Anda di halaman 1dari 50

PERTEMUAN # 2

SUDUT, BEARING, AZIMUT


DAN
PENENTUAN POSISI DALAM
ILMU UKUR TANAH
Hubunganmuka
laut, geoid,
ellipsoid dan
permukaanbumi
Dalam survei, seringkali ditentukan garis referensi
tetap yang dengannya semua garis survei diacu.
Garis seperti itu dinamakan meridian.
Oleh Schmidt (1978), meridian dibedakan
menjadi: meridian magnetis, meridian-sebenarnya
(true meridian), meridian grid dan meridian
asumsi (assumed meridian).
Persyaratan Dasar dalam Menentukan Sudut

• Garis awal / garis acuan


• Arah putaran
• Besar sudut / harga sudut
▪ A. Sudut Dalam
▪ B. Sudut Kekanan
JENIS-JENIS SUDUT ▪ C. Sudut Belokan

1. SUDUT
HORISONTAL
Gambar :
Poligon Tertutup

Sudut dalam adalah sudut yang berada di dalam polygon tertutup. Sudut luar terletak
di luar polygon tertutup, atau pelingkar sudut dalam (explement). Pengecekan sudut
luar biasanya untuk pengecekan, karena jumlah sudut dalam dan sudut luar pada
sebuah titik harus sama dengan 360 derajat.

Sudut kekanan diukur searah dengan jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun
depan. Sudut kekiri diukur berlawanan arah jarum jam dari stasiun belakang ke
stasiun depan.
▪ Sudut arah merupakan suatu sistem penentuan
arah garis dengan memakai sebuah sudut dan
huruf-huruf kuadran.
▪ Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip
horizontal antara sebuah meridian acuan dan
2. SUDUT ARAH sebuah garis.
▪ Sudut diukur dari utara maupun selatan kearah
timur atau barat untuk menghasilkan sudut kurang
dari 90 derajat.
Sudut arah dalam ilmu ukur tanah tidak sama dengan sudut arah dalam ilmu
ukur sudut (goneometri).
Dalam ilmu ukur tanah, sudut dimulai dari arah utara ( sumbu Y positif ) ke arah
timur (searah putaran jarum jam). Demikian pula dengan posisi kuadran.
y

A ( xa, + ya)

IV I
x

III II
B ( -xb, - yb)

Dalam ilmu ukur tanah sudut arah juga disebut sudut jurusan atau azimut dan
ada pula istilah bearing.
19

U
aab
B
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
A
Jadi Sudut Jurusan adalah : Sudut B
yang dihitung mulai dari sumbu Y+ U aac
(arah utara) berputar searah jarum b =aac - aab
jam sampai titik ybs. aab
b
Sudut Jurusan mempunyai harga A
dari 0o sd. 360o. C
aab
Dua sudut jurusan dari dua arah U
yang berlawanan berselisih 180o aab B aba

A aba – aab = 180o


▪ Sudut Jurusan suatu sisi dihitungSUDUT JURUSAN(arah utara) berputar searah
dari sumbuY+ 20
jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
▪ Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o Misalnya a ba
= a ab + 180o atau a ba - a ab = 180o

U B Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang


dab sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
aab
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A

B
-aac= sudut jurusan dari A ke C
-aab= sudut jurusan dari A ke B
aab -b = sudut mendatar antara dua arah
aac
b
A aac = aab + b
C
PERHITUNGAN SUDUT JURUSAN
U
U
aba
B
abc A aab
b

aba = (aab -180)


abc = (aab -180) + b
3. SUDUT
VERTIKAL
DIKLINASI
MAGNETIK
BEARING DAN
AZIMUTH

• Bearing magnetis OP adalah N 66oE dan OQ adalah S 54o E.


• Besarnya bearing tidak lebih dari 90o.
• Diasumsikan besarnya deklinasi jarum magnet terhadap meridian-sebenarnya
adalah 5o.
• Dengan demikian, bearing-sebenarnya OP adalah N 71o E dan OQ adalah S 49o E.
• Istilah yang lebih umum yang menggambarkan besarnya sudut searah jarum jam ini adalah asimut.
• Jadi asimut OP adalah 71o

