0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan25 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penarikan beton prategang (pretension dan postension) dimana pretension melibatkan penarikan tendon sebelum pengecoran beton sedangkan postension melibatkan penarikan tendon setelah pengecoran beton telah mengeras. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses-proses penarikan tendon pada kedua sistem tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penarikan beton prategang (pretension dan postension) dimana pretension melibatkan penarikan tendon sebelum pengecoran beton sedangkan postension melibatkan penarikan tendon setelah pengecoran beton telah mengeras. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses-proses penarikan tendon pada kedua sistem tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penarikan beton prategang (pretension dan postension) dimana pretension melibatkan penarikan tendon sebelum pengecoran beton sedangkan postension melibatkan penarikan tendon setelah pengecoran beton telah mengeras. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses-proses penarikan tendon pada kedua sistem tersebut.
MATERI KULIAH • MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI KONSEP DASAR BETON PRATEGANG (SISTEM PENARIKAN KABEL) DAN MATERIAL BAJA PRATEGANG (1X) • Mahasiswa mampu memahami konsep Kehilangan Gaya Prategang (1x) • Mahasiswa mampu memahami lebih detail tentang lanjutan kehilangan gaya prategang (2x) • Mahasiswa mampu mendesain penampang beton prategang dengan teori lentur balok komposit (3x) • Mahasiswa mampu mendesain lentur dengan kekuatan elastis dan batas (2x) • Mahasiswa mampu mendesain kekuatan geser dan torsi (2x) • Mahasiswa mampu mendesain Struktur bangunan dengan menggunakan pracetak (1x) • Mahasiswa mampu mendesain Struktur bangunan tahan gempa (gempa statik, daktilitas, dan detail penulangan tahan gempa) (2x) Struktur Beton III 2 SISTEM PENARIKAN BETON PRATEGANG Sistem Pratarik ( Pretension) : Beton prategang dimana tendon prategang ditarik sebelum balok dicor
Sistem Pascatarik ( Postension) :
Beton prategang dimana tendon prategang ditarik sesudah balok dicor
Struktur Beton III 3
SISTEM PRATARIK (PRETENSION) Pretensioning mengacu pada suatu sistem yang mana kabel di stressing dengan bantuan suatu alat bantu khusus yang mandiri disebut pretensioning bed atau casting bed. Jadi yang di stressing itu bukan baloknya
Struktur Beton III 4
SISTEM PRATARIK (PRETENSION) Selanjutnya di antara kabel yang terentang tersebut tentunya telah disediakan bekisting dari product precast (misalnya untuk pile, atau balok) , kemudian beton segar di cor khan di atasnya.
Struktur Beton III 5
SISTEM PRATARIK (PRETENSION) Pada sistem di atas tidak dijumpai suatu device khusus yang berkaitan dengan pengangkuran kabel, dan hanya mengandalkan kekuatan lekatan (bounding) antara kabel dan beton. Jadi kondisi di atas harus menunggu umur beton tertentu agar kekuatan beton mencapai kekuatan rencana. Setelah itu maka kabel dapat dipotong.
Struktur Beton III 6
SISTEM PRATARIK (PRETENSION) Gambaran di atas adalah tahapan-tahapan dalam pembuatan struktur pretensioned. Adanya casting bed yang mampu menahan gaya jacking yang besar menyebabkan sistem tersebut hanya ekonomis jika digunakan untuk membuat produk yang banyak dan berulang, karena kalau casting bed hanya digunakan sekali saja maka harganya jelas akan beberapa kali lipat dibanding struktur pretensioned yang dibuat. Boros / mahal. Ini tentu saja tidak terjadi pada struktur dengan sistem posttensioned. Jadi tepatnya sistem pretensioned hanya cocok digunakan pada product massal, di Indonesia ada beberapa perusahaan misalnya : PT. Wijaya Karya Beton PT. Pasific Prestress Indonesia
Struktur Beton III 7
Struktur Beton III 8 Struktur Beton III 9 SISTEM PASCATARIK (POST TENSION) Adalah sistem lain dari cara prestreesing yang mana tidak diperlukan casting bead, yang mana untuk itu struktur dicor dengan jalur kabel diberikan terlebih dahulu duct (pipa alumunium) sehingga menyisakan lobang yang dapat dimasukin kabel. Jadi ketika struktur betonnya sudah mengeras maka kabel bisa dimasukkan di duct tersebut selanjutnya pada ujung-ujung diberikan angkur (angkur mati- angkur hidup, atau angkur hidup-angkur hidup). Dari angkur hidup tersebut kabel di tarik.
Struktur Beton III 10
SISTEM PASCATARIK (POST TENSION) Pada sistem Post Tension dalam perencanaan awal, gaya efektif ditentukan lebih dahulu dengan memperkirakan kehilangan prategang total. Pada sistem post-tensioning, digunakan perkiraan sebesar 15% - 25%.
Untuk sistem Pre Tension tidak mengalami kehilangan
prategang.
Struktur Beton III 11
Struktur Beton III 12 Struktur Beton III 13 Proses Launching Balok