Anda di halaman 1dari 21

MENENTUKAN TEMPAT KEDUDUKAN (

POSISI ) KAPAL

Kedudukan atau posisi kapal dapat ditentukan dengan


menggunakan :

A. Dengan bantuan benda-benda darat atau dengan


benda-benda laut.

Benda-benda darat yang dapat digunakan untuk


menentukan posisi kapal :
- Tanjung
- Gunung

Benda-benda laut :
- Pelampung-pelampung yang dikenal.

B. Dengan bantuan benda-benda angkasa :

- Matahari
- Bulan
- Bintang
- Planet.

C. Dengan alat-alat elektronik.


BENTUK DAN UKURAN BUMI

A. BENTUK BUMI.
Bumi adalah suatu benda yang bergerak bebas di
ruang angkasa dan berbentuk bulat seperti bola.

Pembuktian bahwa bumi berbentuk bulat :

1. Melengkung dari Utara – Selatan. Apabila si


Penilik berpindah dari dari U – S, maka tinggi
kutub berubah sebanding dengan perjalanan yang
ditempuh.

2. Melengkung dari Timur – Barat. Saat Matahari (⊙)


terbit, berembang dan terbenam dipercepat
sebesar jumlah tertentu (dibandingkan dgn alat
pengukur waktu yg sama). Apabila kita pindah ke
Timur, jumlah ini sebanding dgn perjalanan yg
ditempuh. Saat Matahari (⊙) terbit, berembang
dan terbenam diperlambat sebesar jumlah
tertentu (dibandingkan dgn alat pengukur waktu
yg sama). Apabila kita pindah ke Barat, jumlah ini
sebanding dgn perjalanan yg ditempuh.

3. Apabila kita mendekati suatu benda (menara suar,


kapal), maka yg nampak lebih dahulu adalah
bagian atasnya, kemudian bagian-bagian yg
letaknya lebih rendah.
Pembuktian Bumi berbentuk bulat
( Lanjutan )

4. Di tengah laut, batas bagian yang nampak dari


permukaan bumi berbentuk sebagai lingkaran.

5. Bagian permukaan bumi yang nampak ini menjadi


semakin besar / luas, jika si penilik berada semakin
tinggi.

6. Pada Gerhana bulan, batas bayangan bumi yang


jatuh pada bulan, berbentuk sedemikian yang
hanya dapat disebabkan oleh suatu bola.


T2 ⋆

⋆ Ku
B
T1

E M Q

Gambar: 1
DEFINISI LINGKARAN DI BUMI

Poros Bumi = Garis menengah bola, keliling dimana


bumi berputar dlm satu hari.

Kutub-kutub = Titik-titik potong permukaan bumi dengan


poros bumi.

Katilistiwa = Lingkaran besar pada jarak 90° dari


kutub-kutub.

Irisan permukaan bumi dengan bidang


yang melalui titik pusat bumi tegak lurus
() poros bumi.

Jajar = Lingkaran kecil sejajar dengan katulistiwa.

Derajah = Lingkaran besar melalui kutub-kutub.

Lingkaran bujur = Sebagian derajah dari kutub


sampai kutub.

Derajah pertama = Lingkaran bujur yang melalui


Greenwich.
Derajah pertama = Derajah Nol.
KOORDINAT DI BUMI

Lintang :
Busur derajah dihitung dari katulistiwa sampai jajar
yang melalui tempat itu.
Dibedakan dalam lintang Utara (U) dan lintang Selatan
(S) dan dihitung dari 0˚ sampai 90˚.

Bujur :
Busur terkecil pada katulistiwa, dihitung dari
derajah nol sampai derajah yang melalui
tempat itu.
Dibedakan dalam bujur Timur (T) dan bujur Barat (B)
dan dihitung dari 0˚ sampai 180˚.

Beda (delta) lintang (∆ Li) :


Busur derajah antara jajar-jajar melalui dua
buah tempat.

Beda (delta) bujur (∆ Bu) :


Busur pada katulistiwa antara derajah-derajah
melalui dua buah tempat.

Derajat : Satu derajat (1˚) adalah 1/360


bagian dari lingkaran.

Menit : Satu menit (1’) adalah 1/60 bagian dari


satu derajat.
(∆ Li) dan (∆ Bu)

Gambar ; 1.3

Ku

A
Gr Li
X
E Q

O Bu B

Ks

Lintang :
Busur derajah yang melalui tempat tertentu, dihitung
mulai dari katulistiwa sampai jajar tempat tersebut.
(busur BA)

Tiap titik di katulistiwa mempunyai lintang = 0˚


Tiap Kutub mempunyai lintang = 90 ˚
Semua titik pd suatu jajar memp. Lint. yang
sama, krn sama jauhnya dr katulistiwa.
Pengukuran hrs mulai dari kat. dan berakhir
pada tempat dimaksud.
∆ Li. dan ∆ Bu. (lanjutan)

Ku Ku

B
∆Li
L2
A A
L1 E L1 Q
E ` Q ∆Li
L2

Ks Ks
Perbedaan lintang (∆ Li):
Busur derajah, dihitung dari jajar titik yg satu sampai
jajar yg lain.

Jika dua titik di bumi keduanya terletak di setengah


bulatan U. atau S. maka lintangnya disebut SENAMA.

Jika titik yg satu di setengah bulatan U dan titik yg


satunya di setengah bulatan S, maka disebut TIDAK
SENAMA.

Bujur :
Busur kecil pada katulistiwa, dihitung dari derajah nol
sampai derajah yg melalui tempat itu.

Perbedaan Bujur (∆ Bu) :


Busur kecil pada katulistiwa, dihitung dari derajah titik
yg satu sampai derajah titik yg lain.

Titik potong dari Katulistiwa dgn derajah nol, sebelah


kanan adalah Bujur Timur dan yg sebelah kiri adalah
Bujur Barat
TIDAK ADA
yang
TIDAK BISA

Sebelum mencoba melakukan sesuatu hal,


jangan ucapkan kata-kata :

“BINGUNG,
SULIT,
TIDAK BISA,
TIDAK TAHU, dan
TIDAK MUNGKIN”

Itu adalah ciri-ciri orang yang malas yang tidak


mau berpikir dan tidak mau maju.

Saat kita menghadapi sesuatu masalah, gunakan


otak kita untuk :

“BERPIKIR, BERTANYA, BELAJAR DAN BERUSAHA”

Guna mencapai sesuatu hal yang diinginkan.


MENENTUKAN JARAK SUATU BENDA

Baringan :
Sudut horizontal yang diukur dari arah acuan tertentu,
dihitung ke kanan sampai ke arah benda yang di baring.

Sudut baringan dihitung ke kanan dari 000˚ sampai


360˚.

Us

Hs

Bs

Baringan Sejati :
Sudut antara sinar baringan dengan arah Utara
sejati.
BARINGAN PEDOMAN
dan
BARINGAN MAGNET

Baringan Pedoman :
Sudut horozontal, dihitung dari Utara pedoman ke kanan
sampai ke letak benda baringan.
Untuk merubah Bp ke Bs, dipergunakan rumus
penjabaran.
Bs = Bp + Semb

Baringan Magnet :
Sudut horizontal, dihitung dari Utara magnetik ke kanan
sampai ke arah benda yang dibaring.

Rumus penjabaran dari Bp ke Bm : Bm = Bp + Dev.

Dalam pengerjaan soal-soal, rumus-rumus yg sering


muncul ( harus ) hafal :

Semb. = Var + Dev

Hs = Hp + Semb

Bs = Bp + Semb
Syarat-sarat dlm mengambil benda baringan

1. Titik yang dibaring harus dikenal


2. Alat membaring harus terpasang dengan baik
3. Membaring benda harus dilakukan dengan cermat dan
seteliti mungkin (baring beberapa kali dan ambil
reratanya)
4. Koreksi-koreksi harus dipakai dan dipercaya
5. Titik baringan yang lebih dekat letaknya merupakan
pilihan yang baik.

Maksud dan tujuan penentuan posisi

• Menentukan arah ke titik yang dituju


• Menghindari rintangan, gosong-gosong dan bahaya
lain
• Menentukan dan laju yang ekonomis
• Menetapkan posisi duga dan menentukan ETA
• Penentuan arus yang dialami
HALUAN DAN JAUH

Haluan :
Arah yang ditempuh kapal dalam pelayarannya.
Loxodrom :
Garis haluan yang memotong derajah-derajah dan jajar-
jajar dengan sudut yang sama besarnya.
Berlayar menggunakan haluan loxodrom berarti berlayar
dengan haluan yang tetap.
Pada peta mercator, haluan loxodrom ini di gambarkan
sbagai garis lurus.
Lingkaran besar ( hal. Orthodrom) :
Haluan yang memotong derajah-derajah dan jajar-jajar
dengan sudut-sudut yang tidak sama besarnya.
Berlayar menggunakan haluan orthodrom berarti berlayar
dengan haluan-haluan yang selalu berubah-ubah.
Pada peta mercator, haluan othodrom ini digambarkan
sebagai garis lengkung.

30˚ U
Peta mercator
B

20˚ U B = Tempat tiba

Jarak A ke B dinamakan JAUH


10˚ U

0˚ A A = Tempat tolak

90˚T 100˚T 110˚T 120˚T 130˚T 140˚T 150˚T


HALUAN UTARA/SELATAN

Berlayar dengan haluan Utara atau Selatan, berarti


berlayar mengikuti derajah, dengan demikian maka
bujur tidak berubah. Yang berubah hanya lintangnya,
dimana perubahan menit lintang (delta lintang / Δ Li ),
sama dengan mil jauh.
Misalnya : Jauh = 80 mil, maka Δ Li = 80’ = 1° 20’.
Contoh 1:
Dari tempat tolah 01° 43’,0 U. / 112° 18’,0 T.
Sebuah kapal berlayar dengan haluan Utara
sejati. Jauh = 218 mil. Diminta tempat tiba.

Jauh = 218 mil, Δ Li = 218’ = 3° 38’ U.

Temp. tolak = 01° 43’,0. U.- 112° 18’,0. T.


Δ Li = 3° 38’ U - Δ bu = 0
Temp. tiba = 05° 21’,0. U.- 112° 18’,0. T.
Tempat tiba

3° 38’

05° 21’

Tempat tolak
01° 43’
K I

112° 18’,0
Contoh 2 :
Dari tempat tolak 01° 43’ S. / 112° 18’ T. sebuah kapal
berlayar dengan haluan sejati Utara. Jauh = 321 mil.
Diminta tempat tiba.

Jauh = 321 mil, Δ Li = 321’ = 5° 21’ U.

Temp. tolak = 01° 43’,0. S.- 112° 18’,0. T.


Δ Li = 05° 21’ U - Δ bu = 0
Temp. tiba = 03° 38’,0. U.- 112° 18’,0. T.

Tempat tiba

03° 38’

05° 21’

K I

01° 43’
Tempat tolak

112° 18’

Kapal ini berlayar melewati Khatulistiwa jadi


lintangnya berubah dari lintang Selatan menjadi
lintangUtara.

Berlayar ke arah Utara berarti lintangnya berubah


ke Utara juga.
Contoh 3 :

Dari tempat tolah 01° 12’,0 S. / 108° 43’,0 T.


Sebuah kapal berlayar dengan haluan sejati
Selatan. Jauh = 143 mil. Diminta tempat tiba.

Jauh = 143 mil, Δ Li = 143’ = 2° 23’ S.

Temp. tolak = 01° 12’,0. S.- 108° 43’,0. T.


Δ Li = 2° 23’ S - Δ bu = 0
Temp. tiba = 03° 36’,0. S.- 108° 43’,0. T.

108° 43’ T

K I

01° 12’

Tempat tolak
03° 36’
2° 23’

Tempat tiba
Contoh 4 :

Dari tempat tolah 01° 12’,0 U. / 108° 43’,0 T.


Sebuah kapal berlayar dengan haluan sejati
Selatan. Jauh = 430 mil. Diminta tempat tiba.

Jauh = 430 mil, Δ Li = 430’ = 7° 10’ S.

Temp. tolak = 01° 12’,0. U.- 108° 43’,0. T.


Δ Li = 7° 10’ S - Δ bu = 0
Temp. tiba = 05° 58’,0. S.- 108° 43’,0. T.

108° 43’

Tempat tolak

01° 12’

K I

7° 10’

05° 58’

Tempat tiba
HALUAN TIMUR / BARAT

Berlayar dengan haluan Timur atau Barat berarti,


berlayar mengikuti jajar. Lintangnya tidak berubah atau
delta lintang = 0 ( Δ Li = 0 ). Yang berubah adalah
bujurnya. ( lihat gambar ) di bawah ini :

Keterangan :
Kt Kt = Kutub
KI = Khatulistiwa
40° Δ bu antara A dan B =
C D Δ bu antara C dan D.
Jauh antara A dan B tdk sama
dengan jauh antara C dan D.
K I Di Khatulistiwa jauh = Δ bu,
A B tetapi di lintang² yg lain jauh
≠ Δ bu. Jauh = Simpang.
Untuk mencari Δ bu
menggunakan rumus :
Δ bu = Simp x sec lint

Untuk mencari Δ bu dapat dilakukan dengan dua cara :

1.Dengan rumus
Δ bu = Simpang x secans lintang

( Menggunakan daftar VIII dan X )

2. Dengan daftar II.


HALUAN TIMUR / BARAT

Contoh 1 :
Dari tempat tolak 11° 00’ U. / 112° 14’ T. sebuah kapal
berlayar dengan haluan sejati Timur. Jauh = 318 mil.
Diminta tempat tiba.

Jauh = 318 mil, Simpang = 318’. Lintang = 11° U.


Δ bu = Simpang x Sec. lintang
Δ bu = 318 x sec 11°

Log 318 = 2, 50243 (daft. X)


Log sec 11° = 0, 00805 + (daft. VIII)
Log Δ bu = 2, 51048
Δ bu = 323’ , 95 (daft. X)
= 324’ = 5° 24’ T.

Dengan daftar II
Simpang : Δ bu :
300 305,6
10 10,19
8 8,15
318 Δ bu = 323,94
= 323’,9 = 5° 23’,9T.
Tempat tolak = 11° 00’ U. - 112° 14’ T.
Δ bu = 0, Δ bu = 5° 24’ T.
Tempat tiba = 11° 00’ U. - 117° 38’ T.
Gambar / lukisan : Contoh 1

Simpang = 318 mil

Tempat
Tempat tolak tiba
11° 00’ U

Δ bu = 324’ = 5°
24’

117° 38’ T
112° 14’ T

Catatan :

Perhitungan Δ bu dengan menggunakan daftar II tidak


seteliti dengan perhitungan memakai rumus dan hasilnya
akan sedikit berbeda. Untuk penggunaan praktis, pemakaian
daftar II dapat dianggap cukup memadai.

Contoh 2 :
Dari tempat tolak 06° 30’ S. / 127° 58’ T. sebuah kapal
berlayar dengan haluan sejati Barat. Jauh = 243 mil.
Diminta tempat tiba.

Jauh = 243 mil, Simpang = 243’. Lintang = 06° 30’ S.

Δ bu = Simpang x Sec. lintang


Δ bu = 234 x sec 06° 30’
Lanjutan contoh 2 :

Log 243 = 2, 38561 (daft. X)


Log sec 06° 30’ = 0, 00280 + (daft. VIII)
Log Δ bu = 3, 38841
Δ bu = 244’ , 57 (daft. X)
= 244’ = 4° 04’ , 6 B.

Dengan daftar II
Simpang : Δ bu :
200 201,3
40 40,26
3 3,016
243 Δ bu = 244,579
= 244’,6
= 4° 04’,6 B.

Tempat tolak = 06° 30’ S. - 127° 58’ T.


Δ bu = 0, Δ bu = 4° 04’, 6 B.
Tempat tiba = 06° 30’ S. - 123° 53’, 4 T.

Simpang = 243 mil

06° 30’ S Tempat tiba Tempat tolak

Δ bu = 244’,6 = 4° 04’,6

123° 53’, 4 T. 127° 58’ T


PENERBITAN NAVIGASI

Publikasi Navigasi :
Buku-buku dan bahan-bahan penting yang diterbitkan
dan disiarkan untuk membantu seorang navigator
dalam melayarkan kapalnya dengan sebaik-baiknya.

Buku-buku dan bahan-bahan tersebut antara lain :


1.Peta-peta laut ( hub. Dgn Katalog peta )
2.Almanak nautika tahun sedang berjalan
3.Bulu kepanduan bahari (Pilot book/sailing direct.)
4.Buku-buku Navigasi dan daftar-daftar sbb. :
- Daftar Suar
- Daftar Pasang surut
- Daftar Arus
- Daftar Ilmu Pelayaran
- Daftar pelampung-pelampung serta rambu-rambu
yang tak berpenerangan.
- Daftar isyarat radio dan daftar jarak.
5. Berita Pelaut Indonesia (BPI)/(NTM)
6. Berita peringatan navigasi (navigational warning)
7. Ocean passage for the world
8. Daftar route yang dianjurkan utk kpl dan musim
tertentu sesuai PK (NEMENDRI=North European and
mediteranian routing instruction)

Anda mungkin juga menyukai