Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 1

Senin,13 Pebruari 2023 BAB


A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
Ilmu Pelayaran atau Navigasi adalah suatu perpaduan yang harmoni antara Ilmu dan
seni yang mengajarkan pada kita bagaimana caranya melayarkan kapal dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan aman, cepat, effisien dan ekonomis serta
selamat sampai tujuan.

Secara garis besar Ilmu Pelayaran (Navigasi) dibagi menjadi 3 (tiga) :

1. Pelayaran Datar, dimana tempat kedudukan kapal ditentukan dengan


menggunakan benda-benda darat atau benda-benda dilaut dengan cara
membaring dan menghitung jaraknya.
2. Pelayaran Astronomi dimana, tempat kedudukan kapal ditentukan dengan
menggunakan benda-benda angkasa seperti Matahari, Bintang, Bulan dan
Planet dengan mengukur tinggi benda angkasa tersebut, lalu dengan
perhitungan kedudukan kapal dapat ditentukan.
3. Pelayaran Elektronik, dimana tempat kedudukan kapal ditentukan dengan
menggunakan alat-alat elektronik seperti Radar, Satelit Navigasi dan lain-lain.
Alat ini semuanya digerakkan dengan tenaga listrik sehingga membutuhkan
keahlian khusus dalam menggunakan alat-alat tersebut.

Ilmu Pelayaran Datar adalah ilmu yang mengajarkan pada kita bagaimana caranya
menentukan posisi kapal dengan menggunakan benda darat atau benda laut yang
nampak dan dikenal serta posisinya tercantum dalam peta laut agar kapal dapat
menghindari bahaya navigasi yang mungkin ada. Benda-benda darat dan laut
tersebut misalnya ; pulau, gunung, tanjung, suar dan sebagainya.

Pendahuluan 1
BAB
2
BENTUK DAN UKURAN BUMI
2.1. Bentuk Bumi

Bumi adalah suatu benda yang bergerak bebas di ruang angkasa dan berbentuk
seperti bola yang mengitari serta berputar pada porosnya satu kali putaran dalam
jangka waktu 23 jam 56 menit 4 detik dari barat ke timur, sehingga benda-benda
angkasa seperti matahari, bulan, bintang dan benda-benda angkasa lainnya
seakan-akan beredar dan timbul dari timur dan terbenam di barat.
Bukti bahwa bumi berbentuk seperti bola antara lain sebagai berikut :
1. Melengkung dalam arah Utara – Selatan
Apabila sipenilik berpindah dalam arah utara selatan maka tinggi kutub berubah
sebanding dengan perjalanan yang ditempuh.
2. Melengkung dalam arah Timur – Barat
Saat matahari terbit, berembang dan terbenam dipercepat atau diperlambat jika
berpindah tempat kearah timur atau kearah barat.
3. Apabila kita mendekati suatu benda seperti menara Suar, Kapal dan lain-lain
maka yang nampak lebih dahulu adalah bagian atasnya, kemudian bagian-bagian
bawahnya ( yang letaknya lebih rendah ).
4. Di tengah laut, batas bagian yang nampak dari permukaan bumi (batas antara air
dan langit) yang disebut Cakrawala berbentuk lingkaran
5. Bagian permukaan bumi yang nampak ini menjadi semakin besar, jika si penilik
berada semakin tinggi.
6. Pada waktu terjadi gerhana bulan, terlihat bahwa bayangan bumi di bulan
berbentuk lingkaran.
7. Apabila orang berjalan lurus dengan arah yang tetap, maka ia akan tiba kembali
di tempat semula.
8. Dari hasil pemotretan satelit, ternyata memang bumi berbentuk bulat.

Bukti yang mengatakan bahwa bumilah yang berputar (berotasi) antara lain :

Pendahuluan 2
1. Adanya perbedaan siang dan malam
2. Menyimpangnya aliran udara di utara katulistiwa ke kanan dan di selatan
katulistiwa ke kiri. Contoh antara lain terjadinya angin muson.
3. Menyimpangnya arus udara yang naik diatas katulistiwa ke arah barat, sehingga
diatas katulistiwa ditempat yang agak tinggi terdapat angin timur.
4. Percobaan yang dilakukan oleh Benzemberg dan Reich, suatu benda yang jatuh
dari tempat yang agak tinggi mendapat simpangan ke timur. Oleh Benzemberg
dilakukan dari menara dan Reich dalam sumur.

2.2. Lingkaran-lingkaran Pada Bola Bumi

Definisi – definisi Lingkaran Bumi

1. Poros bumi adalah


- Garis menengah bola, keliling dimana bumi berputar dalam satu hari, atau
- Sebuah garis yang melalui pusat bumi yang juga sumbu putar bumi, atau
- Garis lurus yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan
Poros bumi memotong permukaan bumi pada dua tempat yaitu Kutub Utara dan
Kutub Selatan.
2. Kutub – kutub adalah titik potong antara poros bumi dengan permukaan bumi.
3. Katulistiwa adalah lingkaran besar yang melalui titik pusat bumi, tegak lurus
pada poros bumi serta membagi bumi sama besar atas belahan bumi utara dan
belahan bumi selatan. Lingkaran ini disebut juga dengan Equator atau Jajar nol.

4. Lingkaran Besar adalah lingkaran yang membagi bola menjadi 2 bagian yang
sama besar. Titik pusat lingkaran berimpit dengan titik pusat bola, contohnya
derajah dan katulistiwa.

Pendahuluan 3
5. Lingkaran Kecil adalah lingkaran yang membagi bola menjadi 2 bagian yang
tidak sama besar. Titik pusat lingkaran tidak berimpit dengan titik pusat bola,
contohnya jajar.
Ada beberapa jajar-jajar istimewa dibumi diantaranya :
- jajar / lintang 23,5° LU (lintang balik mangkara / utara)
- jajar / lintang 23,5° LS (lintang balik jadayat / selatan)
- jajar / lintang 66,5° LU (lingkaran kutub utara)
- jajar / lintang 66,5° LS (lingkaran kutub selatan)

6. Kutub Utara adalah Kutub yang letaknya mengarah kesebelah utara.


7. Kutub Selatan adalah Kutub yang lain atau Kutub yang letaknya mengarah
kesebelah Selatan.

Pendahuluan 4
2.3. Ukuran Bola Bumi

Ukuran bumi yang berbentuk bola akan mudah disebut dalam satuan derajat,
menit dan bujur, ukuran ini juga lazim dipergunakan untuk mengukur sudut
atau sebagian busur dari pada lingkaran. Di dalam ilmu pelayaran perlu
dipergunakan ukuran panjang seperti Kilometer, Mil, Meter dan lain-lain.
Berdasarkan pengukuran dan perhitungan para ahli maka diperoleh panjang
jari-jari katulistiwa = 6.377.397 meter, dan panjang setengah poros bumi =
6.356.079 meter.
Perhitungan lebih lanjut menunjukan bahwa panjang katuliswa = 40.070.358
meter, sedang panjang satu derajat dari kutub utara ke kutub selatan =
40.033.423 meter. Maka dengan demikian panjang satu menit busur bujur
tidak sama dimasing-masing lintang.
Ukuran bumi ditentukan dengan jalan :
Pengukuran derajat ialah mengukur panjang busur suatu derajat di bumi.

Pendahuluan 5
Adapun pengukurannya terdiri dari :
1. Bagian astronomis
Menentukan delta lintang (lt) antara dua buah titik pada derajat
yang sama.
2. Bagian bumiawi
Menentukan jarak antara kedua titik tersebut.
Caranya : dengan jalan mengukur langsung sebuah garis lurus
tertentu / basis dan selanjutnya dengan pengukuran
segitiga.
Sebenarnya bentuk bumi tidaklah bulat penuh, melainkan agak pipih pada
kutub-kutubnya sehingga bentuknya merupakan suatu ellipsoide (sferoid).
Sferoid : benda yang terjadi dengan memutarkan sebuah ellip sekeliling
poros pendeknya.
Pipihan bumi menurut Hayford = 1∕297 dan menurut Bessel = 1/299 dan masih
banyak lagi.
Menurut Hayford 1/297 artinya : k = a – b
a

KU
k = pipihan bumi menurut
Hayford
b

K I a = poros panjang = jari-jari


a katulistiwa ( major axis )

b = poros pendek = jari-jari


KS
kutub ( minor axis )

Pipihan menurut Hayford


a = 1 poros panjang = 6378388 meter = jari-jari katulistiwa
2
b = 1 poros pendek = 6356911,946 meter = jari-jari kutub
2
Maka pipihan menurut Hayford = k
k = a – b = 6378388 – 6356911,946 = 21476 = 1
a 6378388 6378388 297
misalkan a – b = R, maka R = 21476 meter

Pendahuluan 6
Akibat dari pipihan bumi tersebut di atas maka derajah berbentuk ellips
ternyata derajah pada lintang yang tinggi adalah lebih panjang dari pada di
lintang yang lebih rendah.
1. satu menit derajah pada kutub ( 1’ 0˚ ) = 1861 meter
2. satu menit derajah pada katulistiwa ( 1’ 0˚ ) = 1843 meter
3. satu menit katulistiwa ( 1’ kat ) = 1855 meter
4. satu menit derajah pada lintang 45˚ ( 1’ 45˚ ) = 1852 meter

Mil laut (Internasional Nautical Mile)


1. Diambil dari nilai menengahnya dari panjang satu menit derajah
1861 + 1843 = 1852
2
Pada lintang kurang lebih 45°, panjang 1’ derajah adalah = 1 mil laut
2. Keliling bumi = 40.000 km = 40.000.000 meter ( bentuk bola )
1 mil laut = 40.000.000 = 1851,851 meter =1852 meter
360 x 60
3. Di dalam Ilmu Pelayaran panjang jari-jari bumi berbentuk bola ditentukan
sebesar = 6370 km. panjang ini berakibat :
bahwa 1° lingkaran besar = 2 ‫ תּ‬x 6370 = 111,12 km
360
Jadi 1’ lingkaran besar = 111,12 = 1852 meter
60
Maka 1 mil laut adalah 1’ (menit) lingkaran besar dari bumi berbentuk
bola.
2.4. Persamaan Bujur dengan Waktu
Bumi berputar 360˚ dalam waktu 24 jam, jadi :

360˚ (bujur) = 24 jam (waktu)

15˚ (bujur) = 360˚ = 1 jam (waktu)


24
1˚ (bujur) = 60’ ( menit ) = 4 menit (waktu)
15
1' (bujur) = 60 detik = 4 detik (waktu)
15
1'' (bujur) = 1 detik (waktu)
15

Pendahuluan 7
Kesimpulan :
360˚ bujur = 24 jam
15˚ bujur = 1 jam
1˚ bujur = 4 menit
15' bujur = 1 menit
1' bujur = 4 detik
15'' bujur = 1 detik
Contoh :
Bujur : Waktu :
72˚ 25’,2 = jam = menit = detik
60˚ = 4 jam
12˚ = 0 jam = 48 menit
15’ = 0 jam = 01 menit
10’,2 = 0 jam = 00 menit = 40,8 detik
72˚ 25’,2 = 4 jam = 49 menit = 40,8 detik

2.5. Lintang dan Bujur


2.5.1. Lintang
Lintang adalah :
- Sebagian busur dari derajah yang dihitung dari katulistiwa / Equator ke utara /
selatan, ke utara disebut lintang utara ke selatan disebut lintang selatan.
- Jarak antara tempat yang bersangkutan dengan katulistiwa kearah utara atau
kearah selatan dari 0˚ - 90˚

Jajar adalah lingkaran kecil di bumi yang ditarik sejajar dengan Katulistiwa dan
kecuali katulistiwa.

Pendahuluan 8
2.5.2. Bujur
Bujur adalah :
- Sudut yang dibentuk antara muka derajah nol dan derajah yang melalui tempat
itu, atau
- Sebagian busur dari katulistiwa / equator yang dihitung dari derajah nol
( Greenwich ) sampai derajah yang melalui tempat tersebut.

Derajah / Meridian adalah :


- Lingkaran-lingkaran besar yang melalui Kutub Utara dan Kutub Selatan, atau
- Lingkaran besar yang bidangnya melalui pusat bumi dan poros bumi serta tegak
lurus Equator.

Garis Meridian yang melalui kota Greenwich di Inggris disebut derajah nol / derajah
Greenwich / derajah Pertama, yang merupakan pedoman dalam pembagian
derajah 180˚ kearah Timur dan 180˚ kearah Barat. Bujur 180˚.00' T dan 180˚.00' B
merupakan satu garis yang disebut Garis Batas Tanggal Internasional (International
Date Line).

Pendahuluan 9
International Date Line yang berada pada bujur 180°T/B mempunyai
selisih waktu ± 12 jam terhadap GMT. Terdapat 2 jenis garis batas
tanggal yaitu Nautik dan Sipil .

1) Garis batas tanggal Nautik menggunakan tepat bujur


180°Timur/Barat, setiap kapal atau kapal udara yang melewati garis ini
harus merubah tanggalnya 1 hari Jika berlayar dari bujur Timur ke bujur
Barat maka hari mundur 1 harl dan jika berlayar dari bujur Ba rat ke
bujur Timur hari maju I hari.

2) Garis batas tanggal Sipil arahnya dibelokkan jika melewati daratan,


misalnya Siberia Timur sampai laut Bering memakai "tanggal Asia",
kepulauan Fiji memakai " tanggal Australia", kepulauan Aleut memakai "
tanggal USA".

Bujur Timur Bujur Barat


Tanggal 19 September Tanggal 18 September
Jam 20.00 Jam 20.00

INTERNATIONAL DATE LINE

2.5.3. Simpang, Selisih Lintang dan Selisih Bujur


2.5.3.1 Simpang
Simpang adalah sebagian busur pada jajar yang dihitung dari derajah yang melalui
titik pertama s/d derajah yang melalui titik yang lain atau jauh yang ditempuh
sepanjang jajar

2.5.3.2 Selisih lintang / perbedaan lintang ( Δlt )


Adalah : busur derajah antara jajar yang melalui 2 buah tempat.

Pendahuluan 10
2.5.3.3 Selisih bujur / perbedaan bujur (Δbu )
Adalah :
- Busur pada katulistiwa/equator antara derajah-derajah yang melalui 2 buah
tempat, atau
- Sebagian busur pada katulistiwa/equator yang dihitung dari derajah yang melalui
titik pertama s/d derajah yang melalui titik yang lain.
Ketentuan dalam menentukan Δlt dan Δbu :
a. Bila lintang / bujur kedua tempat tersebut senama, maka diambil selisihnya.
b. Bila lintang / bujur kedua tempat tersebut tidak senama, maka dijumlahkan.
Contoh :
1. Tempat A. 10˚ 00' U 087˚ 00' T
Tempat B. 14˚ 10' U 092˚ 15' T
Δlt : 04˚ 10' U Δbu : 005˚ 15' T

2. Tempat A. 05˚ 48' U 162˚ 16' T


Tempat B. 08˚ 24' S 158˚ 32' T
Δlt : 14˚ 12' S Δbu : 003˚ 44' B

3. Tempat A. 06˚ 28' S 004˚ 52' B


Tempat B. 02˚ 38' U 003˚ 19' T
Δlt : 09˚ 06' U Δbu : 008˚ 11' T

4. Tempat A. 22˚ 42' U 168˚ 28' B


Tempat B. 18˚ 51' S 172˚ 39' T
Δlt : 41˚ 33' S Δbu : 018˚ 53' B

Pendahuluan 11
2.6. Menentukan Lintang dan Bujur suatu tempat di Bumi

2.6.1. Menentukan Lintang

Lintang dilihat pada sebelah kiri atau kanan peta dengan sekala tegak
Lintang dibedakan menjadi dua yaitu lintang Utara dan lintang Selatan
Lintang dihitung dari lintang 00˚.00' ( Equator / Katulistiwa ) ke utara sampai dengan
lintang 90˚.00' U ( Kutub Utara ) dan dari lintang 00˚.00' ke selatan sampai dengan
90˚.00' S ( Kutub Selatan )

2.6.2. Menentukan Bujur

Bujur bisa dilihat dibawah atau atas peta dengan sekala mendatar.
Bujur dihitung dari bujur 000˚.00' ( Bujur Greenwich ) ke Timur sampai dengan
180˚.00' T dan dari 000˚.00' ke Barat sampai 180˚.00' B.

20˚ U

10˚ U
B

10˚ S
A

20˚ S
020˚ B 010˚ B 000˚ 010˚ T 020˚ T

Posisi A : 10º 00’ S / 010º 00’ B


Posisi B : 10º 00’ U / 010º 00’ T

Pendahuluan 12
Catatan :
1. Menentukan Lintang Utara/Selatan
- Apabila semakin keatas bertambah besar berarti Lintang Utara
- Apabila semakin kebawah bertambah besar berarti Lintang Selatan
2. Menentukan Bujur Barat/Timur
- Apabila semakin kekanan bertambah besar berarti Bujur Timur
- Apabila semakin kekiri bertambah besar berarti Bujur Barat
2.7. Lintang Menengah
Lintang menengah ( Ltm ) adalah lintang yang berada di tengah antara lintang tolak
dan lintang tiba.
Menentukan lintang menengah antara 2 tempat di bumi, ketentuan :
1. Bila lintang kedua tempat tersebut senama maka dijumlahkan kemudian dibagi 2
atau lintang tempat tolak + ½ Δlt
2. Bila lintang kedua tempat tersebut tidak senama maka diambil selisihnya
kemudian dibagi 2 atau lintang tempat tolak + ½ Δlt
Contoh :
1. Tempat A. 10˚ 00̍ U 087˚ 00̍ T
Tempat B. 14˚ 10̍ U 092˚ 15̍ T
Δlt : 04˚ 10̍ U Δbu : 005˚ 15̍ T
½ Δlt = 04˚ 10̍ U = 02˚ 05' U
2
- Ltm = 10˚ 00̍ U + 14˚ 10̍ U = 12˚ 05' U
2
- Ltm = lt tolak + ½ Δlt = = 10˚ 00̍ U + 02˚ 05' U = 12˚ 05' U
2. Tempat A. 05˚ 48' U 162˚ 16' T
Tempat B. 08˚ 24' S 158˚ 32' T
Δlt : 14˚ 12' S Δbu : 003˚ 44' B
½ Δlt = 14˚ 12' S = 07˚ 06' S
2
- Ltm = ( 08˚ 24' - 05˚ 48' ) S = 02˚ 36' S = 01˚ 18' S
2 2
- Ltm = lt tolak + ½ Δlt = 05˚.48' U + 07˚ 06' S = 01˚ 18' S

2.8. Cable dan Knot

Pendahuluan 13
Cable adalah istilah perhitungan dalam menentukan jarak, 1 Nautical Mile (NM)
sama dengan 10 Cable ( 1 Cable = 1/10 NM)
Knot adalah istilah yang dipakai dalam menentukan kecepatan kapal, 1 Knot sama
dengan 1 NM per jam ( 1 Knot = 1 NM/Jam)

2.9. Lintang Geografis dan Lintang Geosentris

Akibat yang lain dari pipihan bumi terjadinya lintang geografis dan lintang geosentris.
1. Lintang Geografis ialah sudut yang dibentuk antara garis normal ( normal
sipenilik dengan bidang katulistiwa.(α)
2. Lintang Geosentris adalah sudut yang dibentuk antara jari-jari bumi ditempat
sipenilik dan bidang Katulistiwa.(β)
KU T
β
α

β α
K I

KS

Keterangan :
Α : Lintang Geografis
Β : Lintang Geocentris

2.10. Perhitungan Waktu

Pendahuluan 14
Didasarkan atas peredaran matahari menengah dimulai pada saat perembangan
bawah. Ada 4 macam perhitungan waktu :

1. GMT ( Greenwich Mean Time ) / UTC ( Universal Time Coordinat )


Waktu matahari menengah terhadap derajah Greenwich ( Derajah 0˚ )

2. LMT ( Local Mean Time )


Waktu matahari menengah terhadap derajah setempat

3. ST ( Standart Time )
Waktu matahari menengah yang berlaku disuatu negara, berdasarkan prundang-
undangan negara tersebut, bila suatu negara mempunyai wilayah yang luas
kearah Timur-Barat maka menggunakan lebih dari satu ST, contoh : Australia,
Indonesia, RRC, Rusia, Canada, dan AS.

Pengaturan ST untuk seluruh dunia terdapat pada Nautical Almanak hal. 262,
263, 264, 265 yang terdiri dari :

a. Places fast on GMT/UTC


Tempat-tempat yang lebih cepat dari GMT/UTC, biasanya bujur Timur

b. Places normally keeping GMT/UTC


Tempat-tempat yang umumnya sama dengan GMT ( dilalui derajah 000˚00’

c. Places slow on GMT/UTC


Tempat-tempat yang lebih lambat dari GMT biasanya bu Barat
4. ZT ( Zone Time )
Waktu matahari menengah berdasarkan pembagian wilayah dimana masing-
masing wilayah meliputi daerah seluas 15˚ peredaran bujur, pembagiannya
adalah sebagai berikut :

Zone 0˚ = 7,5˚ T — 7,5˚ B


Zone Timur Zone Barat
Zone 1 T  : 7,5˚ T — 22,5˚ T Zone 1B  : 7,5˚ B — 22,5˚ B
Zone 2 T : 22,5˚ T — 37,5˚ T Zone 2B  : 22,5˚ B — 37,5˚ B
Zone 3 T  : 37,5˚ T — 52,5˚ T Zone 3B  : 37,5˚ B — 52,5˚ B
Zone 4 T  : 52,5˚ T — 67,5˚ T Zone 4B  : 52,5˚ B — 67,5˚ B
Zone 5 T  : 67,5˚ T — 82,5˚ T Zone 5B  : 67,5˚ B — 82,5˚ B
Zone 6 T  : 82,5˚ T — 97,5˚ T Zone 6B  : 82,5˚ B — 97,5˚ B
Zone 7 T  : 97,5˚ T — 112,5˚ T Zone 7B  : 97,5˚ B — 112,5˚ B

Pendahuluan 15
Zone 8 T : 112,5˚ T — 127,5˚ T Zone 8B  :112,5˚ B — 127,5˚ B
Zone 9 T  : 127,5˚ T — 142,5˚ T Zone 9B  : 127,5˚B — 142,5˚ B
Zone 10 T : 142,5˚ T — 157,5˚ T Zone10B : 142,5˚B — 157,5˚ B
Zone 11 T : 157,5˚ T — 172,5˚ T Zone11B : 157,5˚B — 172,5˚ B
Zone 12 T : 172,5˚ T — 180˚ T Zone12B : 172,5˚B — 180˚ B

Pendahuluan 16

Anda mungkin juga menyukai