• Besarnya asimut ini antara 0o – 360o , dengan demikian asimut OQ adalah 131o.
• Terkadang survei tertentu mendasarkan asimut pada arah selatan.
• Jadi, asimut suatu garis adalah sudut searah jarum jam yang terbentuk dari arah utara dari meridian yang
ditetapkan.
Asimut atau garis datum nol, bagi bearing sering juga disebut North, yang
macamnya antara lain:
1. Utara sebenarnya; didasarkan pada pengamatan astronomi
2. Utara magnetis: dari pengamatan kompas, berbeda beberapa derajat dengan
utara sebenarnya
3. Utara grid: didasarkan pada proyeksi peta tertentu dan sering berbeda beberapa
menit dengan utara sebenarnya
4. Utara teradopsi: diambil atas dasar persetujuan
5. Origin terasumsi: merupakan arah yang sesuai dengan tujuan survei, disebut
sebagai nol dan digunakan sebagai datum semua garis.
Asimut antar dua titik adalah besarnya sudut (bearing) yang dibentuk dari suatu
referensi (meridian atau utara) searah jarum jam sampai ke garis penghubung dua
titik itu. Karena berputar satu lingkaran penuh, besarnya asimut pada satuan
derajat mulai nol derajat sampai dengan tigaratus enampuluh derajat (0° s.d. 360°).
Perbedaan Kuadran
39

Bila kita akan menentukan posisi beberapa


buah titik yang terletak pada suatu garis
lurus, maka titik-titik tersebut dapat
ditentukan melalui jarak dari suatu titik, yang
biasa disebut titik nol.
PENENTUAN
POSISI 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUATU TITIK A B

Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa


jarak A ke B adalah 6 satuan, yaitu (9) – (3) = 6
40
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

A B
- +

Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0, maka
kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik disebelah
kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada pada sebelah
kanan titik nol. .

Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :


Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari (+6) – (-4),
begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga yang
positif.
41

A . PENGERTIAN JARAK
B”
m B
Titik A dan B terletak di permukaan bumi. Garis
penghubung lurus AB disebut Jarak Miring.
Garis AA’ dan BB’ merupakan garis sejajar
dan tegak lurus bidang datar. Jarak antara
Y kedua garis tsb disebut Jarak Mendatar dari A
ke B. Jarak BB” disebut Jarak Tegak dari A ke B
A’ atau biasa disebut Beda Tinggi. Sudut BAB”
disebut Sudut Miring.

Antara Sudut Miring, Jarak Miring, Jarak Mendatar dan


Beda Tinggi, terdapat hubungan sbb :
B’
X AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
A’B’ = Jarak Mendatar (AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu garis lurus, 42

maka cara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan dua buah
garis lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut salib sumbu.

D Y+
A Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :
4
1 1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
X+ 2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
X- 2 3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
3 B 4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X-
C Y- 6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-

Garis yang mendatar dinamakan absis atau


sumbu X, sedangkan garis yang vertikal
dinamakan ordinat atau sumbu Y.
43

Y+ 0O

PENENTUAN POSISI SUATU TITIK


IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o

ILMU UKUR TANAH


Dalam ilmu ukur tanah, permukaan bumi dapat diukur dan dicari koordinatnya.
Selanjutnya permukaan bumi yang telah diukur koordinatnya tersebut digambarkan
dalam bidang datar dengan suatu sistem proyeksian skala tertentu.
1
2
Titik awal adalah titik
yang paling awal perlu Titik ikat adalah titik yang
diketahui, baik dengan bersama-sama membangun
definisi, diberikan kerangka dasar pemetaan baik
ataupun diukur. secara horizontal maupun vertikal,
dimana titik-titik ini tersebar
keseluruh daerah pemetaan
dengan ketinggian yang setara
3. Titik detil adalah titik yang merupakan wakil dari
suatu unsur baik alam maupun buatan manusia yang
ada di lapangan dimana nantinya akan digambarkan
diatas peta. Titik detil harus terikat oleh titik ikat yang
terdekat. Misal: pojok suatu bangunan, tikungan
jalan, jembatan, dll.

4. Benchmark (BM) adalah titik tetap yang diketahui


ketinggiannya terhadap suatu bidang referensi
tertentu. Bentuk dari BM ini terbuat dari pilar beton
dengan tanda diatas atau disamping sebagai titik
ketinggiannya. Misal : BM BPN, BM Pemkot, dll.
1. Nol normal adalah permukaan air laut yang berubah menurut waktu, maka
melalui suatu perjanjian dipilih ketinggian dasar diatas muka laut dengan
menganggap mempunyai tinggi nol (0,000 m) yang dinyatakan sebagai titik
diatas pilar beton (BM) yang dibuat menurut kontruksi yang kuat dan stabil.
2. Jarak datar (AB) adalah jarak yang diukur diatas permukaan horizontal
pengamat ke proyeksi titik lainnya diatas horizon pengamat tadi.
3. Jarak miring (AB’) adalah jarak yang dikur diatas permukaan tanahdari satu
titik ketitik lainnya tanpa melihat kemiringan tanahnya.
4. Permukaan air laut rata-rata (MSL) adalah pengandaian bilamana permukaan
air laut dalam keadaan diam, permukaan air laut dapat dianggap sebagai
salah satu permukaan datum.

Anda mungkin juga menyukai