikasi ada 2 hal :

1) Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas penting bagi kebutuhan


2) Berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan kita denganorang lain

Jadi komunikasi punya fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yangkita
perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan, yangmelibatkan pertukaran
informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.

Sedangkan Manfaat Komunikasi :

1) Menyelesaikan masalah lebih cepat


Ketika didapati sebuah masalah maka biasanya selalu ada diskusi untukmenyelesaikan
masalah tersebut. Apabila orang-orang yang terlibat tidakdapat saling berkomunikasi
secara efektif, maka akan lebih susah untukmengerti maksud dari pembicaraan.
Dampaknya adalah lebih sulit untukmencari akar permasalahan yang akhirnya
membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan solusinya.
2) Meningkatkan produktivitas
Semakin besar perusahaan maka semakin kompleks pula strukturorganisasinya dan
cara komunikasi antar karyawan. Contoh dalam perusahaanteknologi apabila
komunikasi antara project manager dengan anggota timteknis yang lain tidak efektif,
bayangkan saja berapa lama waktu tidak produktif yang harus dihabiskan hanya untuk
membuat para teknisi mengertiapa yang dimaksud oleh project manager. Jadi semakin
efektif komunikasinyamaka semakin cepat orang lain mengerti apa yang dibicarakan
sehinggaeksekusi pun lebih cepat.
3) Hubungan kerjasama yang lebih baik
Suatu bisnis akan berkembang lebih cepat apabila terjalin kerjasamadengan pihak
lain. Contoh katakanlah ada usaha toko roti yang ingin meningkatkan jumlah produksi
per harinya. Pastinya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku roti tersebut apabila
hanya membeli eceran seperti biasa pasti biaya yang dikeluarkan akan semakin mahal.
Berbeda halnya apabila melakukan kerjasama dengan pemasok yang akhirnya
mendapatkan harga spesial yang pastinya akan lebih menghemat pengeluaran.
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Proses produksi adalah kegiatan dalam suatuperusahaan yang di arahkan untuk


menjamin kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk
dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Dengan adanya
pengendalian dalam pelaksanaan produksi dari perusahaan dapat membuahkan hasil
yang baik. Komunikasi mempunyai andil membangun iklimorganisasi, yang berdampak
kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilaidan kepercayaan yang menjadi titik
pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka
membentuk saling pengertian (saling pemahaman) .
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9565395/MAKALAH_TENTANG_KOMUNIKASI

https://id.scribd.com/document/388945551/Makalah-Pengendalian-Produksi

Anda mungkin juga menyukai