Anda di halaman 1dari 523

DAFTAR SINGKATAN

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Nasional
ATR : Agraria Tata Ruang
BA : Berita Acara
BMKG : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
BPN : Badan Pertanahan Nasional
BPP : Balai Penyuluhan Pertanian
BPS : Badan Pusat Statistik
Cb : Cumulonimbus
CLTS : Community Led Total Sanitation
DAS : Daerah Aliran Sungai
DI : Daerah Irigasi
D3TL : Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DPISR : Driver, Pressure, State, Impact, Response
DPUPRPKP : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman
EHRA : Environmental Health Risk Assessment
ENSO : El Niño Southern Oscillation
FGD : Focus Group Discussion
GIS : Geographic Information System
Ha : Hektar
HB : Harga Berlaku
HK : Harga Konstan
IPA : Instalasi Pengolahan Air
IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPCC : Intergovernmental Panel on Climate Change
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
IPO : Initial Public Offering
JE : Jasa Ekosistem
KAK : Kerangka Acuan Kerja
Kapita : Perkepala
Karhutla : Kebakaran Hutan dan Lahan
KBBI : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kkal : Kilo Kalori
KEHATI : Keanekaragaman Hayati
KITA : Kawasan Industri Takalar
K/L : Kementerian Lembaga
KPI : Kawasan Peruntukan Industri
KP2B : Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan
KM : Kilo Meter
KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KP : Konsultasi Publik
KRP : Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
KSA : Kawasan Suaka Alam
KSN : Kawasan Strategis Nasional
KUM : Kemenkum
KUPZ : Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
LC : Land Consolidation
LHK : Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
LSM : Lembaga Sosial Masyarakat
Maminasata : Makassar- Sungguminasa -Takalar-Maros
MCK : Mandi Cuci Kakus
Mdpl : Meter diatas permukaan laut
MENLHK : Menteri Lingkungan Hidup
PP : Peraturan Pemerintah
PB : Pembangunan Berkelanjutan
PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
PERDA : Peraturan Daerah
Pepres : Peraturan Presiden
Permen : Peraturan Menteri
Persub : Persetujuan Substansi
PK : Peninjauan Kembali
PKN : Pusat Kegiatan Nasional
PKW : Pusat Kegiatan Wilayah
PKL : Pusat Kegiatan Lokal
PLTB : Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PLTS : Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
POKJA : Kelompok Kerja
PPSP : Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
PPLH : Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
PU : Pekerjaan Umum
PUPR : Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
PWK : Perencanaan Wilayah Kota
RANPERDA : Rancangan Peraturan Daerah
RBI : Rupa Bumi Indonesia
RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengan
RPPLH : Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
RP3KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman
RP2KPKP : Renvana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
RTH : Ruang Terbuka Hijau
RTR : Rencana Tata Ruang
RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
SDA : Sumber Daya Alam
SETJEN : Sekretariat Jenderal
SPAL : Sistem Pengelolaan Air Limbah
STO : Sentral Telepon Otomatis
SUTET : Saluran Umum Tegangan Ekstra Tinggi
SUTM : Saluran Umum Tegangan Menengah
SUTT : Saluran Umum Tegangan Tinggi
SUTR : Saluran Umum Tegangan Rendah
SNI : Standar Nasional Indonesia
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
TPA : Tempat Pemrosesan Akhir
TPS : Tempat Pembuangan Sementara
TPST : Tempat Pembuangan Sementara Terpadu
TOL : Tex On Location
UU : Undang-Undang
UMKM : Usaha Mikro Kecil Menengah
USDA : United States Departemen of Agriculture
WAS : Wilayah Aliran Sungai
KATA PENGANTAR
Assalamu’ Alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penyusunan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) – Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare dapat diselesaikan dengan baik.

Pada dasarnya KLHS adalah merupakan suatu rangkaian analisis yang


sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan
Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program. Dalam laporan KLHS-RDTR Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya, telah dilakukan berbagai pertemuan dengan instansi yang
terkait, para camat dan tokoh masyarakat dalam bentuk KP Konsultasi Publik guna
melakukan pengkajian Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan dan kajian analisis. Metode
yang digunakan di dalam penyusunan dokuman KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare tersebut, merujuk pada Undang-Undang No.32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah No.46
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.69/MENLHK/Setjen/Kum.1/12/2017 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
46 tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis serta
Peraturan Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional No.5 Tahun 2022
tentang Tata Cara Pengintegrasian KLHS kedalam Rencana Tata Ruang.

Akhir kata, kami mengucap Syukur dan Banyak Terima Kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang terlibat didalam penyusunan Dokumen KLHS-RDTR Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023.

Parepare, Juli 2023

TIM PENYUSUN

CV. CIPTA PERSADA NUSANTARA

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. I-1
1.2. Maksud, Tujuan Dan Manfaat .................................................................................... I-3
1.3. Dasar Hukum .................................................................................................................... I-5
1.4. Ruang lingkup Kajian ..................................................................................................... I-9
1.5. Sistematika Pembahasan.............................................................................................. I-13
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Tinjauan Wilayah Makro Kota Parepare .............................................. II-1
2.1.1. Kondisi Wilayah Administrasi.......................................................................... II-1
2.1.2. Kondisi Topografi ................................................................................................ II-3
2.1.3. Kondisi Kelerengan ............................................................................................. II-3
2.1.4. Kondisi Iklim,Suhu dan Kelembagaan ......................................................... II-6
2.1.5. Kondisi Hidrologi dan Sumber Daya Air..................................................... II-7
2.1.6. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah................................................................... II-7
2.2. Profil Demografi ...................................................................................... II-12
2.2.1. Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk .. II-12
2.2.2. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur .................. II-13
2.2.3. Struktur Penduduk Berdasarkan Agama .................................................... II-14
2.2.4. Ketenagakerjaan ................................................................................................. II-15
2.2.5. Kemiskinan ............................................................................................................. II-16
2.2.6. Perumahan dan Permukiman ......................................................................... II-18
2.3. Fasilitas Sosial .......................................................................................... II-18
2.3.1. Fasilitas Pendidikan ........................................................................................... II-18
2.3.2. Fasilitas Kesehatan............................................................................................. II-21
2.3.3. Fasilitas Peribadatan ......................................................................................... II-22

ii
2.3.4. Fasilitas Perdagangan ...................................................................................... II-22
2.4. Profil Ekonomi ......................................................................................... II-23
2.4.1 Laju Pertumbuhan PDRB.................................................................................... II-24
2.5. Profil Prasarana ....................................................................................... II-27
2.5.1. Prasarana Energi Listrik...................................................................................... II-27
2.5.2. Prasarana Air Bersih ............................................................................................ II-27
2.5.3. Prasarana Air Limbah.......................................................................................... II-28
2.5.4. Prasarana Telekomunikasi ................................................................................ II-28
2.5.5. Prasarana Sampah ............................................................................................... II-29
2.5.6. Drainase................................................................................................................... II-30
2.6. Profil Transportasi ................................................................................... II-31
2.6.1. Transportasi Darat ............................................................................................... II-32
2.6.2. Transportasi Laut ................................................................................................. II-33
2.7. Tinjauan Mikro Wilayah Perencanaan ................................................. II-34
2.7.1. Deliniasi Kawasan KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas
dan Sekitarnya Kota Parepare ........................................................................ II-34
2.7.2. Letak dan Kondisi Geografi ............................................................................ II-35
2.7.3.Kondisi Aspek Fisik Dasar................................................................................. II-37
2.7.4. Penggunaan Lahan............................................................................................ II-49
2.7.5. Karakteristik Demografi Wilayah Kajian .................................................... II-51
2.7.6.Potensi Sumber Daya Alam ............................................................................. II-55
2.7.7. Sumber Daya Wisata......................................................................................... II-56
2.7.8. Kondisi Infrastruktur/Sarana Prasarana Wilayah Yang Berpotensi
Memiliki Pengaruh Terhadap Lingkungan Hidup ................................... II-57
2.7.9. Kajian Lainnya terkait Lingkungan Hidup (Kebencanaan) .................. II-67
2.7.10 Intensitas dan Tata Massa Bangunan ........................................................ II-70
2.7.11 Gambaran Umum Kondisi Isu Prioritas ..................................................... II-95
BAB III TINJAUAN KEBIJAKAN TATA RUANG
3.1. Tujuan Penataan Wilayah Perencanaan ................................................ III-1
3.1.1 Arahan Pencapaian Sebagaimana Ditetapkan Dalam Kebijakan
di Atasnya .............................................................................................................. III-1
3.1.2 Isu Strategis WP .................................................................................................... III-2

iii
3.1.3 Dasar Pertimbangan ............................................................................................ III-4
3.1.4 Tujuan Penataan WP ........................................................................................... III-5
3.2. Rencana Struktur Ruang ......................................................................... III-6
3.2.1. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan ................................................ III-6
3.2.2. Rencana Jaringan Transportasi ....................................................................... III-7
3.2.3. Rencana Jaringan Prasarana ............................................................................ III-10
3.3. Rencana Pola Ruang ............................................................................... III-15
3.3.1. Zona Lindung ........................................................................................................ III-15
3.3.2. Zona Budidaya ...................................................................................................... III-16
BAB IV PROSES PENYELENGGARAAN KLHS
4.1. Proses Penyelenggaraan KLHS............................................................... IV-1
a. Persiapan..................................................................................................................... IV-2
b. Pengkajian Pengaruh RTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup.......... IV-7
c. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Materi Muatan RTR ................... IV-12
d. Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Materi Muatan RTR ...................... IV-18
e. Penyempurnaan Materi Muatan RTR Berdasarkan hasil Rekomendasi
Perbaikan .................................................................................................................... IV-20
f. Penjaminan Kualitas KLHS .................................................................................... IV-22
g. Pendokumentasian KLHS ...................................................................................... IV-23
h. Validasi ......................................................................................................................... IV-24
BAB V HASIL PROSES PENYELENGGARAAN KLHS
5.1. Hasil dan Pembahasan Tahap Persiapan ............................................. V-1
5.1.1. Peyusunan Kerangka Acuan kerja ................................................................ V-1
5.1.2. Identifikasi Para Pemangku Kepentingan.................................................. V-2
5.1.3 Pembentukan Pokja KLHS Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare.................................................................................. V-5
5.2. Hasil Pengkajian Pengaruh RTR Terhadap Kondisi Lingkungan
Hidup ...................................................................................................... V-6
5.2.1. Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk .............................................. V-6
5.2.2 Analisis Proyeksi Timbulan Sampah Perkotaan ...................................... V-7
5.2.3 Indikasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan,
Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di

iv
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2028-2043 .............................................................................................. V-9
5.2.4 Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) ................................. V-13
5.2.5 Penentuan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) Paling Strategis. V-27
5.2.6 Penentuan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) Prioritas ............... V-32
5.2.7 Identifikasi Materi Muatan RTR yang Berpotensi Menimbulkan
Pengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup .................................. V-33
5.2.8 Keterkaitan Kebijakan, Rencana dan/atau Program Berdampak Yang
Perlu Kajian Muatan ......................................................................................... V-73
5.2.9 Analisis Pengaruh............................................................................................... V-81
5.2.9.1 Analisis D3TLH Ketersediaan Lahan ............................................ V-81
5.2.9.2 Analisis D3TLH Ketersediaan Pangan ......................................... V-91
5.2.9.3 Analisis D3TLH Ketersediaan Air................................................... V-105
5.2.9.4 Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup Bencana Banjir ..... V-118
5.2.9.5 Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Gempa
Bumi ........................................................................................................ V-127
5.2.9.6 Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Tanah
Longsor .................................................................................................. V-139
5.2.9.7 Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Karhutla ...... V-147
5.2.9.8 Jasa Lingkungan Penyedia Air ....................................................... V-156
5.2.9.9 Jasa Lingkungan Penyedia Pangan.............................................. V-168
5.2.9.10 Jasa Lingkungan Pengatur Air ....................................................... V-183
5.2.9.11 Jasa Pengatur Iklim Terhadap KRP Berdampak Berdampak V-195
5.2.9.12 Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor Terhadap
KRP Berdampak ................................................................................. V-208
5.2.9.13 Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Terhadap KRP
Berdampak ........................................................................................ V-222
5.2.9.14 Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan
Dan Lahan Terhadap KRP Berdampak Perubahan Iklim...... V-236
5.2.9.15 Efisiensi Sumberdaya Alam............................................................. V-251
5.2.9.16 Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap
Perubahan Iklim .................................................................................. V-264

v
5.2.9.17 Tingkat Ketahanan Dan Potensi Keanekaragaman Hayati . V-277
5.2.10 Perumusan Alternatif ..................................................................................... V-289
5.2.11 Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP .............................. V-298
5.2.12 Hasil Penyempurnaan Materi Muatan RTR Berdasarkan Hasil
Rekomendasi Perbaikan ................................................................................. V-312
5.2.13 Pengintegrasian ............................................................................................... V-316
5.2.14 Hasil Penjaminan Kualitas ............................................................................ V-321
BAB VI. KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN SARAN
6.1. Kesimpulan........................................................................................................................ VI-1
6.2 . Rekomendasi .................................................................................................................... VI-3
6.3. Saran ..................................................................................................................................... VI-3
DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021 ................................. II-2
Tabel 2.2. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten
di Kota Parepare (km), 2021 ........................................................................................... II-2
Tabel 2.3. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di
Kota Parepare ..................................................................................................................... II-3
Tabel 2.4 Kondisi Kelerangan Menurut Kecamatan di Kota Parepare ................................ II-3
Tabel 2.5. Curah Hujan di Kota Parepare, 2021 ........................................................................... II-6
Tabel 2.6. Rata-rata Suhu dan Kelembapan Udara Menurut Bulan di
Kota Parepare, 2021 ......................................................................................................... II-7
Tabel 2.7. Formasi Geologi Kota Parepare, 2022 ........................................................................ II-8
Tabel 2.8. Formasi Jenis Tanah Kota Parepare, 2022 ................................................................. II-8
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021 ........................................................... II-12
Tabel 2.10. Distribusi Persentase dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kota Parepare, 2021 ................................................................................................... II-13
Tabel 2.11. Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan
di Kota Parepare, 2021 ................................................................................................... II-14
Tabel 2.12. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut
di Kota Parepare, 2021 .................................................................................................. II-15
Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, 2021.... II-15
Tabel 2.14. Kondisi Kemiskinan Kota Parepare Tahun 2015-2018 ....................................... II-16
Tabel 2.15. Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-GuruTaman
Kanak-Kanak (TK) Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021 .................... II-18
Tabel 2.16. Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtadiyah (MI) Menurut Kecamatan di Kota Parepare,
Tahun 2021 ......................................................................................................................... II-19
Tabel 2.17. Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Menurut Kecamatan
di Kota Parepare, 2021 ................................................................................................... II-19

viii
Tabel 2.18. Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menurut Kecamatan
di Kota Parepare, 2021 ................................................................................................... II-20
Tabel 2.19. Jumlah Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Sekolah Menurut Kecamatan
dan Tingkat Pendidikan, 2019-2021 ......................................................................... II-20
Tabel 2.20. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021 .. II-21
Tabel 2.21. Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kota Parepare,
Tahun2021 .......................................................................................................................... II-22
Tabel 2.22. Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kota Parepare,
2017‒2021 .......................................................................................................................... II-23
Tabel 2.23. Jumlah Koperasi Menurut Jenis Koperasi dan Kecamatan di Kota Parepare,
Tahun 2021 ......................................................................................................................... II-23
Tabel 2.24 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(Miliar Rupiah), 2021 ....................................................................................................... II-24
Tabel 2.25. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut
Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2017-2021 .......................................................... II-25
Tabel 2.26. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2017–2021 ...................... II-25
Tabel 2.27. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Jenis
Pengeluaran (miliar rupiah), 2019 .............................................................................. II-26
Tabel 2.28. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha (Miliar rupiah), 2017–2021 ......................................................... II-26
Tabel 2.29. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2017–2021 .................................................... II-26

Tabel 2.30. Jumlah Pelanggan Layanan Telepon Kabel Menurut Kecamatan di Kota
Parepare, 2019-2021 ....................................................................................................... II-29
Tabel 2.31. Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang Mengelolanya
di Kota Parepare (Km), 2021 ........................................................................................ II-32
Tabel 2.32. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kota Parepare (Km),
Tahun 2021 ......................................................................................................................... II-32
Tabel 2.33. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Parepare (Km), 2021 ............. II-33

ix
Tabel 2.34. Luas WP Atas dan Sekitarnya ...................................................................................... II-35
Tabel 2.35. Kondisi Kemiringan Lereng di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-37
Tabel 2.36 Kondisi Topografi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare ..................................................................................................................... II-38
Tabel 2.37 Kondisi Geologi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare ..................................................................................................................... II-41
Tabel 2.38 Kondisi Jenis Tanah di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare ..................................................................................................................... II-43
Tabel 2.39 Kondisi Curah Hujan di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-45
Tabel 2.40 Kondisi Hidologi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-47
Tabel 2.41 Penggunaan Lahan di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-49
Tabel 2.42. Perkembangan Penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare Berdasarkan Kecamatan/Kelurahan, 2016-2020................................. II-52
Tabel 2.43 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare, Tahun 2021 .......................................................................................... II-53
Tabel 2.44 Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare, Tahun 2020 ..................................................................... II-54
Tabel 2.45 Luas Areal Tanaman (ha) dan Produksi (kwintal) Tanaman Sayuran menurut
Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kota Parepare, 2021 .................................... II-55
Tabel 2.46 Luas Areal Tanaman (ha) dan Produksi (kwintal) Buah-Buahan menurut
Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kota Parepare, 2021 .................................... II-56
Tabel 2.47 Sebaran Fasilitas Pendidikan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-58
Tabel 2.48 Sebaran Fasilitas Pendidikan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare............................................................................................................................... II-59
Tabel 2.49 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare .............................................................................................. II-60
Tabel 2.50 Sebaran Fasilitas Kesehatan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya

x
Kota Parepare ..................................................................................................................... II-61
Tabel 2.51 Sebaran Fasilitas Olahraga Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-61
Tabel 2.52 Luas Kepemilikan Tanah Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... II-67
Tabel 2.53 Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan .......................... II-68
Tabel 2.54 Banyaknya Kejadian Bencana di Kota Parepare Tahun 2017-2021 ................ II-69
Tabel 2.55 Intensitas Pemanfaatan Ruang Permukiman.......................................................... II-73
Tabel 2.56 Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Dan Jasa ..................................... II-74
Tabel 2.57 Intensitas Pemanfaatan Ruang Perkantoran .......................................................... II-75
Tabel 2.58 Intensitas Pemanfaatan Ruang Kesehatan .............................................................. II-76
Tabel 2.59 Intensitas Pemanfaatan Ruang Pendidikan............................................................. II-77
Tabel 2.60 Intensitas Pemanfaatan Ruang Peribadatan ........................................................... II-78
Tabel 2.61 Intensitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau ....................................................... II-79
Tabel 2.62 Intensitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Non-Hijau ............................................ II-80
Tabel 2.63 Intensitas Pemanfaatan Ruang Pemakanan............................................................ II-81
Tabel 2.64 Intensitas Pemanfaatan Ruang Olahraga ................................................................ II-82
Tabel 2.65 Tata Massa Bangunan Permukiman........................................................................... II-86
Tabel 2.66 Tata Massa Bangunan Perdagangan dan Jasa....................................................... II-87
Tabel 2.67 Tata Massa Bangunan Ruang Perkantoran ............................................................. II-88
Tabel 2.68 Tata Massa Bangunan Kesehatan ............................................................................... II-89
Tabel 2.69 Tata Massa Bangunan Pendidikan.............................................................................. II-90
Tabel 2.70 Tata Massa Bangunan Peribadatan ............................................................................ II-91
Tabel 2.71 Tata Massa Ruang Terbuka Hijau ............................................................................... II-92
Tabel 2.72 Tata Massa Fasilitas Pemakaman ................................................................................ II-93
Tabel 2.73 Tata Massa Bangunan Olahraga ................................................................................. II-94
Tabel 3.1. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan di Kawasan Atas dan sekitarnya III-7
Tabel 4.1. Metode Rumusan Alternatif Penyempurnaan Rekomendasi Perbaikan KRP IV-1
Tabel 5.1 Identifikasi Pemangku Kepentingan Dalam Keterlibatan Penyusunan
KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare ............. V-4
Tabel 5.2 Sususnan Keanggotaan Tim Pelaksana Kegiatan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare ..................................... V-5

xi
Tabel 5.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare Tahun 2023-2043............................................................................................. V-7
Tabel 5.4. Proyeksi Timbulan Sampah Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare Tahun 2023-2043............................................................................................. V-9
Tabel 5.5. Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan,
Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2028-2043 ........................................ V-11
Tabel 5.6. Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan,
Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2033-2043 ........................................ V-11
Tabel 5.7 Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan,
Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2038-2043 ........................................ V-12
Tabel 5.8 Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan,
Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2043 ................................................... V-12
Tabel 5.9. Penjaringan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) ............................................... V-14
Tabel 5.10. Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) .............................................. V-20
Tabel 5.11. Penelaahan cepat hasil pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) V-24
Tabel 5.12. Telaahan Terhadap Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (Isu Paling Strategis)
Di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare ................................ V-29
Tabel 5.13. Telaahan Terhadap Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (Prioritas)
Di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023 ....... V-32
Tabel 5.14. Identifkasi Muatan KRP yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak/Resiko
Lingkungan Hidup Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare....................................................................................................................... V-34
Tabel 5.15. Analisis Kebijakan, Rencana dan/atau Program Yang Perlu Kajian Muatan V-74
Tabel 5.16. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk
Kemampuan Lahan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare Tahun 2023 ........................................................................................................ V-85
Tabel 5.17. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Status
Pangan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

xii
Tahun 2023 ......................................................................................................................... V-100
Tabel 5.18. Dasar Perhitungannya Nilai Ketersediaan Pangan Kawasan Perkotaan Atas
dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023 .......................................................... V-104
Tabel 5.19. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Status
Air Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023 ... V-113
Tabel 5.20. Dasar Perhitungannya Nilai Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Atas
dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023 ........................................................... V-117
Tabel 5.21. Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko
Banjir Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2023 ......................................................................................................................... V-123
Tabel 5.22 Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko
Gempa Bumi Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2023 ......................................................................................................................... V-134
Tabel 5.23 Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko
Tanah Longsor Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2023 ......................................................................................................................... V-144
Tabel 5.24 Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko
Karhutla Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2023 ......................................................................................................................... V-153
Tabel 5.25. Jasa Lingkungan Penyedia Air Terhadap KRP Berdampak ............................... V-162
Tabel 5.26. Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Terhadap KRP Berdampak...................... V-177
Tabel 5.27. Jasa Lingkungan Pengatur Air Terhadap KRP Berdampak ............................... V-189
Tabel 5.28. Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Terhadap KRP Berdampak ........................... V-202
Tabel 5.29. Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor Terhadap KRP Berdampak .... V-216
Tabel 5.30. Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Terhadap KRP Berdampak ......... V-230
Tabel 5.31. Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Terhadap
KRP Berdampak ................................................................................................................ V-245
Tabel 5.32. Efisiensi Sumber Daya Alam Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023 ........................................................................................... V-258
Tabel 5.33. Distribusi Indeks Kerentanan Iklim Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023 ........................................................................................... V-271
Tabel 5.34. Keanekaragaman Hayati di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya

xiii
Kota Parepare Tahun 2023 ........................................................................................... V-282
Tabel 5.35. Telaahan Kajian Pengaruh KRP Terdampak Terhadap Risiko dan Dampak
Lingkungan Hidup di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare Tahun 2023 .................................................................................................... V-288
Tabel 5.36. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023 .......... V-290
Tabel 5.37. Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP ............................................... V-300
Tabel 5.38. Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP ............................................... V-313

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Peta Deliniasi Kawasan Perencanaan ..................................................................... I-9
Gambar 1.2 Integrasi Pembuatan Dan Pelaksanaan KLHS Dengan Proses Penyusunan
RTR ....................................................................................................................................... I-12
Gambar 2.1. Persentase Luas Kecamatan Terhadap Luas Kota Parepare, 2021 .............. II-2
Gambar 2.2. Peta Topografi Kota Parepare .................................................................................. II-4
Gambar 2.3. Peta Kemiringan Lereng Kota Parepare ................................................................ II-5
Gambar 2.4. Peta DAS Kota Parepare ............................................................................................. II-9
Gambar 2.5. Peta Geologi Kota Parepare ...................................................................................... II-10
Gambar 2.6. Peta Jenis Tanah Kota Parepare ............................................................................... II-11
Gambar 2.7. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Parepare,
Tahun 2021 ...................................................................................................................... II-13
Gambar 2.8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota
Parepare, 2021 ................................................................................................................ II-14
Gambar 2.9. Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran
Kota Parepare, 2021...................................................................................................... II-16
Gambar 2.10. Tingkat Kemiskinan Kota Parepare, Sulsel dan Nasional
Tahun 2014-2018........................................................................................................... II-17
Gambar 2.11. Grafik Sarana Pendidikan Kota Parepare Periode 2019-2021 ....................... II-20
Gambar 2.12. Persentase Fasilitas Kesehatan Kota Parepare tahun 2022............................. II-21
Gambar 2.13. Persentase Fasilitas Peribadatan Kota Parepare tahun 2021 ......................... II-22
Gambar 2.14. Peta Administrasi Kawasan Perencanaan .............................................................. II-36
Gambar 2.15 Peta Kondisi Kemiringan Lereng Wilayah .............................................................. II-39
Gambar 2.16 Peta Kondisi Topografi Wilayah Perencanaan ...................................................... II-40
Gambar 2.17 Peta Kondisi Geologi Wilayah Perencanaan.......................................................... II-42
Gambar 2.18 Peta Kondisi Jenis Tanah Wilayah Perencanaan .................................................. II-44
Gambar 2.19 Peta Kondisi Curah Hujan Wilayah Perencanaan ................................................ II-46
Gambar 2.20 Peta Kondisi Hidrologi Wilayah Perencanaan....................................................... II-48
Gambar 2.21. Penggunaan Lahan Wilayah Perencanaan ............................................................ II-50
Gambar 2.22. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk .............................................................. II-52
Gambar 2.23 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ................................................ II-54

xv
Gambar 2.24 Diagram Sarana Pendidikan ........................................................................................ II-58
Gambar 2.25 Diagram Jumlah Sarana Peribadatan ....................................................................... II-59
Gambar 2.26 Diagram Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa .................................................. II-60
Gambar 2.27 Diagram Jumlah Sarana Kesehatan .......................................................................... II-61
Gambar 2.28 Kondisi Kebencanaan ..................................................................................................... II-69
Gambar 2.29 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Permukiman...................................................... II-73
Gambar 2.30 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Perdagangan dan Jasa .................................. II-74
Gambar 2.31 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Perkantoran....................................................... II-75
Gambar 2.32 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Kesehatan .......................................................... II-76
Gambar 2.33 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Sarana Pendidikan .......................................... II-77
Gambar 2.34 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Sarana Peribadatan ........................................ II-78
Gambar 2.35 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau ................................................... II-79
Gambar 2.36 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Non-Hijau......................................... II-80
Gambar 2.37 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Pemakaman ...................................................... II-81
Gambar 2.38 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Sarana Olahraga.............................................. II-82
Gambar 2.39 Identifikasi Tata Massa Bangunan Permukiman .................................................. II-87
Gambar 2.40 Identifikasi Tata Massa Bangunan Perdagangan dan Jasa Dalam
Wilayah Perencanaan ..................................................................................................... II-88
Gambar 2.41 Identifikasi Tata Massa Bangunan Perkantoran Dalam Wilayah
Perencanaan ....................................................................................................................... II- 89
Gambar 2.42 Identifikasi Tata Massa Bangunan Kesehatan Dalam Wilayah Perencanaan II-90
Gambar 2.43 Identifikasi Tata Massa Bangunan Pendidikan ..................................................... II-90
Gambar 2.44 Identifikasi Tata Massa Bangunan Peribadatan ................................................... II-91
Gambar 2.45 Identifikasi Tata Massa Bangunan Ruang Terbuka Hijau ................................. II-92
Gambar 2.46 Identifikasi Tata Massa Bangunan Perkuburan .................................................... II-93
Gambar 2.47 Identifikasi Tata Massa Bangunan Sarana Olahraga .......................................... II-94
Gambar 2.48 Tingkat Kepadatan Yang ada di Perkotaan Atas ................................................. II-96
Gambar 2.49 Kondisi Ruang Terbuka Hijau ...................................................................................... II-97
Gambar 2.50 Daerah Resapan Air ........................................................................................................ II-98
Gambar 2.51 Sumber Mata Air .............................................................................................................. II-98
Gambar 2.52 Kondisi Bencana Banjir Kota Parepare..................................................................... II-99
Gambar 2.53 Kondisi Lahan Parkir Kota Parepare.......................................................................... II100

xvi
Gambar 2.54 Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pada Kawasan Pertanian Menjadi Lahan
Terbangun ......................................................................................................................... II-101
Gambar 4.1. Tahapan Umum Penyelenggaraan KLHS ................................................................. IV-2
Gambar 4.2 Bagan Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis........... IV-8
Gambar 4.3 Bagan Identifikasi Materi Muatan KRP Yang Berpengaruh Terhadap
Kondisi Lingkungan Hidup ........................................................................................... IV-11
Gambar 4.4 Bagan Analisis Pengaruh KRP Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup Dilihat
Dari Perspektif Jangka Waktu Implementasi KRP ................................................ IV-11
Gambar 4.5 Bagan Analisis Pengaruh KRP ...................................................................................... IV-12
Gambar 4.6 Contoh Kerangka Perumusan Alternatif dengan Metode Critical Decision
Factor ................................................................................................................................... IV-15
Gambar 4.7 Pembuatan Rekomendasi KLHS ................................................................................... IV-16
Gambar 4.8 Contoh Pembuatan Rekomendasi KLHS ................................................................... IV-17
Gambar 4.9 Bagan Proses Valiadi KLHS ............................................................................................. IV-24
Gambar 4.10 Kerangka Fikir Penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... IV-25
Gambar 5.1. Peta Sebaran Isu Lingkungan ....................................................................................... V-17
Gambar 5.2. Peta Sebaran Isu Ekonomi ............................................................................................. V-18
Gambar 5.3. Peta Sebaran Isu Sosial ................................................................................................... V-19
Gambar 5.4. Konsultasi Publik Penjaringan Pemangku Kepentingan dan Isu
Pembangunan Berkelanjutan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare .................................................................................................................... V-26
Gambar 5.5. Peta D3TLH Kemampuan Lahan .................................................................................. V-89
Gambar 5.6. Peta D3TLH Kemampuan Lahan Overlay KRP Berdampak ................................ V-90
Gambar 5.7. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Pangan .................................... V-98
Gambar 5.8. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Pangan Overlay KRP
Berdampak.......................................................................................................................... V-99
Gambar 5.9. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Air ............................................. V-111
Gambar 5.10. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Air Overlay KRP

xvii
Berdampak ........................................................................................................................ V-112
Gambar 5.11. Peta Dampak Dan Resiko Lingkungan Hidup Resiko Banjir ........................... V-125
Gambar 5.12. Peta Dampak Dan Resiko Lingkungan Hidup Resiko Banjir Overlay KRP
Berdampak ........................................................................................................................ V-126
Gambar 5.13 Peta Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Gempa Bumi Overlay
KRP Berdampak ............................................................................................................... V-136
Gambar 5.14 Peta Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Tanah Longsor Overlay
KRP Berdampak ............................................................................................................... V-146
Gambar 5.15 Peta Dampak Lingkungan Hidup Resiko Kebakaran Hutan da Lahan
Overlay KRP Berdampak............................................................................................... V-155
Gambar 5.16. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air ......................................................................... V-166
Gambar 5.17. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Overlay KRP Berdampak ....................... V-167
Gambar 5.18. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Pangan ................................................................ V-181
Gambar 5.19. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Overlay KRP Berdampak .............. V-182
Gambar 5.20 Peta Jasa Lingkungan Pengatur Air .......................................................................... V-193
Gambar 5.21. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Air Overlay KRP Berdampak ....................... V-194
Gambar 5.22. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Iklim ..................................................................... V-206
Gambar 5.23. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Overlay KRP Berdampak ................... V-207
Gambar 5.24. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor............................................... V-220
Gambar 5.25. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor Overlay KRP
Berdampak ........................................................................................................................ V-221
Gambar 5.26. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir.................................................... V-234
Gambar 5.27. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Overlay KRP Berdampak.. V-235
Gambar 5.28. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan ...... V-249
Gambar 5.29. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Overlay KRP Berdampak ............................................................................................. V-250
Gambar 5.30. Peta Efisiensi Sumber Daya Alam ............................................................................. V-262
Gambar 5.31. Peta Efisiensi Sumber Daya Alam Overlay KRP Berdampak ........................... V-263
Gambar 5.32. Peta Kerentanan dan Resiko Iklim............................................................................ V-275
Gambar 5.33. Peta Kerentanan dan Resiko Iklim Overlay KRP Berdampak.......................... V-276
Gambar 5.34. Peta Keanekaragaman Hayati .................................................................................... V-286
Gambar 5.35. Peta Keanekaragaman Hayati Overlay KRP Berdampak .................................. V-287

xviii
Gambar 5.36. Hasil Integrasi KRP Rencana Jalan Tol .................................................................... V-316
Gambar 5.37. Gambar Penampang Rencana Jalan Tol Sebelum Diintegrasikan................ V-317
Gambar 5.38. Gambar Penampang Rencana Jalan Tol Setelah Di integrasikan ................. V-317
Gambar 5.39. Hasil Integrasi KRP Rencana Kereta Api ................................................................. V-318
Gambar 5.40. Gambar Penampang Rencana jalur Kereta Api (KA) sebelum
di Inetgrasikan.................................................................................................................. V-318
Gambar 5.41. Gambar Penampang Rencana jalur Kereta Api (KA) Setelah
di Integrasikan ................................................................................................................ V-319
Gambar 5.42. Rencana Permukiman ................................................................................................... V-319
Gambar 5.43. Rencana Permukiman Sebelum Diintegrasikan .................................................. V-320
Gambar 5.44. Rencana Permukiman Setelah Diintegrasikan ..................................................... V-320

xix
BAB I
PENDAHULUAN
Kajian bahasan pendahuluan merupakan awal dari pembahasan bab-bab selanjutnya,
dimana merupakan terpenting dari seluruh isi laporan, dimana berfungsi pula sebagai

kerangka pikir dalam merumuskan analisis dan rencana selanjutnya. Pada


pembahasan ini akan diuraikan latar belakang, tujuan dan manfaat, kajian peraturan

perundangan serta sistematika pembahasan laporan dapat dilihat pada pembahasan


berikut;

1.1. LATAR BELAKANG


Untuk terciptanya suatu pembangunan yang berkelanjutan, ruang

merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbatas, Oleh karena
itu, diperlukan upaya pengaturan dan pemanfaatan ruang yang efektif,

efisien dan berkelanjutan. Pengaturan dan pemanfaatan ruang tersebut


merupakan tanggungjawab kita semua, yang dilaksanakan secara bersama-

sama, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mencapai tujuan


pembangunan sebagaimana telah digariskan di dalam Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kota Parepare merupakan


kota pusat pelayanan Kawasan Ajattappareng (Kabupaten Enrekang,

Sidenreng Rappang, Pare-pare, Pinrang dan Barru).

Sejalan dengan itu, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 dalam Pasal

54 mempertegas bahwa penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kota


dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang

diatur dengan Peraturan Menteri. Saat ini, Pemerintah Kota Parepare telah
memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare Tahun 2021. RTRW Kota parepare
tersebut telah menetapkan tujuan penataan ruang wilayah Kota Parepare

I -1
yaitu untuk mewujudkan kondisi ruang kota yang aman, nyaman, efisien dan

produktif secara berkelanjutan, sesuai dengan fungsinya sebagai kota pusat


pelayanan kawasan Ajattappareng berbasis perdagangan dan jasa, dengan

tetap mempertimbangkan daya dukung lingkungan serta kelestarian sumber


daya alam. Selanjutnya di dalam mewujudkan tujuan penataan ruang

tersebut maka direncanakan struktur Pusat Pelayanan Kota (PPK) Parepare


dibagi menjadi dua PPK yaitu PPK kota baru (Kota Atas) yang terletak di

Kelurahan Bumi Harapan, Kecamatan Bacukiki Barat yang melayani sebagian


Kelurahan Bumi Harapan (bagian utara), Kelurahan Tiro Sompe, Kelurahan

Cappa Galung di Kecamatan Bacukiki Barat; sebagian Kelurahan Lompoe


(bagian selatan) di Kecamatan Bacukiki, dan PPK Kota Lama (Kota Bawah)

yang terletak di Kelurahan Mallusetasi, Kecamatan Ujung yang melayani


Kelurahan Labukkang, Kelurahan Mallusetasi, Kelurahan Ujung bulu,

Kelurahan Ujung Sabbang, di Kecamatan Ujung, Kelurahan Kampung Baru di


Kecamatan Bacukiki Barat, Kelurahan Kampung Pisang, Kelurahan Lakessi,

sebagian Kelurahan Ujung Lare (bagian barat), sebagian Kelurahan Ujung


Baru (bagian barat) di Kecamatan Soreang. PPK tersebut didukung oleh Sub

PPK dan Pusat Lingkungan (PL). Masing-masing pusat pelayanan kota dan
sub pusat pelayanan kota serta pusat lingkungan dihubungkan dengan

rencana sistem jaringan transportasi dan prasarana lainnya secara berhirarki


dan terintegrasi. Selain itu, dalam mewujudkan tujuan penataan ruang RTRW

Kota Parepare maka direncana Pola Ruang Wilayah Kota meliputi kawasan
peruntukan lindung dan kawasan peruntukan budidaya. Juga telah

ditetapkan Kawasan Strategis Kota (KSK) Parepare yang meliputi KSK


kepentingan pertumbuhan ekonomi, KSK dari sudut pandang kepentingan

sosial budaya, dan KSK dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.

I -2
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan


pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) untuk memastikan bahwa Prinsip pembangunan berkelanjutan


telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah

serta pasal 19 ayat 1) menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi


lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata

ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS. Selain itu, menurut Permen LHK
No 69 Tahun 2017 Pasal 3 ayat (2) huruf c menyatakan bahwa Pemerintah

dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS kedalam penyusunan atau


evaluasi Rencana Tata Ruang beserta rencana rincinya. Sehingga sudah

sangat jelas bahwa penyusunan KLHS merupakan suatu kewajiban yang


harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah.

Penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota


Parepare ini diharapkan dapat memastikan bahwa pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dalam pengambilan keputusan Kebijakan,


Rencana, dan/atau Program. Apabila prinsip-prinsip Pembangunan

berkelanjutan telah dipertimbangkan dan diintegrasikan dalam pengambilan


keputusan pembangunan maka diharapkan kemungkinan terjadinya dampak

negatif suatu Kebijakan, Rencana, dan/atau Program terhadap Lingkungan


Hidup dapat dihindari. Potensi dampak dan/atau risiko lingkungan hidup

yang mungkin ditimbulkan oleh suatu Kebijakan, Rencana, dan/atau


Program, sebelum pengambilan keputusan dilakukan, dapat diantisipasi

melalui KLHS.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Adapun maksud, tujuan dan sasaran, dalam penyusunan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitranya Kota Parepare, adalah sebagai berikut;

I -3
1.2.1. MAKSUD

Maksud kegiatan ini adalah mengintegrasikan temuan-temuan


proses pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memperbaiki rumusan kebijakan, rencana maupun program-program


dalam rangka pembangunan dan pengimplementasian Rencana

Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya


Kota Parepare.

1.2.2. TUJUAN
a. Memberikan konstribusi perbaikan materi rencana pelaksanaan

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare, sehingga dampak pembangunan yang

akan dilakukan dapat diminimalkan.


b. Dilakukan analisis kajian lingkungan hidup dan memastikan bahwa

prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan


terintegrasi dalam penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare.


1.2.3. SASARAN

Sasaran dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kawasan


Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare adalah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan di


Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare yang perlu

dipertimbangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan urusan


penataan ruang;

2. Melakukan analisis kapasitas daya dukung dan daya tampung


Lingkungan Hidup, analisis perkiraan mengenai dampak dan risiko

Lingkungan Hidup di wilayah RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare, analisis kinerja layanan atau jasa

ekosistem, analisis efisiensi pemanfaatan sumber daya alam,


tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan

I -4
iklim dan analisis tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman

hayati di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare


sebagai dasar penilaian dampak;

3. Merumuskan pilihan alternatif kebijakan, rencana dan program


terhadap materi teknis RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare berdasarkan kapasitas daya dukung dan


daya tampung lingkungan hidup dan isu pembangunan strategis

paling prioritas;
4. Memastikan proses integrasi rekomendasi KLHS dalam materi

teknis RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota


Parepare; dan

5. Tersusunnya dokumentasi KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas


dan Sekitarnya Kota Parepare yang dapat diakses publik.

1.3. DASAR HUKUM


Kajian hukum dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, sangat


mendasar serta sangat penting untuk dikaji sebagai bahan pertimbangan

dalam penyusunan KLHS. Adapun dasar hukum yang dimaksud,


sebagaimana pada pembahasan berikut;

A. Undang-Undang
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;


2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Raung;

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah;


5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

I -5
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);


6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 2015 Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 6757);

8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas


Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

9. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 Tentang

Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang.


B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata


Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara


Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);

I -6
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;


5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;


6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;


C. Peraturan Presiden

1. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan


Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik; dan

2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.

D. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri


1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia No. P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 tentang


Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.46 Tahun

2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup


Strategis;

2. Peraturan ATR/KBPN No.16 Peraturan Menteri Agraria dan Tata


Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


Pertanahan Nasional;

3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan,

Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi


Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana

Detail Tatan Ruang;


4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian

I -7
Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Singkronisasi Program

Pemanfaatan Ruang;
5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis


Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,

Kabupaten, dan Kota serta Peta Rencana Detail Tata Ruang


Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Menteri Agraris dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan

Penataan Ruang;
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

Nasional No.5 tahun 2022 tentang Tata Cara Pengintegrasian Kajian


Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan Dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau;


9. Keputusan Menteri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

Nomor: SK.146/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2023 tentang Penetapan


Daya Dukung dan Daya Tampung Air Nasional;

10. Keputusan Menteri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI


Nomor: SK.1272/MENLHK/SETJEN/PLA.3/12/2021 tentang Penetapan

KBA dan KVA Peta Wilayah Ekoregion skala 1:250.000.


E. Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun


2022 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2022-2041, dan


2. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Parepare Tahun 2021-2040.

I -8
1.4. RUANG LINGKUP KAJIAN

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah


Wilayah Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare merupakan

salah satu Kawasan perencanaan yang berada di Kota Parepare.


Wilayah Perencanaan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

sebagai salah satu bagian dari pengembangan tata ruang wilayah


Kota Parepare terdiri dari 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. Di mana,

Kecamatan Bacukiki merupakan kecamatan dengan luas wilayah


terbesar dengan luas 66,70 km2 (67,15% dari luas Kota Parepare)

sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah


Kecamatan Soreang dengan luas 8,33 km2 (8,39% dari luas Kota

Parepare), sehingga fungsi yang diemban tersebut harus


diimplementasikan dalam bentuk Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Kota Parepare merupakan satu di antara dua puluh empat jumlah


kabupaten/kota yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, lebih

tepatnya berada di bagian barat Sulawesi Selatan.

Gambar 1.1. Peta Delineasi Kawasan Perencanaan

I -9
1.4.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Pekerjaan dilakukan secara kontraktual, dengan lingkup kegiatan


sebagai berikut:
 Melakukan kajian aspek hukum/peraturan perundang-
undangan dan administrasi, kajian aspek perencanaan wilayah

dan aspek kelembagaa, serta aspek sosial dan lingkungan;


 Melakukan pembahasan-pembahasan di Pusat dan daerah serta

perjalanan dinas ke daerah dalam rangka penjaringan isu dan


permasalahan, pengumpulan data beserta dokumen-dokumen

pendukung dalam penyusunan KLHS RDTR.


 Melakukan penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS).
1.4.3. Ruang Lingkup Materi

Adapun ruang lingkup materi dalam penyusunan KLHS-RDTR


Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, adalah

sebagai berikut;
1. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis untuk Rencana

Tata Ruang didasari oleh Peraturan Menteri ATR No. 5/2022


tentang Tata Cara Pengintegrasian Kajian Lingkungan Hidup

Strategis dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, serta


memperhatikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. P69/MENLHK/SETJENKUM.1/12/2017 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang

Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.


2. Proses pendokumentasian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

meliputi pelaksanaan konsultasi publik berkaitan dengan isu


pembangunan berkelanjutan strategis yang dilengkapi dengan

surat undangan, daftar hadir, notulensi (Berita Acara), dan


dokumentasi kegiatan.

I -10
3. Lingkup materi kajian yang mencakup jenis Kebijakan, Rencana

dan Program yang menimbulkan pengaruh terhadap isu


pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup. Peraturan

Pemerintah tersebut kemudian didetilkan dalam Permen LHK No.


69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46

Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS.

Lingkup materi kajian mencakup jenis Kebijakan, Rencana dan

Program yang menimbulkan pengaruh terhadap lingkungan hidup,


yang dalam hal ini adalah KRP Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare, yang tercantum di dalam rencana pola


ruang, dan rencana struktur ruang.

Materi muatan KRP di atas dianalisis pengaruhnya dengan cara


menentukan lingkup, metode, teknik, dan kedalaman analisis

berdasarkan:
a. Jenis dan tema Kebijakan, Rencana, dan/ atau Program.

b. Tingkat kemajuan penyusunan atau evaluasi Kebijakan, Rencana,


dan/ atau Program.

c. Relevansi dan kedetilan informasi yang dibutuhkan.


d. Input informasi KLHS dan kajian Lingkungan Hidup lainnya yang

terkait dan relevan untuk diacu.


e. Ketersediaan data.

Integrasi pembuatan dan pelaksanaan KLHS dengan proses


penyusunan RTR dilakukan untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi


dalam pembangunan suatu wilayah. Integrasi dimaksud dilaksanakan

secara timbal balik antara penyusunan RTR dengan pembuatan dan


pelaksanaan KLHS pada tahun yang sama untuk mendapatkan

produk RTR yang telah terintegrasi dan disempurnakan berdasarkan

I -11
rekomendasi KLHS. Mekanisme integrasi pembuatan dan

pelaksanaan KLHS dalam proses penyusunan RTR mengacu pada


peraturan perundang-undangan terkait penyusunan RTR dan

penyelenggaraan KLHS berdasrakan skema pada gambar dibawah


ini.

Tahapan Pembuatan dan


Tahapan Penyusunan
Pelaksanaan KLHS

Persiapan Persiapan

Pengumpulan Data dan


Konsultasi Publik Identifikasi Isu PB
Informasi
Isu PB Paling Strategis

Pengolahan Data dan


Analisis

Identifikasi Materi
Muatan RTR yang
berpotensi menimbulkan
pengaruh terhadap
Lingkungan Hidup

Analisis Pengaruh
Perumusan Konsepsi RTR
(Materi Teknis RTR)
Perumusan Alternatif
Penyempurnaan Materi
Muatan RTR
Penjaminan Konsultasi Publik
Kualitas KLHS*)
Penyusunan Rekomendasi
Perbaikan Materi Muatan
Pendokumentasian RTR
KLHS*)

Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-
Undangan tentang RTR

Validasi KLHS*)

Keterangan :
*) Dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Dilakukan secara terintegrasi dan timbal balik
Gambar.1.2

Integrasi Pembuatan Dan Pelaksanaan KLHS Dengan


Proses Penyusunan RTR

I -12
1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pada sub bahasan ini merupakan sistematika pembahasan dimana


menjelaskan tentang bagian-bagian pembahasan yang termuat pada bab-
bab bahasan, sehingga secara garis besar memberikan pemahaman singkat

tentang isi pada setiap bab pembahasan. Untuk lebih jelasnya, sebagai
berikut;

BAB. I Pada tahap bab pendahuluan ini meliputi pembahasan tentang;


Latar Belakang, Maksud, Tujuan dan Manfaat, Dasar Hukum,
Ruang Lingkup, Pendekatan dan Metodologi, Tahap
Penyelenggaraan KLHS, Tahapan Pengitegrasian KLHS Kedalam
Rencana Tata Ruang serta Sistematika Pembahasan.
BAB. II Pada pembahasan ini meliputi Gambran Umum Wilayah berisi
tentang tinjauan kebijakan secara makro dan tinjauan wilayah
secara mikro tentang Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare.
BAB. III Pada pembahasan ini memuat tentang; Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN), Kebijakan RTRW Pulau Sulawesi,
RTRWP Sulawesi Selatan, RTRW Kota Parepare, Kebijakan
Kecamatan Bacukiki Barat, Bacukiki, Soreang, Ujung.
BAB. IV Pada pembahasan ini memuat tentang Tinjauan Proses
Penyelenggaraan KLHS yang berisi : Persiapan, Pengakajian
Pengaruh RTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup, Perumusan
Alternatif Penyempurnaan Materi Muatan RTR, Penyusunan
Rekomendasi Perbaikan Materi Muatan RTR, Penyempurnaan
Materi Muatan RTR Berdasarkan hasil Rekomendasi Perbaikan,
Penjaminan Kualitas KLHS, Pendokumentasian KLHS, Validasi.
BAB. V Pada pembahasan ini memuat tentang Poses Penyelengaraan
KLHS yang berisi ; Hasil dan Pembahasan Tahap Persiapan, Hasil
Pengkajian Pengaruh RTR terhadap Kondisi Lingkungan Hidup,

I -13
Analisis Pengaruh, Hasil Perumahan Alternatif Penyempurnaan
Materi Muatan RTR, Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Materi
Muatan RTR, Hasil Penyempurnaan Materi Muatan RTR
Berdasarkan Hasil Rekomendasi Perbaikan, Pendokumentasi,
Hasil Penjaminan Kualitas
BAB. VI Pada pembahasan ini memuat tentang; Kesimpulan,
Rekomendasi, Saran

I -14
BAB II
GAMBARAN UMUM
WILAYAH KAJIAN

2.1. Tinjauan Wilayah Makro Kota Parepare

2.1.1. Kondisi Wilayah Administrasi

Kota Parepare merupakan satu di antara dua puluh empat jumlah


kabupaten/kota yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan, lebih

tepatnya berada di bagian barat Sulawesi Selatan. Berdasarkan


letak astronomis, Kota Parepare berada di antara 30º57’39’’-

40º04’59’’ Lintang Selatan dan 119º036’24’’-119º043’40’’ Bujur


Timur yang berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Kabupaten Pinrang


 Sebelah Timur : Kabupaten Sidenreng Rappang

 Sebelah Selatan : Kabupaten Barru


 Sebelah Barat : Selat Makassar

Luas wilayah Kota Parepare tercatat sebesar 99,33 km² yang


secara administrasi pemerintahan Kota Parepare terdiri dari 4

Kecamatan dan 22 Kelurahan. Di mana, Kecamatan Bacukiki


merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar dengan

luas 66,70 km2 (67,15% dari luas Kota Parepare) sedangkan


kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan

Soreang dengan luas 8,33 km2 (8,39% dari luas Kota Parepare)
sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut.

II -1
Tabel 2.1
Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021
No. Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)
1 Bacukiki 66,70 67,15
2 Bacukiki Barat 13,00 13,08
3 Ujung 11,30 11,38
4 Soreang 8,33 8,39
Jumlah 99,33 100,00
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Soreang,
8.33

Ujung, 11.3

Bacukiki Barat, 13

Bacukiki, 66.7

Gambar 2.1
Persentase Luas Kecamatan Terhadap Luas Kota Parepare, 2021

Ibu kota Kota Parepare adalah Kecamatan Bacukiki Barat dengan


jarak dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten yang
terdekat adalah Ibu kota Kecamatan Bacukiki Barat, yaitu
Kelurahan Sumpang Minangae dan ibu kota kecamatan terjauh
adalah Kelurahan Bukit Harapan yang merupakan Ibu kota
Kecamatan Soreang, sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel 2.2
Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten
di Kota Parepare (km), 2021
Jarak ke Ibukota
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan
Kabupaten
1 Bacukiki Galung Maloang 2,50
2 Bacukiki Barat Sumpang Minangae 0,50
3 Ujung Labukkang 4,00
4 Soreang Bukit Harapan 6,00
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

II -2
2.1.2. Kondisi Topografi
Berdasarkan data, kondisi topografi Kota Parepare sangat
bervariasi, terdiri dari 0-55 mdpl, 55-170 mdpl, 170-330 mdpl,
330-500 mdpl, dan 500> mdpl. Kecamatan Bacukiki merupakan
daerah dataran tinggi dengan ketinggian 500mdpl. Untuk lebih
jelasnya sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 2.3
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di
Kota Parepare
Ketinggian
No Kecamatan 0-55 55-170 170-330 330-500 500> Luas (Ha)
Mdpl Mdpl Mdpl Mdpl Mdpl

1 Bacukiki 990.85 2676.50 976.90 888.74 359.07 5892.07

2 Bacukiki Barat 656.37 631.13 62.11 - - 1349.61


3 Ujung 417.61 419.91 1.59 - - 839.11
4 Soreang 140.49 747.98 - - - 888.47
4475.52 1040.61 888.74 359.07 8969.26
Jumlah 2205.32
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2023

2.1.3. Kondisi Kelerengan


Berdasarkan data kondisi kelerengan di Kota Parepare terbagi
atas 4 (empat) jenis kelerengan yaitu 0-8 % dengan total luas
524,38 ha, 8-15% dengan total luas 4.488,95 ha, 15-25 % dengan
total luas 1.197,04 ha, 25-40 % dengan total luas 1.681,67 ha, dan
>40% dengan total luas 1.088,78 ha, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4
Kondisi Kelerangan Menurut Kecamatan di Kota Parepare
Kemiringan Lereng
No Kecamatan Luas (Ha)
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% 40% >
1 Bacukiki 235.68 2412.24 741.40 1465.65 1044.20 5899.18
2 Bacukiki Barat 54.33 804.75 253.90 193.28 44.58 1350.85
3 Ujung 126.83 622.88 87.78 3.91 - 841.40
4 Soreang 107.54 649.07 113.97 18.82 - 889.40

Jumlah 524.38 4488.95 1197.04 1681.67 1088.78 8980.82

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2023

II -3
Gambar 2.2 Peta Topografi Kota Parepare

II -4
Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lereng Kota Parepare

II -5
2.1.4. Kondisi Iklim, Suhu dan Kelembapan
Berdasarkan pencatatan dari Badan Stasiun Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) rata-rata suhu udara bulanan

di Kota Parepare adalah 27,22°C tiap bulannya. Suhu bulanan

paling rendah adalah 20,5°C (terjadi pada bulan Juli dan Agustus

2021) sedangkan paling tinggi adalah 33,5°C (terjadi pada bulan

September 2021). Iklim Kota Parepare tergolong iklim tropis

basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 284,5 mm setiap

bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 185 hari selama

Tahun 2021, dengan rata-rata suhu udara minimum 24,25°C dan

rata-rata suhu udara maksimum 31,39°C. Kelembaban udara di

Kota Parepare berada pada rata-rata kelembaban udara

maksimum 99,0% dan rata-rata kelembaban udara minimum

59,17%, sebagaimana yang tertera pada Berikut


Tabel 2.5
Curah Hujan di Kota Parepare, 2021
Curah Hujan
No Kecamatan
1000 -1500 1500-2000 Total
1 Bacukiki 1805.06 4126.54 5931.6
2 Bacukiki Barat - 1342.28 1342.28
3 Ujung 724.31 167.64 891.95
4 Soreang 790.84 55.63 846.47
Jumlah 3320.21 5692.09 9012.3
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Dalam disajikan data rata-rata tekanan udara pada setiap bulan,

di mana tekanan udara bulanan paling tinggi adalah 1012,5 mb

(terjadi pada bulan Februari) dan rata-rata tekanan udara paling

rendah adalah 1003,6 mb (terjadi pada bulan November).

Selanjutnya, kecepatan angin rata-rata di Kota Parepare selama

tahun 2021 sebesar 2,81 knot, sedangkan penyinaran matahari

rata-rata berkisar 44,07%.

II -6
Tabel 2.6
Rata-rata Suhu dan Kelembapan Udara Menurut Bulan di
Kota Parepare, 2021
Suhu Udara (°C) Kelembaban Udara (%)
Bulan
Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata
Januari 31,2 22,8 27,2 99,0 68,0 87,7
Februari 31,9 23,2 27,5 99,0 67,0 86,9
Maret 32,6 22,7 27,8 98,0 69,0 85,9
April 32,2 23,2 28,5 99,0 55,0 79,9
Mei 34,0 23,4 29,4 98,0 51,0 74,7
Juni 34,5 22,4 28,8 97,0 47,0 76,8
Juli 34,0 20,5 28,3 97,0 40,0 76,7
Agustus 34,3 22,7 29,5 98,0 43,0 69,4
September 34,6 22,3 29,4 97,0 44,0 71,4
Oktober 33,5 23,6 29,0 98,0 54,0 78,5
November 32,6 23,6 28,3 98,0 63,0 82,4
Desember 32,6 23,0 27,7 99,0 58,0 84,5
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

2.1.5. Kondisi Hidrologi dan Sumber Daya Air


Ada 2 (dua) jenis kategori hidrologi yang melingkupi wilayah Kota Parepare,
yaitu jenis (1) air permukaan serta jenis (2) air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Kedua jenis air tersebut berasal dari air hujan yang sebagian
mengalir di permukaan (run-off) dan sebagian lagi meresap kedalam tanah.
Sungai-sungai yang terletak di Kota Parepare yang cukup banyak
berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian di sekitarnya. Hanya
terdapat 1 sungai di Kota Parepare, yaitu Sungai Karajae.

2.1.6. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah


Ditinjau dari kondisi jenis tanah, jenis-jenis tanah yang terdapat di

Kota Parepare antara lain Aluvial Hidromorf, Aluvial Kelabu Olit,


Aluvial Kekelabuan Kekuningan, Komplex Mediteran Coklat Regosol

dan Litosol, dan Regosol Coklat, dengan penyebaran jenis tanah pada
setiap kecamatan, begitupun dengan kondisi geologi di Kota

Parepare yang terdiri dari Batu Gamping Formasi Camba, Batuan


Gunung Api Formasi Camba, Batuan Gunung Api Parepare, dan

Endapan Aluvium, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel


berikut;

II -7
Tabel 2.7
Formasi Geologi Kota Parepare, 2022
Kecamatan
No Keterangan Total
Bacukiki Bacukiki Barat Ujung Soreang
Batu Gamping Formasi
373.14 - - - 373.14
1 Camba
Batuan Gunungapi
2915.11 290.94 - - 3206.05
2 Formasi Camba
Batuan Gunung Api
3 Parepare 2180.78 871.95 789.42 483.52 4325.66
4 Endapan Alluvium 430.15 187.97 99.98 357.88 1075.98

Total 5899.18 1350.85 889.40 841.40 8980.82

Sumber: Hasil Analisis Tim, Tahun 2023

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa luas terbesar formasi

batuan geologi di Kota Parepare yaitu Batuan Gunung Api Parepare


dengan luas 4.325,66 ha yang tersebar di Kecamatan Bacukiki,

Kecamatan Bacukiki Barat, Kecamatan Ujung dan Kecamatan


Soreang.

Tabel 2.8
Formasi Jenis Tanah Kota Parepare, 2022
Kecamatan
No Keterangan Total
Bacukiki Bacukiki Barat Ujung Soreang

1 Aluvial Hidromorf - - 45.61 521.54 567.15

2 Aluvial Kelabu Olit - - - 34.47 34.47


Aluvial Kekelabuan
3 - - - 17.11 17.11
Kekuningan
Komplex Mediteran
Coklat Regosol dan
4 1878.57 - - - 1878.57
Litosol

843.79 268.29
5 Regosol Coklat 4020.61 1350.85 6483.54

5899.18 1350.85 889.40 841.40 8980.82


Total
Sumber: Hasil Analisis Tim, Tahun 2023

II -8
Gambar 2.4 Peta DAS Kota Parepare

II-9
Gambar 2.5 Peta Geologi Kota Parepare

II -10
Gambar 2.6 Peta Jenis Tanah Kota Parepare

II -11
2.2. Profil Demografi
2.2.1. Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan, dan Kepadatan

Penduduk
Pada tahun 2020, penduduk Kota Parepare tercatat sebanyak

151.454 jiwa yang tersebar di 4 kecamatan, dengan jumlah


penduduk terbesar yakni 46.903 jiwa yang berada di Kecamatan

Soreang dan jumlah penduduk terendah di Kota Parepare


berada di Kecamatan Bacukiki sebanyak dari 25.511 jiwa.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penduduk Kota Parepare


pada tahun 2020 sebanyak 151.454 jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk per tahun untuk tahun 2010-2020


sebesar 1,60%. Kecamatan yang mengalami laju pertumbuhan

penduduk per tahun paling tinggi adalah Kecamatan Bacukiki


sebesar 5,83% pada tahun 2010-2020, lebih jelasnya dapat

dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.9
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Menurut
Kecamatan di Kota Parepare, 2021
Laju Pertumbuhan
Penduduk
No. Kecamatan Penduduk per Tahun (%)
(Ribu)
2010-2020
1 Bacukiki 25.511 5,83
2 Bacukiki Barat 45.197 1,46
3 Ujung 33.843 0,49
4 Soreang 46.903 0,76
Jumlah 151.454 1,60
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare,


sebanyak 30,97% penduduk Kota Parepare berada di Kecamatan

Soreang dan disusul 29,84% penduduk berada di Kecamatan


Bacukiki Barat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk

tertinggi pada tahun 2020. Di mana, rata-rata dalam 1 kilometer


persegi luas daratan di Kecamatan Ujung dihuni oleh 3.476 jiwa

atau 3 kali lebih padat dibandingkan rata-rata kepadatan


penduduk di Kota Parepare. Sedangkan kepadatan penduduk

II -12
yang terendah berada di Kecamatan Bacukiki, 382 jiwa/km2 atau
sekitar 16,84% dari total luas Kota Parepare, sebagaimana dalam

tabel berikut.

Tabel 2.10
Distribusi Persentase dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021
Persentase
No. Kecamatan Kepadatan Penduduk per Km2
Penduduk
1. Bacukiki 16,84 382
2. Bacukiki Barat 29,84 3.476
3. Ujung 22,35 2.994
4. Soreang 30,97 5.630
Jumlah 100 1.524
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Bacukiki, 16.84

Soreang, 30.97

Bacukiki Barat,
29.84

Ujung, 22.35

Gambar 2.7
Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021

2.2.2. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur

Secara umum, keterbandingan antara penduduk laki-laki dengan


perempuan (sex ratio), jumlah penduduk perempuan lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Rasio


jenis kelamin penduduk terbesar berada di Kecamatan Bacukiki

sebesar 101,7 dan terendah berada di Kecamatan Bacukiki Barat


sebesar 96,8 sehingga rasio jenis kelamin penduduk di Kota

Parepare sebesar 98,3.

II -13
Data yang diperoleh dalam BPS Kota Parepare Dalam Angka Tahun
2022 menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan kelompok umur

0-4 tahun memiliki jumlah yang paling banyak sebesar 14.654 jiwa
yang terdiri dari 7.482 jiwa laki-laki dan 7.172 perempuan. Sementara

itu, kelompok umur 75+ tahun memiliki jumlah paling sedikit, yaitu
2.129 jiwa yang terdiri dari 772 jiwa laki-laki dan 1.357 jiwa

perempuan. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.11
Rasio Jenis Kelamin Penduduk
Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021

No. Kecamatan Rasio Jenis Kelamin

1 Bacukiki 101,7
2 Bacukiki Barat 96,8
3 Ujung 97,8
4 Soreang 98,4
Jumlah 98,3
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, 2022

70-74

60-64

50-54

40-44

30-34

20-24

10-14

0-4
-15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00

Perempuan Laki-laki

Gambar 2.8
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota
Parepare, 2021
2.2.3. Struktur Penduduk Berdasarkan Agama
Berdasarkan data statistik Kota Parepare, agama Islam
merupakan agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat di
Kota Parepare sebesar 145.555 jiwa atau 94,20% dari total
penduduk yang ada. Dari jumlah tersebut, penduduk beragama

II -14
Islam paling banyak berada di Kecamatan Bacukiki Barat sebesar
45.738 jiwa dan paling sedikit berada di Kecamatan Bacukiki
sebesar 23.21 jiwa. Selanjutnya, Penduduk Kota Parepare
beragama Protestan sebanyak 5.342 jiwa atau 3,46%, penduduk
beragama katolik sebanyak 2.086 jiwa. Untuk lebih jelasnya
sebagaimana pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kota Parepare,
2021
Agama
No. Kecamatan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
1 Bacukiki 23.216 423 282 519 5 -
2 Bacukiki Barat 45.738 529 216 72 48 3
3 Ujung 32.828 1.647 566 53 294 3
4 Soreang 43.773 2.743 1.022 130 408 6
Jumlah 145.555 5.342 2.086 774 755 12
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, 2022

2.2.4. Ketenagakerjaan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota


Parepare, pada tahun 2021 jumlah penduduk angkatan kerja
atau penduduk yang berada di usia produktif (15-64 tahun)
sebesar 74.806 jiwa dengan jumlah yang bekerja sebanyak
69,777 jiwa dan pengangguran terbuka sebanyak 5.029 jiwa.
Penduduk yang bukan angkatan kerja berumur 15 tahun ke atas
di Kota Parepare pada tahun 2021 sebanyak 36.942 yang terdiri
dari anak sekolah 6579 jiwa dan mengurus rumah tangga 26.725
jiwa serta lainnya sebesar 3.638 jiwa, sebagaimana dalam Tabel
3.16. Sehingga persentase tingkat partisipasi angkatan kerja
66,94% dan tingkat pengangguran 33,06%.
Tabel 2.13
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, 2021
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
Angkatan Kerja 43.669 31.137 74.806
Bekerja 41.368 28.409 69.777
Pengangguran Terbuka 2.301 2.728 5.029
Bukan Angkatan Kerja 10.810 26.132 36.932
Sekolah 3.452 3.127 6.579
Mengurus Rumah Tangga 4.849 21.876 26.725
Lainnya 2.509 1.129 3.638
Jumlah 54.479 57.269 111.748
Tingkat Partispasi Angkatan Kerja (%) 80,15 54,37 66,94
Tingkat Pengangguran (%) 19,85 45,63 33,06
Sumber: BPS Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

II -15
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

Laki-laki Perempuan

Gambar 2.9
Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran
Kota Parepare, 2021
2.2.5. Kemiskinan

Ketimpangan distribusi pendapatan sangat erat hubungannya


dengan kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang
dihadapi oleh semua negara di dunia. Upaya penurunan angka
kemiskinan menjadi sasaran utama dari pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah. Pengukuran kemiskinan secara
umum di Indoensia disusun dengan menggunakan standar
indikator dari BPS. Berdasarkan data kemiskinan dari BPS,
perkembangan kemiskinan di Kota Parepare menunjukkan tren
penurunan selama kurun waktu tahun 2015 hingga tahun 2018.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin Kota Parepare
sebanyak 40.100 jiwa, kemudian menurun hingga mencapai
37.913 jiwa pada tahun 2018. Tingkat kemiskinan Kota Parepare
tahun 2018 menurun hingga 10,31 %, lebih rendah dari tahun-
tahun sebelumnya
Tabel 2.14
Kondisi Kemiskinan Kota Parepare Tahun 2015-2018
No Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
1 Jumlah Penduduk 8,07 8,01 7,62 7,96 7,93
Miskin
2 Tingkat Kemiskinan 5,59 5,26 5,26 5,44 5,40
3 Garis Kemiskinan 308.337 323.389 323.839 363.710 383.471
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

Kondisi kemiskinan Kota Parepare secara umum masih lebih


tinggi dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Nasional. Pada tahun 2021 tingkat kemiskinan Kota Parepare
sebesar 5.40 %, sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
8,78 % dan Nasional sebesar 10,81 %.

II -16
12
10
8
6
4
2
0
Indonesia Sulawesi Selatan Pare-Pare

2019 2020 2021

Gambar 2.10
Tingkat Kemiskinan Kota Parepare, Sulsel dan Nasional
Tahun 2014-2018

Kemiskinan juga merupakan salah satu dari target dalam Tujuan


Pembangunan Bersama (TPB) guna mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan di tahun 2030. Berdasarkan capaian
pelaksanaan TPB di Kota Parepare untuk menanggulangi
kemiskinan diperlukan usaha-usaha yang mengarah pada
beberapa target, diantaranya:

a. Menurunkan hingga setengah dari proporsi penduduk


dengan tingkat pendapatan kurang USD 1 (PPP) per hari,
dengan indikator:
 Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional
 Indeks Kedalamanan kemiskinan (P1)
b. Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan pekerjaan yang
layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda
dengan indikator:
 Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja
 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun
keatas
 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja
bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja
c. Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang
menderita kelaparan dengan indikator :
 Prevalensi balita dengan berat abdan rendah/kekurangan
gizi
 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat
konsumsi

II -17
2.2.6. Perumahan dan Permukiman
Perkembangan indikator urusan perumahan, pertanahan dan

kawasan permukiman dapat dilihat pada tabel berikut :


 Kawasan peruntukan perumahan tersebar di Kelurahan

Galung Maloang, Kelurahan Lemoe, Kelurahan Lompoe,


Kelurahan Wattang Bacukiki Kecamatan Bacukiki, Kelurahan

Bumi Harapan, Kelurahan Cappa Galung, Kelurahan Tiro


Sompe Kecamatan Bacukiki Barat, Kelurahan Bukit Harapan,

Kelurahan Bukit Indah, Kelurahan Ujung Baru, Kelurahan


Ujung Lare, Kelurahan Watang Soreang

KecamatanSoreang, Kelurahan labukkang, kelurahan


Lapadde dan Kelurahan Ujung Bulu Kecamatan Ujung.

2.3. Fasilitas Sosial


2.3.1. Fasilitas Pendidikan
Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia
pendidikan semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan
berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah
untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk
mengenyam bangku pendidikan. Peningkatan partisipasi
pendidikan untuk memperoleh bangku pendidikan tentunya
harus diikuti dengan berbagai peningkatan penyediaan sarana
fisik pendidikan dan tenaga pendidik yang memadai.
Tabel 2.15 Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-GuruTaman Kanak-
Kanak (TK) Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021
No. Kecamatan Sekolah Murid Guru
1 Bacukiki 14 404 42
2 Bacukiki Barat 17 544 83
3 Ujung 19 654 94
4 Soreang 23 823 100
Parepare 73 2425 319
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Pada tahun 2021 jumlah taman kanak-kanak (TK) yang terdapat


di Kota Parepare berjumlah 73 TK dengan total murid sebanyak
2425 jiwa yang didukung oleh tenaga kependidikan dalam hal

II -18
ini adalah guru dengan total 319 jiwa. Kecamatan Soreang
menjadi kecamatan dengan jumlah TK terbanyak, sebanyak 23
sekolah, dengan jumlah murid terbanyak yaitu 823 siswa dan
jumlah guru terbanyak yaitu 100 guru.
Tabel 2.16 Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtadiyah (MI) Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021
No Kecamatan Sekolah Murid Guru
1 Bacukiki 13 1.876 171
2 Bacukiki Barat 33 4.828 390
3 Ujung 24 4.518 349
4 Soreang 32 4.420 365
Jumlah 103 15.642 1.275
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Pada tahun 2021 jumlah Sekolah Dasar (SD)/sederajat yang


terdapat di Kota Parepare berjumlah 103 unit dengan total
murid sebanyak 15.642 jiwa yang didukung oleh tenaga
kependidikan dalam hal ini adalah guru dengan total 1.275 jiwa.
Kecamatan Bacukiki Barat menjadi kecamatan dengan jumlah
TK terbanyak, sebanyak 33 sekolah, dengan jumlah murid yaitu
4.828 siswa dan jumlah guru terbanyak yaitu 390 guru.
Tabel 2.17 Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Menurut Kecamatan di Kota
Parepare, 2021
No Kecamatan Sekolah Murid Guru
1 Bacukiki 7 1.071 122
2 Bacukiki Barat 10 1.987 191
3 Ujung 6 2.172 185
4 Soreang 10 2.617 238
Jumlah 33 7.847 736
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Jumlah sekolah menengah pertama (SMP) pada tahun 2021 di


Kota Parepare adalah 33 sekolah dengan total 7.847 siswa, dan
736 guru. Siswa SMP terbanyak terdapat di Kecamatan Soreang
sebanyak 2.617 siswa, sedangkan sekolah terbanyak terdapat di
Kecamatan Bacukiki Barat dan Kecamatan Soreang dengan
jumlah masing-masing 10 unit.

II -19
Tabel 2.18
Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menurut Kecamatan di Kota
Parepare, 2021
Sekolah Murid Guru
No Kecamatan
SMA SMK MA SMA SMK MA SMA SMK MA
1 Bacukiki - 1 2 - 14 240 - 2 40
2 Bacukiki Barat 4 3 3 1583 925 690 101 99 89
3 Ujung 3 3 - 1893 1284 - 122 101 -
4 Soreang 3 5 4 456 2361 489 48 170 97
Jumlah 10 12 9 3.932 4.584 1.419 271 372 226
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa total sekolah


menengah sederajat atas (SMA/SMK/MA) di Kota Parepare
berjumlah 31 sekolah, dengan total murid 9.935 siswa dan 869
guru.
Tabel 2.19
Jumlah Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Sekolah Menurut
Kecamatan dan Tingkat Pendidikan, 2019-2021
SD SMP SMA SMK Perguruan Tinggi
No Kecamatan
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021
1 Bacukiki 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1
2 Bacukiki Barat 6 6 6 4 4 5 3 3 3 2 2 2 2 2 1
3 Ujung 4 4 5 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1
4 Soreang 7 7 7 5 5 5 5 5 5 3 3 3 2 2 2
Jumlah 21 21 22 16 16 17 13 13 13 8 8 8 6 6 5
Sumber: Kota Parepare dalam Angka, 2022

25

20
SD
15 SMP
SMA
10
SMK
5
Perguruan Tinggi
0
2019 2020 2021

Gambar 2.11 Grafik Sarana Pendidikan Kota Parepare Periode 2019-2021

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah sekolah


dasar (SD) di Kota Parepare dari tahun 2019 hingga tahun 2021
mengalami penambahan dengan jumlah 22 sekolah. Untuk
tingkat SMP jumlah sekolah dari tahun 2019 hingga 2021 terus
mengalami peningkatan dengan jumlah pada tahun 2021
mencapai 17 sekolah. Jumlah Sekolah Menengah Atas pada

II -20
tahun 2021 berjumlah 13 dan tidak mengalami peningkatan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Parepare pada
tahun 2021 berjumlah total 8 sekolah yang tidak mengalami
perubahan jumlah dari tahun sebelumnya. Adapun perguruan
tinggi di Kota Parepare pada tahun 2019 berjumah 6, namun
pada tahun 2021 mengalami pengurangan menjadi 5.
2.3.2. Fasilitas Kesehatan
Dari data yang diperoleh dalam Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Parepare 2022, terdapat lima jenis fasilitas kesehatan yang ada,

seperti rumah sakit, puskesmas, pustu, poliklinik dan apotek


yang diharapkan mampu melayani penduduk di 4 kecamatan

yang ada di Kota Parepare.


Di setiap kecamatan yang ada di Kota Parepare tersedia fasilitas

kesehatan berupa puskesmas atau puskesmas pembantu.


Adapun puskesmas pembantu memiliki jumlah 13 unit yang

terseber di semua kecamatan di Kota Parepare, sedangkan


rumah sakit berjumlah masing-masing dua yang berada di dua

kecamatan, yakni Kecamatan Bacukiki Barat dan Kecamatan


Ujung
Tabel 2.20
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021
Rumah Puskes- Puskesmas
No Kecamatan Poliklinik Apotek
Sakit mas Pembantu
1 Bacukiki - 2 3 - 2
2 Bacukiki Barat 2 1 5 1 4
3 Ujung 2 2 1 2 5
4 Soreang - 3 4 1 7
Jumlah 4 8 13 4 18
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Rumah Sakit

8%
38% 17% Puskesmas

Puskesmas
9% 28% Pembantu
Poliklinik

Gambar 2.12
Persentase Fasilitas Kesehatan Kota Parepare tahun 2022

II -21
2.3.3. Fasilitas Peribadatan
Kota Parepare pada tahun 2022, mencatat terdapat lima jenis

fasilitas peribadatan, yaitu masjid, mushola, gereja protestan,


dan gereja katolik serta vihara yang disediakan untuk

memfasilitasi kegiatan ibadah dan keagamaan masyarakat Kota

Parepare sehari-harinya. Di mana jumlah masjid yang ada


sebanyak 203 unit ditambah dengan musholah 37 unit, gereja

protestan sebanyak 22 unit dan gereja katolik sebanyak 2 unit,


serta 4 unit vihara.

Tabel 2.21
Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kota Parepare, 2021
Gereja Gereja
No. Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katolik
1 Bacukiki 43 3 - - - -
2 Bacukiki Barat 58 14 3 - - -
3 Ujung 41 6 5 1 - 2
4 Soreang 56 14 14 1 - 2
Jumlah 203 37 22 2 - 4
Sumber: Kota Parepare Dalam Angka, Tahun 2022

Masjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katolik Vihara

Gambar 2.13
Persentase Fasilitas Peribadatan Kota Parepare tahun 2021

2.3.4. Fasilitas Perdagangan


Kota Parepare pada tahun 2019, mencatat terdapat empat
sarana perdagangan yang tersebar di seluruh wilayah

kabupaten, sarana tersebut adalah pasar, toko, kios, dan


warung. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel berikut

II -22
Tabel 2.22
Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kota Parepare, 2017‒2021
Sarana Perdagangan 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pasar 9 9 9 10 10
2 Toko 59 77 43 117 117
3 Kios 5 2 - - -
4 Warung 8 27 6 6 6
Jumlah 81 115 58 133 133
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas menujukkan bahwa sarana


perdagangan terbanyak di Kota Parepare pada tahun 2021 yaitu

toko sebanyak 117 unit sedangkan tidak terdapat kios di Kota


Parepare pada tahun 2021.

Tabel 2.23
Jumlah Koperasi Menurut Jenis Koperasi dan Kecamatan
di Kota Parepare, 2021
Kecamatan KUD KPRI KOPPAS Lainnya Jumlah
1 Bacukiki - 1 - 2 3
2 Bacukiki Barat 1 18 - - 19
3 Ujung - 10 - 4 14
4 Soreang - 6 1 - 7
Jumlah 1 35 1 6 43
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka Tahun 2022

Berdasarkan data di atas dapat diketahui, bahwa jumlah

koperasi di Kota Parepare pada tahun 2021 berjumlah 43 unit.


Koperasi ini diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yakni
KUD, KPRI, KOPPAS, dan lainnya. Adapun jumlah bentuk
koperasi terbanyak adalah KPRI.

2.4. Profil Ekonomi

Perekonomian Parepare berdasarkan besaran Produk Domestik


Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2019 mencapai

Rp. 7,23 trilliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp. 4,95
trilliun sedangkan PDRB perkapita tercatat Rp.49,8 juta rupiah.
Ekonomi Parepare Tahun 2019 tumbuh sebesar 6,65 persen, tumbuh
menguat dibandingkan tahun lalu sebesar 5,58 persen. Pertumbuhan

ini disebabkan beberapa lapangan usaha yang tumbuh lebih cepat


dibandingkan sebelumnya, diantaranya yang paling tinggi adalah

II -23
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan social wajib
sebesar 14,44 persen. Pertumbuhan tersebut dikarenakan

perkiraan penyusutan realisasi anggaran pemerintah pusat sampai


daerah naik sebesar 31,88 persen. Yang kedua tumbuh lebih cepat

adalah Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,98


persen. Kemudian industry pengolahan sebesar 8,23 persen, lalu jasa

lainnya 7,94 persen dan yang terakhir konstruksi sebesar 7,54 persen.
Lima Tahun terakhir ekonomi Parepare tumbuh diatas 5 persen, dimana

tahun 2018 pertumbuhan yang paling lemah dibandingkan tahun


sebelum dan sesudahnya yaitu 5,58 persen dikarenakan kategori

lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan


Sosial Wajib yang paling mempengaruhi pertumbuhan tahun tersebut,

sedangkan pertumbuhan paling tinggi di tahun 2017 yaitu 6,97 persen.


2.4.1 Laju Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi Kota Parepare pada Tahun 2021 sebesar


2,31 persen. Sektor transportasi dan pergudangan merupakan

sektor yang dominan peranannya dalam struktur perekonomian


Kota Parepare. Pada Tahun 2021 kontribusi sektor Perdagangan

Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor


terhadap total PDRB Kota Parepare sebesar 15,97 persen, disusul
oleh sektor Konstruksi sebesar 17,09 persen dan sektor Pertanian
sebesar 15,22 persen dan sektor-sektor lainnya.
Tabel 2.24
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(Miliar Rupiah), 2021
Produk Domestik
Lapangan Usaha Regional Bruto Atas
Dasar Harga Berlaku
A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 572869.65
B Pertambangan dan Penggalian 22171.20
C Industri 161173.01
D Pengadaan Listrik dan Gas 5724.69
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur
E
ulang 20055.94
F Konstruksi 1199364.00
Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
G
sepeda motor 1250184.73

II -24
Produk Domestik
Lapangan Usaha Regional Bruto Atas
Dasar Harga Berlaku
H Transportasi dan pergudangan 374338.09
I Penyediaan akomodasi dan makan minum 495394.91
J Informasi dan komunikasi 365385.14
K Jasa keuangan dan asuransi 690056.09
L Real estate 785754.74
M, N Jasa perusahaan 18554.15
Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan
O
sosial wajib 718916.20
P Jasa pendidikan 504761.90
Q Jasa kesehatan dan kegiatana sosial 436492.61
R,S,T,U Jasa lainnya 204780.37
Produk Domestik Regional Bruto 7825977.45
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

Tabel 2.25
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha
(miliar rupiah), 2017-2021
Lapangan Usaha/Industri 2017 2018 2019 2020 2021
A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 447,152 496,971 527,684 545,279 572,870
B Pertambangan dan Penggalian 20,481 21,687 21,725 21,975 22,171
C Industri 130,105 134,917 150,983 148,834 161,173
D Pengadaan Listrik dan Gas 4,221 5,382 5,674 5,774 5,725
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
E 15,374 16,972 17,958 19,946 20,056
limbah, dan daur ulang
F Konstruksi 921,318 1,013,110 1,135,455 1,131,620 1,199,364
Perdagangan besar dan eceran; reparasi
G 925,423 1,056,286 1,163,524 1,136,603 1,250,185
mobil dan sepeda motor
H Transportasi dan pergudangan 323,380 359,846 396,809 339,510 374,338
I Penyediaan akomodasi dan makan minum 363,533 409,887 452,130 461,614 495,395
J Informasi dan komunikasi 271,847 299,356 321,232 344,751 365,385
K Jasa keuangan dan asuransi 538,037 575,075 601,515 625,789 690,056
L Real estate 622,251 678,028 716,796 761,813 785,755
M, N Jasa perusahaan 15,480 17,302 18,776 17,491 18,554
Administrasi pemerintahan, pertahanan,
O 644,623 564,741 660,972 669,367 718,916
dan jaminan sosial wajib
P Jasa pendidikan 384,580 434,625 470,166 502,623 504,762
Q Jasa kesehatan dan kegiatana sosial 278,828 306,437 332,920 388,870 436,493
R,S,T,U Jasa lainnya 185,949 211,740 236,080 201,793 204,780
Produk Domestik Regional Bruto 6,092,581 6,602,363 7,230,401 7,323,651 7,825,977
umber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022
Tabel 2.26
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2017–2021
Lapangan Usaha/Industri 2017 2018 2019 2020 2021
A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 8,82 8,34 5,57 1,51 -0,52
B Pertambangan dan Penggalian 2,55 2,40 -0,43 -1,00 0,37
C Industri 6,38 2,25 8,23 -2,01 7,50
D Pengadaan Listrik dan Gas 6,31 8,01 5,56 2,62 3,94
Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah,
E 8,68 8,03 3,01 3,61 -0,52
dan daur ulang
F Konstruksi 4,43 6,48 7,54 -0,54 1,76
Perdagangan besar dan eceran; reparasi
G 7,62 9,26 6,89 -4,16 7,52
mobil dan sepeda motor
H Transportasi dan pergudangan 8,30 8,47 8,98 -14,79 7,09
I Penyediaan akomodasi dan makan minum 9,70 11,40 6,61 -1,02 5,42
J Informasi dan komunikasi 6,74 10,00 6,12 8,22 5,10
K Jasa keuangan dan asuransi 5,82 2,84 2,03 4,21 5,46
L Real estate 10,06 4,94 3,55 3,94 1,69
M, N Jasa perusahaan 6,55 8,26 6,12 -8,61 3,63

II -25
Lapangan Usaha/Industri 2017 2018 2019 2020 2021
Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
O 3,39 -14,87 14,44 -0,0 6,41
jaminan sosial wajib
P Jasa pendidikan 5,29 8,91 5,81 4,82 3,78
Q Jasa kesehatan dan kegiatana sosial 9,60 9,76 4,77 10,47 6,21
R,S,T,U Jasa lainnya 10,03 11,47 7,94 -15,82 -0,87
Produk Domestik Regional Bruto 6,97 5,58 6,65 -0,08 4,41
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

Tabel 2.27
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Jenis
Pengeluaran (miliar rupiah), 2019
Laju Pertumbuhan Produk Domestik
Pelanggan
Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
A Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2.650.900,85
B Pengeluaan Konsumsi LNPRT 29.345,86
C Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 804.269,57
D Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.977.762,73
E Perubahan Inventori 1.629,30
F Ekspor Barang dan Jasa -301.992,73
Produk Domestik Regional Bruto 5.161.915,58
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

Tabel 2.28
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha (Miliar rupiah), 2017–2021
Lapangan Uaha/Industri 2017 2018 2019 2020 2021
A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 282,48 306,04 323,07 327,94 326,23
B Pertambangan dan Penggalian 11,09 11,35 11,30 11,19 11,23
C Industri 93,63 95,73 103,61 101,54 109,15
D Pengadaan Listrik dan Gas 4,30 4,65 4,90 5,03 5,23
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
E 12,54 13,55 13,96 14,46 14,38
limbah, dan daur ulang
F Konstruksi 601,83 640,81 689,15 685,45 697,51
Perdagangan besar dan eceran; reparasi
G 711,36 777,25 830,80 796,22 856,06
mobil dan sepeda motor
H Transportasi dan pergudangan 245,42 266,20 290,11 247,19 264,72
Penyediaan akomodasi dan makan
I 272,34 303,39 323,43 320,13 337,47
minum
J Informasi dan komunikasi 309,38 340,33 361,14 390,83 410,77
K Jasa keuangan dan asuransi 372,42 383,00 390,77 407,24 429,48
L Real estate 428,44 449,62 465,56 483,91 492,11
M, N Jasa perusahaan 11,49 12,43 13,20 12,06 12,50
Administrasi pemerintahan, pertahanan,
O 420,81 358,22 409,96 407,91 434,06
dan jaminan sosial wajib
P Jasa pendidikan 279,26 304,13 321,80 337,31 350,07
Q Jasa kesehatan dan kegiatana sosial 208,63 229,00 239,92 265,05 281,50
R,S,T,U Jasa lainnya 128,91 143,70 155,11 130,58 129,45
Produk Domestik Regional Bruto 4.394,32 4.639,40 4.947,79 4.944,03 5.161,02
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

Tabel 2.29
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, 2017–2021
Lapangan Uaha/Industri 2017 2018 2019 2020 2021
A Pertanian, kehutanan, dan perikanan 7.34 7.53 7.30 7.45 7.32
B Pertambangan dan Penggalian 0.34 0.33 0.30 0.30 0.28
C Industri 2.14 2.04 2.09 2.03 2.06
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.07 0.08 0.08 0.08 0.07
Pengadaan air, pengelolaan sampah,
E
limbah, dan daur ulang 0.25 0.26 0.25 0.27 0.26
F Konstruksi 15.12 15.34 15.70 15.45 15.33

II -26
Lapangan Uaha/Industri 2017 2018 2019 2020 2021
Perdagangan besar dan eceran; reparasi
G
mobil dan sepeda motor 15.19 16.00 16.09 15.52 15.97
H Transportasi dan pergudangan 5.31 5.45 5.49 4.64 4.78
I Penyediaan akomodasi dan makan minum 5.97 6.21 6.25 6.30 6.33
J Informasi dan komunikasi 4.46 4.53 4.44 4.71 4.67
K Jasa keuangan dan asuransi 8.83 8.71 8.32 8.54 8.82
L Real estate 10.21 10.27 9.91 10.40 10.04
M, N Jasa perusahaan 0.25 0.26 0.26 0.24 0.24
Administrasi pemerintahan, pertahanan,
O
dan jaminan sosial wajib 10.58 8.55 9.14 9.14 9.19
P Jasa pendidikan 6.31 6.58 6.50 6.86 6.45
Q Jasa kesehatan dan kegiatana sosial 4.58 4.64 4.60 5.31 5.58
R,S,T,U Jasa lainnya 3.05 3.21 3.27 2.76 2.62
Produk Domestik Regional Bruto
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

2.5. Profil Prasarana

2.5.1. Prasarana Energi Listrik


Ketersediaan energi listrik di suatu wilayah merupakan salah satu

bagian dari kebutuhan dasar penduduk dan termasuk barang


publik yang ketersediaannya tergantung pada kemampuan

pendanaan pemerintah dan masyarakat dalam mengeskspoitasi


sumber-sumber energi potensial tersebut. Di Kota Parepare,

pengadaan energi listrik yang digunakan oleh rumah tangga


maupun usaha tidak hanya berasal dari PLN, akan tetapi juga

sumber listrik non PLN lainnya. Berdasarkan data BPS jumlah


pelanggan listrik di Kota Parepare pada tahun 2021 tercatat

sebanyak 53.287 pelanggan, dengan total daya terpasang


88.361.250 kw. Prasarana jaringan listrik di wilayah Kota Parepare

telah hampir menjangkau keseluruhan wilayah kecamatan


termasuk pelosok-pelosok desa terutama pada bagian wilayah

yang telah tersedia jaringan jalan. Hal tersebut karena


meningkatnya kebutuhan akan energi listrik.

2.5.2. Prasarana Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih yang ada di Kota Parepare, meliputi

sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem individual


yang dikelola oleh masyarakat rumah tangga. Sistem penyediaan

air bersih non perpipaan tidak ada pengelolaannya. Sumber air

II -27
baku bagi sistem penyediaan air bersih Kota Parepare terdiri atas
air permukaan, sumur dalam, dan sumur dangkal. Ketersediaan

air bersih merupakan hal yang utama bagi pemenuhan


kebutuhan hidup masyarakat akan air bersih, Kota Parepare saat

ini hanya terdapat 1 (satu) Instalasi Pengolahan Air atau IPA yaitu
IPA Sungai Karajae

2.5.3. Prasarana Air Limbah


Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Parepare belum

berjalan efektif sebagaimana diharapkan dan itupun hanya


diprakarsai oleh pemerintah, belum dilakukan oleh dunia usaha

ataupun masyarakat. Faktor utama adalah masih rendahnya


kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah dimana hal

tersebut didasari oleh ketidaktahuan masyarakat kapan perlu


dilakukan penyedotan lumpur tinja.
Kota Parepare saat ini sudah mempunyai sistem pembuangan air
limbah terpusat berupa bangunan instalasi pengolahan lumpur

tinja (IPLT) yang terletak di Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung


berjarak + 5 Km dari pusat kota yang bangunannya menjadi satu

dengan areal TPA Sampah. Jumlah armada yang dimiliki oleh


Dinas Kebersihan Kota Parepare untuk pengoperasian IPLT

hanya berupa 1 unit truck tinja.

2.5.4. Prasarana Telekomunikasi


Telepon merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat

penting pada jaman sekarang ini, dikarenakan fungsinya yang


tidak hanya digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

(Smartphone) tetapi juga digunakan sebagai alat untuk


berselancar di dunia maya (internet), media sosial, dan beberapa

fungsi lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah pelanggan


layanan telepon di Kota Parepare sebagaimana pada tabel

berikut.

II -28
Tabel 2.30
Jumlah Pelanggan Layanan Telepon Kabel Menurut Kecamatan di Kota Parepare,
2019-2021
Kecamatan 2019 2020 2021

Bacukiki 366 309 1374


Bacukiki Barat 1839 1544 2818
Ujung 2094 2876 2836
Soreang 1494 1725 3003
Jumlah 5793 6454 10.031
Sumber : BPS Kota Parepare dalam Angka, 2022

2.5.5. Prasarana Sampah

Kriteria dan dasar pelayanan persampahan berdasarkan target

Pembangunan Nasional adalah 70% sampah domestik dan 100%


sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui

sistem pelayanan umum. Dalam memaksimalkan pelayanan


pengelolaan persampahan perkotaan dibutuhkan arahan yang

tepat, bukan hanya pada kebutuhan akan pendanaan tetapi juga


adalah bagaimana pengelolaan kegiatan pelayanan yang terdiri

atas beberapa kegiatan utama, antara lain adalah pemilahan,


pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan

akhir sampah. Disamping itu, tak bisa dipungkiri bahwa peranan


masyarakat sangat besar dalam pelayanan pengelolaan

persampahan dimana perlunya peningkatan kesadaran


masyarakat akan lingkungan yang sehat bebas dari sampah
karena sebaik apapun sarana maupun sistem pengelolaan
persampahan apabila masyarakat tidak memiliki kesadaran akan

tetap menjadi masalah yang tak bisa diselesaikan.


Daerah pelayanan persampahan di Kota Parepare baru sebatas

sekitar Kota Parepare, sumber sampah berasal dari jalan


protokol, permukiman, pusat – pusat perdagangan, pertokoan,

daerah komersil, perkantoran dan sekitar instansi pemerintah.


Sampah yang terkumpul ini meliputi sampah yang berasal dari
daerah – daerah yang dapat dijangkau oleh motor dan truk
pengangkut sampah, belum mencapai semua wilayah desa.

II -29
Berdasarkan hasil survey lapangan,tidak semua wilayah Kota
Parepare bisa dilayani dengan sistem komunal sehingga mereka

untuk, mengelolah sampahnya secara individual dengan cara


penimbunan dan pembakaran. Hal tersebut dimungkinkan

karena rata-rata rumah tangga memiliki persilahan yang cukup


luas terutama dibagian belakang rumah.

2.5.6. Drainase
Kondisi topografi Kota Parepare yang unik, yaitu bagian timur
merupakan daerah perbukitan dan bagian barat merupakan

daerah pantai yang sangat landai menyebabkan sistem


pembuangan air hujan terpusat di bagian barat Hal ini

menyebabkan daerah barat yang merupakan daerah pusat


kegiatan perdagangan dan keramaian pada saat musim hujan

sering terjadi genangan sesaat, terutama pada saat air laut dalam
kondisi pasang sehingga air buangan yang berasal dari darat

tidak bisa mengalir ke laut.


Sistem jaringan drainase yang ada saat ini sudah memadai

karena sudah melayani seluruh Kota Parepare, yaitu ± 70 % dari


luas kota yang ada. Sedangkan alur jaringan drainase Kota

Parepare mengikuti ketinggian (kontur) dan mengikuti pola


jaringan jalan Kota yang ada. Saluran drainase di Kota Parepare

selain berfungsi untuk menerima buangan air hujan juga


berfungsi menerima buangan air limbah rumah tangga. Sistem

drainase campur ini, terlihat kurang menguntungkan untuk


daerah yang landai, sehingga terjadi pengendapan dan
penggenangan di dalam saluran yang menyebabkan bau dan
pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Pada bagian

lain, kondisi jalan yang relatif tinggi terhadap permukiman


penduduk menjadikan saluran jalan hanya dapat dimanfaatkan

sebagai saluran penampung limpasan air hujan dari badan jalan

II -30
dan sebagai saluran pembawa, sedangkan saluran pembuangan
dari permukiman melalui saluran yang dibuat sendiri dan

dialirkan ke saluran drainase yang ada.


Sistem drainase di Kota Parepare sangat dipengaruhi oleh

pengaruh pasang surut, karena semua saluran drainase


perkotaan bermuara di pantai sebelah barat. Hal ini sangat

dirasakan pengaruhnya apabila pada saat bersamaan terjadi


hujan lebat dan air pasang.

2.6. Profil Transportasi


Sistem transportasi di Kota Parepare yang dalam perwujudannya adalah
multi moda. Namun demikian, integrasi antara moda dengan skala
pelayanan yang lebih luas,. Eksistensi dari pengembangan Kota
Parepare juga menjadi wilayah yang akan dilayani jenis angkutan rel
kereta api untuk angkutan penumpang. Jaringan rel kereta api untuk
pelayanan angkutan barang, Kota Parepare memiliki potensi yang
dilayani oleh sistem jaringan tersebut yang menghubungkan Makassar-
Parepare maupun pengembangan jaringan rel kereta api.
Orientasi pelayanan angkutan telah terdisitribusi melalui trayek
angkutan yang telah ditetapkan, sehingga pergerakan penumpang dan
barang diseluruh wilayah Kota Parepare dapat dikatakan sudah
memadai. Selain itu, terdapat beberapa terminal yang tersebar di
beberapa wilayah kecamatan sebagai simpul-simpul pergerakan
angkutan penumpang.
Dengan potensi wilayah yang dimiliki oleh Kota Parepare seiring
dengan tumbuhnya pelayanan jasa angkutan barang di Kota Parepare
dengan berbagai type kendaraan dan jenis angkutan yang beroperasi
memiliki beban cukup besar dibandingkan dengan kemampuan dasar
jaringan jalan. Kondisi ini terlihat dari jaringan jalan arteri yang melintasi
Kota Parepare dan beberapa jaringan jalan kabupaten lainnya yang
menghubungkan lokasi-lokasi produsen wilayah (hasil tambang,
pertanian, perikanan, perkebunan dan sebagainya). Selain itu,

II -31
munculnya moda transportasi alternatif dalam melayani masyarakat
saat ini dan dimasa mendatang sebagai desakan kebutuhan dalam
memperoleh layanan transportasi yang diinginkannya tetap menjadi
perhatian dan pelestarian jenis moda transportasi tertentu yang bersifat
tradisional, seperti ojek dan becak sebagai alat transportasi non BBM,
termasuk transportasi sungai.
2.6.1. Transportasi Darat
Kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana perhubungan

merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk


menunjang mobilitas penduduk dan distribusi barang dalam

memperlancar roda perekonomian di suatu wilayah. Kondisi


prasarana dan sarana sektor perhubungan suatu wilayah akan

menentukan tingkat kelancaran komunikasi dan mobilitas


penduduk.

Pada tahun 2021 eksisting jaringan jalan di Kota Parepare


sepanjang 304,395 Km dengan jenis permukaan jalan

digolongkan ke dalam empat jenis, yaitu aspal, beton, paving


blok, serta kerikil dan tanah. Kondisi jalan digolongkan kedalam

empat bagian, yaitu baik, sedang, rusak, dan rusak berat.


Tabel 2.31
Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang Mengelolanya
di Kota Parepare (Km), 2021
Tingkat Kewenangan Pemerintah Panjang Jalan

1 Negara 31,21
2 Provinsi -
3 Kabupaten/Kota 273,395
Jumlah 304,395
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka Tahun 2022

Tabel 2.32
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kota Parepare (Km), 2021
Jenis Permukaan Jalan Panjang Jalan

1 Aspal 211,824
2 Beton 21,261
3 Paving Blok 10,010
4 Kerikil dan Tanah 21,427
Jumlah 304,395
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka Tahun 2022

II -32
Tabel 2.33
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan
di Kota Parepare (Km), 2021
Jenis Permukaan Jalan Panjang Jalan

1 Baik 156,332
2 Sedang 29,520
3 Rusak 59,025
4 Rusak Berat 29,518
Jumlah 304,395
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka Tahun 2022

Selain berdasarkan jenis permukaan jalan, di Kota Parepare jalan juga


diklsifikasikan berdasarkan kondisi jalan. Pengklasifikasian dibagi

atas empat, yakni kondisi baik, sedang, rusak, dan rusak berat.

Kondisi baik sepanjang 156,332 Km, sedangkan dengan kondisi


sedang sepanjang 29,520 Km. jalan dengan kondisi rusak sepanjang

59,025 km.

2.6.2. Transportasi Laut

Wilayah Kota Parepare sebagai daerah pantai, tentunya sangat


potensial untuk pengembangan transportasi laut.

Penyelenggaraan angkutan laut di Kota Parepare belum


berlangsung secara dengan baik karena masih berupa

pelayanan kapal/perahu nelayan. Pengembangan transportasi


laut yang terdapat di Kota Parepare yaitu Pelabuhan

Penumpang Nusantara, Pelabuhan Peti Kemas Cappa Ujung,


Pelabuhan Rakyat Lontange, dan Pelabuhan Minyak Pertamina.

Orientasi pengembangan pelabuhan di Kota Parepare telah


dilakukan oleh pemerintah dengan membangun prasarana

pelabuhan, termasuk jalan akses menuju pelabuhan.


Pembangunan pelabuhan dapat menambah penyelenggaraan

jenis moda transportasi di wilayah Kota Parepare, sehingga


pergerakan barang antar pulau dapat dilaksanakan, terutama

jenis komoditi tertentu seperti semen dan beberapa hasil


komoditi lainnya

II -33
2.7. Tinjauan Mikro Wilayah Perencanaan
Salah satu tahapan awal dari proses penyusunan KLHS-RDTR Kawasan

Perkotaan Atad dan Sekitarnya Kota Parepare adalah penentuan


deliniasi Wilayah Perencanaan. Penentuan batas deliniasi Wilayah

Perencanaan dapat berupa batas administrasi, batas bentang alam,


maupun batas buatan. Berikut di bawah ini uraian kriteria dan alternatif

deliniasi Wilayah Perencanaan KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare.

2.7.1. Deliniasi Kawasan KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare
Kawasan KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare merupakan merupakan kota pusat pelayanan

Kawasan Ajattappareng (Kabupaten Enrekang, Sidenreng


Rappang, Parepare, Pinrang dan Barru). Berdasarkan hal

tersebut, maka dalam merumuskan parameter setidaknya harus


mempertimbangkan hal tersebut. Selain itu, deliniasi kawasan

yang terpilih diharapkan merupakan kawasan yang memiliki


fungsi strategis yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRW Provinsi

Sulawesi Selatan maupuk RTRW Kota. Parepare serta memiliki


beberapa dukungan infrastruktur agar dapat mendukung

pengembangan aksesibilitas kawasan tersebut. Berdasarkan hal


– hal tersebut maka dirumuskan kriteria dan parameter
pemilihan wilayah deliniasi sebagai berikut:

1. Kriteria Lokasi
 Tertuang di dalam RTRW Kabupaten

 Peluang pengembangan investasi


 Memiliki ciri kawasan perkotaan

 Kemampuan lahan untuk kegiatan perkotaan


 Ketersediaan infrastruktur

 Tingkat Kerawanan bencana

II -34
 Ketersediaan Peta
2. Kriteria Penentuan Delinasi

 Fungsional kawasan
 Kecenderungan Perkembangan Fisik Kawasan

 Batas Administrasi
 Batas Fisik/Bentang Alam

 Luas minimal WP
2.7.2. Letak dan Kondisi Geografi
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan


Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Pinrang. Adapun

letak geografis antara 4° 0'49.25" LS dan 119°39'6.30.52"BT.


Secara administrasi, berbatasan sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kabupaten Sidenreng Rappang


dan Pinrang
• Sebelah Timur : Kelurahan Lemoe, Kecamatan
Bacukiki
• Sebelah Selatan : Kelurahan Lumpue dan Watang
Bacukiki
• Sebelah Barat : Kelurahan Sumpang Minangae
Luas KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare adalah 3.442,41 Ha.

Tabel 2.28
Luas WP Atas dan Sekitarnya
No Kel/Desa Luas (Ha)
1 Kelurahan Bukit Harapan 536,12
2 Kelurahan Bukit Indah 117,80
3 Kelurahan Bumi Harapan 617,80
4 Kelurahan Galung Maloang 746,93
5 Kelurahan Lapadde 754,93
6 Kelurahan Lompoe 566,40
7 Kelurahan Ujung Baru 44,52
8 Kelurahan Ujung Bulu 34,60
9 Kelurahan Ujung Lare 24,46
Jumlah 3442,41
Sumber : Hasil Delineasi, Tim Penyusun Tahun 2023

II -35
Gambar 2.14 Peta Administrasi Kawasan Perencanaan

II -36
2.7.3. Kondisi Aspek Fisik Dasar
1. Kemiringan Lereng

Adapun dalam spasial kemiringan lereng di wilayah Kawasan


Perkotaan Atas dan Sekitarnya yakni dikategorikan ke dalam

kelerengan 0–8%, 8-15%, 15-25, 25-40 dan 40>% merupakan


kategori kemiringan lereng yang paling dominan di wilayah

Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya. Untuk lebih jelasnya


mengenai keadaan kelerengan di Kawasan Perkotaan Atas

dan Sekitarnya Kota Parepare dapat dilihat pada tabel 3.31


berikut:

Tabel 2.35 Kondisi Kemiringan Lereng di Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare
Kemiringan Lereng
No Desa/Kelurahan
0-8% 8-15% 15-25% 25-40% 40>%
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 72,68 557,04 91,81 24,91 -
2. Kelurahan Lompoe 85,16 430,62 30,78 19,84 -
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 14,46 446,94 86,42 51,15 -
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 31,87 427,67 72,53 3,91 18,18
2. Kelurahan Bukit Indah 14,76 98,52 4.,52 - -
3. Kelurahan Ujung Baru 10,88 24,09 9,55 - -
4. Kelurahan Ujung Lare 12,51 10,77 1,18 - -
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 88,85 545,68 101,58 18,82 -
2. Kelurahan Ujung Bulu 2.16 27,24 5,20 - -
Jumlah 333,32 2568,57 403,57 118,63 18,18
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa wilayah


dengan kemiringan lereng 0-8% memiliki luas 333,32 Ha, luas
wilayah yang kemiringan lereng 8-15% yakni 2.568,57 Ha,

kemiringan lereng 15 – 25 % dengan luas 403,57 Ha,


kemiringan lereng 25 – 40 % memiliki luas 118,63 Ha dan

kemiringan lereng 40>% memiliki luas 18,18 Ha . Untuk lebih


jelasnya mengenai kondisi kemiringan lereng Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya dapat dilihat pada gambar

II -37
3.23 tentang Peta Kemiringan Lereng Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare.

2. Topografi
Kondisi topografi mempengaruhi aspek pemanfaatan lahan

di Kawasan Perkota Atas dan Sekitarnya Kota Parepare.


Sebagian besar wilayah Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare merupakan daerah yang


bertopografi pegunungan dan beberapa tempat yang

merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa.


Berdasarkan ketinggiannya, wilayah Kawasan Perkotaan Atas

dan Sekitarnya diklasifikasikan ke dalam lima kategori


ketinggian yaitu Ketinggian -5 – 35 mdpl, Ketinggian 35 – 56

mdpl, Ketinggian 56 – 75 mdpl, Ketinggian 75 – 103 mdpl dan


Ketinggian 103 – 179 mdpl dimana luas setiap ketinggian

dapat dilihat pada tabel 3.32 berikut :

Tabel 2.36 Kondisi Topografi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya


Kota Parepare
Topografi
No Desa/Kelurahan
-5-35 35-56 56-75 75-103 103-179
mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 38,55 138,97 312,69 183,33 69,24
2. Kelurahan Lompoe 58,22 224,86 250,77 31,86 -
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 105,82 224,56 175,78 73,08 35,93
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 156,26 111,18 149,34 94,74 22,69
2. Kelurahan Bukit Indah 48,29 26,82 41,98 0,55 -
3. Kelurahan Ujung Baru 21,77 12,03 10,67 - -
4. Kelurahan Ujung Lare 19,59 2,89 1,78 - -
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 0,15 198,03 307,80 192,08 56,33
2. Kelurahan Ujung Bulu 22,34 11,60 0,11 - -
Jumlah 470.97 1549,35 1250,92 575,64 184,18
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

II -38
Gambar 2.15 Peta Kondisi Kemiringan Lereng Wilayah
Perencanaan

II -39
Gambar 2.16 Peta Kondisi Topografi Wilayah Perencanaan

II -40
3. Geologi
Struktur penyusun geologi di wilayah Kawasan Perkotaan

Atas dan Sekitarnya Kota Parepare memiliki formasi batuan


yang beragam. Ditinjau dari aspek morfologi, secara umum

kondisi geologi di wilayah ini dibedakan atas empat kategori


yakni struktur batuan pada daerah pegunungan, daerah

perbukitan, daerah kars dan daerah pedataran.


Untuk lebih jelasnya kondisi geologi di wilayah Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare. berdasarkan


formasi dan penjabaran proporsi luas wilayahnya dapat
dilihat pada tabel 3.33 berikut:
Tabel 2.37 Kondisi Geologi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Geologi
No Desa/Kelurahan Batuan Gunung Api Batuan Gunung Api Endapan
Formasi Camba Parepare Aluvium
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang - 746,43 -
2. Kelurahan Lompoe - 566,40 -
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 71,92 526,95 18,29
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan - 337,80 198,18
2. Kelurahan Bukit Indah - 83,97 33,82
3. Kelurahan Ujung Baru - 42,04 2,47
4. Kelurahan Ujung Lare - 19,45 5,00
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde - 754,93 -
2. Kelurahan Ujung Bulu - 26,06 8,54
Jumlah 71,92 3104,05 266,31
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

Kondisi geologi batuan gunung api formasi camba terbesar

dimiliki Kelurahan Bumi Harapan dengan luas 71,92 Ha,


formasi batuan gunung api Parepare terbesar dimiliki

Kelurahan Lapadde dengan luas 754,93 Ha dan untuk formasi


endapan alluvium dimiliki kelurahan Bukit Harapan dengan

luas 198,18 Ha.

II -41
Gambar 2.17 Peta Kondisi Geologi Wilayah Perencanaan

II -42
4. Jenis Tanah
Kondisi jenis tanah pada kawasan perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare memiliki 4 jenis yaitu aluvial


hidromorf, aluvial kelabu olit, aluvial kelabuan kekuningan,

dan regosol coklat. Untuk lebih jelasnya kondisi jenis tanah di

wilayah Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota


Parepare berdasarkan Formasi dan penjabaran proporsi luas

wilayahnya dapat dilihat pada tabel 3.34 berikut:

Tabel 2.38 Kondisi Jenis Tanah di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Jenis Tanah
Aluvial
No Desa/Kelurahan Aluvial Aluvial Kelabuan Regosol
Kelabu
Hidromorf Kekuningan Coklat
Olit
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang - - - 746,43
2. Kelurahan Lompoe - - - 566,40
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan - - - 617,16
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 438,77 34,47 6,85 55,89
2. Kelurahan Bukit Indah 29,93 - - 87,87
3. Kelurahan Ujung Baru - - - 44,52
4. Kelurahan Ujung Lare - - - 24,46
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 45,61 - - 709,32
2. Kelurahan Ujung Bulu - - - 34,60
Jumlah 514,31 34,47 6,85 2886,65
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

Kondisi jenis tanah berupa aluvial hidromorf terluas dimiliki

Kelurahan Bukit Harapan dengan luas 438,77 Ha, aluvial


kelabu olit terluas dimiliki Kelurahan Bukit Harapan dengan

luas 34,47 Ha, aluvial kelabuan kekunungan terluas dimiliki


Kelurahan Bukit Harapan dengan luas 6,85 Ha dan untuk jenis

tanah berupa regosol coklat dimiliki Kelurahan Galung


Maloang dengan luas 746,43 Ha. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi jenis tanah Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare Parepare.

II -43
Gambar 2.18 Peta Kondisi Jenis Tanah Wilayah Perencanaan

II -44
5. Curah hujan
Berdasarkan standar kategori curah hujan dari Badan

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diketahui


bahwa normal curah hujan dibagi menjadi 3 kategori yaitu

rendah (0-100 mm)/bulan, menengah (100-300 mm)/bulan,

dan tinggi (300-500 mm)/bulan. Kondisi curah hujan di


Indonesia dipengaruhi dua musim yaitu musim hujan dan

musim kemarau. Berbeda dengan daerah-daerah lain di


Indonesia yang mempunyai dua musim, Kawasan Perkotaan

Atas dan Sekitarnya Kota Parepare memiliki intensitas curah


hujan yang berada pada 2.000-2.500 mm/th hujan rata-rata

atau per bulannya rata-rata sebesar 177 mm/bulan dan 202


mm/bulan.

Tabel 2.39 Kondisi Curah Hujan di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Curah Hujan
No Desa/Kelurahan
177 mm/bulan 202 mm/bulan
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 699,40 47,03
2. Kelurahan Lompoe 565,65 0,75
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 617,16 -
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan - 535,98
2. Kelurahan Bukit Indah 5,04 112,75
3. Kelurahan Ujung Baru 24,11 20,41
4. Kelurahan Ujung Lare 1,70 22,76
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 303,48 451,46
2. Kelurahan Ujung Bulu 28,21 6,40
Jumlah 2244.74 1197.54
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi curah hujan Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare dapat dilihat


pada gambar 3.27 tentang Peta Curah Hujan Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare.

II -45
Gambar 2.19 Peta Kondisi Curah Hujan Wilayah Perencanaan

II -46
6. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya

Kota Parepare dibedakan atas air permukaan dan air tanah


dalam. Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan

bumi yang di pengaruhi oleh kondisi klimatologi atau curah

hujan, kecepatan evavorasi, kedalaman muka air dan tutupan


lahan sedangkan air tanah dalam atau air di bawah

permukaan yaitu air yang terdapat di dalam celah-celah


batuan dan tanah yang digunakan oleh mayoritas penduduk

Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare untuk


membuat sumur bor dan sumur gali berupa mata air dengan

jumlah debit yang bervariasi.

Secara garis besar, kondisi hidrologi di Kawasan Perkotaan

Atas dan Sekitarnya Kota Parepare dipengaruhi oleh


keberadaan sungai dan danau. Adapun danau tersebut

sangat potensial untuk pengembangan kegiatan budi daya


perikanan, pembangkit listrik, budi daya tambak dan kegiatan

pariwisata.

Tabel 2.40 Kondisi Hidologi di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya


Kota Parepare
Hidrologi
Pemboran dengan
Cocok untuk Pemboran dengan
No Desa/Kelurahan Mesin Bor Jenis
Pengembangan Mesin Kecil atau
Rotary dan
Sumur Gali Manual
Cussion
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 278.12 414.13 54.18
2. Kelurahan Lompoe 565.30 1.11
Kecamatan Bacukiki Barat
616.28
1. Kelurahan Bumi Harapan 0.87
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 418.91 - 117.07
2. Kelurahan Bukit Indah 117.80 -
3. Kelurahan Ujung Baru 44.52 -
4. Kelurahan Ujung Lare 24.46 -
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 504.77 - 250.17
2. Kelurahan Ujung Bulu 34.60 -
Jumlah 2604.74 416.12 421.42
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

II -47
Gambar 2.20 Peta Kondisi Hidrologi Wilayah Perencanaan

II -48
2.7.4. Penggunaan Lahan
Kondisi Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare menggambarkan kawasan berupa


pertanian dan perkebunan, yang disekitarnya terdapat kawasan

permukiman. Untuk sepanjang jalan didominasi oleh kegiatan


perdagangan dan jasa. Jenis Penggunaan Lahan yang ada di

Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare berupa,


Bangunan Industri, Semak Belukar, Ladang, Perkebunan,

Permukiman, Pertambangan, Peternakan, Sawah Tadah Hujan,


Sungai, Tambak Ikan, Tanah Kosong dan Tempat Penimbunan

Sampah. Yang dimana kondisi penggunaan lahan yang yang


terluas berada pada sektor permukiman dengan luas 683,23 Ha

dengan presentase19,85%, sedangkan penggunaan lahan yang


terkecil berada pada Kawasan bangunan industry dengan luas

2,02 Ha dengan presentase 0,73 %. Untuk lebih jelasnya dapat


dilihat pada table berikut ini.

Tabel 2.41 Penggunaan Lahan di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya


Kota Parepare
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Bangunan Industri 2,02 0,73
2 Belukar 132,95 3,86
3 Ladang 1926,81 55,97
4 Perkebunan 52,80 1,53
5 Permukiman 683,23 19,85
6 Pertambangan 16,20 0,47
7 Peternakan 28,04 0,81
8 Sawah Tadah Hujan 440,39 12,79
9 Sungai 30,80 0,89
10 Tambak Ikan 16,41 0,48
11 Tanah Kosong 84,63 2,46
12 Tempat Penimbunan Sampah 4,98 0,14
Total Luas 3442,28 100
Sumber: Hasil Perhitungan Pemetaan Tahun 2023

II -49
Gambar 2.21 Penggunaan Lahan Wilayah Perencanaan

II -50
2.7.5. Karakteristik Demografi Wilayah Kajian

Profil Demografi Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota


Parepare

a. Perkembangan Penduduk
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan

indeks perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun


tertentu terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya.

Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah


dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian

(pertambahan alami), selain itu juga dipengaruhi adanya


faktor migrasi penduduk, yaitu perpindahan keluar dan
masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah
penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan

prediksi/perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan


datang.

Data jumlah penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare dalam 5 (lima) tahun terakhir

menunjukkan adanya fluktuasi perkembangan penduduk. Hal


ini dapat dilihat dari Tahun 2016 jumlah penduduk sebanyak

77.260 jiwa, Tahun 2017 meningkat menjadi 78.918 jiwa, pada


Tahun 2018 meningkat menjadi 80.569 jiwa. Selanjutnya pada

Tahun 2019 meningkat lagi sebanyak 82.063 jiwa dan pada


Tahun 2020 meningkat lagi menjadi 87.254 jiwa. Berdasarkan

trend perkembangan penduduk dalam 5 (lima) tahun terakhir

di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare


tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

angka kelahiran, angka kematian dan migrasi penduduk.


Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

II -51
Tabel 2.42
Perkembangan Penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Berdasarkan Kecamatan/Kelurahan, 2016-2020
No Kecamatan/Kelurahan 2016 2017 2018 2019 2020
Kecamatan Bacukiki
1 Kelurahan Galung Maloang 4.005 4.178 4.354 4.571 7.797
2 Kelurahan Lompoe 9.668 10.084 10.509 10.871 12.637
Kecamatan Bacukiki Barat
1 Kelurahan Bumi Harapan 10.161 10.646 11.130 11.594 11.387
Kecamatan Soreang
1 Kelurahan Bukit Harapan 12.081 12.422 12.766 12.982 12.209
2 Kelurahan Bukit Indah 10.620 10.606 10.579 10.611 12.353
3 Kelurahan Ujung Baru 5.283 5.244 5.203 5.151 5.131
4 Kelurahan Ujung Lare 4.282 4.249 4.217 4.175 3.993
Kecamatan Ujung
1 Kelurahan Lapadde 14.842 15.195 15.541 15.874 15.848
2 Kelurahan Ujung Bulu 6.318 6.294 6.270 6.234 5.899
Jumlah 77.260 78.918 80.569 82.063 87.254
Sumber: Kota Parepare dalam Angka, 2017-2021

Gambar 2.22 Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk


Sumber: Kota Parepare dalam Angka, 2017-2021

b. Distribusi dan Kepadatan Penduduk


Tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung

dari hasil perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas


wilayah. Kepadatan penduduk dalam perencanaan ini diukur

berdasarkan luas wilayah dalam ukuran km persegi, yang


berarti bahwa dalam setiap 1 (satu) kilometer persegi

terdapat sejumlah penduduk yang mendiami wilayah


tersebut. Kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan Atas

dan Sekitarnya Kota Parepare tercermin dari pola distribusi


penduduk yang secara umum menyebar ke seluruh kawasan

perkotaan. Semakin dekat dengan pusat kota, kepadatan

II -52
penduduk semakin meningkat, namun pada kawasan

pinggiran (peri urban) juga nampak kepadatan penduduk


terus meningkat, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya

pembangunan perumahan baru di kawasan tersebut. Untuk


lebih jelasnya terkait distribusi dan kepadatan penduduk di

Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, Tahun


2020, sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 2.43
Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare, Tahun 2021
Distribusi & Kepadatan Penduduk
Kepadatan
No. Kecamatan & Kelurahan Penduduk Luas Wilayah
(Jiwa/ Km2)
(Jiwa) (Km2)
Kecamatan Bacukiki
1 Kelurahan Galung Maloang 7.797 7.46 1
2 Kelurahan Lompoe 12.637 5.66 2
Kecamatan Bacukiki Barat
1 Kelurahan Bumi Harapan 11.387 6.17 2
Kecamatan Soreang
1 Kelurahan Bukit Harapan 12.209 5.36 2
2 Kelurahan Bukit Indah 12.353 1.18 10
3 Kelurahan Ujung Baru 5.131 0.45 12
4 Kelurahan Ujung Lare 3.993 0.24 16
Kecamatan Ujung
1 Kelurahan Lapadde 15.848 7.55 2
2 Kelurahan Ujung Bulu 5.899 0.35 17
Total 87.254 34.42 65
Sumber: Kota Parepare dalam Angka, 2022

Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa pola


distribusi dan kepadatan penduduk di Kawasan Perkotaan

Atas dan Sekitarnya Kota Parepare menyebar ke seluruh


kawasan. Umumnya penduduk cenderung bermukim dekat

dengan pusat aktivitas perekonomian dan jasa. Kepadatan


penduduk tertinggi berada di Kelurahan Ujung Bulu dengan

tingkat kepadatan sebesar 17 Jiwa/Km2, kemudian disusul


Kelurahan Ujung Lare dengan tingkat kepadatan sebesar 16

Jiwa/ Km2. Sementara itu tingkat kepadatan terendah berada


di Kelurahan Galung Maloang dengan tingkat kepadatan

sebesar 1 Jiwa/ Km2.

II -53
c. Struktur Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin adalah


pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelaminnya.

Komposisi ini untuk mengetahui perbandingan antara jumlah


penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah

tertentu. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-


laki dan perempuan (rasio jenis kelamin) dapat

mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka


pertumbuhan penduduk. Lebih jelasnya terkait komposisi

penduduk menurut jenis kelamin di Kawasan Perkotaan Atas


dan Sekitarnya Kota Parepare, sebagaimana pada tabel

berikut.
Tabel 2.44
Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare, Tahun 2020
Penduduk Menurut Jenis
Kelamin Jumlah
No. Kecamatan & Kelurahan
Laki-laki Perempuan (Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)
Kecamatan Bacukiki
1 Kelurahan Galung Maloang 3.980 3.817 7.797
2 Kelurahan Lompoe 6.363 6.274 12.637
Kecamatan Bacukiki Barat
1 Kelurahan Bumi Harapan 5.671 5.716 11.387
Kecamatan Soreang
1 Kelurahan Bukit Harapan 6.173 6.036 12.209
2 Kelurahan Bukit Indah 6.094 6.259 12.353
3 Kelurahan Ujung Baru 2.458 2.673 5.131
4 Kelurahan Ujung Lare 2.006 1.987 3.993
Kecamatan Ujung
1 Kelurahan Lapadde 7.864 7.984 15.848
2 Kelurahan Ujung Bulu 2.906 2.993 5.899
Total 43.515 43.739 87.254
Sumber: Kota Parepare dalam Angka, 2021

43800

43700

43600

43500

43400
Laki-laki Perempuan

Laki-laki Perempuan

Gambar 2.23. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Sumber: Kota Parepare dalam Angka, 2017-2021

II -54
2.7.6. Potensi Sumber Daya Alam

a. Tanaman Holtikultura
Tanaman holtikultura yang terdapat di Kota Parepare terdiri

atas sayuran, buah-buahan, dan biofarmaka. Kota Parepare


memiliki produksi tanaman holtikultura. Untuk tanaman

sayuran, komoditas sayur kangkung merupakan produksi


terbanyak sepanjang tahun 2021 sebanyak 300 kwintal,

dimana penyumbang terbesar produksi sayur kangkung


terdapat di Kecamatan Soreang sebanyak 144 kwintal. Untuk

lebih jelasnya mengenai luas areal tanaman dan produksi


tanaman sayuran di Kota Parepare sebagaimana pada tabel

berikut.
Tabel 2.45
Luas Areal Tanaman (ha) dan Produksi (kwintal) Tanaman Sayuran menurut
Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kota Parepare, 2021
Bacukiki Bacukiki Barat Ujung Soreang
Jenis Tanaman Luas Luas Luas Luas
Produksi Produksi Produksi Produksi
Panen Panen Panen Panen
Bayam 3 48 - - 12 35 12 72
Cabe Rawit 4 30 - - 1 22 - -
Kacang Panjang 1 12 3 6 - - - -
Kangkung 12 48 10 20 12 88 12 144
Petsai - - - - 12 45 24 72
Terong 2 36 - - - - - -
Tomat 1 8 - - - - - -
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

Selanjutnya untuk kelompok tanaman biofarmaka, hanya


terdapat komoditas kunyit di Kota Parepare dengan produksi

berada di Kecamatan Bacukiki sebanyak 45.000 kg dan luas


45.000 m2 pada tahun 2021.

Untuk kelompok tanaman buah-buahan, komoditas mangga


merupakan produksi terbanyak sepanjang tahun 2021

sebanyak 4715 kwintal, dan produksi terbanyak berada di


Kecamatan Bacukiki sebanyak 3.300 kwintal. Untuk lebih

jelasnya sebagaimana pada tabel berikut.

II -55
Tabel 2.46
Luas Areal Tanaman (ha) dan Produksi (kwintal) Buah-Buahan menurut Kecamatan
dan Jenis Tanaman di Kota Parepare, 2021
Bacukiki Bacukiki Barat Ujung Soreang
Jenis Tanaman Luas Luas Luas Luas
Produksi Produksi Produksi Produksi
Panen Panen Panen Panen
Mangga - 3300 - 360 - 885 - 170
Nangka - 150 - 68 - 36 - -
Jeruk Siam - - - 32 - - - -
Pisang - 280 - 64 - 787 - 61
Pepaya - 230 - 103 - 215 - -
Nanas - - - - - 4 -
Sirsak - 15 - - - 12 - -
Sukun - 107 - - - 12 - -
Sumber: BPS Kota Parepare dalam Angka, Tahun 2022

b. Perkebunan

Kota Parepare hanya memiliki produksi perkebunan berupa


kelapa dengan produksi sebanyak 36,18 ton dan luas areal

tanaman seluas 11,5 ha yang tersebar di 4 kecamatan


sepanjang tahun 2021. Produksi terbanyak berada di

Kecamatan Bacukiki sebanyak 24,75 ha dengan luas areal


tanaman seluas 6,5 ha.

c. Kehutanan

Kota Parepare memiliki hutan lindung yang tersebar di

Kecamatan Bacukiki dengan luas 2.417 ha. Selanjutnya


terdapat Kawasan Hutan Produksi terbatas dengan luas 119

ha yang tersebar di Kecamatan Soreang dan Kecamatan


Bacukiki.

2.7.7. Sumber Daya Wisata


Pengembangan daya tarik wisata di Kota Parepare meliputi

a. Museum Labangenge di Kecamatan Bacukiki Barat;


b. Museum BJ. Habibie di Kecamatan Ujung;

c. Desa Wisata Bacukiki di Kelurahan Watang Bacukiki dan


Kelurahan Lemoe, Kecamatan Bacukiki;
d. Saoraja di Kecamatan Ujung;
e. Monumen Alam Batu Kiki’ di Kecamatan Bacukiki;

II -56
f. Pesisir Tonrangeng di Kelurahan Lumpue Kecamatan Bacukiki

Barat;
g. Taman wisata Lappa Anging di Kecamatan Bacukiki;

h. Kawasan wisata alam ladoma di Kecamatan Bacukiki;


i. Kawasan Keanekaragaman Hayati di Bilalangge (goa

kelelawar/air terjun) di Kelurahan Lemoe, Kecamatan


Bacukiki dan Kelurahan Watang Bacukiki Kecamatan bacukiki;

j. Kawasan Cempae/Sumur Jodoh di Kecamatan Soreang;


k. Kawasan Agrowisata di Kecamatan Bacukiki;

l. Kolam Renang Jompie di Kecamatan Soreang;


m. Kolam Renang/Water Boom Ujung Lare di Kecamatan

Soreang;
n. Monumen Cinta Sejati Habibie-Ainun dan Kawasan Alun-

alun Kota Lapangan A. Makkasau di Kecamatan Ujung;


o. Taman Bermain Lamario di Kelurahan Cappa Galung

Kecamatan Bacukiki Barat.


2.7.8. Kondisi Infrastruktur/Sarana Prasarana Wilayah Yang

Berpotensi Memiliki Pengaruh Terhadap Lingkungan Hidup


A. Kondisi Sarana Pelayanan Umum
Kondisi saranan pelayanan umum yang ada di Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare diantaranya

sarana sebaran fasilitas pendidikan, sebaran fasilitas


peribadatan, sebaran fasilitas perdagangan dan jasa, sebaran

fasilitas kesehatan, dan sebaran fasilitas olahraga.


1. Sarana Pendidikan

Kondisi saranan pelayanan umum yang ada di Kawasan


Kota Parepare terdiri dari Taman Kanak-Kanak (TK),

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP),


Sekolah Menengah Atas (SMA).Fasilitas pendidikan di

kawasan kota Parepare yang mendominasi adalah TK

II -57
dengan jumlah sebanyak 23 Unit Sekolah, berikutnya

dilihat pada tabel 3.49

Tabel 2.47
Sebaran Fasilitas Pendidikan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Saranan Pendidikan
No Desa/Kelurahan
TK SD SMP SMA Univ
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 1 - - - -
2. Kelurahan Lompoe 6 2 2 - -
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 2 1 3 1 2
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 2 3 1 2 3
2. Kelurahan Bukit Indah 3 4 1 1 -
3. Kelurahan Ujung Baru 2 - 2 - -
4. Kelurahan Ujung Lare - 2 4 2 -
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 4 1 7 3 -
2. Kelurahan Ujung Bulu 3 - - 1 -
Jumlah 23 13 20 10 5
Sumber: Hasil Survey Lapangan 2023

23 Diagram Sarana Pendidikan


20

13
10

TK SD SMP SMA Univ

Gambar 2.24 Diagram Sarana Pendidikan

2. Sarana Peribadatan
Fasilitas Peribadatan yang tersedia di Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare terdiri dari Masjid dan

Gereja. Fasilitas peribadatan tersebar di kawasan kota


Parepare dengan fasilitas yang dominan dalam kawasan yaitu

Masjid dengan jumlah 90 unit.

II -58
Tabel 2.48 Sebaran Fasilitas Pendidikan Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare
SarananPeribadatan
No Desa/Kelurahan
Musholla Masjid Gereja Pura Vihara
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang - 11 - - -
2. Kelurahan Lompoe - 19 - - -
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan - 19 - - -
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan - 10 - - -
2. Kelurahan Bukit Indah - 6 7 - -
3. Kelurahan Ujung Baru - 7 - - -
4. Kelurahan Ujung Lare - 1 - - -
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde - 14 - - -
2. Kelurahan Ujung Bulu - 3 3 - -
Jumlah 90 10
Sumber: Hasil Survei Lapangan 2023

Diagram Jumlah Sarana Peribadatan

90

10

Masjid Gereja

Gambar 2.25 Diagram Jumlah Sarana Peribadatan

3. Sarana Perdagangan dan Jasa


Fasilitas Perdagangan yang sudah tersedia di Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare terdiri dari

Pertokoan, Ruko, Jasa, Supermarket, Pasar, Bank, Warung dan


SPBU. Jumlah fasilitas yang mendominasi pertama yaitu jasa
dengan jumlah 72 unit, mendominasi kedua yaitu ruko
dengan jumlah 28 Unit.

II -59
Tabel 2.49 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
No Desa/Kelurahan Saranan Perdagangan dan Jasa
Pertokoan Ruko Jasa Pasar Supermarket Warung Bank SPBU
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang - 6 11 - - 1 - -
2. Kelurahan Lompoe 2 1 3 1 1 - - 1
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan - - 1 - - - - -
Kecamatan Soreang
1. Kelurahan Bukit Harapan 1 - 6 - - - -
2. Kelurahan Bukit Indah 1 4 4 1 3 1 - 1
3. Kelurahan Ujung Baru 2 4 - - - - - -
4. Kelurahan Ujung Lare 7 2 35 - 5 - -
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde - 3 3 - 1 2 1 -
2. Kelurahan Ujung Bulu - 9 9 3 - 2 - -
Jumlah 13 28 72 5 5 11 1 2
Sumber: Hasil Survei Lapangan 2023

Diagram Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa


SPBU Perkantoran
Warung
Supermarket Bank

Pasar
Ruko

jasa

Gambar 2.26 Diagram Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa

4. Sarana Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yang sudah tersedia di Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare terdiri dari


fasilitas Posyandu, Poskesdes, Puskesmas, klinik, praktek

dokter dan Rumah sakit. Fasilitas yang mendominasi dalam


Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare yaitu

Poskesdes dengan jumlah 13 Unit.

II -60
Tabel 2.50 Sebaran Fasilitas Kesehatan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Saranan Kesehatan
No Desa/Kelurahan Rumah Praktek
Puskesmas Posyandu Poskesdes Klinik
Sakit Dokter
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang - 2 - 1 - -
2. Kelurahan Lompoe 1 - - - -
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 1 - 1 1 - -
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 1 - - 1 - -
2. Kelurahan Bukit Indah 1 - 2
3. Kelurahan Ujung Baru - 1 - 4 1 1
4. Kelurahan Ujung Lare 1 2 - 2 1 1
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 1 2 - 2 1 1
2. Kelurahan Ujung Bulu 1 - - - - -
Jumlah 7 7 1 13 3 3
Sumber: Hasil Survei Lapangan 2023

Diagram Jumlah Sarana Kesehatan


13

7 7

3 3

Puskesmas Posyandu Rumah sakit Poskesdes Klinik Proaktek


Dokter

Gambar 2.27 Diagram Jumlah Sarana Kesehatan

5. Sarana Olahraga
Fasilitas Olahraga yang sudah tersedia di Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare yaitu fasilitas sepak bola.

Tabel 2.51 Sebaran Fasilitas Olahraga Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Saranan Olahraga
No Desa/Kelurahan
Lapangan Olahraga
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 0
2. Kelurahan Lompoe 2
Kecamatan Bacukiki Barat

II -61
Saranan Olahraga
No Desa/Kelurahan
Lapangan Olahraga
1. Kelurahan Bumi Harapan 0
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 0
2. Kelurahan Bukit Indah 0
3. Kelurahan Ujung Baru 0
4. Kelurahan Ujung Lare 1
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 2
2. Kelurahan Ujung Bulu 1
Jumlah 6
Sumber: Hasil Survei Lapangan 2023

B. Kondisi Jaringan Prasarana Wilayah


Sistem Jaringan Prasarana Energi Listrik di Kawasan Perkotaan

Atas dan Sekitarnya Kota Parepare menggunakan sistem


Jaringan prasarana listrik menggunakan transmisi kabel yang

tersebar di jalan utama Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare dengan jarak tiang penyangga per

50 meter setiap penyangga. Sistem yang menghubungkan


sambungan rumah dengan transmisi langsung pada setiap

tiang penyangga transmisi.


C. Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Sistem Jaringan Telekomunikasi di Kawasan Perkotaan Atas


dan Sekitarnya Kota Parepare menggunakan sistem distribusi

transmisi perkabelan dan sistem BTS (Base Transceiver


Station) dengan mengfasilitasi nirkabel antara perangkat

komunikasi dari jaringan operator. Jaringan telekomunikasi ini


sudah melayani seluruh kawasan di Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare dengan kualitas sinyal pelayanan 4G


(fourth-generation technology)
D. Sistem Jaringan Prasarana Air Bersih
Jaringan Prasarana Air Minum di Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare sistem jaringannya menggunakan


Sistem Sumur Galian, Sumur Pompa, Hidran Umum,

Pengolahan Air, dan Mata Air. Sistem yang mendominasi

II -62
pertama penggunaan di Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare yaitu Sumur Galian dan


mendominasi kedua Sumur Pompa.

Sistem penyediaan air di suatu daerah selain bergantung pada


kondisi fisik daerah seperti kondisi geologis, iklim dan cuaca,

topografis juga berkaitan erat dengan pengelolaan air bersih


yang berlaku pada daerah tersebut. Untuk memenuhi

kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare, beberapa masyarakat

memanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).


E. Sistem Jaringan Drainase

Drainase merupakan jaringan pembuangan air yang berfungsi


mengeringkan bagian wilayah administrasi kota dan daerah

urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan
sungai yang melintas di dalam kota. Pada umumnya sistem

drainase yang ada di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya


Kota Parepare pada saat ini masih berupa combined sewer

system dengan sistem saluran terbuka yang berfungsi untuk


mengalirkan air hujan dan air buangan limbah rumah tangga

(grey water) ke sungai dan atau anak sungai. Drainase yang


tersedia di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota

Parepare terbagi dalam drainase primer, sekunder dan tersier


dengan bentuk saluran persegi dan trapesium. Saluran yang

tersedia sudah berupa saluran buatan yang dilapisi dengan


beton dan batu kali. Berdasarkan hasil survei lapangan

ditemukan bahwa beberapa lokasi drainase di wilayah


perkotaan berisi sampah, baik sampah organik (daun, kayu dll)

maupun sampah anorganik (plastik, botol minum dll).

II -63
F. Sistem Jaringan Air Limbah

Kondisi Air limbah menurut sumbernya dibedakan menjadi


dua jenis yaitu air limbah domestik dan air limbah industri. Air

limbah domestik berasal dari kegiatan-kegiatan yang


dilakukan masyarakat sehari hari seperti MCK. Air limbah

domestik yang masuk ke sungai akan mempengaruhi


parameter kualitas air pada aliran sungai. Dampak yang dapat

ditimbulkan dengan adanya penurunan kualitas air sungai


adalah masalah kesehatan (baik penyakit kronis maupun akut)

serta masalah lingkungan.


Air limbah yang ada di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya

Kota Parepare berasal dari limbah rumah tangga dan air hujan.
Untuk air limbah yang berasal dari rumah tangga pada

umumnya terbagi menjadi dua jenis limbah yaitu black water


dan grey water. Untuk grey water berupa air bekas mencuci,

mandi dll akan disalurkan ke drainase perkotaan, sedangkan


black water atau limbah tinja akan diolah pada sistem

pengolahan air limbah domestik setempat (SPALD-S).


Sebagian besar rumah tangga di Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare menggunakan fasilitas sanitasi kakus


dengan menggunakan tangki septik tank, baik itu secara

perorangan maupun kelompok.


G. Sistem Jaringan Persampahan

Permasalahan sampah timbul karena disebabkan oleh


beberapa faktor yaitu pertumbuhan penduduk, pertumbuhan

ekonomi, kesejahteraan penduduk, pola konsumsi masyakarat


dan perilaku penduduk, aktivitas fungsi kota, kepadatan

penduduk dan bangunan serta kompleksitas masalah


transportasi. Faktor tersebut akan memberikan pengaruh

terhadap jumlah timbulan sampah dan komposisi sampah.

II -64
Sumber utama timbulan sampah di kawsan perencanaan yaitu

sampah domestik (rumah tangga) dan sampah non domestik


meliputi sampah intitusional (sekolah, kantor, dll), sampah

komersial (pasar, toko, dll), sampah aktivitas perkotaan


(penyapuan jalan, lapangan, dll), sampah klinik, sampah

industri, sampah konstruksi, dan lain sebagainya. Masyarakat


Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

melakukan pengumpulan sampah di Tempat Penampungan


Sementara (TPS) kelurahan yang kemudian di angkut

menggunakan truk sampah menuju Tempat Pembuangan


Akhir (TPA) Lapadde yang berlokasi di Kecamatan Ujung.

Untuk mengurangi jumlah timbulan sampah di TPA Lapadde,


pemerintah Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota

Parepare membuat program bank sampah di setiap desa.


Sampah yang sudah terkumpul kemudian di daur ulang

menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomis. Jaringan


persampahan yang berada di Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare masih mengalami masalah


diantaranya masih sedikitnya tempat sampah yang memadai.

H. Kondisi Permukiman
Saverio Muratory dalam buku “Urban and Regional Planning”

membedakan tipologi menjadi 4 tingkatan skala yaitu


bangunan, kabupaten, kota dan wilayah, untuk tingkatan skala

kota, berdasarkan Pasal 1 Undang-undang No 26 Tahun 2007


tentang Penataan Ruang, Pasal 59 dan Pasal 61 UU No 1 tahun

2011, kawasan permukiman terbagi atas 2 yaitu Kawasan


permukiman perkotaan dan kawasan permukiman pedesaan.

Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang


berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian dan tempat kegiatan/tempat kerja yang mempunyai

II -65
kegiatan utama bukan pertanian, yang dilengkapi dengan

prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang


kegiatan fungsi pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi, yang


mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan

kawasan permukiman perdesaan adalah kawasan yang


berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan

hunian dan tempat kegiatan/tempat kerja yang mempunyai


kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya

alam, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, utilitas


umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan


ekonomi, yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

I. Kondisi Penatagunaan Tanah


Kepemilikan Tanah :

a. Sertifikat Hak Milik (SHM)


Hak milik merupakan hak individual primer yang bersifat
perdata, terkuat, dan terpenuh yang bisa dimiliki turun-

temurun tanpa ada batas waktu berakhirnya, atas


kepemilikan tanah pada kawasan dengan luas tertentu

yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut. Di atasnya


bisa dibebani hak sekunder yang lebih rendah, seperti:

HGB, HGU, HP, Hak Sewa, dan Hak Numpang Karang. SHM
dapat dipindahtangan melalui Rencana Detail Tata Ruang
di Kabupaten Luwu Timur |3 - 81 mekanisme jual-beli dan
riwayat pembeli-penjual selalu tercatat dalam lembar

SHM. SHM dapat dijadikan jaminan utang sebagai sarana


pembiayaan dengan dibebani hak tanggungan.

b. Sertifikat Hak Guna Tanah (SHGB)

II -66
HGB merupakan hak untuk mendirikan dan memiliki

bangunan di atas tanah yang dimiliki oleh pihak lain dalam


jangka waktu maksimum 30 tahun dan dapat diperpanjang

selama 20 tahun.
c. Sertifikat Hak Pakai

Sertifikat Hak Pakai pada umumnya diberikan kepada


instansi atas tanah negara, tanah hak pengelolaan serta

tanah hak milik sesuai dengan ketentuan berlaku


d. Sertifikat Hak Wakaf (SHW)
Sertifikat Hak Wakaf pada umumnya diberikan kepada

instansi atau perorangan dengan hak diberikan kepada


penggunanya, biasanya diperuntukkan untuk lahan

peribadatan atau kegiatan sosial lainnya.


Tabel 2.52 Luas Kepemilikan Tanah Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare
Luas (Ha)
No Desa/Kelurahan Hak Hak Hak
Kosong
Guna Milik Pakai
Kecamatan Bacukiki
1. Kelurahan Galung Maloang 5,80 270,59 1,82 30,66
2. Kelurahan Lompoe 20,31 306,07 4,311 29,81
Kecamatan Bacukiki Barat
1. Kelurahan Bumi Harapan 3,88 224,58 1,50 28,62
Kecamatan Soreng
1. Kelurahan Bukit Harapan 5,36 112,67 27,44 17,56
2. Kelurahan Bukit Indah 2,35 46,85 7,01 1,51
3. Kelurahan Ujung Baru 0,20 29,16 8,51 0,67
4. Kelurahan Ujung Lare - 6,50 1,07 0,31
Kecamatan Ujung
1. Kelurahan Lapadde 15,02 365,24 31,62 52,86
2. Kelurahan Ujung Bulu 0,08 21,93 2,80 9,54
Jumlah 53,00 1384,76 86,08 171,94
Sumber : BPN Kota Parepare, Tahun 2022

2.7.9. Kajian Lainnya terkait Lingkungan Hidup (Kebencanaan)


a. Kondisi Kebencanaan
Data IRBI dapat difokuskan sampai tingkat kabupaten/kota.
Berdasarkan data tersebut, dari 24 kabupaten/kota di
Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 18 kabupaten/kota (75%)

yang termasuk daerah dengan kategori tinggi risiko

II -67
bencana. Indeks Risiko Bencana kabupaten/kota di Provinsi

Sulawesi Selatan pada Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel


di bawah:
Tabel 2.53 Indeks Risiko Bencana Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan

No Kabupaten/Kota Skor Kelas Risiko


1 Kota Palopo 211.20 Tinggi
2 Luwu Timur 202.00 Tinggi
3 Luwu 192.23 Tinggi
4 Bone 191.20 Tinggi
5 Luwu Utara 185.25 Tinggi
6 Barru 180.40 Tinggi
7 Wajo 179.20 Tinggi
8 Pinrang 179.20 Tinggi
9 Pangkajene dan Kepulauan 168.40 Tinggi
10 Sinjai 165.60 Tinggi
11 Bulukumba 163.20 Tinggi
12 Maros 157.93 Tinggi
13 Kepulauan Selayar 155.20 Tinggi
14 Kota Parepare 155.20 Tinggi
15 Jeneponto 151.20 Tinggi
16 Enrekang 150.00 Tinggi
17 Tana Toraja 150.00 Tinggi
18 Toraja Utara 150.00 Tinggi
19 Takalar 135.04 Sedang
20 Kota Makassar 131.78 Sedang
21 Soppeng 131.20 Sedang
22 Sidrap 119.20 Sedang
23 Gowa 114.42 Sedang
24 Bantaeng 107.73 Sedang
Sumber: IRBI Tahun 2020

Dari tabel di atas menunjukan kota Parepare masuk dalam


kategori rawan bencana tinggi dengan Skor 155.20 hal ini
menunjukan bahwa kota Parepare memiliki potensi terjadi

bencana yang cukup tinggi, baik itu bencana banjir, longsor,


puting beliung dan lain sebagainya. Hampir seluruh wilayah

kecamatan di Kota Parepare memiliki potensi akan terjadinya


bencana. Hampir seluruh kecamatan di Kota Parepare termasuk

dalam wilayah rawan bencana, hal ini disebabkan karena kondisi


geografis dan topografi Kota Parepare yang berada di wilayah
pegunungan dan pesisir.

II -68
Tabel 2.54 Banyaknya Kejadian Bencana di Kota Parepare Tahun 2017-2021
No Jenis Peristiwa 2017 2018 2019 2020 2021
1. Banjir 7 2 0 2 0
2. Angin Kencang 27 10 45 1.036 236
3. Tanah Longsor 5 10 6 55 66
4. Kebakaran 0 0 0 0 3
Sumber : BPBD Kota Parepare, Tahun 2020

Bahaya Banjir

Bahaya Longsor

Bahaya Cuaca Ekstrem

Gambar 2.28 Kondisi Kebencanaan

II -69
2.7.10. Intensitas dan Tata Massa Bangunan

A. Intensitas Pemanfaatan Ruang


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun

2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan


Lingkungan Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat

alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan

terhadap lahan/tapak peruntukannya. Terdapat manfaat


dalam identifikasi intensitas pemanfaatan ruang diantaranya:

a. Mencapai efisiensi dan efektivitas pemanfaatan lahan


secara adil;

b. Mendapatkan distribusi kepadatan kawasan yang selaras


pada batas daerah yang direncanakan berdasarkan

ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah yang terkait;


c. Mendapatkan distribusi berbagai elemen intensitas lahan

pemanfaatan lahan (Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien


Lantai Bangunan, Koefisien Daerah Hijau, dan Koefisien

Tapak Besmen) yang dapat mendukung berbagai karakter


khas dari berbagai subarea yang direncanakan;

d. Merangsang pertumbuhan kota dan berdampak


langsung pada perekonomian kawasan; dan

e. Mencapai keseimbangan, kaitan dan keterpaduan dari


berbagai elemen intensitas pemanfaatan lahan dalam hal.

Intensitas pemanfaaatan ruang juga dapat diartikan sebagai


tingkat pemanfaatan ruang yang diukur pada wilayah
perencanaan, kepadatan bangunan, KDB, KLB, KDH, dan
peruntukan blok. Intensitas bangunan dalam kawasan

perencanaan ditinjau melalui Koefisien Dasar Bangunan


(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Dasar

Hijau (KDH). Keterangan terkait KDB, KLB dan KDH pada


masing-masih wilayah adminitrasi terkecil di dalam kawasan

II -70
perencanaan. Penjelasan mengenai KDB, KLB dan KDH

dijabarkan sebagai berikut


1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.6 Tahun


2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka


persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar

bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas


lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

KDB tidak mencakup lantai bangunan yang berada di bawah


tanah (basement). Rumus perhitungan untuk melakukan

Identifikasi KDB menggunakan perhitungan sebagai berikut


KDB=(Luas Lantai Dasar)/(Luas Persil) x 100%

2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.6 Tahun

2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan


Lingkungan, Koefisien Lantai Bangunan (KDB) adalah angka

persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas dari


seluruh banguan yang dapat dibangun dari luas lahan atau
tanah yang dikuasai. Tujuan aturan ini adalah untuk
menciptakan adanya keseimbangan antara luasan lahan

terbangun dg luasan lahan kosong yang dapat digunakan


antara lain untuk keperluan pertamanan, parkir kendaraan.

Rumus perhitungan untuk melakukan identifikasi KLB


menggunakan perhitungan sebagai berikut:

KLB=(Jumlah Lantai Bangunan)/(Koefisien Dasar Bangunan)


3) Koefisien Dasar Hijau (KDH)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.6 Tahun


2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan, Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah anka

II -71
presentasi perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka

di luar bangunan yang diperuntukkan untuk penghijauan


Tujuan aturan ini adalah untuk menciptakan adanya

keseimbangan antara luasan lahan terbangun dg luasan


lahan kosong yang dapat digunakan antara lain untuk

keperluan pertamanan, parkir kendaraan. Identifikasi KLB


menggunakan perhitungan sebagai berikut

KDH=1- (Luas Lantai Dasar)/(Luas Persil) x 100%


Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang yang terdiri dari

KDB, KLB dan KDH dilakukan berdasarkan jenis guna lahan


yang ada di kawasan perencnaan serta pembagian wilayah

administratif terkecil. Jenis guna lahan yang akan


diidentifikasi diantaranya adalah permukiman, perdagangan

dan jasa, perkantoran, sarana pelayanan umum, industri dan


pergudangan, ruang terbuka hijau/non-hijau dan

pemakaman, olahraga, sosial budaya serta rekreasi dan


hiburan.

1) Intensiatas Pemanfaatan Ruang Permukiman


Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan

pengamatan pada guna lahan permukiman berdasarkan


wilayah administratif terkecil. Hasil pengamatan merupakan

rata-rata dari jumlah bangunan yang di identifikasi. Melalui


pengamatan tersebut dapat diketahui intensitas bangunan di

guna lahan permukiman berdasarkan klasifikasinya yaitu


kepadatan sangat, rendah kepadatan rendah, kepadatan

sedang, kepadatan tinggi. Berikut merupakan hasil


identifikasi dari pengamatan di wilayah perencanaan dapat

dilihat pada tabel berikut.

II -72
Tabel 2.55
Intensitas Pemanfaatan Ruang Permukiman

Intensitas Pemanfaatan Ruang


No Kecamatan Desa/Kelurahan
(min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang
Kelurahan Lompoe Koefisien Dasar Bangunan
2 Kelurahan Bacukki (KDB)
Barat Kelurahaan Bumi  Permukiman K. Rendah
Harapan (50-70%)
3 Kecamatan Kelurahan Bukit  Permukiman K. Sedang
Soreang Harapan (70-80%)
 Permukiman K. Tinggi
Kelurahan Bukit Indah (>80%)
Keluruhan Ujung Baru Koefisien lantai Bangunan
(KLB)
Kelurahan Ujung Lare
 Permukiman 0.5 – 1.5
4 Kecamatan Ujung Koefisien Dasar HIjau (KDH)
 Permukiman K. Rendah
30-50%
Kelurahan Lapadde  Permukiman K. Sedang
20-30%
 Permukiman K. Tinggi 10-
20%
Kelurahan Ujung Bulu

Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.29 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Permukiman


Sumber: Hasil Survei, 2021
2) Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan dan Jasa
Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan

pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan


perdagangan dan jasa. Bangunan sarana perdagangan dan

jasa yang terdapat dalam kawasan perencanaan antara lain


Supermaket, pasar rakyat, toko, SPBU, dan ruko. Hasil

II -73
Pengamatan yang dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah

bangunan yang di identifikasi. Melalui pengamatan tersebut


dapat diketahui intensitas bangungan di guna lahan

perdagangan dan jasa sebagai bahan evaluasi pengaruh


guna lahan terhadap hambatan jalan.

Tabel 2.56
Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Dan Jasa
Jumlah
Intensitas Pemanfaatan
No Kecamatan Desa/Kelurahan Perdagangan dan
Ruang (min-maks)
jasa
1 Kecamatan Kelurahan Galung Koefisien Dasar
Bacukki Maloang 18 Bangunan (KDB)
Kelurahan Lompoe 9  Perdagangan
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi dan Jasa 60-
1 90%
Bacukki Barat Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit Koefisien lantai
7 Bangunan (KLB)
Soreang Harapan
Kelurahan Bukit  Perdagangan
15 dan Jasa 0.5 –
Indah
2.0
Keluruhan Ujung
6 Koefisien Dasar HIjau
Baru
(KDH)
Kelurahan Ujung
49  Perdagangan
Lare
dan Jasa 10-
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 10 40%
Ujung
Kelurahan Ujung
23
Bulu
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.30 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Perdagangan dan Jasa


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -74
3) Intensiatas Pemanfaatan Ruang Perkantoran

Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan


pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan

perkantoran berdasarkan wilayah administratif terkecil.


Bangunan sarana pemerintahan dalam kawasan perencanaan

terdiri dari jenis sarana yang beragam diantaranya Kantor


Kepala Desa sebanyak 7 unit, Kantor Camat 1 unit, dan Kantor

Pemerintahan Lainnya. Selain sarana pemerintahan, juga


terdapat sarana pelayanan umum sepertKantor Pos

Keamanan, Kantor PAM, Kantor PLN. Hasil pengamatan yang


dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah bangunan yang di

identifikasi. melalui pengamatan tersebut dapat diketahui


intensitas bangungan di guna lahan perdagangan dan jasa

sebagai bahan evaluasi pengaruh guna lahan terhadap


hambatan jalan.
Tabel. 2.57
Intensitas Pemanfaatan Ruang Perkantoran
Jumlah Fasilitas Intensitas Pemanfaatan Ruang
No Kecamatan Desa/Kelurahan
Perkantoran (min-maks)
1 Kecamatan Bacukki Kelurahan Galung
Maloang 8
Kelurahan Lompoe 6
2 Kelurahan Bacukki Kelurahaan Bumi
8 Koefisien Dasar Bangunan
Barat Harapan
(KDB)
3 Kecamatan Soreang Kelurahan Bukit
3  Perkantoran 50-70%
Harapan
Koefisien lantai Bangunan
Kelurahan Bukit Indah 3 (KLB)
Keluruhan Ujung Baru 3  Perkantoran 0.5 – 2.5
Koefisien Dasar HIjau (KDH)
Kelurahan Ujung Lare 6  Perkantoran 20-40%
4 Kecamatan Ujung Kelurahan Lapadde 6

Kelurahan Ujung Bulu 3


Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.31 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Perkantoran


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -75
4) Intensitas Pemanfaatan Ruang Sarana Pelayanan Umum

Identifikasi pemanfaatan ruang sarana pelayanan umum


terdiri dari:

a). Sarana Kesehatan


Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan

pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan


sarana pelayanan umum kesehatan berdasarkan wilayah

administratif terkecil. Bangunan sarana kesehatan yang


berada dalam kawasan perencanaan terdiri dari

puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, poliklinik,


tempat praktek dokter, serta apotek/rumah obat. Hasil

pengamatan yang dilakukan merupakan rata-rata dari


jumlah bangunan yang di identifikasi.
Tabel. 2.58
Intensitas Pemanfaatan Ruang Kesehatan
Jumlah Fasilitas Intensitas Pemanfaatan
No Kecamatan Desa/Kelurahan
Kesehatan Ruang (min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 3

Kelurahan Lompoe 1

2 Kelurahan Kelurahaan Bumi Koefisien Dasar Bangunan


3 (KDB)
Bacukki Barat Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit  Kesehatan 50-70%
2 Koefisien lantai Bangunan
Soreang Harapan
(KLB)
Kelurahan Bukit Indah 3  Kesehatan 0.5 – 1.4
Keluruhan Ujung Baru 7 Koefisien Dasar HIjau (KDH)
 Kesehatan 20-40%
Kelurahan Ujung Lare 7
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 7
Ujung
Kelurahan Ujung Bulu 1
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar. 2.32 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Kesehatan


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -76
b). Sarana Pendidikan

Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan


pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan

sarana pelayanan umum pendidikan berdasarkan


wilayah administratif terkecil. Bangunan sarana

pendidikan tersebut diantaranya PAUD, RA/TK,


Pendidikan Dasar meliputi SD dan MI, Pendidikan

Menengah Pertama meliputi, Pendidikan Menengah


Umum meliputi SMA sebanyak, SMK serta Pendidkan

Tinggi meliputi universitas-universotas yang terdapat


dalam wilayah perencanaan. Hasil pengamatan yang

dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah bangunan


yang di identifikasi.
Tabel. 2.59
Intensitas Pemanfaatan Ruang Pendidikan
Jumlah Fasilitas Intensitas Pemanfaatan
No Kecamatan Desa/Kelurahan
Pendidikan Ruang (min-maks)
1 Kecamatan
Kelurahan Galung
Bacukki
Maloang 1

Kelurahan Lompoe 10

2 Kelurahan Bacukki Kelurahaan Bumi Koefisien Dasar Bangunan


Barat 9
Harapan (KDB)
3 Kecamatan Kelurahan Bukit  Pendidikan 50-60%
Soreang 11 Koefisien lantai Bangunan
Harapan
(KLB)
Kelurahan Bukit Indah 9  Pendidikan 0.5 – 2.2
Koefisien Dasar HIjau (KDH)
Keluruhan Ujung Baru 2  Pendidikan 30-40%
Kelurahan Ujung Lare 8
4 Kecamatan Ujung
Kelurahan Lapadde 15

Kelurahan Ujung Bulu 4


Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar. 2.33 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Sarana Pendidikan


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -77
c). Sarana Peribadatan

Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan


pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan

sarana pelayanan umum peribadatan berdasarkan


wilayah administratif terkecil. Bangunan sarana

peribadatan pada dalam kawasan perencanaan terdiri


dari 14 masjid yang tersebar di seluruh

kelurahan/negeri/desa. Hasil pengamatan yang


dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah bangunan

yang di identifikasi.

Tabel.2.60
Intensitas Pemanfaatan Ruang Peribadatan
Intensitas
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Pemanfaatan Ruang
Peribadatan
(min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 10
Kelurahan Lompoe 19 Koefisien Dasar
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi Bangunan (KDB)
19  Peribadatan 50-
Bacukki Barat Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit 90%
10 Koefisien lantai
Soreang Harapan
Kelurahan Bukit Bangunan (KLB)
6  Peribadatan 0.5
Indah
Keluruhan Ujung – 2.0
7 Koefisien Dasar HIjau
Baru
Kelurahan Ujung (KDH)
1  Peribadatan 0-
Lare
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 14 40%
Ujung Kelurahan Ujung
3
Bulu
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar. 2.34 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Sarana Peribadatan


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -78
5) Intensitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau / Non-

Terbuka Hijau dan Pemakaman


Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan

pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan ruang


terbuka hijau / non-hijau dan pemakaman terdiri dari:

a). Ruang Terbuka Hijau


Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan

pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan


ruang terbuka hijau berdasarkan wilayah administratif

terkecil. Hasil pengamatan yang dilakukan merupakan


rata-rata dari jumlah bangunan yang di identifikasi.

Tabel. 2.61
Intensitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Jumlah Fasilitas Intensitas Pemanfaatan
No Kecamatan Desa/Kelurahan
Ruang Terbuka Hijau Ruang (min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 0
Kelurahan Lompoe 1 Koefisien Dasar
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi Bangunan (KDB)
2
Bacukki Barat Harapan  Ruang Terbuka
3 Kecamatan Kelurahan Bukit Hijau 0-50%
3
Soreang Harapan Koefisien lantai
Kelurahan Bukit Bangunan (KLB)
0
Indah  Ruang Terbuka
Keluruhan Ujung Hijau 0 – 1.0
0
Baru Koefisien Dasar HIjau
Kelurahan Ujung (KDH)
0
Lare  Ruang Terbuka
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 1 Hijau 0-40%
Ujung Kelurahan Ujung
0
Bulu
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar.2.35 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -79
b). Ruang Terbuka Non-Hijau

Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan


pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan

ruang terbuka non-hijau berdasarkan wilayah


administratif terkecil. Hasil pengamatan yang dilakukan

merupakan rata-rata dari jumlah bangunan yang di


identifikasi. Berikut merupakan hasil identifikasi dari

pengamatan di wilayah perencanaan dapat dilihat pada


tabel berikut.
Tabel.2.62
Intensitas Pemanfaatan Ruang Terbuka Non-Hijau
Jumlah Fasilitas Intensitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Ruang Terbuka Pemanfaatan Ruang
non-Hijau (min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 0 Koefisien Dasar
Kelurahan Lompoe 1 Bangunan (KDB)
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi  Ruang Terbuka
0 Non-Hijau 30-
Bacukki Barat Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit 60%
0 Koefisien lantai
Soreang Harapan
Kelurahan Bukit Bangunan (KLB)
0  Ruang Terbuka
Indah
Keluruhan Ujung Non-Hijau 0 –
0 0.5
Baru
Kelurahan Ujung Koefisien Dasar HIjau
0 (KDH)
Lare
4 Kecamatan  Ruang Terbuka
Kelurahan Lapadde 1
Ujung Non- Hijau 30-
Kelurahan Ujung 60%
0
Bulu
Kelurahan
0
Labukkang
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.36 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Non-Hijau


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -80
c). Pemakaman

Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang


dilakukan pengamatan terhadap bangunan
penggunaan lahan pemakaman berdasarkan
wilayah administratif terkecil. Hasil pengamatan
yang dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah
bangunan yang di identifikasi. Berikut merupakan
hasil identifikasi dari pengamatan di wilayah
perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.63
Intensitas Pemanfaatan Ruang Pemakanan
Intensitas
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Pemanfaatan Ruang
Pemakaman
(min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 0
Kelurahan Lompoe 4 Koefisien Dasar
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi Bangunan (KDB)
0
Bacukki Barat Harapan  Pemakaman 0-
3 Kecamatan Kelurahan Bukit 30%
3
Soreang Harapan Koefisien lantai
Kelurahan Bukit Bangunan (KLB)
1
Indah  Pemakaman 0 –
Keluruhan Ujung 0.1
0
Baru Koefisien Dasar HIjau
Kelurahan Ujung (KDH)
0
Lare  Pemakaman 60-
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 3 80%
Ujung
Kelurahan Ujung
1
Bulu
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar. 2.37 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Pemakaman


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -81
6) Intensitas Pemanfaatan Ruang Sarana Olahraga

Identifikasi intensitas pemanfaatan ruang dilakukan


pengamatan terhadap bangunan penggunaan lahan sarana

olahraga berdasarkan wilayah administratif terkecil.


Bangunan sarana olahraga wilayah perencanaan terdiri dari 6

(enam) fasilitas olahraga. Hasil pengamatan merupakan rata-


rata dari jumlah bangunan yang di identifikasi. Berikut

merupakan hasil identifikasi dari pengamatan di wilayah


perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. 2.64
Intensitas Pemanfaatan Ruang Olahraga
Intensitas
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Pemanfaatan Ruang
Olahraga
(min-maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 0
Kelurahan Lompoe 4 Koefisien Dasar
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi Bangunan (KDB)
0
Bacukki Barat Harapan  Olahraga 0-50%
3 Kecamatan Kelurahan Bukit Koefisien lantai
3
Soreang Harapan Bangunan (KLB)
Kelurahan Bukit  Olahraga 0 – 1.0
1
Indah Koefisien Dasar HIjau
Keluruhan Ujung (KDH)
0
Baru  Olahraga 40-
Kelurahan Ujung Lare 0 80%
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 3
Ujung Kelurahan Ujung Bulu 1
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar. 2.38 Identifikasi Pemanfaatan Ruang Sarana Olahraga


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -82
B. Tata Bangunan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.6 Tahun
2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan, tata Bangunan adalah produk dari


penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya

sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek

termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan,


besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: blok,

kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi


lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan

mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang


akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada,

terutama yang berlangsung dalam ruang- ruang publik. Tata


Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai

bagian dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta


lingkungannya, termasuk sarana dan prasarananya pada

suatu lingkungan binaan baik untuk Kawasan Perkotaan Atas


Parepare dan Sekitarnya.

Elemen-elemen tata bangunan pada Rencana Detail Tata


Ruang (RDTR) menyangkut aspek-aspek bentuk fisik

bangunan yang memperhatikan kontekstual bangunan


sekitarnya, seperti memperhatikan Garis Sempadan

Bangunan (GSB) yang terdiri dari Garis Sempadan


Samping/Belakang Bangunan (GSpB/GSbB), Garis Muka
Bangunan/Sempadan Jalan (GMB/GSJ), Garis Sempadan
Sungai dan Garis Sempadan Pantai. Menurut penjelasan pada

Pasal 13 Undang- undang Nomor 28 Tahun 2002, Garis


Sempadan Bangunan (GSB) tersebut memiliki arti sebuah

garis yg membataskan jarak bebas minimum dari sisi terluar


sebuah massa bangunan terhap batas lahan yg dikuasai.

II -83
Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa GSB ialah GSB ialah

batas bangunan yg diperbolehkan untuk dibangun rumah


atau gedung, jalan, tepi pantai, tepi sungai, dan beberapa

peraturan lainnya yang memerlukan adanya aturan terkait


batas. Hingga kalau sebuah rumah kebetulan berada di

pinggir sebuah jalan, maka garis sempadannya diukur dari


garis tengah jalan tersebut sampai sisi terluar dari bangunan

di tanah yang dikuasai si pemilik. Penjelasan mengenai


GSpb/GSbB, GMB/GSJ, Garis Sempadan Sungai dan Garis

Sempadan Pantai dijabarkan sebagai berikut:


1) Garis Sempadan Samping/Belakang Bangunan

(GSpb/GSbB) Garis Sempadan Samping/Belakang


Bangunan (GSpb/GSbB) merupakan garis batas suatu

bangunan dengan bangunan lainnya pada sisi sebelah


samping dan belakang ada bangunan berbentuk

tunggal/lepas dan renggang, induk bangunan harus


memiliki jarak bebas terhadap batas pekarangan yang

terletak di samping (sisi) dan belakang. Garis jarak bebas


belakang adalah garis batas bangunan yang boleh
didirikan pada bagian belakang terhadap batas
pekarangan bagian belakang dengan panjang garis bebas

belakang ditentukan sesuai dengan jenis bangunan dan


lingkungan persil tanah setempat. Sedangkan garis

sempadan samping (sisi) dengan lebar jarak garis bebas


samping antara bangunan dengan batas pekarangan

ditentukan berdasarkan jenis bangunan dan persil tanah


setempat. Luas areal bebas samping adalah lebar jarak

bebas samping x panjang jarak yang ditentukan. Garis


Sempadan Samping/Belakang Bangunan (GSpb/GSbB)

ditujukan untuk identifikasi kepadatan bangunan dalam

II -84
suatu kawasan. Selain itu, untuk memenuhi persyaratan

kesehatan, kenyamanan, dan keindahan mengingat faktor


iklim tropis lembab di Indonesia dengan ciri-ciri

temperature udara cukup tinggi, curah hujan besar, sudut


datang sinar matahari yang besar dan lain-lain

2) Garis Muka Bangunan/Sempadan Jalan (GMB/GSJ) Garis

Muka Bangunan/Sempadan Jalan (GMB/GSJ) hampir

mirip dengan GSpb/GSbB, tetapi GMB/GSJ merupakan


garis batas pada muka bangunan atau garis batas

pekarangan terdepan. Tujuannya untuk tersedianya lahan


bagi perluasan jalan di masa mendatang serta untuk

instalasi air, listrik, gas, serta saluran-saluran


pembuangan. Pada GSJ tidak boleh didirikan bangunan

rumah, terkecuali jika GSJ berimpit dengan garis


sempadan bangunan (GSB). Ketentuan mengenai

GMB/GSJ biasanya sudah terdapat atau diatur dalam


kebijakan daerah setempat. GMB/GSJ dimaksudkan

mengatur lingkungan hunian memiliki kualitas visual yang


baik, selain itu juga mengatur jarak pandang yang cukup

antara lalu lintas di jalan dan bangunan.


3) Garis Sempadan Sungai

Garis Sempadan Sungai merupakan garis batas suatu


bangunan dengan bibir sungai yang ditujukan untuk

identifikasi jarak aman bangunan dengan sempadan


sungai yang sudah ditetapkan.

4) Garis Sempadan Pantai

Garis Sempadan Pantai merupakan garis batas suatu

bangunan dengan tepi pantai yang ditujukan untuk


identifikasi jarak aman bangunan dengan sempadan

pantai yang sudah ditetapkan.

II -85
Identifikasi tata bangunan berupa garis sempadan bangunan

yang terdiri dari GSpb/GSbB, GMB/GSJ, Garis Sempadan


Sungai dan Garis Sempadan Pantai dilakukan berdasarkan

jenis guna lahan yang ada di Kawasan Perkotaan Atas


Parepare dan Sekitarnya serta pembagian wilayah

administratif terkecil. Jenis guna lahan yang akan


diidentifikasi diantaranya adalah permukiman, perdagangan

dan jasa, perkantoran, sarana pelayanan umum, ruang


terbuka hijau/non-hijau dan pemakaman, olahraga, serta

rekreasi dan hiburan.


a. Tata Massa Bangunan Permukiman

Identifikasi tata Massa bangunan permukiman dilakukan


pengamatan bangunan di Kawasan Perkotaan Atas Parepare

dan Sekitarnya berdasarkan wilayah administratif terkecil.


Hasil pengamatan merupakan rata-rata dari jumlah

bangunan yang diidentifikasi. Melalui pengamatan tersebut


dapat diketahui tata massa bangunan di guna lahan

permukiman berdasarkan klasifikasinya yaitu kepadatan


sangat, rendah kepadatan rendah, kepadatan sedang,

kepadatan tinggi dan kepadatan sangat tinggi. Berikut


merupakan hasil identifikasi dari pengamatan di wilayah

perencanaan dapat dilihat table berikut


Tabel. 2.65
Tata Massa Bangunan Permukiman

No Kecamatan Desa/Kelurahan Identifikasi Tata Massa Bangunan

1 Kecamatan Kelurahan Galung (GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei terkait tata


Bacukki Maloang massa bangunan permukiman ditemukan sebagian
Kelurahan bangunan yang ada sudah sesuai dengan aturan
Lompoe terkait sempadan samping dan belakang bangunan
2 Kelurahan tetapi masih banyak ditemukan dibeberapa lokasi
Kelurahaan Bumi
Bacukki dalam wilayah perencanaan tidak sesuai dengan
Harapan
Barat aturan yang ada.
3 Kecamatan Kelurahan Bukit GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei terkait tata
Soreang Harapan massa bangunan permukiman sebagian bangunan
Kelurahan Bukit yang ada sudah sesuai dengan aturan terkait
Indah sempadan jalan akan tetapi masih banyak ditemukan

II -86
No Kecamatan Desa/Kelurahan Identifikasi Tata Massa Bangunan

Keluruhan Ujung dibeberapa lokasi dalam wilayah perencanaan tidak


Baru sesuai dengan aturan yang ada.
Kelurahan Ujung GSS Berdasarkan hasil survei terkait tata massa
Lare bangunan permukiman bangunan yang berada
4 Kecamatan Kelurahan dipinggir sungai sudah sesuai dengan aturan
Ujung Lapadde

Kelurahan Ujung
Bulu

Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.39. Identifikasi Tata Massa Bangunan Permukiman


Sumber: Hasil Survei, 2022

b. Tata Masa Bangunan Perdagangan dan Jasa


Identifikasi tata massa bangunan perdagangan dan jasa
dilakukan pengamatan bangunan di Kawasan Perkotaan Atas
Parepare dan Sekitarnya berdasarkan wilayah administratif

terkecil. Hasil pengamatan yang dilakukan merupakan rata-


rata dari jumlah bangunan yang di identifikasi. Berikut

merupakan hasil identifikasi dari pengamatan di wilayah


perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabe. 2.66
Tata Massa Bangunan Perdagangan dan Jasa
Jumlah Perdagangan
No Kecamatan Desa/Kelurahan Identifikasi Tata Massa Bangunan
dan jasa
1 Kecamatan Kelurahan Galung (GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei terkait
Bacukki Maloang 18 tata massa bangunan perdagangan dan jasa
Kelurahan Lompoe 9 ditemukan sebagian bangunan yang ada sudah
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi sesuai dengan aturan terkait sempadan
1 samping dan belakang bangunan tetapi masih
Bacukki Barat Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit banyak ditemukan dibeberapa lokasi dalam
7 wilayah perencanaan tidak sesuai dengan
Soreang Harapan

II -87
Jumlah Perdagangan
No Kecamatan Desa/Kelurahan Identifikasi Tata Massa Bangunan
dan jasa
Kelurahan Bukit aturan yang ada.
15
Indah GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei terkait tata
Keluruhan Ujung massa bangunan perdagangan dan jasa
6
Baru ditemukan sebagian bangunan yang ada sudah
Kelurahan Ujung Lare 49 sesuai dengan aturan terkait sempadan jalan
akan tetapi masih banyak ditemukan
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 10 dibeberapa lokasi dalam wilayah perencanaan
Ujung tidak sesuai dengan aturan yang ada.
GSS Berdasarkan hasil survei terkait tata
Kelurahan Ujung Bulu 23 massa bangunan perdagangan dan jasa berada
dipinggir sungai sudah sesuai dengan aturan.
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar.2.40 Identifikasi Tata Massa Bangunan Perdagangan dan Jasa Dalam Wilayah Perencanaan
Sumber: Hasil Survei, 2022

c. Tata Masa Bangunan Perkantoran

Identifikasi tata massa bangunan perkantoran dilakukan

pengamatan bangunan di Kawasan Perkotaan Atas Parepare


dan Sekitarnya berdasarkan wilayah administratif terkecil.

Hasil pengamatan yang dilakukan merupakan rata-rata dari


jumlah bangunan yang di identifikasi.
Tabel.2.67
Tata Massa Bangunan Ruang Perkantoran
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Identifikasi Tata Massa Bangunan
Perkantoran
1 Kecamatan Kelurahan Galung (GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei
Bacukki Maloang 8
terkait tata massa bangunan perkantoran
Kelurahan Lompoe 6 ditemukan sebagian besar bangunan yang
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi ada sudah sesuai dengan aturan terkait
8 sempadan samping dan belakang
Bacukki Barat Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit bangunan
3 GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei terkait
Soreang Harapan
Kelurahan Bukit Indah 3 tata massa bangunan perkantoran
Keluruhan Ujung Baru 3 ditemukan sebagian besar bangunan yang
Kelurahan Ujung Lare 6 ada sudah sesuai dengan aturan terkait

II -88
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Identifikasi Tata Massa Bangunan
Perkantoran
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 6 sempadan jalan.
Ujung
Kelurahan Ujung Bulu 3

Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.41 Identifikasi Tata Massa Bangunan Perkantoran Dalam Wilayah Perencanaan
Sumber: Hasil Survei, 2022

d. Tata Masa Bangunan Pelayanan Umum

Identifikasi tata massa bangunan sarana pelayanan umum


terdiri dari:

1) Sarana Kesehatan
Identifikasi tata massa bangunan sarana pelayanan umum

kesehatan dilakukan pengamatan bangunan di Kawasan


Perkotaan Atas Parepare dan Sekitarnya berdasarkan

wilayah administratif terkecil. Hasil pengamatan


merupakan rata-rata dari jumlah bangunan yang di

identifikasi.
Tabel. 2.68
Tata Massa Bangunan Kesehatan
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Tata Massa Bangunna (Min-Maks)
Kesehatan
1 Kecamatan Kelurahan Galung (GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei
Bacukki Maloang 3 terkait tata massa bangunan kesehatan
Kelurahan Lompoe 1 ditemukan sebagian besar bangunan
2 Kelurahan Bacukki Kelurahaan Bumi yang ada sudah sesuai dengan aturan
Barat 3 terkait sempadan samping dan belakang
Harapan
3 Kecamatan bangunan.
Soreang Kelurahan Bukit Harapan 2 GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei
terkait tata massa bangunan kesehatan
Kelurahan Bukit Indah 3 ditemukan sebagian besar bangunan
yang ada sudah sesuai dengan aturan
Keluruhan Ujung Baru 7 terkait sempadan jalan, walaupun
Kelurahan Ujung Lare 7 dibeberapa tempat seperti bangunan
4 Kecamatan Ujung posyandu di Keluruahan Ujung Lare yang
Kelurahan Lapadde 7
tidak sesuai dengan aturan sempadan
Kelurahan Ujung Bulu 1 jalan.
Sumber: Hasil Survei, 2022

II -89
Gambar. 2.42 Identifikasi Tata Massa Bangunan Kesehatan Dalam Wilayah Perencanaan
Sumber: Hasil Survei, 2022

2) Sarana Pendidikan

Identifikasi tata massa bangunan sarana pelayanan umum


pendidikan dilakukan pengamatan bangunan di Kawasan

Perkotaan Atas Parepare dan Sekitarnya berdasarkan


wilayah administratif terkecil. Hasil pengamatan yang

dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah bangunan


yang di identifikasi. Berikut merupakan hasil identifikasi

dari pengamatan di wilayah perencanaan dapat dilihat


pada tabel berikut

Tabel.2.69
Tata Massa Bangunan Pendidikan
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Tata Massa Bangunna (Min-Maks)
Pendidikan
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 1
GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei
Kelurahan Lompoe 10
terkait tata massa bangunan pendidikan
2 Kelurahan Kelurahaan Bumi ditemukan sebagian besar bangunan
9 yang ada sudah sesuai dengan aturan
Bacukki Barat Harapan
terkait sempadan samping dan belakang
3 Kecamatan Kelurahan Bukit
11 bangunan.
Soreang Harapan
GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei
Kelurahan Bukit Indah 9 terkait tata massa bangunan Pendidikan
ditemukan sebagian besar bangunan
Keluruhan Ujung Baru 2
yang ada sudah sesuai dengan aturan
Kelurahan Ujung Lare 8 terkait sempadan jalan.
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 15
Ujung Kelurahan Ujung Bulu 4
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar. 2.43 Identifikasi Tata Massa Bangunan Pendidikan


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -90
3) Sarana Peribadatan

Identifikasi tata massa bangunan sarana pelayanan umum


peribadatan dilakukan pengamatan bangunan di

Kawasan Perkotaan Atas Parepare dan Sekitarnya


berdasarkan wilayah administratif terkecil. Hasil

pengamatan yang dilakukan merupakan rata-rata dari


jumlah bangunan yang di identifikasi. Berikut merupakan

hasil identifikasi dari pengamatan di wilayah perencanaan


dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel.2.70
Tata Massa Bangunan Peribadatan
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Tata Massa Bangunna (Min-Maks)
Peribadatan
1 Kecamatan GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei
Kelurahan Galung Maloang
Bacukki 10 terkait tata massa bangunan peribadatan
Kelurahan Lompoe 19 ditemukan sebagian besar bangunan yang
2 Kelurahan ada sudah sesuai dengan aturan terkait
Kelurahaan Bumi Harapan 19
Bacukki Barat sempadan samping dan belakang
3 Kecamatan Kelurahan Bukit Harapan 10 bangunan.
Soreang Kelurahan Bukit Indah 6 GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei terkait
Keluruhan Ujung Baru 7 tata massa bangunan peribadatan
Kelurahan Ujung Lare 1 ditemukan sebagian besar bangunan yang
4 Kecamatan Kelurahan Lapadde 14 ada sudah sesuai dengan aturan terkait
Ujung sempadan jalan, walaupun dibeberapa
lokasi dalam wilayah perencanaan
Kelurahan Ujung Bulu 3 bangunan peribadatan yang ada belum
sesuai dengan aturan garis sempadan
jalan yang berlaku.
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar.2.44 Identifikasi Tata Massa Bangunan Peribadatan


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -91
e. Tata Massa Bangunan Ruang Terbuka Hijau/Non Hijau

dan Pemakaman
Identifikasi tata massa bangunan dilakukan pengamatan

terhadap bangunan penggunaan lahan ruang terbuka hijau /


non-hijau dan pemakaman terdiri dari:

1) Ruang Terbuka Hijau


Identifikasi tata massa bangunan ruang terbuka hijau

dilakukan pengamatan bangunan di Kawasan Perkotaan


Atas Parepare dan Sekitarnya berdasarkan wilayah

administratif terkecil. Hasil pengamatan yang dilakukan


merupakan rata-rata dari jumlah bangunan yang di

identifikasi. Berikut merupakan hasil identifikasi dari


pengamatan di wilayah perencanaan dapat dilihat pada

tabel berikut.
Tabel.2.71
Tata Massa Ruang Terbuka Hijau
Jumlah Fasilitas Ruang Tata Massa Bangunna (Min-
No Kecamatan Desa/Kelurahan
Terbuka Hijau Maks)
1 Kecamatan Kelurahan Galung
Bacukki Maloang 0
Kelurahan Lompoe 1
2 Kelurahan Bacukki Kelurahaan Bumi
Barat 2
Harapan
3 Kecamatan Kelurahan Bukit
Soreang 3 GMB/GSJ: -
Harapan
GSS: -
Kelurahan Bukit Indah 0 GSP: -
Keluruhan Ujung Baru 0
Kelurahan Ujung Lare 0
4 Kecamatan Ujung Kelurahan Lapadde 1
Kelurahan Ujung Bulu 0
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar.2.45 Identifikasi Tata Massa Bangunan Ruang Terbuka Hijau


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -92
2) Pemakaman

Identifikasi tata massa bangunan pemakaman dilakukan


pengamatan bangunan di Kawasan Perkotaan Atas

Parepare dan Sekitarnya berdasarkan wilayah


administratif terkecil. Hasil pengamatan yang dilakukan

merupakan rata-rata dari jumlah bangunan yang di


identifikasi. Berikut merupakan hasil identifikasi dari

pengamatan di wilayah perencanaan dapat dilihat pada


tabel berikut.
Tabel.2.72
Tata Massa Fasilitas Pemakaman
Tata Massa
Jumlah Fasilitas
No Kecamatan Desa/Kelurahan Bangunan
Pemakaman
(min-maks)
1 Kecamatan Bacukki Kelurahan Galung
Maloang 0
Kelurahan Lompoe 4
2 Kelurahan Bacukki Kelurahaan Bumi
0
Barat Harapan
3 Kecamatan Soreang
Kelurahan Bukit Harapan 3 GMB/GSJ: -
GSS: -
Kelurahan Bukit Indah 1 GSP: -
Keluruhan Ujung Baru 0
Kelurahan Ujung Lare 0
4 Kecamatan Ujung Kelurahan Lapadde 3
Kelurahan Ujung Bulu 1
Sumber: Hasil Survei, 2022

Gambar 2.46 Identifikasi Tata Massa Bangunan Perkuburan


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -93
f. Tata Masa Bangunan Sarana Olahraga
Identifikasi tata massa bangunan sarana olahraga dilakukan
pengamatan bangunan di Kawasan Perkotaan Atas Parepare dan
Sekitarnya berdasarkan wilayah administratif terkecil. Hasil
pengamatan yang dilakukan merupakan rata-rata dari jumlah
bangunan yang di identifikasi. Berikut merupakan hasil identifikasi
dari pengamatan di wilayah perencanaan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel.2.73
Tata Massa Bangunan Olahraga
No Kecamatan Desa/Kelurahan Jumlah Fasilitas Olahraga Tata Massa Bangunan (min-maks)
1 Kecamatan Bacukki
Kelurahan Galung Maloang
0
Kelurahan Lompoe 4
2 Kelurahan Bacukki
Barat Kelurahaan Bumi Harapan 0 GSpb/GSbB) Berdasarkan hasil survei terkait tata massa
bangunan olahraga ditemukan bahwa bangunan yang ada
3 Kecamatan Soreang sudah sesuai dengan aturan terkait sempadan samping dan
Kelurahan Bukit Harapan 3
belakang bangunan.
GMB/GSJ Berdasarkan hasil survei terkait tata massa
Kelurahan Bukit Indah 1 bangunan olahraga ditemukan bahwa bangunan yang ada
sudah sesuai dengan aturan terkait sempadan jalan.
Keluruhan Ujung Baru 0
Kelurahan Ujung Lare 0
4 Kecamatan Ujung Kelurahan Lapadde 3
Kelurahan Ujung Bulu 1
Sumber: Hasil Survei, 2022

2.7.11.

Gambar 2.47 Identifikasi Tata Massa Bangunan Sarana Olahraga


Sumber: Hasil Survei, 2022

II -94
2.7.11 Gambaran Umum Kondisi Isu Prioritas

a. Perkotaan Atas Dengan Tingkat Kepadatan


Penduduk Yang Cukup Tinggi

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah


penduduk dengan luas lahan. Secara umum, tingkat

kepadatan penduduk (population density) adalah


perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan

luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu.


Kepadatan penduduk dalam suatu wilayah dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab


kepadatan penduduk meliputi:

1. Faktor Ekonomi: Wilayah dengan peluang kerja


dan potensi ekonomi yang tinggi cenderung

menarik penduduk untuk tinggal di sana.


2. Urbanisasi: Perpindahan penduduk dari pedesaan

ke perkotaan menyebabkan peningkatan


kepadatan penduduk di kota-kota besar.

3. Faktor Sosial: Kepadatan penduduk dapat


dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

budaya, keamanan, dan akses ke layanan


kesehatan dan Pendidikan.

4. Infrastruktur: Wilayah dengan infrastruktur yang


baik, seperti transportasi dan utilitas, sering

menarik penduduk.
5. Faktor Lingkungan: Kepadatan penduduk dapat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti


kediaan air bersih, lahan pertanian yang subur, dan

keberlanjutan.
6. Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah

terkait dengan imigrasi, pengembangan wilayah,

II -95
dan program pemukiman juga dapat

memengaruhi kepadatan penduduk.


7. Sejarah dan Warisan: Faktor sejarah dan warisan

budaya seringkali memainkan peran dalam


kepadatan penduduk suatu wilayah.

Gambar 2.48 Tingkat Kepadatan Yang ada di Perkotaan Atas

b. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau


Kota sebagai sebuah wadah dikarakterkan dengan

macam pilihan dan realita yang menarik perhatian.


Kota mampu menjadikan penggunanya menjauh atau

mendekat. Gejala ini dapat menimbulkan perilaku


berbeda antara penduduk satu kota dengan kota

lainnya disebabkan kondisi kota tersebut. Dampak


perilaku pada masyarakat kota dalam kaitan

penyesuaian diri terhadap lingkungannya memiliki


dimensi antara lain Environmental stress, stres

terhadap lingkungan disebabkan stimuli negatif dari


kondisi kota. Untuk mereduksi atau bahkan

mengeliminasi rasa tertekan tersebut, salah satu


solusinya adalah memperbanyak minimal

memperbaiki taman kota atau Ruang Terbuka Hijau

II -96
(RTH). Taman merepresentasikan keinginan

masyarakat urban untuk berinteraksi dengan alam.


Pada lingkungan kota, taman mempunyai efek

rekreatif di tengah kesibukan masyarakat kota.

Gambar 2.49 Kondisi Ruang Terbuka Hijau

c. Terdapatnya Daerah Resapan Air Yang


Dikembangkan Area Permukiman

Dalam konteks perkotaan, kawasan daerah resapan air


penting untuk menjaga keseimbangan siklus hidrologi

agar tidak terganggu dan menimbulkan dampak


buruk bagi kehidupan masyarakat. perubahan daerah

resapan menjadi lahan terbangun dapat


menyebabkan penurunan volume air tanah. Sehingga

menggambarkan bahwa daerah resapan berperan


penting dalam mengatur sistem transportasi air

melalui kemampuannya mengendalikan air


permukaan dengan meresapkan air ke dalam tanah

II -97
sehingga dapat mengatasi masalah banjir dan

kekeringan.

Gambar 2.50 Daerah Resapan Air

d. Kurangnya Perhatian Pemerintah Terhadap

Perlindungan Sumber Mata Air


Perubahan penggunaan lahan dari kawasan tidak

terbangun menjadi kawasan terbangun memberikan


dampak yang signifikan terhadap kondisi resapan air

utamanya dalam daerah perkotaan. Salah satu


permasalahan yang sering terjadi pada daerah

perkotaan yakni kondisi resapan yang tidak lagi


optimal dalam menampung air ketika intensitas curah

hujan tinggi sehingga menyebabkan air sungai


meluap.

Gambar 2.51 Sumber Mata Air

II -98
e. Terdapat Daerah Rawan Bencana Banjir Dan

Longsor
Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa

tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya,


menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya

kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Banjir


adalah peristiwa aliran atau genangan air di suatu

wilayah yang terjadi akibat meluapnya air dari saluran


yang ada melebihi kapasitas pembuangan air

disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi


topografi wilayah berupa dataran rendah hingga

cekung sehingga menimbulkan kerugian fisik, sosial


dan ekonomi. ata sementara ada sejumlah perumahan

warga yang terendam. Antara lain di daerah batas


kota Parepare, Kelurahan Lumpue, Kelurahan

Lappadde, dan Kelurahan Lemoe.

Gambar 2.52 Kondisi Bencana Banjir Kota Parepare

II -99
f. Kurangnya Lahan Parkir Yang Berdampak Pada

Kemacetan
Berkembangya kota besar tidak jauh dari mobilitas

tinggi masyarakat urban yang banyak menggunakan


kendaraan untuk beraktivitas sehari-hari. Sebagian

orang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan


pribadi ketimbang transportasi umum. Kurangnya

lahan parkir pada kawasan yang menjadi pusat


aktivitas masyarakat menyebabkan kendaraan

menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir. Hal


tersebut menyebabkan kapasitas ruas jalan atau

simpang menjadi berkurang dan menyebabkan arus


lalu lintas terhambat.

Gambar 2.53 Kondisi Lahan Parkir Kota Parepare

g. Perubahan Fungsi Penggunaan Lahan Akibat


Perkembangan Perkotaan

Meningkatnya kebutuhan akan tanah yang


diperuntukkan bagi kegiatan pembangunan baik yang

dilakukan pemerintah maupun oleh swasta membawa


konsekuensi pada pemerintah untuk menyediakan

lahan bagi kegiatan tersebut, sementara lahan yang


tersedia bersifat terbatas. Keadaan ini memaksa

pemerintah untuk melakukan pengambil alihan tanah


rakyat. Alih fungsi tanah pertanian ke non pertanian

terjadi secara meluas sejalan dengan kebijaksanaan

II -100
pembangunan yang menekankan kepada aspek

pertumbuhan melalui kemudahan fasilitas investasi,


baik kepada investor lokal maupun luar negeri dalam

penyediaan tanah.

Gambar 2.54 Terjadinya alih fungsi lahan pada kawasan pertanian menjadi lahan
terbangun

II -101
BAB III
TINJAUAN KEBIJAKAN
TATA RUANG
Tinjauan Kebijakan Tata Ruang dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), mengacu pada Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) No.5

Tahun 2022 tentang Tata Cara Pengintegrasian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, dimana mengamanahkan perlunya

dilakukan peninjauan terhadap kebijakan tata ruang yang ada di atasnya. Adapun
kajian tata ruang yang ada di atasnya terdiri dari Kebijakan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Paraepare dan RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada pembahasan berikut;

3.1. TUJUAN PENATAAN WILAYAH PERENCANAAN


3.1.1 Arahan Pencapaian Sebagaimana Ditetapkan Dalam Kebijakan
di Atasnya

Dalam kedudukannya, Kota Parepare memegang peranan penting


terhadap pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan karena sebagai
daerah perlintasan dan pintu dan daerah persinggahan. Hal ini tertuang
dalam arah kebijakan di atasnya, yaitu:

 Sebagai kota pusat pelayanan kawasan Ajattappareng (Kab.


Enrekang, Kab. Sidenreng Rappang, Kota Parepare, Kab. Pinrang, dan

Kab. Barru) berbasis perdagangan dan jasa Sebagai PPK Kota Baru
Parepare.

 KSP dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan


Agroindustri terpadu di Kota Parepare
 Sebagai pelayan TPA Kota Parepare

III-1
3.1.2. Isu Strategis WP
Isu strategis merupakan suatu kondisi/kejadian penting/keadaan yang

apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar


atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak

dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal


yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak,

bersifat kelembagaan/ keorganisasian dan menentukan tujuan di masa


yang akan datang. Beberapa isu strategis terkait kewilayahan yang

terdapat di WP Perkotaan Atas dan Sekitarnya dijabarkan berdasarkan


potensi dan permasalah yang terdapat di WP Perkotaan Atas dan
Sekitarnya.
a. Potensi

Potensi dalam kawasan perencanaan adalah sebagai berikut;


1. Kawasan Perkotaan Atas Dan Sekitarnya Kota Parepare sebagai
pusat kegiatan perekonomian dan pemerintahan;
2. Memiliki Nilai Investasi Tinggi yaitu merupakan hinterland
pemasok logistik IKN;
3. Merupakan simpul strategis dimana Kawasan Perkotaan Atas
Dan Sekitarnya Kota Parepare dilalui oleh Jaringan Jalan Trans
Sulawesi;
4. Pembangunan stasiun dan Rel Kerata Api Parepare-Makassar
5. Pasokan Listrik bersumber dari PLTA Bakaru;
6. Terlayani oleh telekomunikasi BTS tower;
7. Air Bersih telah dilayani oleh PDAM;
8. Memiliki ketersediaan lahan yang cukup dengan potensi
luasnya lahan non terbangun yang berfungsi non lindung
untuk kebutuhan pengembangan kawasan perkotaan;
9. Terdapatnya kawasan perdagangan dan jasa dengan berbagai

kegiatan ekonomi yang memiliki cakupan pelayanan skala


kecamatan dan dan sub wilayah, serta desa-desa disekitarnya;

III-2
10. Kawasan Perkotaan Atas Dan Sekitarnya Kota Parepare
merupakan pusat pertumbuhan utama khususnya di bidang

kegiatan ekonomi;
11. Kawasan Perkotaan Atas Dan Sekitarnya Kota Parepare

berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri


skala besar;

12. Adanya rencana infrastruktur strategis yaitu rencana


pengembangan jaringan jalan, pembangunan jaringan kereta

api, pembangunan jaringan transportasi Bandar Udara,


pengembangan sistem jaringan energi listrik, pengembangan
jaringan telekomunikasi, dan pengembangan sistem jaringan
Sumber Daya Air.

b. Permasalahan
Permasalahan pengembangan Kawasan Perkotaan Atas Dan
Sekitarnya Kota Parepare, yaitu :
1. Pembangunan jalan Lokal, pelebaran jalan menuju standar,
menambah jalur jalan, pembangunan praarana jalan di jalan
kota, penyediaan perlengkapan jalan, rehabilitai dan
pemeliharaan prasarana dan perlengkap jalan, penataan
manajemen dan rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan kota;
2. Adanya peralihan fungsi lahan;
3. Permukiman Kumuh dan Urban Sprawl;
4. Pemeliharaan Pelabuhan;
5. Perluasan layanan listrik, pembangunan dan pemeliharaan
gardu hubung dan dsitribusi listrik;
6. Pembangunan dan penataan secara efisien untuk penempatan
BTS;
7. Peningkatan dan perbaikan kapastias PDAM dan SPAM;
8. Permukiman eksisting cenderung memiliki pola tersebar secara
linear dan sebagian lainnya mengelompok sehingga perlu
penataan sistem pusat-pusat permukiman;

III-3
9. Menjamurnya permukiman kumuh yang menempati area
sempadan sungai (Salo Jawijawi dan Salo Karajae) sehingga
diperlukan pengendalian;
10. Pembangunan/ penyediaan pengelolaan air limbah B3;
11. Pembangunan, peningkatan, dan rehabilitai sistem drainase
perkotaan dan lingkungan;
12. Pembangunan TPS dan pengembangan TPA;
13. Kondisi eksisting pasar sebagai jantung perekonomian bagi
masyarakat Kawasan Perkotaan Atas Dan Sekitarnya Kota
Parepare yang masih perlu penataan dan pengendalian; dan
14. Pembangunan di Daerah Sempadan Sungai;

3.1.3. Dasar Pertimbangan


Dalam menentukan konsep pengembangan WP Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Dalam menentukan konsep pengembangan WP Perkotaan


Atas dan Sekitarnya mempertimbangkan 3 aspek, di antaranya:

1. Memiliki potensi di bidang pengembangan permukiman dan


pergudangan.

2. Memiliki potensi Pengembangan dan peningkatanan akses,


pengembangan sarana dan prasarana transportasi, sebagai pusat

perkotaan skala kawasan.


3. Sebagai jalur lintas jalan told an Kereta Api di Provinsi Sulawesi
Selatan
4. Sebagai tempat pengembangan Industri dan TPA

Dari ke-4 aspek tersebut maka mengarah pada suatu arahan/tema


yaitu, Mewujudkan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya secara

produktif, inklusif dan berkelanjutan berbasis pada pengembangan


perkantoran, industri, perdagangan yang didukung sarana pelayanan

umum yang memadai dalam mendukung Kota Parepare sebagai Pusat


Kegiatan Wilayah

III-4
3.1.4. Tujuan Penataan WP
Tujuan penataan ruang Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya adalah:
“Mewujudkan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya secara
produktif, inklusif dan berkelanjutan berbasis pada pengembangan
perkantoran, industri, perdagangan yang didukung sarana pelayanan
umum yang memadai dalam mendukung Kota Parepare sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah.”
Prinsip penataan ruang Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya adalah:

1. Tersedianya aksesibilitas internal dan eksternal;


2. Tersedianya sarana pelayanan umum dan jaringan prasarana yang
memadai untuk mendukung peran dan fungsi kawasan serta
mendorong pertumbuhan ekonomi di Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya;
3. Tersedianya keterpaduan program pembangunan antar zona dan

sub zona dalam Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya;


4. Tersedianya fungsi ruang yang serasi sesuai dengan arah kebutuhan

pengembangan serta daya dukung lingkungan Kawasan Perkotaan


Atas dan Sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya diberi peran mengemban beberapa fungsi pengembangan,

yaitu sebagai berikut:


1. Kawasan pemerintahan skala kota/kecamatan/kelurahan;
2. Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman perkotaan;

3. Kawasan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;


4. Kawasan pengembangan sarana dan prasarana pelayanan umum;

5. Kawasan pengembangan wisata;


6. Kawasan pengembangan industri (khususnya industri IKM).
Selanjutnya untuk mewujudkan peran tersebut maka sasaran yang
hendak dicapai dilakukan melalui :

III-5
1. Merencanakan pembangunan zona pemerintahan yang memiliki
skala pelayanan kota/kecamatan/kelurahan beserta kawasan

perkantoran yang mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat;


2. Merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial ekonomi

yang melayani aktivitas sosial ekonomi masyarakat dalam lingkup


kecamatan dan sub wilayah (kecamatan-kecamatan disekitarnya);

3. Meningkatkan sarana pelayanan umum yang ada serta menetapkan


sarana pelayanan umum secara seimbang;

4. Merencanakan aksesibilitas yang tinggi antar pusat dan fasilitasnya


berdasarkan keterkaitan/hubungan fungsional serta aksesibilitas
dari fungsi dan keberadaan jalan yang dapat melayani pola
pergerakan internal dan ekternal;

5. Melindungi dan memelihara kualitas, fungsi dan daya dukung


lingkungan dan sumber daya air (sungai);

6. Mendorong pemanfaatan sumberdaya alam di sektor perkebunan


yang berorientasi pada kegiatan pengolahan industri (IKM) serta

kegiatan agroindustry secara berkelanjutan; dan


7. Mengembangkan serta meningkatkan sumber daya manusia dan

pengelolaan kelembagaan.

3.2. RENCANA STRUKTUR RUANG


Rencana Struktur Ruang WP Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota

Parepare, meliputi:
3.2.1. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
1. Pusat Pelayanan Kota (PPK)
PPK merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan administrasi,

serta kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan


skala perkotaan. PPK di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya

terdiri satu pusat, yaitu PPK Bumi Harapan.

III-6
2. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK)
SPPK merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan administrasi,
serta kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kecamatan atau beberapa kelurahan. Terdapat 3 SPPK di
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya, yaitu SPPK Bukit Harapan,
SPPK Lompoe, dan SPPK Bukit Harapan.
3. Pusat Lingkungan (PL) yaitu pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan
administrasi, serta pusat permukiman yang berfungsi melayani
kegiatan skala kelurahan. Terdapat 5 PL di Kawasan Perkotaan Atas
dan Sekitarnya yang tersebar pada beberapa kelurahan.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan pusat
pelayanan di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya, dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel 3.1 Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan di Kawasan Atas dan sekitarnya

No Sistem Pusat Pelayanan Wilayah SWP II.Dan Blok


1. PPK Bumi Harapan Kelurahan Bumi Harapan SWP II.A Blok II.A.1
SWP II.B Blok II.B.4
2. SPPK Bukit Harapan Kelurahan Bukit Harapan
SWP II.E Blok II.E.1
3. SPPK Lompoe Kelurahan Lompoe SWP II.C Blok II.C.3
Pusat Lingkungan
4. Kelurahan Lapadde SWP II.E Blok II.E.2
Kecamatan
Kelurahan Lompoe SWP II.A Blok II.A.2
Pusat Lingkungan Kelurahan Bumi Harapan SWP II.A Blok II.A.3
5.
Kelurahan Kelurahan Ujung Baru SWP II.B Blok II.B.2
Kelurahan Galung Maloang SWP II.D Blok II.D.2

3.2.2. Rencana Jaringan Transportasi


Rencana jaringan transportasi, meliputi:
a. Jalan Umum
1). Jalan umum, terdiri atas:
a. jalan arteri primer;
b. jalan kolektor sekunder;
c. jalan lokal primer;
d. jalan lokal sekunder;
e. jalan lingkungan primer; dan

III-7
f. jalan lingkungan sekunder.
2). Jalan arteri primer, terdiri atas:
a. ruas jalan Jend. M. Yusuf terdapat di SWP A, SWP B dan SWP
C;
b. ruas jalan Jend. Ahmad Yani terdapat di SWP B, SWP C dan
SWP E;
c. ruas jalan Karaeng Bura’ne terdapat di SWP B;
d. ruas jalan H.A Arsyad terdapat di SWP B dan SWP E;
e. ruas jalan Lingkar Lapadde terdapat di SWP C, SWP D dan
SWP E; dan
f. ruas jalan Garuda terdapat di SWP C dan SWP D;
3). Jalan kolektor sekunder, terdiri atas:
a. SWP II.A;
b. SWP II.B;
c. SWP II.C;
d. SWP II.D; dan
e. SWP II.E.
4). Jalan lokal primer, terdapat di SWP II.B.
5). Jalan lokal sekunder, terdapat di SWP II.B.
6). Jalan lingkungan primer, terdiri atas:
a. SWP II.A;
b. SWP II.B;
c. SWP II.C;
d. SWP II.D; dan
e. SWP II.E.
7). Jalan lingkungan sekunder, terdiri atas:
a. SWP II.A;
b. SWP II.B;
c. SWP II.C;
d. SWP II.D; dan
e. SWP II.E.

III-8
b. Jalan Tol
Jalan tol, berupa tol Maros-Parepare terdiri atas:
a. SWP II.A;
b. SWP II.B;
c. SWP II.C; dan
d. SWP II.E.
c. Terminal Penumpang
Terminal penumpang, meliputi:
a. terminal penumpang tipe B; dan
b. terminal penumpang tipe C.
1) Terminal penumpang tipe A, terdapat di SWP II.B pada Blok
II.E.1.
2) Terminal penumpang tipe C, terdiri atas:
a. SWP II.B pada Blok II.B.4;
b. SWP II.D pada Blok II.D.1; dan
c. SWP II.E pada Blok II.E.2.
d. Jembatan
Jembatan, terdiri atas:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.2, Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.1, Blok II.E.2;
e. Jaringan Jalur Kereta Api Antarkota
Jaringan jalur kereta api antarkota, berupa jaringan jalur kereta api
Makassar-Parepare, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.3, Blok II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2; dan
d. SWP II.E pada Blok II.E.1.

III-9
f. Stasiun Kereta Api
Stasiun Kereta Api, terdapat di SWP II.E pada Blok II.E.1.

3.2.3. Rencana Jaringan Prasarana.


a. Rencana Jaringan Energi
(1) Rencana jaringan energi, meliputi:
a. jaringan yang menyalurkan gas bumi dari kilang pengolahan
ke konsumen;
b. jaringan distribusi tenaga listrik;
c. gardu listrik; dan
d. saluran distribusi lainnya.
(2) Jaringan yang menyalurkan gas bumi dari kilang pengolahan-
konsumen, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, dan Blok II.C.2; dan
d. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
(3) Jaringan distribusi tenaga listrik, meliputi:
a. saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), terdapat di
SWP II.D, SWP II.E; dan
b. saluran udara tegangan rendah (SUTT), terdapat di SWP II.A,
SWP II.B, SWP II.C, SWP II.D, dan SWP II.E.
(4) Gardu listrik, meliputi:
a. gardu induk, terdapat di SWP II.A.1.
b. gardu distribusi, terdiri atas: SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok
II.A.2, dan Blok II.A.3, SWP II.B pada Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Blok II.B.4; SWP II.C pada Blok II.C.1, dan Blok II.C.3; dan SWP
II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
(5) Saluran distribusi lainnya huruf d, terdiri atas:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan Blok
II.B.4;

III-10
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok II.D.2; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
b. Rencana Jaringan Telekomunikasi
(1) Rencana jaringan telekomunikasi, meliputi:
a. jaringan tetap; dan
b. jaringan bergerak seluler.
(2) Jaringan tetap, terdiri atas:
a. jaringan serat optik, terdapat di SWP I.A, SWP I.B, SWP I.C,
SWP I.D, dan SWP I.E;
(3) Jaringan bergerak seluler, berupa menara base transceiver
station (BTS), terdiri atas:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan Blok
II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok II.D.2; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
c. Rencana Jaringan Sumber Daya Air
(1) Rencana jaringan sumber daya air, berupa sistem
pengendalian banjir.
(2) Sistem pengendalian banjir berupa jaringan pengendalian
banjir, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok II.D.2; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.2.
d. Rencana Jaringan Air Minum
(1) Rencana jaringan air minum, berupa jaringan perpipaan.
(2) Jaringan perpipaan, meliputi:
a. unit air baku;
b. unit produksi;

III-11
c. unit distribusi;
d. unit pelayanan; dan
e. hidran kebakaran.
(3) Unit air baku, meliputi:
a. bangunan pengambil air baku; dan
b. jaringan transmisi air baku.
(4) bangunan pengambil air baku, , terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, Blok II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok II.D.2; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.2.
(5) Unit produksi, berupa bangunan penampung air, terdapat di
SWP II.D pada Blok II.D.
(6) Unit distribusi, berupa jaringan distribusi pembagi, terdapat
di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok II.D.2; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
(7) Unit pelayanan, terdiri atas hidran kebakaran.
(8) Hidran kebakaran, terdiri atas:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, dan II.B.4;
c. SWP II.D pada Blok II.D.2; dan
d. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
e. Rencana Pengelolaan Air Limbah Dan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
(1) Rencana pengelolaan air limbah dan pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi:
a. sistem pengelolaan air limbah domestik; dan
b. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3).

III-12
(2) Sistem pengelolaan air limbah domestik setempat, berupa
sub-sistem pengolahan lumpur tinja, terdapat di SWP II.E
(3) Sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3), terdiri atas:
a. SWP II.A; dan
b. SWP II.E.
f. Rencana Jaringan Persampahan
(1) Rencana jaringan persampahan, meliputi:
a. tempat pemrosesan akhir (TPA); dan
b. tempat penampungan sementara (TPS).
(2) Tempat pemrosesan akhir (TPA), terdapat di SWP II.E pada
Blok II.E.2.
(3) Tempat penampungan sementara (TPS), terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok II.D.2; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.2.
g. Rencana Jaringan Drainase
(1) Rencana jaringan drainase, meliputi:
a. jaringan drainase primer;
b. jaringan drainase sekunder; dan
c. jaringan drainase tersier.
(2) Jaringan drainase primer, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.2; dan
d. SWP II.E pada Blok II.E.1.
(3) Jaringan drainase sekunder, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3; dan
d. SWP II.E pada Blok II.E.1.

III-13
(4) Jaringan drainase tersier, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2 dan Blok II.A.3;

b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;

d. SWP II.D pada Blok II.D.1 dan Blok II.B.2; dan


e. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.B.2.

h. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya.


(1) Rencana jaringan prasarana lainnya, meliputi:

a. jalur evakuasi bencana


b. tempat evakuasi
c. jaringan pejalan kaki
(2) Jalur evakuasi bencana, terdapat di:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, dan Blok II.A.2;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.3, dan II.B.4;

c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2; dan


d. SWP II.E pada Blok II.E.1.

(3) Tempat evakuasi, meliputi:


a. tempat evakuasi sementara; dan

b. tempat evakuasi akhir.


(4) Tempat evakuasi sementara, terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.1;


b. SWP II.B pada Blok II.B.1, dan Blok II.B.4; dan
c. SWP II.E pada Blok II.E.1.

(5) Tempat evakuasi akhir, terdiri atas:


a. SWP II.B pada Blok II.B.4; dan

b. SWP II.C pada Blok II.C.2.


(6) Jaringan pejalan kaki, terdapat di SWP I.A, SWP I.B, SWP I.C,
SWP I.D, dan SWP I.E.
(7) Pengaman pantai, terdapat di SWP I.E.

III-14
3.3. RENCANA POLA RUANG
Rencana Pola Ruang WP Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota

Parepare, meliputi:
3.3.1. Zona Lindung

Zona Lindung meliputi:


a. Zona Perlindungan Setempat dengan kode PS

Zona Perlindungan Setempat dengan kode PS, dengan luas 148,09


(Seratus empat puluh delapan koma nol sembilan) hektare, terdiri
atas:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1 dan Blok II.D.4; dan
e. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2
b. Zona Ruang Terbuka Hijau dengan kode RTH

(1) Zona Ruang Terbuka Hijau dengan kode RTH, dengan luas
47,42 (empat puluh tujuh koma empat dua) hektare, meliputi:
a. Sub-Zona Rimba Kota dengan kode RTH-1;
b. Sub-Zona Taman Kota dengan kode RTH-2;
c. Sub-Zona Taman Kecamatan dengan kode RTH-3;
d. Sub-Zona Taman RW dengan kode RTH-5;
e. Sub-Zona Pemakaman dengan kode RTH-7; dan
f. Sub-Zona Jalur Hijau dengan kode RTH-8.
(2) Sub-Zona Rimba Kota dengan kode RTH-1, dengan luas 31,67
(tiga puluh satu koma enam tujuh) hektare, terdiri atas:
a. SWP II.B pada Blok II.B.4;
b. SWP II.C pada Blok II.C.1;

c. SWP II.D pada Blok II.D.2; dan


d. SWP II.E pada Blok II.E.1.
(3) Sub-Zona Taman Kota dengan kode RTH-2, dengan luas 5,64
(lima koma enam empat) hektare, terdiri atas:

III-15
a. SWP II.A pada Blok II.A.1;
b. SWP II.B pada Blok II.B.2;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1 dan Blok II.D.2; dan

e. SWP II.E pada Blok II.E.2;


(4) Sub-Zona Taman Kecamatan dengan kode RTH-3, dengan luas

0,66 (nol koma enam enam) hektare, terdiri atas:


a. SWP II.A pada Blok II.A.1;

b. SWP II.B pada Blok II.B.1 dan Blok II.B.4; dan


c. SWP II.E pada Blok II.E.2;

(5) Sub-Zona Taman RW dengan kode RTH-5, dengan luas 0,12


(nol koma satu dua) hektare, terdapat diSWP II. pada Blok II.B.1

(6) Sub-Zona Pemakaman dengan kode RTH-7, dengan luas 9,20


(sembilan koma dua nol) hektare, terdiri atas:

a. SWP II.B pada Blok II.B.3;


b. SWP II.C pada Blok II.C.3 dan Blok II.C.5; dan

c. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.3.


(7) Sub-Zona Jalur Hijau dengan kode RTH-8, dengan luas 0,13

(nol koma satu tiga) hektare, terdapat di SWP II.A pada Blok
II.A.2.
3.3.2. Zona Budi Daya
Zona Budi Daya, meliputi:
a. Zona Hutan Produksi dengan kode KHP

Zona Hutan Produksi dengan kode KHP, yaitu berupa Sub-Zona


Hutan Produksi Tetap dengan kode HPT sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, dengan luas 55,95 (lima puluh lima koma
sembilan lima) hektare, terdapat di SWP II.E pada Blok II.E.1

b. Zona Pertanian dengan kode P

III-16
(1) Zona Pertanian dengan kode P, dengan luas 55,95 (lima puluh
lima koma sembilan lima) hektare, meliputi:

a. Sub-Zona Tanaman Pangan dengan kode P-1;


b. Sub-Zona Perkebunan dengan kode P-3; dan

c. Sub-Zona Peternakan dengan kode P-4.


(2) Sub-Zona Tanaman Pangan dengan kode P-1, dengan luas

57,56 (lima puluh tujuh koma lima enam) hektare, terdiri atas:
a. SWP II.D pada Blok II.D.1; dan

b. SWP II.E pada Blok II.E.1.


(3) Sub-Zona Perkebunan dengan kode P-3, dengan luas 586,29
(lima ratus delapan puluh enam koma dua sembilan) hektare,
terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.2; dan Blok II.A.3;


b. SWP II.D pada Blok II.D.2; dan

c. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.


(4) Sub-Zona Peternakan dengan kode P-4, dengan luas 85,99

(delapan puluh lima koma sembilan sembilan) hektare, terdiri


atas:

a. SWP II.C pada Blok II.C.2; dan


b. SWP II.D pada Blok II.D.2;

c. Zona Perikanan dengan kode IK


Zona Perikanan dengan kode IK, yaitu berupa Sub-Zona Perikanan
Budi Daya dengan kode IK-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dengan luas 8,89 (delapan koma delapan sembilan)


hektare, terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.2; dan


b. SWP II.E pada Blok II.E.3.

d. Zona Pembangkitan Tenaga Listrik dengan kode PTL

III-17
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik dengan kode PTL, dengan luas
3,82 (tiga koma delapan dua) hektare, terdapat di SWP II.A pada

Blok II.A.2.
e. Zona Kawasan Peruntukan Industri dengan kode KPI

Zona Kawasan Peruntukan Industri dengan kode KPI, dengan luas


95,24 (sembilan puluh lima koma dua empat) hektare, terdapat di

SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2;


f. Zona Pariwisata dengan kode W

Zona Pariwisata dengan kode W, dengan luas 0,47 (nol koma empat
tujuh) hektare, terdapat di SWP II.C pada Blok II.C.3.
g. Zona Perumahan dengan kode R
(1) Zona Perumahan dengan kode R, dengan luas 1801,69 (seribu

delapan ratus satu koma eenam sembilan) hektare, meliputi:


a. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Tinggi dengan kode R-2;

b. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Sedang dengan kode R-3;


dan

c. Sub-Zona Perumahan Kepadatan Rendah kode R-4.


(2) Sub-Zona Perumahan Kepadatan Tinggi dengan kode R-2,

dengan luas 438,20 (empat ratus tiga puluh delapan koma dua
nol) hektare, terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.1, dan Blok II.A.3;


b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3 dan Blok
II.B.4;

c. SWP II.C pada Blok II.C.1 dan Blok II.C.3;


d. SWP II.D pada Blok II.D.1; dan

e. SWP II.E pada Blok II.E.2.


(3) Sub-Zona Perumahan Kepadatan Sedang dengan kode R-3,
dengan luas 689,71 (enam ratus delapan puluh sembilan koma
tujuh satu) hektare, terdiri atas:

III-18
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3 dan Blok

II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1 Blok II.C.2 dan Blok II.C.3; dan

d. SWP II.E pada Blok II.E.2.


(4) Sub-Zona Perumahan Kepadatan Rendah dengan kode R-4,

dengan luas 673,70 (enam ratus tujuh puluh tiga koma tujuh
nol) hektare, terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.1, dan Blok II.A.2;


b. SWP II.C pada Blok II.C.1 Blok II.C.2 dan Blok II.C.3; dan
c. SWP II.D pada Blok II.D.1, dan Blok II.D.2; dan
d. SWP II.E pada Blok II.E.2.

h. Zona Sarana Pelayanan Umum denga kode SPU


(1) Zona Sarana Pelayanan Umum dengan kode SPU, dengan luas

90,95 (sembilan puluh koma sembilan lima) hektare, meliputi:


a. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota dengan

kode SPU-1;
b. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan

dengan kode SPU-2;


c. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan

dengan kode SPU-3; dan


d. Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW dengan kode
SPU-4.

(2) Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota dengan kode


SPU-1, dengan luas 49,95 (empat puluh sembilan koma

sembilan lima) hektare, terdiri atas:


a. SWP II.A pada Blok II.A.1 Blok II.A.2, dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.2 dan Blok II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.2 dan Blok II.C.3; dan

III-19
d. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
(3) Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan dengan

kode SPU-2, dengan luas 28,10 (dua puluh delapan koma satu
nol) hektare, terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2 dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan Blok

II.B.4;
c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;

d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok I.D.2; dan


e. SWP II.E pada Blok II.E.1, dan Blok II.E.2.
(4) Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan dengan
kode SPU-3, dengan luas 10,97 (sepuluh koma sembilan tujuh)

hektare, terdiri atas:


a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2 dan Blok II.A.3;

b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan Blok
II.B.4;

c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok I.D.2; dan

e. SWP II.E pada Blok II.E.1, dan Blok II.E.2.


(5) Sub-Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW dengan kode

SPU-4, dengan luas 1,93 (satu koma sembilan tiga) hektare,


terdiri atas:
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2 dan Blok II.A.3;

b. SWP II.B pada Blok II.B.1, dan Blok II.B.3;


c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;

d. SWP II.D pada Blok II.D.1, Blok I.D.2; dan


e. SWP II.E pada Blok II.E.1.

III-20
i. Zona Ruang Terbuka Non Hijau RTNH
Zona Ruang Terbuka Non Hijau dengan kode RTNH, dengan luas

0,72 (nol koma tujuh dua) hektare, terdiri atas:


a. SWP II.B pada Blok II.B.1;

b. SWP II.C pada Blok II.C.3; dan


c. SWP II.E pada Blok II.E.2.

j. Zona Perdagangan dan Jasa dengan kode K


(1). Zona Perdagangan dan Jasa dengan kode K, dengan luas 66,15

(enam puluh enam koma satu lima) hektare, meliputi:


a. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota kode K-1;
b. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala WP dengan kode K-2;
c. Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWP kode K-3.

(2) Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota dengan kode K-1,
dengan luas 19,02 (sembilan belas koma nol dua) hektare

terdapat di SWP II.B pada Blok II.B.1, dan Blok II.B.2;


(3) Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala WP dengan kode K-2,

dengan luas 11,79 (sebelas koma tujuh sembilan) hektare, terdiri


atas:

a. SWP II.C pada Blok II.C.3; dan


b. SWP II.D pada Blok II.D.1.

(4) Sub-Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWP dengan kode K-3 ,
dengan luas 35,34 (tiga puluh lima koma tiga empat) hektare,
terdiri atas:

a. SWP II.A pada Blok II.A.1;


b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, dan Blok II.B.3;

c. SWP I.C pada Blok II.C.1.


k. Zona Perkantoran dengan kode KT
Zona Perkantoran dengan kode KT, dengan luas 28,15 (dua puluh
delapan koma satu lima) hektare, terdiri atas:

III-21
a. SWP II.A pada Blok II.A.1, Blok II.A.2 dan Blok II.A.3;
b. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan Blok II.B.4;

c. SWP II.C pada Blok II.C.1, Blok II.C.2, dan Blok II.C.3;
d. SWP II.D pada Blok II.D.1; dan

e. SWP II.E pada Blok II.E.1, dan Blok II.E.2.


l. Zona Peruntukan Lainnya dengan kode PL
(1) Zona Peruntukan Lainnya dengan kode PL, dengan luas 11,21
(sebelas koma dua satu) hektare, meliputi:
a. Sub-Zona Instalasi Pengolahan Air Minum (SPAM) dengan
kode PL-3
b. Sub-Zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan
kode PL-4
c. Sub-Zona Pergudangan dengan kode PL-6
(2) Sub-Zona Instalasi Pengolahan Air Minum (SPAM) dengan
kode PL-3, dengan luas 1,55 (satu koma lima lima) hektare,
terdiri di SWP II.E pada Blok II.E.2.
(3) Sub-Zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan
kode PL-4, dengan luas 2,41 (dua koma empat satu) hektare,
terdiri di SWP II.D pada Blok II.D.2.
(4) Sub-Zona Pergudangan dengan kode PL-6, dengan luas 7,25
(tujuh koma dua lima) hektare, terdiri atas:
a. SWP II.B pada Blok II.B.3, dan Blok II.B.4; dan
b. SWP II.E pada Blok II.E.1 dan Blok II.E.2.
m. Zona Pengelolaan Persampahan dengan kode PP

Zona Pengelolaan Persampahan dengan kode PP, dengan luas


8,49 (delapan koma empat sembilan) hektare, terdapat di SWP

II.E pada Blok II.E.2.


n. Zona Pertahanan dan Keamanan dengan kode HK

Zona Pertahanan dan Keamanan dengan kode HK, dengan luas


14,02 (empat belas koma nol dua) hektare, terdiri atas:

III-22
a. SWP II.B pada Blok II.B.1, Blok II.B.2, Blok II.B.3, dan Blok II.B.4;
b. SWP II.C pada Blok II.C.1; dan

c. SWP I.D pada Blok II.D.2.

III-23
BAB IV
PROSES
PENYELENGGARAAN
KLHS

Proses penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pada tahapan ini
lebih pada penjelasan terkait bagaimana proses penyelenggraan KLHS sehingga di

bab selanjutnya sebagai hasil dari proses tersebut. Proses penyelenggraan KLHS
berdasarkan pada (1) Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2016 tentang Tata Cara

Penyelenggraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (2) Permen LHK No.69 Tahun
2017 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang

Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan (3) Permen
ATR/BPN No.5 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pengintegrasian KLHS kedalam

Rencana Tata Ruang. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada pembahasan berikut;
4.1. Proses Penyelenggaraan KLHS

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare berdasarkan PP Nomor
46 Tahun 2016 bahwa penyelenggaraan KLHS dilakukan dengan meliputi
tahapan, yaitu:

1. Pembuatan dan pelaksanaan,


2. Penjaminan kualitas,

3. Pendokumentasian KLHS, dan


4. Validasi KLHS.

Tahapan penyelenggaraan dokumen KLHS berdasarkan Permen LHK Nomor.


P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 terdiri dari 11 tahapan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

IV-1
Gambar Error! No text of speci ed style in document..1 Tahapan Umum Penyelenggaraan KLHS

a. Persiapan
Pelaksanaan tahapan persiapan dalam penyusunan RTR terintegrasi dengan
tahapan persiapan penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pada
pembuatan dan pelaksanaan KLHS. Penyusunan KAK akan menjadi
pedoman kerja dan dasar pengukuran kinerja tim penyusun dalam
mengintegrasikan pembuatan dan pelaksanaan KLHS. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap persiapan meliputi:
1). Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
Adapun muatan KAK KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare adalah sebagai berikut;
A. Latar Belakang
B. Maksud, Tujuan dan Manfaat
C. Landasan Hukum
D. Ruang Lingkup
E. Pendekatan dan Metode
F. Tahapan Penyelenggaraan Penyusunan KLHS
G. Kebutuhan Layanan Keahlian
H. Jangka Waktu

IV-2
I. Instansi Pelaksana
J. Pembiayaan
K. Produk Pekerjaan, dan
L. Penutup
Kerangka acuan menjadi pedoman kerja dan dasar pengukuran kinerja
kelompok kerja KLHS.
2). Identifikasi Para Pemangku Kepentingan
Tujuan identifikasi pemangku kepentingan adalah:
1. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam
pelaksanaan KLHS;
2. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana,
dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh
publik;
4. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses
untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan
tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses
penyelenggaraan KLHS;
5. Pengumpulan dan inventarisasi data (data primer dan data sekunder);
6. Evaluasi data dan identifikasi permasalahan.
1. Pemangku Kepentingan
KLHS bukanlah proses teknokratik/ilmiah semata, melainkan juga
proses partisipatif yang mengutamakan keterlibatan masyarakat.
Dengan demikian, proses KLHS sarat dengan proses negosiasi untuk
mengelola komunikasi dan bahkan konflik yang terjadi dalam proses
KLHS. Menjadi penting bagi siapapun yang akan terlibat untuk
mempunyai kemampuan mengembangkan dialog, diskusi, konsultasi
publik, dan bahkan konflik resolusi dalam proses KLHS. Pada
prakteknya, pengembangan teknik dialog/komunikasi harus
dirancang prosesnya dengan sangat cermat. Mekanisme dialog dan

IV-3
pengambilan keputusan menjadi sangat penting jika prosesnya
menyangkut perwakilan institusi. Cara pelaksanaan KLHS yang tepat
sangat dipengaruhi bagaimana masyarakat dan pemangku
kepentingan diidentifikasi.
Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah;
1. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam
pelaksanaan KLHS;
2. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU
PPLH;
3. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan,
rencana dan/atau program memperoleh legitimasi atau
penerimaan oleh publik;
4. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses
untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan
pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui
proses penyelenggaraan KLHS.
Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan yang
representatif dapat diawali dengan pemetaan pemangku
kepentingan (stakeholder analisis). Pemetaan ini untuk membantu
pemilihan pemangku kepentingan yang tidak saja berpengaruh,
tetapi juga mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap
kebijakan, rencana, dan/atau program yang akan dirumuskan serta
peduli terhadap lingkungan hidup. Berdasarkan pada pertimbangan
tersebut, pada pelaksanaan dan penyusunan KLHS-RDTR dilakukan
identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan yang dilibatkan.
Berdasarkan hasil identifikasi masyarakat dan pemangku
kepentingan, ditentukan teknik konsultasi publik atau teknik
komunikasi yang sesuai dalam pelaksanaan KLHS ini. Teknik
komunikasi yang dipilih untuk melibatkan masyarakat dalam
penyusunan KLHS-RDTR ini adalah konsultasi publik. Konsultasi
publik dimaksudkan untuk menyampaikan informasi, menjaring
masukan dan merumuskan kesepakatan bersama. Untuk

IV-4
membangun komunikasi dan dialog agar proses KLHS berjalan
efektif, maka dipersiapkan dan dilakukan beberapa hal sebagai
berikut :

1. Menyiapkan bahan tertulis secara ringkas, lengkap dan jelas;

2. Menentukan waktu dan tempat secara tepat;


3. Melakukan presentasi secara jelas dan tegas; tidak berkesan

menggurui;
4. Menyediakan moderator atau fasilitator yang handal dan efektif

serta dapat diterima oleh para pemangku kepentingan.


Untuk mempermudah dalam membangun keterlibatan para pihak
dalam proses konsultasi publik maka digunakan beberapa media
fasilitasi seperti penggunaan kertas meta plan, kertas flip chard, dan
papan flip chard. Selain itu dilakukan diskusi dalam bentuk kelompok
yang terfokus (focus group discussion) untuk membahas beberapa

isu secara khusus dengan anggota yang terbatas daripada model


diskusi publik terbuka (public hearing).
2. Pembentukan Kelompok Kerja
A. Kelompok Kerja KLHS Untuk Kebijakan, Rencana, Dan/Atau
Program Tingkat Nasional
Pembentukan di tingkat nasional mengikuti kaidah-kaidah
sebagai berikut:
1. Ketua Kelompok Kerja adalah pejabat penyusun Kebijakan,
Rencana, dan/atau Program.
Contoh:
Pejabat Eselon I yang bertugas dan bertanggung jawab
menyusun atau mengevaluasi: rencana tata ruang pada
kementerian di bidang tata ruang; rencana pembangunan
jangka panjang/menengah nasional pada kementerian di

IV-5
bidang perencanaan pembangunan; atau rencana tata ruang
laut nasional pada kementerian di bidang kelautan.
Pejabat Eselon I penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau

Program yang berdasarkan hasil penapisan harus


dilaksanakan KLHS.

3. Anggota yang berasal dari Pejabat Eselon I


kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait
sesuai dengan jenis Kebijakan, Rencana dan/atau Program
yang disusun atau dievaluasi.
4. Anggota lain terdiri dari satu atau lebih tenaga ahli yang
memiliki standar kompetensi KLHS dan relevan terhadap isu
dan/atau muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
B. Kelompok Kerja KLHS Untuk Kebijakan, Rencana, Dan/Atau
Program Tingkat Provinsi Atau Kabupaten/Kota
Pembentukan di tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota mengikuti
kaidah-kaidah sebagai berikut:
1. Ketua Kelompok Kerja yang dijabat oleh Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala
Perangkat Daerah Penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau
Program Provinsi/Kabupaten/Kota;
2. Wakil Ketua Kelompok Kerja yang dijabat oleh Kepala PD
Penyusun Kebijakan, Rencana, dan/atau Program apabila
ketua Kelompok Kerja dijabat oleh Kepala Dinas Lingkungan
Hidup, atau sebaliknya.
3. Sekretaris yang dijabat oleh pejabat eselon III/kepala bidang
dari Perangkat Daerah yang menyusun Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program.
Contoh:
 kepala bidang pada Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
perencanaan pembangunan daerah;

IV-6
 kepala bidang pada Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
penataan ruang; atau
 kepala bidang pada Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
kelautan.
4. Anggota yang berasal dari unsur Perangkat Daerah terkait.
5. Anggota lain yang terdiri dari satu atau lebih tenaga ahli yang
memiliki standar kompetensi KLHS dan relevan terhadap isu
dan/atau muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program.
b. Pengkajian Pengaruh RTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

1). Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB)


Perumusan isu pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan

menghimpun masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan


melalui uji/konsultasi publik dengan mengundang masyarakat dan

pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaan konsultasi publik


perumusan isu PB, peserta yang hadir dapat dibagi ke dalam beberapa

kelompok. Pengelompokan ini dapat disesuaikan berdasarkan jumlah


atau spesialisasi dari tiap pemangku kepentingan yang hadir dan

pertimbangan lainnya dari POKJA KLHS. Hasil identfikasi isu


pembangunan berkelanjutan dari berbagai sumber tesebut

menghasilkan daftar panjang isu-isu lingkungan, isu-isu sosial-budaya,


isu-isu tata kelola-hukum dan isu-isu ekonomi yang telah didukung data

dan informasi awal. Berdasarkan hasil pelingkupan daftar isu


pembangunan berkelanjutan yang terdiri isu aspek lingkungan, isu aspek

ekonomi, isu aspek hukum dan tata kelola dan isu aspek sosial budaya,
daftar pendek isu PB tersebut selanjutnya diidentifikasi menjadi isu

pembangunan berkelanjutan strategis berdasarkan Peraturan


Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 pada pasal 9 ayat (1) dan (2).

IV-7
2). Identifikasi dan Perumusan Isu Pembangunan Paling Strategis
Berdasarkan daftar isu yang telah dibuat pada tahap identifikasi isu PB
kemudian dilakukan tahap identifikasi dan perumusan isu PB Strategis
dengan cara melakukan penapisan antara lain hasil pemusatan isu PB
dengan unsur-unsur paling sedikit yaitu:
1. Karakteristik wilayah,
2. Tingkat pentingnya potensi dampak,
3. Keterkaitan antar isu PB strategis,
4. Keterkaitan dengan materi muatan KRP,
5. Muatan RPPLH,
6. Keterkaitan dengan KRP pada hierarki diatasnya yang harus diacu,
serupa dan berada pada wilayah yang berdekatan atau memiliki
keterkaitan relevansi langsung KLHS yang harus diacu.

Gambar Error! No text of speci"ed style in document..2 Bagan Identi kasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling
Strategis

Tujuan identifikasi isu strategis pembangunan berkelanjutan adalah:


1. Menentukan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi
aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup serta bentuk keterkaitan
antar tiga aspek tersebut;

IV-8
2. Menentukan isu yang paling strategis, prioritas atau menjadi akar
masalah dari semua isu yang terjadi; dan
3. Membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan
yang diharapkan.
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan cara:
1. Mengumpulkan isu pembangunan berkelanjutan yang dilakukan
dengan cara telaah literaturm curah pendapat kelompok kerja, dan
konsultasi publik.
2. Memusatkan isu-isu pembangunan berkelanjutan (pelingkupan isu)
dilakukan dengan cara:
a. Melihat kesamaan substansi dan/atau menelaah sebab-akibat
dengan memperhatikan isu lintas sektor, isu lintas wilayah, isu

lintas pemangku kepentingan, dan isu lintas waktu.


b. Melakukan konsultasi dengan masyarakat dan pemangku

kepentingan untuk pengayaan dan penajaman isu pembangunan


berkelanjutan.

c. Melakukan telaah dari data atau informasi yang dapat


dipertanggungjawabkan.

3. Melakukan telaah cepat hasil pelingkupan uang mempertimbangkan


unsur-unsur paling sedikit:

a. Karakteristik wilayah yang telaah dalam bentuk spasial (misalkan


dengan menggunakan pera rupa bumi, peta rencana tata ruang,

dan peta penutupan lahan);


b. Tingkat pentingnya potensi dampak; dan

c. Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan.


4. Membuat perkiraan tentang:

a. Tingkat pentingnya potensi dampak, berdasarkan indikasi cakupan


wilayah dan frekuensi/intensitas dampak; dan

IV-9
b. Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan hasil

telaah sebab akibatnya.


5. Memutuskan isu yang strategis dan prioritas, antara lain dapat dengan

menyusun daftar pendek yang telah memperhatikan hasil konsultasi


kepada masyarakat dan telah dikonfirmasikan dengan data yang

dapat dipertanggungjawabkan.

3). Identifikasi Materi Muatan RTR yang Berpotensi Menimbulkan


Pengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Identifikasi Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP) dilakukan
dengan menelaah dasar-dasar penyusunan (visi, misi, tujuan, sasaran,
latar belakang), konsepnya (konsep makro, desain besar, peta jalan),
dan/atau muatan arahanya (strategi, scenario, desain, rencana aksi,
kriteria, struktur kegiatan, teknis pelaksanaan) sesuai dengan tingkat
kemajuan penyusunan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pada saat
mulai dilakukan KLHS.
Muatan-muatan yang ada disusun dalam komponen-komponen materi
serta Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang kemudian dikaitkan
dengan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan,
2. Kinerja layanan atau jasa ekosistem,
3. Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam,
4. Status mutu dan ketersediaan sumbver daya alam,
5. Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayari,
6. Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
7. Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan
sekelompok masyarakat serta terancamnya keberlanjutan
penghidupan masyarakat,
8. Risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat,
9. Ancaman terhadap perlindungan kawasan tertentu secara tradisional
yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

IV-10
Gambar Error! No text of speci ed style in document..3 Bagan Identi"kasi Materi Muatan KRP yang
Berpengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

4). Analisis Pengaruh


Adapun analisis pengaruh KRP dalam KLHS diatur agar dapat menjawab
hal-hal penting berikut:
1. Kapasitas daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup untuk
pembangunan,
2. Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup,
3. Kinerja layanan atau jasa ekosistem,
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam,
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragan hayati.

IV-11
Gambar Error! No text of speci ed style in document..4 Bagan Analisis Pengaruh KRP Terhadap Kondisi
Lingkungan Hidup Dilihat Dari Perspektif Jangka Waktu Implementasi KRP

Gambar Error! No text of speci ed style in document..5 Bagan Analisis Pengaruh KRP

Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis adalah:

1. Sesuai dengan konteks hasil identifikasi isu pembangunan


berkelanjutan prioritas. Perbedaan isu pada setiap KLHS akan

mempengaruhi prioritas dan bobot masing-masing kajian.


2. Sesuai dengan tingkat kedalaman/kedetailan Kebijakan, Rencana,

dan/atau Program.
3. Apabila terjadi kekurangan data dan keterbatasan analisis akibat

metodologi yang terlalu rumit, dapat menggunakan rujukan kajian


resmi yang sudah dipublikasikan.
Apabila terjadi keterbatasan analisis dan rujukan kajian resmi belum ada,
maka harus dicatatkan dalam proses bahwa kajian yang beum sempurna

ini harus dijadikan pertimbangan dan direkomendasikan untuk


dilaksanakan sebagai tindak lanjut.

c. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Materi Muatan RTR


Perumusan alternatif penyempurnaan materi muatan rtr sebagai dasar
dalam menyusun rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
materi muatan RTR yang mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Pada tahapan ini dilakukan perumusan alternatif
penyempurnaan materi muatan RTR berdasarkan hasil pengkajian pengaruh

IV-12
materi muatan RTR terhadap kondisi Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan. Alternatif penyempurnaan materi muatan RTR dipilih
berdasarkan manfaat yang lebih besar, risiko yang lebih kecil, kepastian
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang rentan terkena dampak
dan mitigasi dampak dan risiko yang lebih efektif. Hasil perumusan alternatif
penyempurnaan materi muatan RTR dapat melibatkan pemangku
kepentingan untuk pengayaan dan penajaman pilihan.
Perumusan alternatif penyempurnaan materi muatan RTR dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dapat berupa:
a. perubahan tujuan atau target;
b. perubahan strategi pencapaian target;
c. perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi yang lebih
memenuhi pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
d. perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih memenuhi
pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
e. penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
f. pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau
meningkatkan fungsi ekosistem; dan/atau
g. pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan risiko
Lingkungan Hidup.
Hasil perumusan alternatif penyempurnaan materi muatan RTR menjadi
dasar untuk rekomendasi perbaikan konsep rencana.
Tujuan perumusan alternatif Kebijakan, Rencana, dan/atau Program untuk
mengembangkan berbagai alternatif muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan
kajian maka dihasilkan beberapa alternatif muatan suatu Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program untuk dapat mengatasi isu strategis pembangunan
berkelanjutan di suatu wilayah. Selain itu, alternatif juga disusun setelah
disepakati bahwa Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang dikaji
berpotensial memberikan dampak negatif pada pembangunan

IV-13
berkelanjutan, maka dilakukan pengembangan satu atau beberapa alternatif
baru untuk menyempurnakan rancangan atau merubah Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program yang ada.
Berbagai kemungkinan pengembangan alternatif (opsi alternatif) dapat
dilakukan melalui metode diskusi kelompok dan atau memanfaatkan
pandangan para ahli dengan berdasarkan hasil kajian telaahan pengaruh
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program. Dalam pengembangan alternatif
perlu mempertimbangkan:
a. Mandat/kepentingan/kebijakan nasional yang harus diamankan;
b. Situasi sosial-politik yang berpotensi;
c. Kapasitas kelembagaan pemerintah;
d. Kapasitas dan kesadaran masyarakat;
e. Kesadaran, ketaatan dan keterlibatan dunia;
f. Kondisi pasar dan potensi investasi.
Dari beberapa opsi alternatif dapat dipilih alternatif perbaikan dengan
manfaat yang paling baik. Pemilihan opsi bisa dilakukan dengan
mempertimbangkan manfaat dan risiko. Metode yang dapat digunakan bisa
diantaranya metode analisis Kekuatan Kelemahan Kesempatan dan
Ancaman (SWOT), metode analisis manfaat-risiko (Risk – Opportunity),
analisis berhirarkhi (Analytical Hierarchy Process/AHP), analisis biaya-
manfaat, atau berbagai metode lain yang terkait pengambilan keputusan.
Kunci keberhasilan pelaksanaan perumusan alternatif adalah pada metode
diskusi kelompok yang digunakan, keterlibatan pemangku kepentingan
yang relevan, dan tenaga ahli/narasumber yang sesuai dengan muatan.
Kiat perumusan alternatif adalah:
a. Memahami dan dapat memutuskan apakah konsep kebijakan, rencana,
dan/atau program secara sistematis akan menurunkan atau
menyebabkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
terlampaui
b. Memahami alasan dan konteks kebijakan, rencana, dan/atau program
yang menjadi subyek kajian;

IV-14
c. Membuat daftar pilihan-pilihan yang diurut berdasarkan manfaat dan
kemudahan pelaksanaan;
d. Berfikir kritis, positif, dan tidak terpaku pada tata
cara/metode/pendekatan yang selama ini berjalan;
e. Mengembangkan komunikasi dan dialog yang efektif dengan penyusun
kebijakan, rencana, dan/atau program, pemangku kepentingan terkait
dan pengambil keputusan;
f. Mencoba mengambil pelajaran dari pengalaman di wilayah lain; dan
g. Memanfaatkan kreatifitas dari pemangku kepentingan.

Gambar 4.6
Contoh Kerangka Perumusan Alternatif dengan Metoda Critical Decision Factor yang
Dilaksanakan dengan Proses Dialog (untuk satu tema fokus hasil KLHS)

Perumusan alternatif penyempurnaan materi Muatan RTR Rencana Detail


Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
dengan pemilihan metode yang digunakan.
1. Metode Pemilihan Alternatif

IV-15
Metode yang digunakan di dalam pemilihan alternatif terhadap KRP
yang akan dirumuskan rekomendasi perbaikan KRP yang dimaksud,
yakni dengan menggunakan metode DPSIR (Drivers, Pressures, State,
Impack, Respons). Pada dasarnya metode DPSIR, dijabarkan sebagai
berikut;
Melihat hubungan antara satu kegiatan dengan tekanan dan dampak
terhadap lingkungan, serta respons yang perludiberikan;
a. Driver: bentuk kegiatan atau program yang direncanakan.
b. Pressure: tekanan yang diberikan terhadap factor yang
mempengaruhi jasa ekosistem tertentu (misal: tataguna lahan, tingkat
erosi, produktivitas).
c. State: hasil dari tekanan terhadap kondisi ekosistem tertentu.
d. Impact: dampak dari perubahan kondisi ekosistem terhadap
kehidupan manusia.
e. Response: Tindakan mitigasi/adaptasi, yang akan kembali menjadi
Driver.

Gambar 4.7. Pembuatan Rekomendasi KLHS dalam Skema DPSIR


Sumber : Pusat Studi Lingkungan Hidup, Institut Teknologi Bandung (Pelatihan KLHS/Dr.Asep Sofyan, MT)

Berdasarkan metode DPSIR, tersebut, dilakukan pemberian contoh,

sehingga metode DPSIR, mudah untuk diterapkan dimana driversnya,

IV-16
berupa penduduk, drainase dan persampahan. Untuk lebih jelasnya,

sebagaimana pembahasan berikut;

Gambar 4.8. Contoh Pembuatan Rekomendasi KLHS dalam Skema DPSIR


Sumber : Pusat Studi Lingkungan Hidup, Institut Teknologi Bandung (Pelatihan KLHS/Dr.Asep Sofyan, MT)

2. Pemilihan Alternatif
Pemilihan alternatif penyempurnaan dilakukan dengan
mempertimbangkan:
a. Mandat, kepentingan, atau kebijakan nasional yang harus diamankan;
b. Situasi sosial-politik;
c. Kapasitas kelembagaan pemerintah;
d. Kapasitas dan kesadaran masyarakat;
e. Kesadaran, ketaatan dan keterlibatan dunia dan/atau
f. Kondisi pasar dan potensi investasi.
Pelaksanaan perumusan alternatif penyempurnaan dapat melibatkan
pemangku kepentingan untuk pengayaan dan penajaman pilihan. Hasil
perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program dijadikan dasar dalam menyusun rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan

IV-17
pemilihan alternatif tersebut, maka digunakan matriks yang menjadi
dasar alternatif yang terpilih sebagai rekomendasi di dalam perbaikan
KRP. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada matriks tabel berikut;
Tabel 4.1
Metode Rumusan Alternatif Penyempurnaan Rekomendasi
Perbaikan KRP

Pertimbangan Rekomendasi
Penyempurnaan KRP

Dukungan Masyarakat
Kelembagaan PEMDA
Alternatif Rekomendasi

Tidak Menganggu

Partisipasi Dunia

Dukungan Iklim
Kebijakan Nasional

Situasi Sosial

Dukungan
No. KRP Penyempurnaan Perbaikan

Mendukung

Investasi
Usaha
Politik
KRP Berdampak KRP

Sumber : Permen KLK No.69 Tahun 2017.

d. Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Materi Muatan RTR

Tujuan rekomendasi adalah menyepakati perbaikan muatan kebijakan,


rencana, dan/atau program berdasarkan hasil perumusan alternatif, serta

memformulasikan tindak lanjut pendukung sebagai konsekuensi


dilaksanakannya kebijakan, rencana, dan/atau program. Muatan
rekomendasi dapat berupa:
1. Pernyataan kesepakatan atas perbaikan muatan kebijakan, rencana,

dan/atau program, yaitu diantaranya:


a. perbaikan rumusan kebijakan;

b. perbaikan muatan rencana;


c. perbaikan materi program.

2. Pernyataan butir-butir tindak lanjut yang harus dipertimbangkan


dan/atau dilaksanakan pengambil keputusan sebagai konsekuensi
dilaksanakannya KLHS bagi kebijakan, rencana, dan/atau program, yaitu
diantaranya:

IV-18
a. rekomendasi studi lebih lanjut bagi aspek-aspek tertentu untuk

mendukung operasionalisasi implementasi kebijakan, rencana,


dan/atau program lebih lanjut, seperti perlunya AMDAL;

b. rekomendasi penggunaan muatan KLHS untuk kebijakan, rencana,


dan/atau program lainnya yang berkaitan;

c. rekomendasi penggunaan muatan KLHS untuk penyusunan KLHS


lainnya yang berkaitan;

d. rekomendasi aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam AMDAL


atau dokumen lingkungan untuk usaha dan/atau kegiatan yang akan

dibangun/dilaksanakan sebagai tindak lanjut implementasi kebijakan,


rencana, dan/atau program;

e. rekomendasi persyaratan lingkungan hidup bagi usaha dan/atau


kegiatan yang akan dibangun dan/atau dilaksanakan;

f. rekomendasi modifikasi atau penghentian usaha dan/atau kegiatan


yang menyebabkan terlampauinya daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup;
g. rekomendasi tindakan-tindakan mitigasi dampak yang dianggap

perlu;
h. rekomendasi-rekomendasi lain yang dianggap perlu untuk menjamin

keberlanjutan dan mendorong upaya perbaikan terus menerus dalam


pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.

Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat rumusan


rekomendasi ini adalah :

a. konsistensi dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan


nasional (sustainable development goals);

b. kemungkinan adanya ketidakpastian ilmiah dari hasil telaahan KLHS;


c. konsistensi dengan penerapan asas-asas perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup; dan

IV-19
d. konsistensi dengan penerapan asas-asas umum pemerintahan yang

baik.

e. Penyempurnaan Materi Muatan RTR Berdasarkan hasil Rekomendasi


Perbaikan
Hasil perumusan alternatif penyempurnaan menjadi dasar rekomendasi
perbaikan yang diintegrasikan secara langsung dalam perumusan konsepsi
RTR, sehingga perumusan rencana terpilih yang menjadi materi muatan RTR
telah mempertimbangkan dan mengakomodir rekomendasi perbaikan
berdasarkan hasil analisis dari tim penyusun. Penyusunan rekomendasi
perbaikan diintegrasikan dalam perumusan materi muatan RTR melalui
konsultasi publik yang melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat
secara aktif dan bersifat komunikasi dua arah. Hasil dari konsultasi publik
dituangkan dalam berita acara.
Hasil dalam tahap perumusan konsepsi RTR terdiri atas:
a. penilaian materi muatan RTR yang berpotensi menimbulkan pengaruh
terhadap kondisi Lingkungan Hidup dan isu Pembangunan Berkelanjutan
paling strategis yang telah dianalisis dengan 6 (enam) muatan KLHS yang
relevan dan dilakukan secara terintegrasi;
b. rumusan alternatif penyempurnaan materi muatan RTR sebagai dasar
dalam menyusun rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
materi muatan RTR yang mengintegrasikan prinsip Pembangunan
Berkelanjutan; dan
c. rekomendasi perbaikan materi muatan RTR yang mengintegrasikan
prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang dituangkan secara langsung
dalam materi teknis RTR.
Tujuan rekomendasi adalah menyepakati perbaikan muatan kebijakan,
rencana, dan/atau program berdasarkan hasil perumusan alternatif, serta
memformulasikan tindak lanjut pendukung sebagai konsekuensi
dilaksanakannya kebijakan, rencana, dan/atau program. Muatan
rekomendasi dapat berupa:

IV-20
1. Pernyataan kesepakatan atas perbaikan muatan kebijakan, rencana,
dan/atau program, yaitu diantaranya:
a. perbaikan rumusan kebijakan;
b. perbaikan muatan rencana;
c. perbaikan materi program.
2. Pernyataan butir-butir tindak lanjut yang harus dipertimbangkan
dan/atau dilaksanakan pengambil keputusan sebagai konsekuensi
dilaksanakannya KLHS bagi kebijakan, rencana, dan/atau program, yaitu
diantaranya:
a. rekomendasi studi lebih lanjut bagi aspek-aspek tertentu untuk
mendukung operasionalisasi implementasi kebijakan, rencana,
dan/atau program lebih lanjut, seperti perlunya AMDAL;
b. rekomendasi penggunaan muatan KLHS untuk kebijakan, rencana,
dan/atau program lainnya yang berkaitan;
c. rekomendasi penggunaan muatan KLHS untuk penyusunan KLHS
lainnya yang berkaitan;
d. rekomendasi aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam AMDAL
atau dokumen lingkungan untuk usaha dan/atau kegiatan yang akan
dibangun/dilaksanakan sebagai tindak lanjut implementasi kebijakan,
rencana, dan/atau program;
e. rekomendasi persyaratan lingkungan hidup bagi usaha dan/atau
kegiatan yang akan dibangun dan/atau dilaksanakan;
f. rekomendasi modifikasi atau penghentian usaha dan/atau kegiatan
yang menyebabkan terlampauinya daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup;
g. rekomendasi tindakan-tindakan mitigasi dampak yang dianggap
perlu;
h. rekomendasi-rekomendasi lain yang dianggap perlu untuk menjamin
keberlanjutan dan mendorong upaya perbaikan terus menerus dalam
pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.
Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat rumusan
rekomendasi ini adalah :

IV-21
a. konsistensi dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
nasional (sustainable development goals);
b. kemungkinan adanya ketidakpastian ilmiah dari hasil telaahan KLHS;
c. konsistensi dengan penerapan asas-asas perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup; dan
d. konsistensi dengan penerapan asas-asas umum pemerintahan yang
baik.
f. Penjaminan Kualitas KLHS
Penjaminan kualitas KLHS dilaksanakan melalui penilaian mandiri oleh

Penyusun Kebijakan, Rencana, dan/atau Program untuk memastikan bahwa


kualitas dan proses pembuatan dan pelaksanaan KLHS dilaksanakan sesuai
ketentuan. Penilaian mandiri harus mempertimbangkan:
1. Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

yang relevan; dan

2. Laporan KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang terkait


dan relevan.
Hasil pembuatan, pelaksanaan KLHS dan penjaminan kualitas KLHS

didokumentasikan ke dalam laporan KLHS. Laporan KLHS memuat informasi


tentang:
1. Dasar pertimbangan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program sehingga
perlu dilengkapi KLHS;

2. Metode, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil pengkajian


pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program terhadap kondisi

Lingkungan Hidup;

3. Metode, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan


alternatif muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program;

4. Pertimbangan, muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan untuk


pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang

mengintegrasikan prinsip Pembangunan Berkelanjutan;

IV-22
5. Gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam Kebijakan, Rencana,

dan/atau Program;
6. Pelaksanaan partisipasi masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS; dan

7. Hasil penjaminan kualitas KLHS.

g. Pendokumentasian KLHS
Pendokumentasian KLHS merupakan tahap yang harus dilakukan sebagai
bukti telah dilaksanakannya integrasi pembuatan dan pelaksanaan KLHS
dengan proses penyusunan RTR. Pendokumentasian KLHS dilaksanakan
oleh tim penyusun.
Untuk menjamin kualitas pembuatan dan pelaksanaan KLHS yang
terintegrasi dengan penyusunan RTR, tim penyusun melakukan
pendokumentasian KLHS pada setiap tahapan pembuatan dan pelaksanaan
KLHS. Hasil integrasi pembuatan dan pelaksanaan KLHS dengan proses
penyusunan RTR dan penjaminan kualitas KLHS didokumentasikan ke dalam
laporan KLHS yang selanjutnya dilakukan proses validasi KLHS. Laporan
KLHS memuat informasi tentang:
a. dasar pertimbangan RTR sehingga perlu dilengkapi KLHS;
b. peraturan terkait dan sasaran lingkungan yang ditetapkan;
c. metode, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil identifikasi:
1. isu Pembangunan Berkelanjutan, isu Pembangunan Berkelanjutan
strategis, dan isu Pembangunan Berkelanjutan paling strategis yang
dirumuskan berdasarkan prioritas;
2. identifikasi materi muatan RTR yang berpotensi menimbulkan
pengaruh terhadap kondisi Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan; dan
3. analisis pengaruh materi muatan RTR yang berpotensi menimbulkan
pengaruh terhadap kondisi Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan terhadap kajian 6 (enam) muatan KLHS.

IV-23
metode, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan alternatif
materi muatan RTR;
a. gambaran umum wilayah kajian;
b. penjelasan tentang informasi lingkungan;
c. pertimbangan, materi muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan
untuk penyempurnaan materi muatan RTR yang mengintegrasikan prinsip
Pembangunan Berkelanjutan;
d. gambaran pengintegrasian pembuatan dan pelaksanaan KLHS dengan
proses penyusunan RTR;
e. pelaksanaan partisipasi masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS;
f. hasil penjaminan kualitas KLHS; dan
g. ringkasan eksekutif.
h. Validasi
Proses validasi KLHS dilakukan oleh Menteri untuk kebijakan, rencana dan
program tingkat nasional dan provinsi, dan Gubernur untuk kebijakan,

rencana, dan program tingkat kabupaten/kota. Proses validasi yang umum


dilaksanakan pada tahap akhir pembuatan dan pelaksanaan KLHS. Sebelum

diajukan surat permohonan validasi KLHS, perlu dipastikan bahwa


pembuatan dan pelaksanaan KLHS telah selesai sehingga tahapan

penjaminan kualitas dan pendokumentasian. Adapun alur tahap validasi


KLHS berdasrkan arahan Kementerian LHK-RI ditunjukkan pada gambar

berikut.

IV-24
Gambar Error! No text of speci ed style in document..9. Bagan Proses Validasi KLHS

IV-25
4.2. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penyusunan KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar Error! No text of speci ed style in document..10. Kerangka Pikir Penyusunan KLHS RDTR Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

IV-26
BAB V
HASIL PROSES
PENYELENGGARAAN
KLHS
5.1. Hasil dan Pembahasan Tahap Persiapan

5.1.1. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja


Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dalam penyusunan KLHS-

RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Skeitarnya Kota Parepare, dimana


merupakan rujukan dan koridor selama dalam penyusunan KLHS

tersebut, sehingga diperoleh hasil sesuai dengan petunjuk dan arahan


peraturan perundang-undangan. Adapun muatan KAK KLHS-RDTR

Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare adalah sebagai


berikut;

A. Latar Belakang
B. Maksud, Tujuan dan Manfaat

C. Landasan Hukum
D. Ruang Lingkup

E. Pendekatan dan Metode


F. Tahapan Penyelenggaraan Penyusunan KLHS

G. Kebutuhan Layanan Keahlian


H. Jangka Waktu

I. Instansi Pelaksana
J. Pembiayaan

K. Produk Pekerjaan, dan


L. Penutup

V-1
5.1.2. Identifikasi Para Pemangku Kepentingan
Kelompok Kerja KLHS Penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas

dan Sekitarnya Kota Parepare mengidentifikasi pemangku kepentingan


(stakeholders) untuk dilibatkan dalam proses KLHS. Identifikasi para

pemangku kepentingan dalam proses penyelenggaraan KLHS


bertujuan untuk:

a. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam


pelaksanaan KLHS,

b. Menjamin diterapkannya azas partisipasi seperti yang diamanatkan


Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH),


c. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi KRP memperoleh

legitimasi atau penerimaan publik, dan


d. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses

untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan


pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses

penyelenggaraan KLHS.
Pemangku kepentingan yang diidentifikasi disesuaikan dengan isu
strategis yang menjadi fokus kajian dalam KLHS. Identifikasi pemangku
kepentingan dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas

dan Sekitarnya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek


keterwakilan dari berbagai pemangku kepentingan dalam Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya yang terdiri dari perwakilan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), perwakilan akademisi, lembaga non

pemerintah, tokoh masyarakat, serta pelaku usaha. Identifikasi


stakeholders menggunakan metode identifikasi pengaruh/peran

dan/atau keterlibatannya. Diawali dengan membuat rincian data


stakeholders mana saja yang memiliki peran dalam pelaksanaan

pembangunan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya.

V-2
Sebagaimana sifat dari KLHS sendiri yaitu partisipatif dalam proses
identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan dilakukan

melalui konsultasi publik dengan melibatkan pemangku kepentingan


yang relevan. Untuk itu, penting dalam tahap persiapan dilakukan

identifikasi para pemangku kepentingan yang akan dilibatkan dalam


penyusunan KLHS. Keterlibatan masyarakat dan pemangku

kepentingan sebagai dimaksud diantaranya adalah:


1. Pemberian pendapat, saran, dan usul;

2. Pendampingan tenaga ahli;


3. Bantuan teknis; dan

4. Penyampaian informasi, dan/atau pelaporan.


Masyarakat dan pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud

meliputi:
1. Masyarakat dan pemangku kepentingan yang terkena dampak

langsung dan tidak langsung dari kebijakan, rencana, dan/atau


program; dan

2. Masyarakt dan pemangku kepentingan yang memiliki informasi


dan/atau keahlian yang relevan dengan substansi kebijakan,
rencana, dan/atau program.
Teknik komunikasi yang digunakan dalam penyusunan KLHS RDTR

adalah pemanfaatan dokumen atau kajian, melaksanakan konsultasi


publik, FGD, pelaksanaan lokakarya serta pembentukan tim ahli dan

wakil-wakil komunitas yang ada didalam penyusunan KLHS RDTR


Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare. Proses identifikasi

pemangku kepentingan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

V-3
Tabel 0.1 Identifikasi Pemangku Kepentingan Dalam Keterlibatan
Penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

Posisi dan Peran Pemangku Kepentingan


Kementerian/Lembaga 1. Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah
II, Kementerian ATR/BPN;
2. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Selatan,
Kementerian ATR/BPN;
3. Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Provinsi
Sulawesi Selatan, Kementerian Hukum dan HAM;
4. Kepala Balai Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
PUPR;
5. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VII
Makassar, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
6. Kepala Kantor Pertanahan Kota Parepare, Kementerian
ATR/BPN;
7. Kepala Subdirektorat Perencanaan Detail Tata Ruang
Kawasan Ekonomi Wilayah II, Direktorat Bina
Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II; dan
8. Kepala Badan Pusat Statistik Kota Parepare.
Pemerintah Daerah Provinsi 1. Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata
Sulawesi Selatan Ruang;
2. Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian
dan Pengembangan Daerah;
4. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah; dan
5. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pemerintah Kota Parepare 1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
3. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Kota Parepare
4. Kepala Dinas Pertanian Kelautan Dan Perikanan Kota
Parepare
5. Kepala Kantor Pertanahan Kota Parepare
6. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Parepare
7. Kepala Dinas Perhubungan Kota Parepare
8. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Parepare
9. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup
10. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
11. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang
12. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang
13. Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Raung

V-4
Posisi dan Peran Pemangku Kepentingan
14. Camat Bacukiki
15. Camat Bacukiki Barat
16. Camat Soreang
17. Camat Ujung
18. Lurah Lompoe
19. Lurah Maloang
20. Lurah Bumi Harapan
21. Lurah Bukit Harapan
22. Lurah Bukit Indah
23. Lurah Ujung Baru
24. Lurah Ujung Lare
25. Lurah Lapadde
26. Lurah Ujung Bulu

Asosiasi/Akademisi 1. Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)


Provinsi Sulawesi Selatan; dan
2. Koordinator Wilayah Sulawesi Selatan, Asosiasi Sekolah
Perencanaan Indonesia (ASPI) Provinsi Sulawesi Selatan;
3. Universitas Hasanuddin Makassar;
4. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; dan
5. Universitas Bosowa Makassar
Sumber : Hasil Identifikasi Tim, 2023

5.1.3. Pembentukan Pokja KLHS Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare
Keputusan Walikota Parepare Nomo: 857 Tahun 2023 Tentang

Penetapan Tim Pelaksana Kegiatan Rencana Detail Tata Ruang


Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya dan Kelompok Kerja Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Atas. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada table berikut;
Tabel 5.2
Sususnan Keanggotaan Tim Pelaksana Kegiatan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
1. Walikota Parepare
A Pembina I
2. Wakil Walikota Parepare
Tim Pelaksana Dan Kelompok Kerja :
Pengarah Sekretaris Daerah Kota Parepare
Penanggung Jawab Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Daerah
Kepala Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang kota
Ketua
parepare
Wakil Ketua Kepala dinas lingkungan hidup kota parepare
Kepala bidang penataan ruang dinas pekerjaan umum dan
Sekretaris
penataan ruang kota parepare
a. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
B Anggota b. Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu

V-5
c. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Kota Parepare
d. Kepala Dinas Pertanian Kelautan Dan Perikanan Kota
Parepare
e. Kepala Kantor Pertanahan Kota Parepare
f. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Parepare
g. Kepala Dinas Perhubungan Kota Parepare
h. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Parepare
i. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup
j. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang
k. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
Dan Penataan Ruang
l. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang
m. Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum
Dan Penataan Raung
n. Andi Talhayanti,ST. Perencana Ahli Muda
a. Jumadil ST.,M.Si.CSRC.C.EIA
b. Ir.Ilham Yahya ST.,M.SP.,IAP
C Tim Ahli
c. Rimba Arief ST.,M.Eng
d. Ichsan Caesar Pratama ST
a. Hj.Kastiani Tigkas,ST.,MT
b. Sahruni ST.,M.Si
c. Muhammad Rosdan Tahir,ST.,MT
D Sekretariat
d. Andi Dia Puspita Sari,ST
e. Ariani Eka Syafitri Arifin,ST.MTSP
f. Srianovita,ST
Sumber : Keputusan Walikota Parepare Nomo: 857 Tahun 2023

5.2. Hasil Pengkajian Pengaruh RTR Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

5.2.1. Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Proyeksi penduduk merupakan perhitungan ilmiah yang didasarkan

pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk,


yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). Ketiga
komponen tersebut akan menentukan jumlah dan struktur umur
penduduk di masa depan. Untuk menentukan masing-masing asumsi

diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga


saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap komponen, dan

hubungan antara satu komponen dengan yang lain, termasuk target


yang diharapkan dicapai pada masa mendatang. Berdasarkan analisis

jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota


Parepare. Jumlah penduduk yang diperkirakan ditampung di wilayah

V-6
perencanaan merupakan penduduk yang terdaftar sebagai penduduk
tetap maupun penduduk pendatang yang dihitung untuk

mengantisipasi jumlah penduduk yang diserap oleh aktivitas


pergadangan dan jasa yang ada di wilayah perencanaan. Hasil proyeksi

kependudukan 20 tahun kedepan di Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare menggunakan metode analisis bunga

berganda. Dalam metode ini diperkirakan jumlah didasarkan atas


adanya tingkat pertambahan penduduk pada tahun sebelumnya yang

relatif berganda dengan sendirinya yang diantaranya Kecamatan


Bacukiki, Kecamatan Bacukiki Barat, Kecamatan Ujung dan Kecamatan

Soreang mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan


tiap 5 tahunnya, adapun rata rata laju pertumbuhan penduduk di

Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, sebagai


berikut;

Tabel 5.3.
Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023-2043
Analisisi Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2028 2033 2038 2043
1 Bacukiki 39.681 49.308 58.934 68.561
2 Bacukiki Barat 47.588 48.966 50.344 51.723
3 Ujung 33.249 32.825 32.401 31.977
4 Soreang 46.799 46.604 46.215 46.215
Total 167.317 177,704 188.090 198.876
Sumber : Hasil Analisis 2023

5.2.2. Analisis Proyeksi Timbulan Sampah Perkotaan


Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah disebutkan bahwa Sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari


manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat

berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke

lingkungan. Hadiwiyoto (1983: 12) memberikan batasan definisi

V-7
sampah yaitu bahwa sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami
perlakuan-perlakuan, baik karena terlah diambil bagian utamanya, atau

karena sudah tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari segi sosial
ekonomis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat

menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian. Timbulan


sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya sampah

yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per
kapita per hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan.

Menghitung prediksi jumlah timbulan sampah berdasarkan hasil


proyeksi penduduk dan standarisasi besaran timbulan sampah

berdasarkan klasifikasi kota. Digunakan satuan 2,75 liter/orang/hari


(SNI 19-3983-1995). Untuk menghitung jumlah fasilitas sampah yang

dibutuhkan pada tahun 2015- 2025 digunakan formulasi, sebagai


berikut:
Timbulan Sampah x Populasi = Volume Sampah

Keterangan:
Timbulan sampah (l/orang/hari) dikalikan jumlah populasi yang dilayani oleh tempat pengolahan
sampah diperkotaan tersebut merupakan jumlah sampah per hari yang harus dipilah, digunakan
kembali, daur ulang dan diolah oleh tempat pengolahan sampah skala kawasan.

Berdasarkan hasil analisis timbulan sampah dengan asusmsi 2,75 l/org/hr


di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare hingga 20 tahun

kedepan, bahwa kebutuhan akan penyediaan persampahan sangat perlu


diperhatikan dalam rangka mengurangi timbulan sampah yang ada di
perkotaan dan dapat didaur ulang melalui sistem pengelolaan sampah di
tempat pemrosesan akhir (TPA) yang ada di Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare. Hasil analisis menunjukkan bahwa timbulan


sampah terbanyak berada di Kecamatan Bacukiki yang merupakan pusat

kegiatan/aktivitas perkotaan Kawasan Perkotaan dan Sekitarnya Kota


Parepare sehigga penanganan sampah sangat perlu diperhatikan

mengingat kawasan ini sangat rentan terjadinya penumpukan sampah.

V-8
Untuk lebih jelasnya terkait proyeksi timbulan sampah di Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, sebagai berikut;

Tabel 5.4.
Proyeksi Timbulan Sampah Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023-2043
Timbulan Volume Sampah (Tahun)
No. Kecamatan
Sampah 2028 2033 2038 2043
1 Bacukiki 109.122 135.597 162.068 188,542
2 Bacukiki Barat 2,75 130.867 133.922 138.446 142,238
3 Ujung (l/org/hr) 91.434 90.268 89.102 87.936
4 Soreang 128.697 128.161 127.091 127.091
Total 460.120 487.948 516.707 545.807
Sumber : Hasil Analisis Tim, 2023

Berdasarkan kajian analisis tersebut menunjukkan bahwa volume


timbulan sampah dalam kawasan perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota

Parepare terus bertambah seiring dengan pertambahan jumlah


penduduk hingga 20 tahun yang akan datang. Dengan demikian,

diperlukan ketersediaan prasarana persampahan yang memadai


sehingga daya tampung persampahan dalam kawasan perkotaan tetap

aman dan tersedia dengan terdapatnya kawasan Tempat Pemrosesan


Akhir (TPA) sampah Aloppoe di Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung
tentu akan menjadi solusi permasalahan persampahan perkotaan.

5.2.3. Indikasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan,


Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun
2028-2043.

1. Penyediaan Rumah
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal

atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Jadi, selain berfungsi


sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, rumah


merupakan tempat awal pengembangan kehidupan.

V-9
2. Penyediaan Prasarana
prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang

utama terselenggaranya produksi. Dimana pengembangan


prasarana transportasi jalan ditujukan untuk memajukan dan

meratakan pembangunan di Kawasan Perkotaan Atas dan


Sekitarnya Kota Parepare.

3. Penyediaan Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan

bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses


produksi. Dengan adanya peningkatan dalam sektor sarana baik

dari sektor pendidikan sehingga akan meningkatkan sumber daya


manusia khususnya di Perkotaan Atas Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare.


4. Penyediaan Utilitas Umum

Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan


lingkungan hunian yang diinterpretasikan kedalam kebutuhan

utilitas umum untuk memperbaiki lingkungan hunian.


Berdasarkan kajian analisis tersebut menunjukkan bahwa tingkat
kebutuhan lahan untuk kegiatan permukiman hingga 20 tahun
mendatang sebanyak 6.484,66 Ha, dimana ketersediaan lahan untuk

pengembangan dan pembangunan perumahan dan kawasan


permukiman seluas 2.099,49 Ha berupa lahan kosong, semak belukar,

ladang, perkebunan dan peternakan, sehingga ketersediaan lahan


untuk saat sekarang ini untuk menampung kegiatan permukiman

sudah tidak mendukung. Dimana kekurangan lahan untuk 20 tahun


kedepan sebanyak 4.385 Ha. Adapun analisis kebutuhan lahan dalam

kawasan perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, sebagaimana


pada tabel analisis berikut;

V - 10
Tabel 5.5
Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2028-2043

2028
Perumahan Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan
No Kecamatan Tipe Tipe Tipe Klinik Pusat Pemakaman RTH
TK SD SLTP SLTA Posyandu Puskesmas Pustu RS Masjid Warung Pertokoan Pasar
Besar Sedang Kecil Bersalin Perbelanjaan

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1 Bacukiki 59.52 59.52 89.28 1.59 4.96 7.44 10.33 0.19 0.10 0.30 0.03 0.00 5.56 1.59 1.98 1.00 0.00 7.94 2,001
2 Bacukiki Barat 71.38 71.38 107.07 1.90 5.95 8.92 12.39 0.23 0.10 0.30 0.03 0.00 6.66 1.90 2.38 1.00 0.00 9.52 390
3 Ujung 49.87 49.87 74.81 1.33 4.16 6.23 8.66 0.16 0.10 0.30 0.03 0.00 4.65 1.33 1.66 1.00 0.00 6.65 2,499
4 Soreang 70.20 70.20 105.30 1.87 5.85 8.77 12.19 0.22 0.10 0.30 0.03 0.00 6.55 1.87 2.34 1.00 0.00 9.36 339
250.98 250.98 376.46 6.69 20.91 31.37 43.57 0.80 0.40 1.20 0.12 0.00 23.42 6.69 8.37 4.00 0.00 33.46 5,229.00
Jumlah
6,288.44 Ha
Sumber : Hasil Analisis Tim 2023

Tabel 5.6
Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2033-2043

2033
Perumahan Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan
o Kecamatan Tipe Tipe Tipe Klinik Pusat Pemakaman RTH
TK SD SLTP SLTA Posyandu Puskesmas Pustu RS Masjid Warung Pertokoan Pasar
Besar Sedang Kecil Bersalin Perbelanjaan

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1 Bacukiki 73.96 73.96 110.94 1.97 6.16 9.25 12.84 0.24 0.10 0.30 0.03 0.00 6.90 1.97 2.47 1.00 0.00 9.86 2,001
2 Bacukiki Barat 73.45 73.45 110.17 1.96 6.12 9.18 12.75 0.24 0.10 0.30 0.03 0.00 6.86 1.96 2.45 1.00 0.00 9.79 390
3 Ujung 49.24 49.24 73.86 1.31 4.10 6.15 8.55 0.16 0.10 0.30 0.03 0.00 4.60 1.31 1.64 1.00 0.00 6.57 2,499
4 Soreang 69.91 69.91 104.86 1.86 5.83 8.74 12.14 0.22 0.10 0.30 0.03 0.00 6.52 1.86 2.33 1.00 0.00 9.32 339
266.56 266.56 399.83 7.11 22.21 33.32 46.28 0.85 0.40 1.20 0.12 0.00 24.88 7.11 8.89 4.00 0.00 35.54 5,229.00
Jumlah
6,353.85 Ha
Sumber : Hasil Analisis Tim 2023

V - 11
Tabel 5.7
Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2038-2043

2038
Perumahan Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan
No Kecamatan Tipe Tipe Tipe Klinik Pusat Pemakaman RTH
TK SD SLTP SLTA Posyandu Puskesmas Pustu RS Masjid Warung Pertokoan Pasar
Besar Sedang Kecil Bersalin Perbelanjaan

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1 Bacukiki 88.40 88.40 132.60 2.36 7.37 11.05 15.35 0.28 0.10 0.30 0.03 0.00 8.25 2.36 2.95 1.00 0.00 11.79 2,001
2 Bacukiki Barat 75.52 75.52 113.27 2.01 6.29 9.44 13.11 0.24 0.10 0.30 0.03 0.00 7.05 2.01 2.52 1.00 0.00 10.07 390
3 Ujung 48.60 48.60 72.90 1.30 4.05 6.08 8.44 0.16 0.10 0.30 0.03 0.00 4.54 1.30 1.62 1.00 0.00 6.48 2,499
4 Soreang 69.61 69.61 104.42 1.86 5.80 8.70 12.09 0.22 0.10 0.30 0.03 0.00 6.50 1.86 2.32 1.00 0.00 9.28 339
282.13 282.13 423.20 7.52 23.51 35.27 48.98 0.90 0.40 1.20 0.12 0.00 26.33 7.52 9.40 4.00 0.00 37.62 5,229.00
Jumlah
6,419.26 Ha
Sumber : Hasil Analisis Tim 2023

Tabel 5.8
Estimasi Kebutuhan Lahan Fasilitas Permukiman, Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Perdagangan, Pemakaman dan RTH di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Tahun 2043

2043
Perumahan Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan
No Kecamatan Tipe Tipe Tipe Klinik Pusat Pemakaman RTH
TK SD SLTP SLTA Posyandu Puskesmas Pustu RS Masjid Warung Pertokoan Pasar
Besar Sedang Kecil Bersalin Perbelanjaan

Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
1 Bacukiki 102.84 102.84 154.26 2.74 8.57 12.86 17.85 0.33 0.10 0.30 0.03 0.00 9.60 2.74 3.43 1.00 0.00 13.71 2,001
2 Bacukiki Barat 77.58 77.58 116.38 2.07 6.47 9.70 13.47 0.25 0.10 0.30 0.03 0.00 7.24 2.07 2.59 1.00 0.00 10.34 390
3 Ujung 47.97 47.97 71.95 1.28 4.00 6.00 8.33 0.15 0.10 0.30 0.03 0.00 4.48 1.28 1.60 1.00 0.00 6.40 2,499
4 Soreang 69.32 69.32 103.98 1.85 5.78 8.67 12.04 0.22 0.10 0.30 0.03 0.00 6.47 1.85 2.31 1.00 0.00 9.24 339
297.71 297.71 446.57 7.94 24.81 37.21 51.69 0.95 0.40 1.20 0.12 0.00 27.79 7.94 9.92 4.00 0.00 39.70 5,229.00
Jumlah
6,484.66 Ha
Sumber : Hasil Analisis Tim 2023

V - 12
5.2.4. Identifikasi Isu pembangunan Berkelanjutan (PB)
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dilakukan melalui

Konsultasi Publik yang bertujuan menjaring dan menetapkan isu


pembangunan berkelanjutan, isu paling strategis dan isu paling

prioritas secara sinergis bersama masyarakat dan stakeholder. Hal ini


sangat penting sebab kedepan akan menjadi bahan masukan terhadap

kajian lingkungan terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program


RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare.

Dalam kegiatan konsultasi publik KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas


Dan Sekitarnya Kota Parepare juga melibatkan seluruh lapisan

masyarakat yang terkait sehingga KLHS bukan sekedar pendamping


dokumen rencana, namun juga untuk memberikan arah pada

kebijakan, rencana, dan program dalam rencana tata ruang.


Keterlibatan stakeholder menjadi sangat penting karena masyarakat

lebih memahami eksisting sehingga dalam konsultasi publik ini,


seluruh pemangku kepentingan turut menyampaikan gagasan tentang

isu-isu pembangunan berkelanjutan (lingkungan, ekonomi, sosial). Isu-


isu tersebut kemudian dikerucutkan menjadi isu paling strategis, dan
kemudian menjadi isu prioritas dalam konteks Pembangunan
Berkelanjutan. Isu prioritas ini akan dijadikan dasar pelaksanaan KLHS

yang hasilnya akan diintegrasikan ke dalam perumusan kebijakan,


rencana, dan program pada hasil RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada


pembahasan berikut;

1. Pengumpulan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB)


Penjaringan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dalam Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang diatur di dalam Peraturan


Pemerintah No.46 Tahun 2016 pasal 6 merupakan proses yang harus

dilalui. Pada dasarnya kajian isu Pembangunan Berkelanjutan

V - 13
merupakan hasil dari kesapakatan masyarakat dalam menentukan isu-
isu yang ada di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

melalui Konsultasi Publik (KP) sehingga dalam hal partisipasi


masyarakat dan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam

mempermudah untuk memberikan masukan isu-isu yang dianggap


sangat urgen dalam pembangunan Kawasan Perkotaan Atas dan

Sekitarnya Kota Parepare kedepannya. Maka, dari penjaringan isu


pembangunan berkelanjutan (PB) tersebut terdapat isu lingkungan

sebanyak 27, isu ekonomi sebanyak 20, dan isu sosial sebanyak 5
berdasarkan masukan/tanggapan/saran dari peserta yang akan

disaring melalui metode pengelompokan isu yang dianggap sama


kemudian dilakukan pemusatan isu untuk menentukan isu strategis

hingga prioritas. Isu Pembangunan Berkelanjutan dalam Kawasan


Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare selain diperoleh melalui

KP, juga dilakukan kajian survey lapangan untuk memastikan isu


Pembangunan Berkelanjutan tersebut menjadi informasi yang dapat

diyakini kebenarannya. Untuk lebih jelasanya terkait isu pembangunan


berkelanjutan (PB) sebagaimana tabel berikut;
Tabel 5.9
Penjaringan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB)
No Identifikasi Awal Lokasi
ISU LINGKUNGAN
1 Pembukaan lahan pada daerah kemiringan untuk kepentingan
pembangunan perumahan berdampak pada berkurangnya Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
daerah resapan air
2 Kawasan perkotaan atas sudah saatnya menata ruang terbuka
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
hijau
3 Zona pembangunan perumahan harus terkendali pada
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
Kawasan padat penduduk
4 Sungai Karajae harus menjadi skala prioritas untuk
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
penyelamatan fungsi-fungsi sebagai sumber mata air
5 Tidak diperbolehkan membangun di sepanjang pesisir sungai
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
untuk menghindari bencana banjir
6 Untuk perkotaan atas masih banyak ternak sapi yang
berkeliaran di jalan sehingga sering menganggu kelancaran Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
arus lalu lintas

V - 14
No Identifikasi Awal Lokasi
7 Meningkatnya perkembangan penduduk dan kepadatan arus
lalu lintas berdampak pada kapasitas ruas jalan yang semakin Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
sempit
8 Berkembangnya kawasan permukiman sehingga perlu
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
meminimalisir dampak terjadinya banjir
9 Ketersediaan air bersih air PDAM yang masih berbau
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
diakibatkan oleh dampak dari banjir bandang
10 Berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan di
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
kawasan perkotaan
11 Kurangnya tempat pembuangan sampah sementara sehingga
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
lingkungan/Kawasan terkesan kumuh
12 Lahan parkir yang tidak teratur sehingga mengakibatkan
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
kemacetan
13 Semakin berkurangnya lahan parkir berdampak pada tingkat
kemacetan yang semakin tinggi
14 Wilayah Kelurahan Ujung Baru merupakan daerah lereng
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
bukit sehingga perlu adanya mitigasi bencana tanah longsor
15 Adanya SPAL yang berada di lereng gunung sehingga harus di
perhatikan agar penataan dan penertiban SPAL sesuai dengan Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
aturan
16 Sering terjadinya banjir apabila intensitas hujan meningkat Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
17 Perlu adanya aturan terjadinya tanah longsor di daerah
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
daratan tinggi
18 Sering terjadinya kebakaran hutan dan lahan Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
19 Terjadinya Degradasi hutan Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
20 Perlu memerhatikan lokasi/dampak banjir yang
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
mempengaruhi tata guna lahan
21 Sumber dan jalur distribusi air bersih perlu diperhatikan Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
22 Arahan untuk meminimalisir Risiko/dampak pada kondisi
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
eksisting telah terbangun sebelum RDTR ditetapkan
23 Perlu adanya penataan bangunan yang khususnya sistem
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
jaringan jalan Di Kawasan Perkotaan Atas
24 Sering terjadinya kemacetan Di Kawasan Perkotaan Atas Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
25 Pembangunan fisik saat sekarang ini tidak memperhatikan
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
garis sempadan bangunan
26 Maraknya pembangunan perumahan oleh developer yang
mengancam terjadinya perubahan fungsi lahan secara besar- Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
besaran
27 Adanya masyarakat yang memiliki bukti kepemilikan lahan
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
tapi lahan tersebut berada di kawasan resapan air
ISU EKONOMI
1 Perlu adanya penataan Kawasan ekonomi Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
2 Perubahan fungsi lahan pertanian dan perkebunan menjadi
daerah terbangun yang berdampak pada hilangnya mata Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
pencaharian penduduk
3 Perkembangan kegiatan-kegiatan ekonomi di masyarakat yang
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
ada selalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
4 Kecenderungan masyarakat yang berada di sekitar kebun raya
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
Jompie perlu adanya lahan khusus untuk kawasan pedagang
5 Pembangunan dan penataan kota atas harus menghindari
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
model atau bentuk penataan kota bawah

V - 15
No Identifikasi Awal Lokasi
6 Parepare harus ada pembangunan akses jalan alternative
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
untuk lintas transportasi darat antar kab/kota
7 Perlunya kepastian pembangunan rel kereta api demi
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
peningkatan ekonomi masyarakat
8 Pertumbuhan ekonomi sekitar wilayah Perkotaan Atas yang
terdampak pada semakin bertumbuhnya lokasi-lokasi Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
perumahan
9 Perkembangan dan pertumbuhan transportasi harus jadi
perhatian serius karena Parepare adalah daerah lintas antar Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
wilayah
10 Perlu adanya tempat pemasaran bagi masayarakat untuk
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
memasarkan hasil pertanian dan perkebunan
11 Kota Parepare merupakan kota transit yang menjadi tujuan
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
destinasi wisata sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat
12 Pembangunan berkelanjutan dimana penghapusan
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
kemiskinan dan kelaparan, peningkatan kesehatan
13 Memerhatikan radius sebaran pedagang eceran
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
(indomaret/alfamart)
14 Adanya Rencana Jalan Tol Di Kecamatan Bacukiki Barat yang
berdampak pada pertumbuhan ekonomi tetapi berdampak Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
pada perubahan fungsi lahan
15 Kota yang berkembang dengan berbagai potensi
wisata yang dimiliki dengan Brend & Icon Kota yang Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
dimiliki
16 Perkembangan kegiatan-kegiatan perekenomian yang
tumbuh cukup pesat yang mengancam pada perubahan fungsi Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
lahan akibat pembangunan yang semakin meningkat
17 Perkembangan kegiatan ekonomi kota yang
berdampak pada pertumbuhan dan kepadatan Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
bangunan sehingga menyebabkan terbatasnya lahan-lahan
parkir
18 Secara hierarki wilayah dalam RTRWN Kota Parepare
ditetapkan sebagai PKW yang melayani wilayah Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan
19 Memiliki potensi sumberdaya perikanan, pertanian, tambang Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
galian C, serta peternakan
20 Kawasan pertanian akan semakin berkurang diakibatkan
pembangunan sekarang ini difokuskan di wilayah atas Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
parepare
ISU SOSIAL
1 Adanya perubahan fungsi-fungsi lahan yang dapat
Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
mempengaruhi kesenjangan sosial di masyarakat
2 Banyaknya tradisi yang ada di parepare yang sangat beragam
sehingga masyarakat belum bisa menghilangkan adat tersebut Sekitar Kawasan Perkotaan Atas

3 Memperhatikan status kepemilikan persil tanah dengan pola


ruang agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat Sekitar Kawasan Perkotaan Atas

4 Perlu adanya kebijakan terkait pertumbuhan penduduk


sehingga dapat dikendalikan kawasan permukiman yang Sekitar Kawasan Perkotaan Atas
padat penduduk
5 Penanganan kemiskinan yang semakin baik oleh pemerintah
kota Sekitar Kawasan Perkotaan Atas

Sumber : Hasil Konsultasi Publik (KP), 2023

V - 16
Gambar 5.2 Peta Sebaran Isu Lingkungan

V -17
Gambar 5.2 Peta Sebaran Isu Ekonomi

V -18
Gambar 5.3 Peta Sebaran Isu Sosial

V -19
2. Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB)
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) merupakan hasil dari

identifikasi isu awal dalam menentukan isu-isu yang ada di Kawasan


Perkotaan Atas dan Sekiyarnya Kota Parepare sehingga isu dapat

disaring dan dipusatkan kemudian mempermudah untuk menentukan


isu-isu yang dianggap sangat urgen dalam pembangunan Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare. Sehingga dari penentuan


isu tersebut muncul isu lingkungan sebanyak 13, isu ekonomi

sebanyak 11 , dan isu sosial sebanyak 5 yang akan disaring melalui


metode pemusatan isu. Kajian pemusatan isu Pembangunan

Berkelanjutan (PB) disebut dengan istilah “ Short list” (daftar pendek),


dimana untuk memastikan isu Pembangunan Berkelanjutan tersebut

menjadi kajian yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan


kemudian akan dilanjutkan dengan penentuan isu Pembangunan

Berkelanjutan yang paling strategis. Pemusatan isu Pembangunan


Berkelanjutan dilakukan pada isu yang memiliki kesamaan atau

kemiripan isu, sehingga perlu dilakukan pemusatan isu yang dapat


mewakili isu lainnya. Pemusatan isu Pembangunan Berkelanjutan

tersebut dilakukan melaui KP Bersama para Tim POKJA dan tim pakar
yang diberikan kewenangan dalam penyusunan KLHS. Untuk lebih

jekasnya isu Pembangunan Berkelanjutan yang dimaksud lebih


jelasanya sebagaimana tabel berikut;

Tabel 5.10
Pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB)
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
Isu Lingkungan
Pembukaan lahan pada daerah kemiringan untuk
kepentingan pembangunan perumahan berdampak pada
berkurangnya daerah resapan air
Perkotaan atas dengan tingkat
Maraknya pembangunan perumahan oleh developer yang
1 kepadatan penduduk yang cukup
mengancam terjadinya perubahan fungsi lahan secara
tinggi
besar-besaran
Zona pembangunan perumahan harus terkendali pada
Kawasan padat penduduk

V -20
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
Kawasan perkotaan atas sudah saatnya menata ruang
2 Kurangnya ruang terbuka hijau
terbuka hijau
Adanya masyarakat yang memiliki bukti kepemilikan Terdapatnya daerah resapan air yang
3
lahan tapi lahan tersebut berada di kawasan resapan air dikembangkan area permukiman
Sungai Karajae harus menjadi skala prioritas untuk Kurangnya perhatian pemerintah
4 penyelamatan fungsi-fungsi sebagai sumber mata air terhadap perlindungan sumber mata
Sumber dan jalur distribusi air bersih perlu diperhatikan air
Tidak diperbolehkan membangun di sepanjang pesisir
sungai untuk menghindari bencana banjir
Berkembangnya kawasan permukiman sehingga perlu
meminimalisir dampak terjadinya banjir
5
Sering terjadinya banjir apabila intensitas hujan
meningkat
Terdapat daerah rawan bencana
Perlu memerhatikan lokasi/dampak banjir yang
banjir dan longsor
mempengaruhi tata guna lahan
Wilayah Kelurahan Ujung Baru merupakan daerah lereng
bukit sehingga perlu adanya mitigasi bencana tanah
longsor
Perlu adanya aturan terjadinya tanah longsor di daerah
daratan tinggi
Untuk perkotaan atas masih banyak ternak sapi yang
berkeliaran di jalan sehingga sering menganggu
kelancaran arus lalu lintas
Meningkatnya perkembangan penduduk dan kepadatan
arus lalu lintas berdampak pada kapasitas ruas jalan yang
semakin sempit
Lahan parkir yang tidak teratur sehingga mengakibatkan
Kurangnya lahan parkir yang
6 kemacetan
berdampak pada kemacetan
Semakin berkurangnya lahan parkir berdampak pada
tingkat kemacetan yang semakin tinggi
Perlu adanya penataan bangunan yang khususnya sistem
jaringan jalan Di Kawasan Perkotaan Atas
Sering terjadinya kemacetan Di Kawasan Perkotaan Atas

Ketersediaan air bersih air PDAM yang masih berbau


7 Degradasi kualitas sumber air baku
diakibatkan oleh dampak dari banjir bandang
Berkurangnya daerah resapan air
Berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan
8 akibat pembangunan di kawasan
di kawasan perkotaan
perkotaan
Kurangnya tempat pembuangan sampah sementara Belum optimalnya sarana
9
sehingga lingkungan/Kawasan terkesan kumuh persampahan
10 Adanya SPAL yang berada di lereng
Adanya SPAL yang berada di lereng gunung sehingga gunung sehingga harus di
harus di perhatikan agar penataan dan penertiban SPAL perhatikan agar penataan dan
sesuai dengan aturan penertiban SPAL sesuai dengan
aturan
11 Sering terjadinya kebakaran hutan dan lahan

V -21
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
Perlu adanya kebijakan terhadap
Terjadinya Degradasi hutan
Kawasan hutan
12 Arahan untuk meminimalisir
Arahan untuk meminimalisir Risiko/dampak pada kondisi Risiko/dampak pada kondisi
eksisting telah terbangun sebelum RDTR ditetapkan eksisting telah terbangun sebelum
RDTR ditetapkan
13 Pembangunan fisik saat sekarang ini
Pembangunan fisik saat sekarang ini tidak memperhatikan
tidak memperhatikan garis
garis sempadan bangunan
sempadan bangunan
Isu Ekonomi
Perlu adanya penataan Kawasan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sekitar wilayah Perkotaan Atas
Berkembangnya kegiatan ekonomi
yang terdampak pada semakin bertumbuhnya lokasi-
sehingga perlu adanya
1 lokasi perumahan
pengendalian di sepanjang jalan
Kota Parepare merupakan kota transit yang menjadi
utama
tujuan destinasi wisata sehingga pertumbuhan ekonomi
meningkat
Perkembangan kegiatan-kegiatan ekonomi di masyarakat
yang ada selalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Perkembangan kegiatan-kegiatan perekenomian yang
tumbuh cukup pesat yang mengancam pada perubahan
fungsi lahan akibat pembangunan yang semakin
meningkat
Berkembangnya pembangunan
Perkembangan kegiatan ekonomi kota yang
pada kawasan atas tidak
2 berdampak pada pertumbuhan dan kepadatan
memperhatikan dampak lingkungan
bangunan sehingga menyebabkan terbatasnya lahan-
dan penyediaan fasilitas parkir.
lahan parkir
Perlunya kepastian pembangunan rel kereta api demi
peningkatan ekonomi masyarakat
Adanya Rencana Jalan Tol Di Kecamatan Bacukiki Barat
yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi tetapi
berdampak pada perubahan fungsi lahan
3 Perubahan fungsi lahan pertanian dan perkebunan
menjadi daerah terbangun yang berdampak pada
hilangnya mata pencaharian penduduk
Memiliki potensi sumberdaya perikanan, pertanian, Perubahan fungsi penggunaan lahan
tambang galian C, serta peternakan akibat perkembangan perkotaan
Kawasan pertanian akan semakin berkurang diakibatkan
pembangunan sekarang ini difokuskan di wilayah atas
parepare
4 Kecenderungan masyarakat yang berada di sekitar kebun
raya Jompie perlu adanya lahan khusus untuk kawasan Berkembangnya kegiatan UMKM
pedagang terhadap peningkatan pertumbuhan
Perlu adanya tempat pemasaran bagi masyarakat untuk ekonomi masyarakat lokal.
memasarkan hasil pertanian dan perkebunan
5 Pembangunan dan penataan kota atas harus menghindari Pembangunan dan penataan kota
model atau bentuk penataan kota bawah atas harus menghindari model atau
bentuk penataan kota bawah

V -22
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
6 Parepare harus ada pembangunan akses jalan alternative Parepare harus ada pembangunan
untuk lintas transportasi darat antar kab/kota akses jalan alternative untuk lintas
transportasi darat antar kab/kota
7 Perkembangan dan pertumbuhan transportasi harus jadi Perkembangan dan pertumbuhan
perhatian serius karena Parepare adalah daerah lintas transportasi harus jadi perhatian
antar wilayah serius karena Parepare adalah
daerah lintas antar wilayah
8 Pembangunan berkelanjutan dimana penghapusan Pembangunan berkelanjutan
kemiskinan dan kelaparan, peningkatan kesehatan dimana penghapusan kemiskinan
dan kelaparan, peningkatan
kesehatan
9 Memerhatikan radius sebaran pedagang eceran Memerhatikan radius sebaran
(indomaret/alfamart) pedagang eceran
(indomaret/alfamart)
10 Kota yang berkembang dengan berbagai potensi Kota yang berkembang dengan
wisata yang dimiliki dengan Brend & Icon Kota yang berbagai potensi
dimiliki wisata yang dimiliki dengan Brend &
Icon Kota yang
dimiliki
11 Secara hierarki wilayah dalam RTRWN Kota Parepare Secara hierarki wilayah dalam
ditetapkan sebagai PKW yang melayani wilayah RTRWN Kota Parepare
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai PKW yang
melayani wilayah
Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan
Isu Sosial
1 Adanya perubahan fungsi-fungsi lahan yang dapat Adanya perubahan fungsi-fungsi
mempengaruhi kesenjangan sosial di masyarakat lahan yang dapat mempengaruhi
kesenjangan sosial di masyarakat
2 Banyaknya tradisi yang ada di parepare yang sangat Banyaknya tradisi yang ada di
beragam sehingga masyarakat belum bisa parepare yang sangat beragam
menghilangkan adat tersebut sehingga masyarakat belum bisa
menghilangkan adat tersebut
Memperhatikan status kepemilikan persil tanah dengan Memperhatikan status kepemilikan
pola ruang agar tidak menimbulkan keresahan di persil tanah dengan pola ruang agar
3
masyarakat tidak menimbulkan keresahan di
masyarakat
4 Perlu adanya kebijakan terkait pertumbuhan penduduk Perlu adanya kebijakan terkait
sehingga dapat dikendalikan kawasan permukiman yang pertumbuhan penduduk sehingga
padat penduduk dapat dikendalikan kawasan
permukiman yang padat penduduk
5 Penanganan kemiskinan yang semakin baik oleh Penanganan kemiskinan yang
pemerintah kota semakin baik oleh pemerintah kota
Sumber : Hasil Konsultasi Publik (KP) 2023

V -23
3. Penelaahan Cepat Hasil Pemusatan Isu Pembangunan
Berkelanjutan (PB)
Pada tahapan ini merupakan tahapan dengan melakukan
pemusatan isu Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam

Konsultasi Publik bersama para Tim POKJA dan pemangku


kepentingan lainnya. Kajian pemusatan tersebut untuk

mendapatkan isu PB yang tersaring dan terkelompok, sehingga


memudahkan di dalam penentuan isu paling strategis nantinya.

Istilah yang digunakan dalam kajian ini adalah penelaahan cepat


hasil pemusatan isu PB yang menggambarkan adanya proses

secara berjenjang yang dilakukan. Berdasarkan dari


pengelompokan isu pembangunan berkelanjutan di atas, maka

dirumuskan dipusatkan isu lingkungan sebanyak 13, isu ekonomi


sebanyak 11, dan isu sosial sebanyak 5. Pembangunan

berkelanjutan yang akan dikaji ketahap selanjutnya untuk mengkaji


isu strategis dan prioritas berdasarkan keputusan rapat tim pokja

dan bersama tenaga ahli. Untuk lebih jelasnya, penelaahan cepat


hasil pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) sebagaimana

pada tabel berikut;


Tabel 5.11
Penelaahan cepat hasil pemusatan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB)
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
Isu Lingkungan
perkotaan atas dengan tingkat kepadatan
1 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
penduduk yang cukup tinggi
2 Kurangnya ruang terbuka hijau Sekitar Kawasan perkotaan Atas
Terdapatnya daerah resapan air yang
3 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
dikembangkan area permukiman
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap
4 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
perlindungan sumber mata air
Terdapat daerah rawan bencana banjir dan
5 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
longsor
kurangnya lahan parkir yang berdampak
6 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
pada kemacetan

V -24
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
7 Degradasi kualitas sumber air baku Sekitar Kawasan perkotaan Atas
Berkurangnya daerah resapan air akibat
8 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
pembangunan di kawasan perkotaan
9 Belum optimalnya sarana persampahan Sekitar Kawasan perkotaan Atas
Adanya SPAL yang berada di lereng gunung
10 sehingga harus di perhatikan agar penataan dan Sekitar Kawasan perkotaan Atas
penertiban SPAL sesuai dengan aturan
Perlu adanya kebijakan terhadap
11 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
perlindungan Kawasan hutan
Arahan untuk meminimalisir Risiko/dampak
12 pada kondisi eksisting telah terbangun Sekitar Kawasan perkotaan Atas
sebelum RDTR ditetapkan
Pembangunan fisik saat sekarang ini tidak
13 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
memperhatikan garis sempadan bangunan
Isu Ekonomi
Berkembangnya kegiatan ekonomi sehingga
1 perlu adanya pengendalian di sepanjang Sekitar Kawasan perkotaan Atas
jalan utama
Berkembangnya pembangunan pada
2 kawasan atas tidak memperhatikan dampak Sekitar Kawasan perkotaan Atas
lingkungan dan penyediaan fasilitas parkir.
Perubahan fungsi penggunaan lahan akibat
3 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
perkembangan perkotaan
Berkembangnya kegiatan UMKM terhadap
4 peningkatan pertumbuhan ekonomi Sekitar Kawasan perkotaan Atas
masyarakat lokal.
Pembangunan dan penataan kota atas harus
5 menghindari model atau bentuk penataan Sekitar Kawasan perkotaan Atas
kota bawah
Parepare harus ada pembangunan akses
6 jalan alternative untuk lintas transportasi Sekitar Kawasan perkotaan Atas
darat antar kab/kota
Perkembangan dan pertumbuhan
transportasi harus jadi perhatian serius
7 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
karena Parepare adalah daerah lintas antar
wilayah
Pembangunan berkelanjutan dimana
8 penghapusan kemiskinan dan kelaparan, Sekitar Kawasan perkotaan Atas
peningkatan kesehatan
Memerhatikan radius sebaran pedagang
9 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
eceran (indomaret/alfamart)
Kota yang berkembang dengan berbagai
potensi
10 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
wisata yang dimiliki dengan Brend & Icon
Kota

V -25
No Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan Pemusatan Isu
Secara hierarki wilayah dalam RTRWN Kota
Parepare
11 ditetapkan sebagai PKW yang melayani Sekitar Kawasan perkotaan Atas
wilayah
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan
Isu Sosial
Adanya perubahan fungsi-fungsi lahan yang
1 dapat mempengaruhi kesenjangan sosial di Sekitar Kawasan perkotaan Atas
masyarakat
Banyaknya tradisi yang ada di parepare yang
2 sangat beragam sehingga masyarakat belum Sekitar Kawasan perkotaan Atas
bisa menghilangkan adat tersebut
Memperhatikan status kepemilikan persil
3 tanah dengan pola ruang agar tidak Sekitar Kawasan perkotaan Atas
menimbulkan keresahan di masyarakat
Perlu adanya kebijakan terkait pertumbuhan
4 penduduk sehingga dapat dikendalikan Sekitar Kawasan perkotaan Atas
kawasan permukiman yang padat penduduk
Penanganan kemiskinan yang semakin baik
5 Sekitar Kawasan perkotaan Atas
oleh pemerintah kota
Sumber : Hasil Konsultasi Publik (KP),2023

Gambar 5.4 Konsultasi Publik Penjaringan Pemangku Kepentingan dan Isu Pembangunan
Berkelanjutan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

V -26
5.2.5. Penentuan Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis
Berdasarkan dari hasil analisis telaahan Isu PB yang paling strategis,

maka terdapat beberapa Isu PB yang paling strategis dengan menelaah


karakteristik wilayah, tingkat pentingya potensi dampak, keterkaitan

antara Isu Pembangunan Berkelanjutan, serta keterkaitan dengan


muatan KRP. Adapun tujuan dilakukannya analisis Isu Paling Strategis

adalah untuk mengetahui beberapa isu yang akan berdampak penting


terhadap lingkungan. Adapun Isu Strategis yang dimaksud setelah

dilakukan analisis pembobotan sebanyak 16 Isu Paling Strategis


sebagai berikut;

1. perkotaan atas dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup


tinggi;

2. Kurangnya ruang terbuka hijau;


3. terdapatnya daerah resapan air yang dikembangkan area

permukiman;
4. kurangnya perhatian pemerintah terhadap perlindungan sumber

mata air;
5. Terdapat daerah rawan bencana banjir dan longsor;
6. kurangnya lahan parkir yang berdampak pada kemacetan;
7. Degradasi kualitas sumber air baku;

8. Berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan di kawasan


perkotaan;

9. Belum optimalnya sarana persampahan;


10. Pembangunan fisik saat sekarang ini tidak memperhatikan garis

sempadan bangunan;
11. Berkembangnya kegiatan ekonomi sehingga perlu adanya

pengendalian di sepanjang jalan utama;

V -27
12. Berkembangnya pembangunan pada kawasan atas tidak
memperhatikan dampak lingkungan dan penyediaan fasilitas

parkir;
13. Perubahan fungsi penggunaan lahan akibat perkembangan

perkotaan
14. Adanya perubahan fungsi-fungsi lahan yang dapat mempengaruhi

kesenjangan sosial di masyarakat;


15. Memperhatikan status kepemilikan persil tanah dengan pola ruang

agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat;


16. Perlu adanya kebijakan terkait pertumbuhan penduduk sehingga

dapat dikendalikan kawasan permukiman yang padat penduduk.

V -28
Tabel 5.12
Telaahan Terhadap Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (Isu Paling Strategis)
Di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare
Dampak Kinerja Perubahan
No Isu Strategis D3LH Efisiensi SDA Kehati Total Nilai Kesimpulan
Risiko LH Layanan JE Iklim
1 perkotaan atas dengan tingkat Isu Paling
5 5 5 5 5 5 30
kepadatan penduduk yang cukup tinggi Strategis
2 Isu Paling
Kurangnya ruang terbuka hijau 5 5 5 5 5 4 29
Strategis
3 terdapatnya daerah resapan air yang Isu Paling
5 5 5 5 3 3 26
dikembangkan area permukiman Strategis
4 kurangnya perhatian pemerintah Isu Paling
5 5 5 5 5 4 29
terhadap perlindungan sumber mata air Strategis
5 Terdapat daerah rawan bencana banjir Isu Paling
5 5 4 3 5 4 26
dan longsor Strategis
6 kurangnya lahan parkir yang berdampak Isu Paling
5 5 4 3 5 4 26
pada kemacetan Strategis
Isu Paling
7 Degradasi kualitas sumber air baku 5 5 5 4 3 5 27
Strategis
8 Berkurangnya daerah resapan air akibat Isu Paling
5 5 5 4 4 5 28
pembangunan di kawasan perkotaan Strategis
9 Isu Paling
Belum optimalnya sarana persampahan 5 5 5 5 5 4 29
Strategis
10 Adanya SPAL yang berada di lereng
gunung sehingga harus di perhatikan
4 4 1 1 1 1 12 Tidak Strategis
agar penataan dan penertiban SPAL
sesuai dengan aturan
11 Perlu adanya kebijakan terhadap
4 4 1 1 1 1 12 Tidak Strategis
Kawasan hutan
12 Arahan untuk meminimalisir
Risiko/dampak pada kondisi eksisting
1 1 1 2 2 2 9 Tidak Strategis
telah terbangun sebelum RDTR
ditetapkan

V -29
Dampak Kinerja Perubahan
No Isu Strategis D3LH Efisiensi SDA Kehati Total Nilai Kesimpulan
Risiko LH Layanan JE Iklim
13 Pembangunan fisik saat sekarang ini
Isu Paling
tidak memperhatikan garis sempadan 5 5 5 5 3 3 26
Strategis
bangunan
14 Berkembangnya kegiatan ekonomi
Isu Paling
sehingga perlu adanya pengendalian di 4 5 5 4 4 5 27
Strategis
sepanjang jalan utama
15 Berkembangnya pembangunan pada
kawasan atas tidak memperhatikan Isu Paling
5 5 5 5 5 4 29
dampak lingkungan dan penyediaan Strategis
fasilitas parkir.
16 Perubahan fungsi penggunaan lahan Isu Paling
5 5 5 5 5 4 29
akibat perkembangan perkotaan Strategis
17 Berkembangnya kegiatan UMKM
terhadap peningkatan pertumbuhan 4 4 1 1 1 1 12 Tidak Strategis
ekonomi masyarakat lokal.
18 Pembangunan dan penataan kota atas
harus menghindari model atau bentuk 1 1 1 5 1 1 10 Tidak Strategis
penataan kota bawah

19 Parepare harus ada pembangunan akses


jalan alternative untuk lintas transportasi 2 2 2 1 3 3 13 Tidak Strategis
darat antar kab/kota
20 Perkembangan dan pertumbuhan
transportasi harus jadi perhatian serius
2 5 3 3 5 2 20 Tidak Strategis
karena Parepare adalah daerah lintas
antar wilayah
21 Pembangunan berkelanjutan dimana
penghapusan kemiskinan dan kelaparan, 2 2 2 1 3 3 13 Tidak Strategis
peningkatan kesehatan
22 Memerhatikan radius sebaran pedagang
4 4 1 1 1 1 12 Tidak Strategis
eceran (indomaret/alfamart)
23 Kota yang berkembang dengan
berbagai potensi
2 2 2 1 3 3 13 Tidak Strategis
wisata yang dimiliki dengan Brend &
Icon Kota

V -30
Dampak Kinerja Perubahan
No Isu Strategis D3LH Efisiensi SDA Kehati Total Nilai Kesimpulan
Risiko LH Layanan JE Iklim
24 Secara hierarki wilayah dalam RTRWN
Kota Parepare
ditetapkan sebagai PKW yang melayani 2 2 2 1 3 3 13 Tidak Strategis
wilayah Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan
25 Adanya perubahan fungsi-fungsi lahan
Isu Paling
yang dapat mempengaruhi kesenjangan 5 5 5 4 3 5 27
Strategis
sosial di masyarakat
26 Banyaknya tradisi yang ada di parepare
yang sangat beragam sehingga
2 2 2 1 3 3 13 Tidak Strategis
masyarakat belum bisa menghilangkan
adat tersebut
27 Memperhatikan status kepemilikan
persil tanah dengan pola ruang agar Isu Paling
5 5 5 4 3 5 27
tidak menimbulkan keresahan di Strategis
masyarakat
28 Perlu adanya kebijakan terkait
pertumbuhan penduduk sehingga dapat Isu Paling
5 5 4 3 5 4 26
dikendalikan kawasan permukiman yang Strategis
padat penduduk
29 Penanganan kemiskinan yang semakin
2 2 2 1 3 3 13 Tidak Strategis
baik oleh pemerintah kota
Sumber : Hasil Penialian Konsultasi Publik,2023

V -31
5.2.6. Penentuan Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) Prioritas
Berdasarkan dari hasil analisis telaahan Isu PB yang paling strategis,

maka terdapat beberapa Isu PB yang prioritas dengan menelaah


karakteristik wilayah, tingkat pentingya potensi dampak, keterkaitan

antara isu pembangunan berkelanjutan, serta keterkaitan dengan


muatan KRP. Adapun tujuan dilakukannya analisis Isu Prioritas adalah

untuk mengetahui beberapa isu yang akan berdampak penting


terhadap lingkungan yang kemudian dilakukan telaah terhadap KRP

Berdampak, maka akan menghasilkan KRP terdampak terhadap


lingkungan hidup.

Tabel 5.13
Telaahan Terhadap Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan
(Prioritas) Di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023
Total
No Isu Prioritas a b c d e f g h i Kesimpulan
Nilai
1 Perkotaan atas dengan
tingkat kepadatan
3 3 3 2 2 3 3 1 2 22 Prioritas
penduduk yang cukup
tinggi
2 Kurangnya ruang terbuka
2 3 2 3 3 2 2 2 3 22 Prioritas
hijau
3 Terdapatnya daerah
resapan air yang
2 3 2 3 2 2 3 2 3 23 Prioritas
dikembangkan area
permukiman
4 Kurangnya perhatian
pemerintah terhadap
3 3 2 3 2 3 3 2 3 24 Prioritas
perlindungan sumber
mata air
5 Terdapat daerah rawan
bencana banjir dan 2 3 2 3 3 2 2 2 3 22 Prioritas
longsor
6 Kurangnya lahan parkir
yang berdampak pada 3 3 2 3 2 3 3 2 3 24 Prioritas
kemacetan
7 Degradasi kualitas sumber
Tidak
air baku 1 2 1 2 2 1 1 2 1 13
Prioritas

8 Berkurangnya daerah
resapan air akibat Tidak
2 1 2 1 2 1 2 1 1 13
pembangunan di kawasan Prioritas
perkotaan

V -32
Total
No Isu Prioritas a b c d e f g h i Kesimpulan
Nilai
9 Belum optimalnya sarana Tidak
persampahan 1 1 2 1 2 1 1 1 1 11
Prioritas
10 Pembangunan fisik saat
sekarang ini tidak Tidak
2 1 2 1 2 1 2 1 1 13
memperhatikan garis Prioritas
sempadan bangunan
11 Berkembangnya kegiatan
ekonomi sehingga perlu Tidak
1 1 1 1 2 1 1 1 1 10
adanya pengendalian di Prioritas
sepanjang jalan utama
12 Berkembangnya
pembangunan pada kawasan
Tidak
atas tidak memperhatikan 1 1 2 1 2 1 1 1 1 11
dampak lingkungan dan
Prioritas
penyediaan fasilitas parkir.
13 Perubahan fungsi
penggunaan lahan akibat 3 3 2 3 2 3 3 2 3 24 Prioritas
perkembangan perkotaan
14 Adanya perubahan fungsi-
fungsi lahan yang dapat Tidak
2 1 2 1 2 1 2 1 1 13
mempengaruhi kesenjangan Prioritas
sosial di masyarakat
15 Memperhatikan status
kepemilikan persil tanah
Tidak
dengan pola ruang agar 1 1 1 1 2 1 1 1 1 10
tidak menimbulkan
Prioritas
keresahan di masyarakat
16 Perlu adanya kebijakan
terkait pertumbuhan
penduduk sehingga dapat Tidak
1 1 2 1 2 1 1 1 1 11
dikendalikan kawasan Prioritas
permukiman yang padat
penduduk
Sumber : Hasil Konsultasi Publik,2023

5.2.7. Identifikasi Materi Muatan RTR yang Berpotensi Menimbulkan


Pengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Dengan demikian, maka dapat ditentukan kesimpulan dimana apabila

tidak berpengaruh, maka KRP tersebut tidak berdampak dan


sebaliknya apabila KRP tersebut berpengaruh, maka termasuk didalam

KRP berdampak. Adapun KRP berdampak yang berpengaruh terhadap


lingkungan hidup yang dimaksud yaitu sebagai berikut;

V -33
Tabel. 5.14
Identifkasi Muatan KRP yang Diperkirakan Menimbulkan Dampak/Risiko Lingkungan Hidup Kawasan Perkotaan
Atas dan Sekitarnya Kota Parepare

peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau


penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
I PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG
A PERWUJUDAN RENCANA PUSAT PELAYANAN
1 Penyediaan dan/atau peningkatan SWP II.A Blok II.A.1
kualitas prasarana dan sarana pada
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
pusat - pusat kegiatan sesuai dengan
hirarki dan skala pelayanannya
2 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.A Blok II.A.1
prasarana dan sarana pada Pusat 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Perekonomian Perkotaan
3 Program Pengembangan Perumahan SWP II.A Blok II.A.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

4 Program Peningkatan Kualitas SWP II.A Blok II.A.1


Kawasan Permukiman Kumuh
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
dengan luas di bawah 10 (sepuluh)
Ha

V -34
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
5 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.A Blok II.A.1
prasarana dan sarana pada Pusat
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Pertumbuhan Baru berorientasi pada
Perumahan dan Pelayanan Publik

Perwujudan Sub Pusat Pelayanan Kota


1 Penyediaan dan/atau peningkatan SWP II.B Blok II.B.4
kualitas prasarana dan sarana pada dan SWP II.C Blok
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
pusat - pusat kegiatan sesuai dengan II.C.3
hirarki dan skala pelayanannya
2 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.B Blok II.B.4
prasarana dan sarana pada Pusat dan SWP II.C Blok 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Perekonomian Perkotaan II.C.3
3 Program Pengembangan Perumahan SWP II.B Blok II.B.4
dan SWP II.C Blok 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
II.C.3

V -35
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
4 Program Peningkatan Kualitas SWP II.B Blok II.B.4
Kawasan Permukiman Kumuh dan SWP II.C Blok
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
dengan luas di bawah 10 (sepuluh) II.C.3
Ha
5 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.B Blok II.B.4
prasarana dan sarana pada Pusat dan SWP II.C Blok
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Pertumbuhan Baru berorientasi pada II.C.3
Perumahan dan Pelayanan Publik

Perwujudan Pusat Lingkungan (PL) Kecamatan


1 Penyediaan dan/atau peningkatan SWP II.E Blok II.E.2
kualitas prasarana dan sarana pada
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
pusat - pusat kegiatan sesuai dengan
hirarki dan skala Kecamatan
2 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.E Blok II.E.2
prasarana dan sarana pada Pusat 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Perekonomian Kecamatan

V -36
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
3 Program Pengembangan Perumahan SWP II.E Blok II.E.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

4 Program Peningkatan Kualitas SWP II.E Blok II.E.2


Kawasan Permukiman Kumuh
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
dengan luas di bawah 10 (sepuluh)
Ha
5 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.E Blok II.E.2
prasarana dan sarana pada Pusat
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Pertumbuhan Baru berorientasi pada
Perumahan dan Pelayanan Publik
Perwujudan Pusat Lingkungan (PL) Kelurahan/Desa
1 Penyediaan dan/atau peningkatan SWP II.A Blok II.A.2,
kualitas prasarana dan sarana pada SWP II.A Blok II.A.3,
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
pusat - pusat kegiatan sesuai dengan SWP II.B Blok II.B.2,
hirarki dan skala kelurahan/Desa SWP II.D Blok II.D.2

V -37
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
2 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.A Blok II.A.2,
prasarana dan sarana pada Pusat SWP II.A Blok II.A.3,
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Kelurahan/Desa SWP II.B Blok II.B.2,
SWP II.D Blok II.D.2
3 Program Pengembangan Perumahan SWP II.A Blok II.A.2,
SWP II.A Blok II.A.3,
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
SWP II.B Blok II.B.2,
SWP II.D Blok II.D.2
4 Program Peningkatan Kualitas SWP II.A Blok II.A.2,
Kawasan Permukiman Kumuh SWP II.A Blok II.A.3,
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
dengan luas di bawah 10 (sepuluh) SWP II.B Blok II.B.2,
Ha SWP II.D Blok II.D.2
5 Penyediaan dan peningkatan kualitas SWP II.A Blok II.A.2,
prasarana dan sarana pada Pusat SWP II.A Blok II.A.3,
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Pertumbuhan Baru berorientasi pada SWP II.B Blok II.B.2,
Perumahan dan Pelayanan Publik SWP II.D Blok II.D.2

V -38
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
B PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI
Jalan Utama
1 Jalan Arteri Primer
1  Ruas Jalan Jend. M.
Yusuf, melewati
SWP II.A, SWP II.C,
SWP II.D;
 Ruas Jalan Jend.
Ahmad Yani
melewati SWP
II.B,SWP II.C dan
SWP II.E.
peningkatan kapasitas (pelebaran  Ruas Jalan Karaeng
dimensi jalan) dan Rehabilitasi Bura’ne melewati 3 3 3 3 3 2 3 20 Berpengaruh Besar Berdampak
kewenangan nasional SWP II.B
 Ruas Jalan H.A.
Arsyad melewati
SWP II.B dan SWP
II.E
 Ruas Jalan Garuda
melewati SWP II.C
dan SWP II.D
 Jalan Lingkar
Lapadde melewati

V -39
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
SWP II.C, SWP II.D
dan SWP II.E
2 Jalan Kolektor Sekunder
1  Jl. A. Makkasau
 Jl. Abu Bakar
Lambogo
 Jl. Ambo Mati
 Jl. Andi
Mallarangeng
 Jl. Bambu Runcing
 Jl. Beringin
 Jl. Bukit Madani
 Jl. Bumi Asri
 Jl. Bumi Harapan
 Jl. Ganggawa
peningkatan kapasitas (pelebaran dimensi
 Jl. Garuda 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
jalan) dan Rehabilitasi
 Jl. Gelora Mandiri
 Jl. Guru M. Amin
 Jl. HM. Joesoef
Madjid
 Jl. Industri Kecil
 Jl. Jend Sudirman
 Jl. Kelapa Gading
 Jl. Komp. Lauleng
 Jl. Lamihade
 Jl. Lariang
Nyarengge
 Jl. Lasangga

V -40
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 Jl. Lasiming
 Jl. Laupe
 Jl. Liu Bulue
 Jl. Manunggal
 Jl. Opu Dg Risaju
 Jl. Panca Marga
 Jl. Panorama
 Jl. Pendidikan
 Jl. Polwil
 Jl. Samparaja
 Jl. Samping Dolog
 Jl. Samsul Alam
Bulu
 Jl. Sosial
 Jl. Suaka Alam
Lestari
 Jl. Wisata Jompie
2  SWP II.A Blok II.A.1
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok
Pembangunan jalan baru dan rehabiliasi II.B.3, Blok II.B.4 2 1 3 2 3 2 3 16 Berpengaruh Besar Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.3
 SWP II.E Blok II.E.1
3 Jalan Lokal Primer
1  Jl. A. Laetong
peningkatan kapasitas (pelebaran dimensi
 Jl. Andi Sinta 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
jalan) dan Rehabilitasi
 Jl. Bayam

V -41
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 Jl. Belibis
 Jl. Gelatik
 Jl. H. Jamil Ismail
 Jl. Kebun Sayur
 Jl. M. Kurdi
 Jl. Takkalao
2 Pembangunan jalan baru  SWP II.B Blok II.B.2 2 1 3 2 3 2 3 16 Berpengaruh Besar Berdampak
4 Jalan Lokal Sekunder
1  Jl. Amal Bhakti
 Jl. Andi Mancung
 Jl. Athletik
 Jl. Handayani
 Jl. Industri Kecil
 Jl. Kawasan industri
 Jl. Lagaligo
 Jl. Lintas Brimob
peningkatan kapasitas (pelebaran dimensi  Jl. Marham Alam
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
jalan) dan Rehabilitasi Raya
 Jl. Minru Langnge
 Jl. Nurrusamawati
 Jl. Opu Dg. Risaju
 Jl. Pancasila Utara
 Jl. Pelita Tenggara
 Jl. Perintis
 Jl. Satelit
 Jl. Taebe
2 Pembangunan jalan baru  SWP II.A Blok II.A.3 2 1 3 2 3 2 3 16 Berpengaruh Besar Berdampak

V -42
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.B Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.1
 SWP II.D Blok II.D.1
 SWP II.E Blok II.E.1
dan Blok II.E.2
5 Jalan Lingkungan Primer
1  Jl. Amal Bhakti
 Jl. Andi Mancung
 Jl. Athletik
 Jl. Handayani
 Jl. Industri Kecil
 Jl. Kawasan industri
 Jl. Lagaligo
 Jl. Lintas Brimob
peningkatan kapasitas (pelebaran dimensi  Jl. Marham Alam
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
jalan) dan Rehabilitasi Raya
 Jl. Minru Langnge
 Jl. Nurrusamawati
 Jl. Opu Dg. Risaju
 Jl. Pancasila Utara
 Jl. Pelita Tenggara
 Jl. Perintis
 Jl. Satelit
 Jl. Taebe
2  SWP II.A Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.4
Pembangunan jalan baru 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1
 SWP II.D Blok II.D.1

V -43
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.E Blok II.E.1
dan Blok II.E.2
6 Jalan Lingkungan Sekunder
1  SWP II.A Blok II.A.1,
BLOK II.A.2, Blok
II.A.3,
 SWP II.B Blok II.B.1,
 SWP II.C Blok II.C.1,
Pembangunan dan peningkatan jalan
Blok II.C.2, Blok 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
lingkungan sekunder
II.C.3,
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2,
 SWP II.Blok II.E.1,
Blok II.E.2
7 Jalan Tol
1 Pembangunan jalan tol  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.3,
Blok II.B.4 3 3 3 3 3 2 3 20 Berpengaruh Besar Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
2 Pembebasan lahan  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.3,
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2

V -44
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.E Blok II.E.1
8 Terminal Penumpang
1 Pengembangan Sarana Dan SWP II.B Blok II.B.4 dan
SWP II.E Blok II.E.1 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
Prasarana Terminal Tipe B
2 Pembangunan terminal Tipe C  SWP II.B Blok
II.B.4,
3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
 SWP II.D Blok II.D.1
 SWP II.E Blok II.E.2
9 Jembatan
1  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
Pembangunan jembatan II.B.1, Blok II.B.4
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok
II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1
 SWP II.E Blok
II.E.1, Blok II.E.2
10 Kereta Api
1 Pembangunan jalur kereta api antar  SWP II.A Blok
kota II.A.1, Blok II.A.2, 3 3 3 3 3 2 2 19 Berpengaruh Besar Berdampak
Blok II.A.3

V -45
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.B Blok
II.B.3, Blok II.B.4
 SWP II.C Blok
II.C.1, Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
2 Pembangunan stasiun kereta api
 SWP II.E Blok II.E.1 3 3 3 3 3 2 2 19 Berpengaruh Besar Berdampak

3  SWP II.A Blok


II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
Pembebasan lahan  SWP II.B Blok
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
II.B.3, Blok II.B.4
 SWP II.C Blok
II.C.1, Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
C PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN PRASARANA
A PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN JARINGAN ENERGI
Jaringan Yang Menyalurkan Gas Bumi Dari Kilang Pengolahan Ke Konsumen
1  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3
Pembangunan Jaringan Yang
 SWP II.B Blok II.B.4
Menyalurkan Gas Bumi Dari Kilang
 SWP II.C Blok II.C.1, 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
Pengolahan Ke Konsumen Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

V -46
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam

Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Antar System


Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
peningkatan mutu dan kapasitas
1 pengembangan Saluran Udara Tegangan  SWP II.D Blok II.D.2 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
Ekstra Tinggi  SWP II.E Blok II.E.2

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)


 SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
peningkatan mutu dan kapasitas  Blok II.B.2, Blok II.B.3,
2 pengembangan Saluran Udara Tegangan Blok II.B.4
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Tinggi  SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2
 SWP II.D Blok II.D.2,
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
3 Gardu Listrik
Peningkatan kapasitas Gardu Induk  SWP II.A Blok II.A.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

V -47
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.A Blok II.A.1
 SWP II.B Blok II.B.2,
Blok II.B.3, Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.1,
BlokC.3 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Gardu Distribusi
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
B PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI
1 Pengembangan/peningkatan jaringan telekomunikasi tetap:
 SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Blok II.B.4
- jaringan serap optic  SWP II.C Blok II.C.1, 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
Blok II.C.2, BLOK II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
2 jaringan bergerak seluler

- pembangunan dan penataan menara  SWP II.A Blok II.A.1, Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Base Transceiver Station (BTS) baru Blok II.A.2, Blok II.A.3

V -48
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
pada kawasan yang tidak terlayani  SWP II.B Blok II.B.1,
jaringan Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1;
- pengembangan Base Transceiver
 SWP II.B Blok II.B.2;
Station (BTS) terpadu (Mobile Virtual 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.2;
Network Operation/MVNO)
 SWP II.D Blok II.D.2
C PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN SUMBERDAYA AIR
1  SWP II.A Blok
II.A.1,Blok II.A.2, Blok
II.A.3
Pengembangan/peningkatan jaringan
 SWP II.B Blok II.B.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
pengendalian banjir 1 1 1 1 1 1 1 7
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
D PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN AIR MINUM

Jaringan Perpipaan

V -49
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
Unit Air Baku

1  SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Pengembangan/peningkatan jaringan
Blok II.B.4
transmisi air minum 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.2
2  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2
Pembangunan Bangunan pengambil air  SWP II.B Blok II.B.1,
baku Blok II.B.3, Blok II.B.4 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
Unit Produksi
1 Pembangunan insalasi produksi
 SWP II.D Blok II.D.2. 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

2  SWP II.A Blok II.A.1,


Pembangunan bangunan penampung air Blok II.A.2, Blok II.A.3
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.B Blok II.B.4,
 SWP II.C Blok II.C.1,

V -50
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
3  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Pembangunan jaringan transmisi air Blok II.B.4
minum  SWP II.C Blok II.C.1, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
Unit Distribusi
1  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Pembangunan jaringan distribusi Blok II.B.4
pembagi  SWP II.C Blok II.C.1, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

V -51
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
Unit Pelayanan
1  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Pengadaan hidran Blok II.B.2, Blok II.B.4 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.D Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
E Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
Setempat

-Pengolahan Lumpur Tinja  SWP II.E Blok II.E.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
2 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)

- Pembangunan sisem Pengelolaan


 SWP II.A Blok II.A.1
Limbah Bahan Berbahaya dan 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.E Blok II.E.2
Beracun (B3)
F PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
1 Peningkatan kapasitas TPA
 SWP II.E Blok II.E.2 3 3 3 3 3 2 3 20 Berpengaruh Besar Berdampak

2 Pengembangan/peningkatan tempat
 SWP II.A Blok II.A.1, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
penampungan sementara (TPS) Blok II.A.2, Blok II.A.3

V -52
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1
G PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN DRAINASE

1  SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3
Pengembangan/peningkatan saluran  SWP II.B Blok II.B.1,
primer Blok II.B.2, Blok II.B.3, 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
2  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Pengembangan/peningkatan saluran
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
sekunder 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.E Blok II.E.1

V -53
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
3  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
pengembangan/peningkatan saluran Blok II.B.4
tersier  SWP II.C Blok II.C.1, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
H PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN PRASARANA LAINNYA

1  SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2
 SWP II.B Blok II.B.1,
Pengembangan jalur evakuasi Blok II.B.3, Blok II.B.4 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2
 SWP II.E BlokE.1
2  SWP II.A Blok II.A.1 di
Lapangan Binalipu
Tempat Evakuasi Sementara  SWP II.B Blok II.B.1 di 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Polsek Ujung, Blok
II.B.4 di Lapangan
Soreang

V -54
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.E Blok II.E.1 di
Lapangan Universitas
Muhammadiyah
Parepare
3  SWP II.B Blok II.B.4 di
Tempat Evakuasi akhir BRIGIF 11/Badik Sakti
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.2 di
Lapangan Lompoe
4  SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Pengembangan jaringan pejalan kaki Blok II.B.4
3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
II PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG
A ZONA LINDUNG
1 Zona Perlindungan Setempat
 SWP II.A Blok II.A.1
- Penegasan Perlindungan Setempat Blok II.A.2, Blok II.A.3 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.B Blok II.B.1

V -55
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1
Blok II.A.2, Blok II.A.3
- Penyiapan rekomendasi teknis dalam  SWP II.B Blok II.B.1
pemberian ijin atas penyediaan,  SWP II.C Blok II.C.1,
peruntukan, penggunaan dan Blok II.C.2, Blok II.C.3 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

pengusahaan  SWP II.D Blok II.D.1,


Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1
- Pembebasan Lahan Kawasan  SWP II.C Blok II.C.1,
Sempadan Pantai dan Sungai Blok II.C.2, Blok II.C.3 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
- Pemasangan Papan  SWP II.A Blok II.A.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Infomasi/Peringatan Ketentuan Blok II.A.2, Blok II.A.3

V -56
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
Kawasan Sempadan Pantai dan  SWP II.B Blok II.B.1
Sungai  SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1
Blok II.A.2, Blok II.A.3
- Penataan Kawasan Sempadan untuk  SWP II.B Blok II.B.1
Menunjang Normalisasi dan  SWP II.C Blok II.C.1,
Revitalisasi, pengmbangan wisata Blok II.C.2, Blok II.C.3 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

dan RTH  SWP II.D Blok II.D.1,


Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1
Blok II.A.2, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.1
- Penataan/relokasi permukiman
 SWP II.C Blok II.C.1,
sempadan pantai dan sembapad Blok II.C.2, Blok II.C.3 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
sungai  SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
2 Zona Ruang Terbuka Hijau

V -57
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
Rimba Kota

 SWP II.B Blok II.B.4


- Pendataan dan Pemetaan Rimba
 SWP II.C Blok II.C.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Kota 1 1 1 1 1 1 1 7
 SWP II.D Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1
 SWP II.B Blok II.B.4
- Pembebasan lahan rimba kota  SWP II.C Blok II.C.1
1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.D Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1
- Pemasangan Papan  SWP II.B Blok II.B.4
Infomasi/Peringatan Ketentuan Zona  SWP II.C Blok II.C.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Rimba Kota  SWP II.D Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1
Taman Kota
 SWP II.A Blok II.A.1
 SWP II.B Blok II.B.2
- Penataan Taman Kota  SWP II.C Blok II.C.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1
- Pembangunan Taman Kota  SWP II.B Blok II.B.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
 SWP II.C Blok II.C.1

V -58
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
 SWP II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.2
Taman Kecamatan
 SWP II.A Blok II.A.1
- Penataan Taman Kecamatan  SWP II.B Blok II.B.1, Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Blok II.B.4
 SWP II.E Blok II.E.2
 SWP II.A Blok II.A.1
- Pembangunan Taman Kecamatan  SWP II.B Blok II.B.1, Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Blok II.B.4
 SWP II.E Blok II.E.2
Taman RW
- Pembangunan Taman RW  SWP II.B Blok II.B.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Pembangunan Taman RW  SWP II.C Blok II.C.1,


1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.2, Blok II.C.3
Pemakaman
SWP II.B Blok II.B.1,
- Penataan dan Pemeliharaaan Blok II.B.3, Blok II.B.4
pemakaman 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
SWP II.C Blok II.C.1,
Blok II.C.2, Blok II.C.3

V -59
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
SWP II.E Blok II.E.2

SWP II.B Blok II.B.1,


Blok II.B.3, Blok II.B.4

- Pembebasan lahan TPU SWP II.C Blok II.C.1, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.2, Blok II.C.3

SWP II.E Blok II.E.2

Jalur Hijau
- Penataan Jalur Hijau SWP II.A Blok II.A.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Pembangunan Jalur Hijau SWP II.A Blok II.A.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Membangun lahan hijau (hub) baru,


perluasan RTH melalui pembelian Seluruh WP 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
lahan

- Mengembangkan koridor ruang hijau


Seluruh WP 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
kota

- Mengakuisisi RTH privat, menjadikan


Seluruh WP 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
bagian RTH kota

V -60
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
- Menetapkan kawasan yang tidak
Seluruh WP 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
boleh dibangun
B ZONA BUDI DAYA
1 Zona Hutan Produksi
- Restorasi Kawasan hutan produksi SWP II.E Blok II.E.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
tetap
- Pengembangan kawasan peruntukan SWP II.E Blok II.E.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
hutan produksi
- Konservasi dan rehabilitasi lingkungan SWP II.E Blok II.E.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
hutan yang mengalami degradasi
- Optimasi pemanfaatan hutan bagi SWP II.E Blok II.E.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
petani
- Peningkatan produksi hasil hutan SWP II.E Blok II.E.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- penyusunan regulasi pemanfaatan,


pengelolaan dan konservasi areal SWP II.E Blok II.E.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
hutan
2 Zona Pertanian

SWP II.D Blok II.D.1


- Pengembangan kawasan pertanian Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
tanaman pangan SWP II.E Blok II.E.1

V -61
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
SWP II.A Blok II.A.1,
Blok II.A.2, Blok II.A.3

SWP II.C Blok II.C.1,


- Pengembangan Kawasan perkebunan Blok II.C.2, SWP II.D 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.D.1, Blok II.D.2,
SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3

- Peningkatan dan pengembangan SWP II.C Blok II.C.1,


sarana dan prasarana penunjang Blok II.C.2, SWP II.D 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
kegiatan pertanian (infrastruktur) Blok II.D.1, Blok II.D.2,
SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

SWP II.C Blok II.C.1,


- Pengembangan Kawasan
SWP II.D Blok II.D.2 2 1 3 2 3 2 3 16 Berpengaruh Besar Berdampak
peternakan
- Peningkatan dan pengembangan SWP II.C Blok II.C.1,
sarana dan prasarana penunjang SWP II.D Blok II.D.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
kegiatan peternakan (infrastruktur)
3 Zona Perikanan

V -62
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
SWP II.A Blok II.A.3,
- Pengembangan Kawasan perikanan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
SWP II.E Blok II.E.1 1 1 1 1 1 1 1 7
budidaya
- Peningkatan dan pengembangan
SWP II.A Blok II.A.3,
sarana dan prasarana penunjang Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
SWP II.E Blok II.E.1 1 1 1 1 1 1 1 7
kegiatan perikanan budidaya
(infrastruktur)
4 Zona Pembangkit Tenaga Listrik

- Penyediaan Lahan bagi


pengembangan Zona pembangkit SWP II.A Blok II.A.1 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
tenaga listrik
- Menyediakan buffer area Lokasi SWP II.A Blok II.A.1 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Pembangkit.
5 Zona Kawasan Peruntukan Industri

SWP II.E Blok II.E.1.


- Pengembangan kawasan
Blok II.E.2 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
peruntukan industri
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan
WP Perkotaan Atas dan
Pelaksanaan Kebijakan Percepatan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7
Pengembangan, Penyebaran dan
Perwilayahan Industri
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan WP Perkotaan Atas dan
Pelaksanaan Pembangunan Sumber Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Daya Industri

V -63
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan WP Perkotaan Atas dan
Pelaksanaan Pembangunan Sarana Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
dan Prasarana Industri
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan WP Perkotaan Atas dan
Pelaksanaan Pemberdayaan Industri Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
dan Peran Serta Masyarakat
6 Zona Pariwisata

- Mengembangkan dan Melestarikan SWP II.C Blok II.C.3 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Pariwisata
- Pengembangan Destinasi Pariwisata WP Perkotaan Atas dan
Kota Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Pengadaan/Pemeliharaan/Rehabilitasi WP Perkotaan Atas dan


Sarana dan Prasarana dalam Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Pengelolaan Destinasi Pariwisata Kota
- Pemberdayaan Masyarakat dalam WP Perkotaan Atas dan
Pengelolaan Destinasi Pariwisata Kota Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Penerapan Destinasi Pariwisata WP Perkotaan Atas dan


Berkelanjutan dalam pengelolaan Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Destinasi Pariwisata Kota
- Mengembangan zona pariwisata WP Perkotaan Atas dan
secara sinergis dengan Sub PPK, dan Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
PL

V -64
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
- Penguatan Promosi melalui Media WP Perkotaan Atas dan
Cetak, Elektronik, dan Media Lainnya Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Baik Dalam dan Luar Negeri
- Pengedalian dan Peingkatan Layanan Seluruh SWP Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Usaha Pariwisata
7 Zona Perumahan

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3

SWP II.B Blok II.B.1,


- Pembangunan dan pengembangan Blok II.B.2, Blok II.B.3,
kawasan perumahan kepadatan Blok II.B.4, SWP II.C 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
tinggi Blok II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3, SWP II.D
Blok II.D.1, SWP II.E
Blok II.E.1, Blok II.E.2

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3
- Pembangunan dan pengembangan SWP II.B Blok II.B.1,
kawasan perumahan kepadatan Blok II.B.2, Blok II.B.3, 3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
sedang Blok II.B.4, SWP II.C
Blok II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3, SWP II.D

V -65
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
Blok II.D.1, Blok II.D.2.
SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

SWP II.A Blok II.A.2,


- Pembangunan dan pengembangan Blok II.C.3, SWP II.D
kawasan perumahan kepadatan Blok II.D.1, Blok II.D.2, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
rendah SWP II.E Blok II.E.2

- Penyediaan Prasarana, Sarana, dan WP Perkotaan Atas dan


Utilitas Umum di Perumahan untuk Sekitarnya
Menunjang Fungsi Hunian 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
(Penyediaan PSU Rumah Swadaya,
Rumah Umum dan Komersial)
WP Perkotaan Atas dan
- Kerja Sama Penyediaan/Pengelolaan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7
PSU Permukiman
- Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni WP Perkotaan Atas dan
Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Kerja Sama Perbaikan Rumah Tidak WP Perkotaan Atas dan


Layak Huni Beserta PSU Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Pembangunan dan Pengembangan WP Perkotaan Atas dan


Infrastruktur Kawasan Permukiman di Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Kawasan Strategis Daerah Kota

V -66
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
- Pemanfaatan dan Pemeliharaan WP Perkotaan Atas dan
Infrastruktur Kawasan Permukiman di Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Kawasan Strategis Daerah Kota
- Pengawasan dan Pengendalian WP Perkotaan Atas dan
Infrastruktur Kawasan Permukiman di Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Kawasan Strategis Daerah Kota
8 Zona Sarana Pelayanan Umum

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3,
SWP II.B Blok II.B.2,
- Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Blok II.B.4, SWP II.C 3 3 3 3 3 2 3 20 Berpengaruh Besar Berdampak
Skala Kota Blok II.C.2, Blok II.C.3,
SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3

SWP II.B Blok II.B.1,


- Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Blok II.B.2, Blok II.B.3, 3 3 3 3 3 2 3 20 Berpengaruh Besar Berdampak
Skala Kecamatan Blok II.B.4, SWP II.C
Blok II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3, SWP II.D
Blok II.D.1, Blok II.D.2.

V -67
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3

SWP II.B Blok II.B.1,


Blok II.B.2, Blok II.B.3,
- Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Blok II.B.4, SWP II.C
3 2 3 2 3 2 2 17 Berpengaruh Besar Berdampak
Skala Kelurahan Blok II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3, SWP II.D
Blok II.D.1, Blok II.D.2.
SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3,
SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.3, SWP II.C
- Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.1, Blok II.C.2, 1 1 1 1 1 1 1 7
Skala RW
Blok II.C.3, SWP II.D
Blok II.D.1, Blok II.D.2,
SWP II.E Blok II.E.1

9 Zona RTNH

V -68
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
SWP II.B Blok II.B.1,
Pengembangan Ruang Terbuka Non Hijau SWP II.C Blok II.C.3, 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
SWP II.E Blok II.E.2

10 Zona Perdagangan dan Jasa

SWP II.B Blok II.B.1,


- Pengembangan sarana perdagangan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.B.2 1 1 1 1 1 1 1 7
dan jasa skala kota
SWP II.A Blok II.A.1,
SWP II.B Blok II.B.1,
- Pengembangan sarana perdagangan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.B.2, Blok II.B.3, 1 1 1 1 1 1 1 7
dan jasa skala WP
SWP II.C Blok II.C.1

SWP II.C Blok C.3,


- Pengembangan sarana perdagangan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
SWP II.D Blok II.D.1 1 1 1 1 1 1 1 7
dan jasa skala SWP
- Program Perwujudan Pemberdayaan WP Perkotaan Atas dan
Usaha Mikro yang Dilakukan melalui Sekitarnya
Pendataan, Kemitraan, Kemudahan Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
1 1 1 1 1 1 1 7
Perizinan, Penguatan Kelembagaan
dan Koordinasi dengan Para
Pemangku Kepentingan
- Program Perwujudan Pengembangan WP Perkotaan Atas dan
Kapasitas Pelaku Ekonomi Kreatif Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

V -69
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
11 Zona Perkantoran

SWP II.A Blok II.A.1,


Blok II.A.2, Blok II.A.3,
SWP II.B Blok II.B.1,
Blok II.B.2, Blok II.B.3,
Pengembangan dan pemeliharaan sarana Blok II.B.4, SWP II.C
perkantoran 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Blok II.C.1, Blok II.C.2

Blok II.C.3, SWP II.D


Blok II.D.1, SWP II.E
Blok II.E.1, Blok II.E.2

12 Zona Pengelolaan Persampahan

- Pengembangan system Sanitary Ladfill SWP II.E Blok II.E.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Program Pengembangan Sistem dan WP Perkotaan Atas dan


Pengelolaan Persampahan Regional Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Pengembangan Sistem dan WP Perkotaan Atas dan


Pengelolaan Persampahan di Daerah Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Kota
- Penyediaan Sarana Persampahan WP Perkotaan Atas dan
Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

V -70
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
- Pembinaan Teknik Pengelolaan WP Perkotaan Atas dan
Infrastruktur Persampahan Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

- Sosialisasi dan Pemberdayaan WP Perkotaan Atas dan


Masyarakat dalam rangka Penyediaan Sekitarnya 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Sarana TPA/TPST/SPA/TPS- 3R/TPS
13 Zona Pertahanan dan Kemanan

SWP II.B Blok II.B.1,


Blok II.B.2, Blok II.B.3
- Pengembangan dan penaataan
Blok II.B.4, SWP II.C 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
kawasan sekitar zona Hankam
Blok II.C.1, SWP II.D
Blok II.D.2

SWP II.B Blok II.B.1,


Blok II.B.2, Blok II.B.3
- Pembangunan jalur hijau/buffer zone
sekitar Kawasan Pertanahan dan Blok II.B.4, SWP II.C 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
Keamanan Blok II.C.1, SWP II.D
Blok II.D.2

14 Zona Peruntukan Lainnya

Instalasi Pengolahan Air Minum

- Peningkatan kapasitas penampungan SWP II.D Blok II.D.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

V -71
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau
penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya
kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan

bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau


peningkatan intensitas dan cakupan wilayah

peningkatan risiko terhadap kesehatan dan


peningkatan jumlah penduduk miskin atau
terancamnyakeberlanjutan penghidupan
Jumlah Tingkat
No. Program Prioritas Lokasi Kesimpulan

sekelompok masyarakat;
Nilai Pengaruh

keanekaragamanhayati;

keselamatan manusia;
kebakaran dan lahan;
Perubahan Iklim;

lahan;
alam
Instalasi Pengolahan Air Limbah

- Peningkatan Kapasitas IPLT SWP II.E Blok II.E.2 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak

Pergudangan

SWP II.B Blok II.B.3,


- Penataan kawasan pergudangan Blok II.B.4, SWP II.E 3 3 3 3 3 2 3 20 Berpengaruh Besar Berdampak
Blok II.E.1, Blok II.E.2

SWP II.B Blok II.B.3,


- Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pendukung zona pergudangan, (jalan, Blok II.B.4, SWP II.E 1 1 1 1 1 1 1 7 Tidak Berpengaruh Tidak Berdampak
ruang bongkar muat, RTH Privat). Blok II.E.1, Blok II.E.2

Sumber : Hasil Konsultasi Publik,2023

V -72
5.2.8. Keterkaitan Kebijakan, Rencana dan/atau Program Berdampak
Yang Perlu Kajian Muatan

Keterkaitan Kebijakan, Rencana dan/atau Program terhadap Isu-Isu


Prioritas dengan metode uji silang dengan Kebijakan, Rencana

dan/atau Program Berdampak di uji silangkan dengan Kebijakan,


Rencana dan/atau Program Prioritas sehingga keluar hasil program

utama kegiatan kegiatan yang perlu kajian 6 muatan, dimana ingin


melihat apakah suatu Kebijakan, Rencana dan/atau Program prioritas

tersebut setelah dilakukan persandingan terhadap Isu-Isu prioritas


memiliki dampak positif atau memiliki keterkaitan dampak negatif

yang cukup tinggi, dimana disimpulkan bahwa kalau Kebijakan,


Rencana dan/atau Program tersebut memiliki pengaruh atau dampak

negatif cukup tinggi terhadap Isu-Isu prioritas, maka Kebijakan,


Rencana dan/atau Program tersebut masuk dalam kategori

Kebijakan, Rencana dan/atau Program Terdampak, artinya bahwa


pengaruh negatifnya cukup kuat, sehingga perlu dilakukan

pengkajian selanjutnya sebagai Kebijakan, Rencana dan/atau


Program berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Risiko dan
dampak lingkungan (Nomor : P.69/MENLHK/Setjen/Kum.1/12/2017
Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016

Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup


Strategis), dimana terdapat 6 (enam) Risiko dan dampak lingkungan

yang akan ditimbulkannya.

V -73
Tabel 5.15
Analisis Kebijakan, Rencana dan/atau Program Yang Perlu Kajian Muatan
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
Rencana Struktur Ruang
1.  Ruas Jalan Jend.
M. Yusuf, melewati
SWP II.A, SWP II.C,
SWP II.D;
 Ruas Jalan Jend.
Ahmad Yani
melewati SWP
II.B,SWP II.C dan
SWP II.E.
 Ruas Jalan
Karaeng Bura’ne Tidak Perlu
peningkatan kapasitas (pelebaran dimensi jalan) dan
melewati SWP II.B 2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
Rehabilitasi kewenangan nasional Jalan Arteri Primer
 Ruas Jalan H.A. Muatan
Arsyad melewati
SWP II.B dan SWP
II.E
 Ruas Jalan Garuda
melewati SWP II.C
dan SWP II.D
 Jalan Lingkar
Lapadde melewati
SWP II.C, SWP II.D
dan SWP II.E
2.  Jl. A. Makkasau
 Jl. Abu Bakar
Lambogo
 Jl. Ambo Mati
 Jl. Andi Tidak Perlu
Pembangunan jalan baru dan rehabiliasi Kolektor Sekunder Mallarangeng 2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
 Jl. Bambu Runcing Muatan
 Jl. Beringin
 Jl. Bukit Madani
 Jl. Bumi Asri
 Jl. Bumi Harapan

V -74
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
 Jl. Ganggawa
 Jl. Garuda
 Jl. Gelora Mandiri
 Jl. Guru M. Amin
 Jl. HM. Joesoef
Madjid
 Jl. Industri Kecil
 Jl. Jend Sudirman
 Jl. Kelapa Gading
 Jl. Komp. Lauleng
 Jl. Lamihade
 Jl. Lariang
Nyarengge
 Jl. Lasangga
 Jl. Lasiming
 Jl. Laupe
 Jl. Liu Bulue
 Jl. Manunggal
 Jl. Opu Dg Risaju
 Jl. Panca Marga
 Jl. Panorama
 Jl. Pendidikan
 Jl. Polwil
 Jl. Samparaja
 Jl. Samping Dolog
 Jl. Samsul Alam
Bulu
 Jl. Sosial
 Jl. Suaka Alam
Lestari
 Jl. Wisata Jompie
3. Tidak Perlu
Pembangunan jalan baru Lokal Primer  SWP II.B Blok II.B.2 3 2 2 1 2 2 3 15 Kajian
Muatan
4.  SWP II.A Blok II.A.3 Tidak Perlu
 SWP II.B Blok II.B.4 Kajian
Pembangunan jalan baru Lokal Sekunder  SWP II.C Blok II.C.1 3 2 2 1 2 2 3 15 Muatan
 SWP II.D Blok
II.D.1

V -75
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
 SWP II.E Blok II.E.1
dan Blok II.E.2
5. Pembangunan jalan tol  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
Perlu Kajian
II.B.3, Blok II.B.4 5 5 5 4 1 4 5 29
Muatan
 SWP II.C Blok
II.C.1, Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
6. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Terminal Tipe B  SWP II.B Blok II.B.4 Perlu Kajian
5 5 5 4 1 4 5 29
 SWP II.E Blok II.E.1 Muatan
7. Pembangunan terminal Tipe C  SWP II.B Blok
II.B.4, Tidak Perlu
 SWP II.D Blok 2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
II.D.1 Muatan
 SWP II.E Blok II.E.2
8.  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
Pembangunan jalur kereta api antar kota  SWP II.B Blok Perlu Kajian
II.B.3, Blok II.B.4
4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
 SWP II.C Blok
II.C.1, Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
9. Pembangunan stasiun kereta api Perlu Kajian
 SWP II.E Blok II.E.1 4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
10.  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok II.B.4
Pembangunan jaringan yang menyalurkan gas bumi  SWP II.C Blok Tidak Perlu
II.C.1, Blok II.C.2 2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
dari kilang pengolahan ke konsumen
 SWP II.E Blok II.E.1, Muatan
Blok II.E.2

V -76
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
11. peningkatan mutu dan kapasitas pengembangan  SWP II.D Blok Tidak Perlu
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi II.D.2 2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
 SWP II.E Blok II.E.2 Muatan
12.  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
II.B.1, Blok II.B.2,
Blok II.B.3, Blok
Tidak Perlu
Jaringan serap optic II.B.4
2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
 SWP II.C Blok
Muatan
II.C.1, Blok II.C.2,
BLOK II.C.3
 SWP II.D Blok
II.D.1, Blok II.D.2
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
13. Peningkatan kapasitas TPA Perlu Kajian
 SWP II.E Blok II.E.2 4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
14.  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok Tidak Perlu
Pengembangan/peningkatan saluran primer II.B.1, Blok II.B.2, 3 2 2 1 2 2 3 15 Kajian
Blok II.B.3, Blok Muatan
II.B.4
 SWP II.C Blok II.C.2
 SWP II.E Blok II.E.1
15.  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
Tidak Perlu
Pengembangan jaringan pejalan kaki II.B.1, Blok II.B.2,
3 2 2 1 2 2 3 15 Kajian
Blok II.B.3, Blok
Muatan
II.B.4
 SWP II.C Blok
II.C.1, Blok II.C.2,
Blok II.C.3

V -77
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
 SWP II.D Blok
II.D.1
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
Rencana Pola Ruang
1. Pengembangan Kawasan peternakan  SWP II.C Blok
II.C.1, Perlu Kajian
5 5 5 4 1 4 5 29
 SWP II.D Blok Muatan
II.D.2
2. Pengembangan kawasan peruntukan industri  SWP II.E Blok II.E.1. Perlu Kajian
5 5 5 4 1 4 5 29
Blok II.E.2 Muatan
3. Pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan  SWP II.A Blok
kepadatan tinggi II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
II.B.1, Blok II.B.2,
Blok II.B.3, Blok
II.B.4, Perlu Kajian
 SWP II.C Blok
4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3,
 SWP II.D Blok
II.D.1,
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
4. Pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan  SWP II.A Blok
kepadatan sedang II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
II.B.1, Blok II.B.2,
Blok II.B.3, Blok
II.B.4, Perlu Kajian
 SWP II.C Blok
4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3, SWP
II.D Blok II.D.1,
Blok II.D.2.
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2

V -78
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
5. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3,
 SWP II.B Blok
Perlu Kajian
II.B.2, Blok II.B.4, 4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
 SWP II.C Blok
II.C.2, Blok II.C.3,
 SWP II.E Blok
II.E.1, Blok II.E.2
6. Pembangunan dan rehabilitasi SPU skala kecamatan  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
II.B.1, Blok II.B.2,
Blok II.B.3, Blok
Tidak Perlu
II.B.4,
2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
 SWP II.C Blok
Muatan
II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3,
 SWP II.D Blok
II.D.1, Blok II.D.2.
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
7. Pembangunan dan rehabilitasi SPU skala kelurahan  SWP II.A Blok
II.A.1, Blok II.A.2,
Blok II.A.3
 SWP II.B Blok
II.B.1, Blok II.B.2,
Blok II.B.3, Blok
Tidak Perlu
II.B.4,
2 1 3 3 3 3 2 17 Kajian
 SWP II.C Blok
Muatan
II.C.1, Blok II.C.2.
Blok II.C.3,
 SWP II.D Blok
II.D.1, Blok II.D.2.
 SWP II.E Blok II.E.1,
Blok II.E.2
8. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala kota  SWP II.B Blok Perlu Kajian
5 5 5 4 1 4 5 29
II.B.1, Blok II.B.2 Muatan

V -79
KRP Yang Perlu Kajian Muatan Jumlah Nilai Keterangan
No. Program Utama Lokasi
A B C D E F G
9. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala WP  SWP II.A Blok
II.A.1,
 SWP II.B Blok Perlu Kajian
5 5 5 4 1 4 5 29
II.B.1, Blok II.B.2, Muatan
Blok II.B.3,
 SWP II.C Blok II.C.1
10. Penataan kawasan pergudangan  SWP II.B Blok
II.B.3, Blok II.B.4, Perlu Kajian
 SWP II.E Blok II.E.1,
4 5 5 4 2 3 4 27 Muatan
Blok II.E.2
Sumber : Hasil analisis tim, Tahun 2023

Keterangan :

A. Perkotaan atas dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi;


B. Kurangnya ruang terbuka hijau;

C. Terdapatnya daerah resapan air yang dikembangkan area permukiman;


D. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap perlindungan sumber mata air;

E. Terdapat daerah rawan bencana banjir dan longsor;


F. Kurangnya lahan parkir yang berdampak pada kemacetan;

G. Perubahan fungsi penggunaan lahan akibat perkembangan perkotaan.

V -80
5.2.9. Analisis Pengaruh

5.2.9.1. Analisis D3TLH Ketersediaan Lahan


1. Struktur Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki Ketersediaan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pembangunan Jalan Tol


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat

Pada Analisis Kemampuan Berisiko 42.02 Km


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Berisiko.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.16

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis
Ketersediaan Lahan Dengan Pengembangan
Berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Ketersediaan Lahan


Berisiko Sepanjang 42.22 Km Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Berisiko. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.16

V -81
d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api


Apabila Dilihat Pada Analisis Ketersediaan Lahan

Berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16


e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Ketersediaan Lahan Dengan

Pengembangan Aman Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki Ketersediaan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;
a. Pengembangan Kawasan Peternakan
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Ketersediaan


Lahan Seluas 86,11 Ha Dengan Dampaknya

Terhadap Lingkungan Hidup Aman, Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.16


b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan


Industri Berada Pada Ketersediaan Lahan Berisiko

Seluas 47,77 Ha Dengan Dampaknya Terhadap

V -82
Lingkungan Hidup Berisiko, Sedangkan

Ketersediaan Lahan Tinggi Seluas 68,48 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Hidup Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.16

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Berada Pada Kemampuan Lahan


Berisiko Seluas 33,41 Ha Dengan Dampaknya

Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko, Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.16


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Ketersediaan Lahan
Berisiko Seluas 26,64 Ha Dengan Dampaknya
Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko, Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.16

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada


Kemampuan Lahan Berisiko Seluas 43,42 Ha

Dengan Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup


Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16

V -83
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada


Pada Ketersediaan Lahan Berisiko Seluas 45,10 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup


Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Ketersediaan Lahan Berisiko Seluas 26,26 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup


Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16


h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan


Berada Pada Ketersediaan Lahan Berisiko Seluas
72,48 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Hidup Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.16

V -84
Tabel 5.16
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Ketersediaan Lahan
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

STATUS KETERSEDIAAN LAHAN DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Beresiko Aman
POLA RUANG (Ha)
C 1 0.55 0.55 0.00 100.00
Pengembangan Kawasan Peternakan
D 2 85.57 85.57 0.00 100.00
TOTAL 86.11 86.11 0.00 100.00
Pengembangan Kawasan Peruntukan 1 45.56 45.56 100.00 0.00
E
Industri 2 49.81 49.81 0.00 100.00
TOTAL 45.56 49.81 95.37 47.77 52.23
1 47.60 47.60 0.00 100.00
A 2 49.07 49.07 0.00 100.00
3 45.38 45.38 0.00 100.00
1 28.86 28.86 0.00 100.00
2 31.60 31.60 100.00 0.00
B
3 87.15 87.15 100.00 0.00
Pembangunan dan pengembangan
4 53.91 53.91 100.00 0.00
kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi
1 37.84 37.84 0.00 100.00
C 2 31.41 31.41 0.00 100.00
3 80.61 80.61 0.00 100.00
D 1 12.57 12.57 0.00 100.00
1 5.92 5.92 100.00 0.00
E
2 22.60 22.60 0.00 100.00
TOTAL 178.58 355.93 534.51 33.41 66.59
1 98.79 98.79 0.00 100.00
Pembangunan dan pengembangan
A 2 47.31 47.31 0.00 100.00
kawasan Perumahan Kepadatan Sedang
3 42.08 42.08 0.00 100.00

V -85
Tabel 5.16
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Ketersediaan Lahan
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

STATUS KETERSEDIAAN LAHAN DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Beresiko Aman
1 15.91 15.91 0.00 100.00
B
4 105.15 105.15 100.00 0.00
1 114.01 114.01 0.00 100.00
C 2 36.49 36.49 0.00 100.00
3 12.52 12.52 0.00 100.00
1 47.74 47.74 0.00 100.00
D
2 51.79 51.79 0.00 100.00
1 55.87 55.87 100.00 0.00
E
2 25.84 25.84 0.00 100.00
TOTAL 161.03 492.48 653.50 24.64 75.36
1 4.56 4.56 0.00 100.00
A 2 14.84 14.84 0.00 100.00
3 3.89 3.89 0.00 100.00
2 7.83 7.83 100.00 0.00
Pembangunan dan Rehabilitasi SPU B
4 11.02 11.02 100.00 0.00
Skala Kota
2 0.12 0.12 0.00 100.00
C
3 0.59 0.59 0.00 100.00
1 2.81 2.81 100.00 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 100.00
TOTAL 21.66 28.23 49.89 43.42 56.58

Pengembangan Sarana Perdagangan B 1 10.45 10.45 0.00 100.00


dan Jasa Skala Kota
2 8.59 8.59 100.00 0.00
TOTAL 8.59 10.45 19.04 45.10 54.90

V -86
Tabel 5.16
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Ketersediaan Lahan
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

STATUS KETERSEDIAAN LAHAN DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Beresiko Aman

1 6.22 6.22 0.00 100.00


A
2 8.95 8.95 0.00 100.00
1 26.96 26.96 0.00 100.00
2 8.07 8.07 100.00 0.00
B
3 15.73 15.73 100.00 0.00
Pengembangan Sarana Perdagangan
4 16.31 16.31 100.00 0.00
dan Jasa Skala WP
1 15.30 15.30 0.00 100.00
C
3 22.60 22.60 0.00 100.00
1 17.26 17.26 0.00 100.00
D
2 13.67 13.67 0.00 100.00
1 4.07 4.07 100.00 0.00
E
2 13.10 13.10 0.00 100.00
TOTAL 44.18 124.05 168.23 26.26 73.74
3 0.51 0.51 100.00 0.00
B
4 4.15 4.15 100.00 0.00
Penataan Kawasan Pergudangan
1 0.60 0.60 100.00 0.00
E
2 2.00 2.00 0.00 100.00
TOTAL 5.26 2.00 7.26 72.48 27.52
STRUKTUR RUANG (Km)
1 3.73 3.73 0.00 100.00
A
3 2.39 2.39 0.00 100.00
Pembangunan Jalan Tol
1 0.97 0.97 0.00 100.00
B
3 1.34 1.34 100.00 0.00

V -87
Tabel 5.16
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Ketersediaan Lahan
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

STATUS KETERSEDIAAN LAHAN DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Beresiko Aman
4 2.41 2.41
1 1.02 1.02 0.00 100.00
C
2 0.84 0.84 0.00 100.00
E 1 2.75 2.75 100.00 0.00
TOTAL 6.49 8.96 15.45 42.02 57.98
1 1.25 1.25 0.00 100.00
A 2 0.82 0.82 0.00 100.00
3 1.70 1.70 0.00 100.00
Pembangunan Jalur Kereta Api 3 0.29 0.29 100.00 0.00
B
Antarkota 4 1.28 1.28 100.00 0.00
1 1.34 1.34 0.00 100.00
C
2 0.59 0.59 0.00 100.00
E 1 2.60 2.60 100.00 0.00
TOTAL 4.17 5.70 9.87 42.22 57.78
Pembangunan Sarana dan Prasarana
B 4 Defisit Beresiko
Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun Kereta Api E 1 Defisit Beresiko
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 Surflus Aman
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -88
Gambar 5.5. Peta D3TLH Ketersediaan Lahan

V -89
Gambar 5.6. Peta D3TLH Ketersediaan Lahan Overlay KRP Berdampak

V -90
5.2.9.2. Analisis D3TLH Ketersediaan Pangan

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada KRP


kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam) muatan

KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan tinggi, sedang


dan kemampuan lahan rendah. Untuk lebih jelasnya

analisis kemampuan lahan yang dimaksud adalah sebagai


berikut;

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Penyedia

Pangan defisit dengan panjang 7.64 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Berisiko.

Sedangkan Pada KRP Pembangunan Jalan Tol


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Penyedia Pangan seimbang Sepanjang 0.17


Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Bersyarat. Pada KRP Pembangunan Jalan Tol


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Penyedia Pangansurflus dengan panjang


2.04 Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis
Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Penyedia Pangan


Defisit Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

V -91
Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17


c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan penyedia pangan defisit Sepanjang 7.28 Km


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Berisiko.

Sedangkan Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta


Api Antarkota Dilihat Pada Analisis Kemampuan

Lahan Dengan penyedia pangan seimbang dengan


Sepanjang 0.33 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Bersyarat. Sedangkan


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


penyedia pangan surflus dengan Sepanjang 2.25

Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17


d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
penyedia pangan defisit Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17


e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

penyedia pangan defisit Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Berisiko. Untuk Lebih

V -92
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.17


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada penyedia pangan


defisit dengan luas 82,63 Ha Dengan Dampaknya

Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko Sedangkan


KRP Kawasan Pengembangan Kawasan Peternakan

Berada Pada penyedia pangan surflus luas 3,58 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan
Industri Berada Pada Pada penyedia pangan
terlampaui dengan kategori defisit Seluas 72,26 Ha

Dengan Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup


Berisiko, Sedangkan KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Pada penyedia pangan


seimbang dengan luas 4,47 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Hidup Bersyarat, Sedangkan


KRP Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Pada
penyedia pangan surflus dengan luas 18,76 Ha

V -93
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Berada Pada Pada penyedia


pangan defisit dengan luas 502.62 Ha Dengan

Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko,


Sedangkan pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Tinggi Berada Pada Pada penyedia pangan surflus

dengan luas 32,58 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Hidup mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.17

d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang Berada Pada Pada penyedia
pangan defisit dengan luas 489.46 Ha Dengan

Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko,


Sedangkan pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Sedang Berada Pada Pada penyedia pangan

seimbang dengan luas 16.34 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Hidup Bersyarat, Sedangkan
pada KRP Kawasan Pembangunan dan

V -94
Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Sedang Berada Pada Pada penyedia pangan surflus


dengan luas 158.55 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Hidup Aman. Untuk Lebih Jelasnya,


Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel

5.17
e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Pada

penyedia pangan defisit seluas 47.61 Ha Dengan


Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko,

Sedangkan pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Pada

penyedia pangan seimbang seluas 1.47 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Hidup mempunyai

Bersyarat. Sedangkan pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota

Berada Pada Pada penyedia pangan surflus seluas


0.88 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Hidup mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya,


Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel
5.17
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada
Pada Pada penyedia pangan defisit seluas 19,07 Ha
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup
mempunyai Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian
Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17

V -95
g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada
Pada Pada penyedia pangan defisit dengan luas
154.94 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Hidup mempunyai Berisiko, Kajian analisis pada
KRP Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan
dan Jasa Skala WP Berada Pada Pada penyedia
pangan seimbang dengan luas 0.57 Ha Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Hidup mempunyai
Bersyarat, Kajian analisis pada KRP Kawasan
Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala
WP Berada Pada Pada penyedia pangan surflus
dengan luas 12.93 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Hidup mempunyai Aman. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.17
h. Penataan Kawasan Pergudangan
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan

Berada Pada Pada penyedia pangan defisit dengan


luas 7,27 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Hidup Berisiko, Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.17

3. Dasar Perhitungan Nilai Ketersediaan Pangan


Kawasan Perkotaan Atas Dan Sekitarnya Kota
Parepare
Dimana kita merujuk pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013
Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia. Adapun metode yang di gunakan
ialah inventarisasi kebutuhan data untuk menyusun

V -96
informasi ketersediaan sumber daya alam untuk
penyedia pangan. Data yang digunakan untuk melihat
ketersediaan pangan menggunakan data ketersediaan
pangan dari Badan Pusat Statistik, Data Statistik dari
langkah diatas ditetapkan dengan sistem grid 5” x 5”
atau (150 x 150 m²) dengan menggunakan informasi
jalan dan wilayah sungai sebagai distributor spasial.
Data grid 5” disediakan oleh Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. AKG (Angka Kecukupan Gizi)
bagi kebutuhan pangan dengan AKG perkapita sebesar
2.150 kkal per kapita/hari (Permenkes No.75 Tahun
2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia). Kebutuhan energi bahan
pangan diperoleh melalui perhitungan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) penduduk tiao grid selama
setahun. AKG yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia
adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
bagi semua golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Untuk lebih jelasnya bisa di
lihat pada tabel 5.18

V -97
Gambar 5.7. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Pangan

V -98
Gambar 5.8. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Pangan Overlay KRP
Berdampak

V -99
Tabel 5.17
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Status Pangan
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023
STATUS KETERSEDIAAN PANGAN DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Seimbang Surflus Berisiko Bersyarat Aman
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 100.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 82.09 3.58 85.67 95.82 0.00 4.18
TOTAL 82.63 3.58 86.22 95.85 0.00 4.15
Pengembangan Kawasan 1 39.60 6.02 45.61 86.81 0.00 13.19
E
Peruntukan Industri 2 32.66 4.47 12.74 49.88 65.49 8.96 25.55
TOTAL 72.26 4.47 18.76 95.49 75.67 4.68 19.65
1 45.00 2.66 47.67 94.41 0.00 5.59
A 2 48.33 0.80 49.13 98.37 0.00 1.63
3 45.44 45.44 100.00 0.00 0.00
1 28.89 28.89 100.00 0.00 0.00
2 31.64 31.64 100.00 0.00 0.00
Pembangunan dan B
3 79.05 8.21 87.27 90.59 0.00 9.41
pengembangan kawasan
4 53.98 53.98 100.00 0.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 34.86 3.02 37.89 92.02 0.00 7.98
C 2 26.68 4.77 31.45 84.83 0.00 15.17
3 68.64 12.07 80.71 85.04 0.00 14.96
D 1 11.59 1.00 12.59 92.05 0.00 7.95
1 5.93 5.93 100.00 0.00 0.00
E
2 22.59 0.04 22.62 99.83 0.00 0.17
TOTAL 502.62 32.58 535.20 93.91 0.00 6.09
Pembangunan dan 1 78.79 1.87 18.26 98.92 79.66 1.89 18.45
A
pengembangan kawasan 2 41.43 3.75 2.19 47.38 87.46 7.91 4.63

V -100
STATUS KETERSEDIAAN PANGAN DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Seimbang Surflus Berisiko Bersyarat Aman
Perumahan Kepadatan 3 42.13 42.13 100.00 0.00 0.00
Sedang 1 12.96 2.97 15.93 81.34 0.00 18.66
B
4 105.29 105.29 100.00 0.00 0.00
1 49.89 1.17 63.09 114.15 43.71 1.02 55.27
C 2 17.03 19.51 36.54 46.60 0.00 53.40
3 8.39 1.56 2.58 12.53 66.95 12.42 20.62
1 23.91 23.89 47.80 50.02 0.00 49.98
D
2 31.11 20.75 51.85 59.99 0.00 40.01
1 53.56 0.03 2.36 55.95 95.73 0.05 4.23
E
2 14.96 7.97 2.94 25.87 57.84 30.80 11.36
TOTAL 479.46 16.34 158.55 654.35 73.27 2.50 24.23
1 4.56 4.56 100.00 0.00 0.00
A 2 13.98 0.88 14.86 94.11 0.00 5.89
3 3.90 3.90 100.00 0.00 0.00
Pembangunan dan 2 7.84 7.84 100.00 0.00 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 11.03 11.03 100.00 0.00 0.00
Kota 2 0.12 0.12 100.00 0.00 0.00
C
3 0.59 0.59 100.00 0.00 0.00
1 2.81 2.81 100.00 0.00 0.00
E
2 2.77 1.47 4.23 65.35 34.65 0.00
TOTAL 47.61 1.47 0.88 49.95 95.31 2.94 1.75
Pengembangan Sarana
B 1 10.47 10.47 100.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.60 8.60 100.00 0.00 0.00
TOTAL 19.07 19.07 100.00 0.00 0.00

A 1 6.10 0.12 6.22 98.02 0.00 1.98

V -101
STATUS KETERSEDIAAN PANGAN DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Seimbang Surflus Berisiko Bersyarat Aman
2 8.56 0.40 8.96 95.51 0.00 4.49
1 25.99 1.00 26.99 96.29 0.00 3.71
2 8.08 8.08 100.00 0.00 0.00
B
3 15.76 15.76 100.00 0.00 0.00
Pengembangan Sarana 4 16.33 16.33 100.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa 1 15.29 0.03 15.32 99.78 0.00 0.22
C
Skala WP 3 17.22 0.57 4.83 22.63 76.12 2.54 21.34
1 14.11 3.17 17.29 81.65 0.00 18.35
D
2 10.31 3.37 13.68 75.38 0.00 24.62
1 4.07 4.07 100.00 0.00 0.00
E
2 13.11 13.11 100.00 0.00 0.00
TOTAL 154.94 0.57 12.93 168.45 91.98 0.34 7.68
3 0.52 0.52 100.00 0.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 4.15 4.15 100.00 0.00 0.00
Pergudangan 1 0.60 0.60 100.00 0.00 0.00
E
2 2.00 2.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 7.27 7.27 100.00 0.00 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 1.33 0.17 0.77 2.28 58.53 7.47 34.00
A
3 1.44 1.44 100.00 0.00 0.00
3 0.49 0.49 100.00 0.00 0.00
B
Pembangunan Jalan Tol 4 1.23 1.23 100.00 0.00 0.00
1 0.63 0.39 1.02 61.77 0.00 38.23
C
2 0.30 0.33 0.63 47.82 0.00 52.18
E 1 2.20 0.54 2.75 80.24 0.00 19.76
TOTAL 7.64 0.17 2.04 9.84 77.59 1.73 20.69
A 1 0.41 0.84 1.25 32.56 0.00 67.44

V -102
STATUS KETERSEDIAAN PANGAN DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Seimbang Surflus Berisiko Bersyarat Aman
2 0.55 0.12 0.14 0.82 67.77 14.61 17.62
3 1.56 0.14 1.70 91.59 8.41 0.00
3 0.29 0.29 100.00 0.00 0.00
Pembangunan Jalur B
4 1.28 1.28 100.00 0.00 0.00
Kereta Api Antarkota
1 1.04 0.30 1.34 77.55 0.00 22.45
C
2 0.24 0.35 0.59 41.04 0.00 58.96
E 1 1.91 0.07 0.62 2.60 73.50 2.70 23.80
TOTAL 7.28 0.33 2.25 9.87 73.77 3.37 22.85
Pembangunan Sarana dan
B 4 Defisit Berisiko
Prasarana Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Defisit Berisiko
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Defisit Berisiko
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -103
Tabel 5.18
Dasar Perhitungannya Nilai Ketersediaan Pangan Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023

Energi Bahan Pangan grid Ambang Batas DDLH Nilai Status Ambang
No Penggunaan Lahan Sebaran Penduduk Status
Kabupaten/Kota (kkal) Penyedia Pangan (kapita) Batas DDLH

Bangunan Industri 608 0 0 -608 Defisit


1.
0 0 0 0 Seimbang

Belukar 2035 0 0 -2035 Defisit


2.
0 0 0 0 Seimbang
3. Ladang 42142 0 0 -42142 Defisit
553 0 0 -553 Defisit
4. Perkebunan
0 0 0 0 Seimbang

5. Permukiman 18472 0 0 -18472 Defisit

6. Peternakan 330 0 0 -330 Defisit

7. Sawah 16373 691594 5,42 16373 Surflus

Tambak 249 0 0 -249 Defisit


8.
0 0 0 0 Seimbang
1995 0 0 -1995 Defisit
9. Tanah Kosong
0 0 0 0 Seimbang
Sumber: Hasil Analisis Tim,2023

V -104
5.2.9.3. Analisis D3TLH Ketersediaan Air

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada KRP


kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam) muatan

KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan tinggi, sedang


dan kemampuan lahan rendah. Untuk lebih jelasnya

analisis kemampuan lahan yang dimaksud adalah sebagai


berikut;

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Penyedia

Air defisit dengan panjang 5.11 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Berisiko.

Sedangkan Pada KRP Pembangunan Jalan Tol


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Penyedia Pangan surflus dengan panjang


4.73 Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.19
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Penyedia Air surflus


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.19

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

V -105
Dengan penyedia air defisit dengan panjang 6.03

Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Berisiko. Sedangkan Pada KRP

Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan penyedia

air surflus dengan panjang 3.84 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.19

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


penyedia air surflus dengan kategori aman Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.19


e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
penyedia air surflus dengan kategori aman Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.19

2. Pola Ruang
Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada

KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)


muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan

tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk


lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut;

V -106
a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada penyedia air

defisit dengan luas 81,98 Ha Dengan Dampaknya


Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko, Sedangkan

KRP Kawasan Pengembangan Kawasan Peternakan


Berada Pada penyedia air surflus dengan luas 4,12

Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup


mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.19


b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan


Industri Berada Pada Pada penyedia pangan defisit

dengan luas 53,62 Ha Dengan Dampaknya


Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko, Sedangkan

KRP Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada


Pada penyedia pangan surflus luas 41,75 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup


mempunyai Aman, Untuk Lebih Jelasnya, Kajian
Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.19
c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Berada Pada Pada penyedia air

defisit dengan luas 232,28 Ha Dengan Dampaknya


Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko, Sedangkan

pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Tinggi Berada Pada Pada penyedia air surflus

V -107
dengan luas 378,64 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Hidup mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.19


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Pada penyedia air

defisit dengan luas 254,54 Ha Dengan Dampaknya


Terhadap Lingkungan Hidup Berisiko, Sedangkan

pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Sedang Berada Pada Pada penyedia air surflus


dengan luas 428,58 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Hidup mempunyai Aman, Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.19


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Pada
penyedia air defisit dengan luas 12,27 Ha Dengan
Dampaknya Terhadap Lingkungan Hidup
mempunyai Berisiko, Sedangkan pada KRP

Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala


Kota Berada Pada Pada penyedia air surflus dengan

luas 37,74 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Hidup mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.19

V -108
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada


Pada Pada penyedia air surflus dengan luas 19,04

Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup


mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.19


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada

Pada Pada penyedia air defisit dengan luas 44,49 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Hidup

Berisiko, dan Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

WP Berada Pada Pada penyedia air surflus dengan


luas 123,74 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Hidup mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.19
h. Penataan Kawasan Pergudangan
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan
Berada Pada Pada penyedia air defisit dengan luas

3,13 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Hidup mempunyai Berisiko, dan Kajian analisis

pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana


Perdagangan dan Jasa Skala Berada Pada Pada

penyedia air surflus dengan luas 4,13 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Hidup mempunyai

V -109
Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.19


3. Dasar Perhitungan Nilai Ketersediaan Air Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare


Dalam hal ini kita merujuk pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009
Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung
Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah.
Dengan metode perhitungan daya dukung air disuatu
wilayah, dengan mempertimbangkan ketersediaan dan
kebutuhan akan sumber daya air bagi penduduk yang
hidup di wilayah itu. Dengan metode ini, dapat
diketahui secara umum apakah sumber daya air suatu
wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan
surplus menunjukkan bahwa ketersediaan air disuatu
wilayah tercukupi, sedangkan dengan keadaan defisit
menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan akan air. Guna memenuhi
kebutuhan air, fungsi lingkungan yang terkait dengan
sistem tata air harus dilestarikan. Untuk lebih jelasnya,
sebagaimana pada tabel 5.20

V -110
Gambar 5.9. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Air

V -111
Gambar 5.10. Peta D3TLH Status Daya Dukung Ketersediaan Air Overlay KRP
Berdampak

V -112
Tabel 5.19
Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Status Air
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

STATUS KETERSEDIAAN AIR DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Berisiko Aman
POLA RUANG (Ha)
C 1 0.54 0.54 0.00 100.00
Pengembangan Kawasan Peternakan
D 2 81.98 3.57 85.55 95.83 4.17
TOTAL 81.98 4.12 86.10 95.21 4.79
Pengembangan Kawasan Peruntukan 1 35.64 9.9 45.54 78.26 21.74
E
Industri 2 17.97 31.83 49.80 36.08 63.92
TOTAL 53.62 41.75 95.37 56.22 43.78
1 13.46 34.15 47.61 28.27 71.73
A 2 35.18 16.87 52.05 67.59 32.41
3 15.7 29.68 45.38 34.60 65.40
1 0.03 36.06 36.09 0.08 99.92
2 36.4 36.40 0.00 100.00
B
Pembangunan dan pengembangan 3 18.15 79.43 97.58 18.60 81.40
kawasan Perumahan Kepadatan 4 39.99 21.36 61.35 65.18 34.82
Tinggi 1 21.13 25.94 47.07 44.89 55.11
C 2 10.76 20.65 31.41 34.26 65.74
3 54.07 39.69 93.76 57.67 42.33
D 1 2.43 16.07 18.50 13.14 86.86
1 6.11 3.37 9.48 64.45 35.55
E
2 16.27 19.08 35.35 46.03 53.97
TOTAL 232.28 378.64 610.92 38.02 61.98
1 17.36 81.43 98.79 17.57 82.43
A
2 13.18 34.13 47.31 27.86 72.14

V -113
STATUS KETERSEDIAAN AIR DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Berisiko Aman
3 41.24 0.84 42.08 98.00 2.00
1 0.93 15.32 16.25 5.72 94.28
B
4 45.98 67.74 113.72 40.43 59.57
1 42.77 72.71 115.48 37.04 62.96
Pembangunan dan pengembangan
C 2 6.23 30.27 36.50 17.07 82.93
kawasan Perumahan Kepadatan
3 7.43 9.89 17.32 42.90 57.10
Sedang
1 13.88 36.81 50.69 27.38 72.62
D
2 32.62 29.71 62.33 52.33 47.67
1 22.82 10.11 32.93 69.30 30.70
E
2 10.11 16.07 26.18 38.62 61.38
TOTAL 254.54 428.58 683.12 37.26 62.74
1 1.13 3.43 4.56 24.78 75.22
A 2 7.96 6.88 14.84 53.64 46.36
3 1.24 2.66 3.90 31.79 68.21
2 7.83 7.83 0.00 100.00
Pembangunan dan Rehabilitasi SPU B
4 1.42 9.59 11.01 12.90 87.10
Skala Kota
2 0.12 0.12 100.00 0.00
C
3 0.52 0.07 0.59 88.14 11.86
1 0.01 2.93 2.94 0.34 99.66
E
2 4.23 4.23 0.00 100.00
TOTAL 12.27 37.74 50.01 24.54 75.46

Pengembangan Sarana Perdagangan B 1 10.45 10.45 0.00 100.00


dan Jasa Skala Kota
2 8.58 8.58 0.00 100.00
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00
Pengembangan Sarana Perdagangan
A 1 3.95 2.26 6.22 63.59 36.41
dan Jasa Skala WP

V -114
STATUS KETERSEDIAAN AIR DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Berisiko Aman
2 0.35 8.60 8.95 3.90 96.10
1 4.89 22.07 26.96 18.12 81.88
2 8.07 8.07 0.00 100.00
B
3 1.83 13.91 15.73 11.62 88.38
4 5.62 10.69 16.31 34.48 65.52
1 5.10 10.21 15.30 33.29 66.71
C
3 5.79 16.81 22.60 25.62 74.38
1 2.48 14.78 17.26 14.38 85.62
D
2 6.86 6.81 13.67 50.19 49.81
1 2.57 1.49 4.07 63.27 36.73
E
2 5.05 8.05 13.10 38.54 61.46
TOTAL 44.49 123.74 168.23 26.44 73.56
3 0.10 0.42 0.51 18.65 81.35
B
4 1.37 2.78 4.15 33.06 66.94
Penataan Kawasan Pergudangan
1 0.60 0.60 0.00 100.00
E
2 1.66 0.34 2.00 83.22 16.78
TOTAL 3.13 4.13 7.26 43.10 56.90
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.45 1.83 2.28 19.62 80.38
A
3 1.26 0.18 1.44 87.68 12.32
3 0.23 0.27 0.49 45.79 54.21
B
Pembangunan Jalan Tol 4 0.98 0.26 1.23 79.14 20.86
1 0.45 0.57 1.02 43.91 56.09
C
2 0.15 0.48 0.63 23.91 76.09
E 1 1.60 1.15 2.75 58.14 41.86
TOTAL 5.11 4.73 9.84 51.90 48.10
A 1 0.29 0.96 1.25 23.07 76.93

V -115
STATUS KETERSEDIAAN AIR DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
Defisit Surflus Berisiko Aman
2 0.50 0.31 0.82 61.66 38.34
3 1.53 0.17 1.70 90.04 9.96
3 0.29 0.29 100.00 0.00
Pembangunan Jalur Kereta Api B
4 0.99 0.29 1.28 77.23 22.77
Antarkota
1 0.89 0.45 1.34 66.29 33.71
C
2 0.09 0.50 0.59 15.56 84.44
E 1 1.44 1.15 2.60 55.62 44.38
TOTAL 6.03 3.84 9.87 61.09 38.91
Pembangunan Sarana dan Prasarana
B 4 Surflus Aman
Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun Kereta Api E 1 Surflus Aman
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 Surflus Aman
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -116
Tabel 5.20
Dasar Perhitungannya Nilai Ketersediaan Air Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023

Koefisien Luas
Sebaran Koefisien Ketersediaan Air Selisih / Daya
No Penggunaan Lahan Kebutuhan Air Limpasan Guna Penggunaan Status
Penduduk Limpasan ( C ) (M3/Tahun) Dukung
Lahan (Ci) lahan (Ai/Ha)
1 Bangunan Industri 608 972800 7.2 24.97 0.5816286 118848180 117875380 Surflus

2 Belukar 2035 3256000 27.65 164.30 0.084040244 17172510.51 13916510.51 Surflus

3 Ladang 42142 67427200 319.55 1827.34 0.172746518 35298487.83 -32128712.23 Defisit

4 Perkebunan 553 884800 2.88 36,00 0.06149974 12566670 11681870 Surflus

5 Permukiman 18472 29555200 215.4 757.94 0.406753221 83114765 53559565 Surflus

6 Peternakan 330 528000 3.5 22.50 0.3527165 72073000 71545000 Surflus

7 Sawah 16373 26196800 71.1 516.10 0.257476429 52611961.42 26415161 Surflus

8 Tambak 249 398400 2.4 7.86 0.05635414 11515230 11116830 Surflus

9 Tanah Kosong 1995 3192000 18.4 89.76 0.23883678 48803174 45611174 Surflus
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -117
5.2.9.4. Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Bencana Banjir

Kajian ini mengukur besar dan pentingnya dampak


dan/atau risiko lingkungan hidup untuk suatu kebijakan,

rencana, dan/atau program terhadap perubahan-


perubahan lingkungan hidup dan kelompok masyarakat

yang terkena dampak dan/atau risiko.


1. Struktur Ruang

a. Pembangunan Jalan Tol


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat

Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan


Risiko Banjir Tinggi seluas 0.32 Km sehingga Zona

tersebut tidak aman atau berisiko Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.21

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis
Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Tidak Rawan
Banjir sehingga Zona tersebut aman atau tidak

berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Tidak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya,

Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel


5.21

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Kawasan Rawan Banjir Tinggi dengan luas

0.3 Km sehingga Zona tersebut tidak aman atau

V -118
berisiko Sepanjang Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.21


d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kawasan Tidak Rawan Banjir sehingga Zona


tersebut aman atau tidak berisiko Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Tidak Berisiko.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.21


e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kawasan Tidak Rawan Banjir sehingga Zona


tersebut aman atau tidak berisiko Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Tidak Berisiko.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.21
2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Kawasan Tidak

V -119
Rawan Banjir sehingga Zona tersebut aman atau

tidak berisiko Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Tidak Berisiko. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.21

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Kawasan Rawan Banjir Tinggi


dengan luas 1.36 Ha sehingga Zona tersebut aman

atau tidak berisiko Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.21

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Dengan Kawasan Rawan Banjir


Tinggi sehingga Zona tersebut tidak aman atau
berisiko Sepanjang 46.41 Ha Dengan Dampak
Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.21

d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang Berada Pada Kawasan Rawan


Banjir Tinggi sehingga Zona tersebut tidak aman

atau berisiko Sepanjang 96.54 Ha Dengan Dampak

V -120
Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.21

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada

Kawasan Rawan Banjir Tinggi sehingga Zona


tersebut tidak aman atau berisiko Sepanjang 0.72

Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.21

f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak


Berada Pada Kawasan Rawan Banjir sehingga Zona

tersebut aman atau tidak berisiko Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Tidak Berisiko.
Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.21

g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala WP

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada

Pada Kawasan Rawan Banjir sehingga Zona tersebut


tidak aman atau berisiko Sepanjang 21.42 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.21

V -121
h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan


Berada Pada Kawasan Rawan Banjir sehingga Zona

tersebut aman atau tidak berisiko Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Tidak Berisiko.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.21

V -122
Tabel 5.21
Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko Banjir
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

KODE DLH RISIKO BANJIR DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK BLOK Grand Total
SWP Tinggi Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan Peternakan
TOTAL
1 0.03 0.03 100.00
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri E
2 1.33 1.33 100.00
TOTAL 1.36 1.36 100.00
A 1 11.17 11.17 100.00
B 1 0.54 0.54 100.00
Pembangunan dan pengembangan kawasan
2 8.58 8.58 100.00
Perumahan Kepadatan Tinggi C
3 24.06 24.06 100.00
E 2 2.06 2.06 100.00
TOTAL 46.41 46.41 100.00
A 1 12.27 12.27 100.00
B 1 10.56 10.56 100.00
1 47.49 47.49 100.00
Pembangunan dan pengembangan kawasan
C 2 9.14 9.14 100.00
Perumahan Kepadatan Sedang
3 7.88 7.88 100.00
D 2 1.09 1.09 100.00
E 2 8.11 8.11 100.00
TOTAL 96.54 96.54 100.00

Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota E 2 0.72 0.72 100.00

TOTAL 0.72 0.72 100.00

V -123
KODE DLH RISIKO BANJIR DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK Grand Total
SWP Tinggi Berisiko
Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
TOTAL

A 1 4.60 4.60 100.00

1 6.65 6.65 100.00


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa B
3 0.24 0.24 100.00
Skala WP
C 3 5.24 5.24 100.00
D 2 4.57 4.57 100.00
E 2 0.12 0.12 100.00
TOTAL 21.42 21.42 100.00
Penataan Kawasan Pergudangan
TOTAL
STRUKTUR RUANG (Km)
A 3 0.08 0.08 100.00
Pembangunan Jalan Tol 1 0.04 0.04 100.00
C
2 0.21 0.21 100.00
TOTAL 0.32 0.32 100.00
A 3 0.13 0.13 100.00
Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota 1 0.18 0.18 100.00
C
2 0.07 0.07 100.00
TOTAL 0.38 0.38 100.00
Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
B 4
Tipe B
Pembangunan Stasiun Kereta Api E 1
Peningkatan Kapasitas TPA E 2
Sumber : Hasil Analisis, 2023

V -124
Gambar 5.11. Peta Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Banjir

V -125
Gambar 5.12. Peta Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Banjir Overlay KRP
Berdampak

V -126
5.2.9.5. Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Gempa Bumi

Kajian ini mengukur besar dan pentingnya dampak dan/atau


risiko lingkungan hidup untuk suatu kebijakan, rencana,

dan/atau program terhadap perubahan-perubahan lingkungan


hidup dan kelompok masyarakat yang terkena dampak dan/atau

risiko.
1. Struktur Ruang

a. Pembangunan Jalan Tol


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada

Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko


Gempa Bumi Rendah seluas 3.36 Km sehingga Zona

tersebut aman Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Aman. Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kawasan Risiko Gempa Bumi Sedang seluas 5.89


Km sehingga Zona tersebut Bersayrat Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat.


Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko

Gempa Bumi Tinggi seluas 0.60 Km sehingga Zona


tersebut tidak aman Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada

Tabel 5.22
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kawasan Risiko Gempa Bumi Sedang sehingga


Zona tersebut aman Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada

Tabel 5.22

V -127
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kawasan Risiko Gempa Bumi Rendah dengan luas 5.53 Km


sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko Gempa Bumi

Sedang dengan luas 4.42 Km sehingga Zona tersebut


aman Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Kawasan Risiko Gempa Bumi Tinggi dengan luas 0.92 Km

sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada


Tabel 5.22

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila Dilihat

Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko


Gempa Bumi Sedang sehingga Zona tersebut aman
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22


e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila Dilihat Pada


Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko

Gempa Bumi Sedang sehingga Zona tersebut aman


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22

V -128
2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada KRP


kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam) muatan KLHS,

apakah memiliki kemampuan lahan tinggi, sedang dan


kemampuan lahan rendah. Untuk lebih jelasnya analisis

kemampuan lahan yang dimaksud adalah sebagai berikut;


a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Kawasan


Peternakan Berada Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kawasan Risiko Gempa Bumi Rendah dengan luas


67.48 Ha sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Kawasan

Peternakan Berada Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Kawasan Risiko Gempa Bumi Sedang dengan luas

14.63 Ha sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Kawasan Peternakan Berada Pada Analisis
Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko Gempa Bumi
Tinggi dengan luas 3.63 Ha sehingga Zona tersebut

berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya,

Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22


b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan Industri


Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Rendah dengan

luas 37.50 Ha sehingga Zona tersebut aman Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

V -129
Industri Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Sedang

dengan luas 24.71 Ha sehingga Zona tersebut bersyarat


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Peruntukan Industri Berada Pada Kawasan Risiko Gempa

Bumi Tinggi dengan luas 33.16 Ha sehingga Zona tersebut


berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya,


Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi

Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Rendah dengan luas


24.41 Ha sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang


Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi sedang dengan luas
406.10 Ha sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi


dengan luas 103.74 Ha sehingga Zona tersebut aman

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang

V -130
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang


Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Rendah dengan

luas 76.36 Ha Ha sehingga Zona tersebut aman Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Sedang Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Sedang


dengan luas 409.85 Ha sehingga Zona tersebut bersyarat

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Kawasan Risiko Gempa

Bumi Tinggi dengan luas 165.91 Ha sehingga Zona


tersebut berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya,


Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan
Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Kawasan Risiko
Gempa Bumi Rendah dengan luas 3.08 Ha sehingga Zona

tersebut aman Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Aman. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Sedang dengan

luas 34.05 Ha sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada

Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Tinggi dengan luas

V -131
12.75 Ha sehingga Zona tersebut berisiko Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.22


f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana

Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada Pada Kawasan


Risiko Gempa Bumi sedang dengan luas 5.92 Ha sehingga

Zona tersebut bersyarat Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana


Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada Pada Kawasan

Risiko Gempa Bumi Tinggi dengan luas 13.12 Ha sehingga


Zona tersebut berisiko Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada

Tabel 5.22
g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala
WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana

Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada Pada Kawasan


Risiko Gempa Bumi rendah dengan luas 0.87 Ha sehingga

Zona tersebut aman Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Kajian analisis

pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan


dan Jasa Skala WP Berada Pada Kawasan Risiko Gempa

Bumi Sedang dengan luas 110.37 Ha sehingga Zona


tersebut bersyarat Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

V -132
Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi tinggi


dengan luas 56.98 Ha sehingga Zona tersebut berisiko

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22


h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan Berada


Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi sedang dengan luas

2.59 Ha sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pergudangan Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi

tinggi dengan luas 4.68 Ha sehingga Zona tersebut


berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya,


Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.22

V -133
Tabel 5.22 Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko Gempa Bumi
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

KODE DLH RISIKO GEMPA BUMI Grand DAMPAK LH (%)


KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
POLA RUANG (Ha)
C 1 0.55 0.55 0.00 100.00 0.00
Pengembangan Kawasan Peternakan
D 2 67.84 14.09 3.63 85.57 79.29 16.46 4.25
TOTAL 67.84 14.63 3.63 86.11 78.79 16.99 4.22
1 32.82 1.28 11.46 45.56 72.03 2.81 25.16
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri E
2 4.68 23.43 21.70 49.81 9.40 47.03 43.56
TOTAL 37.50 24.71 33.16 95.37 39.32 25.91 34.77
1 0.84 33.95 12.81 47.60 1.76 71.33 26.91
A 2 3.98 45.09 49.07 8.11 91.89 0.00
3 43.34 2.04 45.38 0.00 95.51 4.49
1 27.72 0.87 28.60 0.00 96.95 3.05
2 16.13 15.47 31.60 0.00 51.03 48.97
B
3 60.97 26.18 87.15 0.00 69.96 30.04
Pembangunan dan pengembangan kawasan
4 51.76 2.14 53.91 0.00 96.03 3.97
Perumahan Kepadatan Tinggi
1 35.08 2.76 37.84 0.00 92.71 7.29
C 2 8.60 22.80 0.01 31.41 27.39 72.58 0.03
3 10.29 35.64 34.68 80.61 12.77 44.21 43.02
D 1 9.74 2.83 12.57 0.00 77.50 22.50
1 0.70 4.95 0.27 5.92 11.75 83.66 4.59
E
2 18.92 3.68 22.60 0.00 83.73 16.27
TOTAL 24.41 406.10 103.74 534.25 4.57 76.01 19.42
Pembangunan dan pengembangan kawasan 1 8.70 77.61 12.48 98.79 8.81 78.56 12.63
A
Perumahan Kepadatan Sedang 2 17.52 25.71 4.09 47.31 37.02 54.34 8.64

V -134
KODE DLH RISIKO GEMPA BUMI Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
3 6.64 31.67 3.78 42.08 15.77 75.26 8.97
1 13.39 2.52 15.91 0.00 84.13 15.87
B
4 100.17 4.98 105.15 0.00 95.26 4.74
1 14.96 43.63 55.41 114.01 13.13 38.27 48.61
C 2 1.89 29.31 5.29 36.49 5.18 80.33 14.49
3 2.14 0.02 10.36 12.52 17.11 0.14 82.75
1 8.46 31.91 7.37 47.74 17.72 66.85 15.43
D
2 3.77 15.70 32.32 51.79 7.27 30.32 62.41
1 9.44 29.95 15.10 54.49 17.33 54.96 27.71
E
2 2.84 10.78 12.21 25.84 11.01 41.73 47.27
TOTAL 76.36 409.85 165.91 652.12 11.71 62.85 25.44
1 3.44 1.12 4.56 0.00 75.44 24.56
A 2 0.44 5.84 8.56 14.84 2.99 39.34 57.66
3 3.86 0.03 3.89 0.00 99.11 0.89
2 7.16 0.67 7.83 0.00 91.42 8.58
B
Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota 4 9.60 1.42 11.02 0.00 87.12 12.88
2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00
C
3 0.33 0.26 0.59 0.00 55.44 44.56
1 2.81 2.81 0.00 100.00 0.00
E
2 2.64 0.90 0.68 4.23 62.40 21.40 16.19
TOTAL 3.08 34.05 12.75 49.89 6.18 68.26 25.56
Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala 1 5.92 4.53 10.45 0.00 56.63 43.37
B
Kota 2 8.59 8.59 0.00 0.00 100.00
TOTAL 5.92 13.12 19.04 0.00 31.09 68.91
1 5.23 0.99 6.22 0.00 84.13 15.87
Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala A
2 0.52 8.43 8.95 5.77 94.23 0.00
WP
B 1 24.79 2.16 26.96 0.00 91.98 8.02

V -135
KODE DLH RISIKO GEMPA BUMI Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
2 6.96 1.10 8.07 0.00 86.34 13.66
3 5.34 10.40 15.73 0.00 33.91 66.09
4 9.26 7.05 16.31 0.00 56.75 43.25
1 8.39 6.91 15.30 0.00 54.84 45.16
C
3 0.36 8.12 14.12 22.60 1.58 35.92 62.50
1 16.18 1.08 17.26 0.00 93.75 6.25
D
2 2.18 11.48 13.67 0.00 15.97 84.03
1 3.46 0.60 4.07 0.00 85.14 14.86
E
2 12.02 1.08 13.10 0.00 91.77 8.23
TOTAL 0.87 110.37 56.98 168.23 0.52 65.61 33.87
3 0.51 0.51 0.00 100.00 0.00
B
4 2.07 2.08 4.15 0.00 49.93 50.07
Penataan Kawasan Pergudangan
1 0.60 0.60 0.00 0.00 100.00
E
2 2.00 2.00 0.00 0.00 100.00
TOTAL 2.59 4.68 7.26 0.00 35.60 64.40
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.38 1.90 2.28 16.71 83.29 0.00
A
3 0.46 0.98 1.44 31.74 68.26 0.00
3 0.12 0.37 0.49 0.00 24.32 75.68
B
Pembangunan Jalan Tol 4 1.23 1.23 0.00 100.00 0.00
1 0.43 0.37 0.22 1.02 42.13 36.01 21.87
C
2 0.14 0.48 0.63 22.88 77.12 0.00
E 1 1.94 0.80 2.75 70.83 29.17 0.00
TOTAL 3.36 5.89 0.60 9.84 34.11 59.83 6.07
1 0.77 0.48 1.25 61.68 38.32 0.00
Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota A 2 0.50 0.32 0.82 60.84 39.16 0.00
3 0.72 0.67 0.32 1.71 42.32 38.96 18.72

V -136
KODE DLH RISIKO GEMPA BUMI Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
3 0.03 0.26 0.29 0.00 9.34 90.66
B
4 1.28 1.28 0.00 100.00 0.00
1 0.74 0.28 0.32 1.34 55.09 21.17 23.75
C
2 0.14 0.45 0.59 24.41 75.59 0.00
E 1 1.65 0.92 0.02 2.59 63.83 35.44 0.73
TOTAL 4.53 4.42 0.92 9.87 45.88 44.78 9.33
Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal Tipe
B 4 Sedang Bersyarat
B
Pembangunan Stasiun Kereta Api E 1 Sedang Bersyarat
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 Sedang Bersyarat
Sumber : Hasil Analisis, 2023

V -137
Gambar 5.13. Peta Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Gempa Bumi Overlay
KRP Berdampak

V -138
5.2.9.6. Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Tanah
Longsor
Kajian ini mengukur besar dan pentingnya dampak

dan/atau risiko lingkungan hidup untuk suatu kebijakan,


rencana, dan/atau program terhadap perubahan-

perubahan lingkungan hidup dan kelompok masyarakat


yang terkena dampak dan/atau risiko.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan

Risiko Tanah Longsor Rendah seluas 0.08 Km


sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Aman.


Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko

Tanah Longsor Tinggi seluas 0.14 Km sehingga


Zona tersebut tidak aman Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23


b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana

Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko Tanah

Longsor Tinggi sehingga Zona tersebut aman


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23

V -139
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kawasan Risiko Tanah Longsor Rendah


dengan luas 0.18 Km sehingga Zona tersebut aman

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Aman. Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kawasan Risiko Tanah Longsor Tinggi


dengan luas 0.02 Km sehingga Zona tersebut aman

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23


d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kawasan Risiko Gempa Bumi rendah sehingga Zona


tersebut aman Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.23
e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kawasan Risiko Tanah Longsor Rendah sehingga


Zona tersebut aman Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.23

V -140
2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Risiko Aman.Jelasnya,

Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel


5.23

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Kawasan Risiko Tanah Longsor


Rendah dengan luas 8.52 Ha sehingga Zona

tersebut aman Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Peruntukan Industri
Berada Pada Kawasan Risiko Tanah Longsor

Sedang dengan luas 1.45 Ha sehingga Zona


tersebut bersyarat Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Peruntukan Industri

Berada Pada Kawasan Risiko Tanah Longsor Tinggi


dengan luas 14.94 Ha sehingga Zona tersebut

berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih

V -141
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.23


c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Pada Kawasan Risiko Gempa

Bumi Rendah sehingga Zona tersebut aman


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23

d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang Berada Pada Kawasan Risiko


Tanah Longsor Tinggi dengan luas 2.53 Ha sehingga

Zona tersebut berisiko Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.23

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada


Kawasan Risiko Tanah Longsor Rendah dengan

luas 3.08 Ha sehingga Zona tersebut aman Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota

Berada Pada Kawasan Risiko Tanah Longsor Tinggi

V -142
dengan luas 1.11 Ha sehingga Zona tersebut

berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.23

f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala Kota

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada

Pada Kawasan Risiko Tanah Longsor Rendah


sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Kawasan Risiko Tanah Longsor rendah
sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak
Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23

h. Penataan Kawasan Pergudangan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan

Berada Pada Kawasan Risiko Gempa Bumi Rendah


sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23

V -143
Tabel 5.23 Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Risiko Tanah Longsor
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023
KODE DLH RISIKO TANAH LONGSOR DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK Grand Total
SWP Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan
Peternakan
TOTAL
Pengembangan Kawasan 1 4.52 0.80 5.23 10.54 42.85 7.56 49.59
E
Peruntukan Industri 2 4.00 0.66 9.72 14.38 27.83 4.56 67.61
TOTAL 8.52 1.45 14.94 24.91 34.18 5.83 59.99
Pembangunan dan pengembangan
kawasan Perumahan Kepadatan
Tinggi
TOTAL
Pembangunan dan pengembangan
kawasan Perumahan Kepadatan E 2 2.53 2.53 0.00 0.00 100.00
Sedang
TOTAL 2.53 2.53 0.00 0.00 100.00
Pembangunan dan Rehabilitasi SPU A 2 3.08 0.00 3.08 100.00 0.00 0.00
Skala Kota E 2 1.11 1.11 0.00 0.00 100.00
TOTAL 3.08 1.11 4.20 73.47 0.00 26.53
Pengembangan Sarana
Perdagangan dan Jasa Skala Kota
TOTAL
Pengembangan Sarana
Perdagangan dan Jasa Skala WP
TOTAL
Penataan Kawasan Pergudangan

V -144
KODE DLH RISIKO TANAH LONGSOR DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK Grand Total
SWP Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko

TOTAL
STRUKTUR RUANG (Km)
Pembangunan Jalan Tol E 1 0.08 0.14 0.21 36.50 0.00 63.50
TOTAL 0.08 0.14 0.21 36.50 0.00 63.50
Pembangunan Jalur Kereta Api
E 1 0.18 0.02 0.20 88.58 0.00 11.42
Antarkota
TOTAL 0.18 0.02 0.20 88.58 0.00 11.42
Pembangunan Sarana dan
B 4 Tinggi Berisiko
Prasarana Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun Kereta Api E 1 Rendah Aman
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 Rendah Aman
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -145
Gambar 5.14. Peta Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Tanah Longsor
Overlay KRP Berdampak

V -146
5.2.9.7. Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Risiko Karhutla

Kajian ini mengukur besar dan pentingnya dampak


dan/atau risiko lingkungan hidup untuk suatu kebijakan,

rencana, dan/atau program terhadap perubahan-


perubahan lingkungan hidup dan kelompok masyarakat

yang terkena dampak dan/atau risiko.


1. Struktur Ruang

a. Pembangunan Jalan Tol


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat

Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan


Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan seluas 0.74 Km

sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan Tinggi

seluas 0.46 Km sehingga Zona tersebut berisiko


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.24
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko


Kebakaran Hutan dan Lahan rendah sehingga Zona

tersebut aman Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.24

V -147
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan


Lahan Sedang dengan luas 0.83 Km sehingga Zona

tersebut bersyarat Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat.

Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kawasan Risiko


Kebakaran Hutan dan Lahan Tinggi dengan luas

0.17 Km sehingga Zona tersebut berisiko Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.24

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan rendah

sehingga Zona tersebut aman Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Aman.
Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.24

e. Peningkatan Kapasitas TPA


Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Kawasan Risiko Tanah Longsor Rendah sehingga

Zona tersebut aman Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.24

V -148
2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Kebakaran Hutan


dan Lahan Tinggi dengan luas 67.59 Ha sehingga

zona tersebut berisiko Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko.

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.24

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Kawasan Risiko Kebakaran


Hutan dan Lahan Sedang dengan luas 1.26 Ha
sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan Dampak
Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Peruntukan Industri Berada Pada Kawasan Risiko

Kebakaran Hutan dan Lahan Tinggi dengan luas


3.83 Ha sehingga Zona tersebut berisiko Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.24

V -149
c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Pada Kawasan Risiko Kebakaran

Hutan dan Lahan Sedang sehingga Zona tersebut


aman Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Bersyarat. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.24


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Kawasan

Kebakaran Hutan dan Lahan Sedang dengan luas


12.13 Ha sehingga Zona tersebut bersayarat

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP
Kawasan Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada

Pada Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan lahan


Tinggi dengan luas 7.55 Ha sehingga Zona tersebut

berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.24

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada

V -150
Kawasan Risiko Kebakaran Hutand dan Lahan

Sedang dengan luas 0.34 Ha sehingga Zona


tersebut bersyarat Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat.


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada


Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan Tinggi

dengan luas 2.34 Ha sehingga Zona tersebut


berisiko Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.24


f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Berada


Pada Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan

Rendah sehingga Zona tersebut aman Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian
Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.24

g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala WP

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada

Pada Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan


sedang sehingga Zona tersebut bersyarat Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.23

V -151
h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan


Berada Pada Kawasan Risiko Kebakaran Hutan dan

Lahan Rendah sehingga Zona tersebut bersyarat


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Aman. Untuk Lebih Jelasnya,


Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel

5.24

V -152
Tabel 5.24 Analisis Dampak dan Risiko Lingkungan Hidup untuk Kebakaran Hutan dan Lahan Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

DLH RISIKO KEBAKARAN


KODE Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK HUTAN DAN LAHAN
SWP Total
Sedang Tinggi Bersyarat Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan Peternakan D 2 67.59 67.59 0.00 100.00
TOTAL 67.59 67.59 0.00 100.00
Pengembangan Kawasan Peruntukan 1 2.28 2.28 0.00 100.00
E
Industri 2 1.26 1.55 2.81 44.89 55.11
TOTAL 1.26 3.83 5.09 24.76 75.24
Pembangunan dan pengembangan kawasan
E 1 0.003 0.003 100.00 0.00
Perumahan Kepadatan Tinggi
TOTAL 0.003 0.003 100.00 0.00
A 3 6.50 6.50 100.00 0.00
Pembangunan dan pengembangan kawasan D 2 3.33 3.33 0.00 100.00
Perumahan Kepadatan Sedang 1 5.64 1.96 7.60 74.24 25.76
E
2 2.26 2.26 0.00 100.00
TOTAL 12.13 7.55 19.68 61.65 38.35
Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala A 2 0.00 0.00 100.00 0.00
Kota E 2 0.33 2.34 2.67 12.51 87.49
TOTAL 0.34 2.34 2.67 12.59 87.41
Pengembangan Sarana Perdagangan dan
Jasa Skala Kota
TOTAL

Pengembangan Sarana Perdagangan dan


A 2 0.07 0.07 100.00 0.00
Jasa Skala WP

V -153
DLH RISIKO KEBAKARAN
KODE Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK HUTAN DAN LAHAN
SWP Total
Sedang Tinggi Bersyarat Berisiko
TOTAL 0.20 0.20 100.00 0.00
Penataan Kawasan Pergudangan
TOTAL
STRUKTUR RUANG (Km)
A 3 0.46 0.46 100.00 0.00
Pembangunan Jalan Tol
E 1 0.27 0.46 0.73 37.43 62.57
TOTAL 0.74 0.46 1.19 61.75 38.25
A 3 0.65 0.65 100.00 0.00
Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota
E 1 0.18 0.17 0.35 51.25 48.75
TOTAL 0.83 0.17 1.00 83.05 16.95
Pembangunan Sarana dan Prasarana
B 4
Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun Kereta Api E 1
Peningkatan Kapasitas TPA E 2
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -154
Gambar 5.15 Peta Dampak Lingkungan Hidup Resiko Kebakaran Hutan da Lahan Overlay KRP
Berdampak

V -155
5.2.9.8. Jasa Lingkungan Penyedia Air

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan

dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan


sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan

menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status

Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori Sedang


Sepanjang 7.99 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat,


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat
Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status
Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori Rendah

Sepanjang 1.76 Km Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Aman,

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.25

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan

V -156
Penyedia Air Kategori Sedang Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.25


c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Penyedia Air


Kategori Rendah Sepanjang 1.43 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Aman. Pada KRP Pembangunan

Jalur Kereta Api Antarkota Apabila Dilihat Pada


Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa

Lingkungan Penyedia Air Kategori Sedang


Sepanjang 8.33 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat,

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila
Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Status Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori

Sedang Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.25

e. Peningkatan Kapasitas TPA


Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori

Sedang Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

V -157
Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.25

2. Pola Ruang
Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada

KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)


muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan

tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk


lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut;


a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Air Kategori Rendah Seluas


0,55 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Risiko Aman. Kajian analisis


pada KRP Kawasan Pengembangan Kawasan

Peternakan Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Penyedia Air Kategori Sedang Seluas 85,57 Ha
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Risiko Sedang. Untuk Lebih Jelasnya,

Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel


5.25

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Penyedia Air Kategori Rendah Seluas 23,71 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Aman. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status

V -158
Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori Sedang

Seluas 71,66 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.25


c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Air Kategori Rendah Seluas


291,01 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada


Status Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori

Sedang Seluas 243,49 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

RisikoBersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.25
d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Penyedia Air Kategori Tinggi Seluas

467,86 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Tinggi. Kajian analisis

pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Sedang Berada Pada Status Jasa Lingkungan

V -159
Penyedia Air Kategori Rendah Seluas 185,63 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.25


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori Sedang

Seluas 19,19 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat.

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori Rendah


Seluas 30,7 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.25


f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak

Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia Air


Kategori Rendah Seluas 19,04 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.25


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada

V -160
Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia Air Kategori

Sedang Seluas 66,21 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia


Air Kategori Rendah Seluas 102,01 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.25


h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pergudangan


Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia Air

Kategori Sedang Seluas 2,01 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

Tidak Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia


Air Kategori Rendah Seluas 5,25 Ha Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.
Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.25

V -161
Tabel 5.25
Jasa Lingkungan Penyedia Air Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 85.57 85.57 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 0.55 85.57 86.12 0.00 0.64 99.36 0.00 0.00
Pengembangan Kawasan 1 8.88 36.68 45.56 0.00 19.49 80.51 0.00 0.00
E
Peruntukan Industri 2 14.84 34.98 49.82 0.00 29.79 70.21 0.00 0.00
TOTAL 23.71 71.66 95.37 0.00 24.86 75.14 0.00 0.00
1 23.1 24.49 47.59 0.00 48.54 51.46 0.00 0.00
A 2 22.22 26.85 49.07 0.00 45.28 54.72 0.00 0.00
3 25.91 19.47 45.38 0.00 57.10 42.90 0.00 0.00
1 28.86 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 2.62 31.60 0.00 91.71 8.29 0.00 0.00
Pembangunan dan B
3 61.15 26 87.15 0.00 70.17 29.83 0.00 0.00
pengembangan kawasan
4 26.09 27.82 53.91 0.00 48.40 51.60 0.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 22.02 15.82 37.84 0.00 58.19 41.81 0.00 0.00
C 2 8.55 22.87 31.42 0.00 27.21 72.79 0.00 0.00
3 25.1 55.51 80.61 0.00 31.14 68.86 0.00 0.00
D 1 7.96 4.61 12.57 0.00 63.33 36.67 0.00 0.00
1 1.72 4.2 5.92 0.00 29.05 70.95 0.00 0.00
E
2 9.35 13.24 22.59 0.00 41.39 58.61 0.00 0.00
TOTAL 291.01 243.49 534.50 0.00 54.45 45.55 0.00 0.00
Pembangunan dan 1 43.97 54.82 98.79 0.00 44.51 0.00 55.49 0.00
A
pengembangan kawasan 2 12.7 34.61 47.31 0.00 26.84 0.00 73.16 0.00

V -162
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 3 6.38 35.7 42.08 0.00 15.16 0.00 84.84 0.00
Sedang 1 7.11 8.81 15.92 0.00 44.66 0.00 55.34 0.00
B
4 52.03 53.12 105.15 0.00 49.48 0.00 50.52 0.00
1 20.11 93.9 114.01 0.00 17.64 0.00 82.36 0.00
C 2 10.8 25.69 36.49 0.00 29.60 0.00 70.40 0.00
3 1.22 11.3 12.52 0.00 9.74 0.00 90.26 0.00
1 6.54 41.19 47.73 0.00 13.70 0.00 86.30 0.00
D
2 7.46 44.34 51.80 0.00 14.40 0.00 85.60 0.00
1 16.51 39.35 55.86 0.00 29.56 0.00 70.44 0.00
E
2 0.81 25.03 25.84 0.00 3.13 0.00 96.87 0.00
TOTAL 185.63 467.86 653.49 0.00 28.41 0.00 71.59 0.00
1 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
A 2 6.8 8.04 14.84 0.00 45.82 54.18 0.00 0.00
3 2.16 1.74 3.90 0.00 55.38 44.62 0.00 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 0.00 96.30 3.70 0.00 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 3.63 11.01 0.00 67.03 32.97 0.00 0.00
Kota 2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 0.00 1.72 98.28 0.00 0.00
1 2.12 0.69 2.81 0.00 75.44 24.56 0.00 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 30.7 19.19 49.89 0.00 61.54 38.46 0.00 0.00
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.59 8.59 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

V -163
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko

1 3.47 2.75 6.22 0.00 55.79 44.21 0.00 0.00


A
2 2.85 6.1 8.95 0.00 31.84 68.16 0.00 0.00
1 21.21 5.75 26.96 0.00 78.67 21.33 0.00 0.00
2 8.07 8.07 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
B
Pengembangan Sarana 3 10.59 5.14 15.73 0.00 67.32 32.68 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa 4 14.45 1.86 16.31 0.00 88.60 11.40 0.00 0.00
Skala WP 1 10.05 5.26 15.31 0.00 65.64 34.36 0.00 0.00
C
3 7.57 15.03 22.60 0.00 33.50 66.50 0.00 0.00
1 6.44 10.83 17.27 0.00 37.29 62.71 0.00 0.00
D
2 4.75 8.92 13.67 0.00 34.75 65.25 0.00 0.00
1 2.32 1.75 4.07 0.00 57.00 43.00 0.00 0.00
E
2 10.26 2.84 13.10 0.00 78.32 21.68 0.00 0.00
TOTAL 102.01 66.21 168.22 0.00 60.64 39.36 0.00 0.00
3 0.4 0.12 0.52 0.00 76.92 23.08 0.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.63 4.15 0.00 84.82 15.18 0.00 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 0.00 28.33 71.67 0.00 0.00
E
2 1.16 0.84 2.00 0.00 58.00 42.00 0.00 0.00
TOTAL 5.25 2.01 7.26 0.00 72.31 27.69 0.00 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.46 1.81 0.01 2.28 0.00 20.33 79.21 0.00 0.46
A
3 0.07 1.31 0.06 1.44 0.00 4.75 90.97 0.00 4.28
3 0.23 0.26 0.49 0.00 46.72 53.28 0.00 0.00
Pembangunan Jalan Tol B
4 0.57 0.67 1.23 0.00 45.99 54.01 0.00 0.00
1 0.05 0.96 0.01 1.02 0.00 4.48 94.17 0.00 1.35
C
2 0.14 0.48 0.00 0.63 0.00 22.42 77.01 0.00 0.57

V -164
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
E 1 0.25 2.50 2.75 0.00 8.94 91.06 0.00 0.00
TOTAL 1.76 7.99 0.09 9.84 0.00 17.89 81.20 0.00 0.91
1 0.19 1.04 1.25 2.49 0.00 7.69 41.96 0.00 50.35
A 2 0.14 0.65 0.82 1.60 0.00 8.65 40.41 0.00 50.94
3 0.12 1.53 1.70 3.36 0.00 3.63 45.68 0.00 50.69
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 0.58 0.00 16.62 33.38 0.00 50.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.74 1.28 2.56 0.00 20.88 29.12 0.00 50.00
1 0.06 1.27 1.34 2.67 0.00 2.35 47.48 0.00 50.17
C
2 0.02 0.56 0.59 1.17 0.00 1.80 47.66 0.00 50.54
E 1 0.26 2.34 2.60 5.19 0.00 5.00 45.00 0.00 50.00
TOTAL 1.43 8.33 9.87 19.62 0.00 7.27 42.44 0.00 50.29
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Terminal B 4 Sedang Bersyarat
Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Sedang Bersyarat
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -165
Gambar 5.16. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air

V -166
Gambar 5.17. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Overlay KRP Berdampak

V -167
5.2.9.9. Jasa Lingkungan Penyedia Pangan

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan

dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan


sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan

menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status

Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sangat


Tinggi Sepanjang 1.71 Km Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Sangat Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalan Tol
Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan
Dengan Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan

Kategori Tinggi Sepanjang 4.82 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalan


Tol Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan


Kategori Sedang Sepanjang 1.72 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Bersyarat. Pada KRP Pembangunan Jalan Tol

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

V -168
Dengan Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan

Kategori Rendah Sepanjang 1.59 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Aman.Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.26

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan


Penyedia Pangan Kategori Sedang Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.26


c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan


Kategori Sangat Tinggi Sepanjang 1.42 Km Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Risiko Sangat Berisiko. Pada KRP

Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori


Tinggi Sepanjang 5.88 Km Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api

Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan


Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan Penyedia

Pangan Kategori Sedang Sepanjang 1.32 Km

V -169
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Bersyarat. Pada KRP


Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori

Rendah Sepanjang 1.25 Km Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.26

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori

Sedang Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.26

e. Peningkatan Kapasitas TPA


Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila
Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori

Rendah Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.26


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

V -170
lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut;


a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sangat


Tinggi Seluas 6,67 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Sangat


Berisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pengembangan Kawasan Peternakan Berada Pada


Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori

Tinggi Seluas 78,89 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Rendah


Seluas 0,55 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.26
b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan


Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Penyedia Pangan Kategori Sangat Tinggi Seluas


18,81 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Risiko Sangat Berisiko.


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Penyedia Pangan Kategori Tinggi Seluas 1,96 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

V -171
Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sedang

Seluas 50,88 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat, Kajian analisis pada KRP Kawasan


Peruntukan Industri Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Rendah


Seluas 23,71 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.26


c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sangat


Tinggi Seluas 61,86 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Sangat
Berisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Tinggi


Seluas 187,10 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Tinggi Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Penyedia Pangan Kategori Sedang Seluas 6,59 Ha

V -172
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada


Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori

Rendah Seluas 278,96 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.26

d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sangat

Tinggi Seluas 100,85 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Sangat

Berisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perumahan Kepadatan Sedang Berada Pada Status
Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Tinggi

Seluas 315,41 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Sedang Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Penyedia Pangan Kategori Sedang Seluas 67,78 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

V -173
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan


Kategori Rendah Seluas 169,43 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.26


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sangat

Tinggi Seluas 1,81 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Sangat

Berisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota

Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia


Pangan Kategori Tinggi Seluas 11,30 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala


Kota Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia
Pangan Kategori Sedang Seluas 6,08 Ha Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP
Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala

Kota Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia


Pangan Kategori Rendah Seluas 30,70 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.26

V -174
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak


Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia

Pangan Kategori Rendah Seluas 19,04 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.26

g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan

Kategori Sangat Tinggi Seluas 12,7 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Sangat Berisiko. Kajian analisis


pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana

Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Tinggi
Seluas 53,63 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana
Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Sedang


Seluas 0,97 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala


WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia

V -175
Pangan Kategori Rendah Seluas 100,93 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.26


h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan


Kawasan Pergudangan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Penyedia Pangan Kategori Tinggi


Seluas 1,50 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Penataan Kawasan

Pergudangan Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Penyedia Pangan Kategori Sedang Seluas 0,51 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Penataan Kawasan Pergudangan Berada


Pada Status Jasa Lingkungan Penyedia Pangan

Kategori Rendah Seluas 5,25 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.26

V -176
Tabel 5.26
Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA PANGAN DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 78.89 6.67 85.56 0.00 0.00 0.00 92.20 7.80
TOTAL 0.55 78.89 6.67 86.11 0.00 0.64 0.00 91.62 7.75
Pengembangan Kawasan 1 8.88 22.99 1.96 11.73 45.56 0.00 19.49 50.46 4.30 25.75
E
Peruntukan Industri 2 14.84 27.89 7.09 49.82 0.00 29.79 55.98 0.00 14.23
TOTAL 23.71 50.88 1.96 18.81 95.36 0.00 24.86 53.36 2.06 19.73
1 22.52 23.9 1.18 47.60 0.00 47.31 0.00 50.21 2.48
A 2 12.48 27.89 8.7 49.07 0.00 25.43 0.00 56.84 17.73
3 25.91 17.33 2.14 45.38 0.00 57.10 0.00 38.19 4.72
1 28.86 0 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 0.01 2.61 31.60 0.00 91.71 0.03 8.26 0.00
Pembangunan dan B
3 61.15 1.64 12.88 11.48 87.15 0.00 70.17 1.88 14.78 13.17
pengembangan kawasan
4 26.09 4.69 23.13 53.91 0.00 48.40 8.70 42.90 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 22.02 13.7 2.12 37.84 0.00 58.19 0.00 36.21 5.60
C 2 8.55 13.53 9.33 31.41 0.00 27.22 0.00 43.08 29.70
3 25.1 29.01 26.5 80.61 0.00 31.14 0.00 35.99 32.87
D 1 6.24 6.29 0.05 12.58 0.00 49.60 0.00 50.00 0.40
1 1.72 4.2 5.92 0.00 29.05 0.00 70.95 0.00
E
2 9.35 0.25 12.62 0.37 22.59 0.00 41.39 1.11 55.87 1.64
TOTAL 278.96 6.59 187.10 61.86 534.51 0.00 52.19 1.23 35.00 11.57
1 31.83 61.05 5.9 98.78 0.00 32.22 0.00 61.80 5.97
Pembangunan dan
A 2 10.41 34.72 2.19 47.32 0.00 22.00 0.00 73.37 4.63
pengembangan kawasan
3 6.38 0.22 35.33 0.16 42.09 0.00 15.16 0.52 83.94 0.38

V -177
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA PANGAN DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 1 7.11 7.05 1.76 15.92 0.00 44.66 0.00 44.28 11.06
Sedang B
4 52.03 23.9 29.23 105.16 0.00 49.48 22.73 27.80 0.00
1 19.2 51.41 43.4 114.01 0.00 16.84 0.00 45.09 38.07
C 2 10.8 21.05 4.64 36.49 0.00 29.60 0.00 57.69 12.72
3 1.22 3.1 8.2 12.52 0.00 9.74 0.00 24.76 65.50
1 6.03 26.04 15.66 47.73 0.00 12.63 0.00 54.56 32.81
D
2 7.11 34.51 10.17 51.79 0.00 13.73 0.00 66.63 19.64
1 16.51 24.79 7.78 6.78 55.86 0.00 29.56 44.38 13.93 12.14
E
2 0.81 18.88 4.15 2 25.84 0.00 3.13 73.07 16.06 7.74
TOTAL 169.43 67.78 315.41 100.85 653.47 0.00 25.93 10.37 48.27 15.43
1 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
A 2 6.8 6.23 1.81 14.84 0.00 45.82 0.00 41.98 12.20
3 2.16 1.74 3.90 0.00 55.38 0.00 44.62 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 0.00 96.30 0.00 3.70 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 1.85 1.78 11.01 0.00 67.03 16.80 16.17 0.00
Kota 2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 0.00 1.72 0.00 98.28 0.00
1 2.12 0.69 2.81 0.00 75.44 0.00 24.56 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 30.70 6.08 11.30 1.81 49.89 0.00 61.54 12.19 22.65 3.63
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.59 8.59 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

A 1 3.47 2.75 6.22 0.00 55.79 0.00 44.21 0.00

V -178
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA PANGAN DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
2 2.74 4.48 1.73 8.95 0.00 30.61 0.00 50.06 19.33
1 21.21 5.55 0.2 26.96 0.00 78.67 0.00 20.59 0.74
2 8.07 8.07 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
B
3 10.59 0.13 4.47 0.54 15.73 0.00 67.32 0.83 28.42 3.43
Pengembangan Sarana 4 14.45 0.74 1.13 16.32 0.00 88.54 4.53 6.92 0.00
Perdagangan dan Jasa 1 10.05 4.43 0.83 15.31 0.00 65.64 0.00 28.94 5.42
C
Skala WP 3 7.57 9.44 5.59 22.60 0.00 33.50 0.00 41.77 24.73
1 5.97 9.64 1.65 17.26 0.00 34.59 0.00 55.85 9.56
D
2 4.24 7.25 2.17 13.66 0.00 31.04 0.00 53.07 15.89
1 2.32 1.75 4.07 0.00 57.00 0.00 43.00 0.00
E
2 10.26 0.1 2.73 13.09 0.00 78.38 0.76 20.86 0.00
TOTAL 100.93 0.97 53.63 12.7 168.23 0.00 60.00 0.58 31.88 7.55
3 0.4 0.12 0.52 0.00 76.92 0.00 23.08 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.07 0.55 4.14 0.00 85.02 1.69 13.29 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 0.00 28.33 0.00 71.67 0.00
E
2 1.16 0.44 0.4 2.00 0.00 58.00 22.00 20.00 0.00
TOTAL 5.25 0.51 1.50 7.26 0.00 72.31 7.02 20.66 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.29 1.66 0.33 2.28 0.00 12.85 0.00 72.81 14.34
A
3 0.07 0.37 0.92 0.08 1.44 0.00 4.75 26.00 63.92 5.33
3 0.23 0.17 0.09 0.49 0.00 46.72 0.00 35.12 18.17
B
Pembangunan Jalan Tol 4 0.57 0.29 0.38 1.23 0.00 45.99 23.14 30.87 0.00
1 0.05 0.96 0.01 1.02 0.00 4.48 0.00 94.17 1.35
C
2 0.14 0.27 0.22 0.63 0.00 22.42 0.00 43.13 34.45
E 1 0.25 1.06 0.45 0.99 2.75 0.00 8.94 38.69 16.24 36.14
TOTAL 1.59 1.72 4.82 1.71 9.84 0.00 16.16 17.50 48.92 17.42

V -179
JASA LINGKUNGAN PENYEDIA PANGAN DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
1 0.01 1.04 0.20 1.25 0.00 0.84 0.00 82.86 16.30
A 2 0.14 0.53 0.15 0.82 0.00 16.98 0.00 64.85 18.17
3 0.12 0.16 1.24 0.18 1.70 0.00 7.17 9.54 72.80 10.49
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 0.00 33.24 0.00 66.76 0.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.26 0.48 1.28 0.00 41.77 20.43 37.81 0.00
1 0.06 1.12 0.16 1.34 0.00 4.68 0.00 83.58 11.74
C
2 0.02 0.42 0.14 0.59 0.00 3.57 0.00 71.90 24.53
E 1 0.26 0.89 0.86 0.59 2.60 0.00 9.99 34.40 32.95 22.66
TOTAL 1.25 1.32 5.88 1.42 9.87 0.00 12.62 13.34 59.63 14.41
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Terminal B 4 Sedang Bersyarat
Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Rendah Aman
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -180
Gambar 5.18. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Pangan

V -181
Gambar 5.19. Peta Jasa Lingkungan Penyedia Pangan Overlay KRP Berdampak

V -182
5.2.9.10. Jasa Lingkungan Pengatur Air

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan

dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan


sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan

menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status

Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori Tinggi


Sepanjang 0.09 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko, Pada


KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada
Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa
Lingkungan Pengatur Air Kategori Rendah

Sepanjang 8.16 Km Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman, Pada KRP

Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada


Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa

Lingkungan Pengatur Air Kategori Sangat Rendah


Sepanjang 1.59 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Sangat Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.27

V -183
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal

Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana

Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan

Pengatur Air Kategori Sedang Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Bersyarat.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.27

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Status Jasa Lingkungan Pengatur Air

Kategori Tinggi Sepanjang 0.12 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalur


Kereta Api Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan


Pengatur Air Kategori Rendah Sepanjang 8.48 Km
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Aman, Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api

Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan


Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan Pengatur Air

Kategori Sangat Rendah Sepanjang 1.27 Km


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Sangat Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.27

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

V -184
Status Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori

Sedang Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.27

e. Peningkatan Kapasitas TPA


Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori

Rendah Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.27


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;
a. Pengembangan Kawasan Peternakan
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Pengatur Air Kategori Rendah Seluas

85,57 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pengembangan Kawasan Peternakan Berada Pada


Status Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori

Sangat Rendah Seluas 0,55 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Sangat Aman. Untuk Lebih

V -185
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.27


b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan


Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Pengatur Air Kategori Rendah Seluas 63,15 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Aman.

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan


Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Pengatur Air Kategori Sangat Rendah Seluas 32,22


Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Sangat

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.27

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Pengatur Air Kategori Rendah Seluas
255,54 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori Sangat


Rendah Seluas 278,96 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Sangat Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.27


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang

V -186
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Pengatur Air Kategori Rendah Seluas


478,54 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori Sangat

Rendah Seluas 174,96 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Sangat Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.27

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori Sangat


Rendah Seluas 34,92 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Sangat Aman. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala
Kota Berada Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur
Air Kategori Rendah Seluas 14,96 Ha Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Aman. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.27


f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak

Berada Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur Air

V -187
Kategori Sangat Rendah Seluas 19,04 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Sangat


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.27


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori

Rendah Seluas 67,3 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan


dan Jasa Skala WP Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Pengatur Air Kategori Sangat Rendah


Seluas 100,93 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Sangat Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.27


h. Penataan Kawasan Pergudangan
Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan
Kawasan Pergudangan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Pengatur Air Kategori Rendah Seluas


2,01 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Penataan Kawasan Pergudangan Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur Air Kategori


Sangat Rendah Seluas 5,25 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Sangat Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.27

V -188
Tabel 5.27
Jasa Lingkungan Pengatur Air Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENGATUR AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 85.57 85.57 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 0.55 85.57 86.12 0.64 99.36 0.00 0.00 0.00
Pengembangan Kawasan 1 8.88 36.68 45.56 19.49 80.51 0.00 0.00 0.00
E
Peruntukan Industri 2 23.35 26.47 49.82 46.87 53.13 0.00 0.00 0.00
TOTAL 32.22 63.15 95.37 33.78 66.22 0.00 0.00 0.00
1 22.52 25.07 47.59 47.32 52.68 0.00 0.00 0.00
A 2 12.48 36.59 49.07 25.43 74.57 0.00 0.00 0.00
3 25.91 19.47 45.38 57.10 42.90 0.00 0.00 0.00
1 28.86 0 28.86 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 2.62 31.60 91.71 8.29 0.00 0.00 0.00
Pembangunan dan B
3 61.15 26 87.15 70.17 29.83 0.00 0.00 0.00
pengembangan kawasan
4 26.09 27.82 53.91 48.40 51.60 0.00 0.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 22.02 15.82 37.84 58.19 41.81 0.00 0.00 0.00
C 2 8.55 22.87 31.42 27.21 72.79 0.00 0.00 0.00
3 25.1 55.51 80.61 31.14 68.86 0.00 0.00 0.00
D 1 6.24 6.34 12.58 49.60 50.40 0.00 0.00 0.00
1 1.72 4.2 5.92 29.05 70.95 0.00 0.00 0.00
E
2 9.35 13.24 22.59 41.39 58.61 0.00 0.00 0.00
TOTAL 278.96 255.54 534.50 52.19 47.81 0.00 0.00 0.00
1 31.83 66.96 98.79 32.22 67.78 0.00 0.00 0.00
Pembangunan dan
A 2 10.41 36.9 47.31 22.00 78.00 0.00 0.00 0.00
pengembangan kawasan
3 6.38 35.7 42.08 15.16 84.84 0.00 0.00 0.00

V -189
JASA LINGKUNGAN PENGATUR AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 1 7.11 8.81 15.92 44.66 55.34 0.00 0.00 0.00
Sedang B
4 52.03 53.12 105.15 49.48 50.52 0.00 0.00 0.00
1 19.2 94.81 114.01 16.84 83.16 0.00 0.00 0.00
C 2 10.8 25.69 36.49 29.60 70.40 0.00 0.00 0.00
3 1.22 11.3 12.52 9.74 90.26 0.00 0.00 0.00
1 6.03 41.7 47.73 12.63 87.37 0.00 0.00 0.00
D
2 7.11 44.68 51.79 13.73 86.27 0.00 0.00 0.00
1 16.53 39.35 55.88 29.58 70.42 0.00 0.00 0.00
E
2 6.32 19.52 25.84 24.46 75.54 0.00 0.00 0.00
TOTAL 174.96 478.54 653.50 26.77 73.23 0.00 0.00 0.00
1 4.56 4.56 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
A 2 6.8 8.04 14.84 45.82 54.18 0.00 0.00 0.00
3 2.16 1.74 3.90 55.38 44.62 0.00 0.00 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 96.30 3.70 0.00 0.00 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 3.63 11.01 67.03 32.97 0.00 0.00 0.00
Kota 2 0.12 0.12 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 1.72 98.28 0.00 0.00 0.00
1 2.12 0.69 2.81 75.44 24.56 0.00 0.00 0.00
E
2 4.23 0 4.23 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 34.92 14.96 49.88 70.01 29.99 0.00 0.00 0.00
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.59 8.59 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00

A 1 3.47 2.75 6.22 55.79 44.21 0.00 0.00 0.00

V -190
JASA LINGKUNGAN PENGATUR AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
2 2.74 6.21 8.95 30.61 69.39 0.00 0.00 0.00
1 21.21 5.75 26.96 78.67 21.33 0.00 0.00 0.00
2 8.07 8.07 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00
B
3 10.59 5.14 15.73 67.32 32.68 0.00 0.00 0.00
Pengembangan Sarana 4 14.45 1.86 16.31 88.60 11.40 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa 1 10.05 5.26 15.31 65.64 34.36 0.00 0.00 0.00
C
Skala WP 3 7.57 15.03 22.60 33.50 66.50 0.00 0.00 0.00
1 5.97 11.29 17.26 34.59 65.41 0.00 0.00 0.00
D
2 4.24 9.43 13.67 31.02 68.98 0.00 0.00 0.00
1 2.32 1.75 4.07 57.00 43.00 0.00 0.00 0.00
E
2 10.26 2.84 13.10 78.32 21.68 0.00 0.00 0.00
TOTAL 100.93 67.3 168.23 60.00 40.00 0.00 0.00 0.00
3 0.4 0.12 0.52 76.92 23.08 0.00 0.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.63 4.15 84.82 15.18 0.00 0.00 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 28.33 71.67 0.00 0.00 0.00
E
2 1.16 0.84 2.00 58.00 42.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 5.25 2.01 7.26 72.31 27.69 0.00 0.00 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.29 1.98 0.01 2.28 12.85 86.69 0.00 0.46 0.00
A
3 0.07 1.31 0.06 1.44 4.75 90.97 0.00 4.28 0.00
3 0.23 0.26 0.49 46.72 53.28 0.00 0.00 0.00
B
Pembangunan Jalan Tol 4 0.57 0.67 1.23 45.99 54.01 0.00 0.00 0.00
1 0.05 0.96 0.01 1.02 4.48 94.17 0.00 1.35 0.00
C
2 0.14 0.48 0.00 0.63 22.42 77.01 0.00 0.57 0.00
E 1 0.25 2.50 2.75 8.94 91.06 0.00 0.00 0.00
TOTAL 1.59 8.16 0.09 9.84 16.16 82.93 0.00 0.91 0.00

V -191
JASA LINGKUNGAN PENGATUR AIR DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
1 0.01 1.22 0.02 1.25 0.84 97.77 0.00 1.39 0.00
A 2 0.14 0.65 0.03 0.82 16.98 79.34 0.00 3.68 0.00
3 0.12 1.53 0.05 1.70 7.17 90.11 0.00 2.71 0.00
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 33.24 66.76 0.00 0.00 0.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.74 1.28 41.77 58.23 0.00 0.00 0.00
1 0.09 1.24 0.01 1.34 6.83 92.50 0.00 0.67 0.00
C
2 0.02 0.56 0.01 0.59 3.57 94.30 0.00 2.13 0.00
E 1 0.26 2.34 2.60 9.99 90.01 0.00 0.00 0.00
TOTAL 1.27 8.48 0.12 9.87 12.91 85.92 0.00 1.17 0.00
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Terminal B 4 Sedang Bersyarat
Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Rendah Aman
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -192
Gambar 5.20. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Air

V -193
Gambar 5.21. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Air Overlay KRP Berdampak

V -194
5.2.9.11. Jasa Pengatur Iklim Terhadap KRP Berdampak

Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan

dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan


sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan

menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol

Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat


Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status

Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Tinggi


Sepanjang 0.09 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko, Pada


KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada
Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa
Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Sedang

Sepanjang 7.97 Km Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat. Pada KRP Pembangunan Jalan Tol


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim


Kategori Rendah Sepanjang 1.79 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.28

V -195
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal

Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana

Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan

Pengatur Iklim Kategori Sedang Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.28

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim

Kategori Tinggi Sepanjang 0.12 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalur


Kereta Api Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan


Pengatur Iklim Kategori Sedang Sepanjang 8.34 Km
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Risiko Bersyarat, Pada KRP

Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Kategori


Rendah Sepanjang 1.41 Km Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.28


d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

V -196
Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Kategori

Sedang Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.28

e. Peningkatan Kapasitas TPA


Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Kategori

Rendah Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.28


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk
lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Sedang Seluas

85,57 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Rendah Seluas

V -197
0,55 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.28

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Pengatur Iklim Kategori Sedang Seluas 71,66 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Rendah

Seluas 23,71 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.28

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan
Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa
Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Rendah Seluas

278,96 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Aman. Kajian analisis

pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Tinggi Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Pengatur Iklim Kategori Sedang Seluas 255,54 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.28

V -198
d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Sedang Seluas


483,50 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Sedang Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Pengatur Iklim Kategori Rendah Seluas 169,99 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.28

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Sedang


Seluas 19,19 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko
Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan
Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Berada Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim

Kategori Rendah Seluas 30,7 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.28


f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota

V -199
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak


Berada Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim

Kategori Rendah Seluas 19,04 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.28

g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala WP

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur Iklim


Kategori Sedang Seluas 67,30 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala


WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan Pengatur

Iklim Kategori Rendah Seluas 100,93 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.
Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.28

h. Penataan Kawasan Pergudangan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan

Kawasan Pergudangan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Pengatur Iklim Kategori Sedang Seluas

2,01 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Penataan Kawasan


Pergudangan Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Pengatur Iklim Kategori Rendah Seluas 5,25 Ha

V -200
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.28

V -201
Tabel 5.28
Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENGATUR IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 85.57 85.57 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 0.55 85.57 86.12 0.00 0.64 99.36 0.00 0.00
Pengembangan Kawasan 1 8.88 36.68 45.56 0.00 19.49 80.51 0.00 0.00
E
Peruntukan Industri 2 14.84 34.98 49.82 0.00 29.79 70.21 0.00 0.00
TOTAL 23.71 71.66 95.37 0.00 24.86 75.14 0.00 0.00
1 22.52 25.07 47.59 0.00 47.32 52.68 0.00 0.00
A 2 12.48 36.59 49.07 0.00 25.43 74.57 0.00 0.00
3 25.91 19.47 45.38 0.00 57.10 42.90 0.00 0.00
1 28.86 0 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 2.62 31.60 0.00 91.71 8.29 0.00 0.00
Pembangunan dan B
3 61.15 26 87.15 0.00 70.17 29.83 0.00 0.00
pengembangan kawasan
4 26.09 27.82 53.91 0.00 48.40 51.60 0.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 22.02 15.82 37.84 0.00 58.19 41.81 0.00 0.00
C 2 8.55 22.87 31.42 0.00 27.21 72.79 0.00 0.00
3 25.1 55.51 80.61 0.00 31.14 68.86 0.00 0.00
D 1 6.24 6.34 12.58 0.00 49.60 50.40 0.00 0.00
1 1.72 4.2 5.92 0.00 29.05 70.95 0.00 0.00
E
2 9.35 13.24 22.59 0.00 41.39 58.61 0.00 0.00
TOTAL 278.96 255.54 534.50 0.00 52.19 47.81 0.00 0.00
1 31.83 66.96 98.79 0.00 32.22 67.78 0.00 0.00
Pembangunan dan
A 2 10.41 36.9 47.31 0.00 22.00 78.00 0.00 0.00
pengembangan kawasan
3 6.38 35.7 42.08 0.00 15.16 84.84 0.00 0.00

V -202
JASA LINGKUNGAN PENGATUR IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 1 7.11 8.81 15.92 0.00 44.66 55.34 0.00 0.00
Sedang B
4 52.03 53.12 105.15 0.00 49.48 50.52 0.00 0.00
1 19.2 94.81 114.01 0.00 16.84 83.16 0.00 0.00
C 2 10.8 25.69 36.49 0.00 29.60 70.40 0.00 0.00
3 1.22 11.3 12.52 0.00 9.74 90.26 0.00 0.00
1 6.03 41.7 47.73 0.00 12.63 87.37 0.00 0.00
D
2 7.11 44.68 51.79 0.00 13.73 86.27 0.00 0.00
1 17.06 38.79 55.85 0.00 30.55 69.45 0.00 0.00
E
2 0.81 25.03 25.84 0.00 3.13 96.87 0.00 0.00
TOTAL 169.99 483.50 653.49 0.00 26.01 73.99 0.00 0.00
1 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
A 2 6.8 8.04 14.84 0.00 45.82 54.18 0.00 0.00
3 2.16 1.74 3.90 0.00 55.38 44.62 0.00 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 0.00 96.30 3.70 0.00 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 3.63 11.01 0.00 67.03 32.97 0.00 0.00
Kota 2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 0.00 1.72 98.28 0.00 0.00
1 2.12 0.69 2.81 0.00 75.44 24.56 0.00 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 30.7 19.19 49.89 0.00 61.54 38.46 0.00 0.00
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.59 8.59 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

A 1 3.47 2.75 6.22 0.00 55.79 44.21 0.00 0.00

V -203
JASA LINGKUNGAN PENGATUR IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
2 2.74 6.21 8.95 0.00 30.61 69.39 0.00 0.00
1 21.21 5.75 26.96 0.00 78.67 21.33 0.00 0.00
2 8.07 8.07 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
B
3 10.59 5.14 15.73 0.00 67.32 32.68 0.00 0.00
Pengembangan Sarana 4 14.45 1.86 16.31 0.00 88.60 11.40 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa 1 10.05 5.26 15.31 0.00 65.64 34.36 0.00 0.00
C
Skala WP 3 7.57 15.03 22.60 0.00 33.50 66.50 0.00 0.00
1 5.97 11.29 17.26 0.00 34.59 65.41 0.00 0.00
D
2 4.24 9.43 13.67 0.00 31.02 68.98 0.00 0.00
1 2.32 1.75 4.07 0.00 57.00 43.00 0.00 0.00
E
2 10.26 2.84 13.10 0.00 78.32 21.68 0.00 0.00
TOTAL 100.93 67.30 168.23 0.00 60.00 40.00 0.00 0.00
3 0.4 0.12 0.52 0.00 76.92 23.08 0.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.63 4.15 0.00 84.82 15.18 0.00 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 0.00 28.33 71.67 0.00 0.00
E
2 1.16 0.84 2.00 0.00 58.00 42.00 0.00 0.00
TOTAL 5.25 2.01 7.26 0.00 72.31 27.69 0.00 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.29 1.98 0.01 2.28 0.00 12.85 86.69 0.46 0.00
A
3 0.12 1.26 0.06 1.44 0.00 8.05 87.67 4.28 0.00
3 0.23 0.26 0.49 0.00 46.72 53.28 0.00 0.00
B
Pembangunan Jalan Tol 4 0.57 0.67 1.23 0.00 45.99 54.01 0.00 0.00
1 0.05 0.96 0.01 1.02 0.00 4.48 94.17 1.35 0.00
C
2 0.14 0.48 0.00 0.63 0.00 22.42 77.01 0.57 0.00
E 1 0.39 2.35 2.75 0.00 14.30 85.70 0.00 0.00
TOTAL 1.79 7.97 0.09 9.84 0.00 18.14 80.95 0.91 0.00

V -204
JASA LINGKUNGAN PENGATUR IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE Grand
KRP BERDAMPAK BLOK Sangat Sangat Sangat Sangat
SWP Rendah Sedang Tinggi Total Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
1 0.01 1.22 0.02 1.25 0.00 0.84 97.77 1.39 0.00
A 2 0.14 0.65 0.03 0.82 0.00 16.98 79.34 3.68 0.00
3 0.29 1.37 0.05 1.70 0.00 16.82 80.46 2.71 0.00
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 0.00 33.24 66.76 0.00 0.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.74 1.28 0.00 41.77 58.23 0.00 0.00
1 0.06 1.27 0.01 1.34 0.00 4.68 94.65 0.67 0.00
C
2 0.02 0.56 0.01 0.59 0.00 3.57 94.30 2.13 0.00
E 1 0.26 2.34 2.60 0.00 9.99 90.01 0.00 0.00
TOTAL 1.41 8.34 0.12 9.87 0.00 14.29 84.55 1.17 0.00
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Terminal B 4 Sedang Bersyarat
Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Rendah Aman
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -205
Gambar 5.22. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Iklim

V -206
Gambar 5.23. Peta Jasa Lingkungan Pengatur Iklim Overlay KRP Berdampak

V -207
5.2.9.12. Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor Terhadap

KRP Berdampak
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan


dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan

sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984


tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan


menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang


Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1. Struktur Ruang

a. Pembangunan Jalan Tol


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat

Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Sangat

Tinggi Sepanjang 0.03 Km Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko
Sangat Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalan Tol
Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor


Kategori Tinggi Sepanjang 5.99 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalan

Tol Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor

Kategori Sedang Sepanjang 0.55 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Bersyarat. Pada KRP

V -208
Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada

Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Rendah

Sepanjang 3.28 Km Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.29

b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal


Tipe B

Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana


Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Longsor Kategori Sedang Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.29


c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan
Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor
Kategori Sangat Tinggi Sepanjang 0.08 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Sangat Berisiko. Pada KRP

Pembangunan Jalur Kereta Api Antar kota Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori


Tinggi Sepanjang 6.86 Km Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api

Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan

V -209
Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi

Longsor Kategori Sedang Sepanjang 0.34 Km


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Bersyarat. Pada KRP


Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori

Rendah Sepanjang 2.58 Km Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.29

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori

Sedang Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.29
e. Peningkatan Kapasitas TPA
Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori

Rendah Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.29


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan

V -210
tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Tinggi Seluas

78,89 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pengembangan Kawasan Peternakan


Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi

Longsor Kategori Rendah Seluas 7,22 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.29

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Longsor Kategori Tinggi Seluas 52,84 Ha
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Rendah

Seluas 42,53 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.29

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

V -211
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Tinggi Seluas


179,83 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada


KRP Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada


Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor

Kategori Sedang Seluas 13,85 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Rendah

Seluas 340,81 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.29
d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Tinggi Seluas

364,05 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor

V -212
Kategori Sedang Seluas 19,15 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Rendah


Seluas 270,30 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.29


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Tinggi

Seluas 17,38 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Rendah


Seluas 32,51 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.29
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak

Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi


Longsor Kategori Rendah Seluas 19,04 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

V -213
Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.29


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor

Kategori Tinggi Seluas 52,65 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

BeRisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi


Longsor Kategori Sedang Seluas 1,96 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan dan


Jasa Skala WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Longsor Kategori Rendah Seluas 113,63 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis
Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.29

h. Penataan Kawasan Pergudangan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan

Kawasan Pergudangan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Longsor Kategori Tinggi Seluas

1,94 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak BeRisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Penataan Kawasan Pergudangan


Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi

Longsor Kategori Sedang Seluas 0,07 Ha Dengan

V -214
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Risiko Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Penataan Kawasan Pergudangan Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Longsor


Kategori Rendah Seluas 5,25 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.29

V -215
Tabel 5.29
Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA LONGSOR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 6.67 78.89 85.56 0.00 7.80 0.00 92.20 0.00
TOTAL 7.22 78.89 86.11 0.00 8.38 0.00 91.62 0.00
Pengembangan Kawasan 1 20.61 24.95 45.56 0.00 45.24 0.00 54.76 0.00
E
Peruntukan Industri 2 21.92 27.89 49.81 0.00 44.01 0.00 55.99 0.00
TOTAL 42.53 52.84 95.37 0.00 44.59 0.00 55.41 0.00
1 23.69 0.58 23.32 47.59 0.00 49.78 1.22 49.00 0.00
A 2 21.18 9.74 18.15 49.07 0.00 43.16 19.85 36.99 0.00
3 28.05 17.33 45.38 0.00 61.81 0.00 38.19 0.00
1 28.86 0 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 0.01 2.61 31.60 0.00 91.71 0.03 8.26 0.00
Pembangunan dan B
3 72.63 1.64 12.88 87.15 0.00 83.34 1.88 14.78 0.00
pengembangan kawasan
4 26.09 0.15 27.67 53.91 0.00 48.40 0.28 51.33 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 24.14 13.7 37.84 0.00 63.79 0.00 36.21 0.00
C 2 17.88 13.53 31.41 0.00 56.92 0.00 43.08 0.00
3 51.6 29.01 80.61 0.00 64.01 0.00 35.99 0.00
D 1 6.28 1.73 4.56 12.57 0.00 49.96 13.76 36.28 0.00
1 1.72 4.2 5.92 0.00 29.05 0.00 70.95 0.00
E
2 9.72 12.88 22.60 0.00 43.01 0.00 56.99 0.00
TOTAL 340.81 13.85 179.83 534.49 0.00 63.76 2.59 33.65 0.00
Pembangunan dan 1 37.74 12.14 48.91 98.79 0.00 38.20 12.29 49.51 0.00
A
pengembangan kawasan 2 12.6 2.29 32.43 47.32 0.00 26.63 4.84 68.53 0.00

V -216
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA LONGSOR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 3 6.53 0.22 35.33 42.08 0.00 15.52 0.52 83.96 0.00
Sedang 1 8.86 7.05 15.91 0.00 55.69 0.00 44.31 0.00
B
4 52.03 2.73 50.39 105.15 0.00 49.48 2.60 47.92 0.00
1 62.6 0.91 50.5 114.01 0.00 54.91 0.80 44.29 0.00
C 2 15.44 21.05 36.49 0.00 42.31 0.00 57.69 0.00
3 9.41 3.1 12.51 0.00 75.22 0.00 24.78 0.00
1 21.7 0.51 25.53 47.74 0.00 45.45 1.07 53.48 0.00
D
2 17.28 0.35 34.16 51.79 0.00 33.37 0.68 65.96 0.00
1 23.31 32.57 55.88 0.00 41.71 0.00 58.29 0.00
E
2 2.8 23.04 25.84 0.00 10.84 0.00 89.16 0.00
TOTAL 270.3 19.15 364.05 653.50 0.00 41.36 2.93 55.71 0.00
1 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
A 2 8.62 6.23 14.85 0.00 58.05 0.00 41.95 0.00
3 2.16 1.74 3.90 0.00 55.38 0.00 44.62 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 0.00 96.30 0.00 3.70 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 3.63 11.01 0.00 67.03 0.00 32.97 0.00
Kota 2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 0.00 1.72 0.00 98.28 0.00
1 2.12 0.69 2.81 0.00 75.44 0.00 24.56 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00
TOTAL 32.51 17.38 49.89 0.00 65.16 0.00 34.84 0.00
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.59 8.59 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

V -217
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA LONGSOR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko

1 3.47 2.75 6.22 0.00 55.79 0.00 44.21 0.00


A
2 4.47 0.11 4.37 8.95 0.00 49.94 1.23 48.83 0.00
1 21.41 5.55 26.96 0.00 79.41 0.00 20.59 0.00
2 8.07 8.07 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
B
Pengembangan Sarana 3 11.13 0.13 4.47 15.73 0.00 70.76 0.83 28.42 0.00
Perdagangan dan Jasa 4 14.45 0.74 1.13 16.32 0.00 88.54 4.53 6.92 0.00
Skala WP 1 10.88 4.43 15.31 0.00 71.06 0.00 28.94 0.00
C
3 13.15 9.44 22.59 0.00 58.21 0.00 41.79 0.00
1 7.62 0.47 9.18 17.27 0.00 44.12 2.72 53.16 0.00
D
2 6.41 0.51 6.74 13.66 0.00 46.93 3.73 49.34 0.00
1 2.32 1.75 4.07 0.00 57.00 0.00 43.00 0.00
E
2 10.26 2.84 13.10 0.00 78.32 0.00 21.68 0.00
TOTAL 113.63 1.96 52.65 168.24 0.00 67.54 1.17 31.29 0.00
3 0.4 0.12 0.52 0.00 76.92 0.00 23.08 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.07 0.55 4.14 0.00 85.02 1.69 13.29 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 0.00 28.33 0.00 71.67 0.00
E
2 1.16 0.84 2.00 0.00 58.00 0.00 42.00 0.00
TOTAL 5.25 0.07 1.94 7.26 0.00 72.31 0.96 26.72 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.61 0.17 1.49 0.01 2.28 0.00 26.73 7.48 65.33 0.46
A
3 0.15 0.37 0.92 1.44 0.00 10.08 26.00 63.92 0.00
Pembangunan Jalan Tol 3 0.32 0.17 0.49 0.00 64.88 0.00 35.12 0.00
B
4 0.57 0.67 1.23 0.00 45.99 0.00 54.01 0.00
C 1 0.05 0.96 0.01 1.02 0.00 4.48 0.00 94.17 1.35

V -218
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA LONGSOR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
2 0.35 0.27 0.00 0.63 0.00 56.30 0.00 43.13 0.57
E 1 1.24 1.51 2.75 0.00 45.07 0.00 54.93 0.00
TOTAL 3.28 0.55 5.99 0.03 9.84 0.00 33.30 5.54 60.88 0.28
1 0.20 0.18 0.86 0.02 1.25 0.00 15.75 14.44 68.42 1.39
A 2 0.26 0.53 0.03 0.82 0.00 31.46 0.00 64.85 3.68
3 0.29 0.16 1.24 0.01 1.70 0.00 16.82 9.54 72.80 0.84
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 0.00 33.24 0.00 66.76 0.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.74 1.28 0.00 41.77 0.00 58.23 0.00
1 0.21 1.12 0.01 1.34 0.00 15.75 0.00 83.58 0.67
C
2 0.15 0.42 0.01 0.59 0.00 25.96 0.00 71.90 2.13
E 1 0.85 1.75 2.60 0.00 32.65 0.00 67.35 0.00
TOTAL 2.58 0.34 6.86 0.08 9.87 0.00 26.18 3.48 69.49 0.84
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Terminal B 4 Sedang Bersyarat
Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Rendah Aman
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -219
Gambar 5.24. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor

V -220
Gambar 5.25. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Longsor Overlay KRP Berdampak

V -221
5.2.9.13. Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Terhadap KRP

Berdampak
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan


dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan

sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984


tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan


menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang


Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.


1. Struktur Ruang

a. Pembangunan Jalan Tol


Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat

Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori

Sangat Tinggi Sepanjang 0.19 Km Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Sangat
Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila
Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir


Kategori Tinggi Sepanjang 0.03 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalan

Tol Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana

Banjir Kategori Sedang Sepanjang 8.03 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Pada KRP Pembangunan Jalan

V -222
Tol Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana


Banjir Kategori Rendah Sepanjang 1.59 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.30


b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal

Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana

Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Bencana Banjir Kategori Sedang Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Dampak Bersyarat.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.30

c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana
Banjir Kategori Sangat Tinggi Sepanjang 0.16 Km
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Dampak

Sangat Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalur


Kereta Api Antar kota Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Bencana Banjir Kategori Tinggi Sepanjang

0.11 Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Dampak Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalur

Kereta Api Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Bencana Banjir Kategori Sedang Sepanjang

V -223
8.34 Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Bersyarat. Pada KRP


Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir

Kategori Rendah Sepanjang 1.25 Km Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.30

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api


Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir

Kategori Sedang Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Dampak Bersyarat. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.30

e. Peningkatan Kapasitas TPA


Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila
Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir

Kategori Sedang Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.30


2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

V -224
lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut;


a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori


Sedang Seluas 85,56 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko Bersyarat.


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori

Rendah Seluas 0,54 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.30

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Bencana Banjir Kategori Tinggi Seluas 8,51
Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir

Kategori Sedang Seluas 63,14 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Peruntukan Industri Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori


Rendah Seluas 23,17 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

V -225
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.30


c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori


Sedang Seluas 255,54 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Risiko


Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori


Rendah Seluas 278,96 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.30


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perumahan Kepadatan Sedang
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori


Sangat Tinggi Seluas 0,56 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak Sangat


Berisiko, Kajian analisis pada KRP Kawasan

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori

V -226
Tinggi Seluas 5,51 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Sedang Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Bencana Banjir Kategori Sedang Seluas


447,98 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian analisis


pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Sedang Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Bencana Banjir Kategori Rendah Seluas


169,45 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.30

e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status

Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori


Tinggi Seluas 4,23 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan
Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status Jasa
Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori

Sedang Seluas 14,96 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori

Rendah Seluas 30,70 Ha Dengan Dampak Terhadap

V -227
Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana


Pada Tabel 5.30

f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak

Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi


Bencana Banjir Kategori Rendah Seluas 19,04 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.30

g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala WP

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana


Banjir Kategori Sedang Seluas 67,30 Ha Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan dan


Jasa Skala WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Bencana Banjir Kategori Rendah Seluas


100,93 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud Sebagaimana Pada Tabel 5.30

h. Penataan Kawasan Pergudangan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan

Kawasan Pergudangan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Kategori

V -228
Sedang Seluas 2,01 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Penataan Kawasan

Pergudangan Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Bencana Banjir Kategori Rendah Seluas 5,25

Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.30

V -229
Tabel 5.30
Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI BENCANA
KODE BANJIR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.54 0.54 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 85.56 85.56 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 0.54 85.56 86.10 0.00 0.63 99.37 0.00 0.00
Pengembangan Kawasan 1 8.87 36.68 45.55 0.00 19.47 80.53 0.00 0.00
E
Peruntukan Industri 2 14.83 26.46 8.51 49.80 0.00 29.78 53.13 17.09 0.00
TOTAL 23.17 63.14 8.51 94.82 0.00 24.44 66.59 8.97 0.00
1 22.52 22.52 45.04 0.00 50.00 50.00 0.00 0.00
A 2 12.48 36.59 49.07 0.00 25.43 74.57 0.00 0.00
3 25.91 19.47 45.38 0.00 57.10 42.90 0.00 0.00
1 28.86 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 2.62 31.60 0.00 91.71 8.29 0.00 0.00
Pembangunan dan B
3 61.15 26 87.15 0.00 70.17 29.83 0.00 0.00
pengembangan kawasan
4 26.09 27.82 53.91 0.00 48.40 51.60 0.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 22.01 15.82 37.83 0.00 58.18 41.82 0.00 0.00
C 2 8.55 22.87 31.42 0.00 27.21 72.79 0.00 0.00
3 25.1 55.51 80.61 0.00 31.14 68.86 0.00 0.00
D 1 6.24 6.34 12.58 0.00 49.60 50.40 0.00 0.00
1 1.72 4.2 5.92 0.00 29.05 70.95 0.00 0.00
E
2 9.35 13.24 22.59 0.00 41.39 58.61 0.00 0.00
TOTAL 278.96 255.54 534.50 0.00 52.19 47.81 0.00 0.00
Pembangunan dan 1 31.83 66.96 98.79 0.00 32.22 67.78 0.00 0.00
A
pengembangan kawasan 2 10.41 36.9 47.31 0.00 22.00 78.00 0.00 0.00

V -230
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI BENCANA
KODE BANJIR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 3 6.38 35.79 42.17 0.00 15.13 84.87 0.00 0.00
Sedang 1 7.11 8.81 15.92 0.00 44.66 55.34 0.00 0.00
B
4 52.03 53.12 105.15 0.00 49.48 50.52 0.00 0.00
1 19.2 94.81 114.01 0.00 16.84 83.16 0.00 0.00
C 2 10.8 25.69 36.49 0.00 29.60 70.40 0.00 0.00
3 1.22 11.3 12.52 0.00 9.74 90.26 0.00 0.00
1 6.03 41.7 47.73 0.00 12.63 87.37 0.00 0.00
D
2 7.11 44.68 51.79 0.00 13.73 86.27 0.00 0.00
1 16.52 38.79 0.56 55.87 0.00 29.57 69.43 0.00 1.00
E
2 0.81 19.52 5.51 25.84 0.00 3.13 75.54 21.32 0.00
TOTAL 169.45 447.98 5.51 0.56 623.50 0.00 27.18 71.85 0.88 0.09
1 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
A 2 6.8 8.04 14.84 0.00 45.82 54.18 0.00 0.00
3 2.16 1.74 3.90 0.00 55.38 44.62 0.00 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 0.00 96.30 3.70 0.00 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 3.63 11.01 0.00 67.03 32.97 0.00 0.00
Kota 2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 0.00 1.72 98.28 0.00 0.00
1 2.12 0.69 2.81 0.00 75.44 24.56 0.00 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 0.00 0.00 100.00 0.00
TOTAL 30.70 14.96 4.23 49.89 0.00 61.54 29.99 8.48 0.00
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa
Skala Kota 2 8.59 8.59 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

V -231
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI BENCANA
KODE BANJIR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko

1 3.47 2.75 6.22 0.00 55.79 44.21 0.00 0.00


A
2 2.74 6.21 8.95 0.00 30.61 69.39 0.00 0.00
1 21.21 5.75 26.96 0.00 78.67 21.33 0.00 0.00
2 8.07 8.07 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
B
Pengembangan Sarana 3 10.59 5.14 15.73 0.00 67.32 32.68 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa 4 14.45 1.86 16.31 0.00 88.60 11.40 0.00 0.00
Skala WP 1 10.05 5.26 15.31 0.00 65.64 34.36 0.00 0.00
C
3 7.57 15.03 22.60 0.00 33.50 66.50 0.00 0.00
1 5.97 11.29 17.26 0.00 34.59 65.41 0.00 0.00
D
2 4.24 9.43 13.67 0.00 31.02 68.98 0.00 0.00
1 2.32 1.75 4.07 0.00 57.00 43.00 0.00 0.00
E
2 10.26 2.84 13.10 0.00 78.32 21.68 0.00 0.00
TOTAL 100.93 67.30 168.23 0.00 60.00 40.00 0.00 0.00
3 0.4 0.12 0.52 0.00 76.92 23.08 0.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.63 4.15 0.00 84.82 15.18 0.00 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 0.00 28.33 71.67 0.00 0.00
E
2 1.16 0.84 2.00 0.00 58.00 42.00 0.00 0.00
TOTAL 5.25 2.01 7.26 0.00 72.31 27.69 0.00 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 0.29 1.98 0.01 2.28 0.00 12.85 86.69 0.46 0.00
A
3 0.07 1.33 0.05 1.44 0.00 4.75 91.95 0.00 3.30
Pembangunan Jalan Tol 3 0.23 0.26 0.49 0.00 46.72 53.28 0.00 0.00
B
4 0.57 0.67 1.23 0.00 45.99 54.01 0.00 0.00
C 1 0.05 0.96 0.01 1.02 0.00 4.48 94.17 1.35 0.00

V -232
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI BENCANA
KODE BANJIR Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
2 0.14 0.48 0.00 0.63 0.00 22.42 77.01 0.57 0.00
E 1 0.25 2.35 0.15 2.75 0.00 8.94 85.70 0.00 5.36
TOTAL 1.59 8.03 0.03 0.19 9.84 0.00 16.16 81.58 0.28 1.98
1 0.01 1.22 0.02 1.25 0.00 0.84 97.77 1.39 0.00
A 2 0.14 0.65 0.03 0.82 0.00 16.98 79.34 3.68 0.00
3 0.12 1.40 0.01 0.16 1.70 0.00 7.17 82.34 0.84 9.65
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 0.00 33.24 66.76 0.00 0.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.74 1.28 0.00 41.77 58.23 0.00 0.00
1 0.06 1.24 0.04 1.34 0.00 4.68 92.50 2.82 0.00
C
2 0.02 0.56 0.01 0.59 0.00 3.57 94.30 2.13 0.00
E 1 0.26 2.34 2.60 0.00 9.99 90.01 0.00 0.00
TOTAL 1.25 8.34 0.11 0.16 9.87 0.00 12.62 84.58 1.14 1.67
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Terminal B 4 Sedang Bersyarat
Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Rendah Aman
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -233
Gambar 5.26. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir

V -234
Gambar 5.27. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Banjir Overlay KRP Berdampak

V -235
5.2.9.14. Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan
Dan Lahan Terhadap KRP Berdampak
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan
dan pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan
sejak ditetapkannya Undangundang Nomor 4 Tahun 1984
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang kemudian disempurnakan
menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol
Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat
Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status
Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan
dan Lahan Kategori Sangat Tinggi Sepanjang 0.24
Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Mempunyai Dampak Sangat Berisiko, Pada KRP
Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada
Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa
Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan
Lahan Kategori Tinggi Sepanjang 5.98 Km Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalan
Tol Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan
Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana
Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Sedang
Sepanjang 0.55 Km Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Pada
KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada

V -236
Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa
Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan
Lahan Kategori Rendah Sepanjang 3.08 Km Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.
Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.31
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana
Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis
Kemampuan Lahan Dengan Status Jasa Lingkungan
Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Kategori Sedang Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Untuk
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.31
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan
Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana
Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Sangat Tinggi

Sepanjang 0.12 Km Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Sangat Berisiko.

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antar kota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana


Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Tinggi

Sepanjang 6.96 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko, Pada


KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

V -237
Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana

Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Sedang


Sepanjang 0.37 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Pada


KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan


Dengan Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana

Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Rendah


Sepanjang 2.42 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.31


d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran


Hutan dan Lahan Kategori Sedang Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis
Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.31
e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran


Hutan dan Lahan Kategori Rendah Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.31

V -238
2. Pola Ruang

Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada


KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)

muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan


tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk

lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang


dimaksud adalah sebagai berikut;

a. Pengembangan Kawasan Peternakan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan

Lahan Kategori Tinggi Seluas 78,86 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pengembangan Kawasan Peternakan

Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi


Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori

Rendah Seluas 7,21 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.31

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

Kategori Tinggi Seluas 44,33 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Berisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Peruntukan Industri Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan

V -239
Lahan Kategori Sedang Seluas 8,51 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan

dan Lahan Kategori Rendah Seluas 42,53 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.31

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan

Lahan Kategori Tinggi Seluas 179,88 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada
Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran

Hutan dan Lahan Kategori Sedang Seluas 13,85 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada


Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran

Hutan dan Lahan Kategori Rendah Seluas 340,81 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

V -240
Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.31


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan


Lahan Kategori Sangat Tinggi Seluas 0,56 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Sangat Berisiko. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana


Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Tinggi Seluas

358,54 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada
Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana
Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Sedang

Seluas 24,66 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan

Sedang Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

Kategori Rendah Seluas 269,75 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

V -241
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.31


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status


Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan

dan Lahan Kategori Tinggi Seluas 13,15 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala

Kota Berada Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi


Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori

Sedang Seluas 4,23 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status Jasa

Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan


Lahan Kategori Rendah Seluas 32,51 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.31
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak

Berada Pada Status Jasa Mitigasi Bencana


Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Rendah

Seluas 19,04 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

V -242
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.31


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana

Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Tinggi Seluas


52,65 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada


KRP Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan

dan Jasa Skala WP Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan

Lahan Kategori Sedang Seluas 1,96 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan dan

Jasa Skala WP Berada Pada Status Jasa Lingkungan


Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Kategori Rendah Seluas 113,63 Ha Dengan Dampak
Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud


Sebagaimana Pada Tabel 5.31

h. Penataan Kawasan Pergudangan


Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan

Kawasan Pergudangan Berada Pada Status Jasa


Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan

Lahan Kategori Tinggi Seluas 1,94 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP

V -243
Kawasan Penataan Kawasan Pergudangan Berada

Pada Status Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana


Kebakaran Hutan dan Lahan Kategori Sedang

Seluas 0,07 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Penataan Kawasan


Pergudangan Berada Pada Status Jasa Lingkungan

Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan


Kategori Rendah Seluas 5,25 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.31

V -244
Tabel 5.31
Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Terhadap KRP Berdampak
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.54 0.54 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 6.67 78.86 85.53 0.00 7.80 0.00 92.20 0.00
TOTAL 7.21 78.86 7.21 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Pengembangan Kawasan 1 20.61 24.95 45.56 0.00 45.24 0.00 54.76 0.00
E
Peruntukan Industri 2 21.92 8.51 19.38 49.81 0.00 44.01 17.08 38.91 0.00
TOTAL 42.53 8.51 44.33 95.37 0.00 44.59 8.92 46.48 0.00
1 23.69 0.58 23.32 47.59 0.00 49.78 1.22 49.00 0.00
A 2 21.18 9.74 18.15 49.07 0.00 43.16 19.85 36.99 0.00
3 28.86 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
1 28.86 28.86 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
2 28.98 0.01 2.61 31.60 0.00 91.71 0.03 8.26 0.00
Pembangunan dan B
3 72.63 1.64 12.88 87.15 0.00 83.34 1.88 14.78 0.00
pengembangan kawasan
4 26.09 0.15 27.67 53.91 0.00 48.40 0.28 51.33 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 24.14 13.7 37.84 0.00 63.79 0.00 36.21 0.00
C 2 17.88 13.53 31.41 0.00 56.92 0.00 43.08 0.00
3 51.6 29.01 80.61 0.00 64.01 0.00 35.99 0.00
D 1 6.28 1.73 4.56 12.57 0.00 49.96 13.76 36.28 0.00
1 1.72 4.2 5.92 0.00 29.05 0.00 70.95 0.00
E
2 9.72 12.88 22.60 0.00 43.01 0.00 56.99 0.00
TOTAL 340.81 13.85 179.88 534.54 0.00 63.76 2.59 33.65 0.00

V -245
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
1 37.74 12.14 48.91 98.79 0.00 38.20 12.29 49.51 0.00
A 2 12.6 2.29 32.43 47.32 0.00 26.63 4.84 68.53 0.00
3 6.53 0.22 35.33 42.08 0.00 15.52 0.52 83.96 0.00
1 8.86 7.05 15.91 0.00 55.69 0.00 44.31 0.00
B
Pembangunan dan 4 52.03 2.73 50.39 105.15 0.00 49.48 2.60 47.92 0.00
pengembangan kawasan 1 62.6 0.91 50.5 114.01 0.00 54.91 0.80 44.29 0.00
Perumahan Kepadatan C 2 15.44 21.05 36.49 0.00 42.31 0.00 57.69 0.00
Sedang 3 9.41 3.1 12.51 0.00 75.22 0.00 24.78 0.00
1 21.7 0.51 25.53 47.74 0.00 45.45 1.07 53.48 0.00
D
2 17.28 0.35 34.16 51.79 0.00 33.37 0.68 65.96 0.00
1 22.75 32.56 0.56 55.87 0.00 40.72 0.00 58.28 1.00
E
2 2.8 5.51 17.53 25.84 0.00 10.84 21.32 67.84 0.00
TOTAL 269.75 24.66 358.54 0.56 653.51 0.00 41.28 3.77 54.86 0.09
1 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
A 2 8.62 6.23 14.85 0.00 58.05 0.00 41.95 0.00
3 2.16 1.74 3.90 0.00 55.38 0.00 44.62 0.00
Pembangunan dan 2 7.54 0.29 7.83 0.00 96.30 0.00 3.70 0.00
B
Rehabilitasi SPU Skala 4 7.38 3.63 11.01 0.00 67.03 0.00 32.97 0.00
Kota 2 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
C
3 0.01 0.57 0.58 0.00 1.72 0.00 98.28 0.00
1 2.12 0.69 2.81 0.00 75.44 0.00 24.56 0.00
E
2 4.23 4.23 0.00 0.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 32.51 4.23 13.15 49.89 0.00 65.16 8.48 26.36 0.00

B 1 10.45 10.45 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

V -246
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
Pengembangan Sarana
Perdagangan dan Jasa 2 8.59 8.59 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
Skala Kota
TOTAL 19.04 19.04 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00

1 3.47 2.75 6.22 0.00 55.79 0.00 44.21 0.00


A
2 4.47 0.11 4.37 8.95 0.00 49.94 1.23 48.83 0.00
1 21.41 5.55 26.96 0.00 79.41 0.00 20.59 0.00
2 8.07 8.07 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00
B
Pengembangan Sarana 3 11.13 0.13 4.47 15.73 0.00 70.76 0.83 28.42 0.00
Perdagangan dan Jasa 4 14.45 0.74 1.13 16.32 0.00 88.54 4.53 6.92 0.00
Skala WP 1 10.88 4.43 15.31 0.00 71.06 0.00 28.94 0.00
C
3 13.15 9.44 22.59 0.00 58.21 0.00 41.79 0.00
1 7.62 0.47 9.18 17.27 0.00 44.12 2.72 53.16 0.00
D
2 6.41 0.51 6.74 13.66 0.00 46.93 3.73 49.34 0.00
1 2.32 1.75 4.07 0.00 57.00 0.00 43.00 0.00
E
2 10.26 2.84 13.10 0.00 78.32 0.00 21.68 0.00
TOTAL 113.63 1.96 52.65 168.24 0.00 67.54 1.17 31.29 0.00
3 0.4 0.12 0.52 0.00 76.92 0.00 23.08 0.00
B
Penataan Kawasan 4 3.52 0.07 0.55 4.14 0.00 85.02 1.69 13.29 0.00
Pergudangan 1 0.17 0.43 0.60 0.00 28.33 0.00 71.67 0.00
E
2 1.16 0.84 2.00 0.00 58.00 0.00 42.00 0.00
TOTAL 5.25 0.07 1.94 7.26 0.00 72.31 0.96 26.72 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
Pembangunan Jalan Tol A 1 0.61 0.17 1.49 0.01 2.28 0.00 26.73 7.48 65.33 0.46

V -247
JASA LINGKUNGAN PENGATUR MITIGASI
KODE BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN Grand DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK BLOK
SWP Sangat Sangat Total Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi Aman Bersyarat Berisiko
Rendah Tinggi Aman Berisiko
3 0.10 0.37 0.91 0.06 1.44 0.00 6.78 26.00 62.94 4.28
3 0.32 0.17 0.49 0.00 64.88 0.00 35.12 0.00
B
4 0.57 0.67 1.23 0.00 45.99 0.00 54.01 0.00
1 0.05 0.96 0.01 1.02 0.00 4.48 0.00 94.17 1.35
C
2 0.35 0.27 0.00 0.63 0.00 56.30 0.00 43.13 0.57
E 1 1.09 1.51 0.15 2.75 0.00 39.71 0.00 54.93 5.36
TOTAL 3.08 0.55 5.98 0.24 9.84 0.00 31.32 5.54 60.73 2.40
1 0.20 0.18 0.86 0.02 1.25 0.00 15.75 14.44 68.42 1.39
A 2 0.26 0.53 0.03 0.82 0.00 31.46 0.00 64.85 3.68
3 0.12 0.16 1.37 0.05 1.70 0.00 7.17 9.54 80.57 2.71
Pembangunan Jalur 3 0.10 0.19 0.29 0.00 33.24 0.00 66.76 0.00
B
Kereta Api Antarkota 4 0.53 0.74 1.28 0.00 41.77 0.00 58.23 0.00
1 0.21 0.03 1.09 0.01 1.34 0.00 15.75 2.16 81.42 0.67
C
2 0.15 0.42 0.01 0.59 0.00 25.96 0.00 71.90 2.13
E 1 0.85 1.75 2.60 0.00 32.65 0.00 67.35 0.00
TOTAL 2.42 0.37 6.96 0.12 9.87 0.00 24.52 3.77 70.54 1.17
Pembangunan Sarana dan
B 4 Sedang Bersyarat
Prasarana Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas
E 2 Rendah Aman
TPA
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -248
Gambar 5.28. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

V -249
Gambar 5.29. Peta Jasa Lingkungan Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Overlay KRP Berdampak

V -250
5.2.9.15. Efisiensi Sumberdaya Alam
Istilah efisiensi selalu lekat dengan pengalokasian sumber

daya dan sering disandingkandengan istilah efektif.


Efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam

menjalankansesuatu (dengan tidak membuang waktu,


tenaga, biaya). Semakin sedikit dana atau sumberdaya
yang digunakan dalam mencapai suatu hasil yang
diinginkan, maka dapat dikatakansemakin efisien. Efisiensi

berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang terbatas,


namun dapatmenghasilkan sasuatu yang diharapkan atau

direncanakan. Suatu kegiatan bisa dikatakanefisien jika


prosesnya berjalan dengan baik, misalnya prosesnya

berjalan lebih cepat ataulebih murah. Pemanfaatan sumber


daya alam harus dilakukan sebaik mungkin.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol
Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat
Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status
Penggunaan Lahan Sawah Dan Perkebunan
Sepanjang 1.66 Km Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko, Pada
KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada
Analisis Kemampuan Lahan Dengan Status
Penggunaan Lahan Tambak Sepanjang 0.19 Km
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Bersyarat. Pada KRP Pembangunan Jalan
Tol Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan
Dengan Status Penggunaan Lahan Non Sawah
Sepanjang 7.99 Km Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

V -251
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.32
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana
Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis
Kemampuan Lahan Dengan Status Penggunaan
Lahan Non Sawah Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Untuk
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.32
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Status Penggunaan Lahan Sawah Dan


Perkebunan Sepanjang 1.35 Km Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak


Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api

Antar kota Apabila Dilihat Pada Analisis


Kemampuan Lahan Dengan Status Penggunaan
Lahan Tambak Kategori Tinggi Sepanjang 0.16 Km
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat, Pada KRP Pembangunan Jalur


Kereta Api Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Status Penggunaan


Lahan Non Sawah Sepanjang 8.35 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.32

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

V -252
Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan


Status Penggunaan Lahan Non Sawah Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.32


e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Status Penggunaan Lahan Non Sawah Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.31

2. Pola Ruang
Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada

KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)


muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan

tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk


lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut;
a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan


Kawasan Peternakan Berada Pada Status

Penggunaan Lahan Sawah Dan Perkebunan Seluas


3,70 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada


KRP Kawasan Pengembangan Kawasan Peternakan

Berada Pada Status Penggunaan Lahan Tambak


Seluas 6,67 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

V -253
analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status


Penggunaan Lahan Non Sawah Seluas 79,44 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.32


b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan


Industri Berada Pada Status Penggunaan Lahan

Sawah Dan Perkebunan Seluas 3,70 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status

Penggunaan Lahan Tambak Seluas 18,81 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Peruntukan Industri Berada Pada Status

Penggunaan Lahan Non Sawah Seluas 76,56 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis
Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.32

c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Tinggi

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Jasa


Penggunaan Lahan Sawah Dan Perkebunan Seluas

68,18 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

V -254
Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada

Status Jasa Penggunaan Lahan Tambak Seluas 73,91


Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian analisis


pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Tinggi Berada Pada Status Jasa Penggunaan Lahan

Non Sawah Seluas 460,60 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,


Sebagaimana Pada Tabel 5.32

d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Perumahan Kepadatan Sedang

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan


dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang Berada Pada Status Jasa


Penggunaan Lahan Sawah Dan Perkebunan Seluas

78,68 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada
KRP Kawasan Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada

Pada Status Jasa Penggunaan Lahan Tambak Seluas


116,5 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian analisis


pada KRP Kawasan Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan


Sedang Berada Pada Status Jasa Penggunaan Lahan

Non Sawah Seluas 536,44 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

V -255
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.32


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status


Penggunaan Lahan Sawah Dan Perkebunan Seluas

4,46 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU


Skala Kota Berada Pada Status Penggunaan Lahan

Tambak Seluas 1,82 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian

analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan


Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status

Penggunaan Lahan Non Sawah Seluas 48,07 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.32

f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa


Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota Tidak


Berada Pada Status Penggunaan Lahan Sawah dan

Perkebunan Seluas 9,55 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

Kota Tidak Berada Pada Status Penggunaan Lahan


Non Sawah Seluas 19,04 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

V -256
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.32


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Penggunaan Lahan Sawah dan

Perkebunan Seluas 35,4 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Berisiko. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

WP Berada Pada Status Penggunaan Lahan Tambak


Seluas 13,78 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian


analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana

Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada Pada Status


Penggunaan Lahan Non Sawah Seluas 154,45 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis
Dimaksud Sebagaimana Pada Tabel 5.32
h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan


Kawasan Pergudangan Berada Pada Status

Penggunaan Lahan Sawah dan Perkebunan Seluas


0,15 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian analisis pada


KRP Kawasan Penataan Kawasan Pergudangan

Berada Pada Status Penggunaan Lahan Non Sawah


Seluas 7,26 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Aman.

V -257
Tabel 5.32
Efisiensi Sumber Daya Alam Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023
EFISIENSI SUMBER DAYA ALAM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK Sawah dan Grand Total
SWP Non Sawah Tambak Aman Bersyarat Berisiko
Perkebunan
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 100.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 78.89 6.67 3.70 89.26 88.38 7.47 4.15
TOTAL 79.44 6.67 3.70 89.81 88.45 7.43 4.12
Pengembangan Kawasan 1 33.83 11.73 16.59 62.15 54.43 18.87 26.69
E
Peruntukan Industri 2 42.73 7.09 9.13 58.95 72.49 12.03 15.49
TOTAL 76.56 18.81 25.73 121.10 63.22 15.53 21.25
1 45.85 1.75 2.98 50.58 90.65 3.46 5.89
A 2 30.63 18.44 3.36 52.43 58.42 35.17 6.41
3 43.24 2.14 3.08 48.46 89.23 4.42 6.36
1 28.86 4.24 33.10 87.19 0.00 12.81
2 31.6 7.80 39.40 80.20 0.00 19.80
B
Pembangunan dan 3 75.67 11.48 9.26 96.41 78.49 11.91 9.60
pengembangan kawasan 4 53.91 0.17 54.08 99.69 0.00 0.31
Perumahan Kepadatan Tinggi 1 35.71 2.12 4.64 42.47 84.08 4.99 10.93
C 2 22.08 9.33 2.09 33.50 65.91 27.85 6.24
3 54.11 26.5 27.78 108.39 49.92 24.45 25.63
D 1 10.79 1.78 2.78 15.35 70.29 11.60 18.11
1 5.92 5.92 100.00 0.00 0.00
E
2 22.23 0.37 22.60 98.36 1.64 0.00
TOTAL 460.6 73.91 68.18 602.69 76.42 12.26 11.31
1 80.74 18.05 1.34 100.13 80.64 18.03 1.34
A
2 42.84 4.48 1.80 49.12 87.21 9.12 3.66

V -258
EFISIENSI SUMBER DAYA ALAM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK Sawah dan Grand Total
SWP Non Sawah Tambak Aman Bersyarat Berisiko
Perkebunan
3 41.92 0.16 0.28 42.36 98.96 0.38 0.66
1 14.15 1.76 5.57 21.48 65.88 8.19 25.93
B
4 105.15 105.15 100.00 0.00 0.00
1 69.7 44.31 27.79 141.80 49.15 31.25 19.60
Pembangunan dan
C 2 31.85 4.64 2.33 38.82 82.05 11.95 6.00
pengembangan kawasan
3 4.32 8.2 8.87 21.39 20.20 38.34 41.47
Perumahan Kepadatan Sedang
1 31.57 16.17 11.08 58.82 53.67 27.49 18.84
D
2 41.27 10.52 10.31 62.10 66.46 16.94 16.60
1 49.07 6.23 7.68 62.98 77.91 9.89 12.19
E
2 23.84 2 1.63 27.47 86.79 7.28 5.93
TOTAL 536.44 116.5 78.68 731.62 73.32 15.92 10.75
1 4.56 0.26 4.82 94.61 0.00 5.39
A 2 13.02 1.82 4.08 18.92 68.82 9.62 21.56
3 3.89 3.89 100.00 0.00 0.00
2 7.83 0.12 7.95 98.49 0.00 1.51
Pembangunan dan Rehabilitasi B
4 11.02 11.02 100.00 0.00 0.00
SPU Skala Kota
2 0.12 0.12 100.00 0.00 0.00
C
3 0.59 0.59 100.00 0.00 0.00
1 2.81 2.81 100.00 0.00 0.00
E
2 4.23 4.23 100.00 0.00 0.00
TOTAL 48.07 1.82 4.46 54.35 88.45 3.35 8.21
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 1.62 12.07 86.58 0.00 13.42
Perdagangan dan Jasa Skala
Kota 2 8.59 7.93 16.52 52.00 0.00 48.00
TOTAL 19.04 9.55 28.59 66.60 0.00 33.40

V -259
EFISIENSI SUMBER DAYA ALAM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK Sawah dan Grand Total
SWP Non Sawah Tambak Aman Bersyarat Berisiko
Perkebunan

1 6.22 1.91 8.13 76.51 0.00 23.49


A
2 7.11 1.84 8.95 79.44 20.56 0.00
1 26.76 0.2 7.07 34.03 78.64 0.59 20.78
2 8.07 0.84 8.91 90.57 0.00 9.43
B
3 15.2 0.54 4.07 19.81 76.73 2.73 20.55
Pengembangan Sarana
4 16.31 0.5 16.81 97.03 0.00 2.97
Perdagangan dan Jasa Skala WP
1 14.47 0.83 3.78 19.08 75.84 4.35 19.81
C
3 17.01 5.59 9.82 32.42 52.47 17.24 30.29
1 15.15 2.12 2.9 20.17 75.11 10.51 14.38
D
2 10.98 2.68 4.12 17.78 61.75 15.07 23.17
1 4.07 0.26 4.33 94.00 0.00 6.00
E
2 13.1 0.13 13.23 99.02 0.00 0.98
TOTAL 154.45 13.78 35.4 203.63 75.85 6.77 17.38
3 0.51 0.51 100.00 0.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 4.15 0.15 4.30 96.51 0.00 3.49
Pergudangan 1 0.6 0.60 100.00 0.00 0.00
E
2 2 2.00 100.00 0.00 0.00
TOTAL 7.26 0.15 7.41 97.98 0.00 2.02
STRUKTUR RUANG (Km)
1 1.79 0.49 2.28 78.63 0.00 21.37
A
3 1.36 0.05 0.03 1.44 94.67 3.30 2.03
3 0.40 0.09 0.49 81.83 0.00 18.17
Pembangunan Jalan Tol B
4 1.23 1.23 100.00 0.00 0.00
1 1.02 1.02 100.00 0.00 0.00
C
2 0.41 0.21 0.63 66.12 0.00 33.88

V -260
EFISIENSI SUMBER DAYA ALAM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK Sawah dan Grand Total
SWP Non Sawah Tambak Aman Bersyarat Berisiko
Perkebunan
E 1 1.75 0.15 0.84 2.75 63.86 5.36 30.78
TOTAL 7.99 0.19 1.66 9.84 81.13 1.98 16.90
1 0.88 0.37 1.25 70.65 0.00 29.35
A 2 0.70 0.12 0.82 85.51 0.00 14.49
3 1.54 0.16 1.70 90.35 9.65 0.00
Pembangunan Jalur Kereta Api 3 0.29 0.29 100.00 0.00 0.00
B
Antarkota 4 1.28 1.28 100.00 0.00 0.00
1 1.19 0.15 1.34 88.93 0.00 11.07
C
2 0.46 0.13 0.59 77.61 0.00 22.39
E 1 2.01 0.59 2.60 77.34 0.00 22.66
TOTAL 8.35 0.16 1.35 9.87 84.61 1.67 13.73
Pembangunan Sarana dan
B 4 Non Sawah Aman
Prasarana Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun Kereta
E 1 Non Sawah Aman
Api
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 Non Sawah Aman
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -261
Gambar 5.30. Peta Efisiensi Sumber Daya Alam

V -262
Gambar 5.31. Peta Efisiensi Sumber Daya Alam Overlay KRP Berdampak

V -263
5.2.9.16. Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap

Perubahan Iklim
Tingkat kerentanan terhadap perubahan iklim ditentukan oleh

indicator-indikator yang mempengaruhi keterpaparan,


sensitvitas, dan kapasitas adaptasi suatu wilayah. Ketiga

indicator tersebut berubah menurut waktu sejalan dengan


dilaksanakannya kegiatan pembangunan dan upaya-upaya

adaptasi. Tingkat keterpaparan dan tingkat sensitvitas dapat


dicerminkan oleh kondisi biofsik dan lingkungan, serta kondisi

sosial-ekonomi. Untuk mendukung upaya pengurangan


Risiko dan dampak perubahan iklim tersebut, Direktorat

Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim melalui Direktorat


Adaptasi perubahan iklim mengembangkan Sistem Informasi

Indeks dan Data Kerentanan Perubahan Iklim yang


menyajikan data dan informasi kerentanan perubahan iklim.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol
Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat
Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Kerentanan Iklim Kategori Sedang Sepanjang 5.50
Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Mempunyai Dampak Bersyarat. Pada KRP
Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat Pada
Analisis Kemampuan Lahan Dengan Kerentanan
Iklim Kategori Sangat Rendah Sepanjang 7.99 Km
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Sangat Aman. Untuk Lebih Jelasnya,
Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel
5.33
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B

V -264
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana
Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis
Kemampuan Lahan Dengan Kerentanan Iklim
Kategori Sedang Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Untuk
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.33
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antar kota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kerentanan Iklim Kategori Sedang

Sepanjang 5.52 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat, Pada

KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Kerentanan Iklim Kategori Sangat Rendah

Sepanjang 8.35 Km Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Dampak Sangat Aman.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.33

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kerentanan Iklim Kategori Sedang Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Bersyarat.

Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.33

V -265
e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Kerentanan Iklim Kategori Sedang Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak

Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis


Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.33

2. Pola Ruang
Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada

KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)


muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan

tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk


lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut;


a. Pengembangan Kawasan Peternakan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Kawasan Peternakan Berada Pada Status

Kerentanan Iklim Sedang Seluas 0,55 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pengembangan Kawasan Peternakan

Berada Pada Status Karentanan Iklim Sangat

Rendah Seluas 85,57 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Sangat Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.33

b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri


Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan

Industri Berada Pada Status Kerentanan Iklim

V -266
berada pada Kategori Sedang Seluas 95,37 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian

Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.33


c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Tinggi


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi Berada Pada Status Kerentanan

Iklim Kategori Sedang Seluas 237,81 Ha Dengan


Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada


Status Kerentanan Iklim Kategori Rendah Seluas

254,07 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan


Mempunyai Aman. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Berada Pada
Status Kerentanan Iklim Kategori Sangat Rendah
Seluas 42,63 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Sangat Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.33


d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Perumahan Kepadatan Sedang


Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Sedang Berada Pada Status Kerentanan

Iklim Kategori Sedang Seluas 316,79 Ha Dengan

V -267
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP


Kawasan Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada


Pada Status Kerentanan Iklim Kategori Rendah

Seluas 237,19 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Aman. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pembangunan dan Pengembangan


Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Berada

Pada Status Kerentanan Iklim Kategori Sangat


Rendah Seluas 99,53 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Sangat Aman. Untuk


Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.33


e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan

dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status


Kerentanan Iklim Kategori Sedang Seluas 20,88 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP
Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala
Kota Berada Pada Status Kerentanan Iklim Kategori
Rendah Seluas 24 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Aman. Kajian analisis pada

KRP Kawasan Pembangunan dan Rehabilitasi SPU


Skala Kota Berada Pada Status Kerentanan Iklim

Kategori Sangat Rendah Seluas 5,01 Ha Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai Sangat


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.33

V -268
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota dengan


Kerentanan Iklim Kategori Sedang Seluas 2,36 Ha

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Dampak Bersyarat. Kajian analisis pada KRP

Kawasan Pengembangan Sarana Perdagangan dan


Jasa Skala Kota dengan Kerentanan Iklim Kategori

Sangat Rendah Seluas 16,69 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Sangat Aman.


Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,

Sebagaimana Pada Tabel 5.33


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Kerentanan Iklim Kategori Sedang

Seluas 87,2 Ha Dengan Dampak Terhadap


Lingkungan Mempunyai Dampak Bersyarat. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Pengembangan Sarana
Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada Pada Status
Kerentanan Iklim Kategori Rendah Seluas 37,78 Ha
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Aman. Kajian analisis pada KRP Kawasan


Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala

WP Berada Pada Status Kerentanan Iklim Kategori


Sangat Rendah Seluas 43,25 Ha Dengan Dampak

Terhadap Lingkungan Mempunyai Sangat

V -269
Aman.Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud Sebagaimana Pada Tabel 5.33


h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan


Kawasan Pergudangan Berada Pada Status

Kerentanan Iklim Kategori Sedang Seluas 7,26 Ha


Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Bersyarat. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.33

V -270
Tabel 5.33
Distribusi Indeks Kerentanan Iklim Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023
KERENTANAN DAN RISIKO IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK IKA IKS Sangat Grand Total Sangat
SWP Rendah Sedang Aman Bersyarat
Rendah Aman
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.63 0.45 85.57 85.57 100.00 0.00 0.00
Peternakan D 2 1.48 0.8 0.55 0.55 0.00 0.00 100.00
TOTAL 2.11 1.25 85.57 0.55 86.12 99.36 0.00 0.64
Pengembangan Kawasan 1 5.67 4.05 45.56 45.56 0.00 0.00 100.00
E
Peruntukan Industri 2 7.56 5.4 49.81 49.81 0.00 0.00 100.00
TOTAL 13.23 9.45 95.37 95.37 0.00 0.00 100.00
1 17.41 13.01 47.6 47.60 0.00 100.00 0.00
A 2 11.8 10.8 49.07 49.07 0.00 100.00 0.00
3 19.14 14.19 45.38 45.38 0.00 100.00 0.00
1 22.23 14.49 13.6 15.26 28.86 47.12 0.00 52.88
2 28.4 19.1 16.46 15.14 31.60 52.09 0.00 47.91
Pembangunan dan B
3 66.34 47.64 87.15 87.15 0.00 0.00 100.00
pengembangan kawasan
4 16.46 11.76 53.91 53.91 0.00 0.00 100.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 19.53 13.95 37.84 37.84 0.00 0.00 100.00
C 2 9.44 8.64 31.41 31.41 0.00 100.00 0.00
3 45.43 41.58 80.61 80.61 0.00 100.00 0.00
D 1 22.94 12.4 12.57 12.57 100.00 0.00 0.00
1 2.52 1.8 5.92 5.92 0.00 0.00 100.00
E
2 28.35 20.25 22.6 22.60 0.00 0.00 100.00
TOTAL 309.99 229.61 42.63 254.07 237.81 534.51 7.98 47.53 44.49
A 1 54.61 41.41 98.79 98.79 0.00 100.00 0.00

V -271
KERENTANAN DAN RISIKO IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK IKA IKS Sangat Grand Total Sangat
SWP Rendah Sedang Aman Bersyarat
Rendah Aman
2 23.6 21.6 47.31 47.31 0.00 100.00 0.00
3 8.7 6.45 42.08 42.08 0.00 100.00 0.00
1 11.35 8.03 15.91 15.91 0.00 0.00 100.00
B
4 40.95 29.25 105.15 105.15 0.00 0.00 100.00
Pembangunan dan 1 39.06 27.9 114.01 114.01 0.00 0.00 100.00
pengembangan kawasan
C 2 14.16 12.96 36.49 36.49 0.00 100.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Sedang 3 2.95 2.7 12.52 12.52 0.00 100.00 0.00
1 21.46 11.6 47.74 47.74 100.00 0.00 0.00
D
2 37 20 51.79 51.79 100.00 0.00 0.00
1 17.94 13.74 55.87 55.87 0.00 0.00 100.00
E
2 14.49 10.35 25.84 25.84 0.00 0.00 100.00
TOTAL 286.27 205.99 99.53 237.19 316.79 653.51 15.23 36.29 48.48
1 1.16 0.86 4.56 4.56 0.00 100.00 0.00
A 2 6.49 5.94 14.84 14.84 0.00 100.00 0.00
3 1.74 1.29 3.89 3.89 0.00 100.00 0.00
2 4.97 3.07 5.01 2.83 7.84 63.90 0.00 36.10
Pembangunan dan B
4 2.52 1.8 11.02 11.02 0.00 0.00 100.00
Rehabilitasi SPU Skala Kota
2 0.59 0.54 0.12 0.12 0.00 100.00 0.00
C
3 0.59 0.54 0.59 0.59 0.00 100.00 0.00
1 0.63 0.45 2.81 2.81 0.00 0.00 100.00
E
2 1.26 0.9 4.23 4.23 0.00 0.00 100.00
TOTAL 19.95 15.39 5.01 24 20.88 49.89 10.04 48.11 41.85
Pengembangan Sarana
B 1 5.12 3.04 10.45 10.45 100.00 0.00 0.00
Perdagangan dan Jasa Skala
Kota 2 8.52 5.42 6.23 2.36 8.59 72.53 0.00 27.47
TOTAL 13.64 8.46 16.69 2.36 19.05 87.61 0.00 12.39

V -272
KERENTANAN DAN RISIKO IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK IKA IKS Sangat Grand Total Sangat
SWP Rendah Sedang Aman Bersyarat
Rendah Aman

1 5.91 4.45 6.08 0.13 6.21 0.00 97.91 2.09


A
2 2.36 2.16 8.95 8.95 0.00 100.00 0.00
1 45.58 31.1 5.38 21.58 26.96 19.96 0.00 80.04
2 13.98 8.68 7.09 0.98 8.07 87.86 0.00 12.14
B
Pengembangan Sarana 3 16.17 11.61 15.73 15.73 0.00 0.00 100.00
Perdagangan dan Jasa Skala 4 16.38 11.7 16.31 16.31 0.00 0.00 100.00
WP 1 19.69 14.07 15.3 15.30 0.00 0.00 100.00
C
3 26.55 24.3 22.6 22.60 0.00 100.00 0.00
1 21.45 12.7 17.11 0.15 17.26 99.13 0.87 0.00
D
2 11.84 6.4 13.67 13.67 100.00 0.00 0.00
1 3.78 2.7 4.07 4.07 0.00 0.00 100.00
E
2 18.9 13.5 13.1 13.10 0.00 0.00 100.00
TOTAL 202.59 143.37 43.25 37.78 87.2 168.23 25.71 22.46 51.83
3 1.34 0.96 0.51 0.51 0.00 0.00 100.00
B
Penataan Kawasan 4 2.52 1.8 4.15 4.15 0.00 0.00 100.00
Pergudangan 1 0.63 0.45 0.6 0.60 0.00 0.00 100.00
E
2 0.63 0.45 2 2.00 0.00 0.00 100.00
TOTAL 5.12 3.66 7.26 7.26 0.00 0.00 100.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 1.17 0.97 1.79 2.28 78.63 0.00 0.00
A
3 0.58 0.43 1.36 1.44 94.67 0.00 0.00
3 1.34 0.96 0.40 0.49 0.49 81.83 0.00 100.00
Pembangunan Jalan Tol B
4 0.63 0.45 1.23 1.23 1.23 100.00 0.00 100.00
1 2.05 1.47 1.02 1.02 1.02 100.00 0.00 100.00
C
2 1.22 0.99 0.41 0.00 0.63 66.12 0.00 0.38

V -273
KERENTANAN DAN RISIKO IKLIM DAMPAK LH (%)
KODE
KRP BERDAMPAK BLOK IKA IKS Sangat Grand Total Sangat
SWP Rendah Sedang Aman Bersyarat
Rendah Aman
E 1 0.63 0.45 1.75 2.75 2.75 63.86 0.00 100.00
TOTAL 38.75 28.06 7.99 5.50 9.84 81.13 0.00 55.86
1 1.17 0.97 0.88 1.25 70.65 0.00 0.00
A 2 0.59 0.54 0.70 0.82 85.51 0.00 0.00
3 0.58 0.43 1.54 1.70 90.35 0.00 0.00
Pembangunan Jalur Kereta 3 0.71 0.51 0.29 0.29 0.29 100.00 0.00 100.00
B
Api Antarkota 4 0.63 0.45 1.28 1.28 1.28 100.00 0.00 100.00
1 1.34 0.96 1.19 1.34 1.34 88.93 0.00 100.00
C
2 1.22 0.99 0.46 0.02 0.59 77.61 0.00 2.69
E 1 1.26 0.9 2.01 2.60 2.60 77.34 0.00 100.00
TOTAL 7.5 5.75 8.35 5.52 9.87 84.61 0.00 55.94
Pembangunan Sarana dan
B 4 Sedang Bersyarat
Prasarana Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 Sedang Bersyarat
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 Sedang Bersyarat
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -274
Gambar 5.32. Peta Kerentanan dan Risiko Iklim

V -275
Gambar 5.33. Peta Kerentanan dan Risiko Iklim Overlay KRP Berdampak

V -276
5.2.9.17. Tingkat Ketahanan Dan Potensi Keanekaragaman

Hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua

kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur


dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang

dikandungnya dan keanekaragaman system ekologi di


mana mereka hidup.

1. Struktur Ruang
a. Pembangunan Jalan Tol
Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila Dilihat
Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Keanekaragaman Hayati Kategori Hutan Produksi
Terbatas Sepanjang 0.83 Km Dengan Dampak
Terhadap Lingkungan Mempunyai Dampak
Berisiko. Pada KRP Pembangunan Jalan Tol Apabila
Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Keanekaragaman Hayati Kategori Area Penggunaan
Lain Sepanjang 9.01 Km Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.34
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe B
Pada KRP Pembangunan Sarana dan Prasarana
Terminal Tipe B Apabila Dilihat Pada Analisis
Kemampuan Lahan Dengan Keanekaragaman
Hayati Kategori Hutan Produksi Terbatas Dengan
Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Dampak Berisiko. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian
Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.34
c. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota

V -277
Pada KRP Pembangunan Jalur Kereta Api Antar kota

Apabila Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan

Dengan Keanekaragaman Hayati Kategori Hutan

Produksi Terbatas Sepanjang 0.59 Km Dengan

Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai

Dampak Berisiko, Pada KRP Pembangunan Jalur

Kereta Api Antarkota Apabila Dilihat Pada Analisis

Kemampuan Lahan Dengan Keanekaragaman

Hayati Kategori Area Penggunaan Lain Sepanjang

9.28 Km Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Aman. Untuk Lebih Jelasnya,

Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel

5.34

d. Pembangunan Stasiun Kereta Api

Pada KRP Pembangunan Stasiun Kereta Api Apabila

Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan

Keanekaragaman Hayati Kategori Hutan Produksi

Terbatas Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Dampak Berisiko. Untuk Lebih

Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.34

e. Peningkatan Kapasitas TPA

Pada KRP Peningkatan Kapasitas TPA Apabila


Dilihat Pada Analisis Kemampuan Lahan Dengan
Keanekaragaman Hayati Kategori Area Penggunaan
Lain Dengan Dampak Terhadap Lingkungan

Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian


Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.34

V -278
2. Pola Ruang
Analisis D3LH pada analisis kemampuan lahan pada
KRP kelompok pola ruang yang dikaji pada 6 (enam)
muatan KLHS, apakah memiliki kemampuan lahan
tinggi, sedang dan kemampuan lahan rendah. Untuk
lebih jelasnya analisis kemampuan lahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut;
a. Pengembangan Kawasan Peternakan
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Kawasan Peternakan Berada Pada Status
Keanekaragaman Hayati Kategori Area Penggunaan
Lain Seluas 86,11 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Aman. Untuk
Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud,
Sebagaimana Pada Tabel 5.34
b. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
Kajian analisis pada KRP Kawasan Peruntukan
Industri Berada Pada Status Keanekaragaman
Hayati berada pada Kategori Area Penggunaan Lain
Seluas 93,16 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.34
c. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perumahan Kepadatan Tinggi
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan Perumahan
Kepadatan Tinggi Berada Pada Status
Keanekaragaman Hayati kategori Hutan Produksi
Terbatas Seluas 0,44 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan

V -279
Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan
Tinggi Berada Pada Status Keanekaragaman Hayati
Kategori Area Penggunaan Lain Seluas 534,07 Ha
Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai
Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis
Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.34
d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perumahan Kepadatan Sedang
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Pengembangan Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang Berada Pada Status
Keanekaragaman Hayati Kategori Hutan Produksi
Terbatas Seluas 8,31 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Perumahan Kepadatan
Sedang Berada Pada Status Keanekaragaman
Hayati Kategori Area Penggunaan Lain Seluas
645,17 Ha Dengan Dampak Terhadap Lingkungan
Mempunyai Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian
Analisis Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.34
e. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pembangunan
dan Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status
Keanekaragaman Hayati Kategori Hutan Produksi
Terbatas Seluas 0,14 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Dampak Berisiko. Kajian
analisis pada KRP Kawasan Pembangunan dan
Rehabilitasi SPU Skala Kota Berada Pada Status
Keanekaragaman Hayati Kategori Area Penggunaan
Lain Seluas 49,74 Ha Dengan Dampak Terhadap
Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih

V -280
Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana
Pada Tabel 5.34
f. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa
Skala Kota
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan
Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota dengan

Keanekaragaman Hayati Kategori Area Penggunaan


Lain Seluas 19,04 Ha Dengan Dampak Terhadap

Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk Lebih


Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud, Sebagaimana

Pada Tabel 5.34


g. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa

Skala WP
Kajian analisis pada KRP Kawasan Pengembangan

Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP Berada


Pada Status Keanekaragaman Hayati Kategori Area

Penggunaan Lain Seluas 168,23 Ha Dengan Dampak


Terhadap Lingkungan Mempunyai Aman. Untuk

Lebih Jelasnya, Kajian Analisis Dimaksud


Sebagaimana Pada Tabel 5.34
h. Penataan Kawasan Pergudangan

Kajian analisis pada KRP Kawasan Penataan


Kawasan Pergudangan Berada Pada Status

Keanekaragaman Hayati Kategori Area Penggunaan


Lain Seluas 7,26 Ha dengan Presentase 100%

Dengan Dampak Terhadap Lingkungan Mempunyai


Aman. Untuk Lebih Jelasnya, Kajian Analisis

Dimaksud, Sebagaimana Pada Tabel 5.34

V -281
Tabel 5.34
Keanekaragaman Hayati di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya
Kota Parepare Tahun 2023
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
APL HPT Aman Berisiko
POLA RUANG (Ha)
Pengembangan Kawasan C 1 0.55 0.55 100.00 0.00
Peternakan D 2 85.57 85.57 100.00 0.00
TOTAL 86.11 86.11 100.00 0.00
Pengembangan Kawasan 1 43.34 43.34 100.00 0.00
E
Peruntukan Industri 2 49.81 49.81 100.00 0.00
TOTAL 93.16 93.16 100.00 0.00
1 47.6 47.60 100.00 0.00
A 2 49.07 49.07 100.00 0.00
3 45.38 45.38 100.00 0.00
1 28.86 28.86 100.00 0.00
2 31.6 31.60 100.00 0.00
Pembangunan dan B
3 87.15 87.15 100.00 0.00
pengembangan kawasan
4 53.91 53.91 100.00 0.00
Perumahan Kepadatan
Tinggi 1 37.84 37.84 100.00 0.00
C 2 31.41 31.41 100.00 0.00
3 80.61 80.61 100.00 0.00
D 1 12.57 12.57 100.00 0.00
1 5.48 0.44 5.92 92.57 7.43
E
2 22.6 22.60 100.00 0.00
TOTAL 534.07 0.44 534.51 99.92 0.08
Pembangunan dan 1 98.79 98.79 100.00 0.00
A
pengembangan kawasan 2 47.31 47.31 100.00 0.00

V -282
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
APL HPT Aman Berisiko
Perumahan Kepadatan 3 42.08 42.08 100.00 0.00
Sedang 1 15.91 15.91 100.00 0.00
B
4 105.01 0.14 105.15 99.87 0.13
1 114.01 114.01 100.00 0.00
C 2 36.49 36.49 100.00 0.00
3 12.52 12.52 100.00 0.00
1 47.74 47.74 100.00 0.00
D
2 51.79 51.79 100.00 0.00
1 47.68 8.17 55.85 85.37 14.63
E
2 25.84 25.84 100.00 0.00
TOTAL 645.17 8.31 653.48 98.73 1.27
1 4.56 4.56 100.00 0.00
A 2 14.84 14.84 100.00 0.00
3 3.89 3.89 100.00 0.00
2 7.83 7.83 100.00 0.00
Pembangunan dan B
4 11.02 11.02 100.00 0.00
Rehabilitasi SPU Skala Kota
2 0.12 0.12 100.00 0.00
C
3 0.59 0.59 100.00 0.00
1 2.67 0.14 2.81 95.02 4.98
E
2 4.23 4.23 100.00 0.00
TOTAL 49.74 0.14 49.88 99.72 0.28
Pengembangan Sarana
B 1 10.45 10.45 100.00 0.00
Perdagangan dan Jasa Skala
Kota 2 8.59 8.59 100.00 0.00
TOTAL 19.04 19.04 100.00 0.00

A 1 6.22 6.22 100.00 0.00

V -283
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
APL HPT Aman Berisiko
2 8.95 8.95 100.00 0.00
1 26.96 26.96 100.00 0.00
2 8.07 8.07 100.00 0.00
B
3 15.73 15.73 100.00 0.00
Pengembangan Sarana 4 16.31 16.31 100.00 0.00
Perdagangan dan Jasa Skala 1 15.3 15.30 100.00 0.00
C
WP 3 22.6 22.60 100.00 0.00
1 17.26 17.26 100.00 0.00
D
2 13.67 13.67 100.00 0.00
1 4.07 4.07 100.00 0.00
E
2 13.1 13.10 100.00 0.00
TOTAL 168.23 168.23 100.00 0.00
3 0.51 0.51 100.00 0.00
B
Penataan Kawasan 4 4.15 4.15 100.00 0.00
Pergudangan 1 0.6 0.60 100.00 0.00
E
2 2 2.00 100.00 0.00
TOTAL 7.26 7.26 100.00 0.00
STRUKTUR RUANG (Km)
1 2.28 2.28 100.00 0.00
A
3 1.44 1.44 100.00 0.00
3 0.49 0.49 100.00 0.00
B
Pembangunan Jalan Tol 4 1.23 1.23 100.00 0.00
1 1.02 1.02 100.00 0.00
C
2 0.63 0.63 100.00 0.00
E 1 1.91 0.83 2.75 69.73 30.27
TOTAL 9.01 0.83 9.84 91.56 8.44
A 1 1.25 1.25 100.00 0.00

V -284
KEANEKARAGAMAN HAYATI DAMPAK LH (%)
KRP BERDAMPAK KODE SWP BLOK Grand Total
APL HPT Aman Berisiko
2 0.82 0.82 100.00 0.00
3 1.70 1.70 100.00 0.00
3 0.29 0.29 100.00 0.00
Pembangunan Jalur Kereta B
4 1.28 1.28 100.00 0.00
Api Antarkota
1 1.34 1.34 100.00 0.00
C
2 0.59 0.59 100.00 0.00
E 1 2.01 0.59 2.60 77.38 22.62
TOTAL 9.28 0.59 9.87 94.05 5.95
Pembangunan Sarana dan
B 4 HPT Berisiko
Prasarana Terminal Tipe B
Pembangunan Stasiun
E 1 HPT Berisiko
Kereta Api
Peningkatan Kapasitas TPA E 2 APL Aman
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -285
Gambar 5.34. Peta Keanekaragaman Hayati

V -286
Gambar 5.35. Peta Keanekaragaman Hayati Overlay KRP Berdampak

V -287
Tabel 5.35
Telaahan Kajian Pengaruh KRP Terdampak Terhadap Risiko dan Dampak Lingkungan Hidup
di Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023
Risiko dan Dampak Lingkungan Hidup
Kapasitas Daya Dukung Dan Daya Tampung Tingkat
Perkiraan Mengenai Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup Kinerja Layanan/Jasa Lingkungan Efisiensi Tingkat Ketahanan
Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan Kerentanan Dan
No. KRP Berdampak Pemanfaatan Dan Potensi
Kapasitas Adaptasi
Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan Risiko Risiko Tanah Pengatur Mitigasi Bencana Mitigasi Bencana Mitigasi Bencana Sumber Daya Keanekaragaman
Risiko Rawan Banjir Risiko Gempa Bumi Penyedia Air Penyedia Pangan Pengatur Air Terhadap
Lahan Pangan Air Karhutlah Longsor Iklim Longsor Banjir Karhutla Alam Hayati
Perubahan Iklim
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
Pembangunan Jalan
1 Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Sangat Berisiko Sangat Berisiko Berisiko Berisiko Sangat Berisiko Sangat Berisiko Sangat Berisiko Berisiko Berisiko -
Tol
(42.02 Km) (77.59 Km) (51.09 Km) (0.32 Km) (6.07 Km) (63.50 Km) (38.25 Km) (0.91 Km) (17.42 Km) (0.91 Km) (0.91 Km) (0.28 Km) (1.98 Km) (2.40 Km) (16,90 Km) (8.44 Km)
Pembangunan Dampak Dampak
Dampak
Sarana dan Prasarana Berisiko Berisiko
2 - - - - - - - - - - - - - Berisiko -
Terminal Tipe B (KRP Sub (KRP Sub
(KRP Sub BWP B)
BWP B) BWP B)
Pembangunan Jalur Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
3 Kereta Api Antarkota Berisiko Berisiko Risiko Tinggi Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Sangat Berisiko Sangat Berisiko Berisiko Berisiko Sangat Berisiko Sangat Berisiko Sangat Berisiko Berisiko Berisiko -
(42.22 Km) (73.77 Km) (61.09 Km) (0.32Km) (9,33 Km) (16.95 Km) (11.42 Km) (50.29 Km) (14.41 Km) (1.17 Km) (1.17Km) (0.84 Km) (1,67 Km) (1.17 Km) (13.73 Km) (5.95 Km)
Dampak Dampak
Pembangunan Dampak
Berisiko Berisiko
4 Stasiun Kereta Api - - - - - - - - - - - - Berisiko -
(KRP Sub (KRP Sub
(KRP Sub BWP E)
BWP E) BWP E)
Dampak
Peningkatan
Berisiko
5 Kapasitas TPA - - - - - - - - - - - - - - -
(KRP Sub
BWP E)
Pengembangan Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
6 Kawasan Peternakan - Berisiko Berisiko - Berisiko Berisiko - - Sangat Berisiko - - Berisiko - - Berisiko - -
(95,85 Ha) (95,21 Ha) (4,22 Ha) (67,59 Ha) (7,75 Ha) (91,62 Ha) (4,12 Ha)
Pengembangan
Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
Kawasan Peruntukan
7 Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko - Sangat Berisiko - - Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko - -
Industri
(47,77 Ha) (75,67 Ha) (56,22 Ha) (1,36 Ha) (34,77 Ha) (75,24 Ha) (59,99 Ha) (19,73 Ha) (55,41 Ha) (8,97 Ha) (46,48 Ha) (21,25 Ha)
Pembangunan dan
Pengembangan Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
8 Kawasan Perumahan Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko - - Sangat Berisiko - - Berisiko - Berisiko Berisiko Berisiko -
Kepadatan Tinggi (33,41 Ha) (93,91 Ha) (38,02 Ha) (46,41 Ha) (19,42 Ha) (0,003 Ha) (11,57 Ha) (33,65 Ha) (33,65 Ha) (11,31 Ha) (0.08 Ha)

Pembangunan dan
Pengembangan Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
9 Kawasan Perumahan Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Sangat Berisiko - - Berisiko Sangat Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko -
Kepadatan Sedang (24,64 Ha) (73,27 Ha) (37,26 Ha) (96,54 Ha) (25,44 Ha) (38,35 Ha) (2.53 Ha) (71,59 Ha (15,43 Ha) (55,71 Ha) (0,09 Ha) (54,86 Ha) (10,75 Ha) (1,27 Ha)

Pembangunan dan
Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
Rehabilitasi SPU
10 Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko - Sangat Berisiko - - Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko -
Skala Kota
(43,42 Ha) (95,31 Ha) (24,54 Ha) (0,72 Ha) (25,56 Ha) (87,41 Ha) (26,53 Ha) (3,63 Ha) (34,84 Ha) (8,48 Ha) (26,36 Ha) (8,21 Ha) (0,28 Ha)
Pengembangan Dampak Dampak Dampak
11 Sarana Perdagangan Berisiko Berisiko - - - - - - - - - - - - Berisiko - -
dan Jasa Skala Kota (45,10 Ha) (100,00 Ha) (33,40 Ha)
Pengembangan Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
12 Sarana Perdagangan Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko Berisiko - - - Sangat Berisiko - - Berisiko - Berisiko Berisiko - -
dan Jasa Skala WP (26,26 Ha) (91,98 Ha) (26,44 Ha) (21,42 Ha) (33,87 Ha) (7,55 Ha) (31,29 Ha) (31,29 Ha) (17,38 Ha)
Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak
Penataan Kawasan
13 Berisiko Berisiko Berisiko - Berisiko - - - Berisiko - - Berisiko - Berisiko Berisiko - -
Pergudangan
(72,48 Ha) (100,00 Ha) (43,10 Ha) ( 64,40 Ha ) (20,66 Ha) (26,72 Ha (26,72 Ha) (2,02 Ha)
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

IV -288
5.2.10. Perumusan Alternatif

Tujuan perumusan alternatif Kebijakan, Rencana, dan/atau Program


untuk mengembangkan berbagai alternatif muatan Kebijakan, Rencana,

dan/atau Program dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah


dilakukan kajian maka dihasilkan beberapa alternatif muatan suatu

Kebijakan, Rencana, dan/atau Program untuk dapat mengatasi isu


strategis pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah. Selain itu,

alternatif juga disusun setelah disepakati bahwa Kebijakan, Rencana,


dan/atau Program yang dikaji berpotensial memberikan dampak

negative pada pembangunan berkelanjutan, maka dilakukan


pengembangan satu atau beberapa alternatif baru untuk

menyempurnakan rancangan atau merubah Kebijakan, Rencana,


dan/atau Program yang ada.

Rumusan alternatif penyempurnaan KRP, menjadi dasar di dalam


rumusan rekomendasi perbaikan KRP. Rumusan alternatif tersebut

menggunakan metode DPSIR. Adapun rumusan alternatif yang


dimaksud, sebagaimana pada kajian matriks analisis berikut;

V -289
Tabel 5.36.
Perumusan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023

No. Drivers Pressures State Impack Response

1. Pembangunan jalan Tol  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana pembangunan jalan tol dilanjutkan
pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya secara bertahap
kawasan yang  Berdampak atau Berisiko dukung ketersediaan  Tidak diperbolehkan melewati LP2B
sangat terbatas tinggi pada Status pangan pangan  Menjamin ketersediaan akan pangan
 Pertumbuhan  Berdampak pada ketersediaan  Menurunnya masyarakat sekitar dengan peningkatan
kawasan air Risiko tinggi namun juga produktivias hasil produktifitas hasil pertanian pada lokasi yang
permukiman berAman pertanian, yang tidak terkena jalur pembangunan jalan tol.
meningkat mengancam  Pengaturan Garis Sempadan Bangunan
 Berkurangnya ketersediaan pangan  Penanaman vegetasi yang memiliki sifat
daerah resapan menyerap air lebih banyak dan tidak mudah
air keropos.
 Terjadinya alih  Upaya mitigasi dalam meminimalisir bencana
fungsi lahan alam yang dilengkapi bangunan pencegah
banjir
 Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan
Pembangunan Jalan Tol
 Melakukan ganti rugi terhadap pembebasan
lahan yang dilewati jalan Tol tersebut
 Apabila melewati LP2B, maka rute tersebut
dialihkan atau mengganti lahan pertanian atau
LP2B di tempat lain
 Tidak diperbolehkan melewati sumber-sumber
mata air dan perlindungan terhadap sumber-
sumber mata air
 Pembangunannya dapat ditunda
pelaksanaannya

V -290
No. Drivers Pressures State Impack Response

2. Pembangunan  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Pembangunannya dapat dilanjutkan secara
Prasarana dan Sarana pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya bertahap
Terminal Tipe B kawasan yang  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan  Pembangunan terminal dilanjutkan dengan
sangat terbatas status pangan pangan ketentuan syarat lingkungan
 Pertumbuhan  Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan
kawasan Pembangunan terminal
permukiman  Diwajibkan mempertimbangkan RTH
meningkat  Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi
 Terjadinya alih lahan dalam skala besar
fungsi lahan  Mempertimbangkan potensi terjadinya banjir
dengan membangun sistem drainase yang
memadai
 Tidak diperbolehkan menempati lahan LP2B
dalam pengembangannya

3. Pembangunan Jalur  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Pembangunan jaringan jalur kereta api
Kereta Api Antar Kota pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya dilanjutkan pembangunannya secara bertahap
kawasan yang  Berdampak atau Berisiko dukung ketersediaan  Pembebasan lahan dengan melakukan ganti
sangat terbatas tinggi pada Status pangan pangan untung bagi masyarakat yang terkena dampak
 Pertumbuhan  Berdampak pada  Mempengaruhi  Melakukan pergantian pada area persawahan
kawasan ketersediaan air Risiko tinggi ketersediaan air baru yang terkena jalur kereta api
permukiman namun juga berAman  Pengendalian pemanfaatan disekitar jalur
meningkat kereta api dengan maraknya pembangunan
 Berkurangnya  Diperlukan upaya mitigasi dalam meminimalisir
daerah resapan bencana alam dalam peningkatan kemampuan
air lahan dan diperlukan bangunan pencegah
 Terjadinya alih banjir
fungsi lahan  Menghindari kawasan yang akan berdampak
pada pengurangan SDA
 Tidak diperbolehkan trase jalur kereta api
berada pada zona ekosistem yang dilindungi

V -291
No. Drivers Pressures State Impack Response

 Pengendalian meningkatnya bangunan


disepanjang rencana jalur kereta api
4. Pembangunan Statisun  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Pembangunannya dapat dilanjutkan secara
Kereta Api pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya bertahap
kawasan yang  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan  Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
sangat terbatas penyedia air, namun juga pangan banjir, sehingga diperlukan mitigasi bencana
 Pertumbuhan Risiko rendah pada penyedia banjir
kawasan air  Tidak berada pada area LP2B
permukiman  Memperbanyak ruang terbuka hijau disekitar
meningkat kawasan
 Terjadinya alih  Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan
fungsi lahan Pembangunan terminal
 Menyiapkan area parkir yang memadai

 Ketersediaan  Kemampuan lahan dan  Mempengaruhi  Pembangunannya dapat dilanjutkan
lahan Ketersedian air aman untuk ketersediaan pangan  Pembangunan TPA perlu memperhatikan
pengembangan dikembangkan pengembangan lahan pertanian yang ada
yang terbatas  Status pangan Berisiko tinggi disekitarnya
Peningkatan Kapasitas  Kurangnya  Menjamin ketersediaan air bersih
5. TPA penghijauan  Mempertimbangkan mitigasi bencana banjir
disekitar disekitar kawasan
kawasan yang  Tidak diperbolehkan adanya kawasan
dapat permukiman disekitar kawasan
meredam bau  Mengurangi dampak bau yang kemungkinan
 ditimbulkan
6. Pengembangan  Lahan  Berdampak pada penyedia  Mempengaruhi  Rencana pengembangan kawasan dilanjutkan
Kawasan Peternakan pengembangan pangan terlampaui atau menurunnya daya dengan syarat lingkungan
kawasan yang Berisiko tinggi dukung ketersediaan  Tidak diperbolehkan berada pada area yang
sangat terbatas  Berdampak pada pangan masuk dalam wilayah sumber-sumber mata air
kemampuan lahan  Tidak diperbolehkan pada area pertanian

V -292
No. Drivers Pressures State Impack Response

 Terjadinya alih  Berdampak pada status air  Menurunnya sumber-  Dapat dikembangkan pada area terbuka yang
fungsi lahan sumber mata air tersedia akan pakan rumput dan sejenisnya
 Pengembangan
pada sumber-
sumber mata
air

7. Pengembangan  Lahan  Pada kemampuan lahan  Mempengaruhi  Rencana pengembangan kawasan peruntukan
Kawasan Peruntukan pengembangan Berisiko rendah menurunnya daya industry yang ada saat sekarang ini tetap
Industri kawasan yang  Status penyedia pangan dukung ketersediaan dilanjutkan
sangat terbatas Berisiko tingg pangan dan air  Luasan area pengembangan industri dapat
 Pertumbuhan  Penyedia air sangat Berisiko dikurangi dengan menghindari area
kawasan persawahan
permukiman  Menjamin ketersediaan air bersih dengan
meningkat jaringan perpipaan dari PDAM
 Terjadinya alih  Menjamin ketersediaan pangan apabila
fungsi lahan dilakukan perubahan area pertanian menjadi
terbangun bagi masyarakat sekitarnya
 Melakukan penguatan aturan teknis dan
pengelolaan untuk penggunaan lahan di area
industri
 Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
dengan pengelolaan limbah padat dan limbah
cair secara bijak
 Menambah area penghijauan di lokasi kawasan
industry untuk mengurangi polusi udara dari
aktivitas industry apabila dikembangkan secara
besar-besaran.

V -293
No. Drivers Pressures State Impack Response

8. Pembangunan dan  Ketersediaan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana pembangunan dan pengembangan
Pengembangan lahan kemampuan lahan menurunnya daya kawasan perumahan kepadatan tinggi tetap
Kawasan Perumahan pengembangan  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan dilanjutkan
Kepadatan Tinggi yang terbatas status air dan pangan pangan dan  Pembangunannya dapat dilaksanakan secara
 Terjadi alih ketersediaan air bertahap hingga 20 tahun mendatang
fungsi lahan  Setiap pembangunan perumahan wajib
menyiapkan RTH
 Tidak diperbolehkan membangun pada daerah
resapan air
 Tidak diperbolehkan pembangunan perumahan
kepadatan tinggi berada pada daerah
sempadan sungai
 Wajib membangun sistem drainase dan biopori
pada setiap lingkungan permukiman sebagai
mitigasi banjir
 Pembangunannya dilakukan secara terbatas
dengan mempertimbangkan KDB dan KLB
 Pembangunan sarana dan parasarana dalam
lingkungan perumahan agar dapat mencegah
dan mengendalikan kondisi perumahan yang
lebih arif terhadap lingkungan perumahan dan
sekitarnya
 Mengupayakan aplikasi 3R (Reduse, Reuse dan
recycle) terhadap limbah-limbah yang
dihasilkan.
 Menjamin ketersediaan pangan disekitar
kawasan apabila dilakukan pembangunan
perumahan kepadatan tinggi
 Tidak diperbolehkan mengambil air tanah
dengan pengeboran

V -294
No. Drivers Pressures State Impack Response

 Menjamin ketersediaan air bersih dengan


jaringan perpipaan dari PDAM

9. Pembangunan dan  Ketersediaan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana pembangunan perumahan kepadatan
Pengembangan lahan kemampuan lahan menurunnya daya sedang dilakukan secara bertahap hingga 20
Kawasan Perumahan pengembangan  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan tahun yang akan datang
Kepadatan Sedang yang terbatas status air dan pangan pangan dan  Rencana pembangunan dan pengembangan
 Terjadi alih ketersediaan air kawasan perumahan kepadatan sedang tetap
fungsi lahan dilanjutkan
 Menjamin ketersediaan pangan apabila terjadi
perubahan lahan
 Menjamin harga lahan apabila terjadi
pembebasan lahan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
 Menjamin ketersediaan air bersih dari PDAM
 Membangun jaringan drainase dan sumur
resapan dalam kawasan permukiman
 Pembangunan tanggul/dinding penahan bagi
daerah banjir dan longsor serta pada daerah
sempadan sungai
 Meminimalisir potensi longsor dengan
penghijauan kawasan potensi longsor
 Pembangunan sarana dan parasarana dalam
lingkungan perumahan agar dapat mencegah
dan mengendalikan kondisi perumahan yang
lebih arif terhadap lingkungan perumahan dan
sekitarnya

V -295
No. Drivers Pressures State Impack Response

10. Pembangunan dan  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana pembangunan sarana perdagangan
Rehabilitasi SPU Skala pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya dan jasa skala BWP tetap dilanjutkan.
Kota kawasan yang  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan  Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
sangat terbatas status pangan dan status air pangan  Peningkatan Pengelolaan Limbah Domestik
 Pertumbuhan (Limbah Padat dan Limbah Cair)
kawasan  Pembangunan sarana perdagangan dan jasa
permukiman berbasis lingkungan (Menggunakan tanaman
meningkat rambat di dinding gedung/bangunan,
 Terjadinya alih Pembuatan Biopori sebagai resapan air)
fungsi lahan  Kajian ANDALALIN Kawasan pengembangan
perdagangan dan jasa skala BWP

11. Pengembangan Sarana  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana pembangunan sarana perdagangan
Perdagangan dan Jasa pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya dan jasa skala kota tetap dilanjutkan
Skala Kota kawasan yang  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan  Pembangunannya dilakukan secara bertahap
sangat terbatas status pangan dan status air pangan hingga 20 tahun yang akan datang
 Pertumbuhan  Menjamin ketersediaan dan produktifitas
kawasan pangan pada kawasan yang dipertahankan
permukiman lahan pertaniannya
meningkat  Menjamin ketersediaan air bersih dari PDAM
 Terjadinya alih dengan sistem jaringan perpipaan
fungsi lahan  Setiap kawasan diperlukan membangun sumur
resapan dan sistem jaringan drainase
 Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
 Peningkatan Pengelolaan Limbah Domestik
(Limbah Padat dan Limbah Cair)
 Membangun dinding penahan longsor
 Pembangunan sarana perdagangan dan jasa
berbasis lingkungan dengan peningkatan fungsi
ekosistem
 Pembuatan Biopori sebagai resapan air

V -296
No. Drivers Pressures State Impack Response

 Kajian ANDALALIN Kawasan pengembangan


perdagangan dan jasa skala kota

12. Pengembangan Sarana  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana pembangunan sarana perdagangan
Perdagangan dan Jasa pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya dan jasa skala kota tetap dilanjutkan.
Skala WP kawasan yang  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan  Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
sangat terbatas status pangan dan status air pangan  Peningkatan Pengelolaan Limbah Domestik
 Pertumbuhan (Limbah Padat dan Limbah Cair)
kawasan  Pembangunan sarana perdagangan dan jasa
permukiman berbasis lingkungan (Menggunakan tanaman
meningkat rambat di dinding gedung/bangunan,
 Terjadinya alih Pembuatan Biopori sebagai resapan air)
fungsi lahan  Kajian ANDALALIN Kawasan pengembangan
 perdagangan dan jasa skala kota
13. Penataan Kawasan  Lahan  Berdampak rendah pada  Mempengaruhi  Rencana penataan kawasan pergudangan tetap
Pergudangan pengembangan kemampuan lahan menurunnya daya dilanjutkan secara bertahap hingga 20 tahun
kawasan yang  Memiliki Risiko tinggi pada dukung ketersediaan yang akan datang
sangat terbatas status pangan dan status air pangan  Menjamin ketersediaan pangan pada kawasan
 Pertumbuhan yang dipertahankan fungsi sebagai area
kawasan pertanian
permukiman  Menjamin ketersediaan air bersih dengan
meningkat sistem jaringan perpipaan dari PDAM
 Terjadinya alih  Mengatur jam operasional kendaraan
fungsi lahan pengangkut muatan untuk meminimalisir
kemacetan di koridor jalan
 Peningkatan kualitas jaringan jalan yang dilalui
kendaraan pengangkut muatan
 Diperlukan kajian ANDALALIN dan UKL/UPL
dalam pengembangan kawasan
Sumber : Hasil Kajian Tim, 2023

V -297
5.2.11. Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP

Setelah dilakukan kajian terhadap rumusan alternatif dengan


pendekatan DPSIR, maka dilanjutkan dengan melakukan kajian terhadap

rumusan alternatif rekomendasi perbaikan KRP. Metode yang


digunakan adalah sebagaimana yang tertuang di dalam Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.69 tahun 2017, pasal 26


ayat 3, bahwa, kajian alternatif perlu dilakukan penapisan untuk

ditetapkan sebagai rumusan rekomendasi perbaikan KRP, yakni:


a. Mandat, kepentingan, atau kebijakan nasional yang harus

diamankan.
b. Situasi sosial-politik.

c. Kapasitas kelembagaan pemerintah.


d. Kapasitas dan kesadaran masyarakat.

e. Kesadaran, ketaatan dan keterlibatan dunia dan/atau


f. Kondisi pasar dan potensi investasi.

Kebijakan, Rencana dan/atau Program terhadap rumusan alternatif,


terdiri atas rencana struktur dan rencana polar uang, adapaun KRP yang

dimaksud adalah sebagai berikut;


A. Struktur Ruang
1. Pembangunan jalan Tol
2. Pembangunan Prasarana dan Sarana Terminal Tipe B

3. Pembangunan Jalur Kereta Api Antarkota


4. Pembangunan Statisun Kereta Api

5. Peningkatan Kapasitas TPA


B. Pola Ruang

1. Pengembangan Kawasan Peternakan


2. Pengembangan Kasawan Pereuntukan Industri

3. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perumahan


Kepadatan Tinggi

V -298
4. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perumahan

Kepadatan Sedang
5. Pembangunan dan Rehabilitasi SPU Skala Kota

6. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala Kota


7. Pengembangan Sarana Perdagangan dan Jasa Skala WP

8. Penataan Kawasan Pergudangan


Adapun kajian analisis rumusan alternatif perbaikan KRP,

sebagaimana pada kajian matriks tabel berikut;

V -299
Tabel.5.37.
Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP

Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP


Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
1. Rencana 1. Rencana pembangunan jalan tol 1. Rencana pembangunan jalan tol dilanjutkan
dilanjutkan secara bertahap
      secara bertahap
Pembangunan
Jalan TOL 2. Tidak diperbolehkan melewati 2. Tidak diperbolehkan melewati LP2B
LP2B
    - 
3. Menjamin ketersediaan akan 3. Menjamin ketersediaan akan pangan masyarakat
pangan masyarakat sekitar dengan sekitar dengan peningkatan produktifitas hasil
peningkatan produktifitas hasil  -   -  pertanian pada lokasi yang tidak terkena jalur
pertanian pada lokasi yang tidak pembangunan jalan tol
terkena jalur pembangunan jalan tol
4. Pengaturan Garis Sempadan 4. Pengaturan Garis Sempadan Bangunan
Bangunan
 -    -
5. Penanaman vegetasi yang memiliki
sifat menyerap air lebih banyak dan - -   - - --
tidak mudah keropos
6. Upaya mitigasi dalam meminimalisir 5. Upaya mitigasi dalam meminimalisir bencana alam
bencana alam yang dilengkapi  -   -  yang dilengkapi bangunan pencegah banjir
bangunan pencegah banjir
7. Merubah rute yang melewati kebun 6. Melakukan perubahan jalur lintas yang melewati
raya Jompie sepanjang 296,83 m  -   - - kebun raya jompie dan rimba kota
dan rimba kota sepanjang 327,21 m
8. Melakukan ganti rugi terhadap
pembebasan lahan yang dilewati - -   - - --
jalan Tol tersebut
9. Apabila melewati LP2B, maka rute 7. Apabila melewati LP2B, maka rute tersebut
tersebut dialihkan atau mengganti dialihkan atau mengganti lahan pertanian atau
lahan pertanian atau LP2B di tempat  -   -  LP2B di tempat lain
lain

V -300
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
10. Tidak diperbolehkan melewati 8.
sumber-sumber mata air dan
perlindungan terhadap sumber-
- -   - -
sumber mata air
11. Pembangunannya dapat ditunda 9. Pembangunannya dapat ditunda pelaksanaannya
pelaksanaannya  -   - -

2. Pembangunan 1. Pembangunannya dapat 1. Pembangunannya dapat dilanjutkan secara


Prasarana dan dilanjutkan secara bertahap
 -     bertahap
Sarana Terminal 2. Pembangunan terminal 2. Pembangunan terminal dilanjutkan dengan
Tipe B dilanjutkan dengan ketentuan  -    - ketentuan syarat lingkungan
syarat lingkungan
3. Perlu kajian ANDALALIN terkait 3. Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan
dengan Pembangunan terminal     - - Pembangunan terminal
4. Diwajibkan mempertimbangkan 4. Diwajibkan mempertimbangkan RTH
RTH  -   - 
5. Tidak diperbolehkan melakukan 5. Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi
alih fungsi lahan dalam skala  -   -  lahan dalam skala besar
besar
6. Mempertimbangkan potensi 6. Mempertimbangkan potensi terjadinya banjir
terjadinya banjir dengan dengan membangun sistem drainase yang
membangun sistem drainase
 -     memadai
yang memadai
7. Tidak diperbolehkan 7. Tidak diperbolehkan menempati lahan LP2B
menempati lahan LP2B dalam  -    - dalam pengembangannya
pengembangannya
3. Pembangunan 1. Pembangunan jaringan jalur 1. Pembangunan jaringan jalur kereta api
Jalur Kereta Api kereta api dilanjutkan dilanjutkan pembangunannya secara bertahap
Antarkota pembangunannya secara
 -    -
bertahap

V -301
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
2. Pembebasan lahan dengan
melakukan ganti untung bagi
masyarakat yang terkena
- -   - - --

dampak
3. Merubah rute jalur KA yang
2. Merubah jalur KA untuk tidak melewati rimba
melewati rimba kota sepanjang - -   - - kota
200,04 m
4. Pengendalian pemanfaatan 3. Pengendalian pemanfaatan disekitar jalur
disekitar jalur kereta api dengan     -  kereta api dengan maraknya pembangunan
maraknya pembangunan
5. Diperlukan upaya mitigasi dalam 4. Diperlukan upaya mitigasi dalam meminimalisir
meminimalisir bencana alam bencana alam dalam peningkatan kemampuan
dalam peningkatan kemampuan  -   - - lahan dan diperlukan bangunan pencegah
lahan dan diperlukan bangunan banjir
pencegah banjir
6. Menghindari kawasan yang akan 5. Menghindari kawasan yang akan berdampak
berdampak pada pengurangan  -    - pada pengurangan SDA
SDA
7. Tidak diperbolehkan trase jalur 6. Tidak diperbolehkan trase jalur kereta api
kereta api berada pada zona     -  berada pada zona ekosistem yang dilindungi
ekosistem yang dilindungi
8. Pengendalian meningkatnya 7. Pengendalian meningkatnya bangunan
bangunan disepanjang rencana  -   - - disepanjang rencana jalur kereta api
jalur kereta api
4. Pembangunan 1. Pembangunannya dapat 1. Pembangunannya dapat dilanjutkan
Statisun Kereta Api  -    - secara bertahap
dilanjutkan secara bertahap
2. Mempertimbangkan 2. Mempertimbangkan kemungkinan
kemungkinan terjadinya  -     terjadinya banjir, sehingga diperlukan
mitigasi bencana banjir

V -302
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
banjir, sehingga diperlukan
mitigasi bencana banjir
3. Tidak berada pada area LP2B 3. Tidak berada pada area LP2B
    - 
4. Memperbanyak ruang 4. Memperbanyak ruang terbuka hijau
terbuka hijau disekitar  -   -  disekitar kawasan
kawasan
5. Perlu kajian ANDALALIN 5. Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan
terkait dengan -     - Pembangunan terminal
Pembangunan terminal
6. Menyiapkan area parkir yang 6. Menyiapkan area parkir yang memadai
     -
memadai
5. Peningkatan 1. Pembangunannya dapat 1. Pembangunannya dapat dilanjutkan
Kapasitas TPA dilanjutkan
 -   - -
2. Pembangunan TPA perlu 2. Pembangunan TPA perlu memperhatikan
memperhatikan pengembangan pengembangan lahan pertanian yang ada
lahan pertanian yang ada
 -   - - disekitarnya
disekitarnya
3. Menjamin ketersediaan air bersih 3. Menjamin ketersediaan air bersih
    - -
4. Mempertimbangkan mitigasi 4. Mempertimbangkan mitigasi bencana banjir
bencana banjir disekitar kawasan     - - disekitar kawasan
5. Tidak diperbolehkan adanya
kawasan permukiman disekitar - -   - - --
kawasan
6. Mengurangi dampak bau yang
kemungkinan ditimbulkan
- -   - - --

V -303
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
6. Pengembangan 1. Rencana pengembangan kawasan
Kawasan Peternakan dilanjutkan dengan syarat - -   - - --
lingkungan
2. Tidak diperbolehkan berada pada 1. Tidak diperbolehkan berada pada area yang
area yang masuk dalam wilayah  -    - masuk dalam wilayah sumber-sumber mata air
sumber-sumber mata air
3. Tidak diperbolehkan pada area
pertanian - -   - - --

4. Dapat dikembangkan pada area 2. Dapat dikembangkan pada area terbuka yang
terbuka yang tersedia akan -    - - tersedia akan pakan rumput dan sejenisnya
pakan rumput dan sejenisnya
7. Pengembangan 1. Rencana pengembangan 1. Rencana pengembangan kawasan peruntukan
Kawasan Peruntukan kawasan peruntukan industry industry yang ada saat sekarang ini tetap
Industri
yang ada saat sekarang ini tetap
 -     dilanjutkan
dilanjutkan
2. Luasan area pengembangan 2. Luasan area pengembangan industri dapat
industri dapat dikurangi dengan  -    - dikurangi dengan menghindari area
menghindari area persawahan persawahan
3. Menjamin ketersediaan air 3. Menjamin ketersediaan air bersih dengan
bersih dengan jaringan jaringan perpipaan dari PDAM
 -   - 
perpipaan dari PDAM

4. Menjamin ketersediaan pangan 4. Menjamin ketersediaan pangan apabila


apabila dilakukan perubahan dilakukan perubahan area pertanian menjadi
area pertanian menjadi  -   - - terbangun bagi masyarakat sekitarnya
terbangun bagi masyarakat
sekitarnya
5. Melakukan penguatan aturan 5. Melakukan penguatan aturan teknis dan
teknis dan pengelolaan untuk     - - pengelolaan untuk penggunaan lahan di area
industri

V -304
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
penggunaan lahan di area
industri
6. Mencegah terjadinya 6. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
pencemaran lingkungan dengan dengan pengelolaan limbah padat dan limbah
pengelolaan limbah padat dan  -   - - cair secara bijak
limbah cair secara bijak

7. Menambah area penghijauan di 7. Menambah area penghijauan di lokasi kawasan


lokasi kawasan industry untuk industry untuk mengurangi polusi udara dari
mengurangi polusi udara dari aktivitas industry apabila dikembangkan secara
aktivitas industry apabila
 -   - - besar-besaran
dikembangkan secara besar-
besaran
8. Pembangunan dan 1. Pembangunan permukiman 1. Pembangunan perumahan dengan konsep
Pengembangan dengan konsep vertical untuk     - - vertikal
Kawasan Perumahan meminimalisir lahan
Kepadatan Tinggi
2. Pembangunannya dapat 2. Pembangunannya dapat dilaksanakan secara
dilaksanakan secara bertahap bertahap hingga 20 tahun mendatang
hingga 20 tahun mendatang
 -   - 

3. Setiap pembangunan 3. Setiap pembangunan perumahan wajib


perumahan wajib menyiapkan menyiapkan RTH
RTH
 -   - -

4. Tidak diperbolehkan 4. Tidak diperbolehkan membangun pada daerah


membangun pada daerah     -  resapan air
resapan air
5. Tidak diperbolehkan 5. Tidak diperbolehkan pembangunan perumahan
pembangunan perumahan kepadatan tinggi berada pada daerah
kepadatan tinggi berada pada
    - - sempadan sungai
daerah sempadan sungai

V -305
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik

6. Wajib membangun sistem 6. Wajib membangun sistem drainase dan


drainase dan biopori pada biopori pada setiap lingkungan permukiman
setiap lingkungan permukiman  -   - - sebagai mitigasi banjir
sebagai mitigasi banjir

7. Pembangunannya dilakukan 7. Pembangunannya dilakukan secara terbatas


secara terbatas dengan dengan mempertimbangkan KDB dan KLB
mempertimbangkan KDB dan
 -   - -
KLB
8. Pembangunan sarana dan
parasarana dalam lingkungan
perumahan agar dapat
mencegah dan mengendalikan
kondisi perumahan yang lebih
- -   - - --

arif terhadap lingkungan


perumahan dan sekitarnya

9. Mengupayakan aplikasi 3R 8. Mengupayakan aplikasi 3R (Reduse, Reuse dan


(Reduse, Reuse dan recycle) recycle) terhadap limbah-limbah yang
terhadap limbah-limbah yang
    - - dihasilkan
dihasilkan
10. Menjamin ketersediaan pangan 9. Menjamin ketersediaan pangan disekitar
disekitar kawasan apabila kawasan apabila dilakukan pembangunan
dilakukan pembangunan  -   - - perumahan kepadatan tinggi
perumahan kepadatan tinggi

11. Tidak diperbolehkan mengambil


air tanah dengan pengeboran - -   - - --

V -306
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
12. Menjamin ketersediaan air 10. Menjamin ketersediaan air bersih dengan
bersih dengan jaringan  -   - - jaringan perpipaan dari PDAM
perpipaan dari PDAM
9. Pembangunan dan 1. Membangu perumahan dengan 1. Pembangunan perumahan dengan konsep
Pengembangan konsep Vertikal untuk       vertikal
Kawasan Perumahan
meminimalisir lahan
Kepadatan Sedang
2. Rencana pembangunan dan 2. Rencana pembangunan dan pengembangan
pengembangan kawasan kawasan perumahan kepadatan sedang tetap
perumahan kepadatan sedang
- -    - dilanjutkan
tetap dilanjutkan
3. Menjamin ketersediaan pangan 3. Menjamin ketersediaan pangan apabila terjadi
apabila terjadi perubahan lahan - -   -  perubahan lahan
4. Menjamin harga lahan apabila 4. Menjamin harga lahan apabila terjadi
terjadi pembebasan lahan sesuai pembebasan lahan sesuai dengan peraturan
dengan peraturan perundang-
    - - perundang-undangan
undangan
5. Menjamin ketersediaan air 5. Menjamin ketersediaan air bersih dari PDAM
bersih dari PDAM  -   - -
6. Membangun jaringan drainase
dan sumur resapan dalam
- -   - - --
kawasan permukiman

7. Pembangunan tanggul/dinding 6. Pembangunan tanggul/dinding penahan bagi


penahan bagi daerah banjir dan daerah banjir dan longsor serta pada daerah
longsor serta pada daerah -    - - sempadan sungai
sempadan sungai

8. Meminimalisir potensi longsor 7. Meminimalisir potensi longsor dengan


dengan penghijauan kawasan -    - - penghijauan kawasan potensi longsor
potensi longsor

V -307
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
9. Pembangunan sarana dan
parasarana dalam lingkungan
perumahan agar dapat
mencegah dan mengendalikan - -   - - --
kondisi perumahan yang lebih
arif terhadap lingkungan
perumahan dan sekitarnya
10. Pembangunan dan 1. Rencana pembangunan sarana 1. Rencana pembangunan sarana perdagangan
Rehabilitasi SPU perdagangan dan jasa skala - -    - dan jasa skala BWP tetap dilanjutkan
Skala Kota BWP tetap dilanjutkan
2. Pengaturan Intensitas 2. Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan Ruang  -   - -
3. Peningkatan Pengelolaan 3. Peningkatan Pengelolaan Limbah Domestik
Limbah Domestik (Limbah Padat - -   -  (Limbah Padat dan Limbah Cair)
dan Limbah Cair)
4. Pembangunan sarana
perdagangan dan jasa berbasis
lingkungan (Menggunakan
tanaman rambat di dinding
- -   - - --

gedung/bangunan, Pembuatan
Biopori sebagai resapan air)
5. Kajian ANDALALIN Kawasan 4. Kajian ANDALALIN Kawasan pengembangan
pengembangan perdagangan perdagangan dan jasa skala BWP
dan jasa skala BWP
    - -

11. Pengembangan 1. Rencana pembangunan sarana 1. Rencana pembangunan sarana perdagangan


Sarana perdagangan dan jasa skala kota  -   - - dan jasa skala kota tetap dilanjutkan
tetap dilanjutkan

V -308
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
Perdagangan dan 2. Pembangunannya dilakukan 2. Pembangunannya dilakukan secara bertahap
Jasa Skala Kota secara bertahap hingga 20  -   - - hingga 20 tahun yang akan datang
tahun yang akan datang
3. Menjamin ketersediaan dan 3. Menjamin ketersediaan dan produktifitas
produktifitas pangan pada pangan pada kawasan yang dipertahankan
kawasan yang dipertahankan
-    - - lahan pertaniannya
lahan pertaniannya
4. Menjamin ketersediaan air
bersih dari PDAM dengan sistem
- -   - - --
jaringan perpipaan

5. Setiap kawasan diperlukan


membangun sumur resapan dan
- -   - - --
sistem jaringan drainase

6. Pengaturan Intensitas 4. Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang


Pemanfaatan Ruang     - -
7. Peningkatan Pengelolaan
Limbah Domestik (Limbah Padat
- -   - - --
dan Limbah Cair)

8. Membangun dinding penahan


longsor - -   - - --

9. Pembangunan sarana 5. Pembangunan sarana perdagangan dan jasa


perdagangan dan jasa berbasis berbasis lingkungan dengan peningkatan
lingkungan dengan peningkatan  -   - - fungsi ekosistem
fungsi ekosistem

10. Pembuatan Biopori sebagai 6. Pembuatan Biopori sebagai resapan air


resapan air  -   - -

V -309
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
11. Kajian ANDALALIN Kawasan 7. Kajian ANDALALIN Kawasan pengembangan
pengembangan perdagangan  -   - - perdagangan dan jasa skala kota
dan jasa skala kota
12. Pengembangan 1. Rencana pembangunan sarana 1. Rencana pembangunan sarana perdagangan
Sarana Perdagangan perdagangan dan jasa skala kota     - - dan jasa skala kota tetap dilanjutkan
dan Jasa Skala WP tetap dilanjutkan
2. Pengaturan Intensitas 2. Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan Ruang
 -   - -
3. Peningkatan Pengelolaan
Limbah Domestik (Limbah Padat - -   - - --
dan Limbah Cair)
4. Pembangunan sarana
perdagangan dan jasa berbasis
lingkungan (Menggunakan
tanaman rambat di dinding
- -   - - --

gedung/bangunan, Pembuatan
Biopori sebagai resapan air
5. Kajian ANDALALIN Kawasan 3. Kajian ANDALALIN Kawasan pengembangan
pengembangan perdagangan  -   - - perdagangan dan jasa skala kota
dan jasa skala kota
13. Penataan Kawasan 1. Rencana penataan kawasan 1. Rencana penataan kawasan pergudangan
Pergudangan pergudangan tetap dilanjutkan tetap dilanjutkan secara bertahap hingga 20
secara bertahap hingga 20
 -   - - tahun yang akan datang
tahun yang akan datang
2. Menjamin ketersediaan pangan 2. Menjamin ketersediaan pangan pada kawasan
pada kawasan yang yang dipertahankan fungsi sebagai area
dipertahankan fungsi sebagai
 -   - - pertanian
area pertanian

V -310
Pertimbangan Rekomendasi Penyempurnaan KRP
Alternatif Penyempurnaan KRP Tidak
No. KRP Mendukung
Menganggu
Dukungan
Dukungan
Partisipasi Dukungan Rekomendasi Perbaikan KRP
Berdampak Kebijakan Kelembagaan Dunia Iklim
Situasi Sosial Masyarakat
Nasional PEMDA Usaha Investasi
Politik
3. Menjamin ketersediaan air 3. Menjamin ketersediaan air bersih dengan
bersih dengan sistem jaringan  -   - - sistem jaringan perpipaan dari PDAM
perpipaan dari PDAM
4. Mengatur jam operasional
4. Mengatur jam operasional kendaraan
kendaraan pengangkut muatan
untuk meminimalisir kemacetan
 -   - - pengangkut muatan untuk meminimalisir
kemacetan di koridor jalan
di koridor jalan
5. Peningkatan kualitas jaringan 5. Peningkatan kualitas jaringan jalan yang dilalui
jalan yang dilalui kendaraan kendaraan pengangkut muatan
 -   - -
pengangkut muatan

6. Diperlukan kajian ANDALALIN 6. Diperlukan kajian ANDALALIN dan UKL/UPL


dan UKL/UPL dalam  -   - - dalam pengembangan kawasan
pengembangan kawasan
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -311
5.2.12. Hasil Penyempurnaan Materi Muatan RTR Berdasarkan Hasil

Rekomendasi Perbaikan
Rekomendasi perbaikan dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan


Atas dan Sekitarnya Kota Parepare Tahun 2023, merupakan tahapan

terpenting dalam muatan KLHS, dimana bertujuan untuk merumuskan


rekomendasi lingkungan terhadap KRP yang kemungkinan berdampak

terhadap lingkungan apabila dilakukan pembangunan fisik dimasa


mendatang. Untuk lebih jelasnya, kajian rekomendasi yang dimaksud

adalah sebagai berikut;


Tujuan rekomendasi adalah menyepakati perbaikan muatan kebijakan,

rencana, dan/atau program berdasarkan hasil perumusan alternatif, serta


memformulasikan tindak lanjut pendukung sebagai konsekuensi

dilaksanakannya kebijakan, rencana, dan/atau program. Muatan


rekomendasi diatur di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No.69 Tahun 2021, sebagaimana termaktub di dalam pasal 28.


Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan Kebijakan,

Rencana, dan/atau Program yang mengintegrasikan prinsip


Pembangunan Berkelanjutan memuat:
a. materi perbaikan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program; dan
b. informasi jenis usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya

dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup beserta tindak lanjutnya.


Rekomendasi perbaikan sebagaimana dapat ditambahkan muatan:

a. usulan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program lain yang relevan


untuk disusun agar mendukung tercapainya tujuan pembangunan

berkelanjutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan; dan/atau

b. tindak lanjut yang relevan untuk meningkatkan kualitas pengambilan


keputusan.

V -312
Tata cara penyusunan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan

keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program, antara lain:


a. Penyusun Kebijakan, Rencana, dan/atau Program mengintegrasikan

hasil KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.


b. Pokok-pokok pengintegrasian hasil KLHS dituangkan dalam Berita

Acara yang ditandatangani oleh pejabat penyusun Kebijakan,


Rencana, dan/atau Program dan ketua kelompok kerja KLHS.

Rumusan rekomendasi perbaikan KRP yang merupakan hasil dari kajian


rumusan alternatif, sebagaimana pada tabel berikut;

Tabel 5.38.
Rumusan Alternatif Rekomendasi Perbaikan KRP

No. KRP Rekomendasi Perbaikan KRP

01 Rencana Pembangunan Jalan 1. Rencana pembangunan jalan tol dilanjutkan secara bertahap
TOL
2. Tidak diperbolehkan melewati LP2B

3. Menjamin ketersediaan akan pangan masyarakat sekitar dengan peningkatan


produktifitas hasil pertanian pada lokasi yang tidak terkena jalur pembangunan
jalan tol
4. Pengaturan Garis Sempadan Bangunan

5. Upaya mitigasi dalam meminimalisir bencana alam yang dilengkapi bangunan


pencegah banjir
6. Melakukan perubahan jalur lintas yang melewati kebun raya jompie dan rimba
kota
7. Apabila melewati LP2B, maka rute tersebut dialihkan atau mengganti lahan
pertanian atau LP2B di tempat lain
8. Pembangunannya dapat ditunda pelaksanaannya
02. Pembangunan Prasarana dan 1. Pembangunannya dapat dilanjutkan secara bertahap
Sarana Terminal Tipe B
2. Pembangunan terminal dilanjutkan dengan ketentuan syarat lingkungan

3. Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan Pembangunan terminal

4. Diwajibkan mempertimbangkan RTH

5. Tidak diperbolehkan melakukan alih fungsi lahan dalam skala besar

6. Mempertimbangkan potensi terjadinya banjir dengan membangun sistem


drainase yang memadai
7. Tidak diperbolehkan menempati lahan LP2B dalam pengembangannya

03. Pembangunan Jalur Kereta 1. Pembangunan jaringan jalur kereta api dilanjutkan pembangunannya
Api Antarkota secara bertahap

V -313
No. KRP Rekomendasi Perbaikan KRP

2. Merubah jalur KA untuk tidak melewati rimba kota

3. Pengendalian pemanfaatan disekitar jalur kereta api dengan maraknya


pembangunan
4. Diperlukan upaya mitigasi dalam meminimalisir bencana alam dalam
peningkatan kemampuan lahan dan diperlukan bangunan pencegah
banjir
5. Menghindari kawasan yang akan berdampak pada pengurangan SDA

6. Tidak diperbolehkan trase jalur kereta api berada pada zona ekosistem
yang dilindungi
7. Pengendalian meningkatnya bangunan disepanjang rencana jalur kereta
api
04 Pembangunan Statisun 1. Pembangunannya dapat dilanjutkan secara bertahap
Kereta Api 2. Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya banjir, sehingga diperlukan
mitigasi bencana banjir
3. Tidak berada pada area LP2B
4. Memperbanyak ruang terbuka hijau disekitar kawasan
5. Perlu kajian ANDALALIN terkait dengan Pembangunan terminal
6. Menyiapkan area parkir yang memadai
05 Peningkatan Kapasitas TPA 1. Pembangunannya dapat dilanjutkan
2. Pembangunan TPA perlu memperhatikan pengembangan lahan pertanian
yang ada disekitarnya
3. Menjamin ketersediaan air bersih
4. Mempertimbangkan mitigasi bencana banjir disekitar kawasan
06. Pengembangan Kawasan 1. Tidak diperbolehkan berada pada area yang masuk dalam wilayah
Peternakan sumber-sumber mata air
2. Dapat dikembangkan pada area terbuka yang tersedia akan pakan rumput
dan sejenisnya
07. Pengembangan Kawasan 1. Rencana pengembangan kawasan peruntukan industry yang ada saat
Peruntukan Industri sekarang ini tetap dilanjutkan
2. Luasan area pengembangan industri dapat dikurangi dengan menghindari
area persawahan
3. Menjamin ketersediaan air bersih dengan jaringan perpipaan dari PDAM
4. Menjamin ketersediaan pangan apabila dilakukan perubahan area
pertanian menjadi terbangun bagi masyarakat sekitarnya
5. Melakukan penguatan aturan teknis dan pengelolaan untuk penggunaan
lahan di area industri
6. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dengan pengelolaan limbah
padat dan limbah cair secara bijak
7. Menambah area penghijauan di lokasi kawasan industry untuk
mengurangi polusi udara dari aktivitas industry apabila dikembangkan
secara besar-besaran
08. Pembangunan dan 1. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan dengan
Pengembangan Kawasan konsep vertikal
Perumahan Kepadatan Tinggi
2. Pembangunannya dapat dilaksanakan secara bertahap hingga 20 tahun
mendatang
3. Setiap pembangunan perumahan wajib menyiapkan RTH
4. Tidak diperbolehkan membangun pada daerah resapan air
5. Tidak diperbolehkan pembangunan perumahan kepadatan tinggi berada
pada daerah sempadan sungai

V -314
No. KRP Rekomendasi Perbaikan KRP
6. Wajib membangun sistem drainase dan biopori pada setiap lingkungan
permukiman sebagai mitigasi banjir
7. Pembangunannya dilakukan secara terbatas dengan mempertimbangkan
KDB dan KLB
8. Mengupayakan aplikasi 3R (Reduse, Reuse dan recycle) terhadap limbah-
limbah yang dihasilkan
9. Menjamin ketersediaan pangan disekitar kawasan apabila dilakukan
pembangunan perumahan kepadatan tinggi
09. Pembangunan dan 1. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan dengan
Pengembangan Kawasan konsep vertikal
Perumahan Kepadatan Sedang
2. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan
kepadatan sedang tetap dilanjutkan
3. Menjamin ketersediaan pangan apabila terjadi perubahan lahan
4. Menjamin harga lahan apabila terjadi pembebasan lahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
5. Menjamin ketersediaan air bersih dari PDAM
6. Pembangunan tanggul/dinding penahan bagi daerah banjir dan longsor
serta pada daerah sempadan sungai
7. Meminimalisir potensi longsor dengan penghijauan kawasan potensi
longsor
10. Pembangunan dan Rehabilitasi 1. Rencana pembangunan sarana perdagangan dan jasa skala BWP tetap
SPU Skala Kota dilanjutkan
2. Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
3. Peningkatan Pengelolaan Limbah Domestik (Limbah Padat dan Limbah
Cair)
4. Kajian ANDALALIN Kawasan pengemb.perdagangan dan jasa skala BWP
11. Pengembangan Sarana 1. Rencana pembangunan sarana perdagangan dan jasa skala kota tetap
Perdagangan dan Jasa Skala dilanjutkan
Kota 2. Pembangunannya dilakukan secara bertahap hingga 20 tahun yang akan
datang
3. Menjamin ketersediaan dan produktifitas pangan pada kawasan yang
dipertahankan lahan pertaniannya
4. Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
5. Pembangunan sarana perdagangan dan jasa berbasis lingkungan dengan
peningkatan fungsi ekosistem
6. Pembuatan Biopori sebagai resapan air
7. Kajian ANDALALIN Kaw.pengembangan perdagangan dan jasa skala kota

12. Pengembangan Sarana 1. Rencana pembangunan sarana perdagangan dan jasa skala kota tetap
Perdagangan dan Jasa Skala dilanjutkan
WP
2. Pengaturan Intensitas Pemanfaatan Ruang
13. Penataan Kawasan 1. Rencana penataan kawasan pergudangan tetap dilanjutkan secara
Pergudangan bertahap hingga 20 tahun yang akan datang
2. Menjamin ketersediaan pangan pada kawasan yang dipertahankan fungsi
sebagai area pertanian
3. Menjamin ketersediaan air bersih dengan sistem jaringan perpipaan dari
PDAM
4. Mengatur jam operasional kendaraan pengangkut muatan untuk
meminimalisir kemacetan di koridor jalan
5. Peningkatan kualitas jaringan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut
muatan
Sumber : Hasil Analisis Tim,2023

V -315
5.2.13. Pengintegrasian

Tahapan pengintegrasian sebagaimana diatur di dalam Permen


ATR/BPN No.5 Tahun 2022 tentang tata cara pengintegrasian

KLHS dalam penyusunan Rencana Tata Ruang. Berdasarkan dari


rumusan rekomendasi tersebut, maka terdapat beberapa KRP

yang sudah di integrasikan dan terjadi perubahan rencana.


Adapun KRP yang dimaksud adalah sebagai berikut;

1. Rencana Jalan Tol

Sebelum di Integrasikan Setelah di Integrasikan

Gambar 5.36 Hasil Integrasi KRP Rencana Jalan Tol

Rencana jalan tol yang direncanakan yakni melewati area kawaan


lindung berupa kebun raya Jompie sepanjang 266,83 m dan
rencana jalan tol yang melewati rimba kota sepanjang 327,21 m,
sehingga berdasarkan rekomendasi KLHS, maka tidak

diperbolehkan melewati kawasan lindung karena memiliki


pengaruh terhadap lingkungan hidup.

V -316
Gambar 5.37 Gambar Penampang Rencana Jalan Tol Sebelum Diintegrasikan

Gambar 5.38 Gambar Penampang Rencana Jalan Tol Setelah Di integrasikan

V -317
2. Rencana Jalur Kereta Api

Sebelum di Integrasikan Setelah di Integrasikan

Gambar 5.39 Hasil Integrasi KRP Rencana Kereta Api

Gambar 5.40 Gambar Penampang Rencana jalur Kereta Api (KA)


sebelum di Inetgrasikan

V -318
Gambar 5.41 Gambar Penampang Rencana jalur Kereta Api (KA)
setelah di Inetgrasikan

3. Rencana Permukiman
Rencana permukiman pada daerah sempadan sungai yang
direncanakan oermukiman kepdatan tinggi (R2), dimana
berpengaruh terhadap lingkungan hidup, maka di integrasikan
dari R2 (kepadatan tinggi) menjadi kepadatan rendah (R4) dan
sangat rendah (R5).

Gambar 5.42 Rencana Permukiman

V -319
Gambar 5.43 Rencana Permukiman Sebelum Diintegrasikan

Gambar 5.44 Rencana Permukiman Setelah Diintegrasikan

V -320
5.2.14. Hasil Penjaminan Kualitas

Pada sub pembahasan ini, dimana tahapan yang sangat penting


adalah tahapan Penjaminan Kualitas, sebagaimana yang

tertuang di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan No.69 Tahun 2017 tentang tentang pelaksanaan

peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2016 tentang tata cara


penyelenggaraan kajian lingkungan hidup strategis. Penjaminan

kualitas KLHS dilaksanakan melalui penilaian mandiri oleh


penyusun Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
Adapapun penjaminan kualitas KLHS-RDTR Kawasan Perkotaan Atas
dan Sekitarnya Kota Parepare, sebagaimana pada kajian penjaminan
kualitas berikut;
PENJAMINAN KUALITAS
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN ATAS DAN SEKITARNYA KOTA
PAREPARE TAHUN 2023-2043

Penjaminan kualitas KLHS dilakukan dengan penilaian mandiri yang


kriteria pokoknya adalah sebagai berikut:
Nama KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare

Nama Kebijakan, Rencana, atau : Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata
Program (KRP) Ruang (RDTR) Kota Parepare Tahun 2023-2043

K/L Penanggung Jawab : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Parepare

Tahun Pelaksanaan : 2023

Penilaian: Desain proses KLHS


Kriteria Penilaian Ket
Apakah KLHS dilakukan sebagai satu kesatuan Ya Penyusunan KLHS dilakukan
proses perencanaan KRP? dalam satu kesatuan,
- Bila “Ya” lanjutkan ke c penyusunan RDTR Kota Parepare
- Bila “Tidak” lanjutkan ke a, lalu b dan c yang dilaksanakan pada tahun
2023.
a. Apakah ada mekanisme komunikasi antara - Melalui media komunikasi dan
tim perencana dengan kelompok kerja tatap muka.
KLHS?

V -321
b. Apakah rekomendasi yang diusulkan KLHS - Rekomendasi berdasarkan Team
didiskusikan dengan pembuat KRP? Pokja KLHS dan Tenaga Ahli
Penyusun KLHS.
c. Apakah disampaikan secara jelas siapa Belum Ada
penyusun KLHS? (SDM internal institusi
pembuat KRP, SDM institusi yang ditunjuk
sebagai penyusun KLHS, tenaga ahli
eksternal, perusahaan konsultan, Pokja yang
dibentuk oleh SK, pegawai pemerintah atau
lainnya)
Ringkasan kesimpulan:
Berdasarkan penilaian di atas, proses KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota
Parepare, sudah sesuai ketentuan dan rekomendasinya layak (relevan, memenuhi kaidah ilmiah,
memenuhi kaidah peraturan perundangan yang terkait),

Penilaian : Laporan KLHS


Kriteria Penilaian Ket
Apakah Laporan KLHS telah memuat : Nilai:
 Belum lengkap
 Lengkap
 Terpenuhi sebagian
 Tidak bias dilakukan
penilaian (dijelaskan
dalam keterangan)
1. Dasar pertimbangan KRP sehingga Lengkap UU. Nomor 32 Tahun 2009
perlu dilengkapi KLHS Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Paragraf 1 Psl. 15 ayat 1
‘’Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat KLHS
untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program’’ (Tertuang
pada BAB 1 Hal. 1)
2. Metode, teknik, rangkaian langkah- Lengkap Pengkajian pengaruh KRP
langkah dan hasil pengkajian terhadap kondisi lingkungan
pengaruh KRP terhadap kondisi hidup dan pembangunan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan sebagaimana
berkelanjutan dimaksud PP No. 46 Tahun
2016 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis

V -322
dan Permen ATR/BPN No.5
Tahun 2022 tentang Tata Cara
Pengintegrasian KLHS
kedalam Rencana Tata Ruang
(Tertuang pada BAB IV
Hal.1)
3. Metode, teknik, rangkaian langkah- Lengkap Perumusan Alternatif
langkah dan hasil perumusan Penyempurnaan Materi
alternatif muatan KRP Muatan RTR sebagai Dasar
dalam Menyusun
Rekomendasi Perbaikan
untuk Pengambilan
Keputusan Materi Muatan
RTR yang Mengintegrasikan
Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan (Tertuang
Pada IV Hal.71)
4. Pertimbangan, muatan dan Lengkap Tujuan rekomendasi adalah
konsekuensi rekomendasi perbaikan menyepakati perbaikan
untuk pengambilan keputusan KRP muatan kebijakan, rencana,
yang mengintegrasikan prinsip dan/atau program
Pembangunan Berkelanjutan berdasarkan hasil perumusan
alternatif, serta
memformulasikan tindak
lanjut pendukung sebagai
konsekuensi dilaksanakannya
kebijakan, rencana, dan/atau
program (Tertuang pada
BAB IV Hal.77)

5. Gambaran pengintegrasian hasil KLHS Lengkap Proses penyelenggraan


dalam KRP KLHS berdasarkan pada (1)
Peraturan Pemerintah No.46
Tahun 2016 tentang Tata
Cara Penyelenggraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
(2) Permen LHK No.69
Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46
Tahun 2016 Tentang Tata
Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dan (3) Permen
ATR/BPN No.5 Tahun 2022
tentang Tata Cara
Pengintegrasian KLHS
kedalam Rencana Tata

V -323
Ruang (Tertuang Pada Bab
IV Hal. 1)
6. Pelaksanaan partisipasi masyarakat Lengkap Pendokumentasian KLHS
dan keterbukaan informasi KLHS merupakan tahap yang
harus dilakukan sebagai
bukti telah dilaksanakannya
integrasi pembuatan dan
pelaksanaan KLHS dengan
proses penyusunan RTR
Pendokumentasian KLHS
dilaksanakan oleh tim
penyusun. (Tertuang Pada
Bab IV Hal. 80)
7. Hasil penjaminan kualitas KLHS Lengkap Hasil penjaminan kualitas
diinterpretasikan dalam
bentuk Berita Acara (BA) dan
dilampirkan
kependokumentasian sebagai
bagian yang tidak
terpisahkan.
8. Ringkasan eksekutif yang Lengkap Akan dilengkapi setelah
menuangkan rekomendasi- seluruh laporan final
rekomendasi KLHS untuk pengambil
keputusan secara jelas

Penilaian : Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis dan Prioritas


Kriteria Penilaian Ket
Apakah isu-isu pembangunan berkelanjutan Nilai : Pengolahan data dan analisis
paling strategis sudah disepakati oleh  Sudah akan menjadi dasar bagi
pemangku kepentingan sebagai akar masalah  Belum perumusan materi muatan RTR
dan telah disampaikan dengan jelas? Ada catatan yang terintegrasi dengan
(jelaskan dalam pembuatan dan pelaksanaan
keterangan) KLHS, sehingga tim penyusun
perlu melakukan koordinasi
dalam hal penyusunan dan
penyajian informasi dasar untuk
melakukan pengolahan data dan
analisis. . (Tertuang Pada Bab V
Hal.36-40)
Apakah hasil identifikasi isu strategis telah Uraikan Digunakan pertimbangan
sedikitnya mempertimbangkan : penilaiannya terhadap 4 unsur penilaian dari 6
dalam unsur yang ada
keterangan
1. Karakteristik wilayah Sudah Pengolahan data dan analisis
2. Tingkat pentingnya potensi dampak Sudah akan menjadi dasar bagi
3. Keterkaitan antar isu strategis Sudah perumusan materi muatan RTR

V -324
Penilaian : Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis dan Prioritas
Kriteria Penilaian Ket
4. Keterkaitan dengan muatan Kebijakan, Sudah yang terintegrasi dengan
Rencana, dan/atau Program pembuatan dan pelaksanaan
5. Muatan Rencana Perlindungan dan -- KLHS, sehingga tim penyusun
Pengelolaan Lingkungan Hidup/RPPLH; perlu melakukan koordinasi
dan/atau dalam hal penyusunan dan
6. Hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, Sudah penyajian informasi dasar untuk
dan/atau Program pada hirarki diatasnya melakukan pengolahan data dan
yang harus diacu, serupa dan berada pada analisis. (Tertuang Pada Bab IV
wilayah yang berdekatan, dan/atau Hal.36-40)
memiliki keterkaitan dan/ atau relevansi
langsung.
Apakah rumusan prioritas juga sudah Uraikan
memperhatikan aspek-aspek berikut: penilaiannya
dalam
keterangan
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung Sudah Pengolahan data dan analisis
lingkungan hidup untuk pembangunan. akan menjadi dasar bagi
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko Sudah perumusan materi muatan RTR
lingkungan hidup yang terintegrasi dengan
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem. Sudah pembuatan dan pelaksanaan
4. Intensitas dan cakupan wilayah bencana Sudah KLHS, sehingga tim penyusun
alam. perlu melakukan koordinasi
5. Status mutu dan ketersediaan SDA. Sudah dalam hal penyusunan dan
6. Ketahanan dan potensi keanekaragaman Sudah penyajian informasi dasar untuk
hayati. melakukan pengolahan data dan
7. Kerentanan dan kapasitas adaptasi Sudah analisis (Tertuang Pada BAB IV
terhadap perubahan iklim. Hal. 6-11)
8. Tingkat dan status jumlah penduduk Sudah
miskin atau penghidupan sekelompok
masyarakat serta terancamnya
keberlanjutan penghidupan masyarakat.
9. Risiko terhadap kesehatan dan Sudah
keselamatan masyarakat; dan/atau
10. Ancaman terhadap perlindungan terhadap Sudah
kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat
hukum adat.
Apakah lingkup geografis disampaikan dengan Ya Disampaikan dengan jelas
jelas? sebagaiman yang tertuang di
dalam BAB III (Hal : 33)
Jika Ya, apakah melingkupi wilayah di luar Tidak Cakupan kajian sesuai batas
cakupan KRP? administrasi wilayah yang telah
ditentukan.

Apakah lingkup pihak terkena dampak/berisiko Ya Disajikan dalam bentuk spasial dan
dan berkepentingan disampaikan dengan jelas? narasi.

V -325
Penilaian : Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Kriteria Penilaian Ket
Nilai :
 Ya
 Tidak
Ada catatan
(jelaskan
dalam
keterangan)
Apakah kondisi terkini dan pemetaan masalah Ya Isu PB Prioriras dilengkapi dengan
dari isu prioritas dideskripsikan dengan jelas? deskripsi dan table pada BAB V
Hal. 41-42.
Apakah tersedia informasi yang menjelaskan Ya Peraturan Menteri Negara
kondisi daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup Nomor 17
lingkungan hidup terkini dan/atau Tahun 2009 Tentang Pedoman
kecenderungannya? Penentuan Daya Dukung
Lingkungan Hidup Dalam
Penataan Ruang Wilayah.
Metode ini menunjukan cara
penghitungan daya dukung air
di suatu wilayah, dengan
mempertimbangkan
ketersediaan dan kebutuhan
akan sumber daya air bagi
penduduk yang hidup di wilayah
itu dan Analisis D3TLH
Ketersediaan Pangan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013
Tentang Angka Kecukupan Gizi
Yang Di Anjurkan Bagi Bangsa
Indonesia (Tertuang Pada BAB
V-108 Dan Hal.122)
Apakah telah dilakukan analisis semua dampak Ya Telah dilakukan kajian dalam
KRP terhadap isu prioritas? bentuk penjelasan Pengkajian
Pengaruh RTR terhadap Kondisi
Lingkungan Hidup, tertuang pada
BAB V Hal. V-82-89
Apakah hasil analisis di atas dideskripsikan Ya Di deksripsikan dengan jelas
dengan jelas? sebagaimana penjelasan
Pengkajian Pengaruh RTR
terhadap Kondisi Lingkungan
Hidup, tertuang pada BAB IV
Hal.6- IV-11
Apakah hasil analisis di atas dijelaskan secara Ya Dilakukan analisis spasial
spasial? sebagaimana penjelasan

V -326
Penilaian : Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Kriteria Penilaian Ket
Pengkajian Pengaruh RTR
terhadap Kondisi Lingkungan
Hidup, tertuang pada BAB V Hal.
V-21-42
Jika “Ya”, apakah dibedakan tingkat Tidak Hasil Analisis dijelaskan dalam
kerinciannya? Contoh : isu skala nasional, skala bentuk narasi, tabel dan pemetaan
pulau, atau skala lokasi yang hanya menjelaskan skala
lokasi

Penilaian : Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas


Kriteria Penilaian Ket
Nilai;
 Sudah
 Tidak
Ada catatan
(jelaskan
dalam
keterangan)
Apakah pengkajian memuat :
1. Kapasitas daya dukung dan Ya Telah dilakukan kajian pada kapasitas daya dukung
daya tampung Lingkungan dan daya tampung lingkungan hidup untuk
Hidup untuk pembangunan, terdapat beberapa informasi
pembangunan. diantaranya ; Analisis D3TLH untuk Kemampuan
Lahan, Analisis D3TLH untuk Pangan dan Analisis
D3TLH status Air yang tertuang pada BAB V Hal-
108 dan V-122
2. Perkiraan mengenai Ya Teknik analisis mengikuti ketentuan yang telah
dampak dan risiko tersedia (misalnya Pedoman Dampak Penting)
Lingkungan Hidup dan metodologi yang diakui secara ilmiah
(misalnya metodologi Environmental Risk
Assessment). Secara garis besar didalam Permen
ATR/BPN Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Tata
Cara Pengintegrasian Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Dalam Penyusunan Rencana Tata
RuangBAB IV, Hal-13.
3. Kinerja layanan atau jasa Ya Dilakukan dengan mengoverlay peta jasa
ekosistem. lingkungan (peta penutupan lahan, peta vegetasi
alami dan peta bentang alam) terhadap KRP yang
berpegaruh lingkungan, tertuang pada BAB V-140-
242.
4. Efisiensi pemanfaatan Ya Dilakukan dengan Kajian analisis terhadap efisiensi
sumber daya alam. SDA, dilakukan terhadap KRP struktur ruang dan
polar uang pada KRP yang memiliki pengaruh
terhadap lingkungan hidup. Tertuang BAB V 243
- 256.

V -327
Penilaian : Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Kriteria Penilaian Ket
5. Tingkat kerentanan dan Ya Kajian kerentanan, risiko, dan dampak perubahan
kapasitas adaptasi iklim merupakan langkah awal dalam menentukan
terhadap perubahan iklim. langkah adaptasi perubahan iklim. Dalam Undang-
Undang nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup .
Tertuang BAB V 257- 269.
6. Tingkat ketahanan dan Ya Dilakukan dengan mengoverlay peta kawasan hutan
potensi keanekaragaman Provinsi Sulawesi Selatan terhadap KRP berpengaruh
hayati. terhadap lingkungan, yang tertuang pada BAB V-
270-280.
Apakah pengkajian yang Ya Merujuk pada Permen LHK NOMOR:
bersifat kuantitatif dilengkapi P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 pada
dengan perhitungan yang Lampiran IV, beberapa teknik analisis dapat juga
akuntabel? digunakan salah satunya yaitu metode analisis
spasial dengan GIS sehingga dilengkapi dengan
hasil tabulasi overlay peta berdasarkan luasan
dampak yang ada.
Apakah pengkajian Ya Setiap pembahasan kajian mencantumkan sumber
menyebutkan landasan yang cukup jelas.
pedoman, acuan/referensi,
standar, jaminan akuntabilitas
dari ahli yang jelas?
Apakah pengkajian dilakukan Ya Kajian pengaruh lingkungan dengan Metode analisis
dengan pendekatan spasial? spasial dengan GIS, yang tertuang pada BAB V
Kajian Pengaruh KRP.
Apakah dijelaskan pada tahap Ya Setiap tahapan dalam KLHS telah dilakukan
penyusunan KRP yang mana, telaahan, mulai dari Identifikasi Isu PB (Long list dan
proses telaahan KLHS Shor list), Kajian Isu Strategis, Kajian Isu Prioritas,
dilaksanakan? Kajian KRP Berdampak, Kajian KRP Berpengaruh
yang perlu dikaji 6 muatan KLHS, Kajian 6 muatan
KLHS, Rumusan Alternatif, Rumusan Rekomendasi
Perbaikan KRP, Penjaminan Kualitas,
Pendokumentasian dan Validasi, sesuai dengan
tahapan KLHS
Apakah semua dampak dan Ya Telah dilakukan pengkajian pada tahapan uji silang
risiko terhadap isu prioritas antara isu prioritas dengan KRP berdampak
telah dianalisis?
Apakah perkiraan dampak Tidak Hanya dilakukan upaya mitigasi untuk meminimalisir
lanjutan dan dampak kumulatif dampak terhadap KRP yang berpegaruh terhadap
sudah dianalisis? lingkungan.

Apakah perkiraan dampak dan Ya Dilakukan overlay peta sehingga diketahui besaran
risiko dilakukan secara dan luasan kawasan yang memiliki dampak
kuantitatif? terhadap lingkungan melalui metode tabulasi,

V -328
Penilaian : Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Kriteria Penilaian Ket
sebagaimana tertuang pada BAB V Kajian Analisis
Pengaruh.
Apakah dilakukan simulasi Ya Dalam kajian ini menggunakan pendekatan dampak
berbasis skenario untuk sehingga metode analisis pengaruh yaitu menguji
perkiraan dampak dan risiko? bagaimana muatan KRP menyebabkan dampak dan
Risiko lingkungan hidup dan pengaruhnya terhadap
daya dukung dan daya tampung LH, adapun teknik
analisis yang digunakan yaitu Metode analisis
spasial dengan GIS.
Apakah perkiraan dampak dan Ya Dilakukan overlay antara KRP yang berdampak
risiko dituangkan secara terhadap lingkungan dengan 6 kajian muatan
spasial? analisis melalui metode spasial dengan GIS.
Apakah ada penjelasan antara Ya Berdasarkan hasil telaah kajian terhadap daya
hasil telaahan dengan dukung dan daya tampung lingkungan hidup
pengaruhnya pada daya wilayah perencanaan, telah dijelaskan kondisi daya
dukung dan daya tampung dukung air dan daya dukung pangan telah
lingkungan hidup? mengalami pengaruh terhadap lingkungan.

Penilaian : Alternatif dan Rekomendasi


Kriteria Penilaian Ket
Penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan atau Nilai :
Program dapat berupa:  Sudah
 Belum
Ada catatan
(jelaskan
dalam
keterangan)
Bagaimana bentuk penyempurnaan
Kebijakan, Rencana, dan atau Program?
Uraikan dalam bagian-bagian yang sesuai
dibawah ini:
1. Perubahan tujuan atau target Ya
2. Perubahan strategi pencapaian target Ya
3. Perubahan atau penyesuaian ukuran, Belum Dilakukan dengan penguatan
skala, dan lokasi pada rambu-rambu dan
pengaturan LH, dimana KLHS
RTRW ini pendekatannya adalah
strategi yang diuraikan secara
makro, sebagaimana tertuang di
dalam Permen ATR/BPN No.5
Tahun 2022 pasal 15 ayat 2
sampai 3
4. Perubahan, penyesuaian atau adaptasi Ya Untuk penyempurnaan KRP yang
proses atau metode terhadap berdampak terhadap kondisi

V -329
Penilaian : Alternatif dan Rekomendasi
Kriteria Penilaian Ket
perkembangan ilmu pengetahuan dan lingkungan hidup, dirumuskan
teknologi alternatif yaitu dengan metode
5. Penundaan, perbaikan urutan, atau Ya DPSIR (Drivers, Pressure, State,
perubahan prioritas pelaksanaan Impack, Response), melalui
6. Pemberian arahan atau rambu-rambu Ya Focus Group Discussion (FGD)
untuk mempertahankan atau dan KP (Konsultasi Publik)
meningkatkan fungsi ekosistem; dan/atau
7. Pemberian arahan atau rambu-rambu Ya
mitigasi dampak dan risiko Lingkungan
Hidup
Apakah dijelaskan bagaimana cara menyusun Ya Cara Menyusun dan memutuskan
dan memutuskan alternatif KRP serta alternatif, sebagaimana di jelaskan
rekomendasi KLHS? di dalam Peraturan Menteri LHK
No. 69 Tahun 2017, pasal 26,
tentunya memutuskan alternatif
dengan perlibatan Tim Pokja
melalui FGD dan KP

Apakah langkah-langkah untuk pencegahan Ya Telah dicantumkan rumusan


dan pengurangan dampak dan risiko dari KRP rekomendasi tiap KRP yang
telah diidentifikasikan dengan jelas? berdampak terhadap lingkungan
yang tertuang pada BAB VII
Rumusan Rekomendasi
sebagaimana dijelaskan di dalam
pasal 26 ayat 3 Permen LHK No,69
Tahun 2017, tentang tata cara
penentuan rekomendasi
perbaikan KRP
Apakah langkah-langkah mitigasi Ya Hanya mencantumkan langkah-
mencantumkan apa perkiraan dampak/risiko langkah dalam meminimalisir
tambahan/sisa dampak/risiko yang dampak KRP terhadap lingkungan.
mungkin/masih akan muncul?
Adakah rekomendasi KLHS terkait hasil kajian Ya Setiap KRP yang berpengaruh
terutama pengaruhnya pada daya dukung dan terhadap lingkungan
daya tampung LH diidentifikasikan dengan direkomendasikan dapat
jelas? dilanjutkan dengan syarat
lingkungan.
Apakah hasil rekomendasi konsisten dan Ya Hasil rekomendasi sangat relevan
relevan sebagai hasil dari rangkaian proses terhadap isu prioritas dan hasil
penetapan isu prioritas, pengkajian, dan KRP yang berdampak terhadap
penyusunan alternatif? lingkungan, tertuang pada BAB V
Perumusan Alternatif

V -330
Penilaian : Alternatif dan Rekomendasi
Kriteria Penilaian Ket
Apakah disusun rekomendasi tindak lanjut Ya Rekomendasi tindak lanjut,
tambahan sebagai konsekuensi implementasi diantaranya dilanjutkan dengan
KLHS untuk KRP? syarat lingkungan dengan
memberikan langkah-langkah
dalam meminimalisir dampak
terhadap lingkungan.

Penilaian : Dokumentasi Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS


Kriteria Penilaian Ket
Apakah telah terpenuhi : Nilai :
 Ya
 Belum
Ada catatan
(jelaskan
dalam
keterangan)
Data dukung proses konsultasi publik (foto, Sudah Telah dilampirkan di dalam
absen, berita acara) lampiran pendokumentasian.
Dokumen KRP sebelum dan sesudah KRP Tidak KRP yang berpengaruh terhadap
diperbaiki dan/atau matriks yang lingkungan ditambahkan
menjelaskan perubahan sebelum dan rekomendasinya melalui dokumen
sesudah pengintegrasian materi teknis
terhadap KLHS dan ranperda
terhadap KLHS
Dokumen penjaminan kualitas Ya Disajikan dalam bentuk berita Acara
(BA) dan tabel penilaian mandiri,
terlampir di dalam
pendokumentasian.
Bukti pemenuhan kompetensi penyusun Ya Dilampirkan Curiculum Vitae
KLHS Tenaga Ahli penyusun
SK Kelompok Kerja KLHS Ya Terlampir SK Pokja dan SK Tenaga
Ahli sebagaimana pada
pendokumentasian.

Penilaian : Integrasi Hasil KLHS/Pengambilan Keputusan


Kriteria Penilaian Ket
Apakah telah terpenuhi : Nilai :
 Ya
 Belum
Ada catatan
(jelaskan
dalam
keterangan)

V -331
Penilaian : Integrasi Hasil KLHS/Pengambilan Keputusan
Kriteria Penilaian Ket
Rekomendasi yang dihasilkan KLHS Ya Perumusan Alternatif
ditulis/dimasukkan materi teknis KRP Penyempurnaan Materi
Muatan RTR sebagai Dasar
dalam Menyusun
Rekomendasi Perbaikan
untuk Pengambilan
Keputusan Materi Muatan
RTR yang Mengintegrasikan
Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan pada BAB V
Hal.283-291
Rekomendasi yang dihasilkan KLHS Ya Perumusan Alternatif
ditulis/dijadikan ketentuan pengaturan KRP Penyempurnaan Materi
Muatan RTR sebagai Dasar
dalam Menyusun
Rekomendasi Perbaikan
untuk Pengambilan
Keputusan Materi Muatan
RTR yang Mengintegrasikan
Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan pada BAB V
Hal.283-291
Rekomendasi yang dihasilkan KLHS dijembatani/ Tidak -
diinterpretasikan kembali penulisannya dalam
bahasa peraturan pada KRP
Rekomendasi KLHS diatur tersendiri dalam Tidak -
ketentuan KRP (tidak ditulis kembali)
Penjelasan tentang KRP lainnya yang juga harus Tidak -
mempertimbangkan rekomendasi KLHS ini?
Rekomendasi khusus untuk penyusunan KLHS Tidak -
bagi KRP turunannya
Rekomendasi khusus tentang pelaksanaan Ya Dijadikan syarat lingkungan
AMDAL dan UKL/UPL sebagai tindak lanjut KRP terhadap KRP yang
ini berpengaruh terhadap
lingkungan

Penilaian : Partisipasi Pemangku Kepentingan


Kriteria Penilaian Ket
Nilai :
 Ya
 Belum
Ada catatan
(jelaskan
dalam
keterangan)

V -332
Apakah dijelaskan pada tahapan mana saja Ya Konsultasi Publik dilaksanakan
dilakukan konsultasi publik? pada penjaringan Isu PB,
Penjaminan Kualitas dan
Rekomendasi sedangkan FGD
dilaksanakan pada Penentuan Isu
Strategis, Prioritas dan KRP
Berdampak serta rumusan
alternatif dan rekomendasi
penyepurnaan KRP
Apakah pemangku kepentingan yang dilibatkan Belum -
dalam KLHS disebutkan dengan jelas?
Apakah semua pemangku kepentingan yang Ya Semua pemangku kepentingan
dilibatkan memiliki kesempatan untuk telah diberi kesempatan untuk
memberikan masukan selama proses KLHS? Jika memberikan masukan selama
tidak, pemangku kepentingan yang mana yang proses penyusunan KLHS melalui
tidak dilibatkan? metode konsultasi publik
Apakah semua dokumen terkait KLHS dapat Ya Semua dokumen dapat diakses
diakses oleh publik selama dan setelah proses secara mudah baik melalui
KLHS? media internet dengan alamat di
Google drive serta dokumen
yang termuat di dalam media
penyimpanan dan dicetak dalam
bentuk dokumen fisik.

V -333
BAB VI
KESIMPULAN,
REKOMENDASI DAN SARAN
Rumusan Kesimpulan, Rekomendasi dan Saran dalam penyusunan Kajian
lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare, merupakan rumusan akhir dari
proses yang telah dilakukan sebelumnya. Adapaun kajian yang dimaksud

adalah sebagai berikut;

6.1. Kesimpulan

Rumusan kesimpulan dari seluruh proses Kajian Lingkungan Hidup


Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Parepare adalah

sebagai berikut;
1. Hasil identifikasi isu Pembangunan Berkelanjutan (long list), dimana

secara keseluruhan terdapat 52, yang terdiri atas Isu PB lingkungan


sebanyak 27, Isu PB ekonomi sebanyak 20 dan Isu PB sosial sebanyak 5

isu.
2. Pada kajian isu Pembangunan Berkelanjutan (short list) terdapat 29,
dengan Isu PB lingkungan sebanyak 13, Isu PB ekonomi 11 Isu dan Isu
PB sosial sebanyak 5 Isu.

3. Berdasarkan kajian Isu Pembangunan Berkelanjutan (Prioritas) sebanyak


7 isu.

4. Hasil identifikasi Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) sebanyak


79 KRP, yang terdiri atas KRP struktur ruang sebanyak 63 KRP, KRP pola

ruang sebanyak 16 KRP.


5. KRP yang berdampak terhadap lingkungan hidup pada KRP struktur
ruang sebanyak 14 dan pada KRP polar uang sebanyak 8 serta yang
perlu kajian 6 (enam) muatan KLHS sebanyak 13 KRP.

VI -1
6. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Atas dan Sekitarnya Kota Parepare merupakan pendekatan

strategis, sehingga rumusan rekomendasi bersifat umum.


7. Berdasarkan kajian pada 6 (enam) muatan KLHS, dimana terdapat KRP

yang terlampau pada D3TLH (Daya Dukung dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup) terlampaui pada baik pada status pangan, status air

dan kemampuan lahannya.


8. Dalam Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan

Perlindungan Lingkungan Hidup, Pada pasal Pasal 17 ayat 2), apabila


hasil KLHS menyatakan bahwa D3TLH sudah terlampaui, maka KRP

wajib diperbaiki sesuai rekomendasi KLHS dan segala usaha dan/atau


kegiatan telah melampaui D3TLH tidak diperbolehkan lagi.
9. Analisis Pengaruh Hasil Identifikasi Materi Muatan RDTR Perkotaan Atas
dan Sekitarnya yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap

kondisi Lingkungan Hidup, telah dianalisis dengan memuat kajian:


kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan, Hidup untuk

pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan risiko Lingkungan


Hidup; kinerja layanan atau jasa ekosistem; efisiensi pemanfaatan

sumber daya alam; tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap


perubahan iklim; dan tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman

hayati.
10. Rumusan Alternatif penyempurnaan Dokumen RDTR Kawasan

Perkotaan Atas dan Sekitarnya sebagaimana Pasal 14 PP No. 46 Tahun


2016, telah dihasilkan rumusan alternatif yaitu pembangunan
dilanjutkan secara terbatas dengan beberapa catatan atau arahan.
11. Penyusunan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan

RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan Skeitarnya yang mengintegrasikan


prinsip Pembangunan Berkelanjutan sebagaimana Pasal 16, telah

dihasilkan yaitu pembangunan dilanjutkan secara terbatas yaitu

VI -2
pembangunannya dilanjutkan dengan syarat lingkungan, dimana ada
perubahan KRP pada jalur rencana jalan tol dan jalur KA serta

permukiman kepadatan tinggi pada sempadan sungai diarahakn


menjadi permukiman kepadatan sedang, rendah dan sangat rendah,

namun Rencana Pembangunannya Perlu adanya dokumen pendukung


lain nya.

6.2. Rekomendasi
Rumusan rekomendasi dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah adalah sebagai berikut;
1. Kebijakan, Rencana dan atau Program (KRP) yang terlampaui pada
D3TLH dapat dilanjutkan dengan melakukan perbaikan sesuai dengan
rekomendasi KLHS yang berdasarkan pada hasil keputusan Tim Pokja
KLHS.
2. Segera melakukan pengintegrasian terhadap rumusan rekomendasi
baik pada Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota
Parepare.
3. Pengintegrasian rekomendasi KLHS diintegrasikan kedalam tahapan
KUPZ (Ketentuan Umum Peraturan Zonasi) baik pada materi teknis
maupun pada Rancangan Peraturan Daerah tersebut.
4. Surat Validasi yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Sulawesi Selatan dapat digunakan sebagai syarat di dalam pelaksanaan
persyaratan Persetujuan Substansi (Persub).
6.3. Saran
1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis RDTR Kawasan Perkotaan Atas dan
Sekitarnya Kota Parepare dapat dijadikan sebagai rujukan di dalam
penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Stratgeis (KLHS) RDTR.
2. Dokumen KLHS ini menjadi salah satu referensi dalam penelitian-
penelitian lingkungan lainnya.

VI -3
VI -4
`

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo (2014), Ekonomi Tata Ruang Wilayah, Graha Ilmu, Jakata

Briffetta, C., Obbardb, J.P., dan Mackee (2003) Towards SEA for the developing nations of
Asia. Environmental Impact Assessment Review. 23 (2003) 171-196.
Canadian Environmental Assessment Agency (CEAA) (2004) Strategic Environmental
Assessment; the Cabinet Directive on the Environmental Assessment of Policy,
Plan and Program Proposals: Guidelines for Implementing the Cabinet Directive,
Canadian Environmental Assessment Agency, Ottawa.
Department of Environmental Affairs and Tourism (DEAT) and CISR (2000) Strategic
Environmental Assessment in South Africa: Guideline Document. Department of
Environmental Affairs and Tourism, Pretoria.

Dharmansyah. (2012), Status Lingkungan Hidup Ekoregion Mamminasata. Pusat


Pengelolaan Ekoregion Sulawesi Maluku dan Papua Kementerian Lingkungan
Hidup. Makassar.

Direktorat Jenderal Penataan Ruang (2008). Modul Terapan Pedoman Penataan Ruang
Kawasan Rawan Bencana Longsor, Banjir Depertemen PU, Jakarta.

KLHS Center Squad (2021). Basic Training Module Workshop Penyusunan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, Makassar

Kozlowski. Jersy.(1997), Pendekatan Ambang Batas dalam Perencanaan Kota Wilayah dan
Lingkungan, UI. Jakarta

Kuncoro, Mudrajad (2012), Perencanaan Daerah, Salemba Empat. Jakarta

Nuhung, Slamet (2012), Geologi Tata Lingkungan Untuk Perencanaan Wilayah, Malabo
Printing. Makassar

Partidario, M.R. (2000) Elements of an SEA framework—improving the added-value of SEA.


Environmental impact Assessment Review. 20 (2000) 647-663.

Roosita, Hermin. (2007), Buku Pegangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Deputi Bidang
Tata Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta

Sumaatmadja, Nursid (1988), Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan,
ALUMNI. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai