G
2
T2
d
G
1
T1
2
Galian dan Timbunan (2/2)
Pekerjaan galian-timbunan tanah meliputi :
◦ Hitungan-hitungan di kantor mengenai galian dan
timbunan pada jalur-jalur yang direncanakan.
◦ Pekerjaan lapangan dengan mengambil cross-sections
sepanjang as jalan.
◦ Pekerjaan di kantor berdasarkan hasil dari sub b.,
dengan menghitung volume yang lebih tepat daripada
sub a. (economical grading schedule).
◦ Pekerjaan lapangan dengan memasang patok-patok
untuk menentukan hitungan-hitungan pembayaran
tahap-tahap biaya.
◦ Hitungan-hitungan terakhir dari semua pekerjaan.
3
Galian Timbunan (5/9)
Metode perhitungan volume galian
timbunan sederhana umumnya Avarage End
Area Method
◦ Ditentukan luas galian dan timbunan pada
penampang-penampang melintang berjarak d
(antara 25 – 50 m)
◦ Volume galian (G) adalah luas galian rata-rata
dari dua penampang berurutan dikalikan jarak
antara kedua penampang tersebut
(0,5[G1+G2].d)
◦ Volume timbunan (T) adalah rata-rata dari dua
penampang tersebut dikalikan dengan jaraknya
(0,5[T1+T2].d)
4
Perhitungan Average End Area Method
d
G
1
T1
Penampang
Melintang
Rencana Jalan
pada Potongan
1
5
Galian Timbunan (7/9)
Mass Diagram
Suatu "mass diagram", berupa suatu lengkungan yang
menunjukkan penjumlahan aljabar volume galian dan
timbunan
Mulai dari satu stasion tertentu sampai stasion
berikutnya
Pada gambar lengkungan volume (mass), stasion
ditempatkan pada absis dan volume pada ordinatnya.
Skala di absis sama dengan skala horisontal dari profil
memanjang.
Untuk menggambar lengkungan volume, disusun
terlebih dahulu dalam tabel, penjumlahan dari galian
(+) dan timbunan (-)
Skala dari ordinat disesuaikan dengan volume dalam
m3, misalnya 1 cm = 100 m3
6
Galian Timbunan (9/9)
Mass Diagram
7
Contoh Tabel Perhitungan Mass
Diagram
Volume dalam m3
Jumlah galian
timbunan (-)
Station galian (+) dan timbunan
+ susutan
110 0
148 -
+ 50 148
130 -
111 278
200 -
112 478
- 85
113 393
- 130
114 263
8
Pemindahan atau Haul dan Overhaul (1/2)
Dengan mass diagram kita dapat menentukan
pembagian galian dan timbunan dengan sebaik
mungkin.
Andaikata AC adalah jarak "free haul", artinya
pemindahan tanah dari A sampai C tidak perlu
membayar ekstra untuk angkutan.
Kalau kita sebut free haul = 150 m, kita bisa cari
di diagram sampai dapat suatu garis horisontal AC
yang menyatakan panjangnya 150 m.
Banyaknya tanah yang akan dipindah dinyatakan
dengan ordinat BB'.
Kalau kita tinjau volume diatas OD, berarti galian
dan timbunan antara dua titik ini sudah menutup.
9
Pemindahan atau Haul dan Overhaul (2/2)
Tetapi disini ada termasukkan bagian free haul
AC. Jadi bagian antara OD dan AC yang
dinyatakan dengan ordinat AA' harus diangkut
untuk ditimbun dibagian CD. Ini disebut
overhaul. Jarak overhaul adalah jarak antara
titik-titik berat dari OAA' dan CC' D dan
dinyatakan dalam station. Jarak overhaul
diperbanyak dengan volume dinamakan
overhaul-volume-station.
Misalnya g dan h adalah titik berat, jarak
overhaul = G H - A C.
Overhaul-volume-station = AA' (GH - AC) atau
CC' (GH - AC).
10
Drainase
11
Drainase Permukaan Jalan
Sistem drainase permukaan pada
konstruksi jalan raya pada umumnya
berfungsi sebagai berikut :
Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar
dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan
lewat saluran samping; menuju saluran pembuang
akhir.
Mencegah aliran air yang berasal dari daerah
pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah
perkerasan jalan.
Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan
akibat aliran air.
12
Drainase Bawah Permukaan Jalan
Drainase Bawah Permukaan berfungsi
menurunkan muka air tanah dan mencegat
serta membuang air infiltrasi dari daerah
sekitar jalan dan permukaan jalan atau air
yang naik dari subgrade jalan. Fungsi utama
dari sisitem drainase ini adalah :
◦ Menurunkan m.a.t sampai kedalaman min 1.00 m
di bawah permukaan tanah (di dalam base, urugan
tanah atau tanah)
◦ Mencegat air dari daerah sekitar agar tidak
merembes ke dalam urugan tanah.
13
Kemiringan Melintang pada Perkerasan dan Bahu Jalan
Pada daerah jalan yang datar dan lurus
Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan
membuat kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah
perkerasan menurun/ melandai kearah selokan samping.
Daerah Jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan.
Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu
mempertimbangkan pula besarnya kemiringan alinyemen vertikal
jalan yang berupa tanjakan dan turunan; agar supaya aliran air
secepatnya bisa mengalir ke selokan samping
Pada Daerah Tikungan
Kemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasanya
harus mempertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut
persyaratan alinyemen horizontal jalan ; karena itu kemiringan
perkerasan, jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan
menurun/melandai ke sisi dalam tikungan.
14
Selokan samping
Pemilihan jenis material untuk selokan samping
umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana
aliran air yang akan melewati selokan samping
sedemikian sehingga material dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
15
Gorong-gorong
Fungsi gorong-gorong adalah mengalirkan air dari sisi
jalan ke sisi lainnya. Untuk itu desainnya harus juga
mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur
supaya gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air
dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu
lintas dan timbunan tanah. Bagian utama gorong-
gorong terdiri atas :
◦ Pipa sebagai kanal air utama
◦ Tembok kepala, yaitu tembok yang menopang ujung dan
lereng jalan. Tembok penahan yang dipasang bersudut
dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan
kemiringan jalan.
◦ Apron (dasar) adalah lantai dasar dibuat pada tempat
masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan dapat
berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur.
16
Desain Penampang Saluran Samping
Penampang Saluran Samping Tanpa Pasangan
Ketentuan-ketentuan untuk menentukan dimensi
saluran samping tanpa pasangan adalah:
◦ Luas minimum penampang saluran samping tanpa pasangan
adalah 0,50 m2
◦ Tinggi minimum saluran (T) adalah 50 cm
17
Terima Kasih
18