Anda di halaman 1dari 24

SISTEM PIPA BERCABANG

Pada Tandon
Aliran Dalam Pipa Bercabang
Pipa bercabang terdiri dari dua atau lebih pipa yang
bercabang pada suatu titik dan tidak bergabung
kembali pada bagian hilirnya. Suatu contoh klasik
dari susunan pipa bercabang adalah susunan pipa
yang menghubungkan tiga buah kolam seperti
diperlihatkan pada Gambarpa bercabang terdiri dari
dua atau lebih pipa yang bercabang pada suatu titik
dan tidak bergabung kembali pada bagian hilirnya.
Suatu contoh klasik dari susunan pipa bercabang
adalah susunan pipa yang menghubungkan tiga
buah kolam seperti diperlihatkan pada Gambar
Sistem pipa bercabang
A hAD
 hBT
B
hTC
ZA
ZT T
C

 Pada sistem pipa bercabang:


 - Q yang masuk harus sama dengan Q yg keluar dari T
 - hydraulic gradient line di T adalah kunci penyelesaian
 Ada 3 kemungkinan :
B
 1. A T
C
 2. A T C ( QTB = nol)
 3. A + B T C
Pada kasus ini biasanya elevasi muka air kolam,
karakteristik pipa (panjang, diameter, dan
kekasaran) serta karakteristik zat cair (rapat masssa
dan kekentalan) diketahui, akan dicari debit dan arah
aliran pada masing-masing pipa. Dalam
penyelesaian masalah pipa bercabang, tinggi
kecepatan biasanya diabaikan sehingga garis energi
dan garis tekan akan berimpit.

Ada tiga kemungkinan pengaliran yang mungkin


terjadi, yang ditentukan oleh tinggi garis tekanan di
titik cabang T terhadap muka air di B dan muka air di
C. Ketiga kemungkinan pengaliran tersebut adalah :
pT
1). Elevasi garis energi di T ( ZT   ) lebih tinggi dari
pada elevasi muka air di B dan C. Pengaliran akan
terjadi dari kolam A menuju T, B dan C
PT
h f 1  Z A  ( ZT  )

T
h f 2  ( ZT   )  ZB

T
h f 3  ( ZT   )  Zc

Q1  Q2  Q3  0
pT
2). ZT    Z B
Pengaliran yang akan terjadi adalah dari A menuju T,
lalu ke C

 pT 
h f 1  Z A   ZT  
  
hf 2  0
 pT 
hf 3 
 ZT   
 
Q1 = Q3
 pT 

 ZT  
3)..  rendah dari pada elevasi muka air B
dan C
Pengaliran yang terjadi dari A dan B, menuju T, lalu
ke C
 p 
h f 1  Z A   ZT  T 
  
 pT 
h f 2  Z B   ZT  
  
pT
h f 3  ZT 

Q1 + Q2 - Q = 0
Perhitungan dilakukan dengan cara coba-coba,
mula-mula ditentukan nilai ,  ZT  pT  kemudian
  
diperiksa sampai kondisi  pengaliran
 dipenuhi.
Umumnya sebagai nilai awal dari tinggi garis energi
di T diambil sama dengan elevasi muka air di B

Dalam persoalan-2 pipa bercabang, biasanya diketahui :
Tinggi air pada reservoar
Besar dan panjang serta macam pipa

Hal ini penting untuk menentukan besarnya debit dan arah


pengaliran pada pipa bercabang tersebut

Prinsip-prinsip perhitungan:
1. Dengan pemisalan , besarnya harga “f” dan ρD/γ
jika “f” dan ρD/γ belum diketahui
Bila γBasin untuk setiap pipa diketahui maka “f” pipa
dapat dicari dengan rumus:
f = 8. g. δ = 8 . g. 1/C^2
C = 87/( 1 + γ/√R)
γBasin = 0,165
2. Menggunakan rumus Bernoulli, dengan memandang
persamaan bernoulli antara titik A dan titik T

Kecepatan di A dan di T =0; VA =0; VT = 0


P tekanan atmosfir diabaikan
Maka ZA = ZT + PT/γ +
ZA – (ZT + PT/γ) = = hAT

Analog : hBT =

hTC =
Dalam hal ini permukaan air di reservoar C adalah terendah,
sehingga terjadi pengaliran dalam sistem pipa bercabang
Ada beberapa kejadian :

B
1
2
T
3
C

Bila tinggi tekan PT/γ , di atas muka air B


Maka berlaku : Q1 = Q2 + Q3
m.a. A > PT/γ > m.a. B dan m.a. C arah aliran seperti
gambar.
A
B
1
2
T
C 3

Bila tinggi tekan PT/γ , dibawah muka air di B


Maka harus berlaku :
Q1 + Q2 = Q3
m.a. A > PT/γ
m.a. B > PT/γ
m.a. C < PT/γ
Sistem pipa seperti tergambar, pompa BC harus mengalirkan
152 L/det. Minyak (γ=762 kg/m^3). Kehilangan enersi dari A ke
B adalah 2,5 m sedangkan dari C ke D kehilangan enersi 7,5m.
Berapa h.p kekuatan mesin ? Dan gambar garis enersinya ?

Peil +60

Peil +15
A

m
0c
Φ 30
cm
Φ3
Peil +5
B C
Penyelesaian :
h1 + P1/γ + V1^2/2g + Hpompa - ∑∆h = h2 + P2/γ + V2^2/2g

Catatan : Apabila air dipakai sebagai penggerak turbin, maka H


menjadi (-) dalam ruas kiri. Tetapi apabila air masuk dalam
pompa, maka menjadi (+) dalam ruas kiri.
Sehingga persamaan diatas menjadi:
h1 + P1/γ + V1^2/2g + Hpompa - ∑∆h = h2 + P2/γ + V2^2/2g
P1 = P2
V1 = V2 sebab diameternya sama.
Sehingga Hpompa = h2 – h1 + ∑∆h
= (60 – 15) + (2,5 + 7,5)
= 55 m
Daya = γ. Q. H / 75
= (762 x 0,152x 55 )/75
= 85 pk
Menggambar garis enersi:
Peil B’ = 15 – 2,5 = 12,5
Peil C’ = 12,5 + 55 = 67,5
+67,5
D(+60)

A(+15)

+12,5

B C
Perhatikan gambar dibawah ini :

C D 0,6 m
A

d2 12 m
=1
5c
B m
E
d1=30 cm

Minyak (γ=761 kg/m^3) mengalir dari tangki A ke tangki E seperti tergambar. Kehilangan-
kehilangan enersi adalah sbb:
dari A ke B = 0,60 V1^2/2g
dari B ke C = 9,0 V1^2/2g
dari C ke D = 0,4 V2^2/2g
dari D ke E = 9,0 V2^2/2g
Ditanyakan : 1). Berapa banyaknya minyak yang mengalir
2). Tekanan minyak di C
3). Gambarlah garis enersi.
Penyelesaian :
Gerakan dari A ke E
h1 + P1/γ +V1^2/2g = h2 + P2/ γ + V2^2/2g + ∑∆h
P1, P2, V1, V2, sama dengan nol
1200 = ∑∆h
∑∆h =0,6 V1^2/2g +9,0 V1^2/2g + 0,4 V2^2/2g + 9,0 V2^2/2g
1200 =( 0,6 V1^2 + 9 V1^2 +0,4V2^2 +9 V2^2)/ 2x1000
V2^2 = 255.319 V2 =505,29 cm/det
Q = ¼ π d^2 . V
= ¼ . π. 30^2. 505,29
= 357.168 cm^3/det
=357 m^3/det
Diketahui tandon A, B dan C dihubungkan dengan pipa
dan bertemu di titik J.
Pipa AJ panjang 1000 m Φ 30 cm
Pipa BJ panjang 4000 m Φ 50 cm
Pipa JC panjang 2000 m Φ 40 cm
Pipa tersebut dari bahan yang sama sehingga f = 0,03
Tentukan debit masing-masing pipa jika kondisi tandon
seperti pada gambar
El.120m

El.100m
A
B

1
Q
2 El.80m
Q

C
2

Q3
J
El.40m
Dari gambar dapat diilustrasikan bahwa kondisi
aliran Q1 – (Q2 + Q3)
Diasumsi tinggi tekanan pada titik J yaitu P = 110
m, sehingga Q1, Q2, Q3 dihitung dengan
hubungan sbb:

H1 = 120 – 110 = 0,03 (L1/D1). V12 /2g


= 0,03 ( 1000/0,3). V12/
2(9,81)
Didapat V1 = 1,4 m/det
Q1 = A1. V1 = ¼. π. D12. 1,4
= ¼. π. 0,32. 1,4 = 0,099 m3/det
H2 = 110 – 100 = 0,03 (L2/D2). V22/ 2g
= 0,03 ( 4000/0,5). V22/ 2(9,81)
Didapat V2 = 0,9 m/det
Q2 = A2. V2 = ¼. π. D22 . 0,9
= ¼. π. 0,52. 0,9
= 0,177 m3/det

H3 = 110 – 80 = 0,03 (L3/D3). V32/ 2g


= 0,03 ( 2000/0,4). V32/ 2(9,81)
Didapat V3 = 1,98 m/det
Q3 = A3. V3 = ¼. π. D32. 1,98
= ¼. π. 0,52. 1,98
= 0,249 m3/det
Q1 – ( Q2 + Q3) = - 0,327 m3/det ≠ 0
Asumsi kedua P = 90 m, dihitung dengan cara yang
sama didapat :
Q1 = 0,171 m3/det
Q2 = - 0,177 m3/det
Q3 = 0,144 m3/det

Q1 – ( Q 2 + Q 3 ) = 0,204 m3/det ≠ 0
Asumsi ketiga P = 85 m, dengan cara seperti diatas
didapat :
Q1 = 0,185 m3/det
Q2 = - 0,217 m3/det
Q3 = 0,102 m3/det
Q1 – ( Q 2 + Q 3 ) = 0,300 m3/det ≠ 0
El.P

110

100

90

80

0,3 0,2 0,1 0 0,1 0,2 0,3


Dari gambar tersebut setelah diplotkan didapat P =
99 m dimana Q1 – ( Q2 + Q3) = 0

Dengan P = 99 m didapat hitungan akhir :


Q1 = 0,143 m3/det
Q2 = - 0,056 m3/det
Q3 = 0,198 m3/det

∑Q = Q1 – (Q2 + Q3)
= 0,143 – ( -0,056 + 0,198) =0

Anda mungkin juga menyukai