Anda di halaman 1dari 9

JEMBATAN KELVIN DAN JEMBATAN GANDA KELVIN

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan jembatan kelvin dan jembatan
ganda kelvin
2. Untuk bentuk gambar rangkaian jembatan kelvin dan kelvin ganda.
3. Untuk memahami persamaan dari rangkaian jembatan kelvin dan kelvin
ganda dan penerapannya

A. Jembatan Kelvin
Jembatan Kelvin, merupakan modifikasi dari jembatan Wheatstone dan
menghasilkan ketelitian yang jauh lebih besar untuk pengukuran tahanan-tahanan
yang sangat rendah, yaitu sekitar 1 Ω sampai 0,00001 Ω.
Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-
nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter
rangkaian lainnya yang diturunkan secara lagsung dari nilai komponen, seperti
frekuensi sudut, fasa dan temperatur. Karena rangkaian jembatan hanya
membandingkan nilai komponen yang tidak diketahui dengan komponen yang
besarnya diketahui secara tepat (sebuah standar), ketelitian pengukurannya tentu
saja bisa tinggi sekali. Ini adalah demikian sebab pembacaan pengukuran dengan
cara perbandingan yang didasarkan pada penunjukan nol dari kesetimbangan
rangkaian jembatan, pada dasarnya tidak bergantung pada karakteristik detektor
nol. Jadi ketelitian pengukuran adalah langsung sesuai dengan ketelitian
komponen-komponen jembatan, bukan dengan indikator nolnya sendiri.
1. Efek kawat-kawat Penghubung
Jembatan Kelvin merupakan modifikasi dari jembatan Wheatstone
yang menghasilkan ketelitian yang lebih besar dalam pengukuran tahanan-
tahanan rendah (low values resistances), umumnya di bawah 1 Ω.
Penghubung Perhatikan rangkaian jembatan yang di tunjukkan dalam gambar
II.1 dimana RY menyatakan tahanan kawat dari R3 dan cc.

Gambar II.1: Rangkaian Jembatan Wheatstone menunjukan tahanan Ry dari


kawat titik m ke titik n.

Disebabkan adanya kawat penghubung ini, memungkinkan galvanometer


mempunyai dua jenis hubungan, yaitu ke titik m atau ke titik n, sehingga, jika:

a. galvanometer dihubungkan ke titik m, maka tahanan dari kawat


penghubung Ry akan dijumlahkan ke tahanan yang tidak diketahui Rx, dan
dihasilkan tahanan Rx yang lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya.

b. galvanometer dihubungkan ke titik n, maka tahanan R y akan dijumlahkan


ke tahanan R3, dan dihasilkan nilai pengukuran Rx lebih rendah dari yang
seharusnya disebabkan nilai aktual R3 menjadi lebih besar dari nilai
nominal nya, yaitu : (R3 + Ry ).

Dari butir ( a ) dan ( b ) diatas, diperoleh bahwa hasil pengukuran tahanan


Rx yang jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari yang seharusnya.Sekarang,
jika galvanometer dihubungkan ke titik p yang terletak antara titik m dan n
sedemikian rupa, sehingga perbandingan tahanan dari titik n ke p dan dari
titik m ke p sama dengan perbandingan antara tahanan-tahanan R 1 dan R2,
dan secara matematis hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Rnp R 1
= (II.1)
R mp R 2

Persamaan setimbang untuk jembatan memberikan :

R1
R x + R np= (R + R ) (II.2)
R 2 3 mp

Rnp + Rmp =R y

R1
Rnp= R
R2 mp

R1
¿ ( R −R np )
R2 y

R1 R1
¿ R y − Rnp
R2 R2

R1 R1 R 4
( )
Rnp 1+
R2
=
R2

R1 R y 1
Rnp= .
R2 R
1+ 1
R2

R1 R y
Rnp=
R2 + R1

Sedangkan Rmp bila dighitung dengan cara yang sama akan didapatkan :

R1 R y
Rmp =
R2 + R1
Dengan mensubtitusikan persamaan (II.1) kedalam persamaan (II.2)
diperoleh:

R1 R R2
R x+ ( R 1+ R 2 ) R2 [
R y = 1 R3 + R
R1+ R2 y ] (II.3)

Yang setelah disederhanakan menjadi :

R1 R y R 1 R3 R1 R 2 R y
R x+ = +
R1 + R2 R 2 R 1 R2 + R 2 R 2

R 1 R3 R1 R2 R y R1 R y
R x= + −
R2 R 1 + R 2 R 1 + R2

R1
R x= R (II.4)
R2 3

Persamaan (II.4) adalah persamaan setimbang yang umum dikembangkan


terhadap jembatan wheatstone dan dia menunjukan bahwa efek tahanan kawat
penghubung dari titik m ke n telah dihilangkan dengan menghubungkan
galvanometer ke posisi p.

Perkembangan yang lain membentuk dasar-dasar konstruksi jembatan ganda


Kelvin, yang umumnya dikenal sebagai jembatan Kelvin.

2. Jembatan Ganda Kelvin

Pada gambar II.2, ditunjukkan rangkaian dasar jembatan ganda Kelvin,


dimana terdapat pembanding lengan kedua.
Kedua lengan ini diberi nama a dan b, yang menghubungkan galvanometer ke
titik p pada potensial yang sesuai antara antara titik m dan n, dan berfungsi
menghilangkan pengaruh tahanan gandar (yoke)Ry.

Pada jembatan ini ditetapkan suatu persyaratan awal, dimana perbandingan


antara tahanan a dan b sama dengan perbandingan antara R1 dan R2( a / b =
R1/ R2 ).

Penunjukan galvanometer akan nol bila potensial pada k sama dengan


potensial pada p atau bila Ekl = Eemp dimana:

R2 R2
Ekl = E= I¿ (II.5)
R 1+ R 2 R1 + R2

Dan

Eemp =I ¿ (II.6)

Kita dapat menentukan Rx dengan menggunakan Ekl dan Eemp dalam cara
berikut :

R2
I¿ = I¿
R 1+ R 2

Atau disederhanakan menjadi


(a+ b)RY
R3 + R X +
R1 b RY
(a+b + R¿¿ y)=
R1 + R2 [
R3 +
]
(a+ b+ R y )
¿

Dan menghilangkan tanda kurung pada ruas sebelah kanan memberikan :

( a+b ) RY
R3 + R X +
R R R +R b RY
(a+b + R¿¿ y)= 1 3 + R 3+ 1 2 . ¿
R2 R2 ( a+b + R y )

Penyelesaian untuk R X memberikan

R 1 R3 R 1 b RY b RY ( a+b ) R Y
RX= + . + −
R 2 R 2 ( a+ b+ R y ) ( a+b+ R y ) (a+ b+ R¿¿ y )¿

R 1 R3 R1 b Ry b Ry −a R y −b R y
R x= + . +
R2 R2 (a+b+ R y ) ( a+b+ R y ) (a+ b+ R y )

R 1 R3 R1 b Ry −a R y b
R x= + . .
R2 R2 (a+b+ R y ) (a+ b+ R y ) b

Sehingga,

R 1 R3 b RY R1 a
RX= + (

R 2 ( a+b+ R y ) R2 b ) (II.7)

a R1
Gunakan syarat awal yang telah ditetapkan yaitu : = , maka persamaan
b R2
(II.7) berubah menjadi hubungan yang terkenal :

R1
R X =R3 (II.8)
R2

Persamaan (II.8) adalah persamaan kerja yang biasa bagi jembatan Kelvin.
Dia menunjuka bahwa tahanan gandar tidak mempunyai efek terhadap
pengukuran, asalkan kedua pasangan lengan-lengan perbandingan mempunyai
perbandingan tahanan yang sama.
Jembatan kelvin digunakan ntuk mengukur tahanan yang sangat
rendah yakni dari sekitar 1 Ω sampai serendah 0,00001 Ω. Gambar II.2
menunjukan diagram rangkaian yang disederhanakan bagi sebuah jembatan
kelvin komersial yang mampu mengukur tahanan dari 10 Ω sampai 0,00001
Ω. Dalam jembatan ini tahanan R3 dari persamaan (II.8) dinyatakan oleh
tahanan variabel standar dalam gambar II.2. Lengan-lengan pembanding ( R1
dan R2) biasanya dapat dipilih dalam sejumlah langkah kelipatan sepuluh.
Penurunan tegangan kontak dalam rangkaian pengukuran dapat
mengakibatkan kesalahan besar , dan untuk menurunkan efek ini tahanan
standar dilengkapi dengan sembilan langkah masing-masing 0,001 Ω
ditambah sebuah batang manganin 0,0011 Ω yang telah dikalibrasi beserta
sebuah kotak geser. Dengan demikian tahanan total lengan R3adalah 0,0101 Ω
dan dapat diubah dalam langkah 0,001 Ω ditambah bilangan pecahan 0,0011
Ω oleh kotak geser. Bila kedua kotak dipindahkan untuk memilih nilai
tahanan standar yang sesuai, penurunan tegangan antara titik-titik sambungan
lengan-lengan perbandingan akan berubah, tetapi tahanan total sekeliling
rangkaian batere tidak berubah. Susunan ini menempatkan setiap tahanan
kotak secara seri dengan lengan-lengan pembanding yang nilai tahanannya
relatif tinggi, dan tahanan kotak mempunyai efek yang diabaikan.
Perbandingan R1 / R2 sebaikanya dipilih sedemikian sehingga yang
digunakan dalam rangkaian pengukuran adalah bagian standar tahanan yang
relatif besar. Dengan cara ini nilai tahanan R x yang tidak diketahui ditentukan
berdasarkan kemungkinan jumlah angka-angka berarti yang paling besar,
sehingga ketelitian pengukuran lebih baik.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Jembatan Kelvin merupakan modifikasi dari jembatan Wheatstone yang
menghasilkan ketelitian yang lebih besar dalam pengukuran tahanan-
tahanan rendah (low values resistances), umumnya di bawah 1 Ω.
2. Gambar rangkaian jembatan kelvin yaitu:

Sedangkan gambar rangkaian jembatan kelvin ganda yaitu:

3. Rumus dari rangkaian jembatan kelvin dan kelvin ganda yaitu:


Rumus jembatan kelvin:
R1
R x= R (III.1)
R2 3
Rumus jembatan kelvin ganda:
R1
R X =R3 (III.2)
R2

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Dicky Arinanda. 2012. Pusat Bahan Ajar: Universitas Marcu Buana

Cooper,David William. 1985. Instrumentasi Elektronik dan Tekhnik Pengukuran.


Jakarta: Erlangga.

Suryatmo,F. 1979. Tekhnik Listrik Arus Searah. Bandung: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai