Capt.

Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 PASSAGE PLANNING
PLANNING MAY BE CONSIDERED
IN TWO STAGES :
1. OCEAN AND OPEN WATER
2. COSTAL AND ESTUARIAL
THOUGH, AT TIMES, THESE TWO
STAGES WILL MERGE AND
OVERLAP.
Capt. Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 RENCANA PELAYARAN
( PASSAGE PLANNING )

• RENCANA PELAYARAN HARUS DISIAPKAN

SEBELUM KAPAL BERANGKAT

• RENCANA PELAYARAN HARUS DIBUAT

DARI KADE KE KADE.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
SEBELUM MEMULAI SUATU PELAYARAN
NAKHODA HARUS :

• MEMASTIKAN SEMUA PETA DAN PENERBITAN NAVIGASI

YANG BERHUBUNGAN DGN PELAYARAN ITU TELAH
DIKOREKSI DENGAN NTM YANG TERAKHIR
• MEMERIKSA “NAVIGATIONAL WARNING” YANG
DISIARKAN UNTUK DAERAH PELAYARAN YANG AKAN
DILALUI
• MEMPERHATIKAN RAMALAN CUACA TERAKHIR DAN
PERTIMBANGKAN KEADAAN LAUT DAN ALUR YANG AKAN
DILALUI
• MEMBERI PENGARAHAN KEPADA PERWIRA NAVIGASI
TENTANG JALUR YANG AKAN DITEMPUH DAN PASTIKAN
BAHWA IA MENGERJAKAN RENCANA PELAYARAN
TERSEBUT DENGAN LENGKAP
• MEMASTIKAN BAHWA RENCANA PELAYARAN INI
DICATAT DALAM “VOYAGE PLANNING ABSTRACT”.
Capt. Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 PENENTUAN RENCANA RUTE
• JALUR YANG DIRENCANAKAN HARUS MEMPERLIHATKAN
HALUAN SEJATI DARI SETIAP GARIS HALUAN
• MENUNJUKKAN JARAK MASING-MASING GARIS HALUAN
• ADANYA PERUBAHAN KECEPATAN YANG DIPERLUKAN DALAM
PELAYARAN
• POSISI-POSISI DIMANA HARUS MERUBAH HALUAN
SEBAGAIMANA MESTINYA
• MAKSIMUM JARAK YANG DIPERBOLEHKAN KELUAR DARI
MASING-MASING GARIS HALUAN

• MEMPERHITUNGKAN KEPERLUAN UNTUK MEMONITOR POSISI

KAPAL DI SEPANJANG GARIS RUTE YANG PERLU
DIWASPADAI DENGAN TINDAKAN SEGERA, KHUSUSNYA
PADA TEMPAT-TEMPAT PERUBAHAN HALUAN AGAR
TERHINDAR DARI BAHAYA TUBRUKAN.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PELAKSANAAN PASSAGE PLANNING

1. PETA-PETA ( CHARTS ) 12. STREAM / CURRENT

2. NO GO AERA ALLOWANCE
3. MARGINS OF SAFETY 13. COURSE ALTERATIONS AND
WHEEL OVER
4. DISTANCE OFF A DANGER
14. PARALLEL INDEXING
5. OCEAN AND OPEN WATER
TRACKS 15. ARPA MAPPING
6. COASTAL AND ESTUARY 16. WAYPOINT
TRACKS 17. ABORTS AND
7. TRACKS CONSIDERATIONS CONTINGENCIES
8. REGULATIONS 18. POSITION FIXING
9. DEVIATION FROM TRACK 19. PRIMARY AND SECONDARY
POSITION FIXING
10. UNDERKEEL CLEARANCE
20. RADAR CONSCIUOS OBJECTS
11. TIDAL WINDOW
& VISUAL NAVAIDS
Capt. Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
21. LANDFALL LIGHT 34. CLEARANCE MARKS
22. RADAR TARGET 35. HEAD MARK
23. BOUYAGE 36. CLEARANCE BEARINGS
24. FIX FREQUENCY 37. RANGE OF LIGHT
38. GEOGRAPHICAL RANGE
25. FIX REGULARITY
39. LUMINOUS RANGE
26. ADDITIONAL
INFORMATION 40. NOMINAL RANGE
27. REPORTING POINT 41. EXTREME RANGE
28. ANCHOR CLEARANCE 42. ENCHO SOUNDER
29. TUG ENGAGEMENT 43. CHART OVERCROWDING
44. PLANNING BOOK
30. TRAFFIC AREA
45. CONNING NOTE BOOK
31. TRANSIT (RANGES)
46. MASTER APPROVAL
32. COMPASS ERROR
47. PLAN CHANGE.
33. LEADING LINES

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 CHARTS
• KUMPULKAN SEMUA PETA YANG AKAN DIGUNAKAN
SESUAI URUTANNYA

• SIAPKAN PETA-PETA YANG BERBATASAN LANGSUNG

DENGAN DAERAH YANG AKAN DILALUI

• SIAPKAN PETA-PETA KHUSUS YANG MEMILIKI SKALA

BESAR (PORT PLANS) DARI DAERAH PANTAI

• PASTIKAN PETA-PETA DAN PUBLIKASI NAUTIKA YANG

AKAN DIGUNAKAN TELAH DIMUTAKHIRKAN DENGAN
NTM TERAKHIR

• MEMPERHATIKAN SETIAP SUMBER YANG DITERIMA

TERUTAMA NAVIGATION WARNINGS YANG
MEMUNGKINKAN PADA RANCANGAN PELAYARAN PERLU
ADA MODIFIKASI.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 NO GO AREAS
• PADA DASARNYA SEMUA DAERAH DAN BAHAYA-
BAHAYA YANG KEDALAMAN AIRNYA KURANG DARI
SARAT KAPAL HARUS DIANGGAP SEBAGAI NO GO AREA

• PETA-PETA PANTAI DIPERIKSA UNTUK DAERAH-

DAERAH YANG HARUS DIHINDARI OLEH KAPAL
DITANDAI DENGAN DIARSIR (CROSS HATCHING)

• DIPERAIRAN PASANG SURUT DIMANA TIDAL RANGE

TIDAK CUKUP BESAR, NO GO AREA TSB TERMASUK
SEMUA DAERAH DENGAN KEDALAMAN AIR YANG LEBIH
KECIL DARI SARAT KAPAL

• PADA DAERAH DIMANA TINGGI PASANG BERPENGARUH

BESAR, NO GO AREA TERGANTUNG DARI WAKTU
LEWAT.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 NO GO AREA

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 MARGINS OF SAFETY
• SUATU BATAS DAERAH AMAN DILUAR NO GO AREA DAN
BERUPA GARIS LURUS

• MERUPAKAN RUANG GERAK (SPACE) JIKA KAPAL

TERLAMBAT MERUBAH HALUAN

• PENENTUAN MARGINS OF SAFETY TERGANTUNG DARI

UKURAN KAPAL, KETEPATAN SYSTIM NAVIGASI YANG
DIGUNAKAN, ARUS PASANG SURUT SETEMPAT DAN
KARAKTERISTIK OLAH GERAK KAPAL

• MARGINS OF SAFETY AKAN MEMPERLIHATKAN SEBERAPA

JAUH KAPAL BOLEH MENYIMPANG DARI TRACK

• DAERAH YANG DIBATASI OLEH MARGINS OF SAFETY

DISEBUT DAERAH AMAN DENGAN KETENTUAN
KEDALAMAN AIR MINIMAL 20% LEBIH BESAR DARI SARAT
KAPAL.
Capt. Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 12
MARGINS OF SAFETY
9
7
9
6 6
12
6
6

6 332 10
7

335
10
9 12
9 6

10 7
6
12
7 12

6
6
6
10
6


9
8
05

7 6 11
6
9
6 6
3

12
04

7 10 7

6
6

008

9
12 6
12 6
9 12
12 6 9
9

12

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 CHARTED TRACK
12

9
7
9
6 6

000
12
6
6

6 332 10
7

335
10
9 12
9 6

10 7
6
12
7 12

6
008

6
6
10
6


9
8
05

7 6 11
6
9
6 6
3

12
04

7 10 7

6
6

008

9
12 6
12 6
9 12
5

12 6 9
04

12

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 12 NATURAL TRANSIT, CLEARING
HEAD MARK
9 MARKS & HEAD MARK
7
9
6 6

000
12
6
6

7
6
10
10
9 12
9 6

10 7
6
12
7 12

6
008

6
6
10
6

7 6 11
6
9
6 6
NATURAL 12TRANSIT
7 10 7

6
6

9
12 6
5
04

12 6
9 12
12 9
9
6
CLEARING MARKS
12

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 DISTANCE OFF DANGER
DISTANCE OFF DANGER TERGANTUNG DARI :

• SARAT KAPAL.
• KEADAAN CUACA : ANGIN, KABUT, HUJAN DLSB.
• ARAH DAN KEKUATAN ARUS PASANG SURUT.
• KEPADATAN LALU LINTAS.
• LUASNYA DAERAH AMAN
• UMUR DAN KEANDALAN SURVEY YANG DIPEROLEH

• UTK PANTAI TERJAL, JARAK LEWAT MINIMUM 1,5 – 2.0 MIL

• BAGI SARAT KAPAL 3-6 MTR LEWAT DILUAR CONTOUR 10 MTR
• BAGI SARAT KAPAL 6-10 MTR LEWAT DILUAT CONTOUR 20 MTR
• BAGI SARAT KAPAL LEBIH 10 MTR, PASTIKAN UKC CUKUP
• JIKA BAHAYA NAVIGASI TERDEKAT TERLETAK DISEBELAH KANAN,
HARUS CUKUP RUANG OLAH GERAK UNTUK MERUBAH HALUAN
KEKANAN UTK MENGHINDARI LALU LINTAS DARI DEPAN.
Capt. Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 OCEAN & OPEN WATER TRACK
• DALAM MEMBUAT TRACK UNTUK PELAYARAN SAMUDRA DAN
DILAUT TERBUKA PAKAILAH PETA DGN SKALA KECIL.

• HAL INI DILAKUKAN PADA TAHAP APPRAISAL (PENILAIAN)

TENTANG ROUTE YANG AKAN DIPILIH MENGINGAT :
LINTANG TERTINGGI YANG AKAN DILALUI (VERTEX)
MEMPERHATIKAN PETA ARUS SESUAI MUSIMNYA
DAERAH-DAERAH YANG DILALUI ES
• TRACK LINGKARAN BESAR DAN COMPOSITE TRACK HARUS
DIHITUNG ATAU DIPEROLEH DARI GREAT CIRCLE CHARTS

• TRACK-TRACK LOXODROM RHUMB LINES DAPAT DIGAMBARKAN

LANGSUNG PADA PETA MERCATOR

• PELAJARI BUKU-BUKU OCEAN PASSAGE OF THE WORLD SESUAI

DAERAH YANG AKAN DILALUI.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 COASTAL AND ESTUARY TRACK
• MEMBUAT TRACK UNTUK DAERAH PANTAI DAN MUARA SUNGAI PADA
MULANYA DIBUAT PADA PETA DGN SKALA KECIL YANG MENCAKUP
DAERAH DARI PELABUHAN TOLAK KE PELABUHAN TUJUAN

• TRACK AWAL TSB MERUPAKAN DASAR DARI RANCANGAN DAN DARI

TRACK TSB DAPAT MEMPEROLEH JARAK DAN LAMANYA PELAYARAN
• BILA WAKTU BERANGKAT TELAH DIKETAHUI, MAKA ETA PADA
BEBERAPA WAYPOINT DALAM PELAYARAN DAPAT DITENTUKAN

• ARAH SEJATI DARI TRACK HARUS DICANTUMKAN DIDEKAT TRACK

• SELANJUTNYA TRACK DIGAMBARKAN PADA PETA DENGAN SKALA

BESAR, DAN PEMINDAHAN TRACK DARI SATU PETA KE PETA LAIN
HARUS DILAKUKAN DENGAN SANGAT HATI-HATI

• UNTUK MENJAMIN TIDAK ADA KESALAHAN, MAKA MERUPAKAN

KEBIASAAN YANG BAIK UNUK MEMERIKSA DENGAN SEKSAMA DGN
MENGGUNAKAN BARINGAN DAN JARAK DARI OBJEK YANG DIKENAL
PADA KEDUA PETA DAN KONFIRMASIKAN TITIK TSB DENGAN LINTANG
DAN BUJUR DARI TITIK TSB.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 TRACK CONSIDERATIONS
• TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK MENENTUKAN SUATU STANDARD TENTANG JARAK
DARI BAHAYA YANG HARUS DIPERTAHANKAN, OLEH KERENA HAL TERSEBUT
TERGANTUNG DARI SARAT KAPAL, KONDISI CUACA, KEADAAN SETEMPAT, SERTA
INFORMASI PADA PETA TSB.

REGULATIONS
• PERATURAN-PERATURANN PERUSAHAAN MAUPUN NASIONAL TENTANG
JARAK BEBAS JUGA HARUS DIPATUHI.

DEVIATION FROM TRACK

• PENYIMPANGAN SEMENTARA DARI TRACK YANG SUDAH DIRENCANAKAN,
MISALNYA UNTUK MENYIMPANGI KAPAL LAIN

• BERSIFAT SEMENTARA AGAR TIDAK MENDEKATI BATAS MARGIN OF SAFETY.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 UNDER KEEL CLEARANCE
• DALAM KONDISI TERTENTU KAPAL HARUS BERLAYAR DI DAERAH
DENGAN UKC KECIL
• BILA UKC < 10 % DARI SARAT TERDALAM MAKA OOW TIDAK PUNYA
KESEMPATAN UNTUK MENGETAHUI UKC YANG SEBENARNYA
• KECEPATAN DIKURANGI UNTUK MEMPERKECIL SQUAT.

STREAM / CURRENT ALLOWANCE

• DILAUT LEPAS KOREKSI TERHADAP TRACK YANG TELAH DIBUAT
MUNGKIN SAJA AKIBAT KAPAL HANYUT OLEH ARUS
• BILA TRACK YANG DIRENCANAKAN MENDEKATI PANTAI ,SEBAIKNYA
KOREKSI SEBELUM PENGARUH ARUS TERJADI
• INFORMASI ARAH DAN KECEPATAN ARUS TERDAPAT DI OCEAN
PASSAGE FOR THE WORLD, ROUTING CHARTS & PILOT BOOK
• OOW HARUS TETAP MEMANTAU POSISI KAPAL DENGAN CERMAT,
MENYESUAIKAN HALUAN YANG DIKEMUDIKAN UNTUK DIPERTAHANKAN
PADA TRACK YANG DIRENCANAKAN.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 TIDAL WINDOW
• DIPERAIRAN PASANG SURUT, HANYA DAPAT DICAPAI SAAT PASANG
MENCAPAI KETINGGIAN TERTENTU.DILUAR WAKTU PASANG DIANGGAP
SEBAGAI “NO GO AREA”.
• PERIODE AMAN INI DISEBUT “TIDAL WINDOW”
• TIDAL WINDOW HARUS DIPERLIHATKAN DENGAN JELAS AGAR OOW
TIDAK RAGU-RAGU.

COURSE ALTERATIONS
AND WHEEL-OVER
• BILA MENGGUNAKAN PETA BERSKALA KECIL, PEROBAHAN HALUAN BERTEPATAN DENGAN
PERPOTONGAN TRACK YANG DIRENCANAKAN
• BILA MENGGUNAKAN PETA BERSKALA BESAR ,PERUBAHAN HALUAN PADA WHEEL OVER POINT
SEBELUM PERPOTONGAN MENCAPAI TRACK YANG BARU
• GUNAKAN TANDA PENGENAL DIRADAR ATAU VISUAL UNTUK MENENTUKAN KAPAL BERADA PADA WOP.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 PARALEL INDEXING
• SUATU METODE DIRADAR UNTUK
MEMERIKSA APAKAH KAPAL BERADA
PADA HALUAN YANG AMAN SAAT
MELEWATI OBJEK/BENDA TETAP.
• TEKNIK INI TIDAK
MENGGANTIKAN PENENTUAN
POSISI SECARA FIX PADA
INTERVAL WAKTU YANG TERATUR.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 Capt. Hyronimus A Taneh
BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 WAYPOINTS
• SEBUAH POSISI YANG TERDAPAT DIPETA DIMANA SUATU
PERUBAHAN STATUS YANG DIRENCANAKAN AKAN TERJADI.
• PERUBAHAN STATUS BERUPA :
- BERAKHIR/ MULAINYA SEA PASSAGE
- PERUBAHAN KECEPATAN
- POSISI NAIKNYA PANDU
- POSISI ANCHORAGE.

• WAYPOINT DAPAT JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI TITIK ACUAN UNTUK

MENENTUKAN LAMANYA PELAYARAN DAN APAKAH MASIH SESUAI
JADWAL ATAU TIDAK , KHUSUSNYA DIMANA WAYPOINT TSB
TERMASUK DALAM SISTEM NAVIGASI ELEKTRONIS HARUS
DIPERHATIKAN AGAR UNSUR-UNSUR PENENTUAN TETAP SERAGAM
SESAMA SELURUH PELAYARAN

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 ABORTS
• KONDISI SUATU PELAYARAN YANG DIBATALKAN DAN TERGANTUNG
DARI KONDISI YANG BERLAKU MISL. KETERSEDIAAN KEDALAMAN,
LINGK PUTAR DSB.

• POSISI TITIK PEMBATALAN DISEBUT ABORT POINT YANG TERTERA

JELAS DENGAN SEBUAH TRACK MENUJU KE PERAIRAN AMAN.

• KONDISI TERSEBUT ANTARA LAIN :

- MENYIMPANG DARI GARIS PENDEKATAN
- RUSAK MESIN
- TIDAK TERSEDIANYA KAPAL TUNDA
- SITUASI BERBAHAYA DIDARAT / PELABUHAN
- SETIAP SITUASI YANG DIANGGAP BERBAHAYA UNTUK
MELANJUTKAN PELAYARAN.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 CONTINGENCIES
• RENCANA YANG JELAS DIATAS PETA TENTANG HAL YANG TIDAK
TERDUGA AGAR OOW DAPAT BERTINDAK SEGERA.
• CONTINGENCY PLANNING MELIPUTI :
- RUTE ALTERNATIF
- TEMPAT ANCHORAGE YANG AMAN
- DERMAGA / TEMPAT BERLABUH DARURAT.

POSITION FIXING
• TEKNIK-TEHNIK PENENTUAN POSISI FIX.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 PRIMARY AND SECONDARY
POSITION FIXING
• TEKNIK-TEKNIK PENENTUAN POSISI YANG DIGUNAKAN DALAM
RANCANGAN PELAYARAN YANG TELAH DISEPAKATI

• TEKNIK YANG PERTAMA DISEBUT PRIMER SEDANG TEKNIK

YANG KEDUA ( BACK UP ) DISEBUT SEKUNDER.

RADAR CONSCIOUS OBJECT

& VISUAL NAVAIDS
• DALAM PERENCANAAN PWA JAGA HARUS TELAH MEMILIH DAN
MENENTUKAN MERKAH-MERKAH RADAR YANG MENONJOL DAN
MERKAH-MERKAH VISUAL YANG AKAN DIGUNAKAN PADA SETIAP
TAHAPAN PELAYARAN.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 LANDFALL LIGHT
• MEMASTIKAN DENGAN CEPAT KARAKTERISTIK LAMPU/ SUAR SESUAI DENGAN LAMPU/
SUAR YANG TERDAPAT DIPETA.
• PENENTUAN KARAKTERISTIK DIPELAJARI PADA TAHAP PERENCANAAN BUKAN TAHAP
OPERASIONAL.

RADAR TARGETS
• MENENTUKAN OBJEK RADAR PADA TAHAP PERENCANAAN JUGA OBJEK
RADAR LAINNYA YANG MENONJOL.

BUOYAGE
• MEMASTIKAN POSISI BUOYAGE TERAPUNG SAMA DENGAN YANG ADA
DIPETA ( CHECK DENGAN MENGGUNAKAN BARINGAN JARAK DARI
SEBUAH FIXED OBJEK YANG POSISINYA DIKETAHUI ).

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 FIX FREQUENCY
• MENENTUKAN POSISI DENGAN FREKUENSI YANG PASTI
• FREKUENSI YANG DITENTUKAN TERGANTUNG SITUASI DAN KONDISI
DIMANA KAPAL BERADA.

FIX REGULARITY
• KONSISTENSI DALAM PELAKSANAAN FIX FREQUENCY, KECUALI
MENJELANG DAN SESUDAH WOP.

ADDITIONAL INFORMATION
• INFORMASI YANG MENGINGATKAN KEWAJIBAN OOW UNTUK
MELAKUKAN BEBERAPA PERSIAPAN.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 REPORTING POINTS
• LAPORAN KEPADA PENGUASA SETEMPAT DEMI KEAMANAN KAPAL.

ANCHOR CLEARANCE
• POSISI ANCHORAGE YANG HARUS DILAPORKAN.

PILOT BOARDING AREA

• MEMPERSIAPKAN TANGGA PANDU DAN PERSONIL UNTUK
STANDBY PADA WAKTUNYA.

TUG ENGAGEMENT
• MENYIAPKAN ABK YANG BERTUGAS MENANGANI TALI-TALI
TUNDA.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 TRAFFIC AREA
• DAERAH-DAERAH BERLALULINTAS RAMAI ATAU PADAT.

TRANSIT ( RANGES )
• GARIS DIPETA DIMANA OOW DAPAT MELIHAT DUA OBJEK
BERBEDA DALAM SATU GARIS & DENGAN CEPAT POSISI KAPAL
DAPAT DIKETAHUI.

COMPASS ERROR
• TRANSIT DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN
KESALAHAN PEDOMAN DENGAN MEMBANDINGKAN ARAH
DIPETA DENGAN YANG DIAMATI.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 RANGE OF LIGHTS
• JARAK MAKSIMUM SEBUAH LAMPU YANG DAPAT DILIHAT.
• TERGANTUNG DARI TIGA FAKTOR :
- GABUNGAN TINGGI MATA DAN TINGGI LAMPU.
- INTENSITAS LAMPU.
- CERAHNYA ATMOSFIR.

GEOGRAPHICAL RANGE
• JARAK PENGLIHATAN LAMPU MAKSIMAL YANG DIPEROLEH DARI TABEL
LIST OF LIGHTS.
• DIPENGARUHI TINGGI ELEVASI LAMPU DAN TINGGI MATA.

LUMINOUS RANGE
• JARAK PENGLIHATAN LAMPU MAKSIMAL BERDASARKAN INTENSITAS
LAMPU TSB DAN JARAK KELIHATAN ATMOSFIR YANG BERLAKU.
• TIDAK DIPENGARUHI TINGGI ELEVASI LAMPU DAN TINGGI MATA.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 NOMINAL RANGE
• JARAK DIPETA DISAMPING TANDA BINTANGNYA, BIASANYA ADALAH
NOMINAL RANGE LAMPUNYA IALAH APABILA JARAK PENGLIHATAN
METEOROLOGIS ADALAH 10 MIL.

LANDFALL LIGHTS
• HASIL PERBANDINGAN NOMINAL RANGE DAN GEOGRAPHICAL RANGE
DENGAN METEOROLOGICAL VISIBILITY TIDAK KURANG DARI 10 MIL.

EXTREME RANGE
• JARAK DIMANA SEBUAH LAMPU SUDAH DAPAT TERLIHAT PERTAMA KALINYA
SAAT MENDEKATI SEBUAH DARATAN
• TIDAK DAPAT DIANGGAP SEBAGAI POSISI FIX MESKIPUN DENGAN BANTUAN
BARINGAN KOMPAS
• SEBAGAI PERINGATAN MENDEKATI SEBUAH BAHAYA
• JIKA TIDAK TAMPAK DALAM JARAK JANGKAUANNYA, MENGISYARATKAN
ADANYA KONDISI YANG TIDAK SESUAI.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 CHART OVERCROWDING
• TERLALU BANYAKNYA INFORMASI YANG DIBERIKAN PADA
PETA SEHINGGA MENGHAPUS DETAIL-DETAIL TERTENTU PADA
PETA.

PLANNING BOOK
• PENULISAN INFORMASI-INFORMASI TERTENTU KEDALAM
SEBUAH BUKU MISALNYA SAAT AIR PASANG/SURUT, SAAT
MATAHARI TERBIT/TERBENAM, FREKWENSI KERJA VHF DLL

CONNING NOTE BOOK

• PENGGUNAAN SINGKATAN PADA RANCANGAN PELAYARAN
DALAM BENTUK BUKU CATATAN SEHINGGA ORANG YANG
MEMIMPIN NAVIGASI, SELAIN PANDU DAPAT MENGIKUTI
PERKEMBANGAN BILA DIPERLUKAN TANPA MENINGGALKAN
POSISINYA.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
 MASTER APPROVAL
• PENYERAHAN SUATU RANCANGAN PELAYARAN YANG TELAH
SELESAI DIBUAT UNTUK MEMPEROLEH PERSETUJUAN DARI
NAKHODA.

PLAN CHANGES
• SUATU PEROBAHAN DARI RANCANGAN PELAYARAN DENGAN
PERSETUJUAN NAKHODA DAN DISAMPAIKAN KEPADA SELURUH
TIM TENTANG PERUBAHAN-PERUBAHAN TERSEBUT.

Capt. Hyronimus A Taneh

BP3IP - JAKARTA
BRIDGE TEAM MANAGEMENT
Capt. Hyronimus A Taneh