1
g) SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan
Air (IPA) Sistem Konvensional dengan Struktur Baja
h) SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket IPAM.
i) Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007, Tahun 2007, Tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.
Skema Perencanaan SPAM Huntap Pombrewe ini dapat dijelaskan pada
gambar sketsa berikut.
Bendung Sederhana
2
1. Intake dibangun tegak lurus terhadap aliran air untuk
meminimalisasi masuknya pasir ke dalam bangunan intake.
2. Intake dibangun sedemikian rupa sehingga dalam kondisi yang
terburuk masih dapat dipergunakan.
3. Intake dibangun dengan mempertimbangkan kemungkinan
peningkatan kapasitas air di masa yang akan datang.
4. Konstruksi bangunan intake yang terletak di bagian luar harus
kedap air, dibuat dari beton kedap air.
Dipilih bangunan penyadap (Intake) dengan bendung sederhana,
(Bendung Bronjong) dengan pertimbangan :
Karena ketebalan air di sungai tidak cukup untuk intake bebas,
harus di bendung, dimana pada kondisi normal kedalaman air pada
sungai Paneki ini hanya ± 15 cm.
Kelengkapan bangunan penyadap (intake) dengan bendung :
- Saringan sampah (Bar screen).
- Saluran Pengambilan lengkap pintu pengambilan (Pintu Sorong).
- Bak Prasedimentasi (pengendap awal), lengkap pintu penguras,
peluap/pelimpah dan pipa outlet serta strainer.
Adapun hasil survai lapangan dan perancangan awal terhadap intake
yang akan direncanakan dalam kegiatan Penyusunan DED Sistem
Penyediaan Air Minum Huntap Pombewe Kabupaten Sigi dapat dilihat
pada resume tabel 1. berikut.
Tabel 1.
Hasil Survai Lapangan Unit Air Baku SPAM Huntap Pombewe.
Jenis/Nama Sumber Sungai Paneki, Desa Pombewe
Air Baku Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi
Lokasi rencana titik Intake pada sumber air
baku masuk ke dalam wilayah administrasi
Lokasi Geografis
Desa Pombewe Kecamatan Biromaru Kab.
Sigi
Koordinat Lokasi Intake 119 58' 15.52ʺ Bujur Timur dan
(Up Stream S. Paneki) 0 57' 58,65” Lintang Selatan
Elevasi Rencana Intake +230 m dpl (From Google Earth)
Kapasitas Sumber
± 450 liter/detik (Data Sekunder)
(Debit Sesaat)
Debit Pengambian air 25 Liter/detik (Sesuai Rekomtek
3
baku untuk air minum BWSS III, Sulawesi Tengah)
Baik untuk parameter-parameter utama
fisika dan kimia kualitas air baku
Kualitas Air
berdasarkan hasil pemeriksaan
Laboratorium
Unit Penangkap Air Saluran terbuka (Pasangan batu)
(Intake) Bak Prased Beton Bertulang
Sumber : Hasil Survai dan Perencanaan Tim Konsultan, 2020
II.2. Perencanaan Teknis Unit Transmisi.
Perencanaan teknis pipa transmisi air baku harus mengoptimalkan jarak
antara unit air baku menuju unit distribusi sependek mungkin, yang
dirancang untuk dapat mengalirkan debit hari maksimum.
Adapun pertimbangan-pertimbangan yang perlu diambil dalam desain jalur
pipa transmisi, adalah sebagai berikut :
1. Faktor hidrolis
Pada jalur transmisi terpilih, disyaratkan minimum sisa tekan pada ujung
pipa transmisi adalah sebesar 15 meter, serta tinggi hidrolis pipa
minimum 5 meter di atas pipa sehingga cukup menjamin operasi air
valve bila diperlukan (Direktorat Air Bersih, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Departemen PU, 1992).
2. Faktor ekonomis.
Beberapa hal yang mempengaruhi faktor ekonomis pemilihan jalur
transmisi :
Jarak pipa terpendek
Diameter ekonomis
Pemasangan mudah
Pemeliharaan dan pengontrolan mudah
3. Peralatan.
Jalur transmisi terpilih diharapkan tidak terlalu banyak menggunakan
perlengkapan-perlengkapan pipa.
Adapun informasi awal titik sepanjang jalur rencana trace pipa transmisi
dari lokasi rencana Intake menuju lokasi rencana Instalasi Pengolahan Air
(IPA) di komplek Huntap Pombewe, menyangkut jalur tracking, koordinat,
elevasi, jarak antar patok, dan akumulasinya berdasar hasil pengukuran
konsultan menggunakan GPS
4
Setelah perencanaan jaringan pipa dirancang dengan menggunakan
asumsi-asumsi hidrolis, jaringan kemudian disimulasi secara hidrolis.
Maksud dari simulasi adalah membuat tiruan kondisi hidrolis diatas kertas.
Tujuan dari simulasi ini adalah untuk mengecek apakah semua kriteria
hidrolis terpenuhi.
5
Unit Transmisi Air Baku
6
No. Uraian Notasi Kriteria
- Pipa PE 80 9.0 MPa
Kecepatan saluran terbuka
6 a) Kecepatan minimum V.min 0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum Vmaks 1,5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 – 1 ) 0/00
Tinggi bebas saluran
8 Hw 15 cm (minimum)
terbuka
Kemiringan tebing terhadap 45 ° (untuk bentuk
9 -
dasar saluran trapesium)
Sumber :Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007
III.3. Perencanaan Teknis Unit Produksi.
Perencanaan teknis unit produksi disusun berdasarkan kajian kualitas air
yang akan diolah, dimana kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin
terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses pengolahan air,
yang kemudian dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air minum yang
akan dicapai. Rangkaian proses pengolahan air umumnya terdiri dari
satuan operasi dan satuan proses untuk memisahkan material kasar,
material tersuspensi, material terlarut, proses netralisasi dan proses
desinfeksi.
Unit produksi dapat terdiri dari unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi,
netralisasi dan desinfeksi.
1) Pengolahan lengkap.
Pengolahan lengkap atau treat process adalah pengolahan yang
dilakukan secara menyeluruh pada air bersih, baik secara fisik, kimia,
maupun bakteriologi.
Pengolahan fisik yaitu pengolahan yang dilakukan untuk mengurangi
atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar, mengendapkan lumpur dan
pasir serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air bersih
yang diolah.
Pengolahan kimia yaitu pengolahan lanjutan dengan membubuhkan
zat-zat kimia kedalam air bersih.
Pengolahan bakteriologi yaitu pengolahan akhir berupa penambahan
zat-zat kimia tertentu untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-
bakteri yang terkandung dalam air bersih.
2) Pengolahan sebagian.
7
Pengolahan sebahagian atau partial treatmen process adalah
pengolahan yang tidak menyeluruh karena air bersih telah memenuhi
sebagian persyarat sebagai air bersih. Pengolahan sebahagian dapat
berupa pengolahan kimiawi atau pengolahan bakteriologi saja.
Jenis pengolahan air yang dibutuhkan tergantung pada ciri-ciri fisik,
kimiawi dan biologis air yang bersangkutan. Kekeruhan air sungai yang
relatif sangat tinggi dan sangat variatif sepanjang tahun biasanya
membutuhkan filtrasi (pengolahan fisika) dan koogulasi kimiawi
(pengolahan kimia), kebanyakan air permukaan dapat terkena
kontaminasi sehingga desinfeksi (pengolahan bakteriologi) merupakan
hal yang penting. Pelembutan akibat kesadahan air dilakukan bersama-
sama dengan pembuangan besi dan mangan mungkin diperlukan
(pengolahan kimiawi).
8
1. Reservoir distribusi adalah bangunan penampung air bersih dari
instalasi pengolahan untuk kemudian didistribusikan kewilayah
pelayanan melalui jaringan pipa distribusi.
2. Reservoir penyeimbang adalah reservoir yang menampung
kelebihan air pada saat pemakaiaan air oleh konsumen relatif
kecil dari pada air yang masuk kemudian didistribusikan kembali
pada saaat pemakaian air oleh konsumen relatif lebih besar dari
pada air yang masuk.
9
2. Cara pemompaan.
Cara pepompaan digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan
daerah yang datar dan tidak ada daerah yang berbukit.
3. Cara gabungan.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekananyang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan
pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran atau tidak
ada energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air
dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena
reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama
periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa
dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
Perencanaan teknis unit distribusi dapat berupa jaringan
perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk
jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang
(dead-end distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem
tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan
oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan,
jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan
denah (lay-out) sistem distribusi adalah sebagai berikut :
1. Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan
keadaan topografi wilayah pelayanan dan lokasi instalasi
pengolahan air.
2. Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan
topografi wilayah pelayanan.
3. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem
gravitasi seluruhnya, diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan
pompa.
10
4. Arah aliran dan elevasi daerah pelayanan dapat di input
berdasarkan kondisi riil lapangan berdasarkan hasil
pengukuran lapangan.
Semua ketentuan dan asumsi-asumsi yang digunakan
berdasarkan standar / kriteria perencanaan, yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, nomor
18/PRT/M/2007, Tahun 2007, Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM. Untuk pipa distribusi dapat dilihat dalam
tabel 4 berikut.
Tabel 4.
Kriteria Perencanaan Pipa Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
Kebutuhan air hari maks
1 Debit Perencanaan Q max
Q max = F max X Q rata²
11
- Pipa induk setelah penyadapan,
- Pipa cabang setelah penyadapan dan
- Titik pengurasan pada jaringan distribusi.
b. Katup udara (air valve).
Di dalam jaringan distribusi ada kalanya terdapat udara yang
diakibatkan oleh :
Permukaan air didalam reservoir lebih rendah dari bagian atas
pipa outlet, sehingga udara dari reservoir masuk kedalam
jaringan pipa distribusi bersama aliran air.
Jika ada kebocoran pipa, udara masuk ke dalam pipa.
Adanya udara di dalam jaringan pipa mengakibatkan
terganggunya aliran air dalam pipa sehingga debit air yang
mengalir akan berkurang atau berhenti sama sekali, untuk
mengeluarkan udara tersebut dipasang katup udara yang
ditempatkan pada puncak lengkung pipa atau pada tempat-
tempat yang mempunyai kemungkinan akan terjadi akumulasi
udara.
c. Katup penguras (wash out).
Katup penguras dipergunakan untuk menguras endapan yang
terdapat didalam jaringan pipa. Katup penguras ini diletakkan pada
jaringan pipa di tempat-tempat yang relatif rendah dan sebelum
jembatan pipa.
d. Hidran kebakaran.
Hidran kebakaran adalah sambungan keluar yang disediakan untuk
mengambil air dari pipa air bersih untuk keperluan pemadaman
kebakaran atau pengurasan. Hidran kebakaran ditempatkan pada
jalan-jalan raya, persimpangan jalan sesuai kondisi setempat.
e. Keran umum
Keran umum merupakan sambungan untuk memberikan pelayanan
pada konsumen yang tidak dilayani oleh sambungan langsung.
f. Meteran air (flow meter).
Digunakan sebagai alat ukur banyaknya air yang di lewatkan atau
yang dibutuhkan oleh sistem.
12
g. Jembatan pipa.
Jembatan pipa ditempatkan pada persilangan pipa dengan sungai
atau parit. Perlengkapan yang harus ada pada jembatan pipa adalah
katup udara dan katup penguras
h. Angker blok.
Bila suatu jaringan pipa mengalirkan air bertekanan dan mengalami
perubahan-perubahan diameter dan arah, maka dalam pipa tersebut
akan terjadi gaya dorong yang dapat menggeser kedudukan jaringan
pipa sehingga pipa dapat rusak. Untuk menahan gaya dorong
tersebut dipasang angker blok.
Tempat-tempat yang kritis dan memerlukan pemasangan angker
blok adalah:
Tempat dimana pipa berubah arah dalam bidang datar atau
vertikal.
Tempat dimana pipa-pipa berubah diameter.
Tempat-tempat dimana pipa berakhir.
Tempat-tempat dimana diperkirakan timbul gaya dorong
(sambungan-sambungan pipa, dan katup-katup).
Bila tanah pendukung tidak stabil.
Pada Pekerjaan Penyusunan DED Sistem Penyediaan Air Minum
Huntap Pombewe Kabupaten Sigi ini, konsultan merencanakan sistem
pengaliran distribusi dengan metode gravitasi Sistem ini lebih
ekonomis. Sistem ini memerlukan perlengkapan perpipaan yang baik,
agar ketika terjadi kerusakan, maka harus dilakukan penutupan atau
isolasi oleh sistem valve yang baik. Apabila terjadi kelebihan tekanan
yang terlalu besar pada suatu daerah pelayanan maka dipasang
pressure reducing valve pada daerah hulunya. Sistem gravitasi cocok
untuk daerah distribusi yang rendah atau beda elevasi dengan
reservoir cukup besar.
Perencanaan jalur perpipaan distribusi utama bermula dari reservoir di
komplek IPA rencana menuju ke zona A (Atas) dan juga zona B
(Bawah) sebagai target pelayanan utama di kawasan Huntap
Pombewe tersebut. kemudian juga dari reservoir masing-masing outlet
13
menuju desa Pombewe dan desa Loru, jalur distribusi ini dibagi ke
utara, melalui akses jalan desa menuju pemukiman warga desa
Pombewe dan desa Loru di Kecamatan Biromaru ini.
Tabel 5.
Resume Survai Lapangan dan Perancangan Jalur Pipa
Distribusi Pelayanan SPAM Huntap Pombewe
Unit Distribusi
Sistem Pengaliran Gravitasi
Panjang Jalur Pipa Distribusi 28.852 meter
10” (10 inci) = 620 m
8” (8 inci) = 4.260 m
Diameter Pipa Distribusi 6” (6 inci) = 4.239 m
(Pipa HDPE PN 10) 4” (4 inci) = 2.429 m
3” (3 inci) = 4.619 m
2” (2 inci) = 12.682 m
Panjang Pipa Distribusi HDPE Desa Pombewe, Ø4” ± 1.670 m
(Dari Reservoir Huntap) ke Ke Desa Loru, Ø4” ± 3.650 m
HDPE PN10 untuk segmen pipa
Bahan Pipa Distribusi
yang ditimbun dalam tanah
Pada jalur pipa distribusi utama
Jembatan/Perlintasan Pipa terdapat 1 (satu) buah jembatan
perlintasan pipa, L = 30 mtr
Sumber : Hasil Survai dan Perencanaan Tim Konsultan, 2020.
14
II.5. Perencanaan Teknis Unit Pelayanan
Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal
air, hidran kebakaran dan meter air.
1. Sambungan Rumah.
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter
air. Fungsi utama dari sambungan rumah adalah :
a) mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
b) untuk mengetahui jumlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah :
a) Bagian penyadapan pipa.
b) Meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor.
c) Katup pembuka/penutup aliran air.
d) Pipa dan perlengkapannya.
2. Hidran/Kran Umum.
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan
pemasangan meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan
sesuai gambar rencana.KU menggunakan pipa pelayanan dengan
diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran ¾”.Panjang pipa
pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan.
Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan
pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang penyangga
meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan
pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana.
3. Hidran Kebakaran.
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang
disediakan untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan
pemadam kebakaran atau pengurasan pipa.Unit hidran kebakaran
(fire hydrant) pada umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300
m, atau tergantung kepada kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan
bangunannya.
15
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tabung basah, mempunyai katup operasi di ujung air keluar dari
kran kebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini
selalu terisi air.
b) Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran.
Dengan menutup katup ini maka pada saat tidak dipergunakan
hidran ini tidak berisi air.
16
0 58' 38,55” Lintang Selatan
Desa Loru
119 56' 37,36ʺ Bujur Timur dan
0 58' 33,33” Lintang Selatan
Sumber : Hasil Survai dan Perencanaan Tim Konsultan, 2020
17