SKRIPSI
ANALISIS PELAYANAN DISTRIBUSI AIR BERSIH
PERUMDA AIR MINUM TIRTA KHATULISTIWA DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT
DENGAN PROGRAM EPANET
DOSEN PEMBIMBING UTAMA: DISUSUN OLEH DOSEN PENGUJI UTAMA:
Eko Yulianto, S.T., M.T. ANDIKHA PRATAMA Dr. Stefanus Barlian Soeryamassoeka, S.T., M.T.,IPM
NIP. 197107171998021004 D1012161010 NIP. 197212262000031001
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada
kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan akan air
bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena
menyangkut kehidupan orang banyak. Sebagai kebutuhan
dasar, distribusi air harus dipastikan sampai kepada yang
membutuhkan sehingga di perlukan jaringan suplai air bersih
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna baik domestik
maupun industri.
Penyediaan air bersih di Kota
Pontianak khususnya Kecamatan Pontianak
Barat dikelola oleh PERUMDA Air Minum
Tirta Khatulistiwa yang berdiri dengan
ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 03
Tahun 1975. Tujuan didirikannya PDAM ini
adalah menjadi bagian dalam melaksanakan
pembangunan masyarakat, dengan
meningkatkan kesehatan dan memenuhi
kebutuhan air bersih kepada masyarakat
Kota Pontianak.
Unit Produksi kapasitas IPA terpasang
saat ini adalah 2058 l/detik dengan sumber
air permukaan sungai Kapuas dan sungai
Landak . PERUMDA Air Minum Tirta
Khatulistiwa melayani 13 Zona pelayanan
untuk semua Kecamatan di Kota Pontiaanak
dengan Fasilitas Produksi terdiri dari IPA
Imam Bonjol , IPA Selat Panjang, IPA Sei
Jawi dan Parit Mayor.
Fasilitas Produksi
PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa
Zona G Zona H
24.251 SR 10.118 SR
Perumusan Masalah
Jaringan distribusi PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa untuk
Kecamatan Pontianak Barat adalah jaringan yang sudah lama, kurang lebih
dari tahun 1959 sampai sekarang . Dari pembagian pelayanan Zona di
Kecamatan Pontianak Barat, Zona H merupakan wilayah pelayanan yang
memiliki pelanggan terendah di Kecamatan Pontianak Barat. Diiringi
dengan adanya peningkatan jumlah penduduk maka berdampak pula
terhadap kebutuhan air bersih yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini menyebabkan pendistribusian air bersih PERUMDA Air Minum
Tirta Khatulistiwa menjadi tidak optimal, sehingga adanya kebocoran pada
pipa yang berakibat berhentinya pendistribusian air ke masyarakat. Maka
perlu dilakukan penelitian mengenai pelayanan distribusi air bersih
PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa untuk pelayanan Kecamatan
Pontianak Barat khususnya Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai
Beliung yang termasuk ke dalam Zona H.
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah :
01 Berapa besar kebutuhan air bersih yang harus disediakan PERUMDA Air
Minum Tirta Khatulistiwa untuk proyeksi penduduk 20 tahun yang akan datang
di Zona H ?
02 Bagaimana kondisi jaringan distribusi air bersih PERUMDA Air Minum Tirta
Khatulistiwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Zona H untuk
proyeksi penduduk 20 tahun yang akan datang ?
1. Mengetahui besar kebutuhan air yang harus didistribusikan oleh PERUMDA Air
Minum Tirta Khaulistiwa di Zona H untuk 20 tahun yang akan datang.
2. Mengetahui kondisi jaringan distribusi air bersih PERUMDA Air Minum Tirta
Khatulistiwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Zona H untuk proyeksi
penduduk 20 tahun yang akan datang.
3. Memberikan saran untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam jaringan air
bersih PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa di daerah Kecamatan Pontianak
Barat khususnya di Zona H.
Manfaat Penelitian
1. Membantu PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa untuk meningkatkan
pelayanan dalam mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah pelanggan, agar
pelayanan tersebut berjalan secara optimal dan efisien serta mampu memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
3. Analisis penelitian hanya meninjau distribusi air bersih dengan perangkat lunak
EPANET .
4. Tidak Membahas kualitas air bersih pada sistem jaringan distribusi air bersih
PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa
5. Jaringan yang ditinjau hanya jaringan primer dan sekunder dengan diameter pipa
100 – 400 mm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen,
yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi
syarat ke seluruh daerah pelayanan.Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan
dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan,
dan reservoir distribusi. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah
menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan
tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan
perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah
ketersedian air setiap waktu.
Sistem Pengaliran Air Bersih
Cara pengaliran gravitasi ini digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
Cara Gravitasi
Cara pemompaan ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara
Cara
sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang
Pemompaan
cukup.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama
periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak
Cara Gabungan adanya energi.
Proyeksi Jumlah Penduduk
Asrama 120 8
SD 40 5
SLTP/SMP 50 6
SLTP dan lebih tinggi 80 6
Rumah-toko 100-200 8
Toko serba ada 3 7
Gedung Kantor 100 8
Restoran 30 5
Gedung Bioskop 10 7
pria : 60,
Pabrik/Industri 8
Wanita : 100
Stasiun/Terminal 3 15
Laboratorium 100-200 8
Bar 30 6
Kelab malam 120-350 -
Toko Pengecer 40 6
Hotel/Penginapan 200-300 10
Gedung Peribadatan 10 2
Perpustakaan 25 6
Gedung Perkumpulan 150-200 -
Gedung Pertunjukan 30 5
Restoran Umum 15 7
Fluktuasi Kebutuhan Air
Fluktuasi merupakan persentase jumlah pemakaian air pada tiap jam
tergantung dari kebiasaan serta pola pemakaian air oleh masyarakat. Dalam
distribusi pelayanan air bersih ke pelanggan, maka tolak ukur yang dapat
digunakan dalam perencanaan maupun evaluasi terhadap layanan adalah :
Mulai
Diagram
Barat
Peta Daerah Pelayanan
Selesai
Persiapan
A. Survei Awal
Survei awal adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih
detail wilayah yang akan di teliti.
B. Studi Literatur
Studi Literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang akan di angkat dalam suatu
penelitian. Studi Literatur bisa di dapat dari berbagai sumber, Jurnal, Buku,
Dokumentasi, Internet dan Pustaka.
Pengumpulan Data
Data
Data primer Sekunder
Data Data
primer sekunder
Data primer adalah data yang di dapat langsung 1. Peta Daerah Pelayanan Kecamatan
dari objek penelitian dengan cara penelitian di Pontianak Barat
lapangan. Adapun data yang akan diambil yaitu 2. Data Statistik
data panjang jalur pipa pada Zona H serta data 3. Data dari PERUMDA Air Minum
topografi di daerah Zona H. Data primer Tirta Khatulistiwa
dimaksudkan sebagai pembanding untuk output
yang didapatkan dari pemograman.
Langkah analisis
Peta
Kecamatan Pontianak Barat
Zona H
Kelurahan Sungai Beliung
- Jumlah Pelanggan 1.543 SR
Jumlah Penduduk
Kebutuhan Air Rata-Rata = 73,47 Liter/Detik
50.590 Jiwa
Analisis Penduduk 2041
Jumlah Penduduk
Kebutuhan Air Rata-Rata = 227,62 Liter/Detik
168.531 Jiwa
Analisis Jaringan Distribusi Dengan Program Epanet 2.2
Kondisi kebutuhan air bersih untuk exsisting dan menggunakan kapasitas pompa
1 Simulasi ke 1
exsisting
Kondisi kebutuhan air bersih untuk proyeksi 2041 dan menggunakan kapasitas pompa
2 Simulasi ke 2
exsisting.
3 Simulasi ke 3 Kondisi kebutuhan air bersih untuk exsisting dan penambahan kapasitas pompa.
Kondisi kebutuhan air bersih untuk proyeksi 2041 dan penambahan kapasitas pompa
4 Simulasi ke 4
serta penambahan booster.
Simulasi 1
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 untuk Simulasi ke 1
dengan kapasitas pompa exsisting yaitu 100 liter/detik dan
head pompa 30 m, maka masih di dapat titik junction tertentu
yang bertekanan dibawah 1,0 atm (10 m) pada daerah
Kelurahan Sungai Beliung. Hal ini disebabkan kapasitas
pompa yang masih kurang untuk mendistribusikan air pada
kondisi exsisting, sehingga belum mampu mengoptimalkan
pendistribusian di titik tertentu .
Permasalahan tersebut mengakibatkan tekanan
pendistribusian air di titik junction tersebut rendah di bawah
kriteria. Sedangkan dari hasil output kecepatan (velocity)
dengan menggunakan program Epanet 2.2 di dapat hasil
kondisi pipa exsisting masih ada beberapa titik-titik pipa
yang belum memenuhi kriteria. Hal ini disebabkan oleh
diameter pipa yang besar mengakibatkan kecepatan aliran di
dalam pipa berkurang, begitu juga untuk sebaliknya.
Kurangnya kecepatan di dalam pipa tersebut dapat berakibat
pipa tersebut tidak masuk kedalam kriteria yang telah
ditentukan.
Simulasi 2
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 untuk simulasi ke 2
dengan menggunakan kapasitas pemompaan yang sama
pada kondisi exsisting maka di dapat semua titik junction
untuk daerah Kelurahan Sungai Beliung dan Kelurahan
Pal Lima masih bertekanan dibawah 1,0 atm (10 m). Hal
ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pelanggan pada
tahun 2041 sehingga debit air yang akan disuplai untuk
kondisi proyeksi tahun 2041 pun ikut bertambah juga,
penambahan tersebut menyebabkan kapasitas pompa pada
kondisi exsisting tidak mampu di pakai untuk melayani
pendistribusian air pada kondisi proyeksi tahun 2041.
Sedangkan dari hasil output kecepatan (velocity) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 di dapat hasil kondisi
pipa proyeksi 2041 yang memenuhi dan belum memenuhi
kriteria
Simulasi 3
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 untuk simulasi ke 3 di
dapat hasil yang telah memenuhi kriteria tekanan
(pressure) yaitu 10-80 m. Hasil itu di dapat dengan
melakukan penambahan kapasitas pemompaan yang
semulanya 100 liter/detik ditingkatkan menjadi 150
liter/detik. Untuk head pompa tetap digunakan 30 m
sesuai kondisi exsisting.
Penambahan kapasitas pomompaan tersebut akan
mengoptimalkan kebutuhan air bersih pada jam puncak
serta dapat memenuhui kriteria tekanan (pressure) yang
ditentukan. Sedangkan hasil output kecepatan (velocity)
dengan menggunakan program Epanet 2.2 dengan
menyesuaikan perubahan kapasitas pompa maka masih di
dapat hasil yang belum memenuhi kriteria kecepatan
(Velocity) yaitu (0,3-4,5) m/detik.
Simulasi 4
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan menggunakan
program Epanet 2.2 untuk simulasi ke 4 di dapat hasil yang telah
memenuhi kriteria tekanan (pressure) yaitu 10-80 m. Hasil itu di
dapat dengan melakukan penambahan kapasitas pemompaan yang
semulanya 100 liter/detik ditingkatkan menjadi 400 liter/detik,
Untuk head pompa ditambah menjadi 40 m. Selain penambahan
kapasitas pompa, perlu juga di lakukan penambahan booster di
zona H dengan kapasitas pemompaan 200 liter/detik dan head
pompa 30 m. Jadi pada Zona H terdapat 2 booster yang akan
mendistribusikan air ke Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai
Beliung.
Penambahan kapasitas pompa serta booster pada zona H
bertujuan untuk mengoptimalkan pendistribusian air di wilayah
tersebut.sehingga kebutuhan air bersih pada jam puncak dapat
terpenuhi dan memenuhui kriteria tekanan (pressure) yang
ditentukan. hasil output kecepatan (velocity) dengan menggunakan
program Epanet 2.2 dengan menyesuaikan perubahan kapasitas
pompa maka masih di dapat hasil yang belum memenuhi kriteria
kecepatan (Velocity) yaitu (0,3-4,5) m/detik. Penambahan kapasitas
pompa dan booster tersebut berakibat perubahan diameter dan
penambahan pipa juga.
Bab v
penutup
Kesimpulan
Besar Kebutuhan air bersih PERUMDA Tirta Khatulistiwa pada Zona H untuk kondisi exsisting sebesar 110,20
01 liter/detik sedangkan kebutuhan air bersih untuk 20 tahun yang akan datang sebesar 341,43 liter/detik.
Kondisi jaringan distribusi air bersih PERUMDA air Minum Tirta Khatulistiwa untuk proyeksi penduduk 20 tahun
yang akan datang apabila menggunakan kapasitas pompa exsisting sekarang tentunya belum mampu untuk
mendistribusikan air pada Zona H , Hal itu disebabkan kapasitas pompa exsisting yang sekarang sebesar 100
02 liter/detik dengan head pompa 30 m sedangkan kebutuhan air bersih untuk 20 tahun yang akan datang sebesar
341,43 liter/detik. Kurangnya kapasitas tersebut maka perlu adanya penambahan kapasitas pompa serta penambahan
booster untuk menyesuaikan kenaikan kebutuhan air bersih 20 tahun yang akan datang, Sehingga dapat membantu
pengoptimalan kebutuhan air bersih PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa pada Zona H khususnya Kelurahan
Sungai Beliung dan Kelurahan Pal Lima.
Dari 4 simulasi kondisi jaringan yang telah dilakukan maka di dapat solusi yang dapat membantu PERUMDA
Air Minum Tirta Khatulistiwa , Solusi tersebut sebagai berikut :
a. Solusi untuk kondisi exsisting pada tahun 2021, Dapat dilakukan seperti pada simulasi ke 3 yaitu, Perlu
adanya penambahan kapasitas pemompaan yang semulanya 100 liter/detik menjadi 150 liter/detik, Hal itu
disebabkan kebutuhan jam puncak pada kondisi exsisting sebesar 110,20 liter/detik sehingga perlu adanya
penambahan kapasitas pompa agar pendistribusian air bersih pada Zona H berjalan secara optimal.
b. Solusi untuk kondisi 20 tahun yang akan datang pada tahun 2041, Dapat dilakukan seperti simulasi ke 4
03 yaitu, Perlu adanya penambahan kapasitas pemompaan yang semulanya 100 liter/detik dengan head pompa
30 m menjadi 400 liter/detik dengan head pompa 40 m. Selain penambahan kapasitas pompa, Perlu juga di
lakukan penambahan booster di zona H dengan kapasitas pemompaan 200 liter/detik dan head pompa 30 m.
Jadi pada Zona H terdapat 2 booster yang akan mendistribusikan air ke Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan
Sungai Beliung. Penambahan kapasitas pompa serta booster pada zona H berakibat pula untuk penambahan
dan perubahan diameter pipa. Dengan penambahan kapasitas pompa , penambahan booster serta
penambahan dan perubahan diameter pipa tersebut diharapkan dapat membantu dalam mengoptimalkan
pendistribusian air di Zona H khususnya Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai Beliung, Sehingga
kebutuhan air bersih pada jam puncak dapat terpenuhi.
Saran
Perlu adanya peningkatan kapasitas pemompaan pada booster Pal Lima agar
pendistribusian air bersih berjalan secara optimal serta dapat memenuhi kebutuhan
01
jam puncak pada Zona H khususnya Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai
Beliung.