Anda di halaman 1dari 3

Proses Pengolahan Limbah Cair

Proses pengolahan limbah merupakan usaha untuk mengurangi dampak polusi atau
menstabilkan kandungan pada zat pencemar sehingga pada saat melakukan proses
pembuangan tidak akan terdampak bagi lingkungan dan kesehatan di sekitarnya. Tujuan
utama pengelolaan air limbah adalah untuk mengurangi kandungan zat sisa hasil pembuangan
terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba pathogen, dan senyawa organik
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme alami. (Wulandari, 2014)

Dalam pasal 20, UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah
ke media lingkungan hidup dengan persyaratan :

a. Memenuhi baku mutu lingkungan hidup, diberikan pada Tabel


b. Mendapat izin dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.

Tabel 3.1 Baku mutu air limbah yang disyaratkan oleh pemerintah

Parameter Satuan Kadar Maksimum


pH 6 – 10
BOD Mg/L 100
TSS Mg/L 100
Lemak dan Minyak Mg/L 10
Sumber : Kempen LH nomor 112 tahun 2003

Proses pengolahan limbah cair terdiri dari dua jenis yaitu pengolahan limbah terpusat
(off site) dan pemgolahan limbah setempat (on site). Menurut Ayi Fajarwati (2000) dalam
proses penyaluran air buangan domestik, sistem sanitasi setempat (on site sanitation) adalah
sistem pembuangan air limbah dimana air limbah tidak terkumpul dalam saluran pembuangan
serta dialirkan ke dalam saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air
buangan atau badan air penerima, melainkan dibuang ke tempat.
Sedangkan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) merupakan sistem pembuangan
limbah industri rumah tangga (cuci, mandi, dapur, dan limbah kotoran) yang akan disalurkan
keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air buangan/got
dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air limbah sebelum
dibuang ke badan perairan/sungai
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sistem pengolahan air limbah
antara offsite dan onsite, menurut Pedoman Pengelolaan Air Limbah perkotaan Departemen
Kimpraswil tahun 2003 didasarkan pada faktor-faktor Kepadatan Penduduk, Sumber Air
yang ada, Kedalaman Muka Air Tanah, Kemampuan Membiayai. Berdasarkan faktor-faktor
tersebut terdapat beberapa bentuk nilai yang di dasarkan pada pernyataan tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Parameter Pertimbangan Pemilihan Sistem Pengolahan
Parameter yang menjadi Sistem Pengolahan air Limbah Domestik
pertimbangan
Off Site On site
Kepadatan Penduduk > 150 jiwa/ha < 150 jiwa/Ha
Ketersediaan Sumber air Jaringan air bersih harus ada Tidak harus ada jaringan air
dan besar pemakaian > 60 bersih dan besar pemakaian
liter/detik > 60 liter/detik
Permeabilitas Tanah < 2,7 x 10-4 l/m2/dtk dan >
4,2 x 10-3 l/m2/dtk
Kedalaman muka Air Tanah < 1,5 m > 1,5 m
Kemiringan Tanah > 2% < 2%
Kemampuan membiayai Besar Kecil
Sumber : (Zuliyanto 2010)
Tabel 3.3 Keuntungan dan Kerugian Sistem Off site System dan On site System
Menurut Pedoman Pengelolaan Air Limbah Perkotaan
Off Site System On Site System
Keuntungan : Keuntungan :

 Menyediakan pelayanan yang terbaik  Menggunakan teknologi sederhana


 Sesuai untuk daerah dengan kepadatan  Memerlukan biaya yang rendah
tinggi  Masyarakat dan tiap-tiap keluarga
 Pencemaran terhadap air tanah dan dapat menyediakan sendiri
badan air dapat dhindari  Pengoperasian dan pemeliharaan oleh
 Memiliki masa guna lebih lama masyarakat
 Dapat menampung semua limbah  Manfaat dapat dirasakan secara
langsung
Kerugian :
Kerugian :
 Memerlukan biaya investasi, operasi,
dan pemeliharaan yang tinggi  Tidak dapat ditetapkan pada setiap
 Menggunakan teknologi tinggi daerah, misalkan sifat permebealitas
 Tidak dapat dilakukan oleh tanah, tingkat kepadatan, dan lain-lain
perseorangan  Fungsi terbatas hanya dari buangan
 Manfaat secara penuh diperoleh setelah kotoran manusia, tidak melayani air
selesai jangka panjang limbah kamar mandi dan air bekas
 Waktu yang lama dalam perencanaan cucian
dan pelaksanaan  Operasi dan pemeliharaan sulit
 Perlu pengelolaan, operasional, dan dilaksanakan
pemeliharaan yang baik
Sumber : (Nurhidayat and Hermana 2009)

Anda mungkin juga menyukai