Anda di halaman 1dari 49

SIDANG

SKRIPSI
ANALISIS PELAYANAN DISTRIBUSI AIR BERSIH
PERUMDA AIR MINUM TIRTA KHATULISTIWA DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT
DENGAN PROGRAM EPANET
DOSEN PEMBIMBING UTAMA: DISUSUN OLEH DOSEN PENGUJI UTAMA:
Eko Yulianto, S.T., M.T. ANDIKHA PRATAMA Dr. Stefanus Barlian Soeryamassoeka, S.T., M.T.,IPM
NIP. 197107171998021004 D1012161010 NIP. 197212262000031001

DOSEN PEMBIMBING KEDUA: DOSEN PENGUJI KEDUA:


Danang Gunarto, S.T., M.T.,IPM Dr. Ir. Kartini, M.T., IPU., ASEAN Eng.,ACPE
NIP. 197506182000121001 NIP. 195812151988102001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada
kehidupan di bumi. Karena pentingnya kebutuhan akan air
bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena
menyangkut kehidupan orang banyak. Sebagai kebutuhan
dasar, distribusi air harus dipastikan sampai kepada yang
membutuhkan sehingga di perlukan jaringan suplai air bersih
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna baik domestik
maupun industri.
Penyediaan air bersih di Kota
Pontianak khususnya Kecamatan Pontianak
Barat dikelola oleh PERUMDA Air Minum
Tirta Khatulistiwa yang berdiri dengan
ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 03
Tahun 1975. Tujuan didirikannya PDAM ini
adalah menjadi bagian dalam melaksanakan
pembangunan masyarakat, dengan
meningkatkan kesehatan dan memenuhi
kebutuhan air bersih kepada masyarakat
Kota Pontianak.
Unit Produksi kapasitas IPA terpasang
saat ini adalah 2058 l/detik dengan sumber
air permukaan sungai Kapuas dan sungai
Landak . PERUMDA Air Minum Tirta
Khatulistiwa melayani 13 Zona pelayanan
untuk semua Kecamatan di Kota Pontiaanak
dengan Fasilitas Produksi terdiri dari IPA
Imam Bonjol , IPA Selat Panjang, IPA Sei
Jawi dan Parit Mayor.
Fasilitas Produksi
PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa

IPA Sei. Jawi IPA Selat Panjang

IPA Parit Mayor


IPA Imam Bonjol
Pelayanan PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa
wilayah Kecamatan Pontianak Barat terbagi dalam 2 (dua)
zona yaitu, Zona G dan Zona H

Zona G Zona H

Kelurahan Sungai Kelurahan Pal


Jawi Dalam Lima
Dan dan
Kelurahan Sungai Kelurahan Sungai
Jawi Luar Beliung

24.251 SR 10.118 SR
Perumusan Masalah
Jaringan distribusi PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa untuk
Kecamatan Pontianak Barat adalah jaringan yang sudah lama, kurang lebih
dari tahun 1959 sampai sekarang . Dari pembagian pelayanan Zona di
Kecamatan Pontianak Barat, Zona H merupakan wilayah pelayanan yang
memiliki pelanggan terendah di Kecamatan Pontianak Barat. Diiringi
dengan adanya peningkatan jumlah penduduk maka berdampak pula
terhadap kebutuhan air bersih yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini menyebabkan pendistribusian air bersih PERUMDA Air Minum
Tirta Khatulistiwa menjadi tidak optimal, sehingga adanya kebocoran pada
pipa yang berakibat berhentinya pendistribusian air ke masyarakat. Maka
perlu dilakukan penelitian mengenai pelayanan distribusi air bersih
PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa untuk pelayanan Kecamatan
Pontianak Barat khususnya Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai
Beliung yang termasuk ke dalam Zona H.
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah :

01 Berapa besar kebutuhan air bersih yang harus disediakan PERUMDA Air
Minum Tirta Khatulistiwa untuk proyeksi penduduk 20 tahun yang akan datang
di Zona H ?

02 Bagaimana kondisi jaringan distribusi air bersih PERUMDA Air Minum Tirta
Khatulistiwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Zona H untuk
proyeksi penduduk 20 tahun yang akan datang ?

03 Bagaimana solusi yang dapat diberikan untuk permasalahan distribusi air


bersih PERUMDA Air minum Tirta Khatulistiwa di Zona H?
Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besar kebutuhan air yang harus didistribusikan oleh PERUMDA Air
Minum Tirta Khaulistiwa di Zona H untuk 20 tahun yang akan datang.
2. Mengetahui kondisi jaringan distribusi air bersih PERUMDA Air Minum Tirta
Khatulistiwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Zona H untuk proyeksi
penduduk 20 tahun yang akan datang.
3. Memberikan saran untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam jaringan air
bersih PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa di daerah Kecamatan Pontianak
Barat khususnya di Zona H.
Manfaat Penelitian
1. Membantu PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa untuk meningkatkan
pelayanan dalam mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah pelanggan, agar
pelayanan tersebut berjalan secara optimal dan efisien serta mampu memberikan
kepuasan kepada pelanggan.

2. Agar penulis mempunyai keahlian dalam menyelesaikan suatu permasalahan


jaringan air bersih dengan menggunakan Program Epanet.
Pembatasan Masalah
1. Kajian penelitian ini tidak membahas kondisi secara Financial

2. Menganalisis daerah pelayanan PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa Kelurahan


Pal Lima dan Sungai Beliung yang termasuk dalam Zona H.

3. Analisis penelitian hanya meninjau distribusi air bersih dengan perangkat lunak
EPANET .

4. Tidak Membahas kualitas air bersih pada sistem jaringan distribusi air bersih
PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa

5. Jaringan yang ditinjau hanya jaringan primer dan sekunder dengan diameter pipa
100 – 400 mm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen,
yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi
syarat ke seluruh daerah pelayanan.Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan
dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan,
dan reservoir distribusi. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah
menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan
tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan
perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah
ketersedian air setiap waktu.
Sistem Pengaliran Air Bersih

Cara pengaliran gravitasi ini digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
Cara Gravitasi

Cara pemompaan ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara
Cara
sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang
Pemompaan
cukup.

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama
periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak
Cara Gabungan adanya energi.
Proyeksi Jumlah Penduduk

Metode geometri Metode aritmatik Metode least square


Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan domestik Kebutuhan non


Kebutuhan air yang digunakan domestik
Kebutuhan yang dialokasikan pada
pada tempat-tempat hunian pribadi pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
untuk memnuhi kebutuhan sehari- air bersih berbagai fasilitas sosial dan
hari komersial yaitu fasilitas pendidikan,
peribadatan, pusat pelayanan kesehatan,
instansi pemerintahan dan perniagaan.
Standar kebutuhan air domestik
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA
500,000 100,000 20,000
No Uraian > 1,000,000 S/D S/D S/D < 20,000
1,000,000 500,000 100,000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
Konsumsi unit sambungan
1 190 170 130 100 80
rumah (SR) l/o/h
Konsumsi unit hidran
2 30 30 30 30 30
umum (SR) l/o/h
Konsumsi unit non domestik
3 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
(SR) l/o/h
4 Kehilangan air % 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
5 Faktor hari maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6 Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 100
Sisa tekan di penyediaan
9 10 10 10 10 10
distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume reservoir
11 20 20 20 20 20
(% max day demand)
50:50 50:50
12 SR:HR s/d s/d 80;20 70;30 70;30
80:20 80:20
13 Cakupan Pelayanan (%) *)90 90 90 90 **)70
*) 60% perpipaan, 30% non
sumber : Ditjen Cipt Karya, tahun 2000
perpipaan
Standar kebutuhan air non
domestik
Pemakaian Air rata-rata per hari Pemakaian Air rata-rata sehari
Jenis Bangunan
(liter) (jam)
Perumahan mewah 250 8-10
Rumah biasa 160-250 8-10

Apartemen 200-250 8-10

Asrama 120 8

Rumah Sakit 1000 8-10

SD 40 5
SLTP/SMP 50 6
SLTP dan lebih tinggi 80 6
Rumah-toko 100-200 8
Toko serba ada 3 7
Gedung Kantor 100 8
Restoran 30 5
Gedung Bioskop 10 7
pria : 60,
Pabrik/Industri 8
Wanita : 100
Stasiun/Terminal 3 15
Laboratorium 100-200 8
Bar 30 6
Kelab malam 120-350 -
Toko Pengecer 40 6
Hotel/Penginapan 200-300 10
Gedung Peribadatan 10 2
Perpustakaan 25 6
Gedung Perkumpulan 150-200 -

Gedung Pertunjukan 30 5

Restoran Umum 15 7
Fluktuasi Kebutuhan Air
Fluktuasi merupakan persentase jumlah pemakaian air pada tiap jam
tergantung dari kebiasaan serta pola pemakaian air oleh masyarakat. Dalam
distribusi pelayanan air bersih ke pelanggan, maka tolak ukur yang dapat
digunakan dalam perencanaan maupun evaluasi terhadap layanan adalah :

FAKTOR HARI MAKSIMUM PEMAKAIAN JAM PUNCAK


Tabel nilai faktor
hari maksimum dan faktor jam puncak
Jumlah Penduduk Faktor Hari Faktor Jam
No Kategori
(Jiwa) Maksimum Puncak
1 Metropolitan > 1.000.000 1,1 1,5
2 Kota Besar 500.000 -1.000.000 1,1 1,5
3 Kota Sedang 100.000 - 500.000 1,1 1,5
4 Kota Kecil 25.000 - 100.000 1,1 1,5
5 Ibu kota Kecamatan 10.000 - 25.000 1,1 1,5
6 Pedesaan < 10.000 1,1 1,5

(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Cipta Karya,1998.)


Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem Sistem Sistem
cabang (branch) Melingkar (Loop) kombinasi
Sistem ini adalah sistem Pada sistem ini, pipa induk distribusi Sistem Jaringan
jaringan perpiaan saling berhubungan satu dengan perpipaan kombinasi
dimana pengaliran air yang lain membentuk jaringan merupakan gabungan
hanya menuju ke satu melingkar (loop) sehingga pada pipa dari sistem jaringan
arah dan pada setiap induk tidak ada titik mati dan air perpipaan bercabang
ujung akhir daerah akan mengalir ke suatu titik yang (Branching System) dan
pelayanan terdapat titik dapat melalui beberapa arah dengan sistem melingkar (Loop
mati. tekanan yang relatif stabil. System).
Program Epanet Dalam
Analisis Distribusi Air Bersih
Epanet (Environmental Protection Agency Network ) adalah
sebuah program komputer (model) yang melaksanakan
simualsi hidraulik dan perilaku kualitas air di dalam suatu
jaringan pipa distribusi air minum (pipa bertekanan). Suatu
jaringan distribusi air minum terdiri dari pipa- pipa, node
(percabangan pipa), pompa, tangki air atau reservoir dan
katup-katup. Output yang dihasilkan dari program EPANET
antara lain debit yang mengalir dalam pipa (lt/dtk), tekanan
air dari masing-masing titik/node/junction yang dapat
dipakai sebagai analisa dalam menentukan operasi
instalasi, pompa dan reservoir.
Input Data Dalam Program Epanet
Data-data yang dibutuhkan dalam EPANET sangat penting sekali dalam proses analisa, evaluasi,
dan simulasi jaringan distribusi air bersis berbasis Epanet. Adapun Input data yang dibutuhkan
adalah:
a. Peta
b. Node/junction/titik dari komponen distribusi
c. Elevasi
d. Panjang pipa distribusi
e. Diameter dalam pipa
f. Jenis pipa yang digunakan
g. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dll)
h. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
i. Beban masing-masing node (besarnya tapping)
j. Faktor fluktuasi pemakaian air
Bab iii
Metodologi penelitian
3.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Data Primer Data Sekunder

 Panjang Jalur Pipa  Data Statistik  Data PERUMDA Air


 Data Topografi Kecamatan Pontianak Minum Tirta Khatulistiwa

Diagram
Barat
 Peta Daerah Pelayanan

alir penelitian Proyeksi Jumlah


Penduduk
Analisis Kebutuhan
Air Bersih

Analisis Pelayanan Distribusi Air Bersih PERUMDA Air Minum Tirta


Khatulistiwa di Kecamatan Pontianak Barat Menggunakan Program
EPANET

Selesai
Persiapan
A. Survei Awal
Survei awal adalah kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih
detail wilayah yang akan di teliti.
B. Studi Literatur
Studi Literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang akan di angkat dalam suatu
penelitian. Studi Literatur bisa di dapat dari berbagai sumber, Jurnal, Buku,
Dokumentasi, Internet dan Pustaka.
Pengumpulan Data

Data
Data primer Sekunder
Data Data
primer sekunder
Data primer adalah data yang di dapat langsung 1. Peta Daerah Pelayanan Kecamatan
dari objek penelitian dengan cara penelitian di Pontianak Barat
lapangan. Adapun data yang akan diambil yaitu 2. Data Statistik
data panjang jalur pipa pada Zona H serta data 3. Data dari PERUMDA Air Minum
topografi di daerah Zona H. Data primer Tirta Khatulistiwa
dimaksudkan sebagai pembanding untuk output
yang didapatkan dari pemograman.
Langkah analisis

Analisis Pertumbuan Penduduk

Analisis Kebutuhan Air Bersih Penduduk

Analisis Jaringan Distribusi Air Bersih Menggunakan


Program Epanet
Gambaran Umum Daerah Studi

Peta
Kecamatan Pontianak Barat
Zona H
Kelurahan Sungai Beliung
- Jumlah Pelanggan 1.543 SR

Kelurahan Pal Lima


- Jumlah Pelanggan 8.575 SR

Booster Pal Lima


Bab iv
Analisis dan pembahasan
Analisis Penduduk 2021

Jumlah Penduduk
Kebutuhan Air Rata-Rata = 73,47 Liter/Detik

79.269 Jiwa Kebutuhan Air Maksimum = 80,81 Liter/Detik


Kebutuhan Air Jam Puncak =110,20 Liter/Detik

Jumlah Penduduk Terlayani

50.590 Jiwa
Analisis Penduduk 2041

Jumlah Penduduk
Kebutuhan Air Rata-Rata = 227,62 Liter/Detik

187.257 Jiwa Kebutuhan Air Maksimum = 250,38 Liter/Detik


Kebutuhan Air Jam Puncak =341,43 Liter/Detik

Jumlah Penduduk Terlayani

168.531 Jiwa
Analisis Jaringan Distribusi Dengan Program Epanet 2.2

No Simulasi Kondisi Jaringan

Kondisi kebutuhan air bersih untuk exsisting dan menggunakan kapasitas pompa
1 Simulasi ke 1
exsisting

Kondisi kebutuhan air bersih untuk proyeksi 2041 dan menggunakan kapasitas pompa
2 Simulasi ke 2
exsisting.

3 Simulasi ke 3 Kondisi kebutuhan air bersih untuk exsisting dan penambahan kapasitas pompa.

Kondisi kebutuhan air bersih untuk proyeksi 2041 dan penambahan kapasitas pompa
4 Simulasi ke 4
serta penambahan booster.
Simulasi 1
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 untuk Simulasi ke 1
dengan kapasitas pompa exsisting yaitu 100 liter/detik dan
head pompa 30 m, maka masih di dapat titik junction tertentu
yang bertekanan dibawah 1,0 atm (10 m) pada daerah
Kelurahan Sungai Beliung. Hal ini disebabkan kapasitas
pompa yang masih kurang untuk mendistribusikan air pada
kondisi exsisting, sehingga belum mampu mengoptimalkan
pendistribusian di titik tertentu .
Permasalahan tersebut mengakibatkan tekanan
pendistribusian air di titik junction tersebut rendah di bawah
kriteria. Sedangkan dari hasil output kecepatan (velocity)
dengan menggunakan program Epanet 2.2 di dapat hasil
kondisi pipa exsisting masih ada beberapa titik-titik pipa
yang belum memenuhi kriteria. Hal ini disebabkan oleh
diameter pipa yang besar mengakibatkan kecepatan aliran di
dalam pipa berkurang, begitu juga untuk sebaliknya.
Kurangnya kecepatan di dalam pipa tersebut dapat berakibat
pipa tersebut tidak masuk kedalam kriteria yang telah
ditentukan.
Simulasi 2
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 untuk simulasi ke 2
dengan menggunakan kapasitas pemompaan yang sama
pada kondisi exsisting maka di dapat semua titik junction
untuk daerah Kelurahan Sungai Beliung dan Kelurahan
Pal Lima masih bertekanan dibawah 1,0 atm (10 m). Hal
ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pelanggan pada
tahun 2041 sehingga debit air yang akan disuplai untuk
kondisi proyeksi tahun 2041 pun ikut bertambah juga,
penambahan tersebut menyebabkan kapasitas pompa pada
kondisi exsisting tidak mampu di pakai untuk melayani
pendistribusian air pada kondisi proyeksi tahun 2041.
Sedangkan dari hasil output kecepatan (velocity) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 di dapat hasil kondisi
pipa proyeksi 2041 yang memenuhi dan belum memenuhi
kriteria
Simulasi 3
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan
menggunakan program Epanet 2.2 untuk simulasi ke 3 di
dapat hasil yang telah memenuhi kriteria tekanan
(pressure) yaitu 10-80 m. Hasil itu di dapat dengan
melakukan penambahan kapasitas pemompaan yang
semulanya 100 liter/detik ditingkatkan menjadi 150
liter/detik. Untuk head pompa tetap digunakan 30 m
sesuai kondisi exsisting.
Penambahan kapasitas pomompaan tersebut akan
mengoptimalkan kebutuhan air bersih pada jam puncak
serta dapat memenuhui kriteria tekanan (pressure) yang
ditentukan. Sedangkan hasil output kecepatan (velocity)
dengan menggunakan program Epanet 2.2 dengan
menyesuaikan perubahan kapasitas pompa maka masih di
dapat hasil yang belum memenuhi kriteria kecepatan
(Velocity) yaitu (0,3-4,5) m/detik.
Simulasi 4
Dari hasil output tekanan (pressure) dengan menggunakan
program Epanet 2.2 untuk simulasi ke 4 di dapat hasil yang telah
memenuhi kriteria tekanan (pressure) yaitu 10-80 m. Hasil itu di
dapat dengan melakukan penambahan kapasitas pemompaan yang
semulanya 100 liter/detik ditingkatkan menjadi 400 liter/detik,
Untuk head pompa ditambah menjadi 40 m. Selain penambahan
kapasitas pompa, perlu juga di lakukan penambahan booster di
zona H dengan kapasitas pemompaan 200 liter/detik dan head
pompa 30 m. Jadi pada Zona H terdapat 2 booster yang akan
mendistribusikan air ke Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai
Beliung.
Penambahan kapasitas pompa serta booster pada zona H
bertujuan untuk mengoptimalkan pendistribusian air di wilayah
tersebut.sehingga kebutuhan air bersih pada jam puncak dapat
terpenuhi dan memenuhui kriteria tekanan (pressure) yang
ditentukan. hasil output kecepatan (velocity) dengan menggunakan
program Epanet 2.2 dengan menyesuaikan perubahan kapasitas
pompa maka masih di dapat hasil yang belum memenuhi kriteria
kecepatan (Velocity) yaitu (0,3-4,5) m/detik. Penambahan kapasitas
pompa dan booster tersebut berakibat perubahan diameter dan
penambahan pipa juga.
Bab v
penutup
Kesimpulan

Besar Kebutuhan air bersih PERUMDA Tirta Khatulistiwa pada Zona H untuk kondisi exsisting sebesar 110,20
01 liter/detik sedangkan kebutuhan air bersih untuk 20 tahun yang akan datang sebesar 341,43 liter/detik.

Kondisi jaringan distribusi air bersih PERUMDA air Minum Tirta Khatulistiwa untuk proyeksi penduduk 20 tahun
yang akan datang apabila menggunakan kapasitas pompa exsisting sekarang tentunya belum mampu untuk
mendistribusikan air pada Zona H , Hal itu disebabkan kapasitas pompa exsisting yang sekarang sebesar 100

02 liter/detik dengan head pompa 30 m sedangkan kebutuhan air bersih untuk 20 tahun yang akan datang sebesar
341,43 liter/detik. Kurangnya kapasitas tersebut maka perlu adanya penambahan kapasitas pompa serta penambahan
booster untuk menyesuaikan kenaikan kebutuhan air bersih 20 tahun yang akan datang, Sehingga dapat membantu
pengoptimalan kebutuhan air bersih PERUMDA Air Minum Tirta Khatulistiwa pada Zona H khususnya Kelurahan
Sungai Beliung dan Kelurahan Pal Lima.
Dari 4 simulasi kondisi jaringan yang telah dilakukan maka di dapat solusi yang dapat membantu PERUMDA
Air Minum Tirta Khatulistiwa , Solusi tersebut sebagai berikut :

a. Solusi untuk kondisi exsisting pada tahun 2021, Dapat dilakukan seperti pada simulasi ke 3 yaitu, Perlu
adanya penambahan kapasitas pemompaan yang semulanya 100 liter/detik menjadi 150 liter/detik, Hal itu
disebabkan kebutuhan jam puncak pada kondisi exsisting sebesar 110,20 liter/detik sehingga perlu adanya
penambahan kapasitas pompa agar pendistribusian air bersih pada Zona H berjalan secara optimal.

b. Solusi untuk kondisi 20 tahun yang akan datang pada tahun 2041, Dapat dilakukan seperti simulasi ke 4
03 yaitu, Perlu adanya penambahan kapasitas pemompaan yang semulanya 100 liter/detik dengan head pompa
30 m menjadi 400 liter/detik dengan head pompa 40 m. Selain penambahan kapasitas pompa, Perlu juga di
lakukan penambahan booster di zona H dengan kapasitas pemompaan 200 liter/detik dan head pompa 30 m.
Jadi pada Zona H terdapat 2 booster yang akan mendistribusikan air ke Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan
Sungai Beliung. Penambahan kapasitas pompa serta booster pada zona H berakibat pula untuk penambahan
dan perubahan diameter pipa. Dengan penambahan kapasitas pompa , penambahan booster serta
penambahan dan perubahan diameter pipa tersebut diharapkan dapat membantu dalam mengoptimalkan
pendistribusian air di Zona H khususnya Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai Beliung, Sehingga
kebutuhan air bersih pada jam puncak dapat terpenuhi.
Saran

Perlu adanya peningkatan kapasitas pemompaan pada booster Pal Lima agar
pendistribusian air bersih berjalan secara optimal serta dapat memenuhi kebutuhan
01
jam puncak pada Zona H khususnya Kelurahan Pal Lima dan Kelurahan Sungai
Beliung.

Diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat membantu pengoptimalan kinerja


02 pelayanan PERUMDA Tirta Khatulistiwa untuk pendistribusian air bersih pada
Zona H.
dokumentasi
Daftar Pustaka
Adi Marta, 2021, Kebutuhan Air Minum Nagari Malampah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, Jurnal,
Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Padang.
Agustina, Dian Vitta. 2007. “Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Banyumanik di Perumnas
Banyumanik (Studi Kasus Perumnas Banyumanik Kel. Srondol Wetan”. Jurnal, Magister Teknik Sipil.
Semarang: Universitas Diponogoro.
Apriyandi, 2019, Evaluasi Sistem Distribusi PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang, Jurnal, Teknik Sipil, Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Badan Pusat Statistik, 2019, Kecamatan Pontianak Barat Dalam Angka 2019, Pontianak Barat.
Deriana, Lalan. 2019. Analisis Kehilangan Air Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Melawi. Jurnal, Teknik Sipil.
Universitas Tanjungpura, Pontianak
Fauziah. 2015. Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Kelurahan Pipa Reja Kecamatan Kemuning
Palembang. Jurnal, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Daftar Pustaka
Fitria, Auliya. 2014. Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya. Jurnal, Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Theoroditus, Joshua. 2021. Analisis Sistem Jaringan Distribusi Air BErsih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Melawi. Jurnal, Teknik Sipil . Universitas Tanjungpura, Pontianak
Kodoatie, J. Robert. 2003. Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Himpunan Ahli Teknik Hidraulik
Indonesia. Jakarta.
Michinen, Mardianto. 2020. Evaluasi Sistem Distribusi PDAM Tirta Dharma Kecamatan Bengkayang
Kabupaten Bengkayang. Jurnal, Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Monalisa, 2018, Analisa Perhitungan Debit dan Head Loss Pada Sistem Jaringan Pipa PDAM TIRTANADI
Cabang Sunggal Kawasan Perumahan Taman Setia Budi Indah II Medan, Jurnal , Teknik
Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Daftar Pustaka
Natara, Habel Robinson. 2018. Perencanaan Distribusi Air Bersih Kecamatan Loura Kabupaten Sumba Barat
Daya – NTT. Jurnal, Teknik Sipil dan Perencanaan. Malang, Institut Teknologi Nasional Malang, Malang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2007. Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. No.
18/PRT/M/2007. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Rossman, Lewis A. 2000. Buku Manual Program Epanet 2.0. EKAMITRA Engineering.
Reza Reinaldi Wael, 2018,Identifikasi Tingkat Kebutuhan Air Bersih Masyarakat Pengguna PDAM Di
Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jurnal , Teknik Lingkungan,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Rivai, Yuliana. 2006. Evaluasi Sistem Distribusi dan Rencana Peningkatan Pelayanan Air Bersih PDAM Kota
Gorontalo. Jurnal, Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan.
Surabaya: FTSP-ITS.
Daftar Pustaka
Zulpiandi, 2018 , Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya, Jurnal. Teknik SIpil, Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Zamzami, 2018, Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM TIRTA TAWAR Kabupaten Aceh Tengah,
Skripsi, Jurnal, Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai