Anda di halaman 1dari 8

RANCANGAN PELAYARAN PERTEMUAN KE 5

Kompetensi : Voyage Planning and Navigation From All Condition


Pokok Bahasan : Voyage For All Condition
Sub pokok Bahasan :
1. Ensures that charts course cards and other voyage planing document, i.e, navigation note
books atca, accurately detail the plan, and are prepared in accordance with industry
practice
Menjamin bahwa dalam pelaksanaan membawa kapal semua peta telah disusun sesuai
rute pelayaran yang akan di tuju dengan telah menarik garis haluan sesuai dengan
keamanan pelayaran, seta dokumen pendukung sesuai pembahasan diatas dimana dalam
perencanaan pelayaran buku terbitan navigasi harus ada sebagai referensi mendapatkan
informasi yang sebanyak banyak dalam pelayaran dalam menjamin keselamatan
pelayaran seperti jenis-jenis peta :
Pembagian Peta Menurut Kegunaan Dalam Skalanya:
a. Peta Ikhtisar : skala 1: 600.000 atau lebih besar
 Skala kecil, meliputi daerah luas
 Detail tidak perlu
 Memberi keterangan tentang variasi, dapat dipakai untuk menentukan track dari
satu tempat ke tempat lainnya sebelum di pindahkan ke peta-peta yg lebih besar.
b. Peta Samudera (Sailing Chart)
 Skala 1 : 600.000 atau lebih kecil
 Dipakai untuk penyebarangan samudera
 Detail peta tidak perlu,karena perairannya tidak sesulit perairan antar pulau
 Meliputi daerah yang lebih luas
c. Peta Antar Pulau ( Peta Haluan, Peta Perantau, General Chart)
 Skala kira – kira antara 1: 100.000 s/d 1 : 600.000
 Dipakai untuk pelayaran antar pulau
 Detail peta sudah harus ditunjukan walaupun tidak seteliti peta pantai atau peta
pelabuhan
d. Peta Pantai (Coast Chart)
 Skala kira –kira antara 1 : 50.000 s/d 1 : 100.000
 Dipakai pada waktu mendekati/ menjauhi teluk, pelabuhan
 Detail peta mutlak di perlukan demi keselamatan pelayaran
e. Peta Penjelasan
 Skala kira – kira 1 : 50.000 atau lebih
 Dipakai untuk menmperjelas navigasi di daerah perairan sempit, dearah berbahaya
atau daerah yang ramai dilayari
 Detail peta mutlak di perlukan

1
f. Peta Pelabuhan (Harbour Chart, Peta Rencana)
 Skala kira –kira 1 : 50.000 atau lebih
 Dipakai waktu mendekati /meninggalkan pelabuhan atau dermaga juga untuk
merencanakan tempat berlabuh
 Detail peta sangat (mutlak) diperlikan,kalau perlu lebih detail lagi
Diatas sudah di jelaskan/diterangkan bahwa selain skala peta kita masih memerlukan
keterangan lain untuk bisa menyimpulkan bahwa peta yang kita pakai baik dengan detail
yang jelas dan lengkap. Perencanaan yang lengkap dengan sumber-sumber informasi
yang banyak dan lengkap diharapkan dalam membawa kapal akan meminimalkan resiko
kecelakaan. dengan perubahan teknologi maka peta diatas kapal yang menggunakan peta
terbuat dari kertas (paper chart) berpindah ke Electronic Chart Display Information
System atau yang di singkat menjadi ECDIS dimana dalam persiapaan pelayaran harus
mengusai dalam penggunaan atau pengoperasian ECDIS nya karena perubahan teknologi
paper chart menjadi electronic chart,harus mengerti apa yang di gunakan pada ECDIS ada
dua jenis yaitu peta electronic chart system (ECS), dan Peta Vektor yaitu peta Raster atau
Raster chart display system(RCDS) yang di simpan dalam bentuk CD room, di berikan
pemahaman kepada nakhoda dan officer deck harus menguasai alat tersebut dengan cara
bahwa perusahaan pelayaran atau pemilik kapal dan operator harus menjalankan
assesmen dengan isu perubahan dari peta kertas ke ECDIS dalam bernavigasi di laut,
nakhoda kapal dan perwira deck berpartisipasi mengikuti assesmen untuk menerima atau
melakukan memperhatikan dalam menggunakan alat atau praktek alat ECDIS agar dapat
di mengerti, dan dapat melaksanakan perubahan dari paper chart ke chart electronic dan
dimana nakhoda dan perwira deck dapat melakukan perubahan ini dengan baik sehingga
dalam perencaan pelayaran dapat dilaksanakan dengan baik dan lebih akurat.
ECDIS memberikan dua informasi :
1.Informasi peta
2.Informasi pelayaran.
Sesuai dengan ketentuan IMO peraturan A817 (19) pelatihan kursus dari ECDIS
seharusnya berada atau memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang di specifickan
sesuai dengan STCW tabel A II/I dan SOLAS bab 5 peraturan 19 memperbolehkan ECDIS
untuk diterima sebagai pematuhan terhadap pembawaan peta dari aturan ini.
Peraturan ini mewajibkan semua kapal,terlepas dari ukuran,untuk membawa peta Nautika dan
publikasi Nautika untuk merencanakan dan menjalankan rute kapal pada perjalanan atau
pelayaran yang diingininya dan memplot dan memantau posisi kapal melalui perjalananya
/pelayarannya.
IMO membuat keputusan pada bulan juni 1998,RCDS dioperasikan bersama peta Folio yang
selalu up date,Admiralty Raster chart System harus di gunakan ketika type Vektor peta
pengeporasian normal ECDIS yang tidak tersedia.tapi kapal harus membawa pengaturan
pengaturan yang di back up pada peta peta electronic yang di gunakan secara penuh atau
sebagian.

ECDIS harus mempunyai Karakteristik


a.Informasi geografis peta

2
b.Lampu lampu buoy
c.Rute yang direncanakan,jarak puter atau lingkaran putar,garis baringan
d.Posisi kapal kita,Vektor kecepatan,depan kapal,rute of turn,(gaya balik),track terdahulu dll
f.Bahaya navigasi,alarm oleh ECDIS
g.Keakuratan pemantauan posisi.
h.Pilihan pengemudian posisi
i.Info alpha numeric ,seperti posisi kapal,Haluan dll
j.Info dari Radar dan sumber sumber lain
k.Peringatan ( Isyarat – isyarat ,waktu untuk menghubungkan dengan VTS,Stasiun pandu dll

KOMPOSISI ECDIS :
1.Hardware :
Computer tingkat tinggi dengan kemampuan grafik atau gambar yang mengenbangkan
dengan peralatan lain.

2.Penerima :
Haluan dan kompas gyro rute of turn atau daya balik,indicator turn,SOG dari log,kordinat
dari GPS,Fitur fitur lain dari RADAR dan ARPA.

3.Software :
Yang membuat computer ECDIS terdiri dari user Interface,dan dinamakan ECDIS (inti
ECDIS) yang membuat itu mungkin untuk membaca data dan penampilan sebuah peta
sebagai tambahan pada gambar peta ,user Interface menampilkan tombol tombol dan kunci
kunci untuk mengeporasikan peta Nautik.

Fungsi ECDIS :
- Untuk merencanakan Pelayaran
- Untuk keselamatan rute
- Koreksi Peta.

Perencanaan rute lalulintas atau Trafic :


a.merencanakan track dengan haluan sejati dan jarak pada peta atau memplot yang sesuai
dengan skala Peta,
b.Kecepatan aman untuk setiap kali dalam pelayaran,masuk dalam hitungan bahaya
navigasi,karateristik manouver,Draft yang berhubungan dengan kedalaman air,termasuk
squat dan efek keel,ketika proses pemutaran propeller dapat dipakai.
c.Waktu tiba,duga pada pont didalam perencanaan.
d.Berjalan melalui posisi,jika dapat dipakai.
f.Area yang di hindari,ketika kapal dibatasi oleh aturan setempat atau di batasi karena
kedalaman air atau bahaya setempat.
g.Area yang di sepakati oleh aturan setempat,seperti Tug pendamping atau bantuan
Pelayaran dan persyaratan Pandu (Pilot).
h.Area dengan kepadatan lalulintas tinggi dan atau penyeberangan Ferry.

3
i.Area yang di anggap sebagai perairan pandu (Pilot),ketika Nakhoda memegang ijin aatau
seorang pandu yang ada dianjungan.
j.Area dimana itu dianggap bahwa ruang mesin di tingkatkan kesiapaannya.
k.Tanda Navigasi yang digunakan berlayar secara vertical di dekat way point untuk
mengindentifikasi perubahan Haluan.
l.Metode dan frekwensi penentuan posisi,termasuk alternative pertama atau kedua dan
seterusnya.
m.Rencana penanggulangan untuk keadaan darurat termasuk menghilangkan point/titik
Pelabuhan,Terusan dan atau pendekatan,Penempatan,Penyandaran,dan aksi untuk mengontrol
posisi kapal di air yang dalam atau menuju pelabuhan pelindung atau berlabuh jangkar yang
aman.

KERUGIAN ECDIS :
1.Menjadi bahaya apabila Aplikasi hanya menggunakan ECDIS
2.Menghilangkan realisme kerena menggunakan ECDIS yang berlebihan.

Perusahaan menetapkam minimal standard untuk penampilan dari setting ECDIS sebagai
berikut:
a. Display Base
b. Drying Line
c. Buoys, Beacons, Other Aids to Navigatioan and Fix Structures
d. Boundaries of Fairways, Channels
e. Visual and Radar Conspicuous Features
f. Prohibited and Restrictes Area
g. Chart Scale Boundaries
h. Indication of Cautionary Notes
i. Ships Routering Systems and Ferry Routes
j. Archipelagic Sea Water
k. pot Soundings
l. Submarine Cables And Pipelines – Note Required For Anchoring, For Navigation
Master Decide
 Setting for open water :
Safety Depth = ship draft + 25% ukc of max ship draft (max ship draft = dynamic draft
+ squat)
Safety Contour = ships draft + 25% ukc of max ship draft (max ship draft = dynamic
draft + squat)

Deep Contour = ships draft *2


Shallow Water Contour : next contour that is shallower than safety contour
Ship Dynamic Draft Includes : ship movements, sea and wind (pitching, rolling and
heel), and trim changes due to speed
 Setting for enclosed water

4
The master deciding the settings for safety
dept, safety contour, and shallow water
contour. Pelaksanaan pada saat akan bertolak
kapal harus mempertimbangkan kondisi
kedalaman laut, keadaan arus (pasang surut)
agar nakhoda dapat mengatur kecepatan atau
memodifikasi haluan kapal agar kapal berlayar
dengan situasi yang nyaman dan aman.
Sumber informasi atau hal–hal yang perlu
di perhatikan dalam rencana pelaksanaannya :
1) Tactics
2) ETAs for Tide
3) ETA for Day Light
4) Traffic Condition
5) Destination Area
6) Tidal Streams
7) Plan Modification
8) Additional Personel
9) Briefing
10) Fatigue
11) Voyage Preparation
12) Bridge Preparation

2. Ensure that position, distance, and ETA’S or average speed required calculations,
completed using Mercator, sailing, great circle sailing, composite great circle sailing and
limited latitude sailing are accurate
Di dalam perencanaan pelayaran setelah di susun peta yang akan di pakai dengan nomor
petanya yang diambil dari katalog peta, lalu diambil garis haluannya sesuai dengan
keselamatan pelayaran bisa dilihat dari rencana pelayaran itu, bagaimana kita akan
mengambil posisi fix kapal kalau masih ada benda baringan atau benda yang di kenal kita
menggunakan metode mengambil posisi pelayaran datar yaitu mengambil baringan dengan
baringan, baringan dengan jarak, baringan 4 surat, atau dengan bantuan radar, setelah tidak
ada baringan benda darat untuk menentukan posisi kapal bisa juga dengan GPS atau satellite
diusahakan selalu dapat menentukan posisi yang fix, atau bisa juga dengan benda angkasa
yaitu dengan bintang, matahari atau benda angkasa lain, dalam penentuan posisi fix ini
diharapkan jarak tempuh kapal bisa di hitung dari kecepatan kapal berapa, kecepatan kapal
perjam,untuk menghitung kapal tiba di pelabuhan tujuan, Estimed time Arrival (ETA) dapat
di hitung dari kecepatan kapal perjam rata-rata setelah kapal dapat pengaruh dari arus laut,
angin, kondisi lautan serta pengaruh pengaruh lain yang memperngaruhi kecepatan kapal,
sampai ketempat tujuan.

Dalam Pelayaran yang lampau telah kita bahas berlayar pada garis loxodrom yang berupa
sebuah garis lurus pada peta lintang bertumbuh, demikian pula tentang perhitungan haluan
dan jauh bagi jarak-jarak yang pendek.

5
Apabila sebuah kapal harus mengadakan perjalanan yang jauh melintasi samudra maka akan
lebih menguntungkan apabila perjalanan itu tidak dilakukan menggunakan garis loxodrom
akan tetapi mencari jalan yang lebih pendek dan jalan ini menggunakan sebuah lingakaran
besar.

Lingkaran Besar Merupakan Jarak yang Terpendek


Untuk membuktikan bahwa lingkaran besar itu merupakan jalan yang terpendek dipermukaan
bumi dapat diterangkan sebagaimana tertera pada gambar 17 disebelah ini. Melalui tali busur
AC kita lukis beberapa bidang datar. Bidang datar yang melalui pusat bumi akan memotong
kulit bumi sebagai sebuah lingkaran besar (AB), sedang semua bidang-bidang datar yang lain
akan memotong kulit bumi dengan bentuk lingkaran-lingkaran kecil (AEC dan ADC). Jari-
jari lingkaran-lingkaran kecil ini semuanya lebih kecil dari jari-jari lingkaran besar. Semua
busur-busur lingkaran yang tergambar pada muka bumi itu tidak akan mempunyai panjang
yang sama. Busur BC yang mempunyai jari-jari yang terbesar sesuai dengan yang tertera
dalam gambar merupakan busur yang terpendek apabila dibandingkan dengan busur busur
yang lain dengan jari-jari yang lebih pendek.

Kemungkinan bisa terjadi sebagian daerah yang dilalui oleh lingkaran besar tidak bisa
dilayari karena adanya bahaya-bahaya navigasi dan lain-lain. Keadaan yang biasa ditemui
adalah kita menempuh bagian yang tidak bisa dilayari dengan lingkaran besar tersebut.
Dengan berlayar pada suatu jajar yang terletak diluar daerah bahaya tersebut, cara campuran
antara berlayar dengan lingkaran besar dan dengan cara jajar tersebut masih lebih pendek
apabila kita berlayar dengan memakai loxodrom.
Berlayar Menurut Lintas Majemuk (Composite Track)
Berlayar menurut lintas majemuk adalah suatu seni melayarkan kapal pada suatu lintasan
majemuk (campuran) yang merupakan jarak terpendek antara dua tempat dimana lintang
tertinggi yang akan dilalui telah ditentukan, dimana kapal yang akan berlayar tidak akan
melampauinya.
Apabila sebuah kapal, setelah diperhitungkan lintas lingkaran besarnya dari suatu tempat ke
tempat lain, ternyata bahwa lintasan tersebut akan melewati lintang yang terlalu tinggi, maka
diputuskan untuk menghindari hal tersebut dan ditetapkan sampai lintang tertinggi yang mana
bisa dilayarinya lalu dihitung serta dilukis lintas majemuknya (Composite Track).

Lintas ini terdiri dari sebagian busur dari dua buah lingkaran besar dan diantaranya adalah
busur jajar yang telah ditetapkan yang sebenarnya adalah busur lingkaran kecil. Lintasan
lingkaran besar dari titik tolak sampai lintang tertinggi dihitung dahulu, kemudian kapalnya
dilayarkan melalui lintas tersebut sampai menyinggung jajar yang telah ditentukan tersebut.
Titik singgung tersebut sebenarnya adalah merupakan vertex dari lingkaran besar yang telah
dilayarinya. Kapal tersebut kemudian meninggalkan lingkaran besarnya lalu berlayar
sepanjang jajar lintang tertinggi tersebut, sampai ia tiba ditempat dimana vortex dari
lingkaran besar yang telah dihitung sebelumnya menyinggung jajar tersebut dan melewati
tempat tiba. Disini kapal tersebut meninggalkan jajar lintang dan berlayar sepanjang
lingkaran besar yang baru sampai ke tempat tujuan.

6
Berlayar pada lintas majemuk bukanlah soal menghitung sebuah lingkaran besar dari tempat
tolak ke tempat tiba, melayari lingkaran tersebut sampai lintang tertinggi yang mengizinkan
tercapai kemudian berlayar sepanjang jajar lintang tersebut sampai bertemu kembali dengan
lintasan lingkaran benar semula. Busur dari kedua lingkaran besar pada kedua sisi lintasan
tersebut adalah sama sekali tidak saling berhubungan terkecuali melalui jajar tersebut. Suatu
lintasan majemuk bisa dipakai pada pelayaran masuknya dari River Plate ke Melbourne,
dimana lintasan lingkaran besar yang biasa akan melampaui lintang yang amat tinggi.
Haluan
Apabila kita ikuti terus lingkaran besar tersebut maka akan ternyata bahwa haluan nya akan
berubah-ubah. Mulai dari arah sebesar contoh diatas yaitu 50°, haluan lingkaran besar
tersebut akan selalu bertambah besar sampai akhirnya pada saat mencapai vertex haluan
berubah menjadi 90°.
Seperti telah kita ketahui loxodrom pada peta bertumbuh tergambar sebagai garis lurus, akan
tetapi lingkaran besar akan tergambar sebagai garis lengkung.

Dalam contoh diatas haluan mula mula adalah U 50° T, maka pada titik potong dengan
katulistiwa yang berikutnya haluan tersebut adalah S 50° T ( atau 140°). Dari titik potong
pertama haluan berangsur berubah sampai pada vertex menjadi U 90° T kemudian dari situ
sampai ke titik potong yang lain berubah menjadi S 50° T. jalannya lingkaran besar pada peta
bertumbuh adalah sebagaimana tertera pada gambar 3. Tampak pada gambar bahwa jalan
tersebut berbentuk garis lengkung dimana sisi tekungnya selalu menghadap ke katulistiwa.
Maka dari itu apabila berlayar dengan lingkaran besar haluan yang di kemudikan setiap 5°,
harus harus di rubah sehingga mencapai titik tertinggi agar haluan akan kembali ke
pelabuhan tujuan atau haluan sesuai dengan harapan seperti mempergunakan Meta Mercator.

3. Ensure that there is adequate fuel, water and provitions on board for the voyage
Menjamin dari kesiapan untuk menghitung kecukupan perlengkapan kapal selama dalam
pelayaran untuk Bahan bakar (fuel) air tawar kebutuhan minum dan mandi serta yang lain
dan perlengkapan lain seperti makanan, alat-alat kerja cat dan suku cadang selama pelayaran

7
harus disiapkan untuk menjamin keselmatan kapal. Perhitungan biaya diatas kapal itu ada
biaya langsung dan biaya tidak langsung, jadi Master Ship dan perwira deck serta kepala
kamar mesin di bantu oleh perwira mesin, harus merencanakan kebutuhan dari pemakaian
bahan bakar beserta suku cadang atau spare part yang akan di pakai selama pelayaran
beserta cadangannya, juga mualim harus menghitung kebutuhan air tawar serta suku cadng
lain yang di butuhkan selama pelayaran, ini akan berhubungan dengan muatan yang dibawa
diatas kapal untuk perusahaan dapat di untungkan dengan perhitungan yang tepat dan cermat
dari Nakhoda dalam perencanaan satu trip pelayaran dimana menghitung bahan bakar, air
tawar, air ballast dan perlengkapan lainnya dengan tepat tidak akan merugikan ruang muat,
ruang muat bisa di isi maksimal.

4. Ensure that all wach keeping officers are fully briefed and familiar with the voyage plan
Menjamin seluruh dari yang melakukan dinas jaga harus pemahami regulacy cara membawa
kapal, serta perwira jaga diberikan pengarahan dan familisasi seluruh rencana pelayaran
untuk di pahami dan di mengerti dari rancangan pelayaran yang dibuat untuk satu voyage.
Melakukan briefing,Familisasi terhadap pelayaran yang akan di layari, yang dipimpin oleh
Nakhoda atau perwira senior yang di tunjuk untuk melakukan pengenalan rencana pelayaran
mulai Dari mulai Peta yang di pakai haarus update selalu di koreksi dengan berita pelaut
Indonesia (BPI),Notce to mariners (NTM), garis haluan yang di buat, pemindahan peta, jarak
tempuh, alat navigasi yang dipakai, apalagi kalau menggunakan tehnologi dari ECDIS, peta
di ECDIS juga harus di koreksi dengan melihat yang tadinya menggunkan paper chart
menjadi electronic chart ini harus benar di pahami. Peta ECDIS ada dua jenis Peta victor atau
electronic chart system (ECS) dan raster chart display system (RCDS), sehingga perwira jaga
yang melakukan dinas jaga mengerti seluruh dari kegiatan perencanaan pelayaran dan dapat
dilaksankan dengan penuh tanggung jawab.

5. Ensure that watchkeeping officer understand the circumstances in which they my deviate
from the initial plan
Menjamin seluruh kegiatan dalam perencanaan pelayaran, perwira yang berdinas jaga,
mengerti kondisi keadaan serta perwira jaga apabila terjadi deviasi atau penyimpangan dari
rencana pertama atau semula, harus sudah di mengerti karena keadaan dan situasi harus ada
penyimpangan dari rencana awal, maka perwira jaga harus mengerti atau cepat tanggap dan
melakukan dengan baik untuk keselamatan kapalnya, didalam perubahan karena
penyimpangan tersebut harus di catat, dan dibuatkan fix position kapal dalam perencanaan
kapal, untuk selanjutkan. dalam keadaan selama pelayaran dalam membawa kapal, bisa
terjadi dalam cuaca yang kurang baik seperti badai atau pecahan es atau kondisi penglihatan
terbatas semua ini harus bisa di handle dengan baik oleh perwira jaga.

Anda mungkin juga menyukai