Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP

A. Dasar Perencanaan

Atap direncanakan dari struktur baja ringan yang dirakit di tempat atau di proyek.
Perhitungan struktur rangka atap diadasarkan pada panjang bentangan jarak kuda-kuda
satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja,
yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan,
kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda-kuda
tersebut.

Semua perencanaan tersebut berdasarkan pembebanan atap, meliputi :

a. Beban mati, terdiri dari :


1. Berat sendiri penutup atap
2. Berat sendiri gording
3. Berat sendiri kuda-kuda
4. Berat plafond
b. Beban hidup yang besarnya diambil paling menentukan diantara dua macam beban
berikut :
1. Beban terpusat dari seorang pekerja besar minimumnya 100 kg
2. Beban air hujan yang besarnya dihitung dengan rumus :
(40 – 0,8 α) dimana α = sudut kuda-kuda
Keterangan lainnya : L = jarak antar kuda-kuda
c. Beban angin diambil minimal 25 kg/m2, dengan ketentuan :
1. Angin tekan untuk α < 650, dikalikan koefisien (0,002 α – 0,4)
2. Dibelakang angin (angin hisap) untuk semua α, dikalikan koefisien = 0,4

Adapun perencanaan rangka atap adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Rencana Atap dengan Gording


Gambar 2. Rencana Kuda-kuda

B. Data Perencanaan

Jarak Antar Kuda-Kuda (Lb) = 1 meter


Penutup Atap = Spandek
Berat Penutup Atap = 3,5 Kg/m2
Kemiringan Atap (α) = 100
Jarak Gording (B) = 1 Meter
Mutu Baja Ringan = Hi-tensile Zincalume – Grade 550 (5500 Kg/cm2)
Kecepatan Angin = 16 m/s

Sifat Mekanis Baja Ringan yang digunakan :

2. TS 40.45 for Batten


C. Perencanaan Gording

Dicoba menggunakan gording TS 40.45


1. Pembebanan

a. Beban Mati (Dead Load)


Beban Sendiri Gording = 1,55 kg/m
Beban Penutup Atap = 1 m x 3,5 kg/m = 3,5 kg/m
Beban Lain - Lain = 20% x 1,55 kg/m = 0,31 kg/m
= 5,36 kg/m
QD = 5,36 kg/m

b. Beban Hidup (Live Load)


a) Beban hidup merata akibat air hujan,
Beban hidup akibat beban air hujan diperhitungkan setara dengan beban
genangan air setebal 1/2 inc = 12,5 mm.
qhujan = 0,0125 * 10 =0,125 kN/m2
Jarak antara gording, s =1m
Beban air hujan, = qhujan * s * 103 =125 N/m
QLL = 125 N/m = 12,7 kg/m
b) Beban hidup terpusat akibat beban pekerja,
PLL = 100 Kg
Kemudian QLL = 12,7 Kg/m dan PLL = 100 kg digunakan sebagai input
beban hidup dengan bantuan SAP 2000

Dengan bantuan program SAP 2000 kemudian dilakukan analisa untuk mengecek angka
keamanan gording yang digunakan.
D. Perencanaan Kuda-kuda Utama

Data-data pembebanan :

Berat gording : 1,55 kg/m

Jarak antar Kuda-kuda utama :1m

Berat penutup atap : 3,5 kg/m2

Gambar 6. Rencana Kuda-kuda

1. Beban Mati
a. Beban P1
a) Beban gording = Berat gording x panjang gording
= 1,55 kg/m x 14m = 21,7 Kg
b) Beban atap = Jarak antar kuda-kuda x jarak antar gording x Berat Atap
= (1m x 1m ) x 3,5 kg/m2 = 3,5 kg
c) Beban Lain-Lain = 20% x (beban kuda-kuda)
= 20% x ( 21,7 kg)
= 4,34 kg

Jumlah Beban P1 = 21,7 + 3,5 + 4,34 = 29,54 Kg

2. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja di titik P1 = 100 Kg
3. Beban Angin
Kecepatan Angin (V) = 16 m/s
Tekanan Tiup ( Prumus) = V2 / 16 = 162 / 16 = 16 Kg/ m2
Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2
Prumus < Pmin = 16 Kg/ m2 < 25 kg/m2
Dipakai Pmin = 25 kg/m2
Perhitungan beban angin :
a. Koefisien angin tekan = (0,02 x α) – 0,40
= (0,02 x 10) – 0,40
= - 0,2

Beban angin tekan = luasan x koefisien angin tekan x beban angin


= (14 x 12) x -0,2 x 25
= -840 kg =
Beban angin tekan arah V = beban angin tekan x cos α
= -840 x cos 100
= - 827,23 kg
Beban angin tekan arah H = beban angin tekan x sin α
= - 840 x sin 100
= -145,86 Kg
b. Koefisien angin hisap = - 0,40
Beban angin hisap = luasan x koefisien angin hisap x beban angin
= (14 x 12) x (-0,40) x 25
= -1680 kg
Beban angin hisap arah V = beban angin hisap x cos α
= -1680 x cos 270
= -1654,47 Kg
Beban angin hisap arah H = beban angin hisap x sin α
= -1680 x sin 100
= -291,72 kg

Semua beban tersebut diinput ke SAP2000.

Anda mungkin juga menyukai