2
Superelevasi Maksimum, emaks
Superelevasi yang umum digunakan di Indonesia:
1. Jalan antar kota: emaks = 10%
2. Jalan perkotaan: emaks = 6%
3. Daerah perumahan (urban built-up areas) biasanya tidak menggunakan
superelevasi (emin = 0)
4. Untuk perencanaan jalan tol, dengan perkerasan beton digunakan 8%.
3
Jari-jari Minimum & Panjang Lurus Maksimum
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jari-jari Minimum Tanpa Lengkung 2500 1500 900 500 350 250 130 60
Peralihan (m)
Jari-jari Minimum Tanpa 5000 2000 1250 700 - - - -
Superelevasi (m)
Fungsi Panjang Bagian Lurus Maksimum (m)
4
Hubungan Kecepatan Rencana VS Lengkung Horizontal
5
Proses Umum Perancangan Tikungan
Jari-jari Tikungan
Perhitungan Komponen-komponen
Tikungan
ya
6
Jenis Lengkung Horizontal
Simple Circular Curve (FC-Full Circle)
1
Tc = 𝑅 tan 𝛥
2
𝛥
Lc = 0 2𝜋𝑅
360
1
Ec = Tc tan 𝛥
4
atau
1
Ec = Tc tan 𝛥
4
8
Circular Curve with Spiral (S-C-S)
Ls 360
s
2R 2
c 2 s
c
Lc 2R
360
p p* Ls
k k *Ls
Ts R p tan(0.5) k
Es
R p R
cos0.5
Ltotal Lc 2 Ls
Xc k R sin s
Yc p R(1 cos s)
9
Full Spiral Curve (S-S)
s 0 . 5
4Rs
Ls
360
p p* Ls
k k *Ls
Ts R p tan(0.5) k
Es
R p
R
cos0.5
Lt ot al 2 Ls
Xc k R sin s
Yc p R(1 cos s)
10
Faktor p* dan k*
11
Efek Visual pada Bentuk Spiral di Tikungan
Perubahan bentuk
yang tiba-tiba dari
lurus dan lengkung
dan pada lengkung
dengan jari-jari
kecil
Perubahan yang
tidak tiba-tiba dari
bentuk lurus ke
lengkung
12
Diagram Superelevasi untuk Tikungan S-C-S
TS SC CS ST
Pot. 2
e%
Pot. 1
2%
0%
2%
Pot. 3
e%
Pot. 4 Ls
Ls Lc
2% e%
2% 2% 0% 2% 2%
e%
13
Diagram Superelevasi untuk Tikungan S-S
Pot. 4
2% 2% 0% 2%
TS SCS ST
Pot. 3
Pot. 1 Pot. 2
Pot. 2
e%
Pot. 1
2%
2%
0%
2% e%
2%
e%
Pot. 3
Ls Ls e%
Pot. 4
14
Diagram Superelevasi untuk Tikungan F-C
Pot. 4
2% 2% TC CT
Pot. 3
Pot. 1
Pot. 2
0% 2%
Pot. 1
2%
Pot. 2
0%
0,67%
2% 2%
Pot. 3
2%
2%
1/3 Ls'
Lc 2/3 Ls'
2/3 Ls' 1/3 Ls'
Pot. 4
15
Stationing
Suatu titik D dengan Sta. D : 1+234,567 menunjukkan
bahwa jarak titik D dari titik awal acuan adalah:
◦ satu kilometer, dan
◦ dua ratus tiga puluh empat meter lima ratus enam puluh tujuh
milimeter.
Tujuan penggunaan stationing adalah
◦ sebagai tanda atau lokasi titik-titik penting, seperti titik awal,
simpang, titik penting tikungan, titik awal jembatan, titik akhir,
dan sebagainya.
◦ Digunakan sebagai acuan jarak.
16
Stationing
A
D
Stasioning:
o Sta A = 1+234,567
o Sta TS1= Sta A + d1– Ts1
o Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1
o Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1
o Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1 Tikungan 2
17
Tikungan Gabungan
Tikungan gabungan adalah dua atau lebih tikungan pada alinyemen horizontal yang
bersebelahan.
Menurut Bina Marga (1997), jenis tikungan gabungan dibedakan menjadi Tikungan
Gabungan Searah yaitu gabungan dua atau lebih tikungan dengan arah putar yang sama
tetapi dengan jari-jari yang berbeda dan Tikungan Gabungan Balik Arah yaitu
gabungan dua tikungan dengan arah putar yang berbeda.
Tikungan gabungan searah dengan sisipan bagian Tikungan gabungan berbalik arah dengan sisipan
lurus minimum sepanjang 20 meter bagian lurus minimum sepanjang 30 meter
(Sumber : Badan Standarisasi Nasional 2004) (Sumber : Badan Standarisasi Nasional 2004)
Tikungan Gabungan
TERIMA KASIH
22