Anda di halaman 1dari 11

RANCANGAN PELAYARAN PERTEMUAN KE 7

Kompetensi : Voyage Planning and Navigational For All Condition


Pokok Bahasan : Navigation and Monitoring of The Voyage
Sub Pokok Bahasan : Ensure That The Vessels Position in Monitored Using Two or More
Independent Position Determinations Systems Appropriate to The Area

Pada tahapan ini dapat dilakukan oleh Perwira Jaga untuk mengecek pada tiap tahapan
tugasnya dan wajib memanggil Nakhoda bila dalam pelaksanaan tugasnya terdapat keragu-
raguan atau dalam keadaan darurat dapat segera mengambil tindakan penyelamatan. Dalam
melakukan monitoring harus dilakukan secara konsisten dan mengikuti secara runtut dari fungsi,
hasil analisa, dan baik dalam aksi pelaksanaan seperti analisa yang sedang berjalan.
1. Fixing Method
2. Visual Bearing
3. Frequency
4. Regularity
5. Estimated Position
6. Soundings
7. Cross Track Error
8. Internasional Regulation for Preventing Collisions at Sea
9. Non Navigation Emergencies
10. Time Management
11. Look Out
Perwira jaga yang bertugas selalu waspada dalam segala situasi yang juga akan selalu
mempertinggi dalam pengamatan yang dalam segala situasi keadaan dan selalu memperhatikan :
1. Under Keel Clearance
2. Transits (Ranges)
3. Waypoints
4. Leading Lines
5. Natural Leading Lines
6. Clearing Marks & Bearings
7. Rising/Dipping Distances atau berat benaman kapal karena pengaruh berat jenis air.
8. Light Sectors
A. Menyusun rancangan pelayaran daerah pantai (route coastal navigation) harus
memperhatikan :
1. Penggunaan peta yang up to date (sesuai);
2. Mengetahui semua hal / tanda-tanda yang relevan terhadap benda-benda navigasi;
3. Fix posisi ditentukan secara terus menerus, hal tersebut tergantung dari jarak terdekat
dengan bahaya navigasi dan kecepatan kapal;
4. Penggunaan radar hanya sebagai alat bantu navigasi saja;
5. Bila tanda navigasi tidak dapat terlihat dengan jelas, dapat menggunakan method paralel
indeks.

B. Menyusun rancangan pelayaran di samudra/ laut bebas harus memperhatikan:


1. Rencana pada skala kecil dipeta laut / routering chart dimana terdapat keterangan tentang
ocean current, wind, ice limit, dan sebagainya;
2. Peta proyeksi gnomonik untuk ploting ge route;
3. Load line zone chart untuk menyakinkan aturan load line telah diikuti.

C. Yang termasuk kategori critical navigation:


1. Bernavigasi dalam jarak pandang terbatas, artinya keadaan cuaca yang menyebabkan /
menghalangi jarak pandang hingga kurang dari 3 mil;
2. Bernavigasi dalam keadaan cuaca yang buruk, artinya keadaan laut, angin, ataupun alam
yang menyebabkan keadaan kapal susah untuk di kendalikan.
3. Bernavigasi dalam alur pelayaran sempit, artinya berlayar didaerah yang mempunyai lalu
lintas yang sempit, yang menyebabkan kapal susah/sa untuk berolah gerak dikerenakan
oleh kondisi alur pelayarannya dan juga oleh sarat kapalnya.
Dalam berlayar di Pelayaran dekat pantai (near coastal) , sangat berbeda dengan pelayaran
samudera dalam menentukan fix posisi,untuk kapal yang berlayar dekat pantai harus sesering
mungkin mengecek posisi kapal minimal satu jam sekali kalau perlu setengah jam sekali
chek posisi baik secara manual atau dengan alat bantu navigasi elektronik,untuk menentukan
posisi kapal,kita harus mengambil baringan benda darat,tanjung,gunung,pelampung atau
barinagan benda angkasa,agar posisi kapal benar,pada tracknya atau garis haluan yng telah di
buat,maka seyogyanya baringan yang kita ambil itupun harus benar (sejati).untuk itu
kitaharus selalu mengetahui kesalahan pedoman kita,selain itu diusahakan agar pengambilan
posisi kapal itu sedapat mungkin lebih dari satu benda agar kesalahan pengambilan dapat di
chek.
Di pelajaran lain bahwa dalam mencari posisi yang berlayar di dekat pantai sudah di bahas
di pembelajaran pelayaran datar dimana ada macam baringan yang sudah di rencanakaan
sesuai dengan perencanaan pelayaran dekat pantai yaitu ada macam macam baringan:
a.baringan silang, b.baringan dan jarak,c.baringan dan peruman, d.baringan yang
digeserkan,e.Serentetan perum f. 2 atau lebih suar penuntun,g.Baringan dengan alat alat
elektronik dan h.Kombinasi dari baringan baringan tersebut diatas. Ada juga yang disebut
dengan baringan Khusus/Istimewa ialah garis garis baringan tertentu yang sering kali sudah
tertera dipeta dengan maksud menarik perhatian para mualim akan bahaya bahaya navigasi
yang ada,misalnya baringan garis penuntun,dimana selama kapal berada di garis baringan
itu,kapal tetap aman,kadang kala tidak di beri garis penuntun tetapi baringan penuntun
saja,garis baringan penuntun dimana 2 benda di darat kelihatan menjadi satu.dapat juga satu
benda saja dipakai sebagai penuntun dengan baringannya sudah tertera di peta,selamakapal
berada dalam garis baringan itu,kapal akan tetap aman,
Didalam menentukan garis di peta sering terjadi kesalahan program ini bisa terjadi,sering kali
kalau kita menggunakan tiga garis baringan ,kita akan mendapatkan segitiga posisi yang
besar.hal ini disebabkan oleh :
a.Kekeliruan Mengenal Benda baringan.
b.Kekeliruan Waktu Melukis di peta
c.Tidak Tepat Waktu Membaring
d.Salah Pedoman Tidak di ketahui atau tidak di koreksi.
f.Jarak Waktu antara baringan yang satu dengan Baringan yang lain terlalu lama
g.Kemungkianan Peta yang dipakai tidak teliti waktu pembuatannya atau Surveynya sudah
terlalu lama,atau belum di koreksi sehingga tidak up date lagi.
°Seperti kita ketahui,semua garis baringan yang akan dilukiskan di peta,haruslah baringan
sejati,dengan demikian posisi kapal yang di peroleh selalu sejati,untuk itu perlu mengetahui
terlebih dahulu kesalahan pedoman yang kita pakai, cara mencari kesalahan pedoman bisa di
lakikan deanagn :
1.Cara transit
Baringan sejati dari dua benda yang menjadi satu di darat ,lalu di bandingkan dengan
baringan pedoman (lihat gambar)

Baringan sejati di peta : 096° Us


Baringan pedoman : 094° Up
Kesalahan pedoman : - 2°
Koreksinya : +2°

Ini berarti bahwa setiap baringan dengan pedoman tersebut ,selalu +2° untuk mendapatkan
baringan sejati,dan dilukiskan di peta.

2.Baringan Kebalikan
Hal ini dilakukan dengan membaring kapal lain yang sudah diketahui kesalahan
pedomannya.kemudian meminta baringan dari kapal itu terhadap kita .setelah salah baringan
di tambah atau dikurangi dengan 180°,kita bandingkan baringan baringan tersebut.

Bs B terhadap A = 223° +2° = 225°


Bs A terhadap B = 225° - 180°= 45°
Bp A terhadap B = = 42°
Kesalahan pada A = 42° - 45° = - 3°

3.Menghitung Azimuth Benda Angkasa


Benda angkasa di baring (Bp) dan di catat ppwnya waktu pengambilan
Ppw + duduk ----------------GMT
Dengan GMT di dapat -----GHA ------------- Deklinasi -------------
Increment------- Kor declinasi ---------
SHA kalau ada
BT (+) atau BB (-)
------------------------------
LHA (P) di dapat.
Dengan P yang kita peroleh kita masuk daftarb XI dengan argument lintang dan declinasi (A
dan B)
A dan B ini ditambah atau dikurang,bergantung dari :
- Apakah P > 90° atau P < 90°
- Apakah lintang dan declinasi senama atau tidak senama

Untuk menentukan posisi kapal akan berbeda natara near costal dengan pelayaran samudera
perbedaan ini dikarenakan oleh sebab tingkat resiko kecelakaan kapal dari berbagai factor
internal dan external kapal maka diatas sudah di jelaskan bahwa kalau berlayar di dekat
pantai,perairan ramai serta perairan sempit tingkat resiko kecelakaan sangat tinggi sehingga
pengamatan dan pengambilan posisi fix harus sesering mungkin.
Kalau berlayaran diperairan samudera dapat mengambil posisi kapal (fik Position) dengan jarak
4 jam sekali, yang diusahakan pada serah terima jaga diusahakan dapat posisi fik,baik posisi
dengan alat bantu elektronik radar,GPS atau satellite maupun loran atau dengan benda angkasa
baik itu Bintang maupun Matahari.
Menentukan posisi fik adalah agar kecepatan kapal rata rata bisa di ketahui untuk mendapatkan
ETA (estimed time arrival) kapal sambil di pelabuhan tujuan dengan tepat juga mengetahui
posisi kapal masih di garis haluan yang di buat,menghitung kecepatan rata rata dengan
berdampak kepada persedian bahan bakar,air minum dan persedian permakanan diatas kapal
serta suku cadang kapal yang di butuhkan mencukupi.
Kalau menggunakan alat elektronik radar,GPS,Loran RDF atau Satelite harus chek tingkat
akurasinya serta Deviasi alat dan kekuatan alat dalam mendeteksi benda benda yang di tangkap
oleh alat sehingga mendekati kebenarannya serta akurat.
Untuk menentukan posisi dengan manual maka perlu alat alat perlengkapan di siapkan untuk
menentukan posisi dengan Matahari yng harus disiapakan :
1.Sektan
2.Stop wacht
3.Cronometer dengan koreksinya
4.Buku Almanak Nautika
5.Daftar Ilmu Pelayaran atau Kalkurator

Untuk penentuan Posisi Dengan Bintang :


1.Sektan
2.Stop wacht
3.Cronometer dan koreksinya
4.Startfender sesuai Lintang duga posisi kapal
5.Buku Almanak Nautika
6. Daftar ILmu Pelayaran atau kalkulator

Setelah mempersiapkan peralatan diatas maka kita melakukan pengamatan matahari dan bintang,
untuk matahari kita tentuukan garis tinggin pada obsevasi terbaik misalkan pada jam 9
(Sembilan) atau pada jam 10.00 (sepuluh) dua kali observasi dalam menentukan garis tinggi
lebih baik, agar posisi kapal lebih mendekati posisi fix. Setelah menentukan garis tinggi baru
menentukan merpass yaitu matahari tertinggi maka di dapatkan lintang tengah hari perpotongan
lintang tengah hari dengan garis tinggi (agt) itulah posisi kapal.
Gambar : di bawah ini menggambarkan bagai mana kita meng obsevasi matahari atau benda
angkasa lainnya dari kapal

Dalam gambar diatas di mana observer di titikO maka akan di dapat Tinggi ukur melalui alat
bantu sekatan,setelah dilakukan pengkuran untuk mendapatkan tinggi ukur sejati maka perlu
adanya beberapa koreksi yang perlu di perhatikan dari gambar kita dapat penilikan yang baik
matahari maupun dengan benda angkasa lainnya harus di koreksi baik koreksi alat maupun tinggi
mata serta koreksi tanggal, koreksin yang harus dilakukan adalah :Indek error,Dip koreksi
tinggi,Refraction,cor. Temperaturm,cor,pressure,semi diameter dan parallax koreksi ini untuk
mendapatkan tinggi sejati yang di harapkan.

Contoh koreksi matahari :


Contoh koreksi Bintang dan planet :

Contoh perhitungan dengan mengamatan matahari dari perjalanan atau pelayaran dari AGUSTA
KE NORFOCK PADA TANGGAL 27 maret 1981

1 2 3
033⁰ 18.0 N ~ 036⁰ 56.6
ppw 12⁰⁰
14 01 10 14 03 46 14 04 05 W
ddk 46.5 46.5 46.5
GMT 14 00 23.5 14 02 59.5 14 03 18.5

GHA 028⁰ 39.6


BU 036⁰ 56.6
351⁰ 33.0 351 33.0 351 33.0
Incr 000 05.8 000 44.8 000 49.5
LHA 351⁰ 38.8 352⁰ 17.8 352⁰ 22.5
p 8⁰ 21.2 7⁰ 42'.2 7⁰ 37'.5

z 2⁰ 42.1 N
033⁰ 18.0
l
N jam: 12⁰ 00 00
z+l 30⁰ 35.9 Bdw: 2⁰ 23 44
14⁰ 23 44
Log cos z 9.99952
Log cos l 9.92211
19.92163 19.92163 19.92163 Mer pass: 12° 05
Log sin
v.p 8.02567 7.95541 7.94656 Bdw: 2⁰ 23 44
Term II 27.94730 27.87704 27.86819 Gmt: 14° 28 44
II Dz: -2
W. Rem: 12.28 44
N bila l +
z 0.86074 0.86074 0.86074
II 0.00886 0.00754 0.00738 z: 28°42.2 N
Sin Th 0.85188 0.85320 0.85336 lint: 33° 18 N
Th 58⁰ 25' 58 33.6 58 34.6 30 °35.8
90
tu 58 14 58 24.9 58⁰ 26.5 Ho: 59° 23.2
c.mt 8.9 8.9 8.9 C.tgl: 8.9
c.tgl 0.0 0.0 0.0 Ho: 59 °15.3
ts 58⁰ 22.9 58 33.8 58⁰ 26.5 Hc: 59°15 0
th 58 25 58 33.6 58 34.6 p: - 0.3
- 2 + 0.2 + 0.8

Rata 0.4 Hc: 59 15.0


A 4.62
B 0.38
C 4.24
N 164 W
T N 196 E

Setelah mennghitung ini baru di gambar sesuai skalanya dan ini posisi kapal.

Sebelum kita mengadakan pengamatan benda angkasa seperti bintang kita harus menghitung
dulu sunset dan civil agar tidak terjadi rancu dalam pengamatan bintang yang akan di ambil kita
menghitung LHA ariesnya untuk menentukan bintang bintang yang akan muncul dengan bantuan
alat starfender sesuai dengan lintang duga kapal.
Contoh seperti ini :
Posisi
33⁰ 22.5 N Jam 16.00
kapal
043⁰ 17.0 W

Sunset Civil
NA 18 17 18 41 30
Bdw 2² 53 08 2² 53 08
21² 10 21² 34
Gmt
08 38
Ozone -3 -3
Lmt 18 10 08 18 34 38
Menghitung
LHA:
141⁰ 11.1
GHA = Azimuth 274
Bujur = 043⁰ 17.0
GHA = 097⁰ 54.1
Incr = 8⁰ 40.9
LHA = 106⁰ 35.0
Bintan
g
bintang
yang
akan
muncul
:
1. ALphara 135⁰ 35⁰
2. DubHe 35⁰ 36⁰
3. Alioth 40⁰ 29⁰
4. Alkaid 48⁰ 19⁰
5. Denebola 88⁰ 28⁰
6. Sirius 188⁰ 05⁰
7. Adhara 183⁰ 27.5⁰
8. Regulus 108⁰ 42⁰
Maka di dapatlah bintang bintang yang muncul azimuth dan tinggi ukurnya ini adalah untuk
mempermudah navigator dalam menentukan arah dan tinggi ukur bintang sementara,setelah itu
baru kita pengadakan penelikan yang sebenarnya berapa tinggi ukur bintang tersebut dan bintang
mana yang akan di ambil untuk membantu pengambilan posisi kapal.

Contoh penentuan posisi kapal dengan 4 Bintang

Sirius Regel Copecca Regulus


ppw 21 21 51 21 31 00 21 35 42 21 38 58
ddk 00 00 47 00 00 47 00 00 47 00 00 47
GMT 21 21 04 21 30 13 21 34 55 21 38 11

GHA 141⁰ 11.1


Bu 043⁰ 17.0
097⁰ 54.1 97⁰ 54.1 97⁰ 54.1 97⁰ 54.1
Incr 5⁰ 16.0 7⁰ 33.3 8⁰ 43.8 9⁰ 32.8
GHA 103⁰ 10.1 105⁰ 27.4 106⁰ 37.4 107⁰ 26.9
SHA 258⁰ 55.4 281⁰ 35.8 281⁰ 10.4 208⁰ 09.4
LHA 362 05.5 387 03.2 387 48.8 315 36.3
p 2⁰ 05.5 27⁰ 03.2 B 17⁰ 48.8 B 45⁰ 23.7

z 16⁰ 41.7 S 8⁰ 13.6 S 45⁰ 58.8 N 12⁰ 03.5 N


e 33⁰ 22.5 N 33⁰ 22.5 N 33⁰ 22.5 N 33⁰ 22.5 N
e+z 50⁰ 04.2 41⁰ 36.1 12⁰ 36.2 21⁰ 19.0

Log cos z 9.98120 9.99551 9.84193 9.99031


Log cos e 9.92173 9.92173 9.92173 9.92173
Log sin
6.82366 9.03914 8.68063 9.47390
v.p
Sin Th II 26.72669 28.95638 28.44419 29.38594

Nw e + z 0.64198 0.74778 0.97590 0.931153


II 0.00053 0.09044 0.02785 0.24321
Sin Th 0.64145 0.65734 0.90885 0.58832
Th

tu 40⁰ 01.5 41⁰ 11.5 65 32.5 44⁰ 24


Kd VI 7.8 7.8 7.1 7.7
ts 39⁰ 53.7 41⁰ 03.7 65⁰ 25.4 44⁰ 17.7
Th 39⁰ 54.0 41⁰ 05.7 65⁰ 20.9 44⁰ 18.2
p - 0.3 - 02.0 + 4.5 - 0.5

A 18.60 1.27 2.06 0.81


B 8.22 0.31 3.33 0.30
C 26.82 1.58 1.27 0.51
T N 177⁰ B N 143⁰ B N 137⁰ B N 113⁰ E
N 193⁰ E N 227⁰ E N 223⁰ E

Setelah di tung baru di gambar perpotongan nya Arah garis tinggi (agt) itulah posisi kapal.

Persiapaan dalam menentukan posidi kapal dengan benda angkasa:

Perencanaan pelayaran yang akan menggunakan posisi kapal dengan benda –benda angkasa
bagaimana mulai dari :
a.persiapan
b.pelaksaan
c.monitoring dan
d.evaluasinya
untuk itu diatas sudah di jelaskan dalam menentukan posisi kapal dengan menggunakan benda
benda angkasa yng berlayar di samudera dimana benda darat atau menggunakan pelayaran datar
atau menggunkan posisi kapl dengan alat alat Navigasi elektonik tidak terjangkau maka
menentukan pososo kapal dengan menggunakan alat sektan merupakan seni bernavigator dalam
menentukan posisi kapal dengan penilikan benda angkasa.

Anda mungkin juga menyukai