Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM


(PDAM)
Jl. Maulana Hasanudin, Rancagawe Telp/Fax. (0852) 281190, Kalanganyar 42300

Optimalisasi
SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Tahun Anggaran 2022

MEMO DESAIN
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya laporan pekerjaan DED. Kami ucapkan terima kasih atas dukungan berbagai pihak yang ikut
membantu memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka penulisan laporan ini.

Pelaksanaan Pekerjaan Optimalisasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)


didasarkan pada kontrak kerja antara PDAM Kabupaten Lebak dengan PT.Hayuningrat Environment
Consultant

Disain Note ini merupakan dokumen pendukung dari laporan DED Optimalisasi Sistem Penyediaan Air
Minum Kabupaten Lebak, yang berisikan hasil perhitungan disain jaringan perpipaan Sistem penyediaan
Air Minum SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci.

Laporan ini kami sampaikan kepada NUWSP sebagai akhir perencanaan dengan harapan dapat sesuai
dengan sasaran pekerjan. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Lebak, Agustus 2022

Disusun oleh
PT. Hayuningrat Environment Consultant

(Arief Setiawan, ST)


Direkutr
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
1. DESAIN .......................................................................................................................... 1
2. ANALISIS HIDROLIS ..................................................................................................... 1
2.1. Kebutuhan Air ................................................................................................................. 1
2.2. Pola Pemakaian Air Minum ............................................................................................... 3
2.3. Penentuan Pipa ............................................................................................................... 4
2.4. Analisa Hidrolika Menggunakan Epanet............................................................................. 5
2.4.1. Input Data Dalam EPANET .................................................................................... 6
2.4.2. Hasil Analisi .......................................................................................................... 6
2.4.3. Reporting ............................................................................................................. 6
2.4.4. Hasil Simulasi Epanet .......................................................................................... 6
3. PERENCANAAN HORIZONTAL DIRECTIONAL DRILLING (HDD). ................................ 14
3.1. Umum ......................................................................................................................... 14
3.2. Input Data ................................................................................................................... 14
3.2.1. Parameter Pipa .............................................................................................. 14
3.2.2. Parameter Pengeboran .................................................................................. 16
3.3. Disain Lubang Pengeboran............................................................................................ 17
3.4. Analisis Detail HDD ....................................................................................................... 18
1. DESAIN
Pada kegiatan Penyusunan Penyusunan DED Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci
(NUWSP) akan dilakukan perencanaan jaringan perpipaan SPAM dengan periode perencanaan
pembangunan jaringan perpipaan selama 2 tahun.

Perencanaan ini terdiri dari dua sistem yaitu SPAM Rangkasbitung dengan daerah pelayanan
Kecamatan Rangkasbitung ( 8 desa) dan SPAM Kawaci dengan pelayanan Kecamatan Kalanganyar,
Kecamatan Warunggunung, dan Kecamatanan Cibadak (14 desa).

Pada perencanaan kali ini akan dilakukan penentuan rencana diameter perpipaan yang akan
digunakan pada area pelayanan. Sebelum dilakukan penentuan diameter pipa amaka perlu dihitung
kebutuhan air yang didapatkan dari rencana jumlah penduduk terlayani. Panjang pipa didapatkan
dari pengukuran di lapangan, sedangkan perencanaan sistem pengaliran dan penentuan diameter
pipa menggunakan analisa epanet.

Pelaksanaan penggalian dan pemasangan pipa di sebagian titik direncanakan menggunakan


metoda HDD. Horizontal Directional Drilling (HDD): Sebuah metode pengeboran berarah horizontal
bila pengeboran secara vertikal tidak dimungkinkan. Keuntungan lainnya menggunakan alat
pengeboran HDD ialah meminimalisir dampak kerusakan yang sering terjadi ketika menangi sebuah
proyek pembangunan. Menjaga lingkungan agar tidak tetap terpelihara serta mengurangi waktu
ketika tengah melakukan proses pengeboran sehingga lebih hemat biaya. Pada perencanaan ini
dilakukan perhitungan terhadap kekuatan tarik, kedalaman pengeboran, dan panjang bor sehingga
didapat minimum spesifikasi pipa yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan HDD.

2. ANALISIS HIDROLIS
2.1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air minum di perkotaan berinteraksi dengan kegiatan pada wilayah perencanaan
tersebut, lazimnya semakin tinggi tingkat kegiatan semakin besar kebutuhan akan air. Variabel
yang menentukan besaran kebutuhan akan air antara lain adalah sebagai berikut:
 Jumlah penduduk.
 Jenis kegiatan.
 Standar konsumsi air untuk individu dan kegiatan.
 Jumlah sambungan.

Kebutuhan air minum akan meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk atau
aktivitas masyarakat, untuk mengantisipasi kebutuhan ini dilakukan perencanaan dengan
melakukan prediksi laju pertambahan penduduk dan sarana-sarana pendukung kehidupannya.
Dalam perhitungan kebutuhan air minum masyarakat ini diperlukan data penduduk saat ini dan
data penduduk tahun sebelumnya, sebagai dasar untuk perhitungan proyeksi penduduk pada
tahun mendatang. Kebutuhan air minum pada masyarakat difasilitasi dengan pemasangan
sambungan rumah (SR).

Besarnya kebutuhan air untuk suatu daerah layanan dipengaruhi oleh karakteristik daerah itu
sendiri. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan air diantaranya: pemakaian air,
perkembangan penduduk, keadaan sosial, ekonomi, budaya, tingkat kehidupan dan rencana
daerah layanan. Kebutuhan air digunakan untuk merencanakan sistem jaringan air baru dan juga
pengembangan sistem yang sudah ada. Total kebutuhan air dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:

Disain Note 1
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
a. Kebutuhan Domestik  QD=QSR+QHU

b. Kebutuhan Non Domestik  QND=(15 s/d 30)% x QD

c. Kapasitas Pelayanan  QPly=QD+QND

d. Kehilangan Air  Qh=(15-50)% QPly

e. Kapasitas Rata-rata  Qh=(15-50)% QPly

f. Kapasitas Hari Maksimum  Qh.max=Qrata-rata x f.Hma

g. Kapasitas Puncak  Qpeak=Qrata-rata x f.max

Dimana :
QD = Kebutuhan air domestik (liter/hari)
QSR = Kebutuhan air untuk sambungan rumah (liter/hari)
QHU = Kebutuhan air untuk hidran umum (liter /hari)
QND = Kebutuhan air non domestik (liter/hari)
Qply = Kebutuhan pelayanan (liter /hari)
Qh = Banyaknya Kehilangan air (liter /hari)
QR = Kapasitas rata-rata (liter/hari)
Qh.max = Kapasitas hari maksimum (liter/detik)
Qpeak = Kapasitas jam puncak (liter/detik)
f.H max = Faktor hari maksimum
f.peak = Faktor jam puncak

Tabel Kriteria Kebutuhan Air Domestik


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa)

No Uraian > 1.000.000 500.000 – 100.000 – 20.000 – < 20.000


METRO 1.000.000 500.000 100.000 DESA
BESAR SEDANG KECIL
Konsumsi Unit
1. Sambungan Rumah 190 170 150 130 100
(liter /org/hari)
Konsumsi unit 30 30 30 30 30
2. Hidran Umum (liter
/org/hari)
Konsumsi unit Non
Domestik (liter 20 -30 20 – 30 20 – 30 20 – 30 10 – 20
3.
/org/hari) - %
4. Kehilangan Air (%) 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20
5. Faktor Hari 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6. Maksimum
Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7. Jumlah Jiwa per 5 5 6 6 10
8. SR
Jumlah Jiwa per 100 100 100 100 – 200 200
9. HU
Sisa Tekan di 10 10 10 10 10
10. Jaringan
Jam Distribusi
Operasi 24 24 24 24 24
11. Volume Reservoir 20 20 2 20 20
12. SR : HU 50 : 50 s.d. 80 : 20 50 : 50 s.d. 80 : 20 0
8 70 : 30 70 : 30
13. Cakupan ** 90 9 0
9 90 ***70
Sumberpelayanan*
: Dirjen Cipta Karya DPU dalam Bhaskoro 2007 0 0

Disain Note 2
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Tabel Kriteria Kebutuhan Air Non Domestik
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (Jiwa)
No URAIAN >1.000.000 500.000 – 100.000 – 20.000 – < 20.000
METRO 1.000.000 500.000 100.000 DESA
BESAR SEDANG KECIL
1. Sekolah(L/murid/hari) 10 10 10 10 5
2. Rumah Sakit 200 200 200 200 200
3. Puskesmas/BKIA 2 2 2 2 1,2
4. Masjid/gereja 1–2 1–2 1–2 1–2 1–2
5. Kantor 10 10 10 10 10
6. Pasar (m3/ha/hari) 12 12 12 12 12
7. Hotel/losmen 150 150 150 150 90
8. Rumah makan 100 100 100 100 100
9. Komplek Militer 60 60 60 60 60
Kawasan industri 0,2 – 0,8 0,2 – 0,8 0,2 – 0,8 0,2 – 0,8 10
11. (L/dtk/ha)
Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3
Sumber : Dirjen Cipta Karya DPU dalam Bhaskoro 2007

2.2. Pola Pemakaian Air Minum


Keberadaan air minum di daerah menjadi sangat penting mengingat aktivitas kehidupan
masyarakat kota yang sangat dinamis. Oleh karena itu suatu sistem penyediaan air minum harus
didesain sedemikian rupa agar dapat memenuhi tiga tujuan yaitu Kuantitas, Kontinuitas dan
Kualitas (3K). Kebutuhan air diperkirakan berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani,
pemakaian air per kapita dan kebutuhan air untuk non domestik (komersial, industri, sosial, dll).
Salah satu faktor dalam perkiraan kebutuhan air adalah fluktuasi pemakaian air. Dimana
pemakaian air berubah-ubah setiap jamnya, demikian juga dengan pemakaian air tiap hari juga
berubah-ubah. Perbedaan pemakaian air ini disebabkan oleh pola perilaku dan kebiasaan
masyarakat.

Pemakaian air selama jam pelayanan tersebut berbeda-beda tiap jamnya sehingga kemudian
menunculkan tren atau fluktuasi pemakaian air, dimana dari tren tersebut kemudian
memunculkan jam puncak dan jam minimum pemakaian air pada sistem. Dengan pemakaian air
yang berbeda-beda tiap jamnya, maka seharusnya suplai air yang dialirkan berbeda-beda tiap
jamnya. Dengan mengetahui fluktuasi pemakaian air, dapat merencanakan operasi sistem untuk
memenuhi kebutuhan air dengan biaya lebih rendah.

Dengan mengetahui fluktuasi pemakaian air, pengelola air minum dapat merencanakan operasi
sistem untuk memenuhi kebutuhan air dengan biaya lebih rendah. Pola pemakaian air dalam
perencanaan ini dapat dilihat pada gambar grafk berikut:

Berdasarkan grafik pola pemakaian air minum diatas maka pemakaian terendah terjadi di malam
hari, sedangkan pemakaian tertinggi yaitu pada pagi hari dimana aktifitas masyarakat umumnya
sudah dimulai dan membutuhkan konsumsi air yang tinggi. Begitu pula dimana aktifitas kerja

Disain Note 3
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
sudah mulai menuruh dan kembali ke rumah. Pada jam jam ini terjadi puncak pemakaian air.

2.3. Penentuan Pipa


Menentukan besaran diameter pipa dilakukan dengan memperhitungkan headloss dan kecepatan
aliran di jaringan. Perhitungan diameter pipa menggunakan pendekatan formula hazzen-william
yang menghasilkan besaran headloos yang diselisihkan dengan total head yang dimiliki sistem
sehingga dapat diketahui sisa tekanan pada suatu titik.

Perhitungan unit Headloss menggunakan Formula Hazzen Williams

Kecepatan aliran (Velocity) menggunakan rumus : v = Q/A


Rumus :

Rumus lain yang digunakan :

Q = Debit air dalam pipa (m3/det)


C = koefisien kekasaran pipa
D = Diameter pipa (m)
S = Slope/kemiringan dari Hydraulic Grade Line(HGL) (m/1000 m).
Δh= kehilangan tekanan/head loss (m)
L = Panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)
A = luas penampang pipa (m2)
K = Konstanta yang tergantung pada diameter panjang pipa (koefisien Hazen William)
non satuan.
n = pangkat yang konstan untuk semua pipa, pada formula Hazen William n = 1,85

Disain Note 4
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Tabel. Koefisien Kekasaran Pipa Hazen William

2.4. Analisa Hidrolika Menggunakan Epanet


Epanet (Environmental Protection Agency Network ) adalah sebuah program komputer (model)
yang melaksanakan simualsi hidraulik dan perilaku kualitas air di dalam suatu jaringan pipa
distribusi air minum (pipa bertekanan). Suatu jaringan distribusi air minum terdiri dari pipa-pipa,
node (percabangan pipa), pompa, tangki air atau reservoir dan katup-katup. Output yang
dihasilkan dari program EPANET antara lain debit yang mengalir dalam pipa (lt/dtk), tekanan air
dari masing-masing titik/node/junction yang dapat dipakai sebagai analisa dalam menentukan
operasi instalasi, pompa dan reservoir.

Epanet merupakan analisis hidrolik yang terdiri dari:


 Analisis ini tidak dibatasi oleh letak lokasi jaringan
 Kehilangan tekanan akibat gesekan (friction) dihitung dengan menggunakan persamaan
Hazen Williams, Darcy Weisbach, atau Chezy Manning Formulas.
 Disamping mayor losses, minor losess (kehilangan tekanan di bend, elbow, fitting, dll.)
dapat dihitung.
 Model konstata atau variabel kecepatan pompa
 Perhitungan energi dan harga pompa
 Berbagai tipe model valve yang dilengkapi dengan shut off, check pressuare regulating dan
valve yang dilengkapi dengan kontrol kecepatan,
 Reservoir yang berbagai bentuk dan ukuran.
 Faktor fluktuasi pemakaian air
 Sebagai dasar operating sistem untuk mengontrol level air di reservoir dan waktu

Epanet juga memberikan analisis water quality:


 Model pergerakan unsur material non reaktif yang melalui jaringan pada setiap saat
 Model perubahan material reaktif dalam proses desinfektan dan sisa khlor.
 Model umur air yang mengalir dalam jaringan
 Model reaksi kimia sebagai akibat pergerakan air dan dinding pipa

Disain Note 5
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
2.4.1. Input Data Dalam EPANET
Data-data yang dibutuhkan dalam EPANET sangat penting sekali dalam proses analisa, evaluasi,
dan simulasi jaringan distribusi air bersis berbasis Epanet.
Input data yang dibutuhkan adalah:
 Peta
 Node/junction/titik dari komponen distribusi
 Elevasi
 Panjang pipa distribusi
 Diameter dalam pipa
 Jenis pipa yang digunakan
 Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dll)
 Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
 Beban masing-masing node (besarnya tapping)
 Faktor fluktuasi pemakaian air
 Konsentrasi khlor di sumber

2.4.2. Hasil Analisi


Hasil analisis EPANET 2.2 dari input dasar jaringan dapat ditampilkan berupa peta, grafik serta
tabel. Hasil analisis tersebut berupa :
 Data Elevasi.
 Data Tekanan dan sisa tekan.
 Demand dan base demand.
 Diameter serta panjang pipa.
 Debit aliran.
 Kecepatan aliran.
 Kehilangan tekanan

2.4.3. Reporting
EPANET dapat mencatat semua kesalahan dan pesan kesalahan yang terbentuk selama analisa
ke dalam status report. Laporan kalibrasi adalah simulasi statistik untuk membandingkan data
perhitungan komputer dengan data di lapangan.Sehingga dengan adanya kalibrasi ini maka
dapat mengetahui penyimpangan/selisih (koefisien) hasil data EPANET 2.0 dengan hasil di
lapangan.

2.4.4. Hasil Simulasi Epanet


Hasil simulasi Epanet dapat dilihat sebagai berikut:

Disain Note 6
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
a. SPAM Rangkasbitung

Gambar hasil simulasi Epanet SPAM Rangkasbitung

Node ID
Network Table - Nodes at 5:00 Hrs
Demand Pressure
Node ID Head (m)
(lps) (M)
Junc MUARACTIMUR-1 3.25 71.37 41.29
Junc MUARACTIMUR-2 3.25 71.4 41.32
Junc CJRPASIR-1 1.38 101.21 69.97
Junc N-1 0 92.67 61.58
Junc RBTIMUR-3 0.39 85.19 42.09
Junc MUARACBARAT-1 4.79 85.63 63.94
Junc RBBARAT-3 1.38 77.02 50.99
Junc CJRPASIR-2 1.38 93.06 70.14
Junc N-23 0 101.78 81.62
Junc PABUARAN 11.88 101.36 80.2
Junc N-2 0 92.95 69.46
Junc N-24 0 77.97 56.12
Junc N-3 0 101.22 71.1
Junc CJRPASIR-3 1.38 92.74 67.67
Junc CJRPASIR-4 1.38 84.08 60.05
Junc N-25 0 102.23 82.07
Junc NRBMULIA-2 2.63 80.97 25.92
Junc N-4 0 80.68 60.55
Junc N-5 0 92.67 72.52
Junc N-6 0 92.42 68.4
Junc N-7 0 93.93 72.97
Junc N-8 0 101.23 76.08
Junc MUARACTIMUR-3 3.25 78.07 52.43
Junc CJRPASIR-5 1.38 89.45 49.35

Disain Note 7
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Demand Pressure
Node ID Head (m)
(lps) (M)
Junc RBTIMUR-1 0.39 84.24 32.5
Junc RBBARAT-1 1.38 77.2 53.31
Junc MUARACTIMUR-4 3.25 71.4 46.31
Junc RBBARAT-4 1.38 77.15 48.13
Junc MUARACTIMUR-5 3.25 65.37 32.33
Junc MUARACTIMUR-6 3.25 66.87 41.79
Junc MUARACTIMUR-7 3.25 67.54 38.06
Junc MUARACBARAT-2 4.79 88.64 63.51
Junc RBBARAT-2 1.38 77.2 47.88
Junc RBBARAT-5 1.38 76.95 51.79
Junc CJRPASIR-6 1.38 92.22 66.5
Junc JATIMULIA-1 2 84.72 33.73
Junc JATIMULIA-2 2 86.37 41.91
Junc N-9 0 93 70.16
Junc N-10 0 92.73 63.03
Junc MUARACBARAT-3 4.79 85.7 63.26
Junc RBTIMUR-9 0.63 83.72 22.68
Junc RBTIMUR-4 0.39 84.5 34.72
Junc MUARACBARAT-4 4.79 76.65 56.3
Junc CJRPASIR-7 1.38 94.42 71.94
Junc N-11 0 93.1 70.69
Junc N-12 0 92.38 52.27
Junc N-27 0 83.16 58.05
Junc N-28 0 77.3 52.08
Junc CJRPASIR-8 1.38 77.87 54.66
Junc CJRPASIR-9 1.38 92.45 69.19
Junc NRBMULIA-3 2.63 81.04 21
Junc N-29 0 92.31 52.2
Junc N-30 0 77.66 52.55
Junc N-31 0 91.25 66.12
Junc RBTIMUR-5 0.88 84.07 30.44
Junc MUARACTIMUR-8 3.25 67.33 37.66
Junc N-32 0 91.98 66.85
Junc RBBARAT-6 1.38 78.19 53.09
Junc N-33 0 79.82 54.71
Junc RBBARAT-7 1.38 77.35 47.25
Junc N-34 0 77.33 52.22
Junc MUARACBARAT-7 0.63 77.92 57.42
Junc MUARACBARAT-5 4.79 85.62 64.49
Junc MUARACTIMUR-9 3.25 71.36 41.28
Junc JATIMULIA-3 2 85.19 50.9
Junc JATIMULIA-4 1.88 87.4 54.93
Junc N-36 0 76.17 56.06
Junc N-37 0 83.72 22.68
Junc NRBMULIA-4 4 80.79 19.13
Junc MUARACTIMUR-10 3.25 71.5 46.41
Junc JATIMULIA-5 2 86.09 39.71
Junc RBTIMUR-2 0.39 82.07 43
Junc MUARACTIMUR-11 3.25 70.42 40.34
Junc RBTIMUR-6 0.39 87.37 59.49
Junc MUARACTIMUR-12 3.25 71.5 46.41
Junc RBBARAT-8 1.38 81.87 56.75
Junc N-38 0 77.32 52.22
Junc CJRPASIR-10 1.38 93.07 71.09
Junc CJRLEBAK-1 12.5 92.81 71.66
Junc N-39 0 92.2 72.05
Junc CJRLEBAK-2 8.88 92.61 69.46
Junc RBTIMUR-7 0.39 82.13 42.94
Junc RBBARAT-9 1.38 81.79 56.67
Junc NRBMULIA-5 2.63 72.68 22.63
Junc NRBMULIA-6 2.63 69.99 33.15
Junc RBTIMUR-8 0.39 80.76 43.19
Junc JATIMULIA-6 1.88 91.81 54.15
Junc NRBMULIA-7 2.5 83.51 33.44
Junc SUKAMANAH-2 2.5 92.83 47.73
Junc N-40 0 76.65 56.95

Disain Note 8
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Demand Pressure
Node ID Head (m)
(lps) (M)
Junc N-41 0 105.59 65.46
Junc N-42 0 101.41 80.25
Junc MUARACTIMUR-13 3.25 66.5 40.89
Junc MUARACBARAT-6 4.79 76.75 51.64
Junc N-22 0 77.32 52.14
Junc NRBMULIA-1 2.5 80.97 23.18
Junc N-13 0 82.39 20.65
Junc CJRLEBAK-3 1.25 71.77 46.67
Junc N-14 0 89.37 49.54
Junc N-15 0 105.59 65.31
Junc N-19 0 87.1 64.4
Junc N-20 0 101.26 78.88
Junc N-21 0 84.52 35.82
Junc CJRLEBAK-4 1.88 88.8 63.73
Junc J-919 0 83.72 22.07
Junc CROSS-KA1 0 85.32 60.2
Junc CROSS-KA2 0 84.37 59.25
Junc 14349-A 0 92.3 52.19
Junc 14349-B 0 41 1
Junc 14418-A 0 102.19 81.33
Junc 14418-B 0 102.19 81.33
Junc 14300-A 0 20.92 1.92
Junc 14300-B 0 102.32 83.15
Junc 14303-A 0 20.92 1.91
Junc 14303-B 0 102.32 83.15
Junc 14306-A 0 20.92 1.92
Junc 14306-B 0 102.31 83.14
Junc 14352-A 0 41 0.99
Junc 14352-B 0 105.6 65.47
Junc 26571-A 0 40.99 0.98
Junc 26571-B 0 105.61 65.48

Link ID
Unit
Length Diameter Flow Velocity
Link ID Headloss
(m) (mm) (lps) (m/s)
(km)
Pipe U-59 3 141 -16.9 1.08 9.45
Pipe U-88 11 97 -4.76 0.64 6
Pipe U-60 60 141 -1.32 0.08 0.09
Pipe U-61 409 141 -14.83 0.95 7.74
Pipe U-3 104 278 -22.69 0.37 0.6
Pipe U-62 130 141 1.32 0.08 0.09
Pipe U-4 186 278 -66.87 1.1 4.42
Pipe U-89 225 97 -3.12 0.42 2.75
Pipe U-5 294 278 -24.01 0.4 0.66
Pipe U-90 344 97 -1.32 0.18 0.56
Pipe U-36 433 174 -17.34 0.73 3.56
Pipe U-63 318 141 1.32 0.08 0.09
Pipe U-18 235 220 16.85 0.44 1.12
Pipe U-6 341 278 -22.69 0.37 0.6
Pipe NUWSP02A-3 461 220 20.05 0.53 1.46
Pipe U-7 842 278 16.23 0.27 0.32
Pipe U-8 1,485 278 66.53 1.1 4.38
Pipe U-9 1,586 278 -66.87 1.1 4.42
Pipe U-91 1,346 97 2.52 0.34 1.85
Pipe U-37 2,333 174 2.4 0.1 0.09
Pipe NUWSP03-1 257 141 13.51 0.87 6.15
Pipe U-66 576 141 4.29 0.28 0.75
Pipe U-67 257 141 -4.23 0.27 0.72
Pipe U-93 218 97 -1.86 0.25 1.06
Pipe U-94 37 97 -1.32 0.18 0.56
Pipe U-19 62 220 16.85 0.44 1.12
Pipe NUWSP04-1 869 141 -8.72 0.56 2.73
Pipe U-10 19 278 146.11 2.41 18.8
Pipe U-95 14 97 -0.53 0.07 0.1

Disain Note 9
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Unit
Length Diameter Flow Velocity
Link ID Headloss
(m) (mm) (lps) (m/s)
(km)
Pipe U-96 664 97 -0.75 0.1 0.2
Pipe U-69 662 141 -2.01 0.13 0.18
Pipe U-24 259 220 -32.75 0.86 3.68
Pipe NUWSP02A-4 238 141 18.88 1.21 11.43
Pipe NUWSP03-3 320 141 2.65 0.17 0.3
Pipe U-11 1,062 278 -25.95 0.43 0.77
Pipe U-12 10 278 -48.98 0.81 2.48
Pipe U-20 62 220 16.85 0.44 1.12
Pipe U-21 258 220 16.85 0.44 1.12
Pipe U-70 1,346 141 9.15 0.59 3.03
Pipe U-71 711 141 8.78 0.56 2.81
Pipe U-72 337 141 14.83 0.95 7.74
Pipe U-73 431 141 19.84 1.27 12.71
Pipe U-25 618 220 -39.71 1.04 5.26
Pipe U-26 2,452 220 -13.49 0.35 0.71
Pipe U-74 207 141 -3.31 0.21 0.46
Pipe U-97 152 97 -2.64 0.36 2.02
Pipe U-75 810 141 2.64 0.17 0.3
Pipe U-76 877 141 1.32 0.08 0.08
Pipe U-98 746 97 -1.92 0.26 1.12
Pipe U-99 301 97 -3.84 0.52 4.04
Pipe U-39 448 174 -4.74 0.2 0.35
Pipe U-100 1,045 97 -5.09 0.69 6.81
Pipe U-40 1,350 174 -3.9 0.16 0.24
Pipe U-42 206 174 21.85 0.92 5.87
Pipe NUWSP03-5 228 141 20.72 1.33 13.58
Pipe NUWSP02A-5 189 141 20.05 1.28 12.78
Pipe U-101 404 97 1.85 0.25 1.05
Pipe U-102 49 97 -15.6 2.11 54.16
Pipe U-103 21 97 -13.42 1.82 40.99
Pipe T-34 328 97 0.78 0.11 0.21
Pipe U-43 1,235 174 -12.76 0.54 2.02
Pipe U-104 349 97 0.6 0.08 0.13
Pipe NUWSP03-6 171 141 20.72 1.33 13.58
Pipe U-105 1,151 97 5.04 0.68 6.68
Pipe U-15 13 278 -63.15 1.04 3.97
Pipe U-16 12 278 -63.72 1.05 4.04
Pipe U-106 78 97 6.24 0.84 9.92
Pipe U-107 378 97 3.12 0.42 2.75
Pipe U-2 59 360 162.26 1.59 6.48
Pipe U-57 23 152.4 4.6 0.25 0.62
Pipe U-45 134 174 0 0 0
Pipe U-46 276 174 -4.6 0.19 0.33
Pipe NUWSP04-2 212 141 -6.08 0.39 1.4
Pipe NUWSP04-3 388 141 -7.4 0.47 2.02
Pipe NUWSP03-7 183 141 0.88 0.06 0.04
Pipe NUWSP03-8 136 141 1.33 0.09 0.09
Pipe U-47 448 174 -9.19 0.39 1.18
Pipe U-48 536 174 -9.64 0.41 1.29
Pipe NUWSP1-2 764 174 -3.84 0.16 0.21
Pipe NUWSP1-3 1,142 174 -13.02 0.55 2.06
Pipe U-50 20 174 -17.42 0.73 3.59
Pipe U-51 346 174 0 0 0
Pipe U-108 825 97 -5.3 0.72 7.33
Pipe U-77 460 141 -0.19 0.01 0
Pipe U-52 287 174 25.23 1.06 7.66
Pipe NUWSP02A-1 45 278 21.37 0.35 0.53
Pipe NUWSP02A-2 879 278 20.05 0.33 0.47
Pipe U-109 54 97 -4.49 0.61 5.4
Pipe U-110 290 97 1.32 0.18 0.56
Pipe U-78 960 141 19.77 1.27 13.18
Pipe U-79 2,054 141 8.82 0.56 2.96
Pipe NUWSP1-1 396 174 -15.42 0.65 2.82
Pipe U-111 402 97 3.3 0.45 3.05

Disain Note 10
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Unit
Length Diameter Flow Velocity
Link ID Headloss
(m) (mm) (lps) (m/s)
(km)
Pipe T-19 409 97 3.3 0.45 3.05
Pipe U-17 294 278 65.21 1.07 4.22
Pipe NUWSP03-2 667 141 13.51 0.87 6.15
Pipe U-27 370 220 -38.39 1.01 4.94
Pipe U-28 15 220 -38.39 1.01 4.94
Pipe U-84 47 141 -12.31 0.79 5.25
Pipe U-85 310 141 -16.15 1.03 9.06
Pipe U-86 1,507 141 16.15 1.03 9.06
Pipe U-58 1,604 152.4 1.32 0.07 0.06
Pipe U-87 63 141 17.22 1.1 9.78
Pipe U-55 654 174 -5.11 0.22 0.4
Pipe U-29 1,223 220 -25.95 0.68 2.57
Pipe BYPASS 12 152.4 24.15 1.32 12.52
Pipe NUWSP03-4(1) 227 141 20.72 1.33 13.58
Pipe NUWSP03-4(2)(1) 10 97 20.72 2.8 88.95
Pipe NUWSP03-4(2)(2) 82 141 20.72 1.33 13.58
Valve FCV-CIJORO #N/A 220 16.85 0.44 53.18
Valve settting_P #N/A 278 162.26 2.67 0

b. SPAM Kawaci

Gambar hasil simulasi Epanet SPAM Kawaci

Node ID
Network Table - Nodes at 5:00 Hrs
Elevation Demand Head Pressure
Node ID
(m) (lps) (m) (m)
Junc N-5 20.72 0 79.35 58.52
Junc N-6 34.76 0 82.11 47.26
Junc N-7 34.79 0 82.11 47.23
Junc N-19 53.35 0 88.76 35.34
Junc PASARKEONG-1 35.33 1.38 87.77 52.33
Junc KA-TIMUR-1 21.19 0.4 81.77 60.45
Junc KA-TIMUR-2 27.13 0.4 82.42 55.18
Junc N-8 25.00 0 82.37 57.26
Junc M-AGUNG-2 33.01 0.63 82.65 49.54
Junc N-9 29.02 0 82.4 53.27
Junc ME-AGUNG-1 36.73 0.38 82.62 45.8
Junc BOJONGLELES-1 27.94 1.74 81.01 52.97

Disain Note 11
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Elevation Demand Head Pressure
Node ID
(m) (lps) (m) (m)
Junc N-10 40.00 0 93.28 53.17
Junc CIBADAK-1 35.00 0.63 82.04 46.95
Junc N-11 41.79 0 89.07 47.18
Junc W-GUNUNG-3 83.80 0.81 116.29 32.43
Junc N-12 40.00 0 93.68 53.57
Junc KA-TENGAH-1 30.00 0.86 81.95 51.85
Junc KA-BARAT-1 60.67 2.5 79.25 18.54
Junc CIBADAK-2 41.32 0.63 87.62 46.2
Junc W-GUNUNG-1 60.75 0.81 88.61 27.81
Junc KA-TENGAH-3 22.09 0.86 82.35 60.13
Junc KA-TIMUR-5 35.00 0.4 82.43 47.34
Junc PASARKEONG-2 40.00 0 93.42 53.31
Junc N-13 39.45 0 95.11 55.56
Junc N-14 25.00 0 82.46 57.35
Junc NAKB-1 31.45 0 79.47 47.92
Junc N-15 29.06 0 79.7 50.55
Junc KA_TIMUR-6 19.96 1.25 79.12 59.05
Junc N-16 26.54 1.25 82.45 55.8
Junc KA-TIMUR-3 25.27 0.4 81.7 56.32
Junc SUPLAIK-ANYAR 21.32 8.75 77.35 55.91
Junc KA-BARAT-2 40.91 1.25 79.03 38.04
Junc NAKB-2 31.36 0 82.66 51.2
Junc PASARKEONG-3 41.03 1.38 81.91 40.79
Junc KA-TENGAH-2 25.00 0.86 81.87 56.75
Junc SELAREJA-2 85.00 1.61 115.66 30.6
Junc N-17 25.24 0 82.46 57.1
Junc W-GUNUNG-6 69.75 0.81 117.56 47.72
Junc PANANCANGAN-2 33.59 1.15 96.84 63.12
Junc N-18 26.17 0 82.46 56.18
Junc KA-TIMUR-4 22.34 0.4 81.89 59.42
Junc BOJONGLELES-2 33.20 1.74 79.69 46.4
Junc N-3 20.00 0 79.81 59.69
Junc N-23 26.75 0 114 87.07
Junc N-OUT2 28.82 0 96.98 68.02
Junc N-OUT1 26.99 0 97.03 69.9
Junc VAKB-1 32.13 0 82.66 50.43
Junc NAKB-3 31.44 0 82.66 51.12
Junc N-2 69.74 0 80.19 10.43
Junc NWG-1 63.24 0 80.22 16.95
Junc MALABAR-2 41.77 1.27 91.39 49.52
Junc MALABAR-1 40.00 1.27 91.05 50.95
Junc W-GUNUNG-4 83.64 0.81 116.3 32.6
Junc SELAREJA-1 85.00 1.61 115.66 30.6
Junc PANANCANGAN-1 40.00 1.15 96.21 56.1
Junc NWG-2 69.97 0 117.54 47.48
Junc M-AGUNG-VAKB-2 32.02 0.63 79.01 46.89
Junc 14356-A 31.42 0 79.46 47.94
Junc 14356-B 31.42 0 32 0.58
Junc 14403-A 67.00 0 80.05 13.02
Junc 14403-B 67.00 0 69.02 2.02
Junc 26427-A 26.90 0 114 86.93
Junc 26427-B 26.90 0 97.04 70
Junc 14312-A 25.00 0 29.98 4.97
Junc 14312-B 25.00 0 114.03 88.85
Junc 14315-A 26.78 0 29.98 3.2
Junc 14315-B 26.78 0 114.02 87.06
Junc 14359-A 31.36 0 32 0.64
Junc 14359-B 31.36 0 82.66 51.2
Junc 14398-A 68.00 0 68.97 0.97
Junc 14398-B 68.00 0 118.03 49.93
Resvr Reservoir 30.00 -37.86 30 0
Resvr RAKB-150m3 32.00 -0.95 32 0
Resvr RWG-150 69.00 -1.2 69 0

Disain Note 12
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Link ID
Unit
Diameter Flow Velocity
Link ID Length (m) Roughness Headlossn
(mm) (lps) (m/s)
(m/km)
Pipe U-12 10.33 97 130 -0.18 0.03 0.01
Pipe U-49 462.07 141 130 -3.53 0.23 0.52
Pipe U-17 520.08 97 130 -1.2 0.16 0.44
Pipe U-18 485.65 97 130 1.25 0.17 0.47
Pipe U-20 333.94 220 130 -35.56 0.94 4.29
Pipe U-19 4.82 97 130 -4.77 0.65 5.62
Pipe U-28 218.96 174 130 12.2 0.51 1.85
Pipe U-23 558.71 97 130 0.63 0.08 0.13
Pipe U-59 1257.18 141 130 9.65 0.62 3.35
Pipe U-24 701.32 97 130 0.81 0.11 0.21
Pipe U-21 132.40 220 130 -23.36 0.61 1.97
Pipe U-63 718.76 141 130 -8.75 0.56 2.79
Pipe U-31 22.89 174 130 18.3 0.77 3.93
Pipe U-32 1154.99 97 130 0.63 0.08 0.13
Pipe U-33 914.63 174 130 23.36 0.98 6.18
Pipe U-35 779.49 97 130 -1.38 0.19 0.56
Pipe U-41 846.23 97 130 1.61 0.22 0.75
Pipe U-42 1133.61 97 130 0.4 0.05 0.06
Pipe NUWSP-4 1394.00 141 132 1.87 0.12 0.16
Pipe U-47 505.43 97 130 -0.38 0.05 0.05
Pipe U-48 524.35 97 130 3.48 0.47 3.12
Pipe U-67 128.27 141 130 -10 0.64 3.57
Pipe U-54 889.72 97 130 -1.02 0.14 0.32
Pipe U-55 182.58 97 130 -1.02 0.14 0.32
Pipe U-56 545.52 97 130 0.4 0.05 0.06
Pipe U-57 458.78 97 130 1.73 0.23 0.85
Pipe U-58 370.78 97 130 0.86 0.12 0.24
Pipe U-60 1103.68 97 130 -0.81 0.11 0.21
Pipe U-61 1483.18 97 130 0.81 0.11 0.21
Pipe U-34 4.98 174 120 18.92 0.8 4.85
Pipe U-36 5.02 174 120 18.92 0.8 4.85
Pipe U-37 3.15 174 120 18.94 0.8 4.86
Pipe U-38 3.51 174 120 18.94 0.8 4.85
Pipe U-43 1.91 150 120 -3.53 0.2 0.44
Pipe U-44 2.59 150 120 -3.53 0.2 0.45
Pipe U-45 1.36 150 120 -4.48 0.25 0.69
Pipe U-46 2.65 150 120 -4.48 0.25 0.69
Pipe U-62 3.42 97 130 5.66 0.77 7.71
Pipe U-64 60.60 97 130 5.66 0.77 7.71
Pipe U-65 3.88 97 130 4.46 0.6 4.96
Pipe U-66 35.20 97 130 4.46 0.6 4.96
Pipe U-16 91.68 278 130 37.86 0.62 1.54
Pipe U-29 1140.89 174 130 13.53 0.57 2.24
Pipe U-30 573.13 174 130 3.53 0.15 0.19
Pipe U-22 460.52 220 130 1.65 0.04 0.01
Pipe U-25 74.12 174 130 -1.65 0.07 0.05
Pipe U-13 2.89 278 130 37.86 0.62 1.54
Pipe U-14 1.99 278 130 37.86 0.62 1.54
Pipe U-15b 35.87 278 130 37.86 0.62 1.54
Pipe U-52 2.24 141 130 0 0 0
Pipe U-53 6.38 141 130 4.48 0.29 0.81
Pipe NUWSP-3 38.78 141 132 4.37 0.28 0.75
Pipe NUWSP-2 1262.52 141 132 4.37 0.28 0.75
Pipe U-26 11.34 97 130 1.42 0.19 0.59
Pipe U-27 383.41 97 130 0.4 0.05 0.06
Pipe NUWSP--1 3201.69 141 132 8.84 0.57 2.76
Pipe U-1 1074.13 97 130 2.55 0.35 1.76
Pipe U-3 687.98 97 130 1.27 0.17 0.49
Pipe U-2 782.22 97 130 2.43 0.33 1.61
Pipe U-4 847.76 97 130 1.62 0.22 0.76
Pipe U-5 10.84 97 130 -0.01 0 0
Pipe U-6 1563.33 97 130 1.15 0.16 0.4
Pipe U-7 1256.15 278 130 35.56 0.59 1.37
Pipe U-8 1522.62 97 130 1.74 0.24 0.86

Disain Note 13
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Unit
Diameter Flow Velocity
Link ID Length (m) Roughness Headlossn
(mm) (lps) (m/s)
(m/km)
Pipe U-9 1014.01 174 130 21.36 0.9 5.23
Pipe U-10 572.21 97 130 0.8 0.11 0.21
Pipe U-39 12.95 97 130 2.42 0.33 1.6
Pipe U-40 783.13 97 130 2.42 0.33 1.6
Pipe U-50 772.08 141 130 0.62 0.04 0.02
Pipe STOP-EKS 4.64 141 130 0 0 0
Pipe U-11 10.13 141 130 4.48 0.29 0.81
Pump Dis_Cbk_1 #N/A #N/A #N/A 18.92 0 -84.05
Pump Dis_Cbk_2 #N/A #N/A #N/A 18.94 0 -84.03
Pump PUMP_AKB #N/A #N/A #N/A 4.48 0 -50.66
Pump PUMP_WG #N/A #N/A #N/A 5.66 0 -49.06
Valve FCV_AKB #N/A 141 #N/A 3.53 0.23 47.46
Valve FCV_WG #N/A 97 #N/A 4.46 0.6 11.03
Valve valve #N/A 200 #N/A 37.86 1.21 16.96

3. PERENCANAAN HORIZONTAL DIRECTIONAL DRILLING (HDD).


3.1. Umum
Pelaksanaan pekerjaan peggalian dan pemasangan pipa menggunakan metoda HDD pada pipa
HDPE dengan diameter 160mm, 210mm, dan 315 mm. Ruang lingkup dokumen ini mencakup
analisis beban dan tegangan untuk pengeboran berarah horizontal pipa plastik (HDPE). Analisis
beban meliputi analisis jalur bor dan perhitungan beban tarik untuk string pipa. Analisis tegangan
meliputi tegangan tarik aksial rata-rata dan puncak dan tegangan lentur untuk pipa bersama
dengan pemeriksaan keruntuhan untuk instalasi dan kondisi layanan sesuai ASTM F1962.

3.2. Input Data


3.2.1. Parameter Pipa
Diameter pada parameter pipa yang digunakan adalahnpipa HDPE dengan diameter 160mm,
200mm dan 315 mm yang dipasang di wilayah SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci.
Parameter pipa yang dipertimbangkan untuk desain dan analisis penyeberangan adalah sebagai
berikut:

Disain Note 14
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
a. Pipa HDPE Dia 160mm

Sumber : Analisa Konsultan


Acuan : ASTM F1962 S Standard Guide for Use of Maxi-Horizontal Directional Drilling for
Placement of Polyethylene Pipe or Conduit under Obstacles,
Conduit under Obstacles, Including River Crossings
ASTM F1804 Standard Practice for Determining Allowable Tensile Load for Polyethylene
(PE) Gas Pipe during Pull-In Installation
PPI TR-46 Guidelines for Use of Mini-Horizontal Directional Drilling for Placement
of High Density Polyethylene Pipe

b. Pipa HDPE Dia 200 mm

Sumber : Analisa Konsultan


Acuan : ASTM F1962 S Standard Guide for Use of Maxi-Horizontal Directional Drilling for
Placement of Polyethylene Pipe or Conduit under Obstacles,
Conduit under Obstacles, Including River Crossings
ASTM F1804 Standard Practice for Determining Allowable Tensile Load for Polyethylene
(PE) Gas Pipe during Pull-In Installation
PPI TR-46 Guidelines for Use of Mini-Horizontal Directional Drilling for Placement
of High Density Polyethylene Pipe

Disain Note 15
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
c. Pipa HDPE Dia 315mm

Sumber : Analisa Konsultan


Acuan : ASTM F1962 S Standard Guide for Use of Maxi-Horizontal Directional Drilling for
Placement of Polyethylene Pipe or Conduit under Obstacles,
Conduit under Obstacles, Including River Crossings
ASTM F1804 Standard Practice for Determining Allowable Tensile Load for Polyethylene
(PE) Gas Pipe during Pull-In Installation
PPI TR-46 Guidelines for Use of Mini-Horizontal Directional Drilling for Placement
of High Density Polyethylene Pipe

3.2.2. Parameter Pengeboran


Parameter pengeboran yang digunakan yaitu
 Panjang horizontal pengeboran
 Kedalaman pengeboran
 Besaran sudut pengeboran terhadap muka tanah pada awal pengeboran dan akhir
pengeboran
 Radius kurva kelengkungan pipa
 Kedalaman pit awal dan akhir

a. Pipa HDPE Dia. 160 mm


Description Symbol Value
Horizontal length of crossing 𝐿 200 m
Depth of crossing w.r.t RL 𝐻 3m
Angle of entry of pipe string 𝛼 8 deg
Angle of exit of pipe string 𝛽 9 deg
Radius of curvature (pipe side) 𝑅 462 m
Radius of curvature (rig side) 𝑅 365 m
Entry height w.r.t RL ℎ 1.5 m
Exit height w.r.t. RL ℎ ௨௧ 1.5 m

Disain Note 16
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
b. Pipa HDPE Dia. 200 mm
Description Symbol Value
Horizontal length of crossing 𝐿 200 m
Depth of crossing w.r.t RL 𝐻 3m
Angle of entry of pipe string 𝛼 8 deg
Angle of exit of pipe string 𝛽 9 deg
Radius of curvature (pipe side) 𝑅 308 m
Radius of curvature (rig side) 𝑅 405 m
Entry height w.r.t RL ℎ 0m
Exit height w.r.t. RL ℎ ௨௧ 2m

c. Pipa HDPE Dia. 315 mm


Description Symbol Value
Horizontal length of crossing 𝐿 200 m
Depth of crossing w.r.t RL 𝐻 3m
Angle of entry of pipe string 𝛼 8 deg
Angle of exit of pipe string 𝛽 9 deg
Radius of curvature (pipe side) 𝑅 308 m
Radius of curvature (rig side) 𝑅 405 m
Entry height w.r.t RL ℎ 0m
Exit height w.r.t. RL ℎ ௨௧ 2m

3.3. Disain Lubang Pengeboran


Desain lubang pengeboran Jalur pengeboran yang dirancang terdiri dari serangkaian garis lurus
dan kurva. Garis lurus disebut sebagai garis singgung. Bagian lurus adalah bagian di mana
kelengkungan lubang pengeboran idealnya nol. Ini menyiratkan bahwa setiap bagian pipa dapat
dianggap sebagai bagian lurus jika kelengkungan bagian tersebut kurang dari yang diperlukan
untuk membuat pipa menyimpang di luar dinding lubang, yaitu kira-kira. 1,5 kali lebih besar dari
diameter pipa itu sendiri. Kurva biasanya sag bend dan over bend. Bagian melengkung dianggap
cukup pendek untuk mengasumsikan satu radius konstan untuk seluruh sapuan bagian itu. Plot
profil bor yang dirancang sederhana ditunjukkan pada Gambar di bawah ini:

Gambar Tipikal Profil Pengeboran Horizontal (HDD)

Disain Note 17
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)
Gambar Metode Horizontal Directional Drilling (HDD)

3.4. Analisis Detail HDD


Analisisi detail metoda HDD untuk pipa HDPE diameter 160mm, 200mm, dan 315b mm sebagai
berikut:

Disain Note 18
Optimaliasasi SPAM Rangkasbitung dan SPAM Kawaci (NUWSP)

Anda mungkin juga menyukai