Air baku tidak mengalir atau kuantitas air baku yang akan diolah
pada unit produksi menurun akibat kerusakan pada unit bangunan
pengambilan air baku.
1
Intake (Sungai)
Unit
Pengambilan
Broncaptering (mata air)
Air Baku
Pipa transmisi
Unit
Jembatan Pipa Transmisi
Transmisi
Kompartemen pencapaian
(pengaduk cepat & lambat).
Untuk sumber
Saringan Pasir Lambat (SPL)
air hujan.
Pipa distribusi
Unit
Distribusi Jembatan pipa distribusi
Gambar 3.1.
Optimalisasi Infrastruktur SPAM
2
2. Penentuan Kebutuhan Air
Jumlah penduduk
P = P0(1+r)n
Dengan Pengertian:
3
mengetahui apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan.
Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:
Q=Pxq
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian:
perencanaan (jiwa).
Qt = Qmd x 100/80
Dengan pengertian:
Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi:
a. Mata air
b. Air Tanah
c. Air Permukaan
d. Air Hujan
4
Pengukuran debit air baku dilakukan untuk menghitung potensi sumber
air yang akan digunakan. Metoda yang digunakan tergantung dari jenis
sumber air sebagai berikut:
a. Mata Air/Sungai/Irigasi.
1) Sungai/irigasi
2) Danau
3) Embung
5
penampang basah sungai/parit yang bermuara di embung dan
dikalikan dengan kecepatan aliran.
4) Air Tanah
a. Bau
b. Rasa
c. Kekeruhan
d. Warna
6
5. Perencanaan Solusi Teknis
b. Perpipaan
c. Perpompaan
d. Hidran Umum
4) Pompa Hidran
2) Perpipaan
4) Hidran Umum
7
a) Tipe PMA
8
Hitung jarak mata air, jika jarak mata air kedaerah
pelayanan memenuhi ketentuan (kurang dari 6 km), maka
mata air dapat dipakai.
9
b) Komponen PMA
Bak Penampung
pagar keliling
Pipa udara/Ventilasi
Jalan Inspeksi
c) Kriteria Desain
10
Bangunan penangkap bagian luar harus kedap terhadap air
dan tanah longsor.
11
d) Perhitungan Komponen PMA
300-400 10 m3 5 m3 2 m3 2 m3
400-500 10 m3 10 m3 5 m3 2 m3
Sumber: Spesifikasi Teknis Perlindungan Mata Air (PMA) (AB-D/LW/ST/006/98),
Departemen Pekerjaan Umum.
L.Q 1,85
H 1,214.10 . 1,85 4,87
10
C .D
12
Dengan pengertian:
Q= Debit (L/det).
D= Diameter Pipa
C= Koefisien Kekasaran
1. AC 130
3. PVC 130
Q overflow
Dengan pengertian:
13
Rumus Drempel:
Q1,7.Bh3/2 Q 1,71.B.h 3 / 2
Dengan pengertian:
1,71= konstanta
Q
Q 2 3 .Cd . 2 g.H 3 / 2
Dengan pengertian:
Francis: Cd = 0,623
14
Digunakan formula Manning’s:
A.R2/3S12
Q 2/3 1/ 2
n Q A.R .S
n
Dengan pengertian:
S = Kemiringan (slope).
N = Koefisien Manning’s
Q
Q 2 3 .Cd .b. 2 gh.H 3 / 2
Dengan Pengertian:
15
Penguras Berbentuk Bulat
Q
Q 1 4 . .d .Cd . 2 gh.
2
Dengan pengertian:
o Engsel
16
o Kunci gembok
o Pegangan Pengangkat
o Tangga Monyet.
o Plat Baja
o Beton Bertulang
o Kayu Besi
17
pagar keliling ditentukan sejauh (5-10) m dari titik
mata air dan dilengkapi dengan pintu inspeksi. Tinggi
pagar keliling ditentukan (1,8 – 2,2) m.
o Tekanan Air.
o Tekanan Tanah.
18
(c) Struktur Atas
o Dimensi dinding.
o Dimensi Atap.
i. Dimensi Dinding
19
Konstruksi bangunan PMA direncanakan dengan umur
efektif (life time) minimal 25 tahun.
Perpipaan;
Hidran Umum;
Saringan pasir lambat adalah salah satu cara pengolahan air baku
untuk menghasilkan air bersih, beroperasi secara gravitasi dan
serempak terjadi proses biokimia dan proses biologi.
20
a) Persyaratan:
b) Kriteria:
Kecepatan penyaringan
Q
A
V
Dengan Pengertian:
21
Jumlah bak efektif
Kedalaman bak.
Sumber: Tata Cara Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat (SNI 03-3981-
1995).
c) Pengolahan Pendahuluan
22
(3) Penurunan Algae.
1) Komponen Instalasi
2) Kriteria Desain
23
a) Bak pengendap
b) Keping pengendap
Ijuk:tebal 5 cm.
d) Bak Penampung
1) Persyaratan
24
Perencanaan unit paket IPA harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
2) Kriteria
25
Kandungan warna asli tidak lebih dari 40 TCU dan warna
sementara 80 TCU.
(1) Modul
0,5;1,0;2,5;5;10;20;30;40;50;60;80 L/det.
(2) Kompartemen
Kompartemen pencampur.
Kompartemen pengendap.
Pengaduk cepat
Pengaduk lambat
Bak pengendap
Bak penyaring
26
Tabel 3.5.
Kriteria Perencanaan Untuk Unit IPA
2. Pengaduk Lambat
Tipe Hidrolis
Mekanis
Bentuk bak Segi Empat
Segi Enam
Silinder
Nilai G/det 80-20
40-20
3. Bak Pengendap Aliran Horisontal
Aliran Vertikal
Nilai G/det. Pembebanan tinggi
Pembebanan permukaan (cm/det). 0,01-0,04
Alur pengendapan:
Kemiringan terhadap horisontal (0). 45-60
Jarak antara pelat (mm). 25-50
Waktu tinggal, td (jam) 1-2
Bilangan Reynold (Re). <500
Bilangan Froude (Fr). >10-5
Kedalaman (m). 2,5-3,0
Pelimpah
Tipe Pelimpah yang dapat diatur.
Beban pelimpah (m3/jam/m). 7,2-10,8
Pengurasan lumpur Hidrostatik
Periode antara dua pengurasan (jam). 12-24
III-27
No. Subyek/Unit Kriteria Keterangan
3. Saringan Saringan Pasir Cepat (SPC).
Tipe Gravitasi
Bertekanan
Kecepatan penyaringan (m/jam)
Operasional normal (m/jam) 6-11
Selama pencucian (m/jam) 9-16,5
Pencucian
Sistem pencucian Tanpa/dengan blower dan
atau surfacewash
Kecepatan (m/jam) 36-50
lama pencucian (menit) 10-15
periode antara dua pencucian (jam)
ekspansi (%) 18-24
Media pasir: 30-50
tebal (mm)
ES (mm) 300-600
UC 0,30-0,7
Berat jenis (kg/m3). 1,2-1,4
Prioritas (p) 2,65
Kadar SiO2. 0,4
Media antrasit: >90%
tebal (mm)
ES (mm) 400-500
UC 1,2-1,8
Berat jenis (kg/m3). 1,5
Prioritas (p) 1,65
Lapisan penyangga dari atas: 0,5
Kedalaman (mm)
UB (mm) 80
Kedalaman 2,38-4,76
UB (mm) 80
Kedalaman 4,76-9,52
UB (mm) 80
Kedalaman 9,52-16,76
III-28
No. Subyek/Unit Kriteria Keterangan
Saluran pembuangan 80
Tipe 16,76-25,40
“manifold”
“nozle”
5. Alat ukur debit pengolahan Tipe ambang tajam
6. Bak penampung air minum
Waktu tinggal, td (menit) 15-30
7. Alat Pembubuh Gravitasi dan meaknis
Sumber:Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Penjernihan Air (Sni 19-6774-2002).
III-29
(1) Koagulan
o 1 bak pembubuh.
(2) Netralisan
30
Kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan
dengan konsentrasi larutan 5-20%.
d) Bak netralisan:
o 1 bak pembubuh
(3) Desinfektan
Ozon (O2).
31
diproduksi dan ditentukan dari sisa khlor di instalasi,
0,3-0,5 mg/L.
o 1 bak pembubuh.
Ventilasi
Tangga
Pelimpah Air
Lubang Pemeriksaan
Pipa Penguras
32
(5) Perencanaan pompa
Tipe non-dogging
PLN
Genset
33
Tabel 3.6.
Alternatif Pemilihan Sumber Daya Listrik
Tidak ada jaringan distribusi atau tidak ada 2 (dua) unit genset
rencana perluasan jaringan PLN dalam waktu dengan 1 (satu) unit
dekat. sebagai cadangan.
Sumber: Tata cara perencanaan unit paket Instalasi Penjernihan air (SNI
19-6774-2002).
(8) Panel
34
(a) Jenis Bangunan
Bangunan IPA
o Ruang Pembubuh
o Ruang Jaga
o Ruang Pompa
o Ruang Genset
o Ruang Kantor
o Ruang Laboratorium
o Ruang Gudang
35
Ruang pembubuh dan penyimpanan bahan kimia
dilengkapi exhaust fan, drainase dan perlengkapan
pembersihan.
e. Pompa Hidran
1) Prinsip Kerja
Pompa Hidran adalah salah satu alat untuk menaikkan air dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi secara otomatis
dengan energi yang berasal dari air itu sendiri.
36
Prinsip kerja Hidran, merupakan proses perubahan energi kinetis
aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya
menimbulkan palu air (water hammer), sehingga terjadi tekanan
tinggi dalam pipa. Dengan mengusahakan supaya katup limbah
(waste valve) dan katup pengantar (delivery valve) terbuka dan
tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan
sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan
memaksa air naik ke pipa pengantar.
2) Kriteria Desain
Jenis sumber air dapat berupa mata air atau air permukaan
(danau, sungai, saluran irigasi).
37
Debit air baku harus kontinyu walaupun pada saat musim
kemarau.
h1 xO1 xr
Q2
h2
Keterangan:
38
Tabel 3.7.
Kapasitas Pompa Hidran
Ukuran Hidran 1 2 3 4 5 6
32 11/2 2 3 4 5
11/4
39
Debit air pengeluaran ditentukan oleh debit sumber air
sesuai Tabel 3.19.
Tabel 3.9.
Debit Air Pengeluaran Ditentukan Oleh Debit Sumber Air
(inchi) m it
Pipa pemasukan
40
Agar pipa pemasukan tidak pecah akibat tinggi tekanan,
perlu dipasang pelepas tekan dengan pipa vertikal terbuka,
diameter pipa lebih kecil dan setinggi bak pengumpul.
Pipa pengeluaran
2. 4,81-7,50 4 kali
3. 7,61-15,00 3 kali
41
Tabel 3.12.
Panjang Pipa Pengeluaran Pompa Hidran
No Tinggi Jatuh Daya angkut Daya angkut
Vertikal vertikal vertikal
(minimum) (maksimum)
42
Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan
karakteristik sumber air baku.
Sungai/Irigasi.
Danau
Waduk
Embung
g. Perpipaan
1) Kriteria Desain
43
Tinggi hidrolis minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup
menjamin operasi katup udara (air valve).
2) Perhitungan
44
a) Sistem Gravitasi.
Keadaan Lapangan 1
Beda Tinggi lebih kecil dari 5 m dan dapat L = 1.380 m
dipandang sebagai daerah datar.
S = 2 m (beda tinggi).
Pilih I dari kolom (2) (S =
0-5 m) dan (L=1.000-5.000
m), diperoleh I = 0,007
Keadaan Lapangan 2
Beda tinggi lebih dari 5 m dan menurun L = 1.380 m
dari arah sumber.
S = 7 m (beda tinggi).
Pilih I dari kolom (3) (S =
5-10 m) dan (L=1.000-
1.500 m), diperoleh I =
0,010
Keadaan lapangan 3
Beda tinggi lebih dari 5 m dan menanjak L = 1.380 m
dari arah sumber.
S = 20 m (beda tinggi).
Pilih I dari kolom (7) (S > 5
m) dan (L=1.000-5.000 m),
diperoleh I = 0,010.
45
Tabel 3.15.
Pemilihan Kemiringan Hidrolis
Keadaan Lapangan Keadaan Keadaan
1 Lapangan 2 Lapangan 3
L (m) (Daerah Datar) (Daerah tidak (Daerah tidak
datar dan datar dan
menurun) menanjak)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
< 1000 0.010 0.015 0.002 0.025 0.030 0.010
1000-1500 0.007 0.010 0.013 0.017 0.020 0.007
1500-2000 0.005 0.008 0.010 0.013 0.015 0.005
2000-2500 0.004 0.006 0.008 0.010 0.012 0.004
2500-3000 0.003 0.005 0.007 0.008 0.010 0.003
3000-3500 0.003 0.004 0.006 0.007 0.009 0.003
3500-4000 0.002 0.004 0.005 0.006 0.008 0.002
4000-4500 0.002 0.003 0.004 0.006 0.007 0.002
4500-5000 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.002
Sumber: Pedoman Teknis Proyek Air Bersih Perdesaan Dengan Sistem
Perpipaan Dan Sumur Artesis (PAB-PPSA), Direktorat jenderal ciptakarya,
departemen pekerjaan umum, 1985.
Ditentukan gradien, I
H1 H 2
I
L
Dengan pengertian:
I = Gradien Hidrolis
46
H1 = Elevasi sumber air, m
H 1 H titik tertinggi
I
Ltitik tertinggi
Dengan pengertian:
I = Gradien Hidrolis
47
Tabel 3.16.
Pemilihan Diameter Pipa PVC
DEBIT (L/det)
Ø:16 20 25 32 40 50 63 75 90 110 125 16 50
1
0.001 0.010 0.021 0.039 0.076 0.143 0.262 0.522 0.833 1.361 2.345 3.300 6.376 11.580
0.002 0.016 0.031 0.058 0.114 0.212 0.388 0.768 1.224 1.995 3.430 4.821 9.291
0.003 0.020 0.039 0.074 0.143 0.266 0.486 0.961 1.530 2.490 4.276 6.005 11.558
0.004 0.023 0.046 0.087 0.168 0.313 0.570 1.125 1.790 2.912 4.995 7.021
0.005 0.026 0.053 0.097 0.190 0.354 0.644 1.271 2.21 3.286 5.633 7.094
0.006 0.029 0.059 0.109 0.211 0.391 0.712 1.404 2.231 3.625 6.212 8.714
0.007 0.032 0.064 0.119 0.230 0.426 0.775 1.526 2.425 3.939 6.746 9.460
0.008 0.035 0.069 0.128 0.247 0.458 0.833 1.641 2.606 4.231 7.244 10.157
0.009 0.037 0.074 0.137 0.264 0.489 0.888 1.748 2.776 4.506 7.713 10.813
0.010 0.039 0.078 0.145 0.280 0.518 0.941 1.851 2.938 4.767 8.158 11.434
0.012 0.043 0.086 0.160 0.309 0.572 1.038 2.041 3.239 5.254 8.986
0.014 0.047 0.094 0.175 0.336 0.622 1.128 2.217 3.517 5.703 9.750
48
DEBIT (L/det)
Ø:16 20 25 32 40 50 63 75 90 110 125 16 50
1
0.016 0.051 0.101 0.188 0.362 0.669 1.213 2.382 3.776 6.121 10.462
0.018 0.055 0.108 0.200 0.386 0.713 1.292 2.536 4.020 6.515 11.131
0.020 0.058 0.115 0.212 0.408 0.755 1.367 2.683 4.251 6.888
0.025 0.066 0.130 0.240 0.461 0.851 1.540 3.020 4.784 7.747
0.030 0.072 0.143 0.265 0.508 0.938 1.697 3.326 5.267 8.526
0.035 0.079 0.156 0.288 0.552 1.019 1.842 3.608 5.711 9.243
0.040 0.085 0.168 0.310 0.593 1.092 1.977 3.871 6.126 9.911
0.045 0.091 0.179 0.330 0.632 1.165 2.104 4.119 6.516 10.540
0.050 0.096 0.189 0.349 0.669 1.232 2.225 4.353 6.885 11.134
49
Tabel 3.17.
Pemilihan Diameter GIP (Class MEDIUM; k = 0,55 mm)
DEBIT (L/det)
Ø:½” ¾” 1” 1 ¼” 1 ½” 2” 2 ¼” 3” 4” 6” 8”
1
.001 0.013 0.031 0.061 0.121 0.184 0.346 0.705 1.085 2.175 6.151 12.934
0.002 0.019 0.045 0.088 0.174 0.265 0.497 1.011 1.555 3.112 8.781
0.003 0.023 0.056 0.109 0.216 0.328 0.614 1.247 1.916 3.833 10.802
0.004 0.027 0.066 0.127 0.251 0.381 0.712 1.446 2.221 4.440 12.506
0.005 0.031 0.074 0.142 0.282 0.427 0.799 1.662 2.290 4.976
0.006 0.034 0.081 0.157 0.310 0.469 0.878 1.781 2.733 5.460
0.007 0.037 0.081 0.170 0.335 0.508 0.950 1.927 2.957 5.905
0.008 0.040 0.094 0.182 0.359 0.544 1.017 2.062 3.165 6.320
0.009 0.042 0.100 0.193 0.382 0.578 1.081 2.190 3.361 6.710
0.010 0.044 0.106 0.204 0.403 0.610 1.140 2.311 3.546 7.078
0.012 0.049 0.117 0.224 0.442 0.670 1.252 2.536 3.890 7.763
0.014 0.053 0.126 0.243 0.479 0.725 1.354 2.742 4.207 8.394
50
0.016 0.057 0.135 0.260 0.513 0.776 1.449 2.935 4.501 8.980
0.018 0.060 0.144 0.276 0.544 0.824 1.539 3.115 4.778 9.531
0.020 0.064 0.152 0.292 0.574 0.870 1.623 3.286 5.040 10.052
0.025 0.071 0.170 0.327 0.644 0.974 1.818 3.679 5.642 11.251
51
Jika dibutuhkan BPT:
b) Sistem Pemompaan
TH = H2-H1+20+I.L
TH = H3-H1+20+I.L
Dengan pengertian:
52
Hitung perbedaan tinggi antara sumber air dan
titik tertinggi pada pipa transmisi utama dan
sistem distribusi (Hsumber – Htertinggi).
53
Jika terjadi keadaan yaitu jalur pipa transmisi
mempunyai titik tertinggi diantara sumber air dan
jaringan distribusi, maka perlu dipasang reservoir
kecil.
h. Perpompaan
1) Kriteria Perencanaan
54
Kecepatan aliran air dalam pipa tekan kurang atau sama
dengan 2 m/detik.
Tersedia di pasaran.
55
Tabel 3.18.
Pemilihan Jenis Pompa Air Baku Sumber Air Permukaan
Abrasif
Vortex
Viskositas tinggi
Shrouded
Non-clogging summersible Serat panjang
Air chanel
karena fluktuasi muka air
Permukaan
tinggi
Serat Panjang
Open
Viskositas tinggi
impeller
Sampah
Tabel 3.19.
Pemilihan Jenis Pompa Distribusi atau Booster
Centrifugal Single
Kurang dari 200L/det
Suction
Distribusi/Booster Air Bersih
Centrifugal Double
Lebih dari 200L/det
Suction
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98),
Departemen Pekerjaan Umum.
3) Prosedur Perhitungan
56
Mulai
Kriteria Pemilihan:
Intake Distribusi Pembubuh
Jenis Pompa Kualitas Air 1. Kapasitas Air 1. Sistem
Pembubuh
Sumber Air
Kapasitas 2. Kapasitas
Perancangan
Berdasarkan kapasitas dan jenis pompa yang
Instalasi
digunakan:
1. Kapasitas 2. Pompa yang ada
Perancangan Meliputi:
Tekanan (head)
1. Tekanan Status 2. Tekanan kerugian
3. Tekanan yang diperlukan 4. Tekanan Pompa
Finish
Gambar 3.2.
Prosedur Perencanaan Pemilihan Jenis Dan Kapasitas Pompa.
Sumber: Tata Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pek. Umum.
57
4) Prosedur Perhitungan
58
Tabel 3.21.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge,
Reducer Dan Header Instalasi Perpompaan
Sumur Dalam-Deep Well Submersible Pump
1. 0-5 2 50
2. 5-7,5 2,5 80 x 80 80
59
Tabel 3.22.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge, Reducer Dan Header Instalasi Perpompaan Distribusi-Centrifugal Single Suction
No. Kapasitas Jumlah Kapasitas Pipa Hisap Diameter Diamater Diamter Diameter Diamete
Unit Pompa Pompa Reducer Suction Discharge Difuser r Header
Produksi
60
Tabel 3.23.
Pemilihan Diameter Pipa Discharge, Reducer Dan Header Instalasi Perpompaan Distribusi-Centrifugal Double Suction
No. Kapasitas Unit Jumlah Kapasitas Pipa Hisap Diameter Diamater Diamter Diameter Diameter
Produksi Pompa Pompa Reducer Suction Discharge Difuser Header
1. 350-450 2 17,5-4 500 500 x 300 300 250 250 x 500 600
2. 450-650 2 4-7 600 800 x 350 350 250 250 x 600 700
3. 650-900 2 7-10 700 700 x 400 400 300 300 x 700 800
4. 900-1100 2 10-23 800 800 x 450 450 350 350 x 800 900
5. 1100-2000 2 23-30 900 900 x 500 500 400 400 x 900 1000
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.
61
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebutuhan
pompa sentrifugal adalah:
Tekanan statis.
Kehilangan tekanan.
Tekanan pompa.
6) Kehilangan tekanan
HI (hlp hlt )
Dengan pengertian:
62
a) Kehilangan tekanan pada pipa
L V2
HL f . 2
D2g HL f . L . V
D 2g
Dengan Pengertian:
f = faktor kerugian.
V2
hl k .
2g
Dengan Pengertian:
f = faktor kerugian.
63
Tabel 3.24.
Kehilangan Tekanan pada Pipa, Valve dan Bend
No. Aliran dlm Diamater pipa Kehil. Kehilangan tekanan Kehilangan tekanan pada Kehil. Kehil.
pipa (mm) Tekanan pd pada katup (valve) belokan pipa (bend) Tekanan Tekanan
pipa/ km pada pada
(L/det) (mka/km) pipa-T reducer
(m) (m).
Gate Chek 22,5 45 90
64
No. Aliran dlm Diamater pipa Kehil. Kehilangan tekanan Kehilangan tekanan pada Kehil. Kehil.
pipa (mm) Tekanan pd pada katup (valve) belokan pipa (bend) Tekanan Tekanan
pipa/ km pada pada
(L/det) (mka/km) pipa-T reducer
(m) (m).
Gate Chek 22,5 45 90
65
No. Aliran dlm Diamater pipa Kehil. Kehilangan tekanan Kehilangan tekanan pada Kehil. Kehil.
pipa (mm) Tekanan pd pada katup (valve) belokan pipa (bend) Tekanan Tekanan
pipa/ km pada pada
(L/det) (mka/km) pipa-T reducer
(m) (m).
Gate Chek 22,5 45 90
31 1500 1000 3.7 0.006 0.037 0.0266 0.0696 0.2362 0.149 0.224
32 2000 1000 6.6 0.010 0.066 0.0511 0.1062 0.4200 0.266 0.395
Catatan:
Kehilangan tekanan pada pipa adalah kehilangan tekanan per satuan panjang.
Kehilangan tekanan pelengkapan adalah kehilangan tekanan persatuan.
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.
66
c) Tekanan yang diperlukan
Hreq = Hs + H1 (Q1/Q2)2.
Dengan pengertian:
Q2 = Kapasitas Aliran.
d) Tekanan Pompa
P = ρ . g . Q . H/n. SF.
Dengan pengertian:
1 0.3 0.4 0.6 0.8 1.1 1.3 1.5 1.7 1.9 2.1
2.5 0.35 0.9 1.4 1.8 2.3 2.7 3.2 3.6 4.1 4.6
5 0.35 1.8 2.7 3.6 4.6 5.5 6.4 7.3 8.2 9.1
10 0.4 3.2 4.8 6.4 8.0 9.6 11.1 12.7 14.3 15.9
15 0.4 4.8 7.2 9.6 11.9 14.3 16.7 19.1 21.5 23.9
20 0.4 6.4 9.6 12.7 15.9 19.1 22.3 25.5 28.7 31.9
15 0.4 4.8 7.2 9.6 11.9 14.3 16.7 19.1 21.5 23.9
20 0.45 5.7 8.5 11.3 14.2 17.0 19.8 22.6 25.5 28.3
25 0.45 7.1 10.6 14.2 17.7 21.2 24.8 28.3 31.9 35.4
30 0.45 8.5 12.7 17.0 21.2 25.5 29.7 34.0 38.2 42.5
35 0.45 9.9 14.9 19.8 24.8 29.7 34.7 39.6 44.6 49.5
40 0.45 11.3 17.0 22.6 28.3 34.0 39.6 45.3 51.0 56.6
69
Kapasitas Tekanan (m)
Efisiensi
L/det 10 15 20 25 30 35 40 45 50
45 0.55 10.4 15.6 20.8 26.1 31.3 36.5 41.7 46.9 52.1
50 0.55 11.6 17.4 23.2 29.0 34.7 40.5 46.3 52.1 57.9
60 0.55 13.9 20.8 27.8 34.7 41.7 48.6 55.6 62.5 69.5
70 0.55 16.2 24.3 32.4 40.5 48.6 56.8 64.9 73.0 81.1
80 0.72 18.5 27.8 37.1 46.3 55.6 64.9 74.1 83.4 92.7
90 0.72 15.9 23.9 31.9 39.8 47.8 55.7 63.7 71.7 79.6
100 0.72 17.7 26.5 35.4 44.2 53.1 61.9 70.8 79.6 88.5
125 0.72 22.1 33.2 44.2 55.3 66.4 77.4 88.5 99.5 110.6
150 0.72 26.5 39.8 53.1 66.4 79.6 92.9 16.2 119.4 132.7
200 0.72 35.4 53.1 70.8 88.5 106.2 123.9 141.6 159.3 176.9
250 0.72 44.2 66.4 88.5 110.6 132.7 154.8 176.9 199.1 22.1
300 0.72 53.1 79.6 106.2 132.7 159.3 185.8 212.3 238.9 265.4
400 0.78 65.3 98.0 130.7 163.3 196.0 228.7 261.3 294.0 326.7
70
Kapasitas Tekanan (m)
Efisiensi
L/det 10 15 20 25 30 35 40 45 50
500 0.78 81.7 122.5 163.3 204.2 245.0 285.8 326.7 367.5 408.3
600 0.82 98.0 147.0 196.0 245.0 294.0 343.0 392.0 441.0 490.0
700 0.82 108.8 163.1 217.5 271.9 326.3 380.6 435.0 489.4 543.8
800 0.82 124.3 186.4 248.6 310.7 372.9 435.0 497.2 559.3 621.5
900 0.82 139.8 209.7 279.7 349.6 419.5 489.4 559.3 629.2 669.1
1000 0.82 155.4 233.0 310.7 388.4 466.1 543.8 621.5 669.1 776.8
Catatan:
Harga efisiensi diambil pada kondisi operasi optimal.
Besaran standar yang digunakan; konstanta gravitasi = 9,8 m/detik2 dan massa jenis air=1000 kg/m.
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum.
71
Tabel 3.26.
Daya Pompa Distribusi (kW) untuk berbagai Kapasitas dan Tekanan Pompa
L/det nsi 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
1 0.3 0.4 0.6 0.8 1.1 1.3 1.5 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 2.8 3 3.2 3.4 2.1
2.5 0.49 0.7 1 1.3 1.6 2 2.3 2.8 2.9 3.3 3.6 3.9 4.2 4.6 4.9 5.2 5.5
5 0.65 1 1.5 2 2.5 2.9 3.4 3.9 4.4 4.9 5.4 5.9 6.4 6.9 7.4 7.8 4.9
7.5 0.7 1.4 2 20.7 3.4 4.1 4.8 5.5 6.1 6.8 7.5 8.2 8.9 9.6 1.2 10.9 6.8
10 0.73 1.7 2.6 3.5 4.4 5.2 6.1 7 7.9 8.7 9.6 10.5 11.3 12.2 13.1 14 8.7
12.5 0.75 2.1 3.2 4.2 5.3 6.4 7.4 8.5 9.6 10.6 11.7 12.7 13.8 14.9 15.9 17 1.6
15 0.75 2.5 3.8 5.1 6.4 7.6 8.9 10.2 11.5 12.7 14 15.3 16.6 17.8 19.1 20.4 12.7
17.5 0.8 2.8 4.2 5.6 7 8.4 9.8 11.1 12.5 13.9 15.3 16.7 18.1 19.5 20.9 22.3 13.9
20 0.8 3.2 4.8 6.4 8 9.6 11.1 12.7 14.3 15.9 17.5 19.1 20.7 22.3 23.9 25.5 15.9
25 0.81 3 5 7.9 9.5 11.6 13.8 15.7 17.7 19.7 21.6 23.6 25.6 27.5 29.5 31.5 19.7
30 0.82 4.7 7 9.3 11.7 14 16.3 18.6 21 23.3 25.6 28 30.3 32.6 35 37.3 23.3
35 0.8 5.6 8.4 11.1 13 16.7 19.6 22.3 25.1 27 30.7 33.4 36.2 39 41.8 44.6 27.9
40 0.82 6.2 9.3 12.4 15.5 18.6 21.6 24 28 31.1 34.2 37.3 40.4 43.5 46.6 49.7 31.1
45 0.82 7 10.6 14 17.5 21 24.5 26 31.5 35 38.5 41.9 45.4 48.9 52.4 55.9 35
72
Kapasitas Efisie Tekanan (m)
L/det nsi 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
50 0.82 7.6 11.7 15.5 19.4 23.3 27.2 31.1 35 36 42.7 46.6 50.5 54.4 58.3 62.1 38.8
62.5 0.82 9.7 14.6 19.4 24.3 29.1 34 38.6 43.7 40.6 53.4 58.3 63.1 68 72.8 77.7 48.6
75 0.83 11.5 17.3 23 30.5 34.5 40.3 46 51.8 57.6 63.3 67.1 74.8 80.6 86.3 92.1 57.6
100 0.84 15.2 20.6 30 37.9 45.5 53.1 60.7 66.3 75.6 83.4 91 98.6 106.2 113.8 121.3 75.6
125 0.84 19 20.4 37.9 47.4 56.9 66.4 70.8 85.3 94.8 104.3 113.8 123.2 132.7 142.2 151.7 94.6
150 0.84 22.8 34.1 45.5 56.9 68.3 79.6 91 102.4 113.8 125.1 136.5 147.9 159.3 170.6 182 113.6
200 0.88 29.1 43.7 58.2 72.8 87.4 101.9 116.5 131 145.6 160.2 174.7 189.3 203.8 218.4 233 145.6
250 0.7 45.5 66.3 91 113.8 136.5 159.3 182 204.8 227.5 250.3 273.1 295.8 318.5 341.3 364 227.5
300 0.71 53.6 60.7 107.7 134.6 161.5 188.4 215.3 242.2 269.2 296.1 323 349.9 376.8 403.7 430.6 269.2
Catatan:
Efisiensi diambil pada kondisi operasi optimal.
Faktor Keamanan diambil serbesaer 1.30
Daya Pompa dalam kW.
Kapasitas adalah kapasitas pompa
Besaran standar yang digunakan: konstanta gravcitasi = 9.8 m/detik2 & massa jenis aire = 1000 kg/m.
Sumber: Tata Cara Rancang Teknik Perpompaan (AB-D/RE/TC/022/98), Departemen Pekerjaan Umum
73