Pendekatan dan
Metodologi
5.1. Pendekatan
5.1.1. Umum
Dalam kurun waktu tertentu, suatu kawasan yang memiliki potensi
akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara lambat
(evolutif) ataupun cepat (revolutif). Pertumbuhan dan perkembangan itu
dapat muncul dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan yang ada, namun
dapat juga direncanakan sesuai dengan keinginan yang dikehendaki oleh
pemerintah, swasta/investor, atau masyarakat. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu kawasan ditandai dengan meluasnya kawasan-
kawasan terbangun yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan air
bersih. Pemerintah berkeinginan untuk mengembangkan pelayanan kepada
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih domestik sehingga
diperlukan peningkatan program pembangunan air minum di kabupaten.
Untuk pemenuhan pelayanan terhadap masyarakat berupa
kebutuhan air domestik agar sesuai sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
maka diperlukan suatu tahapan perencanaan berupa Perencanaan Teknis.
Dilandasi oleh konsep dasar tersebut di atas, selanjutnya konsultan akan
melakukan kegiatan dengan lingkup penugasan dan metodologi umum
penyelesaian penugasan yang telah dikuasai oleh konsultan. Untuk
menyelesaikan penugasan ini, diperlukan tahapan/langkah-langkah
penyelesaian yang dirangkum pada pendekatan penyelesaian materi
penugasan. Secara umum komponen kegiatan meliputi :
Pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data primer
Perhitungan kebutuhan air
Analisis Potensi
pengembangan
Kriteria/standar analisis
Td 1 - 3 detik
Kecepatan aliran 2 - 4 mldetik
Koagulan; Alum
Unit desinfeksi :
Cara pembubuhan injeksi dengan pompa dosing tipe plunger
Desinfektan CaOC12
dimana :
H = Kehilangan tekanan (m)
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit air (liter/detik)
D = Diarneter dalam pipa (mm)
C = Koefisien kekasaran pipa.
Koefisien kekasaran pipa, bergantung kepada jenis dan kondisi
umur pipa.
c. Kecepatan aliran
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan daiam menentukan
dimensi pipa adalah kecepatan aliran. Dalam perencanaan
ditentukan sebagai berikut :
Kecepatan maksimum = 2 m/dt.
Kecepatan minimum = 0,3 m/ dt
d. Tekanan Kerja.
Tekanan kerja maksimum yang terjadi pada perpipaan transmisi ditentukan
berdasarkan tekanan kerja maksimum yang diizinkan untuk bahan pipa
tersebut.
5.1.3.2.4. Reservoir
Reservoir distribusi diperlukan untuk menyimpan air akibat adanya variasi
pemakaian yang terjadi selama 24 jam. Kapasitas reservoir distribusi ini
direncanakan sebesar 15% - 20% dari kebutuhan maksimum harian.
Reservoir distribusi ditempatkan di lokasi yang relatif paling tinggi didaerah
perencanaan itu dan sedapat mungkin terletak di pusat/yang paling dekat
dengan daerah pelayanan.
Dari data-data yang ada serta kriteria teknis yang diperoleh, akan disusun
beberapa alternatif sistem.
Alternatif-alternatf sistem ini kemudian didiskusikan dengan pihak pemberi
tugas untuk menentukan alternatif terpilih untuk DED sistem penyediaan air
bersih di Wilayah perencanaan Kabupaten Sumbawa Barat sampai tahun
2042 dengan pentahapan tahun 2025, 2030, dan 2042.
Setelah dipilih satu alternatif, kemudian dilanjutkan dengan analisa yang
lebih rinci dengan tinjauan teknis dan sosial ekonomi yang juga dilengkapi
dengan gambar-gambar teknis.
5.2.2. Persiapan
Tahapan persiapan ini merupakan tahapan yang cukup penting, dimana
acuan dan segala sesuatu yang akan dilakukan pada kegiatan selanjutnya
direncanakan pada tahap ini. Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang
perlu dilakukan, yaitu:
a. Pernbentukan Tim
Langkah pertama yang ditempuh oleh Konsultan dalam memulai
pekerjaan ini adalah membentuk sebuah tim yang utuh. Keanggotaan
dalam tim disesuaikan dengan ketentuan yang sudah disyaratkan oleh
Pemberi Tugas seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK), termasuk latar belakang pendidikan dan pengalaman yang
sesuai.
b. Kordinasi Internal
Selain pihak luar, Konsultan juga harus mempersiapkan diri di dalam
internal Konsultan yang meliputi koordinasi antara Team Leader,
Tenaga-Tenaga Ahli, maupun dengan Tenaga-Tenaga Penunjang lainnya
(koordinasi internal). Maksud koordinasi internal adalah untuk
menyampaikan hasil koordinasi dengan Pemberi Tugas kepada tenaga
ahli maupun tenaga penunjang. Di dalam koordinasi internal juga
diperlukan pembagian dan pengaturan tugas sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
c. Melakukan orientasi lapangan untuk lebih menguasai area studi.
d. Melakukan pendataan dokumen yang diperlukan untuk pekerjaan
Perencanaan Teknis Optimaisasi SPAM Brang Rea Kabupaten Sumbawa
Barat.
e. Membuat Detail Kerangka Pelaksanaan Kegiatan
Walaupun kerangka pelaksanaan secara garis besar telah dibuat, tetapi
secara terinci perlu disusun kerangka pelaksanaan yang digunakan oleh
internal Konsultan. Kerangka pelaksanaan ini juga merupakan hasil dari
penyempurnaan setelah dilakukan koordinasi eksternal dengan instansi
terkait. Dimana setelah dilakukannya koordinasi tentunya banyak
masukan-masukan yang dapat dijadikan pertimbangan Konsultan.
Kerangka pelaksanaan ini dibuat sebagai pegangan masing-masing
tenaga ahli maupun tenaga penunjang lainnya di dalam melakukan
langkah-Iangkah pekerjaan.
f. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Seperti kerangka pelaksanaan, pada pembuatan jadwal ini juga
menampilkan langkah-Iangkah pekerjaan yang dilakukan Konsultan
secara bertahap yang disertai dengan alokasi waktu yang dibutuhkan.
Dengan adanya masukan-masukan dari hasil koordinasi tidak menutup
kemungkinan terjadi perubahan jadwal, sehingga pada tahap persiapan
perlu untuk merumuskan kembali skedul yang telah dibuat.
5. Peta-peta
· Peta jaringan jalan desa, jalan kecamatan, jalan kabupaten dan rencana
jaringan jalan
· Peta jaringan air minum dan rencana
· Peta rencana tata guna lahan Kabupaten Sumbawa Barat
· dll
3. Laporan-laporan tentang Studi Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat (RTRW) dan Studi-studi terdahulu yang
terkait dengan pekerjaan Perencanaan Teknis SPAM Wilayah
perencanaan Kabupaten Sumbawa Barat.
Kajian terhadap studi-studi yang terdahulu penting untuk ditelaah guna
mengetahui rencana pengembangan pada wilayah studi. Rencana
pengembangan di wilayah studi akan menjadi salah satu dasar pemikiran
untuk perencanaan pengembangan penyediaan air minum di wilayah studi,
sehingga studi ini tidak akan menyimpang dari arahan pengembangan
wilayah dan kebijakan pemerintah setempat. Dengan demikian perlu
dilakukan inventarisasi studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan
penyediaan air minum dan kajian tentang kondisi lingkungan wilayah studi,
yang nantinya dapat digunakan untuk analisis oleh Konsultan.
B. Survei detail dilakukan untuk cross check data pada survei pendahuluan
serta untuk metengkapi kekurangan pada survei sebelumnya. Hasil Survei
detail meliputi :
- Survey & pengamatan lokasi
- Pemasangan patok BM
- Pengukuran untuk mendapatkan data acuan kontur tanah, level
bangunan utama serta infrastruktur pendukung
- Survey Air baku : untuk mendapatkan data debit dan kualitas air
- Survey Investigasi Detail Kinerja IPA dan Jaringan Distribusi serta
layanan SPAM IKK Brang Rea
Sebagai bukti telah dilakukannya survei lapangan dan supaya pihak lain
yang tidak mengikuti kegiatan ini dapat mengetahui dan mendapat
EDM. Total station di lengkapi dengan perangkat, seperti transit dan tape,
yang dapat menentukan sudut dan jarak dari instrumen poin yang dapat
disurvei. EDM, untuk mengukur jarak dari instrumen target. Sebuah
kalkulator untuk mencari lokasi titik terlihat. Perekam data untuk
mengurangi potensi kesalahan. Dengan bantuan trigonometri, sudut dan
jarak dapat digunakan untuk menghitung posisi sebenarnya (x, y, dan z
atau arah timur dan elevasi) titik yang disurvei secara absolut.
Nama : Prisma
Fungsi :
3
- Berfungsi sebagai reflector
dari total station
Nama : Tripod
Fungsi :
- Sebagai dudukan total station
4
Input awal yang diperlukan adalah koordinat titik BM, Elevasi dan
Nol derajat kemudian Total Station menembak ke arah Referensi titik
ke 1 yang sudah diketahui titik koordinatnya.
Langkah selanjutnya adalah membidik titik titik pengukuran pada
lahan yang akan dibuat peta konturnya.
Semua data akan terekam dalam memory TS, yang kemudian dapat di
download menggunakan Software TS.
Titik bidik, elevasi, sudut semuanya dapat dilihat pada road data dan
gambar.
kedepan.
3. Analisis proyeksi kebutuhan air minum
Proyeksi kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk proyeksi dalam
setiap tahapan pembangunan sampai tahun 2031.
Dimana:
R : Hujan
Qi,Qo: Debit aliran masuk dan keluar
ET0 : Evapotranspirasi
Gi,Go : Aliran air tanah
5. Analisis Hidrolika
Mekanisme pengaliran dalam sistem jaringan air
a. Sistem gravitasi
Sistem pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air
mempunyai perbedaan yang cukup besar dengan elevasi daerah
pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
Sistem ini dianggap cukup ekonomis karena hanya memanfaatkan
perbedaan tinggi/elevasi sumber dan daerah layanan.
b. Sistem pompa
Pemakaian pompa dimaksudkan untuk lebih memperbesar tekanan
pada suatu titik agar dapat melayani area tertentu yang cukup luas.
Jika pompa digunakan untuk menaikkan air dari suatu tandon A ke
tandon B, maka akan dibutuhkan suatu daya pompa untuk
mengalirkannya seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
dengan :
HB = tekanan di titik B
c. Sistem gabungan
Pada sistem gabungan, reservoir digunakan untuk
mempertahankan tekanan yang diperlukan selama
periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat
misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama pemakaian rendah, sisa air dipompakan
dan disimpan dalam reservoir.
a. Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas yang ada sangat diperlukan
untuk kepentingan perencanaan dan perancangan serta evaluasi
penyediaan air bersih. Kebutuhan akan air bersih semakin lama
semakin meningkat sesuai dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk dimasa yang akan dating. Untuk suatu perencanaan
diperlukan suatu proyeksi penduduk (termasuk juga fasilitas-fasilitas
umum). Walaupun proyeksi bersifat ramalan dimana keberadaannya
dan ketelitiannnya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metode.
Macam-macam metode proyeksi penduduk :
- Metode rata-rata aritmatik
- Metode Geometri
Proyeksi dengan metode ini menganggap bahwa perkembangan
penduduk secara otomatis berganda, dengan pertambahan
penduduk. Metode ini tidak memperhatikan adanya suatu saat
terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap,
disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum.
Rumus yang digunakan:
Pn = Po (1+ r) ⁿ
Dimana:
Po = jumlah penduduk mula-mula
Pn = penduduk tahun n
ⁿ = kurun waktu
r = rata-rata prosentase pertambahan penduduk
pertahun
b. Proyeksi Fasilitas
Jumlah dan jenis fasilitas yang ada pada area pelayanan menentukan
besarnya kebutuhan air non domestik. Untuk memperkirakan
besarnya kebutuhan air non domestik pada waktu mendatang
diperlukan proyeksi fasilitas. Pendekatan yang digunakan dapat
dilihat pada rumus berikut :
Penduduk tah un ke−n Fasilitas ta h un ke−n
=
Penduduk ta h un awal Fasilitasta h un awal
Industri :
Peternakan 10-35 l/ekor/hr
Industri Umum 40-400 l/org/hr
Komersial :
Bioskop 10-15 l/kursi/hr
Hotel 80-120 l/org/hr
Restoran 65-90 l/kursi/hr
Pasar/Pertokoan 5 l/m2/hr
Nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diijinkan adalah sebesar 0,3 –
2,5 m/det pada debit jam puncak. Kecepatan yang terlalu kecil
menyebabkan endapan yang ada dalam pipa tidak dapat terdorong
sehingga dapat menyumbat aliran pada pipa. Selain itu juga
merupakan pemborosan biaya, karena diameter pipa yang
digunakan besar. Sedangkan kecepatan yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pipa cepat aus dan mempunyai headloss yang
tinggi, sehingga pembuatan elevated reservoir meningkat. Untuk
menentukan kecepatan aliran dalam pipa, dapat digunakan rumus :
Q = A . V = 0,25 π D² V
dimana:
Q = debit aliran (m³/ det)
V = kecepatan aliran (m / det)
D = diameter pipa (m)
b. Sisa Tekanan
Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik jaringan pipa induk
yang direncanakan adalah sebesar 10 m kolom air. Hal ini
dimaksudkan agar air dapat sampai di konsumen dengan tekanan
yang cukup. Untuk mendapatkan tekanan minimun ini dapat
dengan cara antara lain dengan menaikkan elevated reservoir,
mengatur nilai kecepatan aliran dalam pipa serta headloss total.
c. Kehilangan Tekanan
Kehilangan tekanan air dalam pipa (Hr) terjadi akibat adanya friction
antara fluida dengan fluida dan antara fluida dengan permukaan
dalam pipa yang dilaluinya. Kehilangan tekanan maksimal 10 m/km
panjang pipa.
Kehilangan ada dua tingkat, yaitu :
- Mayor Losses
( )
1, 85
Q
Hf = ×L
0 , 2785×C×D 2, 63
dimana :
Hf = kehilangan tekanan air sepanjang pipa lurus (m)
L = panjang pipa (m)
Q = debit aliran (m³ / det)
D = diameter pipa (m)
C = koefisien Hazen-William (tergantung jenis pipa)
- Minor Losses
Yaitu kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat-tempat yang
memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran, misalnya
pada belokan, valve, dan aksesoris lainnya. Persamaan yang
digunakan :
Hfm=(k.V²)/2 g
dimana :
Hfm = kehilangan tekanan air pada belokan pipa, valve, dan
accecoris (m)
K = konstanta kontraksi (sudah tertentu) untuk setiap jeis
peralatan
pipa berdasarkan diameternya
V = kecepatan aliran (m / det)
Pengaturan kehilangan tekanan aliran dapat diusahakan dengan
pemilihan diameter. Untuk mengetahui tekanan dan kecepatan
aliran yang ada dalam pipa, selain besarnya debit aliran dan
panjang pipa, diperlukan juga penentuan elevasi tanah pada titik-
titik tertentu (node) dari daerah pelayanan.
Kerugian :
Pemakaian air akan cenderung lebih boros
Bila ada sedikit kebocoran saja, jumlah air yang terbuang besar
- Intermitten sistem
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplai dan
didistribusikan kepada konsumen hanya selama beberapa jam
dalam satu harinya, biasanya 2 sampai 4 jam pada pagi hari dan 2
sampai 4 jam pada sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila
kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia dalam sistem.
Keuntungan :
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Bila ada kebocoran maka air yang terbuang relatif kecil
Kerugian :
Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk
pemadam kebakaran tidak tersedia.
Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang
cukup agar kebutuhan air dalam sehari dapat disimpan.
Dimensi pipa yang dipakai akan lebih besar karena kebutuhan
air yang akan disuplai dan didistribusikan dalam sehari hanya
ditempuh dalam jangka waktu pendek.
f. Sistem Jaringan Distribusi Induk
Sistem jaringan induk distribusi yang dipakai dalam pendistribusian
air bersih ada dua macam, yaitu :
- Meter Air
Berfungsi untuk mengetahui besarnya jumlah pemakaian air dan
dapat dipakai sebagai alat pendeteksi ada atau tidaknya kebocoran.
Meter air ini dapat dipasang pada setiap sambungan yang dipakai
secara kontinyu.
- Clamp Saddle (Saddle Tapping)
Alat ini biasanya dipasang pada setiap titik pembagian air
(tapping), sehingga pengukuran debit dapat dilakukan langsung
pada pipa distribusi. Clamp saddle ini tidak boleh langsung
dipasang pada pipa primer, hal ini bertujuan untuk menjaga agar
tekanan air stabil
- Sambungan
Sambungan dan perlengkapan pipa yang sering digunakan dalam
pekerjaan penyambungan pada sistem distribusi air antara lain :
Bell dan Spigot
Spigot dari suatu pipa dimasukkan ke dalam bell (socket) pipa
lainnya. Untuk menghindari kebocoran dan menahan pipa serta
memungkinkan terjadinya defleksi (berubahnya sudut
sambungan), maka sambungan biasanya dilengkapi dengan
gasket (perekat sambungan).
Flange Joint
Biasanya dipakai pada pipa bertekanan tinggi, untuk sambungan
yang lekat dengan instalasi pompa. Sebelum kedua flange
disatukan oleh mur dan baut, maka diantara flange disisipkan
packing untuk mencegah kebocoran.
Bend
Merupakan belokan pipa, dengan sudut belokan 90°, 45°, 22.5°,
11.5°.
Increaser dan Reducer
Increaser digunakan untuk menyambung pipa dari diameter
yang kecil ke diameter yang besar, sedangkan reducer
2. Sistem Pengolahan
Sistem pengolahan yang dipakai berdasasarkan atas kriteria yang ada
dan umum digunakan serta dapat diterapkan dengan mudah di
Indonesia dan dikuasai oleh tenaga-tenaga trampil yang ada di
Indonesia.
basah yang ada di DSB tidak melimpah terutama pada waktu hujan,
dibuat atap dengan sistem konstruksi krey yang dapat dibuka dengan
mudah pada waktu ada panas matahari dan ditutup pada saat
terjadinya hujan.
Selain itu untuk mengantisipasi minimnya jumlah air baku pada saat
musim kemarau ataupun pada saat dilakukan peningkatan kapasitas
pengolahan (uprating), dibuat pipa resirkulasi yang gunanya untuk
mengalirkan air dari SDB ke bangunan Intake sehingga air limbah ini
dapat diolah kembali bersama dengan air baku yang masuk dari
bangunan bendung.
5.2.9. Analisis OP
Pengoperasian unit air baku meliputi kegiatan pengaturan jumlah
debit air baku yang akan diambil serta pemantauan kualitas air baku yang
diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pengoperasian unit air baku air minum, meliputi pengoperasian
bangunan dan perlengkapan penyadapan air baku, untuk mengalirkan
air baku dari sumber ke unit produksi atau langsung ke unit distribusi
jika kualitas air minum sudah memenuhi persyaratan.
2. Jumlah air baku yang disadap tidak boleh melebihi izin pengambilan air
baku dan sesuai jumlah yang direncanakan sesuai tahapan perencanaan.
- Laporan Keuangan
- Semua peta
- Semua data dan analisa data
- Dokumentasi pelaksanaan kegiatan berupa foto/video
Tim Penyedia Jasa dipimpin oleh Ketua Tim yang bertanggung jawab
kepada Pengguna Jasa. Dalam kegiatan sehari-harinya, tim penyedia jasa
akan bekerja berdampingan dengan tim teknis. Para Tenaga Ahli wajib
menyusun laporan kemajuan, yang diserahkan kepada ketua tim untuk
dikonsolidasikan dan dikoordinasikan sebagai bahan penyusunan laporan.
KONSULTAN
PPK Bidang Cipta Karya (Direktur)
TENAGA AHLI :
Ahli Teknik Air Minum TENAGA PENDUKUNG :
Ahli Teknik Sumber Daya Air Asisten Ahli Lingkungan
Ahli Geodesi Operator Komputer
Ahli Estimasi Biaya CAD Operator
Usulan
Teknis
Ahli K3 Konstruksi Surveyor V-59
Ahli Mekanikal/Elektrikal Administrasi
DED Optimalisasi SPAM Brang Rea
5.6.1.3. Organisasi K3
Struktur Organisasi Unit K3 meliputi :
Ketua Unit K3 : Ahli K3
Pelaksana K3 : Para Pelaksana
Anggota : Seluruh personil proyek