Anda di halaman 1dari 26

BAB 5

FILTER ELEKTRONIKA DAN MODULASI

A. Pendahuluan 
Filter (Tapis) elektronika membahas prinsip berbagai jenis filter mulai
dari filter pasif (menggunakan komponen pasif) sampai kepada filter aktif
(menggunakan komponen aktif). Variabel utama yang menjadi perhatian
dalam filter adalah tentang pengaturan frekuensi sinyal yang dihasilkan
suatu rangkaian. Masing-masing jenis filter mempunyai daerah frekuensi
tertentu. Penerapan filter elektronika banyak digunakan dalam sistem
komunikasi melalui sistem modulasi secara analog atau secara dugital.
Dalam mempelajari Bab ini, hendaknya pengguna telah mengetahui
peranti pasif, peranti aktif, materi umpan balik, dan osilator yang dapat
membentuk suatu rangkaian filter, maupun sistem modulasi.

B. Capaian Pembelajaran 
Bab ini membahas tentang filter elektronika dengan capaian
pembelajaran yaitu Mahasiswa mampu memahami prinsip rangkaian filter
elektronika dan modulasi. Indikator pencapaian kompetensi yang
diharapkan setelah mempelajari materi ini adalah:
1. Membedakan filter pasif dan aktif
2. Mengidentifikasi beberapa jenis filter elektronik
3. Memahami low pass filter
4. Memahami high pass filter
5. Memahami sistem modulasi.
84 Elektronika Lanjut

C. Relevansi dan Permasalahan 


Rangkaian filter elektronik digunakan untuk mengatur penggunaan
frekuensi pada suatu rentang frekuensi yang disesuaikan dengan
keperluan. Umumnya filter elektronika banyak digunakan dalam sistem
komunikasi, agar tidak terjadi gangguan oleh frekuensi lain atau oleh
faktor lain. Suatu filter berguna dalam melewatkan satu jalur frekuensi
tertentu dan akan menolak frekuensi lainnya. Filter Elektronika juga
berperan penting dalam sistem transmisi dan penerimaan sinyal
komusikasi, sehingga sinyal yang diperlukan tidak banyak mengalami
gangguan.
Filter elektronika terdiri dari beberapa jenis seperti jenis filter pasif,
filter aktif, low pass filter, high pass filter dan berbagai jenis filter lainnya.
Selain itu dalam sistem komunikasi dikenal juga istilah modulasi dalam
pentransmisian maupun penerimaan sinyal. Permasalahannya yaitu
bagaimanakah jenis frekuensi yang dapat difilter oleh setiap jenis filter?
Bagaimanakah prinsip dan rangkaian setiap jenis filter? Bagaimanakah
prinsip modulasi analog dan modulasi digital dalam transmisi dan
penerimaan sinyal? Untuk memahaminya silahkan dipelajari materi
berikut ini.

D. Uraian Materi Filter Elektronika dan Modulasi 

5.1. Berbagai Jenis Filter Berdasarkan Frekuensinya


Filter elektronika adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi
dalam memisahkan sinyal-sinyal yang diperlukan terhadap sinyal yang
tidak diperlukan. Rangkaian filter mampu memblokir sinyal interferensi,
sehingga dapat memperbaiki kualitas suara, gambar serta dapat mengubah
sinyal dengan cara lain sesuai keperluan. Filter elektronika dapat
dikelompokkan berdasarkan daerah frekuensi yang difilter diantaranya:

a. Low Pass Filter


Low Pass Filter adalah jenis filter elektronika yang mampu
melewatkan sinyal frekuensi rendah, tetapi meredam sinyal frekuensi
tinggi. Bentuk respon Low Pass Filter tampak seperti pada Gambar 5.1.
Gambar tersebut memperlihatkan grafik frekuensi (f) terhadap perolehan

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 85

(A) low pass filter. Filter jenis ini akan melewatkan frekuensi sinyal dari
frekuensi rendah hingga memcapai frekuensi sumbat fc (frekuensi cut-off).

Gambar 5.1 Respon Low Pass Filter.

b. High Pass Filter


High Pass Filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi,
tetapi meredam frekuensi rendah, responnya menurut Gambar 5.2. Filter
jenis ini mampu melewatkan frekuensi mulai dari frekuensi sumbat (fc)
hingga mencapai frekuensi tinggi.

Gambar 5.2 Respon High Pass Filter

c. Band Pass Filter


Band Pass Filter adalah filter yang melewatkan suatu range frekuensi
tertentu. Artinya filter jenis ini memblok semua frekuensi dari 0 Hz
86 Elektronika Lanjut

sampai frekuensi cut-off yang rendah (f1), melewatkan respon frekuensi


antara f1 dan f2, dan kembali memblok frekuensi tinggi mulai dari
frekuensi cut-off tinggi (f2). Band Pass Filter berguna dalam rangkaian
perlengkapan telekomunikasi radio, TV, dan komunikasi telepon untuk
memisahkan telepon yang berbeda pada transmisi simultan dalam jalur
komunikasi yang sama. Perancangan Band Pass Filter perlu
memperhitungkan nilai Q (faktor mutu), frekuensi cut-off (fc), dan lebar
pita frekuensi (B). Respon frekuensi Band Pass Filter sesuai Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Respon Band Pass Filter.

d. Band Reject Filter


Termasuk filter yang menolak suatu range frekuensi tertentu. Filter ini
melewatkan frekuensi rendah hingga frekuensi cut-off rendah (f1) dan
frekuensi tinggi mulai dari frekuensi cut-off tinggi (f2), sedangkan respon
frekuensi antara f1 dan f2 diblokir sesuai Gambar 5.4. Sama seperti Band
Pass Filter, Band Reject Filter juga memperhitungkan faktor mutu.

Gambar 5.4 Respon Band Reject Filter.

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 87

e. All Pass Filter (APF)


Rangkaian All Pass Filter walaupun termasuk salah satu jenis filter,
namun pada dasarnya bukan termasuk rangkaian filter, karena tidak ada
batasan frekuensi yang difilter. Rangkaian ini terkenal dengan nama delay
equalizer atau phase corector, karena berhubungan dengan fungsi
rangkaian dalam aplikasinya. Rangkaian ini sering digunakan pada sinyal
telekomunikasi untuk menyesuaikan fasa sinyal atau untuk membuat
selisih frekuensi dengan aslinya. Selain itu filter ini juga digunakan untuk
stereo buatan audio, untuk penggetar suara pada gitar listrik, dan lain lain.

5.2 Filter Pasif


Filter pasif adalah filter yang menggunakan frekuensi di atas 1 MHz,
tidak mempunyai perolehan daya dan relatif sulit ditala. Filter pasif dapat
dirangkai dari komponen pasif seperti kombinasi R dengan C atau
menggunakan kombinasi L dengan C. Orde untuk filter pasif ditentukan
oleh jumlah komponen reaktif yang digunakan. Jika terdapat satu L dan
satu C, maka disebut filter pasif orde kedua.

Gambar 5.5 Filter pasif LC Orde kedua.

Filter LC orde kedua mempunyai frekuensi resonansi dan faktor


kualitas (mutu) Q yang diyatakan sebagai berikut :
1
fo  (5-1)
2 LC

dan
R
Q = X (5-2)
L

Reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XC) dihitung pada


frekuensi resonansi. Sedangkan faktor mutu filter ditentukan berdasarkan
perbandingan resistansi resistor (R) terhadap rektansi induktif (XL).
88 Elektronika Lanjut

Contoh 1
Jika pada Gambar 5.5 mempunyai induktor 10mH, kapasitor 2,2F,
dan resistor 200 Ohm, tentukan frekuensi resonansi dan nilai Q-nya.

Solusi
1 1
fo  = = 1073,6 Hz
2 LC 2  3,14 (10mH)(2,2μF)
500 500
Q=   7,4
2ππ(1,073K z)(10mH) 67,42

Nilai Q yang tinggi menyebabkan respon frekuensi bernilai puncak


(maksimum). Jika nilai Q diturunkan hingga sama dengan 0,707 maka
nilai puncak resonansi akan turun dan kondisi tersebut dinamakan respon
Butterwoth.

5.3 Filter Aktif Orde Pertama


Suatu filter dikatakan filter aktif, jika dalam rangkaiannya selain
menggunakan beberapa peranti reaktif seperti resistor dan kapasitor, juga
menggunakan peranti aktif seperti op-amp atau transistor dengan
penguatan yang bisa diatur sesuai dengan yang diinginkan. Besarnya nilai

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 89

tanggapan biasa dinyatakan dalam penguatan rasio volt atau dinyatakan


dalam desibell (dB) dengan bentuk respon yang berbeda pada setiap jenis
filter. Besar nilai respon dapat diperoleh dari perhitungan fungsi alih
(perolehan) yaitu:

Vout
A (5-3)
Vin
dengan
A = fungsi alih/perolehan
Vout = tegangan keluaran
Vin = tegangan masukan

Untuk filter tingkat pertama (orde pertama) memiliki satu kapasitor,


sehingga tingkat filternya hanya dapat menghasilkan filter jenis respon
low pass filter dan high pass filter.

a. Tingkat Low-Pass Filter

Gambar 5.6 Rangkaian Low-Pass Filter perolehan 1 non-inverting.

Filter ini tidak lebih dari suatu rangkaian RC dan suatu pengikut
tegangan. Untuk perolehan suatu rangkaian low pass filter non pembalik
seperti Gambar 5.6 mempunyai perolehan tegangannya:

Av = 1 (5-4)

Frekuensi cutoff 3 dB dirumuskan dengan

fc = 1 (5-5)
2 R1C1
90 Elektronika Lanjut

Saat frekuensi meningkat di atas frekuensi cut-off, reaktansi kapasitif


berkurang dan menurunkan tegangan masukan non-inverting. Rangkaian
tertinggal R1C1 di luar loop umpan balik, maka keluaran roll-off dan
selama frekuensi melewati fc, sehingga kapasitor terhubung singkat.

Gambar 5.7 Rangkaian Low-Pass Filter perolehan non-inverting.

Gambar 5.7 termasuk rangkaian low pass filter orde pertama non-
inverting. Mempunyai kelebihan dari aspek perolehan tegangan yaitu
R
Av  2  1 (5-6)
R1
Frekuensi cut-off nya adalah
1
fc  (5-7)
2 R3C1
Rangkaian Gambar 5.7 ketika berada pada frekuensi fc ke atas, maka
rangkaian tertinggal menurunkan tegangan masukan non-pembalik.
Rangkaian tertinggal R3C1 di luar loop umpan balik, maka keluaran roll-
off.
Keadaan Gambar 5.8 adalah bentuk low pass filter dengan perolehan
tegangan membalik. Untuk frekuensi rendah, kapasitor terbuka, sehingga
rangkaian menjadi penguat pembalik dengan perolehan tegangan
memenuhi
R
Av   2 (5-8)
R1

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 91

Gambar 5.8 Rangkaian Low-Pass Filter perolehan inverting.

Sedangkan frekuensi cut-off nya adalah

1
fc  (5-9)
2R2 C1

Terjadinya peningkatan frekuensi mengakibatkan reaktansi kapasitif


berkurang dan menurunkan impedansi umpan balik, serta menyebabkan
menurunnya perolehan tegangan. Selanjutnya ketika frekuensi mendekati
tak berhingga, kapasitor terhubung singkat sehingga tidak ada perolehan
tegangan yang berarti dan tidak ada frekuensi tinggi yang dilewatkan.

b. Tingkat High-Pass Filter


Rangkaian High-Pass Filter pada frekuensi tinggi, ditunjukkan pada
Gambar 5.9. Rangkaian dapat bertindak seperti penguat pembalik dengan
perolehan tegangan sama dengan persamaan [5-4] yaitu 1 dan frekuensi
cut-off nya sama dengan persamaan [5-5]. Saat frekuensi lebih rendah di
bawah frekuensi cut-off, maka reaktansi kapasitif menigkat dan
menurunkan tegangan masukan non-inverting. Rangkaian tertinggal R1C1
di luar loop umpan balik, maka keluaran roll-off dan selama frekuensi
mendekati nol, kapasitor terhubung buka.
92 Elektronika Lanjut

Gambar 5.9 Rangkaian High-Pass Filter perolehan 1 non-inverting.

Gambar 5.10 Rangkaian High-Pass Filter perolehan non-inverting.

Gambar 5.10 merupakan rangkaian high pass filter dengan perolehan


maupun frekuensi cut-off-nya juga sama dengan persamaan untuk
rangkaian low pass filter. Rangkaian Gambar 5.10 ketika frekuensi cut-
off, maka rangkaian RC menurunkan tegangan masukan non pembalik,
dan karena rangkaian tertinggal R3C1 di luar loop umpan balik, maka
tegangan akan roll-off.
Untuk rangkaian Gambar 5.11 mempunyai perolehan menurut
persamaan (5-10)

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 93

Gambar 5.11 Rangkaian High-Pass Filter perolehan inverting.

 C1
Av  (5-10)
C2

sedangkan frekuensi cut-off nya adalah

fc = (5-11)

Saat frekuensi menurun, maka reaktansi kapasitif pada rangkaian Gambar


5.11 meningkat yang menyebabkan menurunnya sinyal masukan umpan
balik. Selanjutnya ketika frekuensi mendekati nol, maka kapasitansi
menjadi terbuka, sehingga tidak ada sinyal pada frekuensi rendah.

5.4 Filter Aktif Orde kedua


Filter aktif orde kedua adalah tingkat filter yang paling umum, karena
mudah dibuat dan dianalisis. Setiap filter orde kedua mempunyai frekuensi
resonansi dan Q untuk menentukan berapa besar pemuncakan yang terjadi.

a. Tingkat Low-Pass Filter


Low-pass filter yang ditunjukkan pada Gambar 5.12 disebut juga filter
VCVS, karena menggunakan penguat operasional sebagai sumber
tegangan dan tegangan kendali. Perolehan tegangan, harga Q, dan
frekuensi cut-off dari filter ini menurut persamaan [5-12]
94 Elektronika Lanjut

Gambar 5.12 Low-Pass Filter orde kedua.

Penguatan low pass filter

Av = 1 (5-12a)

nilai faktor Q filter ini memenuhi

Q = 0.5 C2 (5-12b)
C1

1
fc = (5-12c)
2 R C1C2

Kondisi Butterworth memenuhi:


Q = 0.707 (5-13)
Kc = 1
dari persamaan (5-12c) dapat dihitung frekuensi cutoff :

fc = Kc. fp (5-14)
dimana
fc = frekuensi cut-off
fp = frekuensi kutub
Kc = konstanta

b. Tingkat High-Pass Filter

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 95

Gambar 5.13 High Pass Filter orde kedua.

Untuk menghitung frekuensi cut-off dari high-pass filter yaitu :

Av = 1

R1
Q  0.5
R2

1
fp  (5-15)
2 C R1R2
sedangkan:

fp
fc  (5-16)
Kc

Contoh 2
Berapakah frekuensi kutub dan Q filter elektronik pada rangkaian
Gambar 5.13 jika C = 1 nF, R1 = 20k, R2 =10k. Tentukan frekuensi
cut-off nya.

Solusi
1 1
fp  =  11,26kHz
2 C R1R2 2  3,14 1nF (20k)(10k)
96 Elektronika Lanjut

R1
Q  0.5 = 0,707
R2

karena Q = 0,707, maka filter mempunyai respon orde kedua Butterworth,


sedangkan fc =fp = 11,26 kHz.

5.5 Modulasi
Sistem informasi baik yang analog maupun informasi digital yang
dikomunikasikan melalui teknologi nirkabel (wireless) pada dasarnya
menggunakan frekuensi radio sebagai media transmisinya. Aspek penting
dalam sistem komunikasi radio adalah modulasi, yaitu cara penumpangan
informasi pada gelombang radio yang berfungsi sebagai pembawanya.
Gelombang pembawa biasanya berbentuk gelombang sinus yang
berfrekuensi tinggi. Gelombang sinus mempunyai tiga parameter penting
terkait sistem modulasi yaitu amplitudo, frekuensi dan fasa. Parameter-
parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasinya,
sehingga membentuk sinyal yang termodulasi.
Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses perubahan suatu
gelombang periodik, sehingga menjadi suatu sinyal yang mampu
membawa suatu informasi. Untuk mengirimkan informasi dari suatu
perangkat ke perangkat lain menggunakan teknologi frekuensi radio, maka
sinyal informasi harus dimodulasi terlebih dahulu sebelum dipancarkan.
Rangkaian yang berfungsi sebagai modulasi disebut modulator.
Modulasi merupakan karakteristik proses gelombang frekuensi tinggi
yang berubah terhadap harga sesaat gelombang frekuansi rendah, dikenal
juga dengan gelombang pemodulasi. Sinyal dengan frekuensi tinggi ini
disebut sebagai gelombang pembawa (carrier). Sinyal pembawa
umumnya berbentuk sinusoidal dengan persamaan

= cos ∅( ) (5-17)

dengan et merupakan nilai sinyal sesaat, E amplitudo dan ∅( ) sebagai


perpindahan sudut total pada saat t. Jika kecepatan sudut sesaat (t)
adalah laju kenaikan sesaat perpindahan sudut ∅( ) memenuhi

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 97

∅( )
( )= (5-18)

sehingga perpindahan sudut menjadi

∅( ) = ∫ ( ) + (5-19)

dengan  adalah konstanta integrasi. Sinyal pembawa yang tidak


termodulasi ( ) selalu tetap, dan dinyatakan c, maka dari persamaan (5-
19) menjadi

