Prasarana dan sarana air minum yang akan dibangun, dipilih berdasarkan berbagai pertimbangan,
antara lain ketersediaan sumber air baku, ketersediaan lahan, bahan, kondisi sosial ekonomi serta
budaya masyarakat setempat
1
d) Dilengkapi dengan saptic tank dan resapan
e) Jamban dilengkapi dengan ventilasi agar sirkulasi udara ke dalam jamban cukup
f) Buangan air limbah tidak mencemari lingkungan
2
Asumsi kebutuhan 30 lt/orang/hari
Pelayanan minimal 5 KK
8. Bangunan Penyadap/intake Kecepatan aliran (v) = ( 0,3 – 2 ) m/detik
9. Saringan Pasir Lambat (SPL) Bagian ruang udara bebass (free board) (20-
25) cm
Bagian ruang berisi air diatas lapisan pasir
penyaring 1 m
Tinggi media ( 0,7 – 1) meter
Efective size (0,15 – 0,35) mm
Total tinggi effektif SPL (2,5-2,75)m
1.3. Perpipaan
Kriteria rancang bangun untuk pembangunan sarana perpipaan adalah sebagai berikut :
- Sambungan rumah 5 5
Gravitasi/ Gravitasi/
8. Karakter Hidrolika
pompa pompa
3
10. Jangkauan perencanaan (tahun) 15 15
Jumlah 45 – 90 l/or/hr
Sumber : Perencanaan Air Bersih untuk Pedesaan Departemen PU
4
Untuk kebutuhan pengembangan diperlukan identifikasi :
a) Tingkat cakupan pelayanan yang ada.
b) Tingkat kebocoran (panyambungan ilegal)
c) Tersedianya kapasitas yang belum dimanfaatkan (di awal perencanaan telah diperhitungkan
untuk SR pada saat pasca konstruksi)
d) Kebutuhan penyambungan jaringan distribusi dan atau kapasitas pengolahan.
e) Performa kelembagaan setelah pasca konstruksi, sumber daya manusia dan kemampuan
keuangan masyarakat untuk biaya penyambungan.
Peiaksanaan pembangunan sarana air bersih dimulai setelah desa terpilih sesuai dengan
tata cara dan kriteria telah ditentukan.
Tahap pelaksanaan terdiri dari beberapa langkah atau kegiatan:
Perencanaan
Proses perencanaan pada proyek dengan pendekataan demand-responsive dalam
pembangunan sarana air besih dan sanitasi adalah sebagai berikut:
• RTA (Rapid Technical Assessment) untuk menentukan kebutuhan air dan pilihan system
yang memungkinkan.
• Penentuan pilihan dari system.
• Survei Teknis dan Perencanaan Rinci.
Opsi/Pilihan Teknis
5
Pemilihan/opsi teknis adalah pemilihan sistem sarana air minum dan sanitasi secara rasional
berdasarkan data dan keinginan masyarakat, sehingga opsi yang terpilih adalah opsi yang
memenuhi persyaratan teknis, paling murah dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat untuk mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah terbangun.
Opsi sarana air bersih meliputi :
Sarana Perpipaan
Sarana perpipaan dapat menjadi pilihan utama masyarakat, mengingat sarana ini sangat
membantu masyarakat untuk mempermudah memperoleh air bersih. Sistem sarana
perpipaan mempunyai tipe bangunan :
1) Bangunan Penangkap mata air dengan perpipaan sistem gravitasi
2) Bangunan Penangkap mata air dengan perpipaan sistem pompa.
3) Pemompaan dari sungai dengan Saringan Pasir Lambat /SPL atau menggunakan IPAS
dan sistim chlorinasi.
4) Sumur bor dalam dengan pemompaan kedalam tangki air dan didistribusikan secara
gravitasi.
Dari ke-empat tipe tersebut, sistem perpipaan yang mengambil air dari mata air dan
dialirkan rnelalui gravitasi merupakan piiihan utama dengan pertimbangan masyarakat akan
mudah mengoperasionalkan dan memelihara.
Sarana Non-Perpipaan
Sarana non-perpipaan dapat dibangun dengan mempertimbangkan sumber air yang dapat
digunakan diwilayah tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai
syarat kesehatan. Beberapa tipe sarana air bersih non-perpipaan antara lain :
1) Perlindungan Mata Air berupa Bangunan Penangkap Air tanpa perpipaan
2) Sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan.
3) Sumur pompa tangan.
4) Penampungan Air Hujan (PAH)
Untuk sumur dengan pompa tangan (SPT) perlu dipertimbangkan ketersediaan suku
cadang pada waktu operasional dan pemeliharaan. Pemasangan pompa tangan banyak
mengalami kegagalan, oleh karena itu dalam pembangunan sarana ini perlu
dipertimbangkan agar masyarakat mengetahui tentang :
• Struktur dan konstruksi pompa tangan yang digunakan.
• Kualitas pompa tangan yang memenuhi Standar Industri Indonesia (Sll).
• Biaya pengoperasian dan pemeliharaan ditanggung oleh masyarakat.
• Pendistribusian suku cadang
6
Survei Teknis dan Perencanaan Rinci
Perencanaan rinci dilaksanakan setelah opsi teknologi dari sarana yang akan dibangun
telah ditentukan. Perencanaan rinci harus didukung suatu pengumpulan data yang lebih rinci
dengan meiakukan survei teknik dan melaksanakan pengukuran-pengukuran dilapangan.
Perencanaan teknis prasarana air minum dan sanitasi di sekolah/tempat ibadah merupakan
perencanaan sederhana, namun harus dapat dipakai untuk menghitung rencana biaya
pelaksanaan.
Sasaran utama dalam tahap perencanaan (desain) adalah :
Menentukan tingkat pelayanan prasarana air minum sesuai dengan kebutuhan
Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan tingkat pelayanannya
Menyiapkan sketsa hasil perhitungan
7
2.3. Perencanaan Teknis Rinci (DED)
Berdasarkan analisis data tersebut akan dihasilkan suatu perencanaan teknis rinci (DED)
yang terdiri dari:
Akses pelayanan diperhitungkan untuk mencukupi sampai dengan 15 tahun
mendatang
Kebutuhan air yang berdasarkan pada Pemenuhan kebutuhan air bersih per hari dengan
Sambungan Rumah 90 l/or/hr dan untuk Kran Umum/Hidran Umum adalah 60 l/or/hr
untuk sistem perpipaan
Tingkat Pelayanan seperti hidran/kran umum atau sambungan rumah untuk sistem
perpipaan atau komunal untuk non perpipaan secara komunal seperti Perlindungan Mata
Air (PMA), Sumur Gali (SGL), Penampungan Air Hujan (PAH), dll.
Rencana penerima manfaat yang diklasifikasikan sesuai dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat, dan dengan perioritas rencana untuk masyarakat miskin.
Perencanaan hidraulis rinci seperti perletakan pipa, penentuan dimensi dan macam pipa,
gradien hydraulis, titik-titik yang mengalami tekanan air yang paling besar dan sebagainya.
Gambar teknik rinci dari sistem yang akan dibangun, termasuk sarana sanitasi dan
komponen-komponen utama seperti bangunan penangkap/perlindungan mata air,
sumur, reservoar dan bak lain, hidran/kran umum, sambungan rumah dsb.
Spesifikasi teknis sesuai dengan pekerjaan yang direncanakan
Spesifikasi Teknis Jenis pipa yang digunakan SNI, SII atau setara kualitasnya.
Penempatan pasti/rinci dari fasilitas seperti hydran/kran umum dan fasilitas non
pipa lainnya harus melalui proses bersama masyarakat. Penempatan fasilitas sarana
non perpipaan (penempatan PAH, penempatan sumur gali) bila menggunakan non
perpipaan atau fasilitas sanitasi .
Penyediaan drainase untuk pengeringan genangan yang terdapat pada fasilitas
SAM&S
Rincian/perhitungan biaya termasuk analisa harga satuan.
Rencana Anggaran Biaya secara menyeluruh (termasuk analisa harga satuan) untuk
pekerjaan yang direncanakan dan pekerjaan-pekerjaan yang akan dipihak ketiga-
kan.
Jadwalrencana kerja.
Perhitungan iuran untuk pasca proyek
Masalah lingkungan.
8
RAB (Rencana Anggaran Biaya) berisikan :
a) Harga satuan upah dan material
b) Analisa harga satuan
c) Rencana Anggaran Biaya secara menyeluruh untuk pekerjaan yang direncanakan
termasuk pekerjaan yang akan dipihak ketiga-kan.