Anda di halaman 1dari 5

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

04/PRT/M/ 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik terdapat
dua sistem pengelolaan air limbah domestik, yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat/SPALD-S (onsite system) yaitu sistem pengelolaan
yang dilakukan dengan mengolah
air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan
sarana pengangkut ke Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja. Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Terpusat/ SPALD-T (offsite sysfem) yaitu sistem pengelolaan yang dilakukan dengan
mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-sistem Pengolahan
Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaan. Aspek yang penting dalam
pengelolaan air limbah adalah sistem penyaluran air limbah (SPAL) dan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL).

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2017,
Rotating Biological Contactor (RBC) merupakan salah satu teknologi pengolahan air limbah
domestik dengan menggunakan mikroorganisme yang melekat pada media piringan fiber/HDPE
yang terendam 40% di dalam air dengan susunan vertikal pada aksis horizontal.
Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan PERENCANAAN PIPA RETIKULASI
1. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk disalurkan ke pipa utama;
2. Pipa retikulasi terdiri dari pipa servis dan pipa lateral;
3. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa lateral ke pipa induk;
Perencanaan Pipa Retikulasi
4. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari
sambungan rumah ke pipa induk. 5. Perencanaan pipa retikulasi air limbah meliputi: letak pipa, diameter dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau
pipe jacking), kemiringan minimum, manhole;
6. Perencanaan debit rata-rata (m³/hr) pada masing- masing seksi pipa lateral harus memperhitungkan luas daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi
debit spesifik air limbah yang dilayani (m³/hr/ha).
7. Perencanaan dimensi pipa retikulasi harus
memperhitungkan:
Debit rata-rata (tanpa infiltrasi)
Debit jam maksimum/puncak (dengn infiltrasi)
Debit jam minimum (tanpa infiltrasi)
Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum dan debit jam minimum untuk
perencanaan penggelontoran di beberapa seksi pipa.
8. Perencanaan pipa retikulasi harus mengacu pada kriteria dan tata cara perencanaan teknis yang berlaku.

Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan PERENCANAAN PIPA INDUK(MAIN/TRUNK SEWER)


Perencanaan Pipa Induk
1. Pipa induk adalah saluran yang menyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi) menuju instalasi pengolahan air limbah;
2. Bila diperlukan pipa induk dapat dilengkapi dengan pipa cabang yang berfungsi menyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi) ke pipa induk;
3. Perencanaan pipa induk air limbah meliputi:
letak pipa, dimensi dan bahan pipa, - metode konstruksi (open trench atau pipe jacking).
- stasiun pompa dan
- bangunan pelengkap (seperti manhole, siphon, dll).
4. Perencanaan debit rata-rata (m³/hr) harus memperhitungkan seluruh daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang
dilayani (m³/hr/ha).
5. Perencanaan dimensi pipa induk harus
memperhitungkan:
Debit rata-rata (tanpa infiltrasi)
- Debit jam maksimum/puncak (dengan infiltrasi)
- Debit jam minimum (tanpa infiltrasi) Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum dan debit jam minimum untuk
perencanaan penggelontoran pipa induk.
6. Perencanaan teknis pipa induk harus mengacu pada standard teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis pipa induk Air Limbah yang berlaku.
7. Material pipa jacking mengacu pada JIS A5303 atau JIS 5302, dengan mutu beton minimum K 400, menggunakan sement Type V (Sulfate Resisting
Portland Cement) sesuai dengan SII 0013-84, dan menggunakan besi jenis Hard Drawn deformed wire dengan Yield Strength > 4500kg/cm² dan Tensile
Strength > 5000 kg/cm²

Anda mungkin juga menyukai