Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN SUDUT

Sudut yang diukur dalam pengukuran tanah digolongkan menjadi sudut horisontal dan sudut
vertikal.
Satuan pengukuran sudut

 System seksagesimal = 1°=60’ ; 1’=60”


 System sentisimal = 1° = 100’ (100 centi grad)
 System radial = dalam system radial keliling 0 dibagi 1 radial
 System waktu 360° = 24 jam ; 1 jam = 15°

Sudut Vertikal (Sudut Tegak)


Sudut tegak dibentuk dari bidang tegak (vertikal).
Sudut ditentukan dari garis tegak yaitu berupa sudut zenit
(z) atau sudut nadir (n) dengan besaran maksimal sebesar
Z
180º.
h(+)
Sudut miring/lapangan dibentuk dari bidang datar
h(-)
(horizontal) disebut sebagai sudut elevasi / sudut helling
(+ atau -).

n Besaran sudut elevasi (h) :


z + h = 90o
Sudut Horisontal
Maka sudut BAC = Sudut Bacaan AC - Sudut Bacaan AB = 90°-30° = 60°.
B
o
30

o
A 90 C
Sudut Dalam dan Sudut Luar
Sudut dalam, terlihat dalam gambar disamping, ada di sebelah dalam poligon tertutup dan sudut
luar terletak di luar poligon tertutup

Arah garis
Arah sebuah garis adalah sudut horizontal antara garis itu dengan garis acuan yang telah dipilih
(misalnya meridian)
Sudut Arah (Bearing)
• Sudut arah merupakan satu sistem penentuan arah garis dengan memakai sebuah sudut
dan huruf-huruf kuadran.
• Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip horizontal antara sebuah meridian acuan dan
sebuah garis.
• Sudutnya diukur dari utara maupun selatan ke arah timur ataupun barat, untuk
menghasilkan sudut kurang dari 90°.
• Kuadran yang terpakai ditunjukkan dengan huruf U atau S mendahului sudutnya dan T
atau B mengikutinya.
Contoh Sudut Arah (Bearing)
Bearing merupakan sudut lancip yang dibentuk oleh garis meridian bumi (bujur) dengan
garis/arah bidik.
Besaran sudut ukurnya dihitung dari meridian Utara atau Selatan ke arah timur atau barat.

S S T
B
90º U90º
90º T
U 90º B

S
Sudut Jurusan (Asimut)
Arah orientasi merupakan salah satu unsur utama dalam proses pengukuran untuk membuat
peta, khususnya peta umum. Pada umumnya setiap peta memiliki arah utama yang
ditunjukkan ke arah atas (utara). Terdapat 3 (tiga) arah utara yang sering digunakan dalam
suatu peta.
a. Utara magnetis, yaitu utara yang menunjukkan kutub magnetis.
b. Utara sebenarnya (utara geografis), atau utara arah meridian.
c. Utara grid, yaitu utara yang berupa garis tegak lurus pada garis horizontal di peta.
Ketiga macam arah utara itu dapat berbeda pada setiap tempat. Perbedaan ketiga arah utara ini
perlu diketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan arah pada peta. Arah utara
magnetis merupakan arah utara yang paling mudah ditetapkan, yaitu dengan pertolongan
kompas magnetik. Perbedaan sudut antara utara magnetis dengan arah dari suatu obyek ke
tempat obyek lain searah jarum jam disebut sudut arah atau sering disebut azimuth magnetis.
Pada peta yang dibuat dengan menggunakan kompas, maka perlu diberikan penjelasan bahwa
utara yang digunakan adalah utara magnetis.
• Asimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan
sampai garis arah pengukuran.
• Dalam pengukuran tanah datar, Asimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli
astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan.
• Seperti ditunjukkan dalam gambar, Asimut berkisar antara 0 sampai 360° dan tidak
memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kuadran.

Deklinasi Magnetik
Merupakan sudut yang dibentuk dari arah jarum magnit terhadap Utara-Selatan bumi yang
sesungguhnya.
U
U U
U M
S S
M
20º T
20º
B
B T
B T

S
S
Deklinasi Timur
Deklinasi Barat
Contoh :
Penyelesaian
Rentang tahun = 2013 – 1999 = 14 tahun
Dd (14 tahun) = 14 x 1’ = 14’
d2013 = - 0o23’ – 14 = -0o37’

US
UG
UM
o
0 30’
o
0 7’
o
0 37

DAFTAR PUSTAKA
Rustandi, Pengertian Azimuth, Bearing dan Trend. 2010. http://rustandi-
gallery.blogspot.com/2010/11/pengertian-azimuth-bearing-dan-trend-1.html diakses tanggal 25
September 2014

Anda mungkin juga menyukai