∅( ) = + (5-20)

dari hubungan persamaan (5-17) jika t=0, =∅(0), menghasilkan sudut


fasa awal yaitu

= ( + ) (5-21)

Jika =0, maka persamaan (5-21) menjadi

= (5-22)

Simbol c menunjukkan sinyal pembawa (carrier). Sistem modulasi dapat


dihasilkan dengan cara yaitu: 1. Mengubah amplitudo Ec dari sinyal
pembawa yang dikenal dengan modulasi amplitudo dan 2 mengubah sudut
fasa total (t) yang dinamakan modulasi sudut.
Untuk sinyal pemodulasi ditandai dengan simbol m (modulasi)
berbentuk sinusoidal memenuhi persamaan

= (5-23)

Jenis modulasi berdasarkan sinyal informasi yang ditransmisikan


terdiri dari sinyal analog dan sinyal digital. Berdasarkan jenis sinyal
informasi tersebut, maka modulasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu
modulasi analog dan modulasi digital.
98 Elektronika Lanjut

a. Modulasi Analog

Sinyal analog adalah sinyal data yang berbentuk gelombang kontinyu


(terus-menerus). Sistem modulasi sinyal informasi analog dikelompokkan
menjadi 3 jenis berdasarkan parameter suatu gelombang sinus. Ketiga
jenis modulasi analog yang sering digunakan dalam sistem komunikasi
radio yaitu bentuk modulasi amplitudo (AM), modulasi frekuensi (FM)
dan modulasi fasa (PM).

a.1. Modulasi amplitudo


Modulasi amplitudo atau Amplitude Modulation (AM) adalah sistem
modulasi yang proses pemodulasian sinyal frekuensi rendah (sinyal
informasi) pada frekuensi tinggi dengan mengubah amplitudo gelombang
frekuensi tinggi (frekuensi pembawa) tanpa mengubah frekuensinya.
Sistem modulasi amplitudo menghasilkan amplitudo sinyal pembawa yang
berubah menurut sinyal pemodulasi dan perubahan amplitudo sebanding
dengan harga sesaat dari sinyal pemodulasi, tetapi tidak tergantung pada
frekuensinya. Modulasi amplitudo (AM) dapat terjadi jika sinyal dengan
frekuensi rendah/frekuensi modulasi (fm) mengemudikan amplitudo sinyal
lain yang mempunyai frekuensi lebih tinggi/frekuensi carrier (fc).
Modulasi merupakan proses penumpangan informasi yang terkandung
dalam sebuah rentang frekuensi pada sebuah frekuensi pembawa. Jika
modulasi sebagai proses penyiaran suara dipancarkan melalui sebuah
pemancar radio, maka proses penerimaan suara atau musik oleh sebuah
pesawat penerima radio dinamakan demodulasi (kebaikan dari modulasi).
Modulasi digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian karakteristik sinyal
dengan media yang digunakan, sehingga informasi yang dikirim atau
diterima lebih efektif dan sesuai. Bentuk sinyal modulasi amplitudo
ditunjukkan pada Gambar 5.14.

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 99

Sinyal Pemodulasi

Sinyal Carrier

Sinyal AM

Gambar 5.14 Bentuk sinyal modulasi amplitudo (AM)


(Elektronika, 2012).

Dasar penerapan sinyal informasi harus dimodulasi sebelum


ditransmisikan adalah untuk menghindari interferensi dan penggunaan
antena yang efektif. Sinyal-sinyal suara yang frekuensinya sama jika
ditransmisikan secara bersamaan bisa terjadi interferensi, dimana sinyal
saling tumpang tindih dan mengganggu satu sama lain. Penggunaan sistem
modulasi, dimana frekuensi sinyal-sinyal suara dipindahkan ke wilayah
frekuensi yang jauh lebih tinggi, sehingga dapat ditempatkan pada daerah-
daerah frekuensi yang berbeda-beda. Proses ini disebut Frequency
Division Multiplexing (FDM).
Untuk perambatan sinyal suara yang efektif, biasanya memerlukan
ukuran antena yaitu ¼ – ½ dari panjang gelombang sinyal yang akan
ditransmisikan. Sinyal suara yang frekuensinya antara 300-3000Hz, tidak
efektif ditransmisikan secara langsung melalui media udara dalam bentuk
sinyal aslinya. Ukuran antena : ¼ λ – ½ λ (panjang gelombang) dari sinyal
yang akan ditransmisikan.

