Anda di halaman 1dari 4

Panduan Tugas Watercad dan Epanet

1. Buatlah masing2 kelompok berisi 6orang (3 kelompok menggunakan Watercad dan 3 Kelompok
menggunakan epanet)

2. Asumsikan dipeta yang terpilih tersebut ada debit sumber masing2 sebagai berikut :

a. 5 l/dt, b. 10 l/dt, c. 15 l/dt, d. 20 l/dt, e. 25 l/dt, f. 30 l/dt

3. sambungan rumah masing2 a. 50, b. 80, c. 100, d. 120, e. 150, f. 170

4. kebutuhan air tiap2 sr 120 l/dt/hr

5. elevasi dibaca dipeta

6. Rencanakanlah sistem penyediaan air bersih pada daerah tersebut kemudian analisa hasilnya.

Selamat Mengerjakan
A. Kebutuhan Domestik

Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga dan sambungan kran umum, yang jumlah kebutuhannya ditentukan dari catatan (data) dari kota
atau daerah bersangkutan berdasarkan karakteristik dan perkembangan konsumen pemakai air bersih.
Dalam penggunaan air bersih oleh konsumen rumah tangga tidak hanya terbatas untuk memasak,
minum, namun juga untuk hampir setiap aktivitas yang memerlukan air. Tingkat kebutuhan air untuk
keperluan domestik antara satu kota dengan kota yang lain akan sangat berbeda. Semakin besar suatu
kota maka tingkat kebutuhan air juga akan semakin besar, demikian pula semakin modern suatu
masyarakat maka konsumsi airnya juga akan semakin besar.

Tabel 1. Standar Kebutuhan Air Bersih untuk Bangunan Tempat Tinggal

Kategori Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Bersih


Keterangan
Kota (orang) (liter/orang/hari)

I Kota Metropolitan Diatas 1 Juta 190

II Kota Besar 500.000 s.d. 1 Juta 170

III Kota Sedang 100.000 s.d. 500.000 150

IV Kota Kecil 20.000 s.d. 100.000 130

V Desa 10.000 s.d. 20.000 100

VI Desa Kecil 3.000 s.d. 10.000 60


Sumber : Pedoman Kebijaksanaan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT), Ditjen Cipta Karya,
1994

B. Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan non domestik merupakan semua kebutuhan selain kebutuhan rumah tangga dan
sambungan kran umum, seperti penyediaan air untuk sarana sosial. Seperti rumah sakit, sekolah,
tempat ibadah, dan juga untuk keperluan komersial seperti industri, hotel, perdagangan, serta
pelayanan jasa umum. Kebutuhan air komersial untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan
dengan peningkatan penduduk dan perubahan tata guna lahan. Kebutuhan ini bisa mencapai 20 sampai
25% dari total suplai (produksi) air. Untuk penentuan besaran kebutuhan ini cukup sulit karena sangat
tergantung dari perubahan tata guna lahan dan populasi. (Robert J.K dan Roestam S, 2005;175).

C. Kehilangan Air

Kehilangan air atau kebocoran yang terjadi pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih
dapat terjadi akibat faktor-faktor (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Air Bersih,1987) :
1. Kehilangan air akibat faktor teknis
 Adanya lubang atau celah pada pipa dan sambungannya
 Pipa pada jaringan distribusi pecah
 Meteran pipa yang dipasang pada pipa konsumen kurang baik
2. Kehilangan air akibat faktor non teknis
- Kesalahan membaca meter air
- Kesalahan pencatatan hasil pembacaan meter air
- Kesalahan pemindahan atau pembuatan rekening air
- Angka yang ditunjukkan oleh meter air berkurang, berkurang akibat adanya aliran udara
dari pipa distribusi ke rumah konsumen melalui meter air tersebut

D. Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih

Pemakaian air bersih oleh masyarakat pada suatu wilayah tidak konstan. Akan tetapi terjadi fluktuasi
pada jam-jam tertentu bergantung dari aktivitas keseharian masyarakat pada daerah tersebut. Hal
diatas berlangsung tiap hari dan membentuk pola yang relatif sama. Pada jam-jam tertentu terjadi
peningkatan aktivitas menggunakan air dibandingkan pada saat kondisi normal. Tetapi pada saat
tertentu pula tidak ada aktivitas yang memerlukan air.
Pada setiap hari, penggunaan air di waktu malam selalu lebih sedikit daripada penggunaan di waktu
siang hari. Di pagi penggunaan jam-jaman mencapai minimum sebesar 25 hingga 40% dari penggunaan
jam-jaman rata-rata di siang hari. Menjelang tengah hari, jumlah kebutuhan biasanya mencapai suatu
puncak sebesar kira-kira 150 hingga 200% dari rata-rata. Pada daerah-daerah hunian pada musim panas,
mungkin terjadi puncak-puncak pertengahan pagi atau akhir sore yang diakibatkan oleh penyiraman
taman (Linsley II, 1986;98-99).
Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam perhitungan besarnya
kebutuhan air bersih, dimana tiap-tiap kota berbeda tergantung pada pola konsumsi air masyarakat.
Untuk itu, besarnya koefisien pada tiap parameter harus diperhitungkan dengan teliti untuk keperluan
tersebut. Dalam perencanaannya, PDAM menggunakan angka koefisien sebagai berikut :
Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata (2-4)
Kebutuhan jam puncak = 1,56 x kebutuhan air maksimum (2-5)

Berdasarkan grafik fluktuasi kebutuham air bersih dari DPUD Jenderal Cipta Karya Direktorat Air
Bersih didapatkan nilai load factor sebagai berikut :
Tabel 2. Faktor pengali ( Load factor ) terhadap kebutuhan harian
Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lf 0,3 0,37 0,45 0,64 1,15 1,4 1,53 1,56 1,41 1,38 1,27 1,2

Jam 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Lf 1,14 1,17 1,18 1,22 1,31 1,38 1,25 0,98 0,62 0,45 0,37 0,25

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya Direktorat Air Bersih
Gambar 1. Grafik Load Factor terhadap kebutuhan air bersih

Adapun kriteria tingkat kebutuhan air pada masyarakat dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Kebutuhan air rata-rata, yaitu penjumlaan kebutuhan total (kebutuhan air domestik dan
nondomestik) ditambah dengan kehilangan air;
2. Kebutuhan harian maksimum, yaitu kebutuhan air yang terbesar dari kebutuhan rata-rata harian
dalam satu minggu.

Anda mungkin juga menyukai