Anda di halaman 1dari 65

DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Pendekatan dan
Metodologi

5.1. Pendekatan
5.1.1. Umum
Dalam kurun waktu tertentu, suatu kawasan yang memiliki potensi
akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara lambat
(evolutif) ataupun cepat (revolutif). Pertumbuhan dan perkembangan itu
dapat muncul dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan yang ada, namun
dapat juga direncanakan sesuai dengan keinginan yang dikehendaki oleh
pemerintah, swasta/investor, atau masyarakat. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu kawasan ditandai dengan meluasnya kawasan-
kawasan terbangun yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan air
bersih. Pemerintah berkeinginan untuk mengembangkan pelayanan kepada
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih domestik sehingga
diperlukan peningkatan program pembangunan air minum di kabupaten.
Untuk pemenuhan pelayanan terhadap masyarakat berupa
kebutuhan air domestik agar sesuai sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka diperlukan suatu tahapan perencanaan berupa Perencanaan Teknis.
Dilandasi oleh konsep dasar tersebut di atas, selanjutnya konsultan akan
melakukan kegiatan dengan lingkup penugasan dan metodologi umum
penyelesaian penugasan yang telah dikuasai oleh konsultan. Untuk
menyelesaikan penugasan ini, diperlukan tahapan/langkah-langkah
penyelesaian yang dirangkum pada pendekatan penyelesaian materi
penugasan. Secara umum komponen kegiatan meliputi :
 Pengumpulan data sekunder
 Pengumpulan data primer
 Perhitungan kebutuhan air

Usulan Teknis V-1


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Analisis kondisi eksisting dan potensi pengembangan


 Penyusunan skenario pengembangan

Pengumpulan Pengumpulan data Primer : Perhitungan kebutuhan air


data sekunder Pengukuran Survey sampai dengan tahun 2042
Lapangan

Analisis Potensi
pengembangan

Kriteria/standar analisis

Analisis kondisi penyediaan Rekomendasi Sistem


air bersih eksisting SPAM

Gambar Metodologi Pendekatan Umum

5.1.2. Pendekatan Peraturan Perundangan Tentang SPAM


Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), disusunlah suatu
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) no 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Permen PU ini mencakup seluruh tahapan penyelenggaraan pengembangan
SPAM yaitu perencanaan pengembangan SPAM, pelaksanaan konstruksi,
pengelolaan SPAM, pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM, serta pemantauan
dan evaluasi SPAM. Selain batang tubuh yang bersifat pengaturan, Permen
PU ini dilengkapi pula dengan 7 (tujuh) lampiran yang bersifat teknis, yaitu:
1. Lampiran I : Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
SPAM
2. Lampiran II : Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis
Pengembangan SPAM
3. Lampiran III : Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis
Pengembangan SPAM
4. Lampiran IV : Pedoman Pelaksanaan Konstruksi SPAM

Usulan Teknis V-2


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5. Lampiran V : Pedoman Pengelolaan SPAM


6. Lampiran VI : Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi SPAM
7. Lampiran VII : Pedoman Pemantauan dan Evaluasi SPAM

Perencanaan teknis terinci pengembangan SPAM adalah suatu


rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau kawasan meliputi unit
air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan. Perencanaan
teknis disusun berdasarkan rencana induk pengembangan SPAM yang telah
ditetapkan, hasil Perencanaan Teknis, jadwal pelaksanaan konstruksi, dan
kepastian sumber pembiayaan serta hasil konsultasi teknis dengan dinas
teknis terkait
Perencanaan Teknis Pengembangan SPAM dimaksudkan untuk
menyiapkan dokumen teknis pelaksanaan kegiatan secara detail atau rinci,
yang memuat rancangan teknis sistem pengembangan, perhitungan dan
gambar teknis, spesifikasi teknis, dan dokumen pelaksanaan kegiatan
berdasarkan norma, standar, pedoman, dan manual yang berlaku.
Sedangkan tujuan penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan
SPAM adalah sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan konstruksi,
sehingga pelaksanaan pengembangan SPAM dapat terwujud sesuai dengan
perencanaan awal.
Secara garis besar, muatan perencanaan teknis SPAM ini adalah
rancangan detail kegiatan serta tahapan dan jadwal pelaksanaan,
perhitungan dan gambar teknis, spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya,
analisis harga satuan, dan dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen tender,
jadwal pelelangan, pemaketan). Perencanaan teknis pengembangan SPAM
disusun dengan menggunakan data hasil survei yang dilaksanakan sesuai
dengan tata cara pelaksanaan survei.
5.1.3. Kriteria Perencanaan SPAM
Untuk merencanakan sistem penyediaan air bersih suatu wilayah
yang memenuhi syarat, yaitu air tersedia setiap saat dengan debit dan
tekanan cukup, serta terjaminnya kualitas air tersebut dalam perjalanan

Usulan Teknis V-3


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

sampai ke rumah penduduk, maka dibutuhkan kriteria perencanaan teknis


agar dapat dihasilkan suatu sistem distribusi berikut komponen-
komponennya dengan dimensi-dimensi yang diperhitungkan dengan baik.
Dalam penyusunan kriteria perencanaan tersebut, masih tetap
berpedoman kepada kriteria perencanaan dari Petunjuk Teknis Bidang Air
Bersih, Direktorat Air Bersih, Direktorat Jenderal Cipta Karya, hanya dalam
penerapan parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan kondisi
daerah perencanaan.
Perhitungan-perhitungan yang melibatkan parameter-parameter
diantaranya kecepatan aliran, diameter pipa, kehilangan tekanan, sisa
tekan, dan lain sebagainya.

5.1.3.1. Kuantitas Sumber Dan Kebutuhan Air


Secara umum kebutuhan air dalam perencanaan system penyediaan air
bersih dipengaruhi oleh keadaan daerah perencanaan, yaitu :
1) Iklim
2) Standar kehidupan.
3) Tipe aktifitas (perdagangan, komersial, industri dan sebagainya).
4) Ketersediaan sistem penyediaan air minum perorang.
5) Harga air.
Kebutuhan air bersih suatu wilayah direncanakan agar dapat melayani
berbagai jenis penggunaan yang dapat dikelompokkan sebagai sebagai
berikut :
1) Kebutuhan rumah tangga.
2) Kebutuhan non rumah tangga, seperti sekolah, kantor, masjid dan
lain-lain.
3) Kebutuhan untuk industri.
Kebutuhan untuk setiap penggunaan tersebut di atas dihitung berdasarkan
perkiraan yang paling mendekati berdasarkan keadaan setempat dan
disertai pembanding yang telah ada.

Usulan Teknis V-4


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Berdasarkan kebijaksanaan pembangunan penyediaan air bersih, maka


kebutuhan air pada suatu kota didasarkan pada besarnya jumlah penduduk
yang dilayani dikalikan target pelayanan penduduk sesuai dengan
klasifikasi kategori kota.
Agar pelayanan air bersih dapat memenuhi tahapan pelayanan yang
direncanakan maka dibutuhkan sumber air dimana kuantitas dan
kualitasnya memenuhi syarat.
Dari segi kuantitas, kapasitas sumber harus lebih besar dari kapasitas
kebutuhan air di wilayah perencanaan pada hari maksimum.

5.1.3.2. Analis Sistem


5.1.3.2.1. Analisis Sistem Intake
Pengukuran kapasitas air pada intake diperlukan untuk mengetahui
kapasitas yang disuplai. Metoda pengukuran yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Pengukuran secara teoritis
b. Pengukuran lapangan
1). Pengukuran Secara Teoritis :
Secara teoritis ambang tersebut dapat dihitung berdasarkan rumus Bazin,
dengan debit yang melimpah pada lubang weir adalah sebagai berikut :
Q = Y. 1. h.(2 . g, h)0,5
Dimana :
Q = debit, m3/det
Y = koefisien aliran pada pelimpah 1 =
lebar ambang, m
H = tinggi muka air terhadap ambang, m
g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/det2
Sedangkan secara khusus Bazin menghitung koefisien aliran pada
pelimpah dengan rumus :
Y = [ 0,405 + 0,003/h ]. [ 1 + 0,55 . h2 / (h + p)2 ]
Dimana :

Usulan Teknis V-5


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

p = adalah tinggi ambang terhadap dasar bak, m

2). Pengukuran Lapangan :


Pengukuran debit di lapangan dilakukan dengan cara mencatat tinggi
muka air di atas ambang dan pengukuran debit menggunakan alat flow
sound meter.
 Pengukuran debit menggunakan data tinggi muka air di ambang :
Pengukuran ini dilakukan berdasarkan tinggi muka air di atas ambang
tajam bak pengumpul.
 Pengukuran debit menggunakan alat flow sound meter :
Pengukuran ini dilakukan dengan cara menggunakan alat ukur jenis flow
sound meter. Alat ini pengoperasiannya dilakukan dengan cara memasang
dual head transducer sebagai pemberi signal kecepatan yang dihubungkan
dengan kabel untuk kemudian dibaca oleh alat flow sound meter. Dual head
transducer ini dipasang pada pipa inlet atau outlet dengan cara diikat oleh
clamp.

5.1.3.2.2. Analisa secara umum sistem IPA


Analisa pada system IPA yaitu pada lokasi II'A yang akan dibangun dapat
diselaraskan dengan system IPA eksisting, baik perletakannya,
perpipaannya dan system penunjang lainnya sehingga system dapat
beroperasi secara optimal.
Kualitas air
Kualitas air sangat tergantung pada karakteristik fisik dan kimia dan
mikrobiologi. Pada umumnya untuk mencapai standar kuaiitas air, dalam
hal ini standar air minum Departemen Kesehatan tahun 1990.
Kriteria Perencanaan IPA
Kriteria - kriteria yang terkait dengan parameter proses instalasi yang
direncanakan adalah sebagai berikut:
Unit pengaduk cepat / koagulator :
 Nilai G> 750 /detik

Usulan Teknis V-6


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Td 1 - 3 detik
 Kecepatan aliran 2 - 4 mldetik
 Koagulan; Alum

Unit pengaduk lambat / flokulator :


 Tingkat pengadukan 6 tahap
 Nilai G (100 -10) /detik gradual menurun
 Td (10 - 20) menit
• Nilai G*td (45000 - 70000)

Unit pengendapan / sedimentasi :


 Tipe aliran vertikal
 Beban permukaan, 4 - 8 m3/rn2/jam.
 Kemiringan plat pengendap 60°
 Jarak antar plat 4 cm.
 Beban permukaan didalam plat (0,125 - 2,5) m3/m2/jam.
 Bilangan Reynold < 63
 Bilangan Froude > 10-5

Unit penyaringan / filter :


 Cara penyaringan gravitasi declining rate
 Media tunggal pasir silica
 Kecepatan penyaringan (6 - 11) m3/m2/jam
 Periode pencucian 36 - 48 jam
 Metoda pencucian infilter backwashing
 Clear water well td: 15 - 30 menit

Unit desinfeksi :
 Cara pembubuhan injeksi dengan pompa dosing tipe plunger
 Desinfektan CaOC12

Usulan Teknis V-7


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Dosis pembubuhan optimum.


Analisa terhadap instalasi pengolahan air bersih akan dilakukan pada
masing-masing unit sehingga dapat dilakukan evaiuasi secara menyeluruh.
Standard Kualitas Air Minum yang digunakan adalah Permenkes
No.416/MENKES/PER/IX/1990

5.1.3.2.3. Analisa Perpipaan Transmisi


a) Kapasitas perencanaan
Untuk menghitung perpipaan transmisi digunakan
kapasitas/kebutuhan harian maksimum.
b) Perhitungan Dimensi Pipa
Dimensi pipa transmisi akan ditentukan berdasarkan Rumus
Hazen William sebagai berikut :

dimana :
H = Kehilangan tekanan (m)
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit air (liter/detik)
D = Diarneter dalam pipa (mm)
C = Koefisien kekasaran pipa.
Koefisien kekasaran pipa, bergantung kepada jenis dan kondisi
umur pipa.

c. Kecepatan aliran
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan daiam menentukan
dimensi pipa adalah kecepatan aliran. Dalam perencanaan
ditentukan sebagai berikut :
 Kecepatan maksimum = 2 m/dt.
 Kecepatan minimum = 0,3 m/ dt

Usulan Teknis V-8


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

d. Tekanan Kerja.
Tekanan kerja maksimum yang terjadi pada perpipaan transmisi ditentukan
berdasarkan tekanan kerja maksimum yang diizinkan untuk bahan pipa
tersebut.

5.1.3.2.4. Reservoir
Reservoir distribusi diperlukan untuk menyimpan air akibat adanya variasi
pemakaian yang terjadi selama 24 jam. Kapasitas reservoir distribusi ini
direncanakan sebesar 15% - 20% dari kebutuhan maksimum harian.
Reservoir distribusi ditempatkan di lokasi yang relatif paling tinggi didaerah
perencanaan itu dan sedapat mungkin terletak di pusat/yang paling dekat
dengan daerah pelayanan.

5.1.3.2.5. Daerah Pelayanan


Daerah pelayanan terdiri dari zone-zone yang dibagi menjadi blok-blok
pelayanan yang lebih kecil. Setiap blok sebaiknya terdiri dari 500 s/d 1500
sambungan rumah.
Pembagian zona tersebut dimaksudkan untuk:
a. Memudahkan monitoring kehilangan air
b. Memudahkan pengaturan pendistribusian air agar tercapai
pemerataan.
c. Memudahkan dalam penanggulangan kebocoran.

5.1.3.2.6. Analisa Perpipaan Distribusi


a) Kapasitas sistem dan dimensi pipa
Kapasitas sistem dan dimensi perpipaan distribusi direncakan
berdasarkan kebutuhan air pada saat jam puncak. Dimonesionering pipa
dilakukan dengan mempergunakan rumus Hazen William dan metode
Hardy Cross. Adapun lingkup pekerjaan konsultan sampai dengan
perpipaan distribusi sekunder.
b) Tekanan kerja

Usulan Teknis V-9


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Tekanan kerja minimum yang terjadi pada perpipaan distribusi


direncanakan sebesar 1,5 bar (dihitung terhadap permukaan tanah).
c) Koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran.
Harga-harga koefisien kekasaran pipa dan kecepatan aliran air dalam
sistim perpipaan distribusi pada dasarnya sama dengan ketentuan-
ketentuan seperti yang telah disebutkan untuk perpipaan transmisi.

5.1.3.2.7. Mekanikal Elektrikal


Analisa mekanikal elektrikal, meliputi :
 Pompa
 Perpipaan
 Sumber daya energi.
Analisa untuk sistem mekanikal meliputi sistem perpompaan air baku,
sistem perpompaan di instalasi pengolahan air, sistem perpompaan
distribusi dan perpipaan.
Sedangkan analisa untuk sistem elektrikal meliputi catu daya (supply)
tenaga listrik, panel kontrol, dan pengkabelan bagi kebutuhan stasiunstasiun
pompa, instalasi pengolahan air dan penerangan diperlukan untuk melihat
efektifitas penggunaan energi yang ada saat ini. Catu daya energi / listrik
meliputi catu daya utama diambil dari PLN atau Diesel Generator Set dan
catu daya cadangan yang biasanya digunakan 50% dari kapasitas normal.

5.1.3.2.8. Analisa Biaya Proyek dan dokumen tender


Analisa biaya proyek akan meliputi :
 Perhitungan biaya investasi dan volume pekerjaan
 Menyusun program investasi
 Membuat dokumen tender yang diperlukan sebagai acuan
untuk pelaksanaan konstruksi pekerjaan

5.1.3.2.9. Pembuatan DED

Usulan Teknis V-10


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Dari data-data yang ada serta kriteria teknis yang diperoleh, akan disusun
beberapa alternatif sistem.
Alternatif-alternatf sistem ini kemudian didiskusikan dengan pihak pemberi
tugas untuk menentukan alternatif terpilih untuk DED sistem penyediaan air
bersih di Wilayah perencanaan Kabupaten Sumbawa Barat sampai tahun
2042 dengan pentahapan tahun 2025, 2030, dan 2042.
Setelah dipilih satu alternatif, kemudian dilanjutkan dengan analisa yang
lebih rinci dengan tinjauan teknis dan sosial ekonomi yang juga dilengkapi
dengan gambar-gambar teknis.

5.2. Metode Pelaksanaan


5.2.1. Umum
Penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan dibuat agar
pelaksanaan Pekerjaan DED Optimalisasi SPAM Brang Rea dapat berjalan
baik dan dilaksanakan secara sistematis. Metodologi ini merupakan langkah-
langkah yang disusun berurutan oleh Konsultan untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan, sehingga dapat mencapai hasil
yang diharapkan.
Output yang dihasilkan oleh Konsultan sebagai bentuk pertanggung
jawaban Konsultan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) terbagi ke dalam 2 bentuk laporan, sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Akhir
Laporan tersebut di atas merupakan hasil kegiatan yang dilakukan
Konsultan selama melaksanakan pekerjaan DED Optimalisasi SPAM Brang
Rea.
Berdasarkan metodologi pendekatan umum yang dikombinasikan dengan
konsep dasar metodologi pelaksanaan kegiatan, dapat disusun pendekatan
pelaksanaan pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar berikut dengan
penjelasan rinci pada Subbab 5.2.1.

Usulan Teknis V-11


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Gambar Skema Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

5.2.2. Persiapan
Tahapan persiapan ini merupakan tahapan yang cukup penting, dimana
acuan dan segala sesuatu yang akan dilakukan pada kegiatan selanjutnya
direncanakan pada tahap ini. Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang
perlu dilakukan, yaitu:
a. Pernbentukan Tim
Langkah pertama yang ditempuh oleh Konsultan dalam memulai
pekerjaan ini adalah membentuk sebuah tim yang utuh. Keanggotaan
dalam tim disesuaikan dengan ketentuan yang sudah disyaratkan oleh
Pemberi Tugas seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), termasuk latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
sesuai.

Usulan Teknis V-12


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

b. Kordinasi Internal
Selain pihak luar, Konsultan juga harus mempersiapkan diri di dalam
internal Konsultan yang meliputi koordinasi antara Team Leader,
Tenaga-Tenaga Ahli, maupun dengan Tenaga-Tenaga Penunjang lainnya
(koordinasi internal). Maksud koordinasi internal adalah untuk
menyampaikan hasil koordinasi dengan Pemberi Tugas kepada tenaga
ahli maupun tenaga penunjang. Di dalam koordinasi internal juga
diperlukan pembagian dan pengaturan tugas sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
c. Melakukan orientasi lapangan untuk lebih menguasai area studi.
d. Melakukan pendataan dokumen yang diperlukan untuk pekerjaan
Perencanaan Teknis Optimaisasi SPAM Brang Rea Kabupaten Sumbawa
Barat.
e. Membuat Detail Kerangka Pelaksanaan Kegiatan
Walaupun kerangka pelaksanaan secara garis besar telah dibuat, tetapi
secara terinci perlu disusun kerangka pelaksanaan yang digunakan oleh
internal Konsultan. Kerangka pelaksanaan ini juga merupakan hasil dari
penyempurnaan setelah dilakukan koordinasi eksternal dengan instansi
terkait. Dimana setelah dilakukannya koordinasi tentunya banyak
masukan-masukan yang dapat dijadikan pertimbangan Konsultan.
Kerangka pelaksanaan ini dibuat sebagai pegangan masing-masing
tenaga ahli maupun tenaga penunjang lainnya di dalam melakukan
langkah-Iangkah pekerjaan.
f. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Seperti kerangka pelaksanaan, pada pembuatan jadwal ini juga
menampilkan langkah-Iangkah pekerjaan yang dilakukan Konsultan
secara bertahap yang disertai dengan alokasi waktu yang dibutuhkan.
Dengan adanya masukan-masukan dari hasil koordinasi tidak menutup
kemungkinan terjadi perubahan jadwal, sehingga pada tahap persiapan
perlu untuk merumuskan kembali skedul yang telah dibuat.

Usulan Teknis V-13


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5.2.3. Penyusunan Laporan Pendahuluan


Pada Laporan Pendahuluan secara umum akan dikemukakan pemahaman
Konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan tujuan dari studi ini.
Laporan ini merupakan dasar dari Pelaksanaan pekerjaan " Perencanaan
DED Optimalisasi SPAM Brang Rea. Isi dari Laporan Pendahuluan meliputi:
1. Pendahuluan
2. Ruang Lingkup Pekerjaan
3. Gambaran Umum Wilayah Studi
4. Metodologi Pelaksanaan
5. Rencana Kegiatan
6. Penugasan Tenaga Ahli;

5.2.4. Survei Lapangan dan Inventarisasi Data


Setelah dilakukannya persiapan, maka langkah Konsultan selanjutnya
adalah melakukan pengumpulan data (primer dan sekunder) dan
melakukan survei lapangan yang diperlukan. Konsultan melakukan
pengumpulan data yang berkaitan dengan kemungkinan pernanfaatan air
baku yang potensial di wilayah studi.
Pengumpulan data sekunder adalah penting untuk mengetahui kondisi
saat ini dan juga untuk mengetahui pola perkembangannya selama ini.
Dengan melihat perkembangan yang telah terjadi pada tahun-tahun terakhir,
maka pola pengembangan pada masa yang akan datang dapat diperkirakan.
Data-data sekunder juga diperlukan untuk dapat dibandingkan dengan
studi-studi yang terdahulu, sehingga studi yang telah dibuat tersebut dapat
diketahul apakah masih relevan atau tidak dengan kondisi saat ini. Data
nantinya juga digunakan sebagai bahan pemikiran, pertimbangan, dan
kajian di dalam menuangkan ide di dalarn menyusun Perencanaan DED
Optimalisasi SPAM Brang Rea. Data sekunder yang diperlukan adalah dan
instansi terkait di Kabupaten Sumbawa Barat. Dengan sernakin Iengkapnya
data akan mempermudah pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Untuk itu
perlu kerjasama yang baik antara Konsultan dengan PDAM Kabupaten

Usulan Teknis V-14


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Sumbawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.


Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder. Survei yang dilakukan meliputi:
A. Survei pendahuluan yang tujuan pokoknya adalah untuk mencari data-data
sekunder selengkap mungkin baik data teknis maupun data non teknis di
instansi-instansi terkait, mengetahui permasalahan teknis maupun non
teknis yang ada, lebih mengenal dengan baik kondisi lapangan yang akan di
studi, mengecek data-data yang ada sudah didapatkan dan mengatur
pelaksanaan survei detail untuk tujuan efisiensi biaya dan waktu.
Data - data yang diambil pada saat survei pendahuluan antara lain:
1. Data Kondisi Fisik Wilayah Studi
§ geografi & administrasi
§ topografi
· hidrologi & geohidrologi
§ Peta - peta penunjang
§ tata guna lahan
2. Data Kependudukan
· Data jumlah penduduk tahun terakhir (tahun 2017, 2018, 2019, 2020 dan
2021)
§ Data kepadatan penduduk
· Data pertumbuhan penduduk
3. Data Kondisi Fisk Air Baku
· geografi
· topografi
· debit yang dapat dimanfaatkan
· peta peta penunjang
4. Data Kondisi Eksisting Air Bersih
· sumber air baku
· kebutuhan air bersih liter/orang/hari
· sistem pelayanan
· peta lokasi area pelayanan

Usulan Teknis V-15


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5. Peta-peta
· Peta jaringan jalan desa, jalan kecamatan, jalan kabupaten dan rencana
jaringan jalan
· Peta jaringan air minum dan rencana
· Peta rencana tata guna lahan Kabupaten Sumbawa Barat
· dll
3. Laporan-laporan tentang Studi Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat (RTRW) dan Studi-studi terdahulu yang
terkait dengan pekerjaan Perencanaan Teknis SPAM Wilayah
perencanaan Kabupaten Sumbawa Barat.
Kajian terhadap studi-studi yang terdahulu penting untuk ditelaah guna
mengetahui rencana pengembangan pada wilayah studi. Rencana
pengembangan di wilayah studi akan menjadi salah satu dasar pemikiran
untuk perencanaan pengembangan penyediaan air minum di wilayah studi,
sehingga studi ini tidak akan menyimpang dari arahan pengembangan
wilayah dan kebijakan pemerintah setempat. Dengan demikian perlu
dilakukan inventarisasi studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan
penyediaan air minum dan kajian tentang kondisi lingkungan wilayah studi,
yang nantinya dapat digunakan untuk analisis oleh Konsultan.
B. Survei detail dilakukan untuk cross check data pada survei pendahuluan
serta untuk metengkapi kekurangan pada survei sebelumnya. Hasil Survei
detail meliputi :
- Survey & pengamatan lokasi
- Pemasangan patok BM
- Pengukuran untuk mendapatkan data acuan kontur tanah, level
bangunan utama serta infrastruktur pendukung
- Survey Air baku : untuk mendapatkan data debit dan kualitas air
- Survey Investigasi Detail Kinerja IPA dan Jaringan Distribusi serta
layanan SPAM IKK Brang Rea
Sebagai bukti telah dilakukannya survei lapangan dan supaya pihak lain
yang tidak mengikuti kegiatan ini dapat mengetahui dan mendapat

Usulan Teknis V-16


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

gambaran kondisi di lapangan, konsultan akan menyertakan foto - foto


lapangan sebagai lampiran dalam laporan.
Data-data hasil survei pendahuluan dan survei detail kemudian
diinventarisasi untuk memudahkan dalam menganalisis.
C. Melakukan Survey Pengukuran yang meliputi :
Pengukuran topografi merupakan kegiatan memetakan kondisi rencana
jaringan SPAM. Kegiatan pengukuran dan pemetaan ini meliputi
pengukuran situasi (bangunan di sekitar,jalan akses,persawahan dll) dan
pengukuran potongan melintang (cross section) dan potongan memanjang
(long section). Berikut ini adalah bagan alir pelaksanaan pengukuran
topografi:

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat tahapan pengukuran topografi


yang akan dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing
tahapan pelaksanaan:
 Persiapan peralatan survey
Pengukuran topografi saat ini telah mengikuti perkembangan teknologi
yang ada, saat ini pengukuran topografi menggunakan alat Total Station
yang menggabungkan secara elektronik antara teknologi theodolite dan

Usulan Teknis V-17


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

EDM. Total station di lengkapi dengan perangkat, seperti transit dan tape,
yang dapat menentukan sudut dan jarak dari instrumen poin yang dapat
disurvei. EDM, untuk mengukur jarak dari instrumen target. Sebuah
kalkulator untuk mencari lokasi titik terlihat. Perekam data untuk
mengurangi potensi kesalahan. Dengan bantuan trigonometri, sudut dan
jarak dapat digunakan untuk menghitung posisi sebenarnya (x, y, dan z
atau arah timur dan elevasi) titik yang disurvei secara absolut.

Tabel Alat survey topografi dengan Total Station


No Gambar Keterangan
Nama : Total Station
Fungsi :
1  Mengukur sudut dan jarak.
 Merekam hasil pengukuran yang
nantinya diolah dikomputer
Nama : Waterpass
Fungsi :
2 - Sebagai alat ukur sipat datar

Nama : Prisma
Fungsi :
3
- Berfungsi sebagai reflector
dari total station
Nama : Tripod
Fungsi :
- Sebagai dudukan total station
4

Nama : Jalon/Pole Stick


5 Fungsi :
- Sebagai dudukan prisma
Nama : Handheld GPS
Fungsi :
6
- Sebagai penentu koordinat
awal

Usulan Teknis V-18


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Pembuatan patok BM dan CP


Pembuatan patok BM dan Cp merupakan kegiatan persiapan dalam
pelaksanaan survey topografi. Dalam pembuatan BM dan CP, ditentukan
ukuran patok sesuai dengan arahan direksi dan dilengkapi dengan
nomenklatur (Nama dan No Patok).
Berikut ini ialah ukuran BM dan CP yang akan digunakan dalam
pekerjaan ini:

Gambar Bentuk dan ukuran CP-BM

 Pemasangan titik ikat tetap dan titik kontrol


Pemasangan patok dalam pengukuran berfungsi sebagai titik ikat dan
titik kontrol selama pengukuran dan sebagai acuan pada saat pengerjaan
bangunan tersebut. Penempatan BM dan CP diusahakan agar pada
tempat dimana tidak ada pengaruh pasang surut sehingga kondisi BM
dan CP tetap aman selama masa pengukuran ataupun hingga pengerjaan
fisik bangunan.
 Pelaksanaan pengukuran
Pengukuran topografi menggunakan alat total station sebagai perangkat
utamanya, berikut ini ialah langkah-langkah dalam pengukuran
menggunakan Total Station:
 Dengan menggunakan alat Total Station (TS), surveyor hanya perlu
mengarahkan Focus Laser ke Prisma Reflector.

Usulan Teknis V-19


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Input awal yang diperlukan adalah koordinat titik BM, Elevasi dan
Nol derajat kemudian Total Station menembak ke arah Referensi titik
ke 1 yang sudah diketahui titik koordinatnya.
 Langkah selanjutnya adalah membidik titik titik pengukuran pada
lahan yang akan dibuat peta konturnya.
 Semua data akan terekam dalam memory TS, yang kemudian dapat di
download menggunakan Software TS.
 Titik bidik, elevasi, sudut semuanya dapat dilihat pada road data dan
gambar.

Gambar Dokumentasi pelaksanaan pengukuran jalur perpipaan

D. Melakukan Penyelidikan tanah/Soil Test untuk mengetahui kondisi


dasar permukaan laut, yang meliputi : Borlog, Nilai SPT-N, Diameter
Butiran dan Jenis Tanah, Kadar Air, Porositas, Permeabiliti, Atterberg
Limit, Soil Friction, Berat Jenis, Kohesi, Sudut Geser, Soil Bearing
Capacity Parameters). Sondir dan Boring, meliputi :
§ Sondir ringan kapasitas 2.5 ton (kedalaman 30 m atau
mencapai tanah keras sebanyak 6 titik
§ Pengeboran bor dangkal sampai 5 meter sebanyak 4 titik
§ Sampling 1,5 dan 5 m sebanyak 6 sample
§ Penyelidikan laboratorium yang meliputi : volumetri
gravimetri,
§ Atterberg, Grain Size, Hydrometer, Strength Test dan
Swelling Test

Usulan Teknis V-20


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5.2.5. Kompilasi Data


Dari seluruh data baik primer maupun sekunder yang dikumpulkan
selanjutnya disusun dan dikelompokkan secara urut dan terstruktur
sehingga akan didapatkan data yang pas.
Dengan adanya data yang sudah dikompilasi, langkah-langkah
pengerjaan selanjutnya akan mudah dan masing-masing tenaga ahli
memakai data dari sumber yang sama. Namun untuk melakukan kompilasi
data ini harus melalui proses diskusi antara tenaga ahli dalam tim
Konsultan agar data yang dimasukkan benar-benar valid dan relevan.
Adapun data yang dikompilasi adalah :
1. Kependudukan
o jumlah penduduk
o pertumbuhan penduduk
2. Kondisi Pelayanan Eksisting Air Bersih
o sumber air bersih yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-
hari di Wilayah perencanaan
o cakupan pelayanan air bersih
o kebutuhan lt/orang/hari
3. Kondisi Sumber Air Bersih
o debit yang dimanfaatkan
o kualitas & kontinuitas
o kondisi lingkungan sekitar sumber air baku
4. Survey Air baku : untuk mendapatkan data debit dan kualitas air
5. Survey Investigasi Detail Kinerja IPA dan Jaringan Distribusi serta
layanan SPAM IKK Brang Rea

5.2.6. Identifikasi Masalah


Identifikasi permasalahan dibuat dengan tujuan untuk dapat memisahkan
atau merumuskan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan
menentukan permasalahan yang paling penting dan mendesak.
Permasalahan-permasalahan ini digali dari studi-studi yang telah dilakukan

Usulan Teknis V-21


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

untuk kemudian dikumpulkan dan dirumuskan.


Permasalahan-permasalahan yang diperkirakan dan studi terdahulu dan
data-data sekunder di cross check dengan kondisi eksisting di lapangan,
sehingga benar-benar dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi
prioritas untuk ditangani. Permasalahan Baru kemungkinan juga muncul
pada saat ini atau pada saat studi ini dilakukan. Pada akhirnya
permasalahan tersebut nantinya akan dicari solusinya dan solusi tersebut
akan direkomendasikan pemecahannya berdasarkan tingkat
kepentingannya tentunya dengan pemecahan yang terbaik dari alternatif-
alternatif yang ada.
Identtikasi masalah yang dilakukan antara lain:
o prosentase pelayanan
o Air Baku
o Perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam dalam upaya
mencapai kapasitas terpasang dan kualitas produksi yang sesuai
dengan baku mutu

5.2.7. Analisis Umum


Dengan diketahuinya pemasalahan yang telah dirumuskan berdasarkan
kondisi wllayah studi masing-masing, maka Konsultan melakukan upaya
analisis namun masih secara umum, mengenai:
1. Analisis kondisi penyediaan air minum
Sistem yang ditinjau merupakan berbagai cara yang dipergunakan
masyarakat Wilayah perencanaan dalam memenuhi kebutuhan air
minum sehari-hari. Penyediaan air terdiri dari :
o Air PDAM yang di jual melalui kapal-kapal pengangkut (drum-
drum).
o Pengolahan Air Hujan (PAH).
o Sumur Bor Masyarakat.
2. Analisis proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk dalam setiap tahapan pembangunan untuk 10 tahun

Usulan Teknis V-22


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

kedepan.
3. Analisis proyeksi kebutuhan air minum
Proyeksi kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk proyeksi dalam
setiap tahapan pembangunan sampai tahun 2031.

Gambar Metodologi Proyeksi Kebutuhan Air

4. Analisis Keseimbangan Air (Water Balance)


Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
di suatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat diketahui jumlah
air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).

Usulan Teknis V-23


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Pada perencanaan hidrologi, perhitungan neraca air dapat membantu


menerangkan aliran air yang masuk dan keluar pada suatu sistem. Pada
perhitungan neraca air, sebenarnya terdapat parameter-parameter yang
sulit diukur di lapangan terutama yang berhubungan dengan parameter
pada air tanah, tetapi dalam perumusannya sering dilakukan
penyederhanaan sesuai dengan kondisi lapangan setempat. Perhitungan
neraca air sering dilakukan untuk tujuan:
a. Menghitung persediaan air pada permukaan tanah dan sub-
permukaan tanah.
b. Menaksir pola penggunaan air yang tersedia.
c. Membantu untuk menseimbangkan jumlah air yang lebih dan
kekurangan air
d. Sebagai dasar pada perhitungan perencanaan optimasi pada
manajemen sumberdaya air.

Perhitungan neraca air ditulis dengan maksud untuk menjelaskan dasar-


dasar perhitungan neraca air yang biasanya digunakan pada
perhitungan sumberdaya air yaitu neraca air untuk daerah aliran sungai,
air tanah, irigasi, dan waduk.
Neraca air di waduk menggambarkan suatu kondisi seimbang antara air
yang masuk (Inflow) dengan air keluar (Outflow) dari waduk tersebut.
Sehingga diketahui perubahan volume tampungan (ΔS) waduk dan
mengikuti persamaan kontinuitas yaitu (Triatmojo) :
I - O= ± ΔS
R+Qi+Gi – ET0-Q0-G0± ΔS = 0

Dimana:
R : Hujan
Qi,Qo: Debit aliran masuk dan keluar
ET0 : Evapotranspirasi
Gi,Go : Aliran air tanah

Usulan Teknis V-24


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

ΔS : Perubahan volume tampungan

Evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara


bergerak dari permukaan tanah, permukaan air dan penguapan melalui
tanaman. Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka
evapotranspirasi itu disebut Evapotranspirasi Potensial (Dirjen
Dikti,1997).
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah
temperatur udara (t), kelembaban udara (RH), kecepatan angin (U), dan
sinar matahari (n/N) yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Sedangkan perhitungan besarnya evapotranspirasi yang terjadi dapat
dihitung dengan menggunakan Rumus Penmann modifikasi berikut ini.
Eto = C(W. Rn + (1 – W). f(U). (ea – ed)
Penggunaan metode F.J. Mock ini didasarkan pada jarang tersedianya
catatan data debit dalam jangka waktu 20 tahun atau lebih dan juga
karena metode ini memberikan penghitungan yang relatif sederhana
untuk bermacam-macam komponen berdasarkan hasil riset daerah
aliran sungai di seluruh Indonesia. Skema perhitungan debit dengan
metode Mock dapat dilihat pada gambar berikut.

Berikut adalah contoh hasil neraca keseimbangan air berdasarkan hasil


analisis.

Usulan Teknis V-25


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Gambar Contoh neraca air (water balance)

5. Analisis Hidrolika
Mekanisme pengaliran dalam sistem jaringan air
a. Sistem gravitasi
Sistem pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air
mempunyai perbedaan yang cukup besar dengan elevasi daerah
pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
Sistem ini dianggap cukup ekonomis karena hanya memanfaatkan
perbedaan tinggi/elevasi sumber dan daerah layanan.

Gambar Skema jaringan perpipaan dengan sistem gravitasi

b. Sistem pompa
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan
pada suatu titik agar dapat melayani area tertentu yang cukup luas.
Jika pompa digunakan untuk menaikkan air dari suatu tandon A ke
tandon B, maka akan dibutuhkan suatu daya pompa untuk
mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Usulan Teknis V-26


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Gambar Skema jaringan perpipaan dengan sistem pompa

Dengan melihat gambar di atas, maka tinggi garis gradien hidraulik di


titik B (tekanan di B) adalah:
HB= ZA+HP–ZB+HL

dengan :
HB = tekanan di titik B

ZA = tinggi elevasi titik A garis yang ditinjau (m)


ZB = tinggi elevasi titik B garis yang ditinjau (m)
HP = tinggi tekan pompa (m)
HL = kehilangan tinggi tekan (m)

c. Sistem gabungan
Pada sistem gabungan, reservoir digunakan untuk
mempertahankan tekanan yang diperlukan selama
periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat
misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama pemakaian rendah, sisa air dipompakan
dan disimpan dalam reservoir.

Usulan Teknis V-27


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Gambar Skema jaringan perpipaan dengan sistem

2) Analisis dan Proyeksi Kebutuhan Air


Analisis dan proyeksi kebutuhan air ini dilakukan dengan menghitung
jumlah penduduk dan jumlah fasilitas umum yang akan dilayani.
Perhitungan ini dilakukan sekaligus dengan metode proyeksi untuk
mengetahui jumlah pelanggan dan jumlah kebutuhan air yang harus
dipenuhi. Metode yang digunakan untuk analisis dan proyeksi
kebutuhan air ini ada 5 (lima) tahap, yaitu :

a. Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas yang ada sangat diperlukan
untuk kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi
penyediaan air bersih. Kebutuhan akan air bersih semakin lama
semakin meningkat sesuai dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk dimasa yang akan dating. Untuk suatu perencanaan
diperlukan suatu proyeksi penduduk (termasuk juga fasilitas-fasilitas
umum). Walaupun proyeksi bersifat ramalan dimana keberadaannya
dan ketelitiannnya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metode.
Macam-macam metode proyeksi penduduk :
- Metode rata-rata aritmatik

Usulan Teknis V-28


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk


yang selalu naik secara konstan, dan dalam kurun waktu yang
pendek.
Rumus yang digunakan :
Pn = Po + r (dn)
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada masa akhir tahun periode
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi
R = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun
Dn = kurun waktu proyeksi
- Metode Least Square
Metode ini digunakan untuk garis regresi linier yang berarti
bahwa data perkembangan penduduk masa lalu menggambarkan
kecenderungan garis linier, meskipun perkembangan penduduk
tidak selalu bertambah. Dalam persamaan ini data yang dipakai
jumlahnya harus ganjil.
Rumus yang digunakan :
Pn = a + (bx)
Dimana :
a = ( (∑ p) (∑ t² ) – ( ∑ t) ( ∑ pt) ) / (n ( ∑ t² ) – ( ∑ t ) ² )
b = (n ( ∑ pt) – ( ∑ t) ( ∑ p) ) / (n ( ∑ t ² ) – ( ∑ t ) ² )
x = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar

- Metode Geometri
Proyeksi dengan metode ini menganggap bahwa perkembangan
penduduk secara otomatis berganda, dengan pertambahan
penduduk. Metode ini tidak memperhatikan adanya suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap,
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum.
Rumus yang digunakan:
Pn = Po (1+ r) ⁿ

Usulan Teknis V-29


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Dimana:
Po = jumlah penduduk mula-mula
Pn = penduduk tahun n
ⁿ = kurun waktu
r = rata-rata prosentase pertambahan penduduk
pertahun

b. Proyeksi Fasilitas
Jumlah dan jenis fasilitas yang ada pada area pelayanan menentukan
besarnya kebutuhan air non domestik. Untuk memperkirakan
besarnya kebutuhan air non domestik pada waktu mendatang
diperlukan proyeksi fasilitas. Pendekatan yang digunakan dapat
dilihat pada rumus berikut :
Penduduk tah un ke−n Fasilitas ta h un ke−n
=
Penduduk ta h un awal Fasilitasta h un awal

c. Kebutuhan Air dan Fluktuasinya


Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan oleh suatu unit
konsumsi air dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk
pemadam kebakaran juga ikut dipertimbangkan. Kebutuhan dasar
dan kehilangan air tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan
skala jam, hari, bulan, selama kurun waktu satu tahun. Sedangkan
untuk pemadam kebakaran, tidak berfluktuasi karena
penggunaannya hanya secara insidentil.
Dasar penentuan konsumsi air domestik dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Sedangkan untuk konsumsi non domestik dapat dilihat pada Tabel
3.6.

Usulan Teknis V-30


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Tabel Konsumsi Air Domestik


Sambunga
Hidran Non Kehilangan 20
Kategori n Total
Jml. Penduduk RT %
Kota Rumah Umum
(l/o/h) (l/o/h) (l/o/h) (l/o/h) (l/o/h)
Metropolis > 1 juta 190 30 60 50 268
Besar 500.000-1juta 170 30 40 45 227
Sedang 100.000 – 500.000 150 30 30 40 196
Kecil 20.000 – 100.000 130 30 20 30 160
IKK <20.000 100 30 10 24 120

Tabel Konsumsi Air Non Domestik


Kategori Kebutuhan air
Umum :
Masjid 20-40 l/org/hr
Gereja 5-15 l/org/hr
Terminal 15-20 l/org/hr
Sekolah 15-30 l/murid/hr
Rumah Sakit 220-300 l/org/hr
Kantor 25-40 l/org/hr

Industri :
Peternakan 10-35 l/ekor/hr
Industri Umum 40-400 l/org/hr

Komersial :
Bioskop 10-15 l/kursi/hr
Hotel 80-120 l/org/hr
Restoran 65-90 l/kursi/hr
Pasar/Pertokoan 5 l/m2/hr

Usulan Teknis V-31


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

d. Kehilangan Air (Unaccounted For Water / UFW)


Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan
(water supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumption). Dalam
kenyataannya, kehilangan air dalam suatu perencanaan sistem
distribusi selalu ada. Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis
ataupun non teknis. Yang bersifat misalnya kebocoran pipa itu
sendiri. Sedangkan yang bersifat non teknis misalnya pencurian air
dari pipa distribusi. Besarnya kehilangan air rencana ini diperkirakan
sebanyak 15 % sampai 25 % dari kebutuhan air total (kebutuhan
domestik + kebutuhan non domestik).
Pemerintah melalui penelitian beberapa sistem penyediaan air bersih
di wilayah Republik Indonesia, juga telah menetapkan besaran 20%
sebagai angka kebocoran maksimal. Lebih jelasnya mengenai toleransi
besaran untuk kebocoran dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel Kehilangan Air yang Diperbolehkan


Jumlah kehilangan
air
No Sumber Kehilangan Air
yang diperbolehkan
(%)
Kebocoran pada distribusi (sambungan, katup,sil
1 5
kopling,plukkran)
2 Keakuratan grit meter air 3-5
3 Kebocoran pipa konsumen 5
Pemakaian untuk operasi pemeliharaan, sosial dan
4 3
hidran kebakaran
Kehilangan air non fisik lainnya misalnya :
5 kesalahan administrasi, pembacaan meter, 2
sambungan liar dan lain- lain
TOTAL 18 - 20
Sumber : Standar Kebijaksanaan Nasional ( Ciptakarya Dep,PU )
e. Kebutuhan Air Untuk Kebakaran

Usulan Teknis V-32


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran bervariasi tergantung pada


area pelayanan, konstruksi bangunan dan jenis pemakaian gedung
dan diutamakan untuk area yang rawan akan terjadinya bahaya
kebakaran. Besarnya kebutuhan air untuk pemadam kebakaran ini
tidak berfluktuasi karena terjadinya kebakaran sulit diduga dan tidak
dapat ditentukan. Di Indonesia belum ada standarisasi kebutuhan
untuk pemadam kebakaran sehingga penetapannya bersifat subyektif,
biasanya antara 10% sampai 25 % dari kebutuhan air hari maksimum.
f. Fluktuasi Kebutuhan Air
Pada umumnya masyarakat Indonesia melakukan aktivitas
penggunaan air pada pagi dan sore hari dengan konsumsi lebih
banyak daripada waktu-waktu yang lainnya. Dari keseluruhan
aktivitas dan konsumsi sehari itu dapat diketahui pemakaian rata-rata
air. Dengan memasukkan besarnya faktor kehilangan air ke dalam
kebutuhan dasar, maka selanjutnya dapat disebut sebagai fluktuasi
kebutuhan air. Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada
kebutuhan air hari maksimum dan kebutuhan air jam maksimum
dengan referensi kebutuhan air rata-rata.
 Kebutuhan air rata-rata harian (Qrh)
Adalah banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan domestik, non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air atau banyaknya air yang dibutuhkan selama satu
tahun per banyaknya hari selama satu tahun.
Qrh = Q1 thn / 365
 Kebutuhan air hari maksimum (Qhm)
Adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar pada suatu hari
pada satu tahun dan berdasarkan pada Qrh. Untuk menghitung
Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum.
Qhm = Fhm x Qrh
dimana :
Fhm = faktor harian maksimum = 115 % - 120 %

Usulan Teknis V-33


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Kebutuhan air jam maksimum (Qjm)


Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu
dalam satu hari.
Qjm = Fhm x Qrh
dimana :
Fjm = Faktor jam maksimum = 175 % - 210 %

3) Analisis Pengembangan Sumber Air Baku


Berdasarkan kajian air baku yang dilakukan pada tahap survey, maka
dapat dianalisis sumber-sumber air mana saja yang potensial untuk
digunakan sebagai air baku untuk pengembangan kapasitas sistem di
masa yang akan datang.
Pertimbangan pemanfaatan sumber air baku untuk PDAM akan
dilaksanakan melalui proses sesuai dengan diagram Gambar 3.3. dan
dilanjutkan dengan pertimbangan teknis pengambilan/pemanfaatan
yang ekonomis.
4) Analisis Pengembangan Komponen Sistem.
Analisis pengembangan komponen sistem adalah kegiatan lanjutan yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan air wilayah pelayanan
eksisting dan rencana pengembangannya. Komponen yang akan
dianalisa meliputi:
a. Komponen yang diperlukan untuk pengembangan sumber baru,
seperti kebutuhan sistem pengambilan, pengolahan dan pipa
transmisi.
b. Komponen pengembangan sistem jaringan distribusi baru, seperti
reservoir, jaringan pipa transmisi dan distribusi dan fasilitas
penunjang lainnya.
c. Komponen sambungan pelayanan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
jaringan transmisi/distribusi baru, yaitu :
a. Kecepatan Aliran

Usulan Teknis V-34


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diijinkan adalah sebesar 0,3 –
2,5 m/det pada debit jam puncak. Kecepatan yang terlalu kecil
menyebabkan endapan yang ada dalam pipa tidak dapat terdorong
sehingga dapat menyumbat aliran pada pipa. Selain itu juga
merupakan pemborosan biaya, karena diameter pipa yang
digunakan besar. Sedangkan kecepatan yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pipa cepat aus dan mempunyai headloss yang
tinggi, sehingga pembuatan elevated reservoir meningkat. Untuk
menentukan kecepatan aliran dalam pipa, dapat digunakan rumus :
Q = A . V = 0,25 π D² V
dimana:
Q = debit aliran (m³/ det)
V = kecepatan aliran (m / det)
D = diameter pipa (m)

b. Sisa Tekanan
Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik jaringan pipa induk
yang direncanakan adalah sebesar 10 m kolom air. Hal ini
dimaksudkan agar air dapat sampai di konsumen dengan tekanan
yang cukup. Untuk mendapatkan tekanan minimun ini dapat
dengan cara antara lain dengan menaikkan elevated reservoir,
mengatur nilai kecepatan aliran dalam pipa serta headloss total.
c. Kehilangan Tekanan
Kehilangan tekanan air dalam pipa (Hr) terjadi akibat adanya friction
antara fluida dengan fluida dan antara fluida dengan permukaan
dalam pipa yang dilaluinya. Kehilangan tekanan maksimal 10 m/km
panjang pipa.
Kehilangan ada dua tingkat, yaitu :

- Mayor Losses

Usulan Teknis V-35


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Yaitu kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus, dapat dihitung


dengan menggunakan persamaan Hazen-William :

( )
1, 85
Q
Hf = ×L
0 , 2785×C×D 2, 63
dimana :
Hf = kehilangan tekanan air sepanjang pipa lurus (m)
L = panjang pipa (m)
Q = debit aliran (m³ / det)
D = diameter pipa (m)
C = koefisien Hazen-William (tergantung jenis pipa)
- Minor Losses
Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang
memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran, misalnya
pada belokan, valve, dan aksesoris lainnya. Persamaan yang
digunakan :
Hfm=(k.V²)/2 g
dimana :
Hfm = kehilangan tekanan air pada belokan pipa, valve, dan
accecoris (m)
K = konstanta kontraksi (sudah tertentu) untuk setiap jeis
peralatan
pipa berdasarkan diameternya
V = kecepatan aliran (m / det)
Pengaturan kehilangan tekanan aliran dapat diusahakan dengan
pemilihan diameter. Untuk mengetahui tekanan dan kecepatan
aliran yang ada dalam pipa, selain besarnya debit aliran dan
panjang pipa, diperlukan juga penentuan elevasi tanah pada titik-
titik tertentu (node) dari daerah pelayanan.

d. Sistem Hidrolika Dalam Distribusi

Usulan Teknis V-36


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Beberapa sistem hidrolika yang digunakan untuk penyaluran air


bersih ke masyarakat dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
- Sistem Pengaliran Gravitasi
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau pengolahan
berada jauh diatas elevasi daerah pelayanan dan sistem ini dapat
memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga pada
daerah pelayanan terjauh. Sistem ini merupakan sistem yang paling
menguntungkan karena pengoperasiaannya mudah.
- Sistem Pemompaan
Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air atau
instalasi dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan air yang cukup, sehingga air yang akn didistribusikan
dipompa langsung ke jaringan pipa distribusi.
- Sistem kombinasi
Sistem ini merupakan sistem pengaliran dimana air atau instalasi
pengolahan dialirkan ke jaringan pipa distribusi, baik dioperasikan
secara bergantian atau bersama-sama, disesuaikan dengan keadaan
topografi dari daerah pelayanan.
e. Sistem Distribusi Air
Air yang disuplai melalui pipa akan didistribusikan melalui dua
alternatif sistem, yaitu:
- Continous sistem (sistem berkelanjutan)
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan
didistribusikan kepada konsumen secara terus-menerus selama 24
jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada setiap waktu
kuantitas air baku dapat mensuplai seluruh kebutuhan konsumen
di daerah tersebut.
Keuntungan :
 Konsumen akan mendapatkan air minum setiap saat
 Air minum yang diambil dari titik pengambilan di dalam
jaringan pipa distribusi selalu didapatkan dalam keadaan segar.

Usulan Teknis V-37


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Kerugian :
 Pemakaian air akan cenderung lebih boros
 Bila ada sedikit kebocoran saja, jumlah air yang terbuang besar
- Intermitten sistem
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan
didistribusikan kepada konsumen hanya selama beberapa jam
dalam satu harinya, biasanya 2 sampai 4 jam pada pagi hari dan 2
sampai 4 jam pada sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila
kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia dalam sistem.
Keuntungan :
 Pemakaian air cenderung lebih hemat
 Bila ada kebocoran maka air yang terbuang relatif kecil
Kerugian :
 Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk
pemadam kebakaran tidak tersedia.
 Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang
cukup agar kebutuhan air dalam sehari dapat disimpan.
 Dimensi pipa yang dipakai akan lebih besar karena kebutuhan
air yang akan disuplai dan didistribusikan dalam sehari hanya
ditempuh dalam jangka waktu pendek.
f. Sistem Jaringan Distribusi Induk
Sistem jaringan induk distribusi yang dipakai dalam pendistribusian
air bersih ada dua macam, yaitu :

- Sistem Cabang atau Branch


Pada sistem ini air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap
ujung pipa akhir daerah pelayanan terdapat titik akhir (dead end),
serta pipa distribusi tidak saling berhubungan. Area konsumen
disuplai air melalui satu jalur pipa utama. Sistem ini biasanya
digunakan pada daerah dengan sifat-sifat sebagai berikut :

Usulan Teknis V-38


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

a. Perkembangan kota kearah memanjang


b. Sarana jaringan tidak saling berhubungan
c. Keadaan topografidengan kemiringan medan yang menuju satu
arah
Keuntungan :
 Jaringan distribusi relatif lebih sederhana
 Pemasangan pipa lebih murah
 Penggunaan pipa lebih sedikitkarena pipa distribusi hanya
dipasang pada daerah yang paling padat penduduknya
Kerugian :
 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan
diujung pipa tidak dapat dihindari, sehingga harus dilakukan
pembersihan yang intensif
 Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian
sistem, supplay air akan terganggu
 Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin terutama
terjadinya tekanan kritis pada bagian pipa yang terjauh

- Sistem Melingkar atau Loop


Pada sistem ini jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan
satu dengan yang lain membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga
pada pipa induk tidak ada titik mati (dead end) dan air akan
mengalir ke suatu titik yang dapat melalui beberapa arah. Sistem
ini diterapkan pada :
a. Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan
b. Daerah dengan perkembangan kota cenderung ke segala arah
c. Keadaan topografi yang relatif datar
Keuntungan :
 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan
kotoran dan pengendapan lumpur dapat dihindari (air dapat
disirkulasi dengan bebas)

Usulan Teknis V-39


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Bila terjadi kerusakan, perbaikan atau pengambilan air untuk


pemadam kebakaran pada bagian tertentu, maka suplai air pada
bagian sistem lainnnya tidak terganggu
Kerugian :
 Sistem perpipaan rumit
 Perlengkapan pipa yang dipergunakan sangat banyak
g. Jenis pipa dan Bahannya
Beberapa jenis pipa yang umumnya digunakan dalam pekerjaan
sistem distribusi air minum adalah :
- Cast Iron Pipe (CIP)
Karakteristik CIP adalah mempunyai kekuatan tinggi dan sangat
cocok dipasang di daerah yang sulit, serta dapat disambung
dengan berbagai cara.
- Ductile Iron Pipe (DIP)
Merupakan kombinasi antara daya tahan korosi CIP dan sifat
mekanik dari pipa baja.
- Galvanized Pipe Iron (GIP)
- Asbes Cement Pipe (ACP)
Karakteristik ACP adalah sangat ringan sehingga mudah dalam
pemotongan dan penyambungan.
- Polivinil Chlorida (PVC)
Karakteristik PVC adalah bebas dari korosi, ringan, sehingga
mempermudah dalam pengangkutan, mudah dalam
penyambungan dan mempunyai umur relatif lama.
Dalam sistem distribusi air minum perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
 Pemilihan bahan pipa
Bahan pipa yang akan dipakai dan dipasang tergantung pada
faktor-faktor tekanan air dalam sistem, korosifitas terhadap air
tanah, kondisi lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor,
dan kepadatan daerah pemukiman)

Usulan Teknis V-40


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Kedalaman dan peletakan pipa


Tergantung dari karakteristik pipa itu sendiri, seperti yang dapat
dilihat pada brosur yang ada di penyalur pipa.

h. Jenis Pipa Berdasarkan Sistem Perpipaan Distribusi


Macam-macam pipa yang pada umumnya ada dan akan dipakai
dalam perencanaan sistem distribusi air minum adalah sebagai
berikut :
- Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe)
Pipa primer merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum
dari induk instalasi pengolahan dari reservoar distribusi ke suatu
daerah pelayanan. Pipa primer ini mempunyai diameter yang
relatif besar.
- Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)
Pipa sekunder merupakan pipa yang disambung langsung pada
pipa primer dan mempunyai diameter yang sama atau kurang dari
diameter pipa primer.
- Pipa Tersier
Pemasangan langsung pipa servis pada pipa primer tidak
menguntungkan mengingat dapat terganggunya pengaliran air
dalam pipa dan lalu lintas di daerah pemasangan. Untuk
mengatasinya, pipa tersier dapat disambungkan langsung pada
pipa sekunder.
- Pipa Servis atau Pipa Pemberi Air (Service Connection)
Merupakan pipa sekunder atau tersier, yang dihubungkan pada
sambungan rumah (konsumen). Pipa servis ini mempunyai
diameter yang relatif kecil.
i. Perlengkapan Pipa
Beberapa perlengkapan pipa yang umumnya dipasang dalam sistem
distribusi air minum adalah :
- Gate Valve (Katup Buka dan Tutup)

Usulan Teknis V-41


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran dalam pipa. Gate


valve dapat menutup suplai air ataupun membuka supplai air ke
jaringan distribusi.
Gate Valve dapat diletakkan pada :
 Setiap titik persilangan atau cabang pipa (2 buah valve untuk tee
dan tiga buah valve untuk cross)
 Sistem pengurasan (sebagai blow off valve)
 Pipa tekanan setelah pompa dan check valve (untuk melindungi
pompa terhadap back flow)
- Air Release Valve (Katup Angin)
Berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran.
Air release valve ini dipasang pada setiap bagian jalur pipa
tertinggi dan mempunyai tekanan lebih dari 1 atm, karena udara
cenderung akan terakumulasi.
- Blow Off Valve (Katup Pembuang Lumpur)
Blow off valve ini sebenarnya merupakan gate valve yag dipasang
pada setiap titik mati atau titik terendah dari suatu jalur pipa.
Berfungsi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mengendap
dalam pipa serta untuk mengeluarkan air bila ada perbaikan.
- Check Valve
Dipasang bila pengaliran air di dalam pipa diinginkan dalam satu
arah. Biasanya check valve dipasang pada pipa tekan diantara
pompa dan gate valve, dengan tujuan menghindari pukulan akibat
arus balik yang dapat merusak pompa saat pompa mati.
- Fire Hidrant (Hidrant Kebakaran)
Berfungsi untuk menyupplai air bila terjadi kebakaran. Alat ini
ditempatkan pada area yang mempunyai kecenderungan sering
mengalami kebakaran. Banyaknya jumlah hidrant kebakaran yang
ada di suatu wilayah, ditentukan oleh:
 Kepadatan penduduk dan aktivitasnya
 Luas daerah

Usulan Teknis V-42


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Kemudahan dilakukannya pemadaman kebakaran, misal di


persimpangan jalan
Ada dua tipe fire hidrant :
a. Post Hidrant
Diletakkan sekitar satu meter di atas permukaan tanah.
b. Flush Hidrant
Diletakkan di dalam bak dengan level yang sama dengan level
permukaan jalan.
- Trush Block (Angker Blok Beton)
Trush blok ini diperlukan pada pipa yang mengalami beban
hidrolik yang tidak seimbang, misalnya pada pergantian diameter,
akhir pipa, belokan. Gaya yang terjadi harus ditahan oleh trush
blok untuk menjaga agar fitting tidak bergerak. Umumnya lebih
praktis memasang trush blok setelah saluran ditimbun dengan
tanah dan dipadatkan, sehingga menjamin mampu menahan
getaran atau gaya hidrolik atau beban lainnya. Trush blok
hendaknya dipasang pada sisi parit, maka dari itu diperlukan
peralatan sisi parit atau menggali sebuah lobang masuk kedalam
dinding parit untuk menahan gaya gesek.
- Bangunan Pelintasan Pipa
Bangunan ini diperlukan bila jalur pipa memotong sungai, rel
kereta api, dan jalan untuk memberi keamanan pada pipa.
- Manhole
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan atau perbaikkan bila terjadi
gangguan pada valve. Manhole biasanya ditempatkan pada tempat
aksesoris yang penting dan pada jalur pipa pada setiap jarak 300
sampai 600 meter, terutama pada diameter besar.
- Meter Tekanan
Dipasang pada pompa agar dapat diketahui besarnya tekanan
pompa. Kontrol dilakukan untuk menjaga keamanan distribusi dari
tekanan kerja pipa dan menjaga kontinuitas air.

Usulan Teknis V-43


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

- Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan
dapat dipakai sebagai alat pendeteksi ada atau tidaknya kebocoran.
Meter air ini dapat dipasang pada setiap sambungan yang dipakai
secara kontinyu.
- Clamp Saddle (Saddle Tapping)
Alat ini biasanya dipasang pada setiap titik pembagian air
(tapping), sehingga pengukuran debit dapat dilakukan langsung
pada pipa distribusi. Clamp saddle ini tidak boleh langsung
dipasang pada pipa primer, hal ini bertujuan untuk menjaga agar
tekanan air stabil
- Sambungan
Sambungan dan perlengkapan pipa yang sering digunakan dalam
pekerjaan penyambungan pada sistem distribusi air antara lain :
 Bell dan Spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (socket) pipa
lainnya. Untuk menghindari kebocoran dan menahan pipa serta
memungkinkan terjadinya defleksi (berubahnya sudut
sambungan), maka sambungan biasanya dilengkapi dengan
gasket (perekat sambungan).
 Flange Joint
Biasanya dipakai pada pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan
yang lekat dengan instalasi pompa. Sebelum kedua flange
disatukan oleh mur dan baut, maka diantara flange disisipkan
packing untuk mencegah kebocoran.
 Bend
Merupakan belokan pipa, dengan sudut belokan 90°, 45°, 22.5°,
11.5°.
 Increaser dan Reducer
Increaser digunakan untuk menyambung pipa dari diameter
yang kecil ke diameter yang besar, sedangkan reducer

Usulan Teknis V-44


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

digunakan untuk menyambung pipa dari diameter besar ke


diameter kecil.
 Tee
Untuk menyambung pipa pada percabangan.
j. Tekanan Kerja Pipa
Pada keadaan di lapangan, pipa yang ditanam di bawah tanah
mengalami dua tekanan yang berasal dari :
 Dalam pipa
Diakibatkan oleh tekanan statik fluida dalam pipa
 Dinding luar pipa
Berat beban diatas tanah (beban hidup maupun mati)
k. Reservoir
Reservoir diperlukan dalam untuk mengantisipasi terjadinya fluktuasi
pemakain air. Saat pemakaian air dibawah konsumsi rata-rata, suplai
air yang berlebih akan ditampung dalam reservoir, dan jika
pemakaian air diatas rata-rata, reservoir akan memenuhi kekurangan
suplai air ke konsumen. Berdasarkan letaknya reservoir dibagi
menjadi :
- Elevated Reservoir
Yang dapat dimanfaatkan dari reservoir ini adalah ketinggian,
karena elevasinya yang tetap akan memberikan sisa tekanan air
konstan (minimal 10 m kolom air), tanpa dipengaruhi fluktuasi
permukaan air akibat pemakaian air yang terjadi.
- Ground Reservoir
Ground reservoir amat tergantung pada pompa dalam memperoleh
sisa tekan yang diinginkan. Karena letaknya dibawah permukaan
tanah maka reservoir ini dipengaruhi oleh fluktuasi permukaan air.
Untuk pengaliran air dari ground reservoir ke konsumen dapat
digunakan pengaliran secara pemompaan ataupun gravitasi,
tergantung dari kondisi topografi yang ada.
l. Pompa

Usulan Teknis V-45


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Pompa merupakan alat yang penting dalam penyediaan air bersih.


Pompa digunakan untuk memindahkan air dari ground reservoir ke
elevated reservoir. Pemompaan adalah pemindahan energi dari
tempat/air yang bertekanan rendah ke tempat/air bertekanan tinggi.
Pemindahan ini berdasarkan tekanan kerja yang diberikan oleh
pompa tersebut pada air yang dipindahkan. Tekanan yang diberikan
untuk pompa digunakan untuk :
 Mengatasi kerugian pada pompa dan sistemnya
 Mengatasi tekanan atmosfir
 Mengatasi tekanan kerja pada tempat yang akan dituju oleh zat
cair tersebut
 Kapasitas Pompa
Kapasitas aktual pompa yaitu kapasitas air yang dipompa per
unit waktu, biasanya diukur dalam satuan l/dt atau m3/dt.
 Kapasitas Internal
Kapasitas internal pompa, yaitu kapasitas aktual pompa ditambah
dengan kebocoran yang bisa terjadi di dalam pompa.
Penambahan nilai untuk kebocoran tersebut, disebut pula dengan
faktor koreksi.
 Pompa Centrifugal
Pada pompa centrifugal, laju aliran air dalam pompa sangat
dipengaruhi oleh head pompa. Jika head meningkat, maka laju air
akan menurun, demikian sebaliknya.

5) Penyusunan Alternatif Skenario Pengembangan Sistem


Skenario pengembangan sistem disusun berdasarkan hasil dari analisis
sebelumnya, khususnya proyeksi kebutuhan air. Skenario
pengembangan dirancang untuk dapat memenuhi tren perkembangan
kebutuhan air, sehingga dapat disusun skenario kapan diperlukan
penambahan kapasitas, penambahan pipa transmisi, jaringan dan
sambungan pelayanan.

Usulan Teknis V-46


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Kemungkinan ada beberapa alternatif yang dapat diusulkan dalam


rencana pengembangan sistem sampai dengan tahun 2020. Alternatif
skenario pengembangan sistem yang akan diusulkan dilengkapi dengan
aspek kelemahan dan kekurangan serta pertimbangan teknis.

6) Penyusunan Laporan Akhir


Semua dokumen hasil kerja pada tahap ini akan dituangkan pada
laporan Akhir, yang berisikan kajian-kajian beserta analisa dan
pemecahan masalah rencana pengembangan sesuai dengan ruang
lingkup pekerjaan.

7) Analisis data hasil survey


Kebutuhan masyarakat akan air minum cukup besar sehingga
diperlukan alternatif Penyediaan air minum baik dengan sistem
perpipaan maupun non perpipaan yang disesuaikan dengan standar
pelayanan yang dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah.

5.2.8. Perencanaan Teknis IPA


5.2.8.1. Kriteria Desain Dan Parameter Sistem IPA
Sumber air baku yang digunakan adalah sungai Brang Rea. Air sungai
supaya sehat untuk air minum, parameter kualitas air sungai Brang Rea
harus memenuhi baku mutu air minum berdasarkan Kepmenkes No. 492
Tahun 2010 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Mutu Output Air Minum Berdasarkan Kepmenkes No. 492 Tahun 2010

Usulan Teknis V-47


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5.2.8.2. Sistem Pengolahan


1. Pendekatan Umum
Pendekatan Umum dan pemilihan sistem pengolahan dilakukan
berdasarkan hasil analisa kualitas dan percobaan pengolahan air dalam
skala kecil yang dilakukan di labolatorium, selain itu dipertimbangkan
juga kondisi dan kontur tanah lokasi IPA. Percobaan-percobaan yang
dilakukan meliputi :
a. Jar Test
Percobaan Jar tes dilakukan untuk menentukan jenis dan jumlah
dosis optimum bahan kimia yang diperlukan, kemudian
dilakukan analisa Ph, warna, kekeruhan, alkalinty, CO 2, kadar
lumpur dan analisa lainnya yang diperlukan sebagai dasar
perencanaan dan operasi unit pengolahan air.
b. Aerasi
Hasil percobaan digunakan untuk pengolahan gas-gas terlarut
c. Break Even Point Chlorination
Hasil percobaan digunakan untuk menentukan dosis desinfektan
d. Penentuan Angka Permanganat

Usulan Teknis V-48


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Percobaan digunakan untuk mengetahui kadar zat organik dalam


air baku
e. Uji Normalisasi dan Stabilisasi Pembentukan Flok

2. Sistem Pengolahan
Sistem pengolahan yang dipakai berdasasarkan atas kriteria yang ada
dan umum digunakan serta dapat diterapkan dengan mudah di
Indonesia dan dikuasai oleh tenaga-tenaga trampil yang ada di
Indonesia.

3. Sistem Pengolahan Komprehensif


Sistem pengolahan yang dapat diterapkan dapat mengolah secara
optimal dengan mengunakan unit pengolahan yang efisien namum
dapat memberikan hasil pengolahan yang baik.
Sistem pengolahan yang direncanakan terdiri dari unit-unit sebagai
berikut :
 Saringan kasar dan halus pada bangunan penyadap air
 Aerasi
 Koagulasi
 Flokulasi
 Sedimentasi
 Filtrasi
 Desinfeksi
 Pengaturan pH
 Pengolahan limbah lumpur

4. Pemilihan Proses Pengolahan


Pemilihan proses pengolahan dilakukan dengan melakukan
percobaan dilabolatorium disertai dengan pertimbangan kemudahan
dalam penyediaan dan pengolahan bahan-bahan yang diperlukan
untuk proses pengolahan yang efisien.

Usulan Teknis V-49


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Dari contoh air baku dan percobaan pengolahan di labolatorium


terlampir hasilnya dapat digunakan untuk menentukan unit proses
yang diperlukan seperti diuraikan berikut :
a. Aerasi dan Pengadukan Cepat
b. Pengadukan Lambat
c. Pengendapan
d. Penyaringan
e. Desinfeksi

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah adanya kemungkinan


terjadi pencemaran terhadap air baku, mengingat dihulu titik
penyadap air baku pemanfaatan tanah sebagai lahan pertanian seperti
sawah dan semacamnya yang memungkinkan terbuangnya pestisida
ke dalam air sungai Brang Rea. Untuk mengantisipasi kemungkinan
tersebut, pengambilan contoh air baku dilakukan dua kali guna
memastikan air baku terbebas dari pencemaran.

5. Rencana Lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA)


Instalasi Pengolahan Air yang direncanakan dibangun pada tanah
kebun /persawahan yang terletak ditepi sungai. Kontur lahan IPA
yang datar sehingga memerlukan beberapa variasi dalam membuat
rencana tapak IPA agar efisien dalam pemanfaatan lahan tersebut.
Namun demikian, kontur tanah yang datar ini mengharuskan
pembubuhan bahan kimia dilakukan dengan menggunaka pompa
menuju ke IPA.

6. Unit Pengolahan Lumpur


Untuk mengurangi dampak negatif dari adanya limbah lumpur yang
dihasilkan oleh proses pengolahan air bersih terhadap air sungai
Brang Rea, dibuat satu unit pengolahan lumpur yang disebut Studge
Drying Bed (SDB) yang berfungsi untuk mengeringkan lumpur
dengan pemanasan sinar matahari. Untuk mencegah agar lumpur

Usulan Teknis V-50


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

basah yang ada di DSB tidak melimpah terutama pada waktu hujan,
dibuat atap dengan sistem konstruksi krey yang dapat dibuka dengan
mudah pada waktu ada panas matahari dan ditutup pada saat
terjadinya hujan.

Selain itu untuk mengantisipasi minimnya jumlah air baku pada saat
musim kemarau ataupun pada saat dilakukan peningkatan kapasitas
pengolahan (uprating), dibuat pipa resirkulasi yang gunanya untuk
mengalirkan air dari SDB ke bangunan Intake sehingga air limbah ini
dapat diolah kembali bersama dengan air baku yang masuk dari
bangunan bendung.

5.2.8.3. Unit Pengolahan Dan Bangunan Pendukung


Perencanaan Instalansi Pengolahan yang digunakan, didasarkan atas
beberapa Pengalaman dari berbagai jenis dan model instalasi pengolahan air
yang ada di Indonesia, sehingga dapat dihasilkan instalansi pengolahan air
yang efisien dari segi operasional dan pemeliharaan.

Instalasi pengolahan air ini juga dilengkapi dengan fasilitas berupa


bangunan kimia, labolatorium, bangunan pemompaan air baku /air bersih
dan fasilitas lain yang diperlukan.

5.2.8.4. Kapasitas Rencana Unit Pengolahan


Instalasi Pengolahan Air direncanakan untuk menghasilkan air bersih
sebesar 100 liter/det.

5.2.8.5. Penyaringan Air Pada Bangunan Sadap


Penyaringan air pada bangunan sadap dilakukan untuk mencegah benda-
benda kasar terbawa ke IPA melalui prasedimentasi dan bangunan intake.
Saringan dipasang 2 lapis yang masing-masing terdiri dari saringan kasar
dan saringan halus. Saringan kasar dipasng pada bagian luar atau bagian
terdekat ke arah sungai dan saringan halus dipasang setelah saringan kasar
sesuai dengan arah aliran air.

Usulan Teknis V-51


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5.2.8.6. Bangunan Utama Instalasi


Pada pengolahan ini akan diuraikan perhitungan dan perencanaan unit-unit
sistem penyediaan air bersih berdasarkan kriteria-kriteria teknis dan
formula-formula yang telah ditetapkan.
Adapun bangunan tersebut terdiri dari :
1. Pipa Air Baku dikonect dari pipa yang ada dari Ø 400 mm sesuai
kebutuhan dipompakan ke unit aerasi
2. Instalasi Pengolahan Air (IPA) terdiri dari :
 Aerasi
 Unit Koagulasi (terjunan)
 Unit Flokulasi
 Unit Sedimentasi
 Unit Filtrasi
 Clear Well

5.2.8.7. Mekanikal Elektrikal


Analisis mekanikal elektrikal meliputi kebutuhan listrik pada
bangunan penunjang dan pompa (jika menggunakan sistem
perpompaan). Dalam proses desain MEP, syarat bahan, peralatan cara
pelaksanaan dan pemasangan harus sesuai dengan syarat berikut:
 PUIL 2000
 Peraturan terakhir dari “Peralatan listrik dan bangunan” yang
diterbitkan IEE dan NEC
 Persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan British Standard
Assosiasion (BS)
 Persyaratan terakhir dari Japan Industrial Standard (JIS)
 Persyaratan dari German Standard (VDE) dan DIN
 Persyaratan dari PLN
 Peralatan mekanikal, terdapat pada unit air baku, produksi
dan distribusi. Berikut adalah pembagian peralatan
mekanikal

Usulan Teknis V-52


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Sedangkan peralatan elektrikal yang termasuk adalah sebagai berikut:

Pembagian peralatan elektrikal dalam unit SPAM/SPAB


Konsep desain sumber daya listrik didasarkan atas kebutuhan listrik
dan rencana sumber listrik. Secara umum, konsep desain sumber daya
listrik dalam sistem penyediaan air baku atau air minum adalah
sebagai berikut:

Usulan Teknis V-53


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

Gambar Konsep desain sumber daya listrik dalam unit SPAM/SPAB

Selanjutnya proses perencanaan MEP jika menggunakan sistem


pompa dalam distribusi adalah:

Gambar Proses perencanaan pompa pada SPAB atau SPAM

5.2.9. Analisis OP
Pengoperasian unit air baku meliputi kegiatan pengaturan jumlah
debit air baku yang akan diambil serta pemantauan kualitas air baku yang
diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pengoperasian unit air baku air minum, meliputi pengoperasian
bangunan dan perlengkapan penyadapan air baku, untuk mengalirkan
air baku dari sumber ke unit produksi atau langsung ke unit distribusi
jika kualitas air minum sudah memenuhi persyaratan.
2. Jumlah air baku yang disadap tidak boleh melebihi izin pengambilan air
baku dan sesuai jumlah yang direncanakan sesuai tahapan perencanaan.

Usulan Teknis V-54


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

3. Apabila kapasitas sumber berkurang dari kapasitas yang dibutuhkan,


maka air yang disadap harus dikurangi sedemikian rupa sehingga masih
ada sisa untuk pemeliharaan lingkungan di hilir sumber.

5.2.10. Analisis Keselamatan Kerja


Analisis keselamatan kerja diperlukan dalam menentukan biaya SMK3
yang akan dimasukkan dalam Rencana Anggaran Biaya. Analisis harga
SMK3 berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 02/Prt/M/2018 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/Prt/M/2014 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Analisis ini berdasarkan resiko yang
mungkin terjadi saat konstruksi dan biaya yang diperlukan dalam
mengendalikan resiko. Berikut adalah contoh analisis harga SMK3.

Tabel Contoh biaya hasil analisis SMK3

5.3. Inovasi (Gagasan Baru)


Jasa konsultansi merupakan jasa yang penuh dengan perkembangan
teknologi aplikasi teknis. Untuk itu, diharapkan dalam melaksanaan
kajian yang dilakukan oleh konsultan diperoleh masukan-masukan
baru sesuai dengan perkembangan teknologi ilmu pengetahuan
sebagai refress kepada pemilik pekerjaan demi kesempurnaan hasil

Usulan Teknis V-55


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

studi. Berikut ini kami sajikan hal-hal inovatif yang mendukung


keakuratan pelaksanaan pekerjaan:

5.3.1. Penggunaan Software Dalam Analisis Kestabilan


Untuk memberikan hasil optimal dan cepat, konsultan akan
menggunakan beberapa jenis software analisa teknik sipil dan
pengairan. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang singkat harus disikapi
dengan kemajuan teknologi sehingga mempercepat pengambilan
keputusan di lapangan. Penggunaan software seperti Plaxis atau
Geostudio maupun beberapa software analisa teknis merupakan cara
yang dilakukan oleh konsultan dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi di lapangan dan mempercepat pengambilan keputusan.

Gambar Pemanfaatan Software dalam analisis kestabilan

5.3.2. Penggunaan Software Dalam Analisis Tekanan Pipa Akibat Water


Hammer
Water Hammer atau palu air merupakan peningkatan tekanan dalam
jaringan perpipaan akibat adanya kejadian aliran yang terhenti tiba-
tiba akibat kegagalan sistem pompa. Kejadian water hammer ini
sangat kritis untuk sistem pompa karena menentukan tipe dan desain
yang sesuai untuk mengantisipasi terjadinya water hammer. Analisis
water hammer jika dilakukan secara manual memerlukan ketelitian

Usulan Teknis V-56


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

dan kerumitan karena banyak faktor dan parameter yang harus


ditinjau. Untuk menghasilkan desain pengaman jaringan akibat water
hammer, konsultan berinovasi untuk menggunakan perangkat lunak
yang mampu memberikan solusi dalam analisis water hammer.
Program yang digunakan adalah Hammer V8 yang merupakan
software terintegrasi dengan waterCAD. Berikut adalah contoh hasil
analisis water hammer yang pernah dilakukan.

Gambar Pemanfaatan software untuk analisis water hammer

5.4. Penyusunan Laporan


1. Laporan Pendahuluan
Buku Laporan Pendahuluan memuat data baku dan informasi
dasar, menggambarkan kondisi eksisting lokasi wilayah
kegiatan, batasan kegiatan, metodologi pelaksanaan, jadwal
rencana kerja, tahapan pelaksanaan pekerjaan, serta personil-
personil pelaksana kegiatan.
Laporan dalam bentuk hardcopy diterbitkan sebanyak 5 (lima)
eksemplar diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari

Usulan Teknis V-57


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

kalender sejak SPMK.


2. Laporan Akhir
Buku Laporan Akhir memuat uraian kegiatan, hasil pengolahan
data dasar, hasil analisis dan pembahasannya, rencana
pengembangan SPAM dan lain-lain sesuai lingkup materi yang
dipersyaratkan. Selanjutnya dilakukan presentasi laporan akhir dan
penyempurnaan berdasarkan masukan dan saran dari pihak-pihak
terkait.
Laporan Akhir dilengkapi :
 Nota Desain
 Laporan Pengukuran
 Gambar DED
 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity
 Spesifikasi Teknis
 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
 Laporan Keuangan
Buku Laporan dalam bentuk hardcopy diterbitkan masing- masing
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Laporan Akhir (dalam bentuk hardcopy) yang telah disempurnakan
harus diserahkan selambat-lambatnya sebelum kontrak berakhir.
3. Laporan SoftCopy
a. Semua laporan softcopy dan data disimpan dalam Portable SSD
sebanyak 3 (tiga) buah
b. Laporan ini berisi :
- Laporan pendahuluan dan laporan akhir
- Nota Desain
- Laporan Pengukuran
- Gambar DED
- Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity
- Spesifikasi Teknis

Usulan Teknis V-58


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

- Laporan Keuangan
- Semua peta
- Semua data dan analisa data
- Dokumentasi pelaksanaan kegiatan berupa foto/video

c. Laporan softcopy harus diserahkan selambat-lambatnya


sebelum kontrak berakhir

5.5. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Tim Penyedia Jasa dipimpin oleh Ketua Tim yang bertanggung jawab
kepada Pengguna Jasa. Dalam kegiatan sehari-harinya, tim penyedia jasa
akan bekerja berdampingan dengan tim teknis. Para Tenaga Ahli wajib
menyusun laporan kemajuan, yang diserahkan kepada ketua tim untuk
dikonsolidasikan dan dikoordinasikan sebagai bahan penyusunan laporan.

ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang Kabupaten Sumbawa Barat

KONSULTAN
PPK Bidang Cipta Karya (Direktur)

TIM TEKNIS/ DIREKSI TEAM LEADER/


PEKERJAAN Teknik Lingkungan

TENAGA AHLI :
 Ahli Teknik Air Minum TENAGA PENDUKUNG :
 Ahli Teknik Sumber Daya Air  Asisten Ahli Lingkungan
 Ahli Geodesi  Operator Komputer
 Ahli Estimasi Biaya  CAD Operator
Usulan
 Teknis
Ahli K3 Konstruksi  Surveyor V-59
 Ahli Mekanikal/Elektrikal  Administrasi
DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5.6. Bentuk Pra Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Kontrak


5.6.1. Kebijakan K3

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PUPR No. 09/PER/M/2008


mengenai Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi bidang pekerjaan umum, maka dalam proses penyelesaian
pekerjaan akan melaksanakan seluruh tahapan pekerjaan dengan
memperhatikan faktor keselamatan kerja, meliputi :
a. Menyusun RK3K yang berisikan kategori risiko pekerjaan dan
mempresentasikan RK3K kepada PPK.
b. Melibatkan Tenaga Ahli K3 Konstruksi di setiap pekerjaan yang
mempunyai risiko K3.
c. Berkoordinasi dan pelaporan kepada Dinas Tenaga Kerja dan
Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
e. Seluruh kegiatan telah terintegrasi dengan Rumah Sakit Umum Daerah,
Puskesmas, Desa Adat, Desa Dinas, dan seluruh instansi terkait dengan
kegiatan pekerjaan. Terutama kepada pihak keamanan masyarakat
(Binmas, Dalmas dan Kepolisian).

5.6.1.1. Pemenuhan Perundang-Undangan Dan Prasyaratan Lainnya


1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ;
2. Undang-Undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

Usulan Teknis V-60


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

4. Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi


Nasional;
5. Peraturan Presiden No. 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik
Indonesia;
6. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No.
174/MEN/1986 & No.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang Tata
Cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
9. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 384/KPTS/M/2004 tentang
Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi Bendungan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 43/PRT/M/2007 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum.

5.6.1.2. Sasaran K3 Dan Program K3


1. Sasaran
Melakukan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
konstruksi bidang PU, sehingga koordinasi dan evaluasi seluruh tahapan
kegiatan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan keselamatan
tenaga kerja dapat dijaga hingga selesai.
2. Program K3 dalam mencapai sasaran
 Memasukkan seluruh tenaga ahli dan pendukung yang terlibat dalam
Jamsostek

Usulan Teknis V-61


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

 Berkoordinasi aktif kepada aparat keamanan setempat (hansip, polisi


dan pecalang)
 Melengkapi seluruh tenaga kerja dengan perlengkapan safety
 Melengkapi seluruh tenaga yang terlibat dengan alat komunikasi
memadai.
 Menjelaskan jalur evakuasi dan jalur pertolongan pertama P3K.
 Mengadakan rapat rutin dengan pemberi pekerjaan.

5.6.1.3. Organisasi K3
Struktur Organisasi Unit K3 meliputi :
 Ketua Unit K3 : Ahli K3
 Pelaksana K3 : Para Pelaksana
 Anggota : Seluruh personil proyek

5.6.2. Protokol Pencegahan Penularan Covid-19


5.6.2.1. Protokol Pencegahan dan Kontrol di Tempat Kerja
1. Staf disarankan untuk memantau kesehatan mereka sendiri dan
menghindari bekerja jika ia memiliki gejala infeksi Covid-19 yang
mencurigakan (termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak
dada, dispnea, kelelahan, mual dan muntah diare, konjungtivitis,
nyeri otot, dll.).

Usulan Teknis V-62


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

2. Staf dengan gejala yang mencurigakan harus diminta untuk


meninggalkan tempat kerja.
3. Barang publik harus dibersihkan dan didesinfeksi secara teratur.
4. Pertahankan sirkulasi udara di ruang kantor. Pastikan semua fasilitas
ventilasi bekerja secara efisien. Filter AC harus dibersihkan secara
teratur dan ventilasi dengan membuka jendela harus diperkuat.
5. Kamar kecil harus dilengkapi dengan pembersih tangan yang cukup
dan memastikan pengoperasian fasilitas air yang normal termasuk
faucet.
6. Jagalah agar lingkungan tetap bersih dan rapi, dan bersihkan sampah
tepat waktu.

Gambar 5. 1 Alur Penanganan Staf atau Pekerja Terjangkit Covid-19

Adapun pelaksanaan pencegahan covid di tempat kerja sebagai berikut :


1. Pengadaan Hand Soap dan Instalasi Kran Air

Usulan Teknis V-63


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

2. Pengadaan Hand Sanitizer

3. Pemeriksaan Suhu Tubuh Staff / Pekerja / Tamu

4. Physical Distance di Kantor dan Lapangan denga minimal jarak 1 m

Usulan Teknis V-64


DED Optimalisasi SPAM Brang Rea

5. Rapat Evaluasi Satgas Covid di tempat kerja

Usulan Teknis V-65

Anda mungkin juga menyukai