Contoh 3
Untuk frekuensi informasi 6 kHz, akan memerlukan panjang antena
menurut hubungan berikut.

= (5-24)
100 Elektronika Lanjut

dimana
λ = panjang gelombang
c = kecepatan cahaya, 3.108 m/s
f = frekuensi sinyal suara.

Solusi
Panjang gelombangnya diperoleh sebesar
3. 10
= = 50 Km
6. 10
Jika panjang gelombang λ = 50 km, maka ukuran antena harus
memenuhi ¼ λ – ½ λ = 12,5km – 25 km = 12,5 km. Hal ini tentu saja
sangat tidak efektif untuk membuat antena setinggi 12,5 km.

Telah dijelaskan bahwa gelombang pembawa yang disebut sinyal


pembawa (carrier) dan gelombang informasi yang ditumpangkan
(dimodulasikan) disebut sinyal informasi. Selanjutnya gelombang
pembawa dapat dinyatakan oleh nilai tegangan keluaran sesaat
berdasarkan persamaan (5-22) dinyatakan dalam bentuk persamaan

= (2 ) (5-25)

dimana :
ec = tegangan output gelombang pembawa (volt)
Ac = amplitudo tegangan output gelombang pembawa (volt)
fc = frekuensi gelombang pembawa (Hz)
t = waktu (sekon)

Untuk sinyal informasi dari persamaan (5-23) memenuhi

= (2 ) (5-26)
dimana:
em = tegangan keluaran gelombang sinyal informasi (volt)
Am = amplitudo tegangan keluaran gelombang sinyal informasi
(volt).
fm = frekueansi gelombang sinyal informasi (Hz)
t = waktu (det)

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 101

Jika gelombang pembawa dimodulasi oleh sinyal informasi


sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai
dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi, maka modulasi
inilah yang disebut modulasi amplitudo (AM). Bentuk gelombang sinyal
pembawa (carrier) dan sinyal informasi dalam modulasi AM dapat dilihat
pada Gambar 5.14.

a.2. Modulasi Frekuensi


Bentuk gelombang output dari sinyal pembawa (carrier) dan sinyal
informasi dalam modulasi FM dapat dilihat pada Gambar 5.15.

Gambar 5.15 Bentuk sinyal modulasi frekuensi (Pcmag, 2017).

Modulasi frekuensi atau Frequency Modulation (FM) merupakan


sistem pengiriman informasi frekuensi rendah dengan cara memodulasi
frekuensi gelombang pembawa yang berfrekuensi tinggi. Jadi pada
modulasi ini, sinyal informasi mengubah frekuensi gelombang pembawa
sedangkan amplitudonya tetap selama proses modulasi. Penerapan kedua
jenis modulasi ini dalam teknologi penyiaran, masing-masing disebut
pemancar atau penerima AM (Amplitudo modulation) dan pemancar atau
penerima FM (Frequency Modulation).
102 Elektronika Lanjut

a.3. Modulasi Fasa

Gambar 5.16 Grafik perbandingan modulasi analog (Elektronika,


2012).

Modulasi fasa atau Phase Modulation (PM) merupakan modulasi


yang berhubungan dengan sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Modulasi fasa merepresentasikan informasi sebagai variasi fasa (phase)
dari sinyal pembawanya. Sinyal informasi pada modulasi ini, mengubah
fasa gelombang pembawanya, sedangkan amplitudo gelombang
pembawanya tetap (tidak berubah), namun jarang digunakan karena
modulasi fasa memerlukan perangkat penerima yang lebih kompleks.
Adapun bentuk sinyal ketiga jenis modulasi ditunjukkan pada Gambar
5.16.

Kelebihan sinyal transmisi FM dibanding sinyal AM yaitu:


a) Amplitudo sinyal FM konstan, sehingga tidak memerlukan penguat
linier (kelas A atau B) seperti pada pemancar AM. Jadi dengan
penguat kelas C sudah cukup efisien.
b) Adanya capture effect pada penerima FM, yakni sinyal yang lebih
kuat meredam sinyal lain yang lebih lemah pada frekuensi yang

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 103

hampir sama, serta mencegah interferensi dengan sinyal lain yang


tidak diinginkan.
c) FM lebih tahan terhadap derau, karena memiliki rangkaian pre-
amphasis di pemancar yang menaikkan amplitudo peranti
frekuensi tinggi, sehingga lebih tahan terhadap derau. Sedangkan
di penerima mempunyai rangkaian de-emphasis, yang
mengembalikan amplitudo frekuensi tinggi ke kondisi awal.
d) Pemancar FM komersial, memisahkan saluran frekuensi yang
berdekatan oleh ‟guard band‟ selebar 25 kHz, sehingga mencegah
interferensi antar saluran. Selain itu, pemancar FM beroperasi pada
daerah frekuensi VHF dan UHF yang lebih sedikit deraunya.
e) Komunikasi FM mendekati ‟line of sight‟ yaitu antena pemancar
dan penerima saling ‟melihat‟ yang membatasi radius penerimaan.
Jadi memungkinkan menggunakan beberapa pemancar berbeda
pada frekuensi yang sama dengan interferensi yang kecil.
Kelemahan sistem transmisi FM dibanding AM yaitu:
a) Saluran yang diperlukan pada komunikasi FM jauh lebih lebar dari
AM.
b) Perlengkapan pemancar dan penerima FM labih rumit daripada
AM, khususnya bagian modulator dan demodulatornya.
c) Daerah jangkauan FM lebih kecil daripada AM.

b. Modulasi Digital
Modulasi digital adalah proses penumpangan sinyal digital ke dalam
sinyal pembawanya (carrier signal). Modulasi digital memodifikasi sifat
dan karakteristik gelombang pembawa, sehingga bentuk sinyal
pembawanya memiliki ciri-ciri berbentuk pulsa yaitu biner 1 (ON) atau
biner 0 (OFF). Keunggulan sinyal digital yaitu tidak mudah mengalami
derau, proses informasinya mudah, cepat dan akurat. Sama seperti sinyal
analog, maka untuk mengirimkan sinyal digital dari suatu perangkat
elektronik ke perangkat elektronik lainnya menggunakan teknologi
nirkabel atau wireless (Radio Frekuensi) juga diperlukan proses
pemodulasian yang disebut modulasi digital.
Terdapat tiga jenis modulasi digital dasar yaitu Amplitudo Shift
Keying (ASK), Freqency Shift Keying (FSK) dan Phase Shift Keying
(PSK). Aplikasi selanjutnya modulasi digital menggunakan kombinasi dari
104 Elektronika Lanjut

ketiga jenis dasar modulasi tersebut seperti APK (Amplitude Phase


Keying). Gambar sinyal modulasi digital ditunjukkan pada Gambar 5.17.

b.1. Amplitude Shift Keying (ASK)


Amplitudo Shift Keying (ASK) yaitu modulasi dimana gelombang
pembawa dimodulasi berdasarkan amplitudo sinyal informasi digitalnya.
Sistem modulasi ASK, merepresentasikan simbol biner 1 dengan suatu
ketinggian amplitudo tertentu pada gelombang pembawanya. Jika sinyal
digital biner 1, maka sinyal pembawa akan dikirimkan dan jika tidak,
berarti sinyal 0 yang dikirimkan.

b.2. Frequency Shift Keying (FSK)


Frequency Shift Keying (FSK) merupakan bentuk modulasi digital
yang gelombang pembawanya dimodulasi berdasarkan pergeseran
frekuensi melalui sistem biner 1 dan 0. Dalam FSK sinyal ditransmisikan
secara berbeda antara satu sama lain dalam satu atau dua buah sinyal
sinusoidal yang berbeda frekuensinya.

Gambar 5.17 Grafik perbandingan modulasi digital


(Elektronika, 2012).

M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 105

b.3. Phase Shift Keying (PSK)


Phase Shift Keying (PSK) adalah sistem modulasi yang proses
pemodulasiannya menggunakan cara penggeseran Fasa (Phase). Sinyal
gelombang pembawa sinusoidal dengan amplitudo dan frekuensi yang
dapat digunakan untuk menyatakan sinyal biner 1 dan 0, dimana untuk
biner 0, fasa gelombang pembawa bergeser 180°, sebagaimana dalam
Gambar 5.17.

E. Rangkuman 
Respon frekuensi dalam filter elektronika yaitu low-pass, high-pass,
band-pass, band-stop, dan all-pass. Orde dari sebuah filter ditentukan oleh
jaringan peranti reaktifnya. Filter dibedakan atas filter pasif dan filter
aktif. Filter pasif mempunyai jaringan RC atau LC, sedangkan filter aktif
menggunakan transistor atau op-amp yang dilengkapi jaringan RC atau
LC. Filter aktif mengalami roll-off pada frekuensi cut-off, dengan faktor
Q. Perolehan respon frekuensi rata-rata maksimal ketika Q=0,707 (kondisi
Butterword). Sinyal suara dengan frekuensi rendah dapat ditransmisikan
ataupun diterima melalui sistem modulasi dari sinyal carrier yang
berfrekuensi tinggi. Sistem modulasi terdiri dari modulasi analog dan
modulasi digital.

F. Daftar Bacaan 
Barna, Arpad & Porad Dan I. 1989. Operational Amplifiers. 2nd ed., John
Wiley & Sons, Singapore.

Chattopadhyay, D., P.C. Rakshit, B. Saha, & N. N. Purkait. 1989. Dasar


Elektronika, Terjemahan Sutanto. UI-Press, Jakarta.

Elektronika-dasar. 2012. Teknik Modulasi


http://elektronika-dasar.web.id/teknik-modulasi/

Hughes, F. W. 1990. Panduan OP-AMP. Elex Media Komputindo,


Jakarta.
Iqbaludin. 2010. Fase Modulasi dan Modulasi AM.
http://iqbaludin.blogspot.co.id/2010/10/modulasi-dan-modulasi-
am.html
106 Elektronika Lanjut

Malvino, Paul Albert. 2004. Prinsip-Prinsip Elektronika, Terjemahan Alb


Joko Santoso. Buku Dua, Salemba Teknika, Jakarta.

Malvino, Paul Albert. 1993. Electronic Principles. 5th edition, Mc. Graw-
Hill Book Co, Singapore.

Rahmad, M. 2010. Elektronika Dasar 2, Buku Ajar. Pusbandik


Universitas Riau, Pekanbaru.

Pcmag. 2017. Frequensy-modulation.


https://www.pcmag.com/encyclopedia/term/43504/frequency-
modulation.

Wasito, S. 2004. Vademekum Elektronika. Edisi kedua, Gramedia, Jakarta.

G. Tes Formatif 

5.1 Tes Objektif 

1. Filter aktif orde pertama memiliki


a. satu resistor
b. satu kapasitor
c. tiga resistor
d. dua op-amp

2. Low pass filter adalah jenis filter elektronika yang


a. melewatkan frekuensi tinggi
b. melewatkan frekuensi rendah
c. meredam frekuensi rendah
d. meredam frekuensi tinggi

3. Filter elektronik yang menolak suatu range frekuensi tertentu disebut


a. band stop filter
b. band reject filter
M. Rahmad
Filter Elektronika dan Modulasi 107

c. low pass filter


d. high pass filter

4. Filter aktif orde pertama memiliki


a. satu resistor
b. satu kapasitor
c. tiga resistor
d. dua op-amp

5. Kelemahan sistem transmisi Frekuensi Modulasi dibanding Amplitudo


Modulasi yaitu
a. meredam interferensi dan noise.
b. daerah janngkauan lebih kecil
c. cukup dengan menggunakan sistem penguat kelas C
d. daerah jangkauan lebih besar

6. Sistem modulasi yang menghasilkan amplitudo sinyal pembawa yang


berubah menurut sinyal pemodulasi dinamakan
a. modulasi fase
b. modulasi frekuensi
c. modulasi amplitudo
d. modulasi fase dan frekuensi

5.2 Tes Essay 


1. Jelaskan perbedaan filter pasif dengan filter aktif!

2. Jelaskan perbedaan modulasi amplitudo dengan modulasi frekuensi!

3. Jelaskan tingkat-tingkat filter! Bagaimanakah cara menentukan


ordenya?

4. Filter dalam Gambar 5.5 mempunyai L= 20mH, C = 4F, dan R=


600, berapakah frekuensi resonansi dan harga Q-nya?
108 Elektronika Lanjut

5. Berdasarkan Gambar 5.7 Jika R1 = 10K, R2 =33K, R3 = 20K,


dan C = 680pF. Berapakah perolehan tegangan dalam pass-band, dan
berapa frekuensi cut-off nya?

6. Melalui Gambar 5.11 Jika R1 = 10K, C1 = 560pF, dan C2 = 680pF.


Berapakah frekuensi cut-off, dan perolehan tegangan dalam passband?

7. Berdasarkan Gambar 5.12 diketahui R1 = 75K, C1 = 100pF, C2


=200pF, berapakah frekuensi kutub dan Q? Tentukan frekuensi cut-off
dan frekuensi 3dB.

8. Jelaskan tiga jenis amplitudo digital! Sistem manakah yang paling


dominan digunakan ?

 ©MR 

M. Rahmad

Anda mungkin juga menyukai