Anda di halaman 1dari 75

Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................................................i
Daftar Singkatan.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2. Perihal dan Kedudukan Petunjuk Pelaksanaan........................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................................................2
1.2 Strategi Pelaksanaan...............................................................................................................2
1.4. Keluaran..................................................................................................................................2
1.5. Prinsip-Prinsip..........................................................................................................................3
1.3 Lokasi Sasaran.........................................................................................................................4
1.6. Ketentuan Pelaksanaan...........................................................................................................5
BAB II KOMPONEN PROGRAM...............................................................................................................6
2.1. Pengembangan kelembagaan dan kebijakan..........................................................................6
2.2. Integrasi perencanaan dan pengembangan kapasitas untuk pemerintah kecamatan,
pemerintah kelurahan/desa, BKM/LKM, dan masyarakat..................................................................6
2.3. Perbaikan infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan dan pelayanan tingkat
kelurahan/desa termasuk dukungan untuk penghidupan berkelanjutan di kawasan permukiman
kumuh kelurahan/desa.......................................................................................................................7
2.4. Koneksitas perbaikan dan pelayanan sistem infrastruktur tersier/lingkungan dengan sistem
pelayanan skala kota/kabupaten (sekunder/primer)..........................................................................8
2.5. Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis............................................................................8
2.6. Dukungan untuk kondisi darurat bencana...............................................................................8
BAB III PENYELENGGARAAN....................................................................................................................9
3.1. Tahapan Persiapan................................................................................................................12
3.1.1 Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)...........................................13
3.1.2 Pembentukan/penguatan Kelembagaaan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)......14
3.2. Tahap Perencanaan...............................................................................................................16
3.2.1. Persiapan Perencanaan................................................................................................18
3.2.2. Refleksi Perkara Kritis (RPK) dan Membangun Visi & Misi.............................................20
3.2.3. Pemetaan Swadaya.......................................................................................................21
3.3. Tahap Pelaksanaan................................................................................................................45
3.4. Tahap Keberlanjutan.............................................................................................................49
3.4.1. Pengembangan kelembagaan dan pembangunan kolaborasi secara menerus.............49
3.4.2. Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah................................50

1 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3.5. Kegiatan Menerus Dan Berkala.............................................................................................51
3.5.1 Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan.......................................................................51
3.5.2 Pengembangan kapasitas..............................................................................................51
3.5.3 Operasi dan pemeliharaan serta pengembangan dan inovasi kegiatan........................51
BAB IV PERAN PELAKU KOTAKU TINGKAT KELURAHAN/DESA.............................................................52

2 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Daftar Singkatan

AD : Anggaran Dasar

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

ART : Anggaran Rumah Tangga

BABS : Buang Air Besar Sembarangan

BAP2 : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan

BCB : Benda Cagar Budaya

BDC : Bussiness Development Center

BDI :Bantuan Dana Investasi (dahulu disebut dengan Bantuan Langsung

Masyarakat atau BLM)

BGAP : Better Good Governance Action Plan

BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat

BOP : Biaya Operasional Pelaksanaan

BPD : Badan Permusyawaratan Desa

BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

BPS : Badan Pusat Statistik

CAP : Community Action Plan

CC : City Changer

CCMU : Central Collaboration Management Unit

CSR : Corporate Sosial Responsibility

DED : Detailed Engineering Design

DPMU : District Program Management Unit

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

EA : Executing Agency

FGD : Focus Group Discussion

3 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


FKA-BKM : Forum Komunikasi Atar-Badan Keswadayaan Masyarakat

GIS : Geographic Information Sistem

ICDD : Integrated Community Driven Development

K/L : Kementerian dan Lembaga

KAK/TOR : Kerangka Acuan Kerja/Term of Reference

KBP : Komunitas Belajar Perkotaan

KCB : Kawasan Cagar Budaya

KK : Kepala Keluarga

KME : Konsultan Manajemen Evaluasi

KMP : Konsultan Manajemen Pusat

KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh

KMT : Konsultan Manajemen Teknik

KMW : Konsultan Manajemen Wilayah

KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat

LA : Loan Agreement

LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat

LO : Loan Covenance

LPJ : Laporan Pertanggungjawaban

LPM : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

LSM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat

M&E : Monitoring and Evaluation

MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah

MCK : Mandi Cuci Kakus

MDGs : Millenium Development Goals

MHA : Masyarakat Hukum Adat

MIS : Management Information Sistem


4 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
MP2K : Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi

NCEP : National Community Empowering Program

NSU : National Slum Upgrading

NUAP : Neighborhood Upgrading Action Plan

O&P : Operasional dan Pemeliharaan

OC : Oversight Consultant

OJT : On Job Training

OSP CB : Oversight Services Provider Cappacity Building

PAD : Project Appraisal Document

Pemda : Pemerintah Daerah

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PIP : Pembangunan Infrastruktur Permukiman

PJM : Perencanaan Jangka Menengah

PJOK : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

PKK : Program Kesejahteraan Keluarga

PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman

PKP2B : Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan

PKPBM : Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat

PLPBK : Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

PMU : Program Management Unit

POB : Prosedur Operasional Baku

Pokja PKP : Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

PPM : Pengelolaan Pengaduan Masyarakat

PPMK : Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas

PS : Pemetaan Swadaya

PT : Perguruan Tinggi

PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


5 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
QA : Quality Assurance

RAB : Rencana Anggaran Biaya

RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan

Renta ILP : Rencana Tahunan Infrastruktur Lingkungan Permukiman

RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RKP-KP : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

RKTL : Rencana Kerja dan Tindak Lanjut

RP2KP-KP : rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh

perkotaan

RPD : Rencana Penggunaan Dana

RPJMD : Rencana Jangka Menengah Daerah

RPJMN : Rencana Jangka Menengah Nasional

RPK : Refleksi Perkara Kritis

RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan prioritas Permukiman

RPLP : Rencana Penataan Lingkungan Permukiman

RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga

RTBL : Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

RTH : Ruang Terbuka Hijau

RTPLP : Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

SAI : Sistem Akuntansi Instansi

SIM : Sistem Informasi Manajemen

SIAP : Slum Improvement Action Plan

SK : Surat Keputusan

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana

SP3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan


6 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
SPK : Surat Perintah Kerja

SPM : Surat Perintah Membayar

SPPB : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan

SPPDE : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Ekonomi

SPPDL : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan

SPPDS : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Sosial

SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

TAPD :Tim Anggaran Pemerintah Daerah

TIPP : Tim Inti Perencanaan Partisipatif

ToT : Training of Trainer

TPA : Tempat Pembuangan Akhir (Sampah)

TPP : Tim Perencanaan Partisipatif

TPS : Tempat Penampungan Sementara (Sampah)

UP : Unit Pengelola

UPK : Unit Pengelola Keuangan

UPL : Unit Pengelola Lingkungan

UPM : Unit Pengaduan Masyarakat

UPP : Urban Poverty Program

UPS : Unit Pengelola Sosial

7 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“Kota layak huni, produktif dan berkelanjutan” merupakan tujuan yang akan dicapai melalui Program
KOTAKU (Program Kota Tanpa Kumuh). Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut dilakukan serangkaian
kegiatan di tingkat kabupaten/kota dan tingkat kelurahan/desa. Program KOTAKU diterjemahkan ke
dalam dua kegiatan yaitu peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan permukiman kumuh yang
dilakukan melalui pendekatan partisipatif. Pendekatan tersebut mempertemukan perencanaan makro
(top-down) dengan perencanaan mikro (bottom-up). Pemerintah kabupaten/kota memimpin
keseluruhan proses kegiatan penanganan tersebut. Di tingkat kelurahan/desa, masyarakat bekerja
bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa dan kelompok peduli lainnya berpartisipasi aktif dan
turut serta dalam seluruh proses pengambilan keputusan untuk penanganan permukiman kumuh di
wilayahnya.

