Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK URBANISASI TERHADAP DRAINASE

1.1. Pengertian Drainase


“Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya)
Dikutip dari (http://one.indoskripsi.com/node/6063). Bahwa dari sudut pandang yang lain,
drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam
rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permkaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan
air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain:
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
4. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.

1.2. Jenis Drainase dan Permasalahannya


Menurut Rato jenis drainase dan permasalahannya dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Drainase yang meliputi jenis, sistem, dan permasalahannya
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir
(float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase
dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas.
a. Jenis – jenis drainase
1) Menurut sejarah terbentuknya:
a) Drainase alamiah
b) Drainase buatan (artificial drainage).

2) Menurut letak bangunan:


a) Drainase permukaan tanah (surface drainage)
b) Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
c) Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi
ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
b. Sistem dan permasalahan drainase
1) Sistem drainase dibagi menjadi:
a) tersier drainage
b) secondary drainage
c) main drainage
d) sea drainage
2) Permasalahan drainase:
Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
a) Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan
/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
b) Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan
maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur
perkotaan, disamping itu peningkatan penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik
limbah cair maupun pada sampah.
c) Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian
kota berada dibawah muka air laut pasang.
d) Penyempitan dan pendangkalan saluran
e) Reklamasi
f) Limbah sampah dan pasang surut
3) Permasalahan drainase di perkotaan akibat urbanisasi masyarakat
a) Kegiatan Urbanisasi
Kemajuan pembangunan di perkotaan menjadi faktor peningkatan urbanisasi. Kondisi
perdesaan yang dianggap tidak mampu menyediakan kesempatan kerja bagi penduduknya serta
minimnya jumlah penghasilan yang didapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya
urbanisasi. Walaupun harus beradaptasi lagi dengan gaya hidup di perkotaan, tidak menjadi
penghalang bagi mereka untuk tetap memutuskan berpindah ke kota. Mereka terpaksa keluar dari
daerah asalnya karena rendahnya kualitas hidup atau adanya daerah yang menjanjikan untuk
memiliki kesempatan hidup yang lebih layak. Kondisi ini yang semakin menjadi faktor penarik
mereka untuk bermigrasi ke perkotaan.

Tingkat urbanisasi yang tinggi pada akhirnya mengancam daya dukung lahan pada sebuah
kota. Kota yang semula nyaman menjadi semakin padat karena urbanisasi yang terus meningkat.
Membangun sebuah permukiman kumuh di tengah kota seolah-olah menjadi jalan keluar untuk
mengatasi ketidakmampuan para imigran untuk membangun rumah yang layak di perkotaan.
Ketidakmampuan tersebut yang membuat mereka berkeputusan untuk menetap di permukiman
kumuh yang tentunya illegal dan sangat jauh dari kesan nyaman dan layak tinggal. Banyak dari
mereka yang menetap di bantaran sungai, bantaran rel kereta api, bawah jembatan, atau di tempat
lainnya yang tentunya sangat berbahaya.

b) Dampak Urbanisasi
Rumah-rumah tanpa ventilasi, tanpa jarak, minim fasilitas membuat penduduk kota menjadi prihatin
akan kenyataan ini. Kondisi ini diperparah dengan tempat buang air besar(MCK) yang biasanya
dibuat dari kayu/seng yang tentunya tidak layak dan jauh dari kesan nyaman. Jalan yang tanpa aliran
drainase yang baik dan penuh dengan sampah yang dibuang sembarangan menjadi ancaman banjir
dan genangan air pada musim penghujan. Dengan kondisi demikian, tak ayal jika banyak warga
yang tinggal di rumah-rumah tersebut mudah untuk terserang penyakit-penyakit seperti demam
berdarah, muntaber, atau penyakit-penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai