Anda di halaman 1dari 14

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Tati Ruhmawati
JKL Poltekkes Bandung
• Perkiraan dan pertambahan jumlah penduduk
erat sekali hubungannya dengan perencanaan
suatu sistem penyediaan air bersih pada suatu
daerah.
• Perkembangan dan pertambahan jumlah
penduduk akan menentukan besarnya
kebutuhan air bersih dimasa yang akan
datang, dimana hasilnya merupakan
pendekatan dari hasil sebenarnya
Metode Perhitungan
• Metode Arithmatika
• Metode Geometrik
• Metode Least-square
Kebutuhan air domestik dihitung
berdasarkan :
• jumlah penduduk,
• tingkat pertumbuhan,
• kebutuhan air perkapita, dan
• proyeksi waktu air akan digunakan
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam
beberapa kategori, yaitu :
• Kota kategori I ( Metropolitan )
• Kota kategori II ( Kota Besar )
• Kota kategori III ( Kota Sedang )
• Kota kategori IV ( Kota Kecil )
• Kota kategori V ( Desa )
• Standar kebutuhan air domestik menurut
Departemen Pemukiman dan Prasarana
Wilayah tahun 2003 dan SNI tahun 2002 :
Perhitungan Kebutuhan Air

Q (DMI) = kebutuhan air untuk kebutuhan domestik (m³/tahun)


q(u) = konsumsi air pada daerah perkotaan (liter/kapita/hari)
q(r) = konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari)
P(u) = jumlah penduduk kota
P(r) = jumlah penduduk pedesaan
Metode Arithmatika

 Metode perhitungan dengan cara aritmatik didasarkan pada kenaikan rata-rata


jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata sebelumnya.
 Dengan cara ini perkembangan dan pertambahan penduduk akan bersifat linier.
 Perhitungan ini menggunakan persamaan berikut :

Pn = Pt + I ( n ) dan I = Po-Pt
t

dimana :
• Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;
• Pt = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I;
• Po = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir;
• t = jumlah tahun yang diketahui.
• n = jumlah interval
Metode Geometrik

 Perhitungan perkembangan populasi berdasarkan pada


angka kenaikan penduduk rata – rata pertahun.
 Presentase pertumbuhan penduduk rata – rata dapat
dihitung dari data sensus tahun sebelumnya.
 Persamaan yang digunakan untuk metode Geometrik ini
adalah :
Pn = Po ( 1 + r )n

• dimana Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n;


• Po = jumlah penduduk pada tahun dasar;
• r = laju pertumbuhan penduduk;
• n = jumlah interval
Metode Least-square

• Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat pertambahan


penduduk cukup tinggi,
• Perhitungan pertambahan jumlah penduduk dengan metode ini
didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya dengan menganggap
bahwa pertambahan jumlah penduduk suatu daerah disebabkan oleh
kematiaan, kelahiran, dan migrasi.
• Persamaan untuk metode ini adalah :

Ŷ = a.X + b

• dimana Ŷ = nilai variabel berdasarkan garis regresi;


• X = variabel independen;
• a = konstanta;
• b = kaefisien arah regresi linear.
Kebutuhan Non Domestik

• Analisis sektor non domestik


dilaksanakan dengan berpegangan
pada analisis data pertumbuhan
terakhir fasilitas – fasilitas sosial
ekonomi yang ada pada wilayah
perencanaan.
Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II,
III, IV
SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 10 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 2000 liter/unit/hari
Masjid 3000 liter/unit/hari
Kantor 10 10
Pasar 12000 liter/hektar/hari
Hotel 150 liter/bed/hari
Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari
Komplek Militer 60 liter/orang/hari
Kawasan Industri 0,2 - 0,8 liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata 0,1 - 0,3 liter/detik/hektar

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996


Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)
SEKTOR NILAI SATUAN

Sekolah 5 liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 liter/bed/hari

Puskesmas 1200 liter/unit/hari

Masjid 3000 liter/unit/hari

Mushala 2000 liter/unit/hari

Pasar 12000 liter/hektar/hari

Komersial / Industri 10 liter/hari

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996


Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain

SEKTOR NILAI SATUAN

Lapangan Terbang 10 liter/orang/detik

Pelabuhan 50 liter/orang/detik

Stasiun KA dan Terminal 10 liter/orang/detik


Bus
Kawasan Industri 0,75 liter/detik/hektar

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Anda mungkin juga menyukai