Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Nota Desain ini disusun untuk memenuhi kewajiban yang tercantum di dalam kontrak
“FASILITAS PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DAN
DED DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT”. Berikut ini kami sampaikan Nota Desain
yang berisikan antara lain :

1) Pendahuluan,

2) Gambaran Perencanaan,

3) Perencanaan SSC (Solid Separation chamber),

4) Perencanaan Kolam Anaerobik

5) Perencanaan Kolam Fakultatif

6) Perencanaan Kolam Maturasi

7) Perencanaan SDB (Sludge Drying Bed)

Demikian Nota Desain ini kami sampaikan dan atas perhatian serta kerjasamanya kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Ambon, Desember 2015

PT. SPEKTRA ADHYA PRASARANA

Ahmad Sadeli., ST

Team Leader
DAFTAR ISI

Contents
1 BAB I...........................................................................................................................5

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................5

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN.....................................................................5

1.2.1 Maksud.......................................................................................................5

1.2.2 Tujuan.........................................................................................................6

1.2.3 Sasaran.......................................................................................................6

1.3 RUANG LINGKUP................................................................................................6

2 BAB II..........................................................................................................................8

2.1 LOKASI PEKERJAAN.............................................................................................8

2.2 RENCANA JUMLAH PENDUDUK YANG DILAYANI OLEH IPLT...............................9

2.3 TIMBULAN LUMPUR TINJA...............................................................................10

3 BAB III.......................................................................................................................11

3.1 UMUM..............................................................................................................11

3.2 STANDAR KUALITAS AIR BUANGAN..................................................................11

3.3 PENGERTIAN LUMPUR TINJA............................................................................12

3.4 KARAKTERISTIK LUMPUR TINJA........................................................................12

3.5 INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA.........................................................13

3.6 UNIT PENGOLAHAN LUMPUR TINJA DI IPLT KABUPATEN SERAM BAGIAN


BARAT 14

4 BAB IV.......................................................................................................................16

4.1 SLUDGE SEPARATION CHAMBER (SSC).............................................................16

4.2 KOLAM ANAEROBIK..........................................................................................18

4.3 KOLAM FAKULTATIF.........................................................................................23

4.4 KOLAM MATURASI...........................................................................................26


4.5 SLUDGE DRYING BED (SDB)..............................................................................33
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jumlah penduduk yang dilayani IPLT Piru........................................................11


Tabel 2. 2 Perhitungan timbulan lumpur tinja wilayah pelayanan...................................11

Tabel 3. 1 Baku Mutu Air Limbah berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.68 tahun 2016
.........................................................................................................................................12
Tabel 3. 2 Karakteristik lumpur tinja (Dirjen Cipta Karya - Kemen.PU, 2011)...................14
Tabel 3. 3 Karakteristik Lumpur (Metcalf & Eddy, 1991)..................................................14

Tabel 4. 1 Kriteria Desain Perencanaan SSC (Sludge Separation Chamber)......................17


Tabel 4. 2 Variasi Temperatur dan Waktu Detensi...........................................................20
Tabel 4. 3 Kriteria desain Kolam Fakultatif (Joni Hermana, 2008)....................................25
Tabel 4. 4 Kriteria Desain Kolam Maturasi (Joni Hermana, 2008)....................................28
Tabel 4. 5 Kriteria Desain Perencanaan SDB....................................................................35
Tabel 4. 6 Durasi Pengurasan Lumpur..............................................................................35
Tabel 4. 7 Ringkasan Dimensi...........................................................................................35
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lokasi IPLT Piru..............................................................................................9


Gambar 2. 2 Lokasi IPLT di TPA Piru.................................................................................10

Gambar 4. 1 Mass Balance BOD di IPLT Piru Kabupaten Seram Bagian Barat..................36
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan penduduk yang pesat mempengaruhi timbulan limbah yang cukup
signifikan. Hal ini berdampak pada terjadinya penurunan (degradasi) kualitas lingkungan
secara luar biasa dengan berbagai kerusakan dan tercemarnya lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada kesehatan masyarakat, ekonomi, sosial, dan lain
sebagainya.

Limbah domestik (baik limbah cair maupun limbah padat) menjadi permasalahan
lingkungan karena secara kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kesehatan
manusia, mencemari lingkungan, dan mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
pentingnya sanitasi serta belum memadainya pemahaman masyarakat akan dampak
air limbah yang tidak diolah berdampak berjangkitnya penyakit yang berkaitan dengan
pencemaran air limbah, yang pada akhirnya akan menurunkan derajat kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan.

Pada setiap perencanaan dalam hal ini berupa unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
( IPLT ) diperlukan rencana yang mengikuti pedoman acuan untuk menghasilkan
rancangan yang optimal baik dari sisi teknis maupun dari sisi pembiayaan.

Oleh karena itu rancangan teknis DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ( IPLT )
Kabupaten Seram Bagian Barat ini disusun mengikuti kriteria perencanaan yang telah
dianalisa, sehingga menghasilkan sistem yang implementatif.

1.1 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN


1.1.1 Maksud
Perencanaan DED ini adalah menyiapkan dokumen Perencanaan Detail Engineering
Design (DED) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kabupaten Seram Bagian Barat
beserta sarana penunjangnya yang sesuai dengan kriteria teknis yang berlaku.
1.1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah merencanakan penanganan
Pengolahan Lumpur Tinja secara terpadu baik dari segi aspek teknik, organisasi maupun
peran serta masyarakat. Secara rinci tujuan perencanaan DED Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) ini adalah :

1. Mengidentifikasi seluruh permasalahan yang timbul terhadap pengelolaan air


limbah dengan system yang berlaku sampai saat ini.
2. Mengembangkan sistem instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang efektif,
efisien dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan
lingkungan.
3. Memperoleh perencanaan yang komprehensif serta ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku.

1.1.3 Sasaran
Adapun sasaran pada pekerjaan DED IPLT Kabupaten Seram Bagian Barat ini antara lain :

a. Teridentifikasikannya permasalahan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) di


Kabupaten Seram Bagian Barat
b. Terekomendasikannya penanganan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)
yang dianggap paling efektif dan cocok untuk Kabupaten Seram Bagian Barat,
berupa perencanaan DED instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT).
c. Tersusunnya dokumen DED instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)
Kabupaten Seram Bagian Barat yang akan menjadi dokumen pelaksanaan fisik.
d. Tersedianya dokumen tender yang siap dilelangkan.

1.2 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari perencanaan IPLT Kabupaten Seram Bagian Barat meliputi:

a. Deskripsi Wilayah Perencanaan


b. Kriteria Perencanaan, yang terdiri dari:
 Periode Desain
 Karakteristik Lumpur Tinja
 Alternatif Pengolahan
 Pemilihan Pengolahan
 Preliminary Sizing
 Mass Balance, dan
 Detailed Engineering Design IPLT Kab. Kab. Seram Bagian Barat
2 BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN

2.1 LOKASI PEKERJAAN


Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kabupaten Seram Bagian Barat
direncanakan berada di TPA (Tempat Penampungan Akhir) sampah Desa Piru Kecamatan
Seram Barat. Pemilihan ini berdasarkan arahan dan ketersediaan lahan dari Pemerintah
daerah Setempat. Adapun Peta Lokasi dan Foto hasil survey IPLT di Kabupaten Seram
Bagian Barat tersebut dapat lihat pada gambar-gambar berikut.

Lokasi IPLT di TPA Piru

Gambar 2. 1 Lokasi IPLT Piru


Gambar 2. 2 Lokasi IPLT di TPA Piru

2.2 RENCANA JUMLAH PENDUDUK YANG DILAYANI OLEH IPLT


Rencana jumlah penduduk yang akan dilayani oleh IPLT Piru dalam jangka waktu
mendesak ini yaitu terdiri dari 3 Kecamatan antara lain : Kecamatan Seram Barat,
Kecamatan Kairatu, dan Kecamatan Kairatu Barat. Hal ini sesuai dengan perencanaan
masterplan air limbah yang ada di Kabupaten Seram Bagian Barat. Adapun persentase
pelayanan dari setiap kecamatan ini berbeda-beda. Untuk Kecamatan Seram Barat
karena kecamatan ini merupakan ibukota kabupaten maka rencana pelayanan di target
kan 100%, sedangkan untuk Kecamatan Kairatu dan Kairatu Barat target pelayanan
diperkirakan masing-masing sebesar 20% dari jumlah penduduk hal ini terkait dengan
jangkauan dan akses jalan dari setiap desa yang akan dilayani oleh truk tinja menuju
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), serta banyaknya septik tank yang dimiliki oleh
penduduk di Kecamatan Kairatu dan Kairatu Barat.
Tabel 2. 1 Jumlah penduduk yang dilayani IPLT Piru

No Kecamatan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035 2036
1 Seram Barat 28,388 28,672 28,959 29,248 29,541 29,836 30,134 31,672 33,287 34,985 35,335
2 Kairatu 26,355 26,671 26,991 27,315 27,643 27,975 28,310 30,050 31,897 33,857 34,264
3 Kairatu Barat 13,581 13,717 13,854 13,993 14,132 14,274 14,417 15,152 15,925 16,737 16,904
total 68,324 69,060 69,804 70,556 71,316 72,085 72,861 76,874 81,109 85,580 86,503
Rencana pelayanan
Total 36,375 36,749 37,128 37,510 37,896 38,286 38,680 40,712 42,852 45,104 45,569
Sumber : hasil analisis, 2015

2.3 TIMBULAN LUMPUR TINJA


Pada perencanaan jangka mendesak tahun 2017, dikarenakan IPLT baru terbangun,
untuk wilayah pelayanan tiga kecamatan antara lain Kecamatan Seram Barat,
Kecamatan Kairatu, da Kecamatan Kairatu Barat cakupan pelayanan ditargetkan 30%
pada tahun 2017, 60% pada tahun 2018, dan 100% pada tahun 2019 dengan jumlah
penduduk yang terlayani sebesar 38.386 jiwa dengan total jumlah rumah yang dilayani
sebanyak 7657 rumah. Jumlah timbulan lumpur tinja pada tahun 2019 sebesar 19.143
lt/hari dengan lumpur tinja rata-rata sebesar 19 m3/hari. Untuk lebih jelasnya terkait
timbulan lumpur, debit lumpur serta kebutuhan mobil tinja dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 2. 2 Perhitungan timbulan lumpur tinja wilayah pelayanan


Tahun
No Keterangan Satuan
2015 2016 2017 2018 2019 2024 2029 2031 2036

A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 36,749 37,128 37,510 37,896 38,286 40,297 42,415 43,293 45,569
2 Tingkat Pelayanan % 0% 0% 30% 65% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa - - 11,253 24,632 38,286 40,297 42,415 43,293 45,569
4 Jumlah Penduduk Per /rumah Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 Jumlah Rumah Yang Terlayani Rumah - - 2,251 4,926 7,657 8,059 8,483 8,659 9,114

B Timbulan Lumpur Tinja


1 Timbulan Lumpur Tinja Per Orang lt/hari 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
2 Timbulan Lumpur Tinja Rata-rata lt/hari - - 5,626 12,316 19,143 20,149 21,207 21,646 22,784
3 Timbulan Lumpur Tinja Rata-rata m³/hari - - 6 12 19 20 21 22 23

C Rencana Penyedotan Regular Per 3 Tahun


1 Jumlah Rumah Terlayani Per Tahun Rumah - - 750 1,642 2,552 2,686 2,828 2,886 3,038
Jumlah Rumah Terlayani Per Hari (1 Tahun =300 Hari Rumah/
2 - - 3 5 9 9 9 10 10
Kerja) Hari

D Kebutuhan Pengolahan Lumpur Tinja


1 Total Kebutuhan IPLT (Konvensional) m³ - - 6 12 19 20 21 22 23
2 Kondisi Eksisting IPLT m³ 0 0
3 Total Kebutuhan IPLT (Penyedotan Terjadwal) m³ - - 2 4 6 7 7 7 8

E Kebutuhan Mobil Tinja


1 Kebutuhan Mobil Tinja (Konvensional) Unit - - 1 2 2 3 3 3 3
2 Kondisi Eksisting Unit -
3 Kebutuhan Mobil Truk Tinja (Regular) Unit - - 1 1 2 2 2 2 3

Sumber : Hasil analisis, 2016


3 BAB III
DASAR-DASAR PERENCANAAN

3.1 UMUM
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, dapat disebabkan oleh kondisi pembuangan air
limbah dan lumpur tinja yang dilakukan kurang higienis. Pembuangan tinja manusia yang
tidak layak dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan berupa pencemaran
air, baik pencemaran air tanah maupun air permukaan, dan dapat pula mengakibatkan
terjadinya gangguan estetika.

Untuk menghindari dampak yang akan timbul sebagai akibat dari pembuangan tinja
manusia yang tidak layak, maka tinja manusia tersebut perlu diolah terlebih dahulu.

Setelah proses pengolahan, pembuangan akhir lumpur tinja harus berdasarkan kondisi
lumpur yang sudah tidak potensial tetapi masih dapat digunakan untuk lingkungan
misalnya pupuk tanaman.

3.2 STANDAR KUALITAS AIR BUANGAN


Dalam mengevaluasi karakter air buangan yang akan diolah pada instalasi dan untuk
menghitung beban atau efisiensi pengolahan instalasi yang diperlukan dengan
membandingkan konsentrasi effluent standar yang mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik.

Tabel 3. 1 Baku Mutu Air Limbah berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.68 tahun 2016

Parameter Satuan Kadar Maksimum*


pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100ml 3000
Debit L/orang/hari 100
Sumber : Permen LHK No.68 tahun 2016
3.3 PENGERTIAN LUMPUR TINJA
Lumpur tinja adalah material berupa padatan dan cairan yang merupakan hasil
pemompaan dari tangki septik. Material tersebut merupakan lumpur yang telah
mengendap dalam dasar tangki septik selama periode tertentu.

3.4 KARAKTERISTIK LUMPUR TINJA


Material yang terkandung dalam lumpur tinja berupa padatan zat-zat organik, lemak,
yang berpotensi sebagai tempat tumbuh berbagai virus penyakit, bakteri dan parasit.
Lumpur tinja mempunyai nutrient dalam konsentrasi yang cukup tinggi dibandingkan
dengan yang terdapat dalam kandungan air limbah.

Untuk melakukan pemilihan alternatif sistem pengolahan IPLT Kabupaten Seram Bagian
Barat, perlu diketahui karakteristik lumpur tinja yang akan diolah, untuk kemudian
digunakan sebagai dasar perhitungan sistem pengolahan IPLT Data yang diperlukan
antara lain:

1. Data Karakteristik lumpur tinja dari Pedoman PU mengenai Petunjuk Teknis Tata
Cara Perencanaan IPLT (CT/AL/Re-TC/001/98)
2. Data empiris Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Air Limbah Kabupaten
Seram Bagian Barat.
3. Data Teori Karakteristik Lumpur Tinja dari Metcalf & Eddy, 1991.

Kriteria kuantitas dan kualitas lumpur tinja yang akan diolah menurut Pedoman PU
mengenai Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan IPLT (CT/AL/Re-TC/001/98):

1) Laju/kapasitas lumpur tinja (cairan dan endapan) = 0,5 l/org.hari


2) KOB = 5.000 mg/l
3) TS = 40.000 mg/l
4) TVS = 25.000 mg/l
5) TSS = 15.000 mg/l
Tabel 3. 2 Karakteristik lumpur tinja (Dirjen Cipta Karya - Kemen.PU, 2011)

No Parameter Satuan Konsentrasi


1 Timbulan limbah tinja (Basah) gram/orang/hari 135 - 270
2 Timbulan limbah tinja (Kering) gram/orang/hari 20 - 35
3 Kandungan air % 66 - 80
4 Bahan organik % 88 - 97
5 Nitrogen (N) % 5-7
6 Fosfor (P2 O5) % 3 - 5,4
7 Potassium (K2O) % 1 - 2,5
8 Karbon (C) % 44 – 55
9 Kalsium (CaO) % 4,5 – 5
10 Total Padatan (TS) mg/L 400
11 Total Padatan Volatil (TVS) mg/L 25
12 Total Padatan Tersuspensi (TSS) mg/L 15
13 BOD5 mg/L 10
14 COD mg/L 7
15 Total Nitrogen Kjedahl mg/L 15
16 NH3-N mg/L 700
17 Total P mg/L 150
18 Lemak mg/L 8
19 pH 6
Sumber : Dirjen Cipta Karya - Kemen.PU, 2011

Tabel 3. 3 Karakteristik Lumpur (Metcalf & Eddy, 1991)

No Parameter Satuan Konsentrasi


1 Total solid (TS) mg/L 40
2 Total Volatile Solid (TVS) mg/L 25
3 Total Suspended Solid (TSS) mg/L 15
4 Volatile Suspended Solid (VSS) mg/L 10
5 BOD5 mg/L 7000
6 COD mg/L 15
7 Total N mg/L 700
8 NH3-N mg/L 150
9 Total P mg/L 250
10 Alkalinitas mg/L 1000
11 Lemak mg/L 8000
12 pH mg/L 6
13 Nitrit – N mg/L 1
14 Nitrat – N mg/L 4
15 Total Coliform MPN/100 ml 50.000.000
16 Fecal Coliform MPN/100 ml 20.000.000
Sumber : Metcalf & Eddy, 1991

3.5 INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA


IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) adalah instalasi pengolahan air limbah yang
dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut melalui mobil
(truk tinja) atau gerobak motor tinja. Lumpur tinja diambil dari unit pengolahan limbah
tinja seperti tangki septik. IPLT dirancang untuk mengolah lumpur tinja sehingga tidak
membahayakan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

3.6 UNIT PENGOLAHAN LUMPUR TINJA DI IPLT KABUPATEN


SERAM BAGIAN BARAT
Unit – unit yang umum digunakan untuk mengolah lumpur tinja di Indonesia adalah
umumnya kombinasi tangki imhoff dan kolam stabilisasi atau hanya menggunakan
kolam stabilisasi saja. Rencana unit pengolahan lumpur tinja yang ada di IPLT Kabupaten
Seram Bagian Barat antara lain sebagai berikut :

a. Kolam Solid Separation Chamber (SSC), fungsinya pada bak ini ini yaitu proses
pemisahan lumpur dan air.
b. Kolam Anaerobik, fungsinya untuk mengolah kandungan organik yang memiliki
nilai BOD dan COD tinggi yaitu dengan memanfaatkan mikroba anaerobik.
Keberhasilan proses penguraian dalam sistem ini sangat tergantung pada
aktivitas mikroba pembentuk asam dan mikroba pembentuk gas metan. Kondisi
anaerobik dapat peroleh dengan mengatur kedalaman kolam pengolahan
minimal 2 m, dimana pada kedalaman tersebut diharapkan proses terjadi secara
anaerobik (tanpa oksigen) dari udara bebas.
c. Kolam Fakultatif, fungsinya untuk mengolah kandungan organik yang dengan
memanfaatkan mikroba fakultatif (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen).
Pada kolam fakultatif berlangsung proses aerobik (dengan oksigen) pada bagian
atas kolam dan proses anerobik (tanpa oksigen) pada bagian dasar kolam.
d. Kolam Maturasi, fungsinya untuk mengolah kandungan organik dengan
memanfaatkan mikroba aerobik. Selama penguraian, mikroba aerobik
membutuhkan senyawa nutrien, termasuk nitrogen dan pospor. Kolam maturasi
dirancang untuk menyempurnakan penguraian hasil efluen dari unit
sebelumnya. Dengan kata lain kolam maturasi merupakan pengolahan lanjutan
dan disini proses nitrifikasi dapat terjadi. Kedalaman optimal Bak Maturasi ini
sekitar 1,0 m.
e. Bak Pengering Lumpur (Drying Bed), fungsinya untuk mengeringkan lumpur
dengan bantuan panas matahari. Air limbah dari proses pengeringan, ditampung
dan dialirkan lagi ke kolam Anaerobik.
f. Wetland, fungsinya seperti rawa buatan yang di buat untuk mengolah air limbah
domestik, untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau sebagai
tempat hidup habitat liar lainnya, selain itu juga untuk mengurangi kadar BOD,
Nitrogen, dan lain-lain.
4 BAB IV
PERHITUNGAN DESAIN UNIT SISTEM IPLT

Desain unit sistem IPLT Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri dari Bak SSC  Kolam
Anaerobik 1→ Kolam Anaerobik 2  Kolam Fakulatif → Kolam Maturasi 1 → Maturasi 2
 Wetland dan SDB Dengan kriteria desain dan perhitungan sebagai berikut.

4.1 SLUDGE SEPARATION CHAMBER (SSC)


Karakteristik lumpur tinja yang akan diolah adalah sebagai berikut:

 Debit awal perencanaan = 6 m3/hari


 BOD = 3.000 mg/L
 TSS = 15.000 mg/l
 Laju lumpur tinja (CT-AL-Re-TC-001-98) = 0,5 L/orang.hari

Untuk melakukan perhitungan SSC (Sludge Separation Chamber) digunakan kriteria


sebagai seperti yang disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 1 Kriteria Desain Perencanaan SSC (Sludge Separation Chamber)

Parameter Simbol Besaran Satuan


Waktu pengeringan cake di drying area t 7-15 hari
Waktu pengambilan cake matang T 1 hari
Ketebalan cake hc 10-30 cm
Tebal lapisan pasir hp 15-30 cm
Kadar air P 20 %
Kadar solid Pi 80 %
Jumlah SSC yang dioperasikan Unit 5 Unit
Efisiensi BOD Removal BOD Rem 30-35 %
Sumber : Joni Hermana,2008

Setelah mengetahui karakteristik lumpur tinja yang akan diolah, maka selanjutnya dapat
dilakukan perhitungan untuk mengetahui dimensi bangunan SSC. Berikut ini merupakan
perhitungan bangunan SSC:

 Debit Lumpur Tinja

Debit influen = 6 m3/hari


 Mass Balance BOD

Mass Balance BOD in = Konsentrasi BOD In x Debit

= 3000 mg/L x 6000 L/hari

= 18000000 mg/hari

= 18 kg/hr

= 3000 mg/l

 Mass Balance BOD rem = 30% x Massa BOD in

= 30% x 18 kg/hari

= 5,4 kg/hari

= 900 mg/l

 Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem

= 18 kg/hr – 5.4 kg/hr

= 12.6 kg/hr

= 2100 mg/l

 Mass Balance TSS

Mass Balance TSS in = Konsentrasi TSS In x Debit

= 15.000 mg/L x 6000 L/hari

= 90 kg/hari

= 15000 mg/l

 Mass Balance TSS rem = 30% x Massa TSS in

= 30% x 90 kg/hari

= 27 kg/hari

= 4500 mg/l
 Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem

= 90 kg/hr – 27 kg/hr

= 63 kg/hr

= 10500 mg/l

 Dimensi SSC per unit

Dari perhiungan di atas dapat diperoleh dimensi SSC yaitu

Panjang SSC = 12 m (desain yang direncanakan ( 1:4)

Lebar SSC =3m

Kedalaman = Tinggi cake + kedalaman bak pengendap + ketinggian freeboard


+ ketinggian kerikil

Direncanakan ketinggian kerikil 30 cm, dan free board 45 cm.

Kedalaman SSC = 0,3 m+ 1,7 m + 0,3 m + 0,3 m + 0,45 m

= 2,7 m ~ 3 m

4.2 KOLAM ANAEROBIK


Kriteria Disain kolam anaerobik (Petunjuk Teknis CT/AL/Re-TC/001/98) :

 Kedalaman air = (1,8-2,5) m;


 Kedalaman air = (2,5-5) m (Qasim, 1985);
 Kedalaman air = (2,4-4,9) m (Tchobanoglous, 1991);
 Jagaan = (0,3-0,5) m;
 Beban BOD Volumetrik = 350 g BOD/(m3.hari) pada >25oC (Duncan, 2003);
 Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
 Efisiensi pemisahan BOD ≥ 60%

Waktu detensi menyesuaikan dengan temperatur di lokasi pembangunan IPLT


(Direktorat PLP – Cipta Karya PU (2013). Standar pemilihan waktu detensi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Waktu detensi tidak disarankan terlalu lama karena akan
merubah kolam anaerobik menjadi kolam fakultatif.
Tabel 4. 2 Variasi Temperatur dan Waktu Detensi

Temperatur Kolam Waktu Detensi Efisiensi Penyisihan


(oC) (hari) BOD (%)
< 10 >5 0-10
10-15 4-5 30-40
15-20 2-3 40-50
20-25 1-2 40-60
25-30 1-2 60-80
Sumber : Direktorat PLP – Cipta Karya PU (2013)

Ketentuan :

 TSS in = 63 kg/hr ;
 BODin = 12.6 kg/l;
 Kedalaman air (Petunjuk Teknis (CT-AL-Re-TC-001-98) adalah 1,8-2,5 m dan
tinggi jagaan adalah (0,3-0,5) m
 h kolam= 2,45 meter
 Removal BOD5 = 65%
 Removal TSS = 75%

 Perhitungan Kolam Anaerobik 1


 Mass Balance BOD
BOD in = 12.6 kg/hari

TSS in = 63 kg/hari

 Mass Balance BOD5 removal 65%

BOD in = 12.6 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 BOD Rem = 65% x 12.6 Kg/ hari

= 8.19 kg/hari

= 1365 mg/l

 Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem

= 12.6 kg/hr – 8.19 kg/hr

= 4.41 kg/hr = 735 mg/l


 Mass Balance TSS removal 75%

TSS in = 63 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 TSS Rem = 75% x 63 Kg/ Hari

= 47.25 kg/hari

= 7875 mg/l

 Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem

= 63 kg/hr – 47.25 kg/hr

= 15.75 kg/hr

= 2625 mg/l

 Dimensi Kolam Anaerobik 1


 Volume (Va) = 6 m3 x td

= 6 m3 x 3 hari

= 18 m3

Volume 18
 Luas (As) = =
h kolam 2.45

=7.34 m2

Volume 18
 Td cek = =
Q 6
= 3 hari

 Perbandingan dimensi

P:L =2:1

A = 2L2

7,34 = 2L2

L = 1,9 m ~ 2 m
P = 1,9 x 2 = 3,8 m ~ 4 m

 Produksi Lumpur

Y = 0,05 (range 0,05 – 0,1)

Px = Q . y . (BODin - BODout)

= 6 x 0,05 x (12.6 – 4.41)

= 2.457 kg / hari

= 409.5 mg/l

Lumpur total = massa lumpur TSS + Px

= 63 kg/hari + 2.457 kg/hari

= 65.457 kg/hari

=10909.5 mg/l

Volume Lumpur total = 65.457 kg/hari / 1,03 kg /l= 0,063 m3/hari

 Perencanaan Kolam Anaerobik 2


 Mass Balance BOD

BOD in = 4.41 kg/ hari

TSS in = 15.75 kg/hari

 BOD removal 65%

BOD in = 4.41 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 BOD Rem = 65% x 4.41 Kg/ hari

= 2,86 kg/hari

=477.75 mg/l
 Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem

= 4.41 kg/hr – 2.86 kg/hr

= 1.55 kg/hr

= 258.3 mg/l

 TSS removal 75%

TSS in = 15.75 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 TSS Rem = 75% x 15.75 Kg/ Hari

= 11.81 kg/hari

= 1968.75 mg/l

 Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem

= 15.75 kg/hr – 11.81kg/hr

= 3.94 kg/hr

= 656.6 mg/l

 Dimensi Kolam Anaerobik 2


 Volume (Va) = 6 m3 x td

= 6 m3 x 3 hari

= 18 m3

Volume 18
 Luas (As) = =
h kolam 2.45

=7.34 m2

Volume 18
 Td cek = =
Q 6
= 3 hari
 Perbandingan dimensi

P:L =2:1

A = 2L2

7,34 = 2L2

L = 1,9 m ~ 2 m

P = 1,9 x 2 = 3,8 m ~ 4 m

 Produksi Lumpur

Y = 0,05 (range 0,05 – 0,1)

Px = Q . y . (BODin - BODout)

= 6 x 0,05 x (4.41– 1.55)

= 0.858 kg / hari

Lumpur total = massa lumpur TSS + Px

= 15.75 kg/hari + 0.858 kg/hari

= 16.608 kg/hari

Volume Lumpur total = 16.608 kg/hari / 1,03 kg /l= 0,0161 m3/hari

4.3 KOLAM FAKULTATIF


Kriteria Disain kolam stabilisasi fakultatif (Petunjuk Teknis CT/AL/Re-TC/001/98):

 Kedalaman air = (1,2-1,8) m;


 Kedalaman air = (1,2-2,4) m (Tchobanoglous, 1991);
 Jagaan = (0,3-0,5) m;
 Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
 Efisiensi pemisahan BOD ≥ 70%;
 BOD influen ≤ 400 mg/L;
 BOD efluen > 50 mg/L
 Waktu Detensi 5-30 hari (Tchobanoglous, 1991).
 Kedalaman air (Petunjuk Teknis (CT-AL-Re-TC-001-98) adalah 1,2-1,8 m dan
tinggi jagaan adalah (0,3-0,5) m
 Removal BOD5 = 70%
 Removal TSS = 75%

Tabel 4. 3 Kriteria desain Kolam Fakultatif (Joni Hermana, 2008)

Parameter Simbol Besaran Satuan


Waktu Detensi td 20-40 hari
Efisiensi penurunan BOD ᵑ 70-90 %
Efisiensi penurunan coliform ᵑColi- 60-99 %
Kedalaman Kolam H 1.5-2.5 meter
Rasio panjang dan lebar P:l (2-4):1 -
Periode pengurasan - 10-15 Tahun
Sumber : Joni Hermana,2008

 Mass Balance BOD

BOD = 1.55 kg/hari

TSS = 3.94 kg/ hari

 BOD removal 70%

BOD in = 1.55 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 BOD Rem = 70% x 1.55 Kg/ hari

= 1.08 kg/hari

= 180 mg/l

 Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem

= 1.55 kg/hr – 1.08 kg/hr

= 0.47 kg/hr

= 78.3 mg/l
 TSS removal 75%

TSS in = 3.94 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 TSS Rem = 75% x 3.94 Kg/ Hari

= 2.95 kg/hari

= 492.5 mg/l

 Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem

= 3.94 kg/hr – 2.95kg/hr

= 0.99 kg/hr

= 165 mg/l

 Perencanaan kolam fakultatif

Td = 18 hari ( Kriteria Desain)

 Kedalaman air (Petunjuk Teknis (CT-AL-Re-TC-001-98) adalah 1,2-1,8 m dan


tinggi jagaan adalah (0,3-0,5) m, direncanakan h kolam = 1,5
 As = (td x Q)/h

= (18 x 6)/1.5

= 72 m2

• Dimensi Kolam fakultatif

P:L =2:1

As = 2L2

72 = 2L2

L =6m

P = 12 m
 Produksi Lumpur

Y = 0,4 (range 0,3 – 0,5)

Px = Q . y . (BODin - BODout)

= 6 x 0,4 x (1.55 – 0.47)

= 2.59 kg / hari

 Lumpur total = massa lumpur TSS + Px

= 3.94 kg/hari + 2.59 kg/hari

= 6.53 kg/hari

Volume Lumpur total = 6.53 kg/hari / 1.03 kg /m3= 0.006 m3/hari

4.4 KOLAM MATURASI


Kriteria Desain

Berdasarkan Buku Pedoman Limbah modul 05-AL tentang Perencanaan Pengelolaan Air
Limbah Sistem Setempat (Direktorat PLP – Cipta Karya PU (2013):

 Kolam maturasi berbentuk kolam penampung dengan perbandingan panjang


dan lebar (2-4):1.
 Kedalaman kolam dibuat antara (1-2) m sehingga dapat mempertahankan
kondisi aerobik.
 Waktu detensi pada kolam maturasi antara (5-15) hari. Dasar kolam harus
dibuat kedap air untuk menghindari terjadinya rembesan atau infiltrasi ke dalam
tanah.

Kriteria kolam maturasi (Petunjuk Teknis CT/AL/Re-TC/001/98):

 Kedalaman air = (0,8-1,2) m;


 Kedalaman air = (0,9-1,5) m (Tchobanoglous, 1991);
 Jagaan = (0,3-0,5) m;
 Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
 Waktu Detensi 5-20 hari (Tchobanoglous, 1991).
 Removal BOD = 65%
 Removal TSS = 65%
Tabel 4. 4 Kriteria Desain Kolam Maturasi (Joni Hermana, 2008)

Parameter Simbol Besaran Satuan


Waktu Detensi td 5-15 hari
Efisiensi penurunan BOD ᵑ >60 %
Kedalaman Kolam H 1-2 meter
Rasio panjang dan lebar P:l (2-4):1 -
Periode pengurasan - (40-60) gr BOD/m3.hari
Sumber : Joni Hermana,2008

Direncanakan kolam maturasi berjumlah 2 unit. Kolam ini adalah unit pengolahan
terakhir dari instalasi pengolahan lumpur tinja pada perencanaan kali ini. Berikut ini
merupakan karakteristik limbah lumpur tinja yang masuk ke unit kolam maturasi:

TSS in = 0.99 kg/hr

BODin = 0.47 kg/hr

 Mass Balance

BOD = 0.47 kg/hari

TSS = 0.99 kg/hr

 BOD -> removal 65%

BOD in = 0.47 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 BOD Rem = 65% x 0.47 Kg/ hari

= 0.30 kg/hari

= 50 mg/l

 Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem

= 0.47 kg/hr – 0.30 kg/hr

= 0.17 kg/hr

= 28.3 mg/l
 TSS removal 65%

TSS in = 0.99 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 TSS Rem = 65% x 0.99 Kg/ Hari

= 0,64 kg/hari

= 107,25 mg/l

 Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem

= 0.99 kg/hr – 0.64kg/hr

= 0.35 kg/hr

= 58.3 mg/l

 Perencanaan kolam maturasi 1

Td = 8 hari

 Kedalaman air (Petunjuk Teknis (CT-AL-Re-TC-001-98) adalah 0,8-1,2 m dan


tinggi jagaan adalah (0,3-0,5) m
 As = (td x Q)/h

= ( 8x 6)/1

= 48 m2

 Dimensi Kolam fakultatif

P:L =2:1

A = 2L2

48 = 2L2

L = 4.89 m ~ 5 m

P = 10 m
 Produksi Lumpur

Y = 0,4 (range 0,3 – 0,5)

Px = Q . y . (BODin - BODout)

= 6 x 0,4 x (0.47 – 0.17)

= 0.72 kg / hari

Lumpur total = massa lumpur TSS + Px

= 0,99 kg/hari + 0,72 kg/hari

= 1.71 kg/hari

Volume Lumpur total = 1.71 kg/hari / 1.03 kg /m3= 0,0017 m3/hari

 Perencanaan Kolam Maturasi 2

karakteristik limbah lumpur tinja yang masuk ke unit kolam maturasi:

Removal BOD5 = 65%

Removal TSS = 65%

TSS in = 0.35 kg/hr

BODin = 0.17 kg/hr

 Mass Balance

TSS = 0.35 kg/hari

BOD = 0.17 kg/hr

 BOD -> removal 65%

BOD in = 0.17 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 BOD Rem = 65% x 0.17 Kg/ hari

= 0.11 kg/hari

= 18.4 mg/l
 Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem

= 0.17 kg/hr – 0.11 kg/hr

= 0.06 kg/hr

= 9 mg/l

 TSS removal 65%

TSS in = 0.35 Kg/ Hari

Q = 6 m3/hari

 TSS Rem = 65% x 0.35 Kg/ Hari

= 0,22 kg/hari

= 37.9 mg/l

 Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem

= 0.35 kg/hr – 0.22 kg/hr

= 0.13 kg/hr

= 21.6 mg/l

 Perencanaan kolam maturasi 2

Td = 8 hari

 Kedalaman air (Petunjuk Teknis (CT-AL-Re-TC-001-98) adalah 0,8-1,2 m dan


tinggi jagaan adalah (0,3-0,5) m
 As = (td x Q)/h

= ( 8x 6)/1

= 48 m2
 Dimensi Kolam fakultatif

P:L =2:1

A = 2L2

48 = 2L2

L = 4.89 m ~ 5 m

P = 10 m

 Produksi Lumpur

Y = 0,4 (range 0,3 – 0,5)

Px = Q . y . (BODin - BODout)

= 6 x 0,4 x (0.17 – 0.06)

= 0.26 kg / hari

Lumpur total = massa lumpur TSS + Px

= 0.35 kg/hari + 0.26 kg/hari

= 0.61 kg/hari

Volume Lumpur total = 0.61 kg/hari / 1.03 kg /m3= 0,0006 m3/hari

 Penyisihan Amonia

Perencanaan:

Debit Pengolahan (Q) = 6 m3/hari

NH₃ Influen = 150 mg/l

NH₃ Efluen = 10 mg/l

Temperatur = 27 oC

Konstanta laju kematian (Kd) = 0,015 Hari -1

BOD5 Ultimate (perhitungan) = 75 mg/l

Biological Solid Retention Time (qc) = 10 hari


Koefisien Pertumbuhan (yt) = 0,04

MLVSS (dalam bak Fakultatif) = 250 mg/l

Keb. O₂/g NH₃ = 3,22 O₂/g NH₃

Kandungan. O₂ dengan blower = 8 mg/l

Waktu Operasi Blower = 12 jam

Berat Jenis O₂ = 1,429 kg/m3

 Perhitungan Desain
 Penyisihan NH3

R NH₃ = NH₃ In - NH₃ Eff

R NH₃ = 150 – 10 = 140 mg/l

 Efisiensi Penyishan NH3

Eff = 140 mg/l : 150 mg/l x 100%

Eff = 86,67 %

 Berat NH3 yang disisihkan

B NH3 = 21 m3/hari x 140 mg/l

= 2,94 mg/hr

 Kebutuhan O2

Keb. O2 = 2,94 mg/ hr x 3,22 O₂/g NH₃

= 9,466 l/hr

 Volume O2

Vol O2 = 9,466 l/hr : 1,429 kg/m3

= 6,625 m3
 Volume Udara

Vol Udara = 6,625 m3 / 8 mg/l

= 828 m3 udara/ hr

 Kebutuhan Udara

Keb Udara = 828 m3 udara/ hr : 12 Jam

= 69 m3/jam = 1,2 m3/menit

4.5 SLUDGE DRYING BED (SDB)


Kriteria Disain bak pengering lumpur (Petunjuk Teknis CT/AL/Re-TC/001/98):

 Lebar bak = (4,5 – 7,5) m;


 Panjang bak = (3-6) x lebar;
 Ketinggian dinding bak = 45 cm di atas pasir;
 Tinggi jagaan = (15-25) cm;
 Dinding bak bisa dibuat dari beton,pasangan bata dengan spesi semen;
 Kadar air lumpur kering optimal (70-80)%;
 Tebal lumpur kering di atas pasir (20-30) cm;
 Tebal lumpur basah di atas pasir (30-45) cm;
 Media pasir yang digunakan memiliki kriteria: (1) ukuran efektif (0,3-0,5) mm (2)
koefisien keseragaman ≤ 5 (3) tebal pasir (15-22,5) cm (3) Kandungan kotoran ≤
1 % terhadap volume pasir.

Media kerikil yang digunakan memiliki kriteria: (1) Diameter (3-6) mm dipasang 15 cm di
atas bak dasar (2) Diameter (20-40) mm dipasang setebal 15 cm di atas pipa penangkap
dan di kanan kiri pipa penangkap dengan diameter (10-15) cm.

Pada perencanaan IPLT ini direncanakan 2 buah unit SDB. Debit yang masuk pada SDB
dapat dihitung dari periode pengurasan masing-masing unit sebelum SDB. Waktu
pengeringan SDB adalah 18 hari sehingga setiap unit akan diisi oleh pengurasan selama
7 hari operasi dan 1 unit cadangan.
Tabel 4. 5 Kriteria Desain Perencanaan SDB

Uraian Satuan Kriteria Desain*


Tebal pasir Cm 23 - 30
Tebal kerikil cm 20 - 30
Tebal bed cm 20 - 30
Lebar bed m 8-May
Panjang bed m 30-Jun
t pengeringan hari 42278
Kadar air % 20
Kadar solid % 80
Sumber: *Qasim (1995)

Tabel 4. 6 Durasi Pengurasan Lumpur

Waktu
No Unit Produksi Lumpur
Pengurasan
3
1 Kolam Anaerobik 1 0,06 m /9 hari 90 hari sekali
3
2 Kolam Anaerobik 2 0,016 m /3 hari 90 hari sekali
3
3 Kolam Fakultatif 0,006 m /9 hari 90 hari sekali
4 Kolam Maturasi1 0,0017 m 3 /10 hari 90 hari sekali
5 Kolam Maturasi 2 0,0006 m3/10 hari 90 hari sekali
Sumber : hasil perhitungan, 2016

Total padatan lumpur = 0,0843 m3/hari

Total lumpur per 30 hari = 2.56 m3

Kedalaman lumpur dalam bak SDB = 0,4 m

Luas bak area pengering yang diperlukan = 2.56 / 0,4 = 6.4 m2

Lebar bak SDB 2 m, maka panjang bak 6,4/2 = 3.2 m

Bak SDB dibuat 2 buah, satu beroperasi mengeringkan, satu dibersihkan.

Tabel 4. 7 Ringkasan Dimensi

Kolam Kolam Kolam


Parameter SCC SDB
Anaerobik Fakultatif Maturasi
P (m) 12 4 12 103.2
L (m) 3 2 6 52.7
H tot (m) 3 2.45 1.5 10.4
Td (hari) 7 3 18 830
3
Lumpur (m ) - 0.0161 0.006 0.0006
0.0843
Unit 5 2 1 2 2
Sistem Pengurasan Manual Pompa Pompa Pompa Manual
Bak SSC dilakukan penyekatan pada bagian Panjang
Keterangan
untuk meminimalkan Iddle capacity
Sumber : Hasil perhitungan,2015
SSC Anaerob-1 Anaerob-2
BOD masuk mg/l 3,000 BOD masuk mg/l 2,100 BOD masuk mg/l 735
Debit m3/hari 6 Debit m3/hari 6 Debit m3/hari 6
Beban BOD mg 18,000 Beban BOD mg 12,600 Beban BOD mg 4,410
kg 18 kg 13 kg 4
efesiensi 30% efesiensi 65% efesiensi 65%
BOD Keluar kg 12.60 BOD Keluar kg 4.41 BOD Keluar kg 1.54
mg/l 2,100 mg/l 735 mg/l 257

Maturasi 2 Maturasi 1 Fakultatif


BOD masuk mg/l 27 BOD masuk mg/l 77 BOD masuk mg/l 257
Debit m3/hari 6 Debit m3/hari 6 Debit m3/hari 6
Beban BOD mg 162 Beban BOD mg 463 Beban BOD mg 1,544
BADAN AIR
kg 0 kg 0 kg 2
17 mg/ltr BOD
efesiensi 65% efesiensi 65% efesiensi 70%
BOD Keluar kg 0.06 BOD Keluar kg 0.16 BOD Keluar kg 0.46
mg/l 9 mg/l 27 mg/l 77

Gambar 4. 1 Mass Balance BOD di IPLT Piru Kabupaten Seram Bagian Barat

Anda mungkin juga menyukai