Nota Desain ini disusun untuk memenuhi kewajiban yang tercantum di dalam kontrak
“FASILITAS PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DAN
DED DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT”. Berikut ini kami sampaikan Nota Desain
yang berisikan antara lain :
1) Pendahuluan,
2) Gambaran Perencanaan,
Demikian Nota Desain ini kami sampaikan dan atas perhatian serta kerjasamanya kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Ahmad Sadeli., ST
Team Leader
DAFTAR ISI
Contents
1 BAB I...........................................................................................................................5
1.2.1 Maksud.......................................................................................................5
1.2.2 Tujuan.........................................................................................................6
1.2.3 Sasaran.......................................................................................................6
2 BAB II..........................................................................................................................8
3 BAB III.......................................................................................................................11
3.1 UMUM..............................................................................................................11
4 BAB IV.......................................................................................................................16
Tabel 3. 1 Baku Mutu Air Limbah berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.68 tahun 2016
.........................................................................................................................................12
Tabel 3. 2 Karakteristik lumpur tinja (Dirjen Cipta Karya - Kemen.PU, 2011)...................14
Tabel 3. 3 Karakteristik Lumpur (Metcalf & Eddy, 1991)..................................................14
Gambar 4. 1 Mass Balance BOD di IPLT Piru Kabupaten Seram Bagian Barat..................36
1 BAB I
PENDAHULUAN
Limbah domestik (baik limbah cair maupun limbah padat) menjadi permasalahan
lingkungan karena secara kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kesehatan
manusia, mencemari lingkungan, dan mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.
Rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
pentingnya sanitasi serta belum memadainya pemahaman masyarakat akan dampak
air limbah yang tidak diolah berdampak berjangkitnya penyakit yang berkaitan dengan
pencemaran air limbah, yang pada akhirnya akan menurunkan derajat kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan.
Pada setiap perencanaan dalam hal ini berupa unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
( IPLT ) diperlukan rencana yang mengikuti pedoman acuan untuk menghasilkan
rancangan yang optimal baik dari sisi teknis maupun dari sisi pembiayaan.
Oleh karena itu rancangan teknis DED Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ( IPLT )
Kabupaten Seram Bagian Barat ini disusun mengikuti kriteria perencanaan yang telah
dianalisa, sehingga menghasilkan sistem yang implementatif.
1.1.3 Sasaran
Adapun sasaran pada pekerjaan DED IPLT Kabupaten Seram Bagian Barat ini antara lain :
No Kecamatan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035 2036
1 Seram Barat 28,388 28,672 28,959 29,248 29,541 29,836 30,134 31,672 33,287 34,985 35,335
2 Kairatu 26,355 26,671 26,991 27,315 27,643 27,975 28,310 30,050 31,897 33,857 34,264
3 Kairatu Barat 13,581 13,717 13,854 13,993 14,132 14,274 14,417 15,152 15,925 16,737 16,904
total 68,324 69,060 69,804 70,556 71,316 72,085 72,861 76,874 81,109 85,580 86,503
Rencana pelayanan
Total 36,375 36,749 37,128 37,510 37,896 38,286 38,680 40,712 42,852 45,104 45,569
Sumber : hasil analisis, 2015
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk Jiwa 36,749 37,128 37,510 37,896 38,286 40,297 42,415 43,293 45,569
2 Tingkat Pelayanan % 0% 0% 30% 65% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Penduduk Terlayani Jiwa - - 11,253 24,632 38,286 40,297 42,415 43,293 45,569
4 Jumlah Penduduk Per /rumah Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 Jumlah Rumah Yang Terlayani Rumah - - 2,251 4,926 7,657 8,059 8,483 8,659 9,114
3.1 UMUM
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, dapat disebabkan oleh kondisi pembuangan air
limbah dan lumpur tinja yang dilakukan kurang higienis. Pembuangan tinja manusia yang
tidak layak dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan berupa pencemaran
air, baik pencemaran air tanah maupun air permukaan, dan dapat pula mengakibatkan
terjadinya gangguan estetika.
Untuk menghindari dampak yang akan timbul sebagai akibat dari pembuangan tinja
manusia yang tidak layak, maka tinja manusia tersebut perlu diolah terlebih dahulu.
Setelah proses pengolahan, pembuangan akhir lumpur tinja harus berdasarkan kondisi
lumpur yang sudah tidak potensial tetapi masih dapat digunakan untuk lingkungan
misalnya pupuk tanaman.
Tabel 3. 1 Baku Mutu Air Limbah berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.68 tahun 2016
Untuk melakukan pemilihan alternatif sistem pengolahan IPLT Kabupaten Seram Bagian
Barat, perlu diketahui karakteristik lumpur tinja yang akan diolah, untuk kemudian
digunakan sebagai dasar perhitungan sistem pengolahan IPLT Data yang diperlukan
antara lain:
1. Data Karakteristik lumpur tinja dari Pedoman PU mengenai Petunjuk Teknis Tata
Cara Perencanaan IPLT (CT/AL/Re-TC/001/98)
2. Data empiris Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Air Limbah Kabupaten
Seram Bagian Barat.
3. Data Teori Karakteristik Lumpur Tinja dari Metcalf & Eddy, 1991.
Kriteria kuantitas dan kualitas lumpur tinja yang akan diolah menurut Pedoman PU
mengenai Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan IPLT (CT/AL/Re-TC/001/98):
a. Kolam Solid Separation Chamber (SSC), fungsinya pada bak ini ini yaitu proses
pemisahan lumpur dan air.
b. Kolam Anaerobik, fungsinya untuk mengolah kandungan organik yang memiliki
nilai BOD dan COD tinggi yaitu dengan memanfaatkan mikroba anaerobik.
Keberhasilan proses penguraian dalam sistem ini sangat tergantung pada
aktivitas mikroba pembentuk asam dan mikroba pembentuk gas metan. Kondisi
anaerobik dapat peroleh dengan mengatur kedalaman kolam pengolahan
minimal 2 m, dimana pada kedalaman tersebut diharapkan proses terjadi secara
anaerobik (tanpa oksigen) dari udara bebas.
c. Kolam Fakultatif, fungsinya untuk mengolah kandungan organik yang dengan
memanfaatkan mikroba fakultatif (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen).
Pada kolam fakultatif berlangsung proses aerobik (dengan oksigen) pada bagian
atas kolam dan proses anerobik (tanpa oksigen) pada bagian dasar kolam.
d. Kolam Maturasi, fungsinya untuk mengolah kandungan organik dengan
memanfaatkan mikroba aerobik. Selama penguraian, mikroba aerobik
membutuhkan senyawa nutrien, termasuk nitrogen dan pospor. Kolam maturasi
dirancang untuk menyempurnakan penguraian hasil efluen dari unit
sebelumnya. Dengan kata lain kolam maturasi merupakan pengolahan lanjutan
dan disini proses nitrifikasi dapat terjadi. Kedalaman optimal Bak Maturasi ini
sekitar 1,0 m.
e. Bak Pengering Lumpur (Drying Bed), fungsinya untuk mengeringkan lumpur
dengan bantuan panas matahari. Air limbah dari proses pengeringan, ditampung
dan dialirkan lagi ke kolam Anaerobik.
f. Wetland, fungsinya seperti rawa buatan yang di buat untuk mengolah air limbah
domestik, untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau sebagai
tempat hidup habitat liar lainnya, selain itu juga untuk mengurangi kadar BOD,
Nitrogen, dan lain-lain.
4 BAB IV
PERHITUNGAN DESAIN UNIT SISTEM IPLT
Desain unit sistem IPLT Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri dari Bak SSC Kolam
Anaerobik 1→ Kolam Anaerobik 2 Kolam Fakulatif → Kolam Maturasi 1 → Maturasi 2
Wetland dan SDB Dengan kriteria desain dan perhitungan sebagai berikut.
Setelah mengetahui karakteristik lumpur tinja yang akan diolah, maka selanjutnya dapat
dilakukan perhitungan untuk mengetahui dimensi bangunan SSC. Berikut ini merupakan
perhitungan bangunan SSC:
= 18000000 mg/hari
= 18 kg/hr
= 3000 mg/l
= 30% x 18 kg/hari
= 5,4 kg/hari
= 900 mg/l
= 12.6 kg/hr
= 2100 mg/l
= 90 kg/hari
= 15000 mg/l
= 30% x 90 kg/hari
= 27 kg/hari
= 4500 mg/l
Mass Balance TSS Out = TSS in – TSS Rem
= 90 kg/hr – 27 kg/hr
= 63 kg/hr
= 10500 mg/l
= 2,7 m ~ 3 m
Ketentuan :
TSS in = 63 kg/hr ;
BODin = 12.6 kg/l;
Kedalaman air (Petunjuk Teknis (CT-AL-Re-TC-001-98) adalah 1,8-2,5 m dan
tinggi jagaan adalah (0,3-0,5) m
h kolam= 2,45 meter
Removal BOD5 = 65%
Removal TSS = 75%
TSS in = 63 kg/hari
Q = 6 m3/hari
= 8.19 kg/hari
= 1365 mg/l
Q = 6 m3/hari
= 47.25 kg/hari
= 7875 mg/l
= 15.75 kg/hr
= 2625 mg/l
= 6 m3 x 3 hari
= 18 m3
Volume 18
Luas (As) = =
h kolam 2.45
=7.34 m2
Volume 18
Td cek = =
Q 6
= 3 hari
Perbandingan dimensi
P:L =2:1
A = 2L2
7,34 = 2L2
L = 1,9 m ~ 2 m
P = 1,9 x 2 = 3,8 m ~ 4 m
Produksi Lumpur
Px = Q . y . (BODin - BODout)
= 2.457 kg / hari
= 409.5 mg/l
= 65.457 kg/hari
=10909.5 mg/l
Q = 6 m3/hari
= 2,86 kg/hari
=477.75 mg/l
Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem
= 1.55 kg/hr
= 258.3 mg/l
Q = 6 m3/hari
= 11.81 kg/hari
= 1968.75 mg/l
= 3.94 kg/hr
= 656.6 mg/l
= 6 m3 x 3 hari
= 18 m3
Volume 18
Luas (As) = =
h kolam 2.45
=7.34 m2
Volume 18
Td cek = =
Q 6
= 3 hari
Perbandingan dimensi
P:L =2:1
A = 2L2
7,34 = 2L2
L = 1,9 m ~ 2 m
P = 1,9 x 2 = 3,8 m ~ 4 m
Produksi Lumpur
Px = Q . y . (BODin - BODout)
= 0.858 kg / hari
= 16.608 kg/hari
Q = 6 m3/hari
= 1.08 kg/hari
= 180 mg/l
= 0.47 kg/hr
= 78.3 mg/l
TSS removal 75%
Q = 6 m3/hari
= 2.95 kg/hari
= 492.5 mg/l
= 0.99 kg/hr
= 165 mg/l
= (18 x 6)/1.5
= 72 m2
P:L =2:1
As = 2L2
72 = 2L2
L =6m
P = 12 m
Produksi Lumpur
Px = Q . y . (BODin - BODout)
= 2.59 kg / hari
= 6.53 kg/hari
Berdasarkan Buku Pedoman Limbah modul 05-AL tentang Perencanaan Pengelolaan Air
Limbah Sistem Setempat (Direktorat PLP – Cipta Karya PU (2013):
Direncanakan kolam maturasi berjumlah 2 unit. Kolam ini adalah unit pengolahan
terakhir dari instalasi pengolahan lumpur tinja pada perencanaan kali ini. Berikut ini
merupakan karakteristik limbah lumpur tinja yang masuk ke unit kolam maturasi:
Mass Balance
Q = 6 m3/hari
= 0.30 kg/hari
= 50 mg/l
= 0.17 kg/hr
= 28.3 mg/l
TSS removal 65%
Q = 6 m3/hari
= 0,64 kg/hari
= 107,25 mg/l
= 0.35 kg/hr
= 58.3 mg/l
Td = 8 hari
= ( 8x 6)/1
= 48 m2
P:L =2:1
A = 2L2
48 = 2L2
L = 4.89 m ~ 5 m
P = 10 m
Produksi Lumpur
Px = Q . y . (BODin - BODout)
= 0.72 kg / hari
= 1.71 kg/hari
Mass Balance
Q = 6 m3/hari
= 0.11 kg/hari
= 18.4 mg/l
Mass Balance BOD out = BOD in – BOD Rem
= 0.06 kg/hr
= 9 mg/l
Q = 6 m3/hari
= 0,22 kg/hari
= 37.9 mg/l
= 0.13 kg/hr
= 21.6 mg/l
Td = 8 hari
= ( 8x 6)/1
= 48 m2
Dimensi Kolam fakultatif
P:L =2:1
A = 2L2
48 = 2L2
L = 4.89 m ~ 5 m
P = 10 m
Produksi Lumpur
Px = Q . y . (BODin - BODout)
= 0.26 kg / hari
= 0.61 kg/hari
Penyisihan Amonia
Perencanaan:
Temperatur = 27 oC
Perhitungan Desain
Penyisihan NH3
Eff = 86,67 %
= 2,94 mg/hr
Kebutuhan O2
= 9,466 l/hr
Volume O2
= 6,625 m3
Volume Udara
= 828 m3 udara/ hr
Kebutuhan Udara
Media kerikil yang digunakan memiliki kriteria: (1) Diameter (3-6) mm dipasang 15 cm di
atas bak dasar (2) Diameter (20-40) mm dipasang setebal 15 cm di atas pipa penangkap
dan di kanan kiri pipa penangkap dengan diameter (10-15) cm.
Pada perencanaan IPLT ini direncanakan 2 buah unit SDB. Debit yang masuk pada SDB
dapat dihitung dari periode pengurasan masing-masing unit sebelum SDB. Waktu
pengeringan SDB adalah 18 hari sehingga setiap unit akan diisi oleh pengurasan selama
7 hari operasi dan 1 unit cadangan.
Tabel 4. 5 Kriteria Desain Perencanaan SDB
Waktu
No Unit Produksi Lumpur
Pengurasan
3
1 Kolam Anaerobik 1 0,06 m /9 hari 90 hari sekali
3
2 Kolam Anaerobik 2 0,016 m /3 hari 90 hari sekali
3
3 Kolam Fakultatif 0,006 m /9 hari 90 hari sekali
4 Kolam Maturasi1 0,0017 m 3 /10 hari 90 hari sekali
5 Kolam Maturasi 2 0,0006 m3/10 hari 90 hari sekali
Sumber : hasil perhitungan, 2016
Gambar 4. 1 Mass Balance BOD di IPLT Piru Kabupaten Seram Bagian Barat