Penanganan permukiman kumuh membutuhkan kolaborasi banyak sektor oleh banyak pihak untuk
dapat mengerahkan beragam sumber daya dan dana dari tingkat pusat, provinsi, kota/kabupaten,
kecamatan, kelurahan/desa, termasuk pihak swasta, perguruan tinggi dan kelompok peduli lainnya
melalui keterpaduan program. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan mampu menggalang kolaborasi
tersebut dalam peningkatan kualitas permukiman di wilayahnya untuk mewujudkan 0 ha permukiman
kumuh hingga tahun 2019.

Sebagai satu kesatuan sub-sistem wilayah kabupaten/kota, maka pemerintah kelurahan/desa bersama
Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadaayaan Masyarakat (BKM/LKM) perlu melakukan hal
yang sama secara sinergi dan berkolaborasi untuk merumuskan program pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman di wilayahnya. Program tersebut tentunya harus terintegrasi dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Kerja Pembangunan (RPJM/RKP) Desa atau Rencana
Strategis/Rencana Kerja (Renstra/Renja) Kecamatan yang dilengkapi dengan perencanaan rinci dalam
dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman dengan kedalaman Rencana Teknis. Perencanaan
di tingkat kelurahan/desa tersebut tentunya harus terkoneksi dengan sistem perencanaan penanganan
permukiman kumuh kab/kota dan selaras dengan perencanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten/kota dan merupakan penjabaran dari visi, misi, strategi dan
rencana tahapan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh di wilayah kabupaten/kota.

1.2 Perihal dan Kedudukan Petunjuk Pelaksanaan

8 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Petunjuk Pelaksanaan ini adalah turunan dari Pedoman Teknis Program KOTAKU. Pedoman Teknis
menyajikan panduan dan informasi menyeluruh tentang program KOTAKU bagi seluruh pemangku
kepentingan di tingkat pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, masyarakat dan sebagainya. Semua hal yang
diatur dalam pedoman teknis namun tidak dimuat dalam pedoman ini secara otomatis berlaku untuk
penyelenggaraan program di tingkat Desa/Kelurahan seperti misalnya Kerangka dasar pengelolaan
pengamanan lingkungan dan sosial; Kerangka rencana aksi tata kelola pemerintahan yang baik; serta
Penanganan pengaduan dan pengelolaan konflik.

Petunjuk pelaksanaan merupakan penjabaran dari pedoman teknis, terutama memberikan panduan
yang lebih detail kepada pelaku tingkat Desa/Kel tentang proses, tahapan-tahapan, dan substansi
penyelenggaraan program yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan.
Petunjuk Pelaksanaan ini untuk merumuskan rencana penanganan permukiman kumuh dan alat bantu
untuk melengkapi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Renstra Kecamatan dengan
rencana penanganan permukiman kumuh di tingkat Kabupaten/Kota.

Oleh karena itu petunjuk pelaksanaan ini menjadi satu kesatuan dengan petunjuk pelaksanaan KOTAKU
tingkat kota dan Pedoman Umum KOTAKU dalam penggunaannya. Selanjutnya hal-hal lebih teknis dari
petunjuk pelaksanaan disajikan dalam POS seperti untuk kegiatan infrastruktur skala kota, kegiatan
ekonomi skala kota, pengembangan kapasitas serta pengelolaan keuangan.

9 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


1.3 Tujuan
Tujuan petunjuk pelaksanaan ini mengacu pada tujuan program dalam Pedoman Umum KOTAKU.

1.4 Strategi Pelaksanaan


Strategi pelaksanaan KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa mengacu pada strategi Pedoman Umun KOTAKU.

1.5 Keluaran

a. Tersusunnya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dengan kedalaman


Rencana Teknis permukiman kumuh prioritas tingkat kelurahan/desa dan atau antar
kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan. Perencanaan RPLP disusun terpadu
dengan perencanaan penanganan permukiman kumuh tingkat Kabupaten/Kota (RP2KPKP,
RKPKP, SIAP dan perencanaan sejenis). Hasil perencanaan disajikan pada peta dengan skala
ketelitian 1:500 sd 1:1000
b. Tersusunnya Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kumuh (RTPLP)1 tingkat
kelurahan/desa dan atau antar kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan.
Perencanaan Teknis ini disusun bilamana dari hasil kajian kawasan prioritas ditetapkan dan
disepakati untuk menyusun dokumen perencanaan teknis tersebut. Perencanaan Teknis
disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000
c. Tersusunnya Aturan Bersama (AB), rencana pengelolaan kawasan, termasuk di dalamnya
kelembagaan yang mengelola lingkungan permukiman;
d. Terlaksananya pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar sesuai standar pelayanan
minimum permukiman2;
e. Menurunnya luas permukiman kumuh menjadi 0 Ha;
f. Terlembaganya Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) yang berfungsi untuk peningkatan
kualitas kawasan permukiman kumuh serta pencegahan munculnya kumuh baru di
kelurahan/desa; dan
g. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyediaan
infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung pencegahan
dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.

1.6 Pronsip-Prinsip

Selain prinsip-prinsip yang sudah disebutkan dalam Pedoman Umum KOTAKU, di bawah ini prinsip-
prinsip penataan permukiman di tingkat kelurahan/desa:

1
Untuk desa, RPLP dan RTPLP menjadi bagian yang dari RPJM Desa dan RKP Desa atau Renstra Kecamatan. Pengertian RPLP
dengan kedalaman rencana teknis dan RTPLP dapat dilihat pada Bab 3 Tahapan Program Kotaku tingkat desa/kelurahan.
2
Standar pelayanan minimum permukiman mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

10 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


a. Berorientasi pada pembangunan manusia dan aktifitasnya
Penataan permukiman mengakomodasi pembangunan manusia - masyarakat penghuninya dan
kegiatan yang ditimbulkan dalam bermukim. Kegiatan sosial, ekonomi dan lingkungan/infastruktur
(SEL) dalam penataan lingkungan permukiman harus berorientasi pada peningkatan kualitas hidup
masyarakat penghuninya.

b. Penataan permukiman berbasis komunitas


Masyarakat kelurahan/desa merupakan salah satu pelaku utama pembangunan tingkat
kelurahan/desa. Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk seluruh proses pengambilan
keputusan berkaitan dengan penataan lingkungan permukimannya, mulai dari persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, operasi & pemeliharaan, dan keberlanjutan program. Masyarakat
dimampukan untuk berpartisipasi aktif dan bekerja bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa,
antar pemerintah kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan dan kelompok peduli
dalam penataan lingkungan permukimannya. Masyarakat kelurahan/desa merupakan bagian dari
masyarakat kabupaten/kota. Masyarakat bukan hanya berperan di kawasan prioritas dan tingkat
kelurahan/desa, namun juga berperan di tingkat kabupaten/kota. Partisipasi masyarakat di tingkat
kelurahan/desa harus dikaitkan dengan kepentingan penataan permukiman antar kelurahan/desa
dibawah koordinasi pemerintah kecamatan dan kepentingan di tingkat kabupaten/kota secara
menyeluruh dan terpadu.

c. Penataan permukiman kelurahan/desa merupakan urusan bersama


Permukiman kelurahan/desa merupakan bagian dan pembentuk wajah permukiman
kabupaten/kota. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintahan kelurahan/desa dan
kecamatan, BKM/LKM, kelompok peduli, serta masyarakat harus aktif berpartisipasi dan bekerja
bersama dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman tingkat kelurahan/desa tersebut,
utamanya penanganan permukiman kumuh. Demikian pula sebaliknya, penataan permukiman
tingkat kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa merupakan bagian dari penataan permukiman
tingkat kabupaten/kota. Seluruh proses kegiatan penataan permukiman yang melibatkan pelaku
tingkat kelurahan/desa perlu memperhatikan kepentingan yang lebih luas dari sekedar
kelurahan/desanya, yaitu kepentingan wilayah sekitar (antar kelurahan/desa dibawah koordinasi
kecamatan) termasuk kepentingan kota/kabupaten.

d. Sinergi program dalam penataan permukiman kelurahan/desa


Program-program sektoral dalam penataan permukiman di wilayah kelurahan/desa yang telah
disepakati di tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa
perlu dilakukan upaya sinkronisasi/keterpaduan program dalam rangka peningkatan kualitas
permukiman dan pencegahan munculnya kawasan permukiman kumuh baru. Dokumen
perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan RTPLP yang telah menjadi satu kesatuan
dengan RPJM & RKP Desa dan Renstra kecamatan, didayagunakan sebagai media
sinkronisasi/keterpaduan program sektoral tingkat pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan dan kelurahan/desa.

e. Berkeadilan dan berpihak pada yang terabaikan/terpinggirkan


Penataan Permukiman untuk seluruh wilayah kelurahan/desa. Prioritas penanganan permukiman
kumuh dilakukan sebagai bagian dalam penataan permukiman. Prioritas dilakukan dengan
memperhatikan prinsip berkeadilan, berpihak pada yang terabaikan/terpinggirkan (marginal), serta
11 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
memperhatikan kelompok rentan. Misalnya saat seleksi dan penentukan lokasi prioritas
penanganan permukiman kumuh dilakukan berdasarkan kriteria kebutuhan dan bukan prinsip
pemerataan dengan bagi rata program. Kelompok rentan, miskin, perempuan, anak dan pemuda
harus dilibatkan dalam seluruh proses pengambilan keputusan penataan Permukiman, terutama
mereka yang tinggal di Permukiman kumuh.

f. Bijaksana memanfaatan sumber daya yang memperhatikan masa depan


Penataan lingkungan permukiman bukan hanya untuk menjawab persoalan yang ada saaat ini
(problem solving), namun juga untuk merencanakan agar masa depan lingkungan Permukiman layak
huni secara berkelanjutan (visioner). Beragam sumber daya perlu baik yang ada saat ini maupun di
masa yang akan datang perlu dikelola secara bijaksana dengan terus menumbuhkan iklim kreatifitas
agar tumbuh beragam inovasi dalam penataan Permukiman yang layak huni tersebut.

g. Optimalisasi swadaya masyarakat dan kerelawanan


Masyarakat berhak dan bertanggung jawab berpartisipasi dalam penataan permukimannya. Rasa
memiliki terhadap permukimannya perlu terus dibangun secara menerus agar dapat menggalang
swadaya dan kerelawanan masyarakat. Membangun dari dalam masyarakat dikedepankan dalam
seluruh proses kegiatan KOTAKU.

1.7 Lokasi Sasaran

a. Lokasi penataan permukiman mencakup seluruh kelurahan/desa yang menjadi lokasi sasaran
Program KOTAKU.
b. Lokasi sasaran penerima Bantuan Dana Investasi (BDI) untuk peningkatan kualitas permukiman
kumuh akan diatur secara terpisah melalui surat penetapan lokasi dari Direktorat Pengembangan
Kawasan Permukiman.

1.8 Ketentuan Pelaksanaan

a. Adanya komitmen pemerintahan kelurahan/desa/kecamatan, masyarakat, dan BKM/LKM untuk


mensinergikan program dan kegiatan prioritas penanganan permukiman kumuh dalam RPJM/RKP
Desa, Renstra/Renja Kecamatan dan dengan perencanaan tingkat kabupaten/kota;
b. Kelembagaan BKM/LKM yang berfungsi dengan baik3.
c. Pemerintah kelurahan/desa bersama BKM/LKM memfungsikan Tim Inti Perencanaan Partisipatif
(TIPP) yang sudah ada atau membentuk TIPP baru untuk memfasilitasi perencanaan penanganan
permukiman kumuh di bawah koordinasi Pokja PKP kabupaten/kota ;
d. Perencanaan berorientasi pada pencapaian visi (dengan segala kendala dan potensi yang dimiliki),
bukan hanya pemecahan masalah penanganan permukiman kumuh yang ada saat ini;

3
Untuk kelurahan/desa yang belum memiliki BKM/LKM akan difasilitasi oleh tim faskel sesuai rekomendasi Pemerintah
Kab/Kota dengan pembiayaan dari APBD

12 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


e. Bagi kelurahan/desa yang termasuk dalam kategori kumuh, kegiatan penanganan permukiman
kumuh harus menjawab kebutuhan dasar masyarakat berpenghasilan rendah, seperti peningkatan
kualitas pelayanan lingkungan, sarana dan prasarana serta kebutuhan untuk penghidupan yang
berkelanjutan;
f. Melibatkan masyarakat lokasi sasaran sebagai pelaku utama dalam proses pengambilan keputusan di
setiap tahapan pembangunan partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pemanfaatan/pengelolaan dan pemeliharaan.

13 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


BAB II KOMPONEN PROGRAM

Sesuai dengan Pedoman Umum Program KOTAKU, komponen program di tingkat kelurahan/desa terdiri
dari:

2.1 Pengembangan kelembagaan dan kebijakan

Pengembangan kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang terkait penataan permukiman, utamanya


adalah agar beragam lembaga (pemerintah, swasta dan kelompok peduli lainnya) dan sektor yang
terkait dapat bekerja bersama dalam platform kolaborasi untuk pencapaian tujuan program serta visi
Permukiman tingkat kelurahan/desa. Iklim bekerja bersama yang kondusif perlu diciptakan secara
internal di tingkat kelurahan/desa maupun eksternal yaitu antar kelurahan/desa, dengan pelaku tingkat
kecamatan dan pelaku tingkat kota/kabupaten. BKM/LKM, lurah/kades dan lembaga lain tingkat
kelurahan/desa memegang peranan penting dalam bekerja bersama untuk melaksanakan Program
KOTAKU.

Untuk melaksanakan tahapan program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dibangun lembaga-lembaga


sesuai dengan kebutuhan. Lembaga tersebut dapat memampukan yang sudah ada atau membentuk
baru. Untuk tahap perencanaan program, dibangun Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) untuk
mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses tahapan perencanaan partisipatif penataan
Permukiman tingkat kelurahan/desa. TIPP dapat membuat beragam kelompok kerja beranggotakan
relawan sesuai dengan kebutuhan tahapan kegiatan program. Unit-unit pengelola kegiatan yang sudah
ada (misalnya UPL, UPS, UPK) termasuk jajaran kelurahan/desa dan kecamatan mampu bekerja
bersama dan efektif dengan TIPP untuk melaksanakan proses dan hasil perencanaan.

Dalam penanganan Permukiman kumuh seringkali dijumpai isu-isu yang cukup rumit dan kompleks
untuk diselesaikan di tingkat kelurahan/desa, misalnya isu lahan. Isu tersebut perlu diselesaikan dengan
bekerja bersama dengan pihak terkait di luar kelurahan/desa dengan bantuan teknis dari Pokja PKP dan
bimbingan teknis dari konsultan. Kajian-kajian cepat dapat dilakukan oleh masyarakat bersama
pemerintah kabupaten/kota untuk mengetahui akar penyebab masalah dan alternative
penyelesaian/scenario. Isu-isu yang muncul di tingkat kelurahan/desa dapat menjadi masukan atau
umpan balik bagi kebijakan tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional.

2.2.Integrasi perencanaan dan pengembangan kapasitas untuk pemerintah kecamatan, pemerintah


kelurahan/desa, BKM/LKM, dan masyarakat.

RPLP dengan kedalaman rencana teknis yang disusun oleh masyarakat harus menjadi satu kesatuan
dengan perencanaan pembangunan reguler di tingkat kelurahan/desa, yaitu RPJM Desa dan
RKP/Renstra Kelurahan/Kecamatan. Demikian pula, RPLP dengan kedalaman rencana terknis dan RTPLP
harus mengacu dan terkoneksi dengan rencana tingkat kabupaten/kota terkait Permukiman yaitu:

14 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP), Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) serta dokumen perencanaan sektoral lain tingkat kota/kabupaten yang terkait
penataan permukiman.

Sinergi pembiayaan penataan Permukiman tingkat kelurahan/desa harus dilakukan agar program lebih
efisien dan pembiayaan dari swadaya masyarakat merupakan hal pertama yang harus digalang.
Beragam sumber daya pembiayaan lainnya yang berasal dari dana desa, APBD, APBN, dll perlu digalang
demi tercapainya tujuan program.

Forum konsultasi tingkat kabupaten/kota adalah media atau ruang yang dikoordinasikan oleh Pokja
PKP/tim teknis agar seluruh rangkaian program di tingkat masyarakat sinergis dengan tingkat
kabupaten/kota. Forum digunakan sebagai media untuk memastikan bahwa RPLP dengan kedalaman
rencana teknis sesuai dengan beragam rencana kabupaten/kota khususnya dengan RP2KPKP dan
memudahkan akses pendanaan dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Dari satu sisi forum
konsultasi tersebut dapat dilakukan pada setiap tahapan penyepakatan hasil proses perencanaan
dengan menghadirkan seluruh anggota pokja PKP, SKPD, kecamatan dan kelompok peduli lainnya. Dari
sisi lain, forum konsultasi tingkat kelurahan/desa ke tingkat kabupaten/kota & kecamatan dapat
dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan kesalah satu anggota pokja/SKPD/kecamatan/kelompok peduli
lainnya untuk mendapatkan dukungan dan kesepakatan.

Jadwal kegiatan program tingkat kelurahan/desa disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan tahapan
rencana pembangunan reguler dan musrenbang tingkat kelurahan/ desa, kecamatan, dan
kabupaten/kota.

Peningkatan kapasitas dilakukan secara menerus selama masa program. Materi peningkatan kapasitas
disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelaku dalam melaksanakan program. Setiap tahapan kegiatan
program KOTAKU dimulai dengan peningkatan kapasitas, misalnya pelatihan, coaching clinic, on the job
training, dll. Demikian pula sosialisasi selalu dilakukan di awal dan akhir setiap tahapan kegiatan.
Peningkatan kapasitas diberikan kepada BKM/LKM, pemerintah kelurahan/desa, TIPP, UPL-UPS-UPK,
KSM, TAPP, masyarakat, dan kelompok lainnnya oleh tim faskel, tim korkot, pemda, Pokja PKP/tim
teknis, dan pelaku lain.

2.3.Perbaikan infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan dan pelayanan tingkat


kelurahan/desa termasuk dukungan untuk penghidupan berkelanjutan di kawasan permukiman
kumuh kelurahan/desa.

Berdasarkan RPLP dan Rencana Teknis, kegiatan sosial, ekonomi, dan infrastruktur dilaksanakan di
tingkat kelurahan/desa. Dana untuk pelaksanaan kegiatan dalam RPLP dan Rencana Teknis tersebut
berasal dari beragam sumber daya. Salah satu sumber untuk pelaksanaan program infrastruktur tersier
atau lingkungan dan pelayanan tingkat kelurahan/desa termasuk dukungan untuk penghidupan
berkelanjutan di permukiman kumuh kelurahan/desa adalah dari dana Bantuan Dana Investasi (BDI).
Jenis bantuan dana, mekanisme seleksi lokasi, besaran dana, mekanisme pencairan dan pemanfaatan
dana akan ditentukan kemudian disesuaikan dengan sumber pendanaan.

15 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


2.4.Koneksitas perbaikan dan pelayanan sistem infrastruktur tersier/lingkungan dengan sistem
pelayanan skala kota/kabupaten (sekunder/primer)
Dalam dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis, upaya penyediaan sistem
pelayanan infrastruktur dalam satu kawasan, lingkungan, kelurahan/desa harus direncanakan terkoneksi
dengan sitem pