https://doi.org/10.29244/jpsl.20.1.1-10
RESEARCH ARTICLE
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo,
2
Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo,
Article History
Received 00 January 20xx
Revised 00 January 20xx
Accepted 00 January 20xx
Keywords
PDAM, Clean Water,
Population Projection,
Hydraulic Pressure
Corresponding Author: Muh. Fahmil Husin R. fahmilhusin2000@gmail.com Division of Civil engineering, University of Halu Oleo, Kendari, Southeast
Sulawesi, Indonesia.
ABSTRAK
Kabupaten Fakfak memiliki total 14.320 km2, dengan Distrik Fakfak terkecil dengan 233
km2. Kebutuhan akan air bersih yang baik akan meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan infrastruktur dan ekonomi di daerah tersebut. Jika dibandingkan dengan
sektor lain, sektor air bersih dianggap tertinggal. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk
mengetahui kondisi jaringan perpipaan saat ini, mengetahui seberapa besar kebutuhan
air bersih penduduk dalam lima tahun mendatang, dan mengetahui kondisi tekanan
hidrolis jaringan perpipaan dan rencana penggunaan epanet. Jumlah penduduk, kondisi
jaringan pipa saat ini, kontur, dan elevasi jaringan pipa adalah data yang diperlukan untuk
penelitian ini. Penelitian yang berjudul "Evaluasi Dan Pengembangan Jaringan Distribusi
Air Di Distrik Fak-Fak, Kabupaten Fak-Fak" adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis Epanet 2.0, diperkirakan bahwa akan ada pertumbuhan penduduk di
Distrik Fak-Fak sebanyak 19055 orang dengan kebutuhan air total sebesar 54.209 L/D.
Pada jaringan rencana, tekanan air tertinggi adalah 75.70 meter dan tekanan terkecil
adalah 0.75 meter. Hasil evaluasi jaringan distribusi PDAM Kabupaten FakFak
menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air di Distrik FakFak, PDAM harus
menambahkan reserfoir di daerah yang belum dilayani. Hal ini karena elevasi daerah yang
belum dilayani lebih tinggi daripada reserfoir Kambuaya.
PENDAHULUAN
Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk hidup. Selain itu, manusia membutuhkan air untuk
berbagai tujuan, seperti drinking, washing, dan bathing. Untuk memenuhi kebutuhan manusia, air harus
memenuhi beberapa kondisi, seperti sehat, bersih, dan sustainable. Air di Bumi digunakan untuk berbagai
tujuan, salah satunya adalah untuk menyediakan sanitasi dan konsumsi manusia. Menurut Hidayat (2019),
hanya 2,5% dari semua air bersih di Bumi berupa air garam di laut, dan dua per tiga persen berupa glacier
poles.
TINJAU PUSTAKA
Kebutuhan Air Bersih
Air bersih adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan air yang layak digunakan untuk minum. Air
bersih dapat digunakan untuk mandi, mencuci, dan sebagainya. Penting untuk diingat bahwa meskipun air dianggap
layak untuk diminum, tidak berarti air itu dapat dikonsumsi secara langsung; sebaliknya, harus direbus atau
dipanaskan sampai mendidih. Kementerian Kesehatan menyediakan informasi terperinci tentang air bersih. Air
bersih adalah air yang dipanaskan dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Air dianggap bersih jika memenuhi
persyaratan sistem air minum. Agar aman untuk dikonsumsi, karakteristik fisik, kimia, biologi, dan radiologi harus
dipenuhi (Ketentuan Umum Menteri Kesehatan No. 416 /Menkes/PER/IX/1990) Khoirillah (2015). Air bersih adalah
kebutuhan penting bagi kehidupan manusia. Selain untuk kebutuhan rumah tangga, dapat digunakan untuk
kepentingan umum, sosial, dan ekonomi.
Tabel 1. Kategori Rencana Air Bersih Kota
Sekolah 10 Ltr/murid/hari
Bandara 10 Ltr/org/hari
Dermaga 50 Ltr/org/dtk
Pn = Pt + (Ka.x) (1)
Pt −Po
Ka = (2)
t
Keterangan :
Pn = Populasi dalam tahun ke n
https://doi.org/10.29244/jpsl.20.1.1-10 JPSL, 20xx, 3 |
Po = Jumlah populasi pada awal tahun data
Pt = Jumlah populasi pada akhir tahun data
X = Selang waktu dari tahun ke tahun dari ke-n hingga terakhir
T = Interval terakhir (n-1)
2. Pendekatan Geometrik
Yn = Pt(l + r)n
(3)
Pt 1
r =( ) (4)
Po t
Keterangan :
n = Periode
3. Pendekatan Eksponensial
Pn = P0.eIn (5)
Keterangan :
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian "Evaluasi Dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Di Distrik Fak-Fak, Kabupaten Fak-Fak" adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Data primer, yaitu debit sumber air dan trase pipa yang sudah ada, dan data sekunder
yaitu sumber air, data populasi dan fasilitas umum, jaringan pipa saat ini, serta kontur dan elevasi.
Dengan bantuan software pemipaan, persamaan hasil studi pustaka digunakan untuk menganalisis data yang
dikumpulkan. Proses analisisnya meliputi:
1. Himpun data primer yang terdiri dari trase pipa dan debit air yang tersedia; data sekunder terdiri dari data
kependudukan, fasilitas, jaringan pipa, dan elevasi.
2. Lakukan uji statistik untuk teknik proyeksi yang dipilih setelah menghitung pertambahan penduduk
menggunakan pendekatan geometris, aritmatika, dan kuadrat terkecil.
3. Lakukan perhitungan keperluan air bersih
4. Lakukan analisis tekanan jaringan pemipaan pengembangan menggunakan software Epanet
Mulai
Pengumpulan data
Analisis Data
1. Menghitung proyeksi penduduk
2. Menguji kesesuaian metode
https://doi.org/10.29244/jpsl.20.1.1-10 proyeksi JPSL, 20xx, 3 |
3. Menghitung keperluan air bersih
4. Membuat gambar hubungan
simulasi di Epanet
Hasil serta Pembahasan Kesimpulan dan Saran
Hasil Penelitian
Kondisi Eksisting PDAM Kabupaten Fakfak
Satu-satunya penyedia air bersih pada Distrik Kabupaten Fak-Fak adalah PDAM Kabupaten Fak-Fak, yang melayani
tiga distrik yakni Distrik Fak-Fak, Distrik Fak-Fak Tengah, dan Distrik Pariwari. Pada tahun 2022, PDAM Kabupaten Fak-
Fak memiliki 6781 sambungan, dengan distrik Pariwa yang memiliki pelanggan terbanyak. Distrik Pariwari memiliki
sambungan pelayanan terbanyak dengan 2642 sambungan, sedangkan distrik Fakfak memiliki 2609 sambungan, dan
distrik Fak-Fak Tengah memiliki 1530 saambungan.
Tabel di atas menunjukkan bahwa Distrik Fak-Fak membutuhkan 54,200 L/S air pada tahun 2027, dengan kebutuhan
maksimum 59,6296 L/S danpada jam puncak sebesar 83,313 L/S.
Jaringan pipa direncanakan seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas menggunakan rencana rancangan berikut.
Tabel di atas menunjukkan bahwa junction ff6 memiliki tekanan tertinggi sebesar 75.70 m, dan junction ff10
memiliki tekanan terkecil sebesar 4.10 m.
Rencana pengembangan jaringan PDAM Kabupaten Fak-Fak mencakup 16 persimpangan. Persimpangan ff2, ff3, dan
ff4 memiliki elevasi tertinggi 196 mdpl, sedangkan persimpangan ff14 memiliki elevasi terendah 132 mdpl.
KESIMPULAN
Hasil evaluasi jaringan distribusi PDAM Kabupaten Fak-Fak menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan air di
Distrik Fak-Fak, PDAM Kabupaten Fak-Fak harus menambah reserfoir di daerah yang belum dilayani. Hal ini karena
elevasi daerah yang belum dilayani lebih tinggi daripada reserfoir Kambuaya.
Penduduk Distrik Fak-Fak berjumlah 19055 orang dan membutuhkan 54.209 L/D air, menurut perhitungan yang
dilakukan selama lima (5) tahun hingga 2027. Kapasitas debit air saat ini memenuhi kebutuhan air bersih Kabupaten
Fak-Fak hingga 2027.
Menurut hasil analisis Epanet 2.0, tekanan air tertinggi pada jaringan rencana adalah 75.70 m dan tekanan terkecil
adalah 0.75 m.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Adi Hidayat, A. R. (2019). Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih di . Vol. 3, No. 2, Tahun 2019,
172-178.
2. Agus, Muhammad. (2019). Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih (Studi Kasus Kecamatan Bekasi
Utara).
3. Agusman, A. (2017). Analisis Tingkat Kebutuhan Air Bersih Wilayah Perkotaan Kota Wangi-Wangi Kabupaten
Wakatobi
4. Agustina Dian Viitta. 2007. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Banyumanik Di
Perumnas Banyumanik. Tesis S-2 Jurusan Teknik Sipil UNDIP. Semarang
5. Artono, Rudy (2022). Analisis Kebutuhan Air Bersih Di Wilayah Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.
6. Dara, Lisma. (2019). Studi Penyediaan Air Bersih Di Desa Bulotalangi Timur Kecamatan Bulango Timur
Kabupaten Bone Bolango.
7. Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 2000. tentang Panduan Pengembangan Air Minum.
8. Hasanah, Nurfitriyani (2021). Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih Di Wilayah Kecamatan Pulau
Laut Utara Kabupaten Kotabaru
9. Meldustokause, M. K. (2020). EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN AIR . Jurnal
Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020, 255-268.
10. Prakoso, Andri Agung (2020). Analisis Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Benowo Kota Surabaya
Berdasarkan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 2029.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat- syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
13. Pratama Dessy, M.(2016) Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Bersih di Wilayah Kec. Sukamulia Kab.
Lombok Timur. Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil UNRAM. Mataram
14. Primandani1, V. C. (2022). ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH . Volume 11: Nomor 1,
112-121.
15. Puput Wirajayeng. 2012. tentang evaluasi sistem jaringan air bersih di kecamatan Pujut.
16. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton. Kementerian Pekerjaan Umum Ditjen
Cipta Karya Dinas PU. (1996). Standar Kriteria Perencanaan Air Bersih. Jakarta
17. Suheri, Asep dkk. (2019). Model Prediksi Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah Penduduk di Kawasan
Perkotaan Sentul City.