Anda di halaman 1dari 46

 Alinyemen Horizontal dikenal juga dgn nama situasi jalan atau trase jalan

 Gaya sentrifugal F mendorong kend secara radial keluar dari lajur jln tegak
lurus pd gaya kecepatan V

F = m.a
V
R m = massa = G/g
F= GV 2
G = berat kend
gR g = gaya grafitasi bumi
a = percepatan sentrifigal = V2/R
V = Kec kendaraan
R = Jari2 lengkung lintasan

Untuk mengimbangi gaya sentrifugal :


- Gaya gesekan melintang antara ban dgn permukaan jalan (Fs)
- -> perbandingan antara gaya gesekan melintang dan gaya normal disebut
“ koefisien gesekan melintang (f)”
- Komponen berat kend akibat kemiringan melintang (superelevasi) permukaan jln
 untuk disain digunakan Koefisien gesekan melintang maximum sesuai gambar berikut :

0.18
Koefisien gesekan melintang (f)

0.17
f = -0,00065 V + 0,192
0.16

0.15

0.14

0.13
f = -0,00125 V + 0,24
0.12

0.11

0.10
40 50 60 70 80 90 100 110 120

Kecepatan (V) km/jam


Penggunaan superelevasi maksimum dibatasi oleh beberapa keadaan spt :
- keadaan cuaca
- keadaan medan
- keadaan lingkungan
- komposisi kendaraan

• AASHTO menganjurkan superelevasi maksimum : 0,04. 0,06. 0,08. 0,10. 0,12


• Untuk di Indonesia umumnya digunakan nilai 0,08 dan 0,10
• Bina Marga (luar kota) menggunakan superelevasi maks. 10 % untuk V > 30 km/jam
dan 8 % untuk V < 30 km/jam, sedangkan dlm kota digunakan superelevasi maks. 6 %

Gesekan melintang antara ban dan permukaan jalan dan komponen berat kend akibat
superelevasi digunakan untuk mengimbangi gaya sentrigugal (digambarkan sbb) :
G sin α + Fs = G/g V2/R cos α

G sin α + f (G cos α + G/g V2/R sin α) = G/g V2/R cos α

G sin α + f G cos α = G/g V2/R (cos α – f sin α)

G sin α/cos α + f G = G/g V2/R (1 – f tg α)

e = tg α

e + f = V2/gR (1 – ef )

e + f = V2/gR karena nilai ef kecil maka diabaikan


1 – ef

Shg e + f = V2/gR

Jika V dlm km/jam, g = 9,81 m/dt2 dan R dlm m maka :

e+f= V2
127 R
Lengkung Peralihan

 adl lengkung yg digunakan untuk peralihan dari jari2 tak terhingga (pd jln lurus)
ke jari2 sesuai dgn lingkaran.
 Pd lengkung peralihan R berubah setiap perubahan panjang lengkung
 umumnya digunakan bentuk lengkung spiral
 Keuntungan pemakaian lengkung peralihan :
- pengemudi dgn mudah mengikuti lajur yg disediakan
- memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan normal ke
kemiringan sesuai superelevasi yg diperlukan secara berangsur2
- menambah keamanan dan kenyamanan
- menambah keindahan bentuk jalan

Landai relatif

Landai relatif (1/m) adl besarnya kelandaian akibat perbedaan elevasi tepi
perkerasan sebelah luar sepanjang lengkung peralihan.

Menurut Bina Marga : 1/m = landai relatif


Landai relatif 1/m = h/Ls Ls = panjang lengkung peralihan
B = lebar jalur 1 arah
1 (e+en) B e = superelevasi
m = en = kemiringan melintang normal
Ls
T PH

1/4 Ls’
E
3/4 Ls’
CT
TC L

1/2∆


Keterangan Gb :

PH = Perpotongan Horizontal
V = Kecepatan Rencana (km/jam)
R = Jari2 Tikungan
∆ = Sudut Tangen (..o)
TC = Tangen-Circle
CT = Circle-Tangen
T = Jarak antara TC dan PI (m)
L = Panjang Tikungan (m)
E = Jarak PI ke lengkung
peralihan
Bentuk tikungan ini dapat digunakan jika memenuhi syarat
sbb:

Kec.Rencana (V) Jari2 lengkung min (R)


(km/jam) (m)

120 2000
100 1500
80 1100
60 700
40 300
30 180

Catatan :
Bila Jari2 tikungan lebih kecil dari harga2 disamping maka
Digunakan bentuk tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Diagram Superelevasi ¾ Ls’ ¼ Ls’
Tikungan CIRCLE
TC CT

Bgn lurus Bgn lengkung Bgn lurus

B Tepi Luar

emax C + el. As Jln


en
-
A el. Tepi perk Jln
D Tepi Dalam

1 2 3 4 4 3 2 1

CL CL CL CL
en en 0% en en en em

Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4


Karena tidak ada lengkung peralihan (Ls) maka pencapaian Superelevasi dilakukan
sebagian pada jalan lurus (3/4 Ls’), dan sebagaian lagi (1/4 Ls’) pada bagian lingkaran

Panjang Lengkung Peralihan Fiktif (Ls’)

Ls’ > B.m (em+e)

2. SPIRAL – CIRCE – SPIRAL

Lengkung spiral merupakan peralihan dari bgn lurus ke bgn lengkung (circle),
yang panjangnya diperhitungkan dgn mempertimbangkan perubahan gaya
centrifugal dari sebesar 0 (nol) pada bgn lurus sampai mencapai harga
Fcent = mV3/R.Ls
xc

x
k y
dx
yc
A
Ɵ l dy
B d
s Ɵs
TS c co
Rc - R

C
p dƟ
SC

Rc
s Ɵs
Rc co
Ɵs
Gb. Elemen spiral

Lengkung ABC adl lengkung transisi penghubung TS dan SC pd lingkaran

r = jari2 variabel pd sembarang titik di daerah lengkung spiral ( r = Rc pada SC )


l = panjang busur spiral ( l = Ls di SC )
θ = sudut pusat busur AB (θ = θs di SC)
D = derajat lengkung
x dan y = koordinat titik B thd Sb AX

Penurunan rumus :

Derajat lengkung berbanding lurus dgn jarak l dari TS dan berbanding terbalik dgn jari2 r
Jadi jari2 berbanding terbalik dgn jarak l

r =c/l pada SC didapat Rc = C / Ls C = Rc.Ls

dl = r dθ dθ = dl / r

C = konstanta

r = Rc.Ls
l
dθ = dl / r dθ = diintegrasi θ = + C*

Untuk θ = 0, l = 0 maka C* = 0

l2
θ=
2Rc. Ls
Untuk di titik C θ = θs dan l = Ls
Ls
Jadi θs = - - - - radial
2Rc

θs = 28,648 Ls / Rc - - - - derajat 1 radial = 57,2958o

dy = dl sin θ y=lθ
diintegrasi 3
dx = dl cos θ
x = l - l θ2
10
Substansi dg pers sebelumnya :

y= l3 l5
6Rc. Ls x=
40Rc2. Ls2
Dari gambar didapat :

∆c = ∆ - 2 θs
p = Yc - Rc (1 - cos θs)
k = Xc - Rc sin θs
Es = (Rc + p) sec 1/2∆ -
Rc

Ts = (Rc + p) tg 1/2∆ + k
L ∆c= Lc + 2 Ls
Lc 360= 2π Rc

Catatan :
Syarat untuk tikungan S-C-S
∆c > 0
Lc > 20 m
Diagram Superelevasi
Tikungan S-C-S SC CS
TS ST

Ls Lc Ls

B Tepi Luar

emax C + el. As Jln


en
-
A el. Tepi perk Jln
D Tepi Dalam

1 2 3 4 4 3 2 1

CL CL CL CL
en en 0% en en en em

Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4


Diagram Kemiringan Melintang (Superelevasi)

- Diagram Superelevasi menggambarkan pencapaian superelevasi dari lereng normal


ke superelevasi penuh.
- dgn diagram superelevasi dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap
titik pada lengkung horizontal yg direncanakan
Diagram Superelevasi
Tikungan Spiral-Spiral
SCS
ST
TS
Ls Ls

B
Tepi Luar
emax +
C el. As Jln
en
-
A el. Tepi perk Jln

Tepi Dalam
D

1 2 3 4 3 2 1
CL CL CL CL
en en 0% en en en em

Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4


 Ketajaman tikungan dpt dinyatakan dgn besarnya R atau derajat lengkung
 Derajat lengkung adl besarnya sudut lengkung yg menghasilkan panjang
busur 25 m
25 m
Semakin besar R, semakin kecil D
Dan semakin tumpul tikungan tsb

Do R D= 25 x 360o
2πR

1432,39
R
=
 Untuk mendapatkan jari-jari minimum dpt dugunakan salah satu rumus
berikut : 2
V
Rmin =
127 (emaks + fmaks)

181913,53 (emaks + fmaks)


Dmaks =
V2

 Untuk jalan lurus kemiringan melintang jalan hanya untuk keperluan drainase,
disebut kemiringan melintang normal, yg besarnya berkisar 2 – 4 %
Nilai kelandaian relatif maksimum (empiris) :

Kecepatan Kelandaian relatif


Rencana maksimum BM (luar kota)
(Km/jam)
20 1/50
30 1/75
40 1/100
50 1/115
60 1/125
80 1/150

Panjang lengkung peralihan minimum menurut BM

Ls > (e+en) B. mmaks

Panjang lengkung peralihan (Ls) berdasarkan Rumus SHORTT (modifikasi)


V.e
Ls = 0,022 V
3
- 2,727
RC C Ls = panjang lengkung spiral, m
R = jari2 busur lingkaran, m
V = kecepatan rencana, km/jam
C = perubahan percepatan, m/dt3 (dgn nilai1-3)
e = superelevasi
* Pelebaran Perkerasan Pd Tikungan

 Pada tikungan kend tdk dpt membuat lintasan menurut jalur yg disediakan
seperti pada jalan lurus, sebab kend mempunyai panjang tertentu dan pd waktu
membelok hanya roda depan yg diberi sudut belokan.
 Pada tikungan roda belakang kend akan mengambil lintasan yg lebih kedalam
dari roda depan (off tracking).
A p

C/2

Td

b’

R C/2
Untuk dpt membuat keadaan jalannya kend seragam pada seluruh bagian jalan maka
perlu adanya penambahan lebar perkerasan pada tikungan, sbb:

1. untuk keperluan off tracking (lintasan roda belakang lebih kedalam dr roda depan) :

b’ = R - R2 – p2

2. untuk menampung kemungkinan kelainan dan kesukaran dalam mengemudi :

Z = 0,105

3. untuk kebebasan Tonjolan depan kend :

Td = R2 + A (2p + A) - R

4. untuk kebebasan samping :

C = 0,50 m, 1,00 m, 1,25 m

Jadi lebar total perkerasan pada tikungan :

B = n ( b’ + C ) + ( n – 1 ) Td + Z

Bila dari hasil perhitungan didapat B < lebar jalan pada bagian lurus, maka tak perlu ada
pelebaran
Perhitungan dapat juga dilakukan dengan Grafik I Peraturan Perenc. Geometrik Jln Raya.
Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan dapat digunakan grafik berikut :
* Kebebasan samping / Jarak Pandangan pada Tikungan
Untuk mencapai keamanan pemakai jln, maka jarak pandangan henti minimum harus terpenuhi
sepanjang lengkung horisontal, dgn demikian terdapat batas minimum jarak antara sumbu lajur
seblah dalam dengan penghalang.

Dlm peninjauan jarak pandangan pd tikungan ada dua kemungkinan :


1. Jarak pand (S) lebih kecil dp panjang tikungan (L), shg seluruh jarak pand ada dlm
daerah lengkung (S < L)

2. Jarak pand (S) lebih besar dp panjang tikungan (L), shg sebagian jarak pand ada dlm
daerah lengkung dan sisanya dlm grs lurus (S > L)
L
L
S
S C
C D E
m
m A
A B B
R R R
R
Ø
Ø
o
o
S>L
S<L
Garis lurus AB : garis pandangan
Garis Lengkung A-C-B dan A-D-C-E-B : jarak pandangan (S)

m = ordinat tengah sumbu jalur dalam ke penghalang (mtr)


L = panjang busur lingkaran (mtr)
∅ = setengah sudut pusat busur lingkaran sepanjang L

S<L :
m = R ( 1 – cos Ø )

S= 2 R∅ =
2π π ∅R
360 90

∅= 90
= S 28,65 S
πR R

S>L :

m = ½ (S – L) sin 90 L
πR

Anda mungkin juga menyukai