Anda di halaman 1dari 33

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TRANSPORTASI LAUT
( BPPTL ) JAKARTA.

Tahun 2023.
Pertemuan : 7 Sept 2023

--

PASSAGE PLAN
( RENCANA PELAYARAN )

Capt.Pical Paulus, M.Mar.


LANDASAN PASPLAN SESUAI STCW 1995.

◼ SESUAI BAB III SEKSI.A – VIII/1.


BAGIAN 2 STCW 78 AMANDEMENT 1995
AS AMENDED.

◼ Bahwa setiap pelayaran yang akan dilaksanakan


harus direncanakan terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan seluruh informasi yang
diperlukan dalam route pelayaran dan setiap
haluan yang ditetapkan harus diperiksa sebelum
pelayaran dimulai.
PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMBUATAN SUATU
PASSAGE PLANNING ( RANCANGAN PELAYARAN )

◼ Nakhoda mendelegasikan tugas mempersiapkan


rencana pelayaran ini kepada Mualim II sebagai
Perwira Navigasi.

◼ Pada kapal-kapal kecil termasuk kapal ikan


Nakhoda sendirilah yang mempersiapkan rencana
pelayaran tersebut.
PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMBUATAN SUATU
PASSAGE PLANNING ( RANCANGAN PELAYARAN )

◼ Perwira Navigasi mempersiapkan rincian rencana


pelayaran yang diperlukan Nakhoda sebelum
berangkat.

◼ Bila ada perubahan rencana pelayaran,maka


Perwira Navigasi harus merubah rencana
pelayaran sesuai yang dikehendaki
( tentunya dengan persetujuan Nachoda ).
TUJUAN RANCANGAN PELAYARAN
◼ Memberikan dukungan kepada team anjungan
(Bridge Team) dalam mempersiapkan pelayaran
agar supaya :

➢ Kapal dapat berlayar dengan aman/selamat dari


pelabuhan ke pelabuhan atau “dari dermaga ke
dermaga” ( from berth to berth ).

@ Pelayaran Samudera ( Ocean passage ).


@ Pelayaran lepas pantai ( Coastal passage )
@ Pelayaran di daerah pemanduan/dengan pandu
( Pilotage waters ).
➢ Rancangan Pelayaran tersebut dapat saja
berubah sewaktu-waktu dalam pelayaran bila
antara lain:

* Pelabuhan tujuan belum diketahui atau ada


perubahan.
* Di pelabuhan tujuan terjadi kongesti sehingga
perlu merubah pelabuhan tujuan.
* Diadakan perubahan sebagai hasil konsultasi
dengan pandu .

➢ Bila
ada perubahan rancangan pelayaran
maka semua anggota dari team Anjungan
harus diberitahu dan harus dimengerti.
PRINSIP-PRINSIP RENCANA PELAYARAN.

◼ Ada 4 tahapan yang harus diambil dalam


perencanaan dan pencapaian sebuah pelayaran
yang aman :

1. APPRAISAL ( PENILAIAN ).
2. PLANNING ( PERENCANAAN ).
3. EXECUTION ( PELAKSANAAN ).
4. MONITORING ( PEMANTAUAN ).
1). APPRAISAL ( PENILAIAN )

◼ Ini adalah proses pengumpulan data serta semua


informasi yang diperlukan yang berhubungan
dengan pelayaran itu.

◼ Informasi tentang hal-hal yang menyangkut


navigasi yang terdapat di peta dan publikasi
navigasi seperti Sailing direction/pilot book,daftar
pasang surut & arus,keadaan cuaca,dls.

◼ Menggunakan sebuah check list yang akan


membantu perwira navigasi guna mengumpulkan
semua informasi yang diperlukan misalnya
peringatan radio navigasi ( navigational warning ).
◼ Peta-peta yang akan digunakan sudah harus
dikoreksi sampai dengan Notice To Marine atau
BPI (Berita Pelaut Indonesia) terakhir termasuk
berita-berita navigasi terbaru dari navigational
warning dan lain-lain.
◼ Penilaian juga meliputi :
a). Daftar arus laut.
b). Daftar air pasang surut.
c). Sarat/draft kapal.
d). Petunjuk-petunjuk dari sailing direction.
e). Lampu-lampu navigasi.
f). Rambu-rambu navigasi.
g). Bagan Pemisah Lalulintas Laut
( Traffic Separation Scheme ).
h). Navigational Warning menyangkut daerah
pelayaran yang akan dilewati.
i). Data klimatologi yang mempengaruhi daerah
pelayaran itu.
j). Data olah gerak kapal ( manouvering data ).
BEBERAPA INFORMATION PENTING LAINNYA
YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN ADALAH :

➢ Bunkers,lubes,provisions,fresh water,s/parts.
➢ Vessel’s conditions,stability & cargo to carry.
➢ Ship’s certificates up to date.
➢ Crew certificates and competency.
➢ Meteorological information.
➢ Ship’s routing & traffic density,etc.

◼ On the basis of the above information,an overall


appraisal of the intended voyage should be made.
( berdasarkan semua informasi tsb diatas,maka
dibuatlah suatu rencana pelayaran yang baik )
2). PLANNING ( PERENCANAAN ).
“ FROM BERTH TO BERTH/DARI KADE KE KADE ”

OCEAN WATERS.
◼ PLANNING :
COASTAL WATERS.

PILOTAGE WATERS.

◼ Lukislah garis haluan kapal,sesuai route yang


diinginkan,serta menggunakan peta peta dengan
skala besar.
BERIKUT INI YANG HARUS DITANDAI
DIDALAM SEBUAH PETA/CHART :

➢ Parallel indexing.
➢ No go area.
➢ Wheel over point.
➢ Methods & frequency of position fixing.
➢ Chart change.
➢ Contingency plan for anchorage.
➢ Abort position.Etc.

◼ Semua data tsb diatas,sangat diperlukan untuk


keselamatan jiwa dilaut & untuk pencegahan
pencemaran lingkungan/marpol.
◼ Setelah semua data dan informasi terkumpul maka
perwira navigasi dengan petunjuk Nakhoda
mempersiapkan sebuah rencana pelayaran yang
meliputi dari “ kade ke kade “ ( berth to berth ).

◼ Mempersiapkan route kapal ( garis haluan/track )


pada peta berskala besar untuk daerah pelayaran
di pelabuhan serta dekat pantai dan peta skala
kecil untuk pelayaran di laut lepas/open sea.
◼ Track atau garis haluan yang dibuat dipeta harus
dengan jelas dalam notasi 360 derajat arah sejati.

◼ Tandai pada peta benda-benda yang tampak


menyolok di radar,rambu rambu atau mercu suar
yang dapat dipakai sebagai objek dalam penentuan
posisi kapal ( position fixing ).

◼ Penggunaan “parallel indexing ” dengan jarak yang


aman dari daratan/pulau ke kapal dengan radar.
FAKTOR-FAKTOR KUNCI DARI RENCANA
PELAYARAN ( PASSAGE PLANNING )
❑ Kecepatan aman dengan memperhatikan sifat-
sifat olah gerak kapal termasuk sarat kapal
sehubungan dengan “squat “.

❑ Perubahan kecepatan dalam penyesuaian ETA


kapal yang dikehendaki dalam pelayaran.

❑ Posisi-posisi dimana sebuah perubahan dalam


status permesinan diperlukan untuk keperluan
olah gerak dan lain lain.
❑ Titik perubahan haluan,dengan posisi wheel over
dimana sesuai pada peta skala besar
memperhitungkan lingkaran putar kapal pada
kecepatan yang direncanakan.

❑ Keamanan yang diperlukan dibawah lunas kapal


( Under Keel Clearance ) untuk daerah tertentu.

❑ Rencana rencana darurat/contigency untuk


tindakan alternatif guna menempatkan kapal pada
perairan yang aman atau menuju tempat berlabuh
jangkar.
3). EXECUTION ( PELAKSANAAN ).
◼ Setelah menyelesaikan perencanaan maka
faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam
pelaksanaan rencana pelayaran tersebut adalah :
a). Kendala dan kondisi peralatan navigasi kapal.
b). Perkiraan waktu tiba di posisi kritis yang
tergantung air pasang ( Tidal Window ) .
c). Kondisi cuaca khususnya daerah yang akan
berpengaruh terhadap daya tampak.
d). Kondisi lalu lintas/traffic density didaerah
pelayaran yang akan dilalui.
e). Perkiraan di posisi mana perlu menambah
personil untuk bridge team,jika diperlukan.
3). EXECUTION ( PELAKSANAAN ).
”DO AS PLANNED”
Laksanakan sesuai apa yang telah direncanakan
didalam tahap appraisal dan planning terdahulu.

➢ Nachoda harus mendiskusikan semua rencana


pelayaran tsb dengan anggota bridge team
lainnya,dan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk menanyakan,jika ada hal hal yang
belum jelas/belum dimengerti,termasuk dengan
chief engineer/kepala kamar mesin.
DETERMINES KEY PARAMETERS FOR THE
VOYAGE TO BE PLANNED AND BRIEFED
OFFICERS APPROPRIATE.

Basis on appraisal and planning which agreed, the


master should conducted briefing prior commence
voyage to all oows and given them opportunity to
query on any part of the plan,that they are not fully
understand.

◼ Menggunakan semua sarana yang tersedia,baik itu


man power/human/officers dan ratings untuk
pengamatan,maupun menggunakan peralatan
peralatan lainnya yang tersedia diatas kapal,seperti
teropong,ais,radar/arpa,ecdis,gps,dls untuk
tujuan keselamatan kapal dalam pelayaran tsb.
4).MONITORING (EVALUASI/MONITOR).
“..CONTINUOUSLY AND CLOSELY..“

A). Position fixing interval


Ship’s position must be plotted as follows :
( waktu penentuan posisi kapal adalah sbb : )

◼ “Arrival/departure ports/tss” : 5 mins.


◼ “Open approaches to ports” : 10 mins.
◼ Coasting “inshore” < 10’ off land. : 15 mins.
◼ Coasting “offshore” > 10’ off land : 30 mins.
◼ “Ocean passage/open sea” : 60 mins.
B).Metode penentuan posisi diatas kpl,sbb :

◼ Coastal passage ( menyusur pantai ) :


Radar ranges and bearings.
Visual bearings ( magnetic & gyro compass ).
Gps navigation.

◼ Ocean passage ( laut lepas/laut terbuka ) :


Gps navigation.
Celestial navigation/benda benda astronomi.
( Matahari/bulan/bintang/planet ).
➢ The vessel’s position should be monitored and
checked by more than one navigation system at
frequent intervals.( Radar/gps/astronomi,etc ).

➢ as danger increases,the frequency of position fixing


should also increase.

➢ Position fixing and parallel indexing from bouys


should be avoided as their position may be
unreliable.
➢ Position fixing and parallel indexing from bouys
should be avoided as their position may be
unreliable.

➢ ( Pelampung/bouy tidak boleh dijadikan


alat/sarana bantu navigasi,untuk penentuan posisi
kapal ataupun paralel index,karena posisi
pelampung tsb,tidak dapat dipercaya,disebabkan
ada kemungkinan posisinya berubah/bergeser,atau
pemberat/jangkarnya putus atau hanyut,dan lain
lain ).
◼ Pemantauan ketat dan berkesinambungan selama
pelayaran pada jalur yang telah direncanakan
adalah esensial untuk keselamatan pelayaran.

◼ Bila para perwira ragu-ragu terhadap posisi kapal


maka mereka harus segera memberitahukan
Nakhoda untuk datang ke anjungan/bridge.

◼ Alat-alat navigasi harus selalu dichek sebelum


memasuki daerah pelayaran terbatas dan
sepanjang pelayaran.
◼ Peralatan navigasi harus berfungsi secara
normal untuk memantau posisi kapal sambil
memperhatikan hal-hal berikut :

1). Baringan mata (visual) adalah cara yang paling


akurat untuk menentukan posisi kapal.

2). Setiap penentuan posisi jika mungkin


didasarkan atas 3 garis baringan (3 objek).

3). Garis penuntun (Transit) dengan jarak di Radar


bisa sangat membantu
◼ Peralatan navigasi harus berfungsi secara
normal untuk memantau posisi kapal sambil
memperhatikan hal-hal berikut :

4). Posisi kapal dengan alat bantu navigasi harus di


check juga dengan baringan mata/visual.

5). Penunjukkan di perum gema ( echo sounder )


juga bisa sebagai alat bantu.

6). Pelampung ( buoy ) tidak boleh dipakai untuk


penentuan posisi ( bisa bergeser/hanyut ).
PLAN VOYAGES FROM BERTH TO BERTH USING
APPROPRIATE STRATEGIES AND CONTINGENCY PLANS
IN ORDER TO DEAL WITH VARIOUS FACTORS,SUCH AS

ENCOUNTERING IN “RESTRICTED VISIBILITY”.


( TINDAKAN DLM MENGHADAPI TAMPAK TERBATAS )
➢ Please call master immediately.

➢ Sounded fog signal as colregs-rule 35 & 19.

➢ Keep engine ready & sailing with safe spd.

➢ Switch “on” navigation lights and radars.

➢ Post-additional lookouts as required.


EXPECTED METEOROLOGICAL CONDITIONS :
( PERSIAPAN MENGHADAPI CUACA JELEK/BADAI ).

➢ Obtain weather forecast from navtex,inmarsat.


➢ Oow to inform the master asap once known of any
adverse weather condition.
➢ All crew to be informed & take all necessary
precautions as required.
➢ Lashing & secured all moveable items.
➢ Reduce speed or change course,if necessary.
NAVIGATIONAL HAZARDS & NO GO AREAS.
( BAHAYA BAHAYA NAVIGASI & DAERAH TERLARANG )

➢ Shallow waters/perairan dangkal.


➢ Derelict or other objects danger to
navigation (kerangka kapal tenggelam)
➢ Dangerous ice ( bahaya es yang terapung )
➢ Tropical storm ( angin taifun ).
➢ Uncharted or unreliable charts,etc.
( Peta yang belum disurvey dengan baik ).
MAKING A LANDFALL
( TINDAKAN KETIKA MELIHAT DARATAN )

ALL MASTERS WILL EXPECT TO BE CALLED AND


PRESENT ON BRIDGE PRIOR TO MAKING A LANDFALL.
( NACHODA HARUS DIBERITAHU DAN HADIR DI
ANJUNGAN,SEBELUM TERLIHAT DARATAN ).

➢ Fixing the ship’s position up to date.


➢ If land is seen early,call the master soonest.
➢ Run echo sounder & set to the correct depth.
➢ Identify lighthouses & the coastline.
➢ Re-calibrated electronic navigational aids.
SEKIAN & TERIMA KASIH !

Capt.Pical Paulus, M.Mar.

Anda mungkin juga menyukai