Kecamatan Genteng
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KELOMPOK 3A 1
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
Kebutuhan Air
Kategori Ukuran Kota Jumlah Penduduk
(lt/orang/hari)
I Kota Metropolitan >1.000.000 190
500.000-
II Kota Besar 170
1.000.000
III Kota Sedang 100.000-500.000 150
IV Kota Kecil 20.000-100.000 130
V Kota Kecamatan < 20.000 100
Sumber : Direktorat Jenderal Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum
KELOMPOK 3A 2
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
dan bebas
e. Operasi dan pemeliharaannya mudah dan umumnya merupakan
tanggung jawab pribadi masing-masing, kecuali yang tidak terpisah atau
dalam kelompok/ blok.
Kerugian sistem setempat adalah sebagai berikut :
a. Tidak cocok bagi daerah dengan kepadatan penduduk tinggi sehingga
lahan yang tersedia sangat sempit, dan muka air tanah tinggi, kecuali
jika daya resap tanah yang rendah
b. Sukar mengontrol operasi dan pemeliharaannya (terutama untuk
sistem tangki septik).
c. Fungsi terbatas hanya dari buangan kotoran manusia (black water)
d. Resiko mencemari air tanah (sumur dangkal) bila pemeliharaannya
tidak dilakukan dengan baik.
2. Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (Off Site System)
Sistem terpusat (Off Site System) merupakan sistem pembuangan air rumah
tangga (mandi, cuci, dapur dan limbah kotoran) disalurkan keluar dari lokasi
pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air limbah dan
selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan
sebelum dibuang ke badan air penerima (Ayu Fajarwati:2000)
Kelebihan sistem pengelolaan limbah terpusat adalah:
a. Memberikan pelayanan yang lebih nyaman
b. Menampung semua air limbah domestik, sehingga pencemaran air (hujan)
di saluran drainase (pematusan untuk air hujan), badan-badan air
permukaan dan air tanah dapat dihindarkan
c. Cocok untuk daerah perkotaan dengan kepadatan tinggi sampai
menengah.
d. Masa terpakainya lama.
Kekurangan sistem pengelolaan limbah terpusat adalah:
a. Biaya pembangunan mahal
b. Memerlukan tenaga-tenaga terampil dan atau terdidik untuk
menangani operasi dan pemeliharaan.
KELOMPOK 3A 3
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 4
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
Gambar 2.1
Layout Pipa Sistem Penyaluran Konvensional (International Source Book
On Environmentally Sound Technologies for Wastewater and Stormwater
Management, 2007)
KELOMPOK 3A 5
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
Gambar 2.2
Layout Pipa Sistem Penyaluran Shallow Sewerage (International Source
Book On Environmentally Sound Technologies for Wastewater and
Stormwater Management, 2007)
KELOMPOK 3A 6
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 7
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
2.5 Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan diperlukan untuk mengumpulkan air limbah dari tiap rumah
dan banguanan di daerah pelayanan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL) terpusat.
(Sumber : Dirjen Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum)
a. Pengaliran Limbah Cair Melalui Perpipaan
Sistem perpipaan pada air limbah berfungsi untuk membawa air limbah dari
satu tempat ke tempat lain agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan
sekitarnya. Prinsip pengaliran air limbah pada umumnya adalah gravitasi
tanpa tekanan, sehingga pola aliran adalah seperti pola aliran pada saluran terbuka.
b. Jaringan Pipa Air Limbah
Jaringan pipa air limbah terdiri dari:
1) Pipa Persil
Pipa persil adalah pipa saluran yang umumnya terletak di dalam
rumah dan langsung menerima air buangan dari instalasi plumbing
bangunan. Pipa persil berdiameter (3-4) inch dengan kemiringan pipa 2%.
KELOMPOK 3A 8
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 9
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
Gambar 2.3
Sistem Jaringan Perpipaan Air Limbah ( Joy, Irman, 2013)
KELOMPOK 3A 10
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 11
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 12
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 13
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 14
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Pn Fn ......................................................... (7)
Po Fo
Dimana: Pn = Jumlah penduduk tahun n
Po = Jumlah penduduk tahun mula-mula
Fn = Jumlah fasilitas tahun n
Fo = Jumlah fasilitas tahun mula-mula
Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk menentukan
kebutuhan air non domestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada
karakteristik wilayah perencanaan, RUTR yang telah ditetapkan dan standar
penduduk pendukung untuk setiap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah
ditetapkan oleh Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
a. Fasilitas Pendidikan
Secara umum fasilitas pendidikan telah mencukupi kebutuhan dan
penyebarannya cukup merata karena semua desa telah memiliki SD.
Penambahan SD tidak diprioritaskan karena pemenuhan kebutuhan akan
SD diperkirakan masih dapat ditampung dengan meningkatkan jumlah
ruang di SD yang sudah ada. Jumlah fasilitas TK, SLTP dan SMU harus
ditingkatkan. Dengan peningkatan jumlah penduduk maka diperkirakan
pada 10 tahun mendatang akan dibangun sebuah perguruan tinggi skala
kecil karena wilayah ini tidak dijadikan sebagai pusat pendidikan
b. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan sudah cukup menyebar dan memenuhi
kebutuhan. Penambahan fasilitas perlu dilakukan akibat tuntutan
pertambahan jumlah penduduk. Fasilitas yang perlu dikembangkan
adalah mesjid yang menjadi pusat orientasi penduduk kota. Jumlah
penganut agama Kristen yang cukup banyak menuntut diperlukan adanya
pembangunan gereja pada lima tahun pertama. Fasilitas pura dan vihara
KELOMPOK 3A 15
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 16
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 17
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
b. Sambungan halaman
Kran disediakan hanya sampai halaman rumah saja
c. Sambungan kran umum
Yang dipakai bersama oleh sekelompok rumah / bangunan.
Umumnya sambungan kran umum yang digunakan untuk melayani
penduduk diasumsikan 20% dari jumlah penduduk. Standar
kebutuhan airnya adalah sebesar 30 lt/orang/hari.
Besarnya QKU dapat dihitung dengan rumus :
QKU (lt/detik) = % daerah terlayani x Jumlah penduduk x 20% x Keb. Air Kran Umum
2. Fasilitas non perpipaan, yang meliputi :
Sumur umum, mobil air, dan mata air. Pelayanan per orang
tergantung kategori kota, menurut Pelita V (P.U.Cipta Karya) adalah
sebagai berikut :
Rata-Rata Kebutuhan
Jumlah Penduduk
No Kategori Kota Air
(Jiwa)
(liter/orang/hari)
KELOMPOK 3A 18
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 19
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 20
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Oleh karena itu, Q Non Dom besarnya dapat dihitung dengan rumus :
Q Non Dom (lt/detik) = Σ (Jumlah Fasilitas x Jumlah Populasi x Rata-Rata Keb. Air)
Untuk memprediksikan kebutuhan air non domestik perlu diketahui rencana
pengembangan kota dan aktifitasnya. Hal ini perlu sebab, jika saat perencanaan
hal-hal seperti pengembangan kota masa depan tidak dipikirkan atau dijadikan
bahan pertimbangan, maka saat pemekaran kota terjadi, air tidak akan sampai
pada daerah-daerah yang baru muncul akobat urbanisasi.
KELOMPOK 3A 21
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Namun bila tidak diketahui atau tidak terjadi pengembangan kota dan
aktifitasnya, maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dan
konsumen non domestik dapat diperhitungkan mengikuti perkembangan
kebutuhan air dasar konsumen domestik.
KELOMPOK 3A 22
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Qtotal = Q…...........................
kebakaran + Qjm
..........................................(12)
...................................................................................
Dimana : Qtotal = Kebutuhan air bersih total
2.12 Debit Air Buangan
Dalam menentukan besarnya debit air buangan, ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian, antara lain:
a. Sumber air buangan
b. Besarnya pemakaian air bersih
KELOMPOK 3A 23
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
c. Curah hujan
d. Daya resap
e. Keadaan air tanah
f. Jenis bahan saluran, cara-cara penyabungan dan banyaknya bahan
pelengkap lainnya
Besarnya kebutuhan air domestik dapat dihitung berdasarkan pemakaian
dari tiap orang dalam sehari. Sedangkan besarnya kebutuhan air untuk kebutuhan
non domestik dihitung berdasarkan pemakaian per unit, per bed, per orang sesuai
dengan jenis layanan dalam satu hari.
Dari perkiraan besarnya penggunaan ai bersih untuk rumah tangga,
bangunan umum institusional dan sebagainya tidak semuanya akan mengalir
sebagai air buangan yang akan mencapai sistem penyaluran air buangan.
Kehilangan ini dapat terjadi karena evaporasi, penggunaan lain untuk menyiram
tanaman, kegiatan mencuci mobil yang biasanya masuk ke saluran drainase dan
lain sebagainya. Diperkirakan besarnya kehilangan air tersebut 20-30%. Sehingga
besarnya air buangan yang mencapai saluran adalah 70-80%. Disini dalam
perhitungan dipergunakan 70% dari penggunaan air bersih.
Hal-hal yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut:
a. Debit air buangan rata-rata harian
Dari hasil perkiraan besarnya debit penggunaan air bersih untuk
rumah tangga, bangunan umum, institusional dan sebgainya, tidak
keseluruhannya akan mengalir sebagai air buangan. Kehilangan ini
terjadi karena adanya evaporasi, penyiraman tanaman, minuma, yang
besarnya diperkirakan sebesar 15%-40%. Dengan kata lain, debit air
buangan rata-rata harian merupakan jumlah dari debit air buangan
domestic (yang dihasilkan oleh manusia) dan debit air buangan non
domestic (yang dihasilkan oleh bangunan umum, institusional, dan lain
sebagainya).
Untuk mencari besarnya debit air limbah domestik dapat digunakan
KELOMPOK 3A 24
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
rumus:
Qd = (60%-85%) x q d ………….........................…..............…… (13)
Sedangkan untuk mencari besarnya debit air limbah non domestik
digunakan rumus:
Qnd = (60%-85%) x q nd ……………....................................……(14)
Sehingga besarnya debit air limbah rata-rata per harinya adalah:
Qave = Qd + Qnd ……………........................................................……(15)
Dimana: Qd = debit air limbah domestik (L/det)
Qnd = debit air buangan non domestik (L/det)
Qave = debit rata-rata air limbah per hari (L/det)
qd = kebutuhan air bersih domestik
q nd = kebutuhan air bersih non domestik
b. Debit Infiltrasi air tanah dan air hujan
Jika digunakan sistem terpisah, harus diperhitungkan pula debit air
yang masuk ke dalam jalur perpipaan, yaitu infiltrasi air tanah dan air
hujan. Infiltrasi ini tidak dapat dihindarkan karena hal tersebut
disebabkan oleh :
a) Pekerjaan sambungan pipa yang kurang sempurna
b) Jenis material saluran dan perlengkapan yang di gunakan
c) Kondisi air tanah dan fluktuasi muka tanah
d) Celah celah yang terdapat pada permukaan saluran (manhole)
dari bangunan pelengkap saluran
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Qave inf = ( Finf x Luas Area ) / 86400 ........................ (16)
Dimana: Qave inf = debit rata-rata infiltrasi (L/det)
Finf = faktor infiltrasi (dari grafik average
infiltration allowance)
Luas Area =luas area pelayanan (Ha)
KELOMPOK 3A 25
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 26
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 27
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 28
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
d. Kecepatan Pengaliran
Kecepatan pengaliran dalam sistem penyaluran air buangan harus berada
dalam batasan-batasan kecepatan tertentu, sebagai berikut:
Kecepatan Minimum
Kecepatan ini didasarkan pada kemampuan pengaliran untuk
memberikan daya pembilasan sendiri saluran tersebut terhadap endapan-
endapan. Kecepatan minimum yang biasa digunakan dalam perencanaan
penyaluran air buangan adalah 0,5 m/dt. Disamping itu juga terdapat
kecepatan minimum menurut kebutuhannya, misalnya untuk mencegah
terjadinya endapan organik maka digunakan kecepatan minimum 0,3
m/dt. Sedangkan untuk mencegah pengendapan partikel mineral seperti
pasir dan kerikil digunakan kecepatan minimum 0,75 m/dt. Untuk
saluran air buangan yang tertekan dimana pembersihan adalah sulit
dilaksanakan digunakan kecepatan minimum yang digunakan adalah 1,0
m/dt. Salah satu contoh saluran air buangan yang tertekan adalah
Inverted Syphon.
Kecepatan Maksimum
Kecepatan ini didasarkan pada kemampuan saluran terhadap adanya
kemungkinan gerusan-gerusan yang terjadi oleh aliran yang mengandung
partikel kasar. Agar tidak terjadi penggerusan, maka kecepatan
maksimum yang diperbolehkan adalah sekitar 2,5-3,0 m/dt. Meskipun
harus diingat pula bahwa penggerusan bisa disebabkan karena proses
alam.
d. Kedalaman Air dalam saluran
Kedalaman air (tinggi renang) minimum saluran adalah 50mm pada saat
Qminumum. Tinggi renang minimum 50 mm merupakan hasil dair penelitian
yang memperhitungkan bahwa pada kedalaman tersebut bahan buangan padat
terendam seluruhnya sehingga dalam jarak beberapa meter semuanya dapat
hancur dengan segera.
f. Kemiringan saluran penanaman pipa
KELOMPOK 3A 29
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 30
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
membagi sesuai dengan jumlah jalur pipa yang terlayani dan perlu diperhatikan dalam
pembagian tersebut karena pembagiannya harus berdasarkan asumsi luas wilayah.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat jaringan perpipaan
a. Mengikuti jalan.
b. Berbentuk seperti duri pada ikan (pipa utama dan cabang).
c. Pipa utama tidak melayani air buangan hanya menampung dari pipa cabang.
d. Jika melayani 100% maka nilai total yang keluar sama dengan debit air
buangan.
e. Jika tidak melayani 100% maka nilai debit sesuai dengan persen
pembebanan.
f. Sistem dibuat secara gravitasi, jika tidak bisa maka digunakan sistem
pemompaan.
Rumus perhitungan pembebanan pipa, yaitu
Debit average pembebanan = Q average hitung x % pembebanan …........(22)
Debit peak pembebanan = Q peak hitung x % pembebanan ................(23)
Debit minimum pembebanan = Q minimum hitung x % pembebanan .. .....(24)
𝑑𝑢
𝑡𝑡−𝑡𝑟
𝑡𝑡 − ( ) …................................(26)
𝑑𝑡
KELOMPOK 3A 31
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
tr = Kontur terendah
dt = jarak antara 2 kontur
du = jarak titik yang dicari-cari dari kontur tertinggi
atau terendah
2.14.2 Slope Tanah
Data perencanaan sistem penyaluran air buangan diperlukan data
slope muka tanah yang dihitung berdasarkan hasil perhitungan elevasi
tanah, slope dihitung menggunakan rumus
𝛥𝐻
S= …...............................(28)
𝐿
Di mana:
ΔH = Beda tinggi yang dapat dari perhitungan elevasi
interpolasi tertinggi dikurangi interpolasi terendah
(H2-H1)
S = Slope muka tanah
L = Panjang Saluran (m)
KELOMPOK 3A 32
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Penduduk
0, 2
QMIN 0,2.QAVE .
1000
Persamaan Slope medan :
H
S
L
Persamaan Luas penampang :
1
A . .D 2
4
Persamaan kecepatan penuh :
1 2
1 2
VFULL .S .0,397.D 3
n
1
.D 3 .S 2 .
0,312 8
Q
n
KELOMPOK 3A 33
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
D 2 . .D 2
2 4
D D
AMIN d d
8 2.360 2 2
KELOMPOK 3A 34
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Konstruksi Manhole dapat terbuat dari beton. Lubang Manhole harus dapat
dimasuki orang yang akan memeriksa saluran tersebut. Diameter minimumnya adalah 60
cm. Macam-macam manhole :
a. Manhole lurus
b. Manhole Belokan
c. Manhole Pertigaan saluran
d. Manhole Perempatan Saluran
e. Drop Manhole
KELOMPOK 3A 35
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 36
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
Untuk itu, dibangunlah suatu pusat pemompaan dimana pada tempat tersebut, air
limbah yang sudah berada didalam pipa ditampung kembali ke dalam bak untuk
selanjutnya dipompa lagi kepermukaan tanah. Untuk mengangkat air limbah ini
diperlukan pompa penghisap sesuai dengan ketinggian air limbah yang akan
dinaikkan.
5. Terminal Clean Out
Bangunan ini diletakkan, dipasang pada ujung awal saluran air buangan.
Tujuan penggunaan bangunan terminal clean out adalah untuk menyisipkan alat
penerangan ke dalam saluran air buangan saat pemeriksaan.
6. Building Sewer
Building sewer atau disebut juga house connection adalah cabang antara
saluran air buangan dengan saluran rumah-rumah penduduk. Sebaiknya,
sambungan rumah dibuat pada saat pemasangan saluran air buangan dilakukan,
sehingga akan mengurangi ataumenghindarkan adanya kemungkinan-
kemungkinan akibat yang kurang baik terhadap pekerja atau kerusakan pada
saluran.
7. Ventilasi Udara
Ventilasi udara pada jaringan air buangan untuk:
a. Mencegah bertahannya udara dan gas hasil reaksi dalam air buangan
yang membahayakan dan dapat menimbulkan korosi.
b. Mencegah terbentuknya H2SO4 yang dapat menimbulkan karat.
c. Mencegah timbulnya bau gas akibat pembusukan.
d. Mencegah timbulnya tekanan diatas atau dibawah atmosfer, sehingga
dapat mengakibatkan terbentuknya pengaliran pada plumbing fixture
8. Sumur Pengumpul
Sumur pengumpul berfungsi untuk menaikkan muka air buangan pada
saluran yang rendah ke saluran yang lebih tinggi. Dalam perencanaan kapasitas
sumur pengumpul adalah dapat menampung 10-20 menit.
KELOMPOK 3A 37
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 38
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 39
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 40
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 41
Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 42
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Genteng
KELOMPOK 3A 43