Anda di halaman 1dari 25

ALINYEMEN HORISONTAL

Proyeksi horisontal dari sumbu jalan tegak lurus


bidang peta situasi jalan .Alinyemen (garis
tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang
terdiri dari
 Garis Lurus (tangent ) , merupakan jalan
bagian lurus
Lengkung horisontal yang disebut
tikungan

Bagian yang kritis pada alinyemen horizontal


adalah bagian tikungan karena terdapat gaya
SENTRIFUGAL
Pembahasan Tikungan
◼ Lengkung Peralihan
◼ Kemiringan melintang

◼ Pelebaran perkerasan jalan

◼ Kebebasan samping
BENTUK – BENTUK TIKUNGAN

◼ Full Circle
◼ Spiral – circle – spiral

◼ Spiral Spiral
Jari-jari minimum tikungan
V2
◼ Rumus Rmin =
127 fm

V2
Rmin =
127 em

V2
Rmin =
127 (em + f m )
BENTUK TIKUNGAN FULL CIRCLE

⚫ T = R tg ½ D
PI ⚫ E = T tg ¼ D
D
Lc = .2..R
T

E T
360
⚫ PI = Point Intersection
LC ⚫ R = jari- jari
CT
D = Sudut tangent
TC

⚫ TC = Tangent Circle
⚫ CT = Circle Tangent
R ⚫ T = Jarak antara TC & PI
R ½ ⚫ L = panjang tikungan
⚫ E = jarak PI ke lengkung peralihan
TIKUNGAN SPIRAL – CIRCLE - SPIRAL
PI

Es
Ts

Yc

Lc CS
SC
Xc
Kk

Ls
Rc
Pp
TS

0s 0s
C
Elemen Spiral

⚫ r = jari – jari variabel pada disembarang titik


di daerah lengkung spiral (r = Rc diSC)
⚫ Ls panjang busur spiral (l = Ls di SC)
⚫ Ø = sudut pusat busur AB
⚫ D = Derajat lengkung
⚫ X & Y = koordinat titik busur spiral
Panjang Lengkung Spiral

V3 V .e Rumus “ Modifikasi
Ls min = 0,022. − 2,727 SHORTT”
R.C C
⚫ Ls = panjang lengkung spiral
⚫ V = Kecepatan rencana
⚫ R = jari-jari circle
⚫ C = perubahan kecepatan
harga C dianjurkan = 0,4 m/det3
⚫ e = superelevasi
Rumus-rumus
Ls
 s = 26,648
Rc D c = D − 2 s ..................derajat
l3
Y= Dc
6 Rc.Ls Lc = 
.2 Rc ............(m)
360
l5 K = Lc + 2 Ls.................(m)
X = 1−
40.Rc 2 .Ls
Ts = ( Rc + p )tg 12 D + k .........(m)
Es = ( Rc + p ) sec 12 D − Rc........(m)
p = Yc − Rc(1 − cos s )
k = Xc − Rc sin  s
SUPERELEVASI
 Kemiringan melintang  Gaya sentrifugal
pada tikungan yang diimbangi oleh:
berfungi untuk  Komponen Berat
mengurangi gaya kendaraan
sentrifugal  Gesekan samping
Metode mengubah Superelevasi

CL CL CL

Cara A Cara B Cara C


Profil sumbu (as Jalan sbg Sumbu putar) Tepi dalam sebagi sumbu putar Tepi luar sebagai sumbu putar
Gambar Super Elevasi
Diagram Superelevasi
 Diagram Superelevasi menggambarkan pencapaian
superelevasi dari lereng normal ke superelevasi
penuh
 Sehingga dengan menggunakan diagram
superelevasi dapat ditentukan bentuk penampang
melintang pada setiap titik di suatu lengkung
horizontal yang direncanakan.
 Diagram ini digambarkan berdasarkan elevasi
sumbu jalan sebagai sumbu putar
 Tanda + untuk jalur jalan yang lebih tinggi dari
sumbu jalan dan tanda – untuk jalur jalan yang
lebih rendah dari sumbu jalan
Diagram super elevasi
Full circle
TC CT

DAERAH DAERAH CIRCLE DAERAH

LURUS LURUS

Ee Max Relatif +
0% 0%
een

¾ Ls ¼Ls Lc ¼Ls ¾ Ls

I II III III
Lengkung peralihan fiktif (Ls’)
• Ls’ = B . em . M

• Ls’ = lengkung peralihan fiktif


• B = lebar perkerasan
• em = kemiringan max relatif
• m = 1 : landai relatifmaksimum antar tepi
perkerasan ( lihat daftar II, PPGJR)
Diagram super elevasi
Spiral Circle Spiral
SC
CS

TS ST
DAERAH DAERAH CIRCLE DAERAH

SPIRAL SPIRAL

TEPI LUAR

Ee Max Relatif +
0% 0%
een

TEPI DALAM

Ls Lc Ls

I II III III
DIAGRAM SUPERELEVASI
SPIRAL SPIRAL
SCS
ST
TS

+ Ee Max Relatif
0% 0%
een een

Ls Ls

I II III IV
PELEBARAN PERKERASAN PADA TIKUNGAN
Menurut PPGJR No.13/1970 Dit Jen Bina Marga

 B = n(b’+c) + (n -1).Td + z

A
 b = lebar perkerasan pada
er) tikungan,
R( me t
(meter)

B
 n = Jumlah lajur lalu lintas
 b = lebar lintasan kendaraan truk
pada
pada tikungan ( meter )
Bb
C/2 ”
 Td= lebar melintang akibat tonjolan
C/2
Bb depan ( meter )
 z = lebar tambahan akibat kelainan
Bb

dalam mengemudi ( meter )
 c = kebebasan samping ( meter,
0,80 meter )
KEBEBASAN SAMPING PADA TIKUNGAN

Sesuai dengan panjang jarak


pandangan yang diperlukan, baik
jarak pandangan henti maupun
jarak pandangan menyiap
diperlukan kebebasan samping, hal
ini tergantung
a. Jari2 tikungan
b. Kecepatan rencan
c. Keadaan lapangan
Jarak Pandangan pada tikungan
Jarak pandangan < panjang tikungan ( S<L )

 AB = Garis pandangan

 ∩ ACB = jarak pandangan (S)


S
C  ∩ TSCST = panjang tikungan (L)
 m = ordinat tengah sumbu jalur dalam ke
mm
penghalang
A B  Ø = Setengah sudut pusat busur lingkaran
sepanjang S ( º )
R

ST
R

TS

O O
m = R(1 − cos  )
90.S
=
.R
O

 m = R(1 − cos 90 .R.S )


Jarak pandangan >panjang tikungan (S>L)

 S = l + 2d
 d=½(S–L)

L
S m = R(1-cos Ø) + ½ (S – L).sinØ
C Ld
Ld D E
mm  Dimana :
A B
90.L
R O O R =
 .R
O

Anda mungkin juga menyukai