Anda di halaman 1dari 12

1.

1 AIR BERSIH
Dalam pengelolaan sistem penyediaan air minum, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan Tabel 5-1Kondisi Unit Produksi, Transmisi dan Distribusi
dipertimbangkan dengan seksama agar dapat diperoleh tingkat pelayanan sistem yang prima.

Pertama adalah konsep penyediaan air minum yang akan diterapkan dalam daerah pelayanan. Pelayanan air
bersih di dalam Kawasan Sawarna direncanakan memiliki konsep pelayanan sebagai berikut.

a. Standar pelayanan yang digunakan adalah standar pelayanan air seperti yang berlaku pada kawasan
sejenis.
b. Keberlanjutan (sustainability) kehidupan beserta ekosistemnya.
c. Pemberdayaan lingkungan sekitar untuk menjamin sinergi yang saling menguntungkan antara kawasan
dengan lingkungan sekitarnya.

Kedua adalah strategi pengadaan sistem penyediaan air minum. Pencapaian konsep pengembangan sistem
penyediaan air minum di Kawasan Sawarna dapat dilakukan dengan menggunakan strategi sebagai berikut.

1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
2) Perhitungan tingkat kebutuhan air bersih didasarkan pada standar yang berlaku.
Sumber: Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019
3) Tingkat Pelayanan 100%.
4) Waktu pelayanan 24 jam/hari.
1.1.2 Standar dan Parameter Untuk Air Bersih
5) Tekanan air minimum pada sisi konsumen, minimal 10 m kolom air (1 bar).
6) Pemanfaatan sumber air yang tersedia (eksisting) secara optimal. Kebutuhan air bersih kawasan dihitung berdasarkan standar kebutuhan air minum untuk setiap jenis kegiatan
dan peruntukan di dalam Kawasan Sawarna. Standar kebutuhan air bersih didasarkan pada standar yang berlaku
7) Penggunaan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan di dalam Kawasan Sawarna.
secara nasional maupun internasional dan mengikuti trend dari kegiatan sejenis di berbagai tempat didunia
8) Pengelolaan sistem penyediaan air bersih dilakukan oleh Sawarna. yang didasarkan pada studi yang dilakukan baik melalui literatur maupun tinjauan pada kawasan wisata sejenis
di berbagai tempat didunia yang seperti diuraikan pada tabel berikut.

1.1.1 Pelayanan Eksisting PDAM Tabel 5-2Standar Kebutuhan Air Bersih Kawasan

Jenis Kegiatan Standar Kebutuhan Referensi


Berdasarkan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015- Satuan Besaran
2019, tingkat pelayanan air bersih oleh PDAM Kabupaten lebak baru mencapai 30,38 %. Nilai cakupan pelayanan Residensial l/orang/day 120 SNI 03-7065-2005
perkotaan sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk perkotaan yang terlayani. Pemekaran daerah menjadi Hotel & Resort l/bed/day 250 SNI 03-7065-2005
berkonsekuensi langsung terhadap nilai cakupan ini. Penambahan Kecamatan mempengaruhi jumlah
Komersial l/m2/day 5 SNI 03-7065-2005
deliniasi desa-desa yang dianggap desa perkotaan sehingga jumlah penduduk perkotaan dengan sendirinya
menjadi bertambah. Saat ini jumlah desa perkotaan menjadi 124 desa dari 320 desa di 28 kecamatan Perkantoran l/orang/day 50 SNI 03-7065-2005
dengan jumlah penduduk perkotaan sebanyak 494.116 jiwa dengan jumlah jiwa terlayani sebanyak 74.285 Golf l/m2/day 3.5 MoroccoTourism Area
jiwa. Angka cakupan ini akan berubah naik atau turun apabila terjadi pemekaran daerah atau Pusat Infrastruktur l/orang/day 100 SNI 03-7065-2005
perampingan daerah.
Perkebunan l/m2/day 3.5 MoroccoTourism Area

Efektivitas produksi dan distribusi air dipengaruhi kemampuan produksi air dari pompa yang ada, Solar Cell l/m2/day 3.5 MoroccoTourism Area
stabilitas arus pembangkit, tingkat kekeruhan air baku terhadap kemampuan daya olah IPA, penggunaan air Mixed Use l/orang/day 150 SNI 03-7065-2005
dilingkungan IPA dan tingkat kebocoran distribusi (teknis dan non teknis). Kebocoran teknis terjadi Perluasan Desa l/bed/day 150 SNI 03-7065-2005
dijaringan perpipaan dan water meter kurang akurat (WM induk & konsumen) dan Kebocoran non teknis
Pertahanan Sipil l/orang/day 50 SNI 03-7065-2005
terjadi akibat kesalahan pembacaan watermeter oleh petugas, kesalahan perhitungan administrasi dan
sambungan liar. Sumber: Berbagai sumber
Tabel 5-3Kriteria Perencanaan Sistem Air Minum No Titik Kedalaman Potensi Debit (lps)
5 Titik-5 13,80 – 44,30 m 10,00 – 20,00 lt/dt
No Uraian Kriteria Perencanaan
6 Titik-6 17,30 – 60,60 m 20,00 – 30,00 lt/dt
1 Kapasitas Aliran:
a. Sumber Air Hari Maksimum (Maximum Day Demand) 7 Titik-7 15,50 – 58,80 m 25,00 – 35,00 lt/dt
b. Kapasitas Produksi Hari Maksimum (Maximum Day Demand) 8 Titik-8 13,00 – 57,00 m 20,00 – 30,00 lt/dt
c. Pemakaian Air (100-120) liter/orang/hari 9 Titik-9 20,60 – 79,30 m 20,00 – 30,00 lt/dt
d. Pompa
10 Titik-10 28,00 – 74,50 m & 77,60 – 92,60 m 20,00 –30,00 lt/dt
 Intake Hari Maksimum (Maximum Day Demand)
 Distribusi Peak Hour (Peak Hour Demand) 11 Titik-11 20,60 – 79,30 m 30,00 – 40,00 lt/dt
e. Jaringan Perpipaan Hari Maksimum (Maximum Day Demand) 12 Titik-12 38,00 – 120,70 m 40,00 – 50,00 lt/dt
 Transmisi Hari Maksimum dan Peak Hour 13 Titik-13 23,00 – 86,30 m 40,00 – 50,00 lt/dt
 Distribusi
14 Titik-14 29,80 – 71,80 m 30,00 – 40,00 lt/dt
Faktor Pengaliran
a. Harian Maksimum (max. day Factor) (1.25 – 1.5) 15 Titik-15 16,00 – 67,30 m 40,00 – 50,00 lt/dt
b. Jam Puncak (Peak Hour Factor) (1.50 – 1.75) Sumber : Studi PT Global Mitra Sarana, 2021
3 Dimensi Pipa
a. Kecepatan Aliran (Velocity Flow) (0.3 – 2.0) meter/detik Melihat dari data studi tersebut, disimpulkanbahwapotensi debit air tanah rata-rata di 20-40 lt/dt dengan
b. Diameter pipa Induk/primer >150 mm kedalaman bervariasi dari 13 m hingga 120 m. Untuk lebih lengkapnya disajikan pada dokumen terpisah yaitu
c. Diameter Pipa Sekunder/tersier <150 mm Hasil Studi PT Global Mitra Sarana dengan menggunakan metode pasif spectrum gelombang elektromagnetik.
4 Kualitas dan Tekanan Kerja di Jaringan
a. Kualitas Stander PERMENKES RI No.492/2010
b. Distribusi (40-60) meter kolom air (MKA)
c. Minimum sisa tekanan (10-20) meter kolom air (MKA) 1.1.4 Sistem Pelayanan Air Bersih di Wilayah Sawarna
5 Jam Operasi 24 Jam
6 Kapasitas Reservoar (storage capacity) (10%-15) x Hari Rerata Berdasarkan uraian dan bahasan mengenai sumber air dan daerah pelayanan di atas, maka sistem pelayanan air
Kehilangan Air (Uncounted for water) (20%-25%) x total Demand Consumption bersih (water supply) untuk KEK Sawarnaakan menggunakan sumber air dari PDAM, dengan sistem pelayanan
distribusi yang terdiri dari daerah pelayanan Barat, tengah dan pelayanan Timur. Namun dengan pertimbangan
Sumber: SNI 03-7065-2005
kapasitas, keberlanjutan, dan efektivitas sistem yang ada saat ini, maka penggunaan sumber air PDAM, akan
didukung oleh sumber air lainnya yaitu dari sumur bor. Adapun jumlah sumur bor yang dibutuhkan tergantung
dari seberapa besar debit andalan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Berdasarkan
1.1.3 Identifikasi Potensi Sumber Air Baku hasil pemeriksaan debit air tanah menggunakan geolistrik diperkiraan debit yang yang tersedia berkisar antara
20-30 l/dtk, dengan data investagasi geolistrik ini, maka dapat diasumsikan air didapatkan dari 3 titik sumber
Dari beberapa pilihan sumber air baku yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai alternatif sumber air baku yang kemudian diolah dan di salurkan menuju reservoir di ketinggian tertentu agar mencapai titik tekanan yang
bagi kawasan Sawarna, setelah dikaji secara cermat dan mengingat unit air baku ini perannya sangat strategis diharapkan. Secara rinci, sistem pelayanan air bersih di Sawarna seperti diuraikan pada gambar berikut.
dan menentukan dalam faktor ketersediaan dan kesinambungan pasokan air ke dalam wilayah pelayanan yang
direncanakan, maka sumber air bersih/air baku yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
kawasan Sawarna yaitu dari PDAM (PDAM Cabang Bayah dan PDAM Cabang Cilograng) dan air tanah dalam
(Sumur Bor). Di lokasi rencana pembangunan Sawarna, terdapat 2 lokasi jaringan eksisting yang berdasarkan
informasi masih terdapat idle capacity sebesar 40 l/dtk yang dapat dimanfaatkan oleh pengelola Sawarna Gambar 5-1Jaringan Perpipaan Air Bersih di Kawasan Sawarna
sebagai sumber utama untuk air bersih.

Untuk potensi sumber air baku yang berasal dari airtanah, pengelola kawasan telah melakukan studi geolistrik
dengan pengeboran sebanyak 15 titik yang diduga memiliki potensi airtanah dalam. Adapun kesimpulan ke-15
titik tersebut antara lain:

Tabel 5-4Hasil Investigasi Geolistrik Kawasan Sawarna

No Titik Kedalaman Potensi Debit (lps)


1 Titik-1 14,00 – 64,10 m 25,00 – 35,00 lt/dt
2 Titik-2 17,70 – 67,80 m 30,00 – 40,00 lt/dt
3 Titik-3 30,20 – 108,40 m 30,00 – 40,00 lt/dt
4 Titik-4 23,70 – 75,10 m 35,00 – 45,00 lt/dt
Sumber: Hasil Analisis, 2022
1.1.5 Estimasi Kebutuhan Air Bersih

Penyediaan sarana air bersih dalam Kawasan Sawarna secara umum akan mengikuti tahapan pengembangan
kawasan secara menyeluruh. Namun mengingat penyediaan air bersih merupakan satu kesatuan sistem antara
sarana produksi dan sarana distribusi, maka pengembangannya akan diusahakan semaksimal dan seoptimal
mungkin untuk mengikuti pengembangan Kawasan Sawarna.

Dengan demikian, estimasi kebutuhan air bersih dalam Kawasan Sawarna adalah sebesar 32,57 l/dtk.
Perhitungan estimasi kebutuhan air bersih tertuang dalam tabel berikut ini.

Tabel 5-5Estimasi Kebutuhan Air Bersih


Sumber: Hasil Analisis, 2022 c. Air limbah domestik (wastewater) diartikan sebagai air sisa dari kegiatan atau aktivitas manusia. Jenis air
limbah dibedakan atas:
1.1.6 Konsep Pemanfaatan Sumber Air Kebutuhan Air Bersih Sawarna
 air limbah dari toilet (black water)
Berdasarkan kebutuhan air bersih Sawarna yaitu sebesar 33 liter/detik maka alternatifnya yaitu memanfaatkan  air limbah dari dapur, kamar mandi dan pencucian (grey water). Khusus limbah dapur diharuskan
idle capacity dari PDAM sebesar 40 liter/detik dengan cadangan air baku berasal dari sumur bor. Apabila akan menambahkan grease trap sebelum masuk kedalam Bioseptic Tank
menggunakan sumbur bor harus menambahkan pengolahan sederhana seperti filtrasi dan penambahan
d. Perhitungan timbulan rata-rata air limbah sebesar 80% dari konsumsi air bersih.
desinfektan untuk membutuh mikroorganisme patogen. Untuk kapasitas reservoar sebagai berikut :

a) Reservoir 1 : 14 m3 Dengan demikian, estimasi timbulan air limbah dalam Kawasan Sawarna adalah sebesar 21,71 l/dtk.
b) Reservoir 2 : 6 m3 Perhitungan estimasi timbulan air limbah tertuang dalam tabel berikut ini.
c) Reservoir 3 : 13 m3

1.1.7 Ketentuan Teknis Tambahan


Tabel 5-6Estimasi Timbulan Air Limbah Kawasan Sawarna
Untuk lebih dapat memberikan jaminan pasokan air minum berlangsung terus menerus pada setiap unit Hotel
dan Resort,diperlukan bak penampung air minum di dalam lahan kavelingnya masing-masing sebagai reservoir
darurat yang hygienis, dengan kapasitas penampungan minimal untuk mencukupi kebutuhan selama ± 3 hari.
Volume air yang harus ditampung dalam reservoir darurat ini sebesar:

3 hari * 250 liter * jumlah bed, atau sekurang-kurangnya sebesar 300 m 3

Reservoir darurat ini harus dilengkapi instalasi perpipaan dan pompa yang terhubung dengan instalasi perpipaan
dalam bangunan hotel atau resort yang bersangkutan.

1.2 AIR LIMBAH


1.2.1 Umum

Air limbah merupakan air yang dihasilkan dari kegiatan domestik yang telah selesai digunakan. Pengelolaan
sistem air buangan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut.

1. Untuk memenuhi layanan pengelolaan air limbah di kawasan


2. Untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih
3. Untuk membuat desain yang fleksibel sesuai dengan kondisi area rencana pembangunan Kawasan Sawarna
4. Untuk mendapatkan rancangan yang efisien dan lebih mudah dalam pemeliharaan dan pengoperasian.

1.2.2 Estimasi Timbulan Air Limbah di Kawasan Sawarna

Timbulan air limbah yang dihasilkan dari Kawasan Sawarna dihitung menggunakan beberapa pertimbangan dan
asumsi dengankriteria desain sebagai berikut.

a. Air hujan tidak diperhitungkan sebagai bagian dari air limbah domestik
b. Sistem pengaliran dan pengolahan air limbah yang akan diterapkan merupakan sistem terpisah, bukan sistem
tercampur dengan air hujan
Sumber: Hasil Analisis, 2022
1.2.3 Konsep Sistem Penyediaan Air Limbah Gambar 5-3Proses IPAL Organica

Pengolahan air limbah di Kawasan Sawarnaakan dikelola secara terpusat berdasarkan zona wilayah tergantung Saat air mengalir dari satu reaktor ke reaktor lain, ekologi yang
dari pengelompokkan kegiatan dan morfologi kawasan dengan tujuan untuk mempermudah berbeda akan berkembang di setiap reaktor. Dengan demikian, sub-
pengelolaan.Berdasarkan hasil analisis, WTP yang dibutuhkan adalah sebanyak 4 unit pengolah yang terdiri dari ekosistem menyediakan efisiensi penyisihan yang ditingkatkan
sambil memanfaatkan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih
1 unit di wilayah barat, 2 unit di wilayah tengah, dan 1 unit di wilayah timur. Adapun jenis IPAL yang digunakan
sedikit lumpur. Biologi kompleks dikelola oleh perangkat lunak
adalah IPAL Aerob
kontrol proses cerdas yang mengatur semua komponen teknik yang
diperlukan untuk mempertahankan kondisi ideal dalam sistem.
Zona The Gate
(Timbulan 9,17 l/detik) Bakteri dan organisme yang lebih tinggi hidup dalam bentuk melekat
pada media tetap di dalam reaktor. Menyediakan habitat stasioner
IPAL memungkinkan biofilm yang sangat beragam dan kuat untuk tumbuh
Organica dan berkembang, pada akhirnya menawarkan penghilangan nutrisi
yang ditingkatkan secara signifikan, efisiensi energi, dan ketahanan,
Zona Family Adventure
semuanya dalam ruang yang jauh lebih sedikit daripada teknologi
(Timbulan 3,50 l/detik) Drainase konvensional.
Kawasan
IPAL Organica dirancang untuk meningkatkan proses alami ekosistem 1
yang kompleks dengan menciptakan biologi yang jauh lebih beragam
Zona Wellness Retreat daripada yang sudah digunakan di industri. Selain bakteri yang
(Timbulan 0,63 l/detik) ditemukan dalam sistem lumpur aktif tradisional, fasilitas Organica
dihuni oleh lebih dari 3.000 spesies mikroba, flora dan fauna air.

Secara umum kelebihan dari IPAL Organica adalah :


Zona Luxury Resort
(Timbulan 8,41 l/detik) 1. Tapak bangunan/pengolah 60% lebih kecil dari tipe konvensional

2. Lebih dari 30% lebih murah dalam operasional dibandingkan tipe


Gambar 5-2Skematik Sistem Pengelolaan Air Limbah di Kawasan Sawarna
konvensional
Sumber: Hasil Analisis, 2022

3. Estetik dan Ramah Lingkungan


IPAL Organica memanfaatkan ekologi kompleks dengan tampilan dan nuansa kebun raya. Di bawah permukaan
jalan ada reaktor sedalam 5-6 m yang bekerja sama dengan kehidupan. Ekosistem dalam reaktor mengkonsumsi
4. Sistem lebih stabil
kontaminan dalam air limbah yang menghasilkan air berkualitas tinggi yang dapat digunakan kembali. Reaktor
diatur dalam mode kaskade dengan langkah-langkah perlakuan awal di awal dan pemolesan akhir di akhir, 5. Bisa digunakan dalam kawasan besar atau kecil
tergantung pada persyaratan lokal.

Gambar 5-4Contoh IPAL Organica


1.3 PERSAMPAHAN
1.3.1 Sistem Pengelolaan Sampah

Undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bertujuan antara lain:

1. Agar pengelolaan ini dapat memberikan manfaat secara ekonomi (sampah sebagai sumber daya), sehat
bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat

2. Agar mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap kesehatan lingkungan

3. Agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.

Kebijakan dari strategi nasional pengembangan persampahan, paradigma pola pengelolaan sampah tidaklagi
mengandalkan pola “kumpul–angkut–buang”, namun beralih ke pola pengurangan dan pemanfaatan sampah
dimulai dari sumbernya, sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dapat
diminimalisasi.

Mulai tahun 2013 tidak diperkenankan TPA untuk beroperasidengan sistem open dumping. Sehingga proses
perencanaan memegang peranan penting dalam pelaksanaan pengelolaan persampahan. Keterlibatan
pengelolaan persampahan sudah seharusnya tidak hanya dilakukan oleh pemangku kepentingan (stakeholder)
tetapi termasuk masyarakat dalam pengambilan keputusan. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi sampah, baik
timbulan (berat atau volume) serta komposisinya.

Definisi sampah berdasarkan UU No.18/2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat.

Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Kegiatan pengurangan meliputi:

1. Pembatasan timbulan sampah


2. Pendauran ulang sampah dan/atau

3. Pemanfaatan kembali sampah

Kegiatan penanganan meliputi:


Gambar 5-5Jaringan Air Limbah 1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemilahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau
sifat sampah

2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ketempat
1.2.4 Kapasitas WWTP pengolahan sampah 3R Skala Kawasan (TPS3R), atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)

3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah
Konsep jaringan perpipaan air limbah untuk keselurah kawasan Sawarna yaitu menggunakan sistem gravitasi
sementara atau tempat pengolahan sampah 3R terpadu menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau TPST
sehingga posisi WWTP berada di elevasi terendah. Penempatan posisi WWTP di bagi menjadi 4 lokasi
memperhitungkan kontur setiap zona. Adapun kapasitas dari masing-masing WWTP adalah sebagai berikut :. 4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi dan jumlah sampah, dan/atau

5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan atau residu pengolahan sebelumnya ke
a) WWTP 1 sebesar : 10 m3/hari
media lingkungan secara aman.
b) WWTP 2 sebesar : 5 m3/hari
c) WWTP 3 sebesar : 6 m3/hari
Sampah berpotensi menimbulkan dampak terhadap aspek lingkungan (degradasi lahan, kualitas air). Konsep 3R
d) WWTP 4 sebesar : 3 m3/hari berupa kegiatan pengurangan (reduce) sumber potensi sampah, penggunaan kembali material (reuse) yang
dapat dimanfaatkan, dan proses daurulangmaterial (recycle) yang tidak dapat digunakan kembali merupakan  Produsen adalah supplier/pemasok produk-produk yang digunakan untuk kepentingan operasional kawasan
faktor penting dalam kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Minimalisasi volume sampah yang masuk ke
 Tenants adalah penyewa lahan dan penghuni atau pengunjung
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan atau incinerator dapat membantu mengurangi dampak negatif sampah
yang ditimbulkan terhadap lingkungan.  Manajemen Pengelola Kawasan adalah Pengelola Sawarna

 Pemerintah adalah Pemerintah Daerah sebagai pemilik dan penanggung jawab pengelolaan TPA

1.3.2 Konsep Dasar Manajemen Pengelolaan Sampah di Kawasan Sawarna

A. Pencegahan dan Pengurangan Timbulan Sampah (Waste Prevention and Minimization)

Strategi mencegah timbulnya sampah sejak dari sumbernya merupakan strategi yang paling utama dalam
manajemen pengelolaan sampah. Pencegahan dan mengurangi timbulan sampah secara signifikan berbanding
lurus dengan pengurangan dampak negatif yang ditimbulkan timbulan sampah terhadap lingkungan dan sosial-
ekonomi yang berkaitan dengan biaya penyimpanan, penanganan, transportasi, dan pembuangan sampah.

Pendekatan ini mendorong efisiensi penggunaan sumber dan meminimalisasi volume sampah yang harus
ditangani oleh petugas dan diangkut dari kawasan.

B. Penggunaan Kembali (Reuse)

Merupakan sebuah proses menggunakan kembali material. Apabila memungkinkan, pengelola kawasan harus
menggunakan kembali barang-barang dalam bentuk aslinya untuk manfaat yang sama ataupun berbeda. Apabila
barang tersebut tidak dapat digunakan kembali, pengelola kawasan harus menginvestigasi kemungkinan barang
tersebut dapat dijual atau didonasikan kepada petugas, organisasi amal, sekolah, pebisnis, atau pihak lain yang
tertarik.

C. Daur Ulang (Recycle)

Tahap ini dipertimbangkan apabila proses penggunaan kembali tidak lagi dapat dilakukan. Daur ulang (recycle) Gambar 5-6Skema Tanggung Jawab Pengelolaan Persampahan Kawasan Sawarna
merupakan upaya pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang tetapi tidak dapat digunakan kembali secara Sumber: Hasil Analisis, 2022
langsung. Langkah penting untuk memastikan keefektifan praktek daur ulang adalah adanya pemilahan sampah
dari sumbernya.

D. Pembuangan (Disposal) 1.3.3 Rencana Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Sawarna

Merupakan pilihan paling akhir dari sebuah manajemen pengelolaan sampah. Dalam usaha pengelolaan sampah, A. Wilayah Pelayanan Sistem
selalu ada residu/sisa material hasil pengelolaan. Sisa hasil pengelolaan sampah biasanya memerlukan Wilayah pelayanan pengelolaan sampah yaitu seluruh Kawasan Sawarna.
pengolahan sebelum akhirnya dibuang demi keselamatan lingkungan, sosial dan kesehatan.
B. Sistem Pengumpulan dan Pengangkutan
E. Pembuangan Akhir Sampah Kawasan Sawarna ke TPA Kabupaten Lebak. Sesuai dengan konsep penanganan sampah seperti diuraikan di atas, maka sistem pengumpulan (collection) dan
pengangkutan (transportation) sampah dilakukan dengan cara:
Pada dasarnya, konsep pengelolaan sampah KEK Sawarna mengupayakan volume/jumlah sampah yang
dihasilkan seminimal mungkin. Namun untuk mengantisipasi adanya sampah yang tidak lagi memungkinkan 1. Pewadahan dan Pengumpulan
untuk diolah maka pembuangan akhir akan memanfaatkan TPA Kabupaten Lebak. Seluruh sampah yang dihasilkan dari berbagai sumber sampah, harus dikemas dalam suatu wadah yang
memisahkan antara sampah organik dan anorganik. Selanjutnya wadah sampah ini harus diletakkan di
F. Tanggung Jawab terhadap Pengelolaan Sampah Kawasan Sawarna
tempat yang mudah dijangkau oleh petugas sampah. Apabila volume sampah yang dihasilkan cukup besar,
pihak sumber sampah yang bersangkutan wajib menyediakan TPS (Tempat Penampungan Sementara)
Keberhasilan manajemen pengelolaan sampah Kawasan Sawarna sangat tergantung kepada komitmen semua
sampah yang tertutup dan diletakkan di dalam lahan kavelingnya masing-masing. Dari TPS kavling sampah
pihak yang terlibat, yaitu:
ditransfer menuju TPST 3R kawasan yaitu di Barat dan timur KEK Sawarna
Pada setiap ruas jalan utama, harus dilengkapi dengan dua wadah sampah dengan pemberian warna yang
berbeda untuk jenis sampah organik dan sampah anorganik

2. Pengangkutan

Pengangkutan sampah adalah sub sistem yang tujuannya membawa sampah dari lokasi pemindahan atau
dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pemrosesan Akhir. Pengangkutan sampah merupakan
salah satu komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti dengan sasaran
mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut, khususnya bila:

a) Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus menangani sampah

b) Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh

c) Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai area

d) Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti masalah lalu-lintas jalur menuju titik sasaran tujuan sampah

Dengan optimasi sub sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi mudah, cepat, dan biaya
relatif murah. Persyaratan alat pengangkut sampah antara lain adalah:

a) Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring.

b) Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui.

c) Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.

Zona The Gate


(Timbulan 12,05 m3/hari)

TPST 3R
Zona Family Adventure
(Timbulan 15,59 m3/hari)
Pengangkutan
Sampah dari
Masing-Masing
Zona Wellness Retreat Zona Gambar 5-8Lokasi TPST 3R
(Timbulan 6,28 m3/hari) Sumber: Hasil Rencana, 2022

Zona Luxury Resort 1.3.4 Perhitungan Timbulan Sampah


(Timbulan 19,00 m3/hari)
Ukuran timbulan sampah dapat didasarkan kepada berat dan volume. Berdasarkan berat, satuan berat Ton dan
kg. Berdasarkan volume, satuan volume Liter dan m3.
TPA Jumlah timbulan sampah perlu diketahui, agar pengelolaanpersampahan dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien. Jumlah timbulan sampah ini akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain:
Gambar 5-7 Konsep Penanganan Limbah Padat Kawasan Sawarna 1. Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan
Sumber: Hasil Analisis, 2022
2. Perencanaan rute pengangkutan

3. Fasilitas daur ulang


Estimasi timbulan sampah dihitung dengan mengacu pada standar timbulan sampah
yang berlaku sesuai kegiatan yang berpotensi menghasilkan timbulan sampah di dalam
kawasan. Estimasi timbulan sampah Kawasan Sawarna Tourism sebesar 52,92 m3/hari.
Selengkapnya dapat dilihat Tabel berikut.

Tabel 5-7Estimasi Timbulan Limbah Padat Kawasan Sawarna

Sumber: Hasil Analisis, 2022


1.3.5 Kapasitas TPST 3R

Untuk mengolah limbah padata seluruh kawasan Sawarna maka konsep pengelolaan dibagi menjadi 2 bagian
yaitu 1 TPST untuk melayani zona Luxury resort yang berada di sebelah barat dan 1 TPST untuk melayani zona
Wellness Retreat, Zona Family Adventure dan Zona The Gate. Adapun kapasitas dari masing-masing TPST yaitu
untuk yang berad di zona Luxury resort memiliki kapasitas 19 m3/hari sedangkan untuk TPST yang melayani 3
zona memiliki kapasitas 34 m3/hari.

Anda mungkin juga menyukai