Anda di halaman 1dari 81

PERENCANAAN BALOK MELINTANG

Direncanakan menggunakan :

Data balok melintang :

A = 364 cm²

q = 286 kg/m

Zx = 10900 cm³

Zy = 1040 cm³

Ix = 498000 cm⁴

Iy = 15700 cm⁴

Tf = 3,4 cm

Tw = 1,8 cm

BJ41→ fu = 4100 kg/cm²

fy = 2400 kg/cm²
1. PEMBEBANAN

a. Sebelum komposit

Pada saat sebelum komposit, beban hidup, beban kerb, dan beban aspal masih belum
bekerja.

Beban yang bekerja :

 Berat balok memanjang :

 Berat balok melintang :

 Berat plat beton :

 Berat bekisting (ditaksir) :

Momen di titik C akibat qm total :


Gaya reaksi di titik A dan B :

b. Sesudah komposit

 Beban mati

beban yang bekerja :

Berat aspal :
Berat kerb :

Gaya reaksi di titik A dan B :

Momen di titik C akibat beban mati (momen maksimum):

 Beban hidup

Akibat UDL+KEL
Beban hidup UDL merata :

Untuk λ = 6 m < 30 m

Maka digunakan : q UDL = 8 Kpa = 815.8 kg/m²

Beban terfaktor UDL :

100% q UDL = 4894,8 kg/m

50% q UDL = 2447,4 kg/m

Beban hidup KEL merata :

Beban terfaktor KEL :

DLA = 40% (grafik factor DLA)

100% q KEL = 6281,5 kg/m


50% q KEL = 3140,75 kg/m

Gaya reaksi di titik A dan B :

Momen di titik C (momen maksimum) :

Akibat beban truk T


Dari perhitungan plat kendaraan didapat beban truk terfaktor :

T = 130 KN = 13256,4 kg

Gaya reaksi di titik A dan B :

Momen di titik C akibat beban T (momen maksimum) :

Mc akibat UDL+KEL =85429,3 kg.m > Mc akibat T = 78875,6 kg.m

Mc akibat beban hidup = Mc akibat UDL+ KEL = 85429,3 kg.m

2. KONTROL

a. Kontrol geser (ɸ = 0,9)

Untuk mendapatkan gaya geser maksimum akibat beban lalu lintas, maka beban
UDL+KEL dibuat tidak simetris.
Dari perhitungan beban hidup akibat UDL+KEL didapat :

Perhitungan gaya reaksi:

 Gaya reaksi di titik A

 Gaya reaksi di titik B

Karena beban mati sebelum komposit lebih besar daripada sesudah komposit, maka beban mati
yang digunakan dalam perhitungan gaya geser adalah beban mati sebelum komposit.

Gaya geser total :


Digunakan rumus plastis :

syarat kuat geser :

(OK)

b. Kontrol lendutan

Lendutan ijin (Δ)

Lendutan yang terjadi akibat beban hidup (Δr)

Syarat lendutan :

(OK)
c. Kontrol profil terhadap momen

 Sebelum komposit

Kontrol kekompakan penampang

- Sayap

Syarat kekompakan sayap :

(OK)

- Badan

Syarat kekompakan badan :

(OK)

PENAMPANG KOMPAK

Maka :

Lb = 125 cm
Lb = 125 cm < Lp = 333,3 cm (BENTANG PENDEK)

Maka :

Momen nominal :

Momen ultimate :

Syarat kuat momen :

(OK)

 Sesudah komposit

cek criteria penampang


Penampang kompak, maka momen penampang dianalisa menggunakan
distribusi tegangan plastis.

- be = panjang balok memanjang = 6000 mm

- be = ¼ panjang balok melintang = 2175 mm

- be =

be diambil yang terkecil

be = 2175 mm

Menentukan C

Nilai C yang dipakai adalah nilai C yang terkecil.

C1 = 873600 kg < C2 = 1508160,3 kg

C = C1 = 873600 kg

a = 115,8 mm < tebal plat = 200 mm

Maka PNA terletak pada beton dan baja (baja mengalami tekan)
Syarat kuat momen :

(OK)

3. PENENTUAN JUMLAH STUD

Direncanakan menggunakan :

Ø = 22 mm Mutu baja = BJ 55

Asc = 380,29 mm² Fu = 550 Mpa

F`c = 40 Mpa Fy = 410 Mpa

Ec =

(OK)
Karena tidak menggunakan compodeck,maka Πs = 1.

Jadi jumlah stud yang dibutuhkan di sepanjang balok melintang :

Jarak antar stud :


PERENCANAAN BALOK MEMANJANG
1. PEMBEBANAN
Direncanakan menggunakan :

Data balok memanjang :

A = 174,5 cm²

q = 137 kg/m

Wx = 3530 cm³

Wy = 199 cm³

Ix = 10300 cm⁴

Iy = 7670 cm⁴

ix = 24,3 cm

iy = 6,63 cm

E =

a. Beban mati

 Berat aspal :
 Berat plat :

 Berat bekisting :

 Berat balok sendiri:

Beban mati total :

Momen di titik C akibat beban mati (momen maksimum):

Gaya reaksi balok melintang terhadap beban mati yg dipikul balok memanjang:

b. Beban hidup

 Beban UDL

λ = 6 m < L = 30m
sehingga: q = 8 Kpa = 8 KN/m²

 Beban KEL

P = 44 KN/m

DLA = 40% (dari gambar 2.8)

Momen di titik C akibat UDL dan KEL (momen maksimum):

 Akibat beban truk T (sebagai pembanding)

P = 100 KN(BMS 2.3.4.1)

DLA = 30% (BMS 2.3.6)

Momen di titik C akibat beban truk T (momen maksimum):

Mc akibat UDL dan KEL = 16366,445 kg/m < Mc akibat beban truk T = 39769 kg/m

Maka:

Mc akibat beban hidup = Mc akibat beban truk T = 39769 kg/m


2. KONTROL

a. Lendutan

 Lendutan ijin

 Lendutan akibat beban UDL+KEL

 Lendutan akibat beban truk T

Δ = 1,2 cm > Δr1 = 0,253 cm (OK)

Δ = 1,2 cm > Δr2 = 0,58 cm (OK)

b. Gaya geser

Gaya geser maksimum terjadi pada saat beban berada dekat dengan perletakan.
 Gaya geser akibat beban mati dan beban hidup UDL+KEL

 Gaya geser akibat beban mati dan beban truk T

Va1 = 14154 kg < Va2 = 38593,2 kg


Maka: gaya geser yang menentukan (Vu) = Va2 = 38593,2 kg

c. Local buckling

(PLASTIS)

Maka:

Syarat: ; dimana ɸ = 0,9

(OK)

d. Kontrol penampang

(OK)
(OK)

Penampang kompak

Maka: Mnx = Mpx

e. Kontrol momen lentur dengan tekuk lateral

Lb = 0

Lp =

Bentang pendek

Syarat:

; dimana: ɸ = 0,9

(OK)
PERENCANAAN IKATAN ANGIN
1. PERHITUNGAN BEBAN ANGIN

Letak bangunan > 5 km

Kecepatan angin rencana : 30 m/s

Faktor beban (Kewᵁ) : 1,2

Luas bangunan yang terkena beban angin :

Dimana :

n = banyak bentang

λ = panjang bentang

h = tinggi rangka

Maka :

Gaya angin rencana pada rangka batang

Rumus :

Dimana :

Tew1 = gaya angin rencana pada rangka batang

Cw = koefisien seret (1,2)

Vw = kecepatan angin rencana

Ab = luas kotor bangunan

Sehingga didapat :
Gaya angin rencana pada kendaraan

Rumus :

Dimana :

Tew2 = gaya angin rencana pada kendaraan

Cw = koefisien seret (1,2)

Vw = kecepatan angin rencana

Sehingga didapat :

Gaya angin yang diterima ikatan angin bawah

Gaya angin yang diterima ikatan angin atas

2. DISAIN IKATAN ANGIN ATAS


Perhitungan gaya batang C1 dan C2
Substitusi persamaan I dan II :

Perhitungan gaya batang C3 dan C4


Substitusi persamaan I dan II :

Dari C1,C2,C3,dan C4 di atas dipilih gaya batang yang paling besar.

Sehingga didapat : Pu = 1284,88 kg (batang tarik)

Dimensi ikatan angin atas :

a. Syarat kelangsingan

b. Perencanaan profil

Direncanakan menggunakan profil :

Data profil :

b = 130 mm Ix = Iy = 605 cm⁴

d = 16 mm ix = iy = 3,92 cm

A = 39,3 cm² iη = 2,52 cm

q = 30,9 kg/m

Beban tarik (Pu) : 1284,88 kg

Ø baut = 12 mm (dibor)

Ø lubang = 12 mm + 1,6 = 13,6 mm


c. Kontrol kekuatan

(OK)

(OK)

3. DISAIN IKATAN ANGIN BAWAH


Perhitungan gaya batang C1 dan C2

Substitusi persamaan I dan II :


Perhitungan gaya batang C3 dan C4

Substitusi persamaan I dan II :

Dari C1,C2,C3, dan C4 di atas dipilih gaya batang yang paling besar.

Sehingga didapat : Pu = 1446,45 kg (batang tarik)

Dimensi ikatan angin bawah :


a. Syarat kelangsingan

b. Perencanaan profil

Direncanakan menggunakan profil :

Data profil :

b = 60 mm Ix = Iy = 22,6 cm⁴

d = 6 mm ix = iy = 1,82 cm

A = 6,91 cm² iη = 1,17 cm

q = 5,42 kg/m

Beban tarik (Pu) : 1446,45 kg

Ø baut = 12 mm (dibor)

Ø lubang = 12 mm + 1,6 = 13,6 mm

c. Kontrol kekuatan

(OK)

(OK)
PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN
1. PERENCANAAN TEBAL PLAT

Berdasarkan BMS pasal 6.1.12

ATAU

Diambil: d3=200 mm=0,2 m


2. PEMBEBANAN

a. Beban mati

 Berat plat :

 Berat aspal :

Beban mati total (qm):

Momen akibat qm:

Dimana: KᵁMS=1,3

b. Beban hidup

 Beban truk (T)


P = 100 KN (BMS 2.3.4.1)

DLA untuk pembebanan truk = 0,3 (BMS 2.3.6)

KᵁTT = 2,0 (BMS 2.3.4)

Momen akibat T :

Momen total ultimate:

3. PERENCANAAN TULANGAN PLAT

Data perencanaan:

f’c = 40 Mpa

fy = 390 Mpa

selimut beton = 40 mm

tebal plat = 200 mm

faktor reduksi kekuatan untuk tulangan yang terkena aksial tarik & aksial tarik dengan
lentur:
diameter tulangan yang dipakai: Ø=14 mm

Momen nominal yang dibutuhkan:


Kuat rencana (Rn):

Jadi dipakai:

Luas penampang tulangan yang dibutuhkan :

Digunakan tulangan : Ø14-160 mm (As = 962 mm²)

As susut (arah y) :

Digunakan tulangan: Ø10-220 mm (As = 357 mm²)

4. KONTROL GESER

 Akibat roda tengah truk

Syarat:

Dimana:

Vn : gaya geser akibat truk (terfaktor)


Vc : kuat geser nominal

Dimana: βc :rasio sisi panjang terhadap sisi pendek daerah beban


terpusat.

b0 : keliling penampang kritis

Sehingga:

(OK)

 Akibat roda depan truk

T = 25 KN
(OK)
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA
BATANG UTAMA
1. GARIS PENGARUH

Dalam tugas ini, gaya batang yang dihitung hanya gaya batang S1,S2,S3, dan S4.

 Garis pengaruh RA (GPRA)

1 satuan di A, maka RA = 1

1 satuan di B, maka RA = 0
 Garis pengaruh RB (GPRB)

1 satuan di A, maka RB = 0

1 satuan di B, maka RA = 1

 Garis pengaruh S1 (GPRS1)

1 satuan di A. maka RA = 1

1 satuan di C, maka RA = 0,9

Dengan metode titik simpul didapat :


 Garis pengaruh S2 (GPS2)

1 satuan di F, maka RA = 0,6

Tinjau titik simpul A :


Potongan ritter :

Tinjau titik simpul A :

1 satuan di G, maka RA = 0,5

Dengan metode potongan ritter didapat :


 Garis pengaruh S3 (GPRS3)

1 satuan di F, maka RA = 0,6

1 satuan di G, maka RA = 0,5

Dengan metode potongan ritter didapat :


 Garis pengaruh S4 (GPRS4)

1 satuan di F, maka RA = 0,6

1 satuan di G, maka RA = 0,5

Dengan metode potongan ritter didapat :


2. PEMBEBANAN

a. Beban mati (P)

Terdiri dari :

Beban rangka (perkiraan)


Berat profil memanjang

Berat profil melintang

Berat beton

Berat aspal

Beban mati total (P) :


b. Beban hidup

Beban V

Beban V KEL
3. PERHITUNGAN GAYA BATANG

a. Akibat beban mati

Gaya reaksi A

Gaya reaksi B

Gaya batang S1

Gaya batang S2

Gaya batang S3

Gaya batang S4

b. Akibat beban hidup

Gaya reaksi A
Gaya reaksi B

Gaya batang S1

Gaya batang S2

Gaya batang S3

Gaya batang S4

c. Akibat beban mati + beban hidup

Gaya reaksi A (RA)

Gaya reaksi B (RB)

Gaya batang S1

Gaya batang S2

Gaya batang S3

Gaya batang S4
4. DISAIN RANGKA BATANG

A. BATANG TEKAN

 Batang horisontal

Pu = 702357,072 kg

λ = 100 cm

Direncanakan menggunakan profil:

Data perencanaan :

b = 40 cm Pu = 702357,072 kg

h = 40 cm L = 600 cm

Tw = 3 cm

Tf = 5 cm

Zx = 8170 cm³

Zy = 2900 cm³

Sx = 187000 cm⁴

Sy = 60500 cm⁴
Ix = 18,8 cm

Iy = 10,7 cm

Kontrol Penampang

Sayap profil

Bf/2tf = 4 < λp = 14,9 (OK)

Badan profil

h/tw = 13,3 < λp = 39,74 (OK)

Kontrol kekuatan

I min = Iy = 10,7 cm
Pn = 1014570,97 kg > Pu = 702357,072 kg (OK)

Kontrol kelangsingan

I min = Iy = 10,7 cm

(OK)

 Batang miring

Pu =

λ = 100 cm

Direncanakan menggunakan profil:

Data perencanaan :

b = 40 cm Pu =

h = 40 cm L = 671 cm

Tw = 1,8 cm

Tf = 2,8 cm
Zx = 4480 cm³

Zy = 1550 cm³

Sx = 92800 cm⁴

Sy = 31000 cm⁴

Ix = 17,7 cm

Iy = 10,2 cm

Kontrol Penampang

Sayap profil

Bf/2tf = 47,14 < λp = 14,9 (OK)

Badan profil

h/tw = 22,2 < λp = 39,74 (OK)

Kontrol kekuatan

I min = Iy = 10,7 cm
Pn = 553584,3 kg > Pu = (OK)

Kontrol kelangsingan

I min = Iy = 10,2 cm

(OK)

B. BATANG TARIK

 Batang horisontal

Pu =

λ = 100 cm

Direncanakan menggunakan profil:

Data perencanaan :
b = 40 cm Pu =

h = 40 cm L = 600 cm

Tw = 3 cm

Tf = 5 cm

Zx = 8170 cm³

Zy = 2900 cm³

Sx = 187000 cm⁴

Sy = 60500 cm⁴

Ix = 18,8 cm

Iy = 10,7 cm

Kontrol Penampang

Sayap profil

Bf/2tf = 4 < λp = 14,9 (OK)

Badan profil

h/tw = 13,3 < λp = 39,74 (OK)


Kontrol kekuatan

I min = Iy = 10,7 cm

Pn = > Pu = 702357,072 kg (OK)

Kontrol kelangsingan

I min = Iy = 10,7 cm

(OK)

 Batang miring

Pu =

λ = 100 cm
Direncanakan menggunakan profil:

Data perencanaan :

b = 40 cm Pu =

h = 40 cm L = 671 cm

Tw = 1,8 cm

Tf = 2,8 cm

Zx = 4480 cm³

Zy = 1550 cm³

Sx = 92800 cm⁴

Sy = 31000 cm⁴

Ix = 17,7 cm

Iy = 10,2 cm

Kontrol Penampang

Sayap profil

Bf/2tf = 47,14 < λp = 14,9 (OK)

Badan profil
h/tw = 22,2 < λp = 39,74 (OK)

Kontrol kekuatan

I min = Iy = 10,7 cm

Pn = 553584,3 kg > Pu = (OK)

Kontrol kelangsingan

I min = Iy = 10,2 cm

(OK)

DIMENSI BATANG YANG DIGUNAKAN

1. Batang tekan

a. Batang horisontal :
b. Batang miring :

2. Batang tarik

a. Batang horisontal :

b. Batang miring :
PERHITUNGAN BEBAN PERLETAKAN
Rencana keadaan batas kelayanan :

Beban hidup : K=2

Beban mati : K = 1,3

Beban angin : K=1

1. BEBAN MATI

 Beban sebelum komposit (Vm1)

Pm1 = 17285,16 kg (dari perhitungan balok melintang)

 Beban sesudah komposit (Vm2)

Pm2 = 3339 kg (dari perhitungan balok melintang)

 Beban rangka utama (Vm3)

Pm3 = 5220 kg (dari perhitungan struktur rangka utama)


 Berat ikatan angin atas (Vm4)

Qm4 = 30,9 kg/m (dari perhitungan ikatan angin)

Jumlah ikatan angin atas = 20 buah

Panjang ikatan angin atas = 7,41 m

 Berat ikatan angin bawah (Vm5)

Qm5 = 5,42 kg/m (dari perhitungan ikatan angin)

Jumlah ikatan angin bawah = 20 buah

Panjang ikatan angin bawah = 10,57 m

 Berat sambungan dan pelat simpul (Vm6)

Beban mati total (Vm) :

2. BEBAN HIDUP

Beban hidup lalu lintas (UDL+KEL) :

Pl = 33529 kg (dari perhitungan balok melintang)

3. BEBAN ANGIN

Hw = 3368,6 kg (dari perhitungan portal akhir)

4. BEBAN GEMPA
“koefisien geser dasar (C)”

Ditaksir dimensi pilar :


PERENCANAAN PORTAL AKHIR

Gaya-gaya yang bekerja :

 Ra : 2645,85 kg (dari perhitungan reaksi perletakan ikatan angin bawah)

 Rd : 1445,49 kg (dari perhitungan reaksi perletakan ikatan angin atas)

Beban Ra tidak diperhitungkan karena langsung bekerja pada perletakan.

Beban Rd dibagi 2 terhadap titik simpul C dan D.


Sehingga menjadi :
1. PORTAL AKHIR ATAS MELINTANG

Mutx = -4849,66 kg.m

Muty = 0

Pu = 3368,6 kg

Mc = +4849,66 kg.m

Md = -4849,66 kg.m

Ms = 0
Direncanakan menggunakan profil :

Data profil :

Q = 40,2 kg/m Ix = 2880 cm⁴

H = 175 mm Iy = 984 cm⁴

B = 175 mm ix = 7,50 cm

Tw = 7,5 mm iy = 4,38 cm

Tf = 11 mm Sx = 330 cm³

A = 51,21 cm² Sy = 112 cm³

Mutu baja : BJ 41 fu = 4100 kg/cm² fy = 2500 kg/cm²

a. Kontrol lendutan

Lendutan ijin (f ijin)

Lendutan yang terjadi

(OK)

b. Kontrol tekuk
Tekuk arah x

Kcx = 0,5 (jepit-jepit)

L = 870 cm

Lkx =
Tekuk arah y

Kcy = 0,5 (jepit-jepit)

L = 435 cm

Lky=

Sehingga dalam perhitungan λc digunakan λx.

Maka digunakan rumus interaksi I :

Sumbu x (batang tidak bergoyang)


Sumbu y (batang tidak bergoyang)
c. Menentukan Mnx

Kontrol penampang profil

Sayap

Badan

Penampang profil kompak

Maka :

Lateral buckling

Lb = 435 cm

Fr = 700 kg/cm²
(BENTANG MENENGAH)

M max = 4849,66 kg.m

Ma = 2424,8 kg.m

Mb = 0

Mc = 2424,8 kg.m
Sehingga :

Persamaan interaksi I :

(OK)

d. Kontrol kuat geser

(OK)

(OK)
2. PORTAL AKHIR DIAGONAL

Direncanakan menggunakan :

Data profil :

q = 232 kg/m Ix = 92800 cm⁴

h = 414 mm Iy = 31000 cm⁴

b = 405 mm ix = 17,7 cm

tw = 18 mm iy = 10,2 cm

tf = 28 mm Sx = 4480 cm³

A = 295,4 cm² Sy = 1530 cm³

Mutu baja : BJ 41

fu = 4100 kg/cm² E = kg/cm²

fy = 2500 kg/cm²
a. Kontrol lendutan

Lendutan ijin (f ijin)

Lendutan yang terjadi

(OK)

b. Kontrol tekuk

Tekuk arah x

Kcx = 0,7 (jepit-sendi)

L = 671 cm

Lkx =
Tekuk arah y

Kcy = 0,7 (jepit-sendi)

L = 671 cm

Lky=

Sehingga dalam perhitungan λc digunakan λy.

Maka digunakan rumus interaksi II :

Sumbu x (batang tidak bergoyang)


Sumbu y (batang tidak bergoyang)

c. Menentukan Mnx

Kontrol penampang profil

Sayap

Badan

Penampang profil kompak

Maka :

Lateral buckling

Lb = 671 cm
Fr = 700 kg/cm²

(BENTANG MENENGAH)
M max = 4849,66 kg.m

Ma = 3637,24 kg.m

Mb = 2424,83

Mc = 1616,56 kg.m

Sehingga :

Persamaan interaksi II :

(OK)

d. Kontrol kuat geser


(OK)

(OK)

Anda mungkin juga menyukai