1. PENDAHULUAN
Model dunia nyata dapat memudahkan manusia dalam memahami studi
vektor.
Dengan
demikian,
setiap
(layer)
data
spasial
akan
Oleh sebab itu, nilai absis (x) akan meningkat kearah kanan dan nilai
ordinat (y) akan meningkat kearah bawah. Pada sistem koordinat seperti
ini (pasca transformasi), titik asal koordinat (x 0, y0) data raster terletak di
titik sudut kiri bawah.
dengan arah sumbu koordinat masing-masing. Setiap piksel atau sel grid
memanfaatkan
prinsip
hitungan
yang
sama,
maka
dapat
diketahui bahwa :
y0 + (i-0.5)*b)
Batas-batas piksel baris ke i dan kolom ke j adalah (x 0 + (j-1)*a < x < x0 +
j*a) untuk X dan (y0 + (i-1)*b < y < y0 + i*b) untuk y.
Matrik raster memiliki bentuk yang teratur secara geometrik dan telah
terurut secara otomatis, oleh sebab itu setiap posisi sel atau posisi
pikselnya tidak harus direkam satu persatu. Jika semuanya direkam malah
terjadi pemborosan memori.
a. KARAKTERISTIK LAYER(S) RASTER
Raster
memiliki
beberapa
karakteristik
yang
dapat
pada
ukuran
permukaan
bumi
yang
dapat
daerah
tertentu
sehingga
setiap
sel
juga
dalam
model
raster
secara
langsung
dapat
2.
3.
4.
5.
Control Point)
a. SAMPLING RASTER
b. LAYER (S) RASTER
MODEL DATA VEKTOR
a. ENTITY TITIK
b. ENTITY GARIS
c. ENTITY AREA ATAU POLIGON
d. AREA ATAU POLIGON SEDERHANA
e. MODEL DATA SPAGHETTI
f. MODEL DATA SPHAGETTI PADA PERANGKAT SIG IDRISI
PERBANDINGAN MODEL DATA VEKTOR DAN RASTER
MODEL DATA VEKTOR DENGAN TOPOLOGI
a. HUBUNGAN TOPOLOGI
b. MEMBANGUN TOPOLOGI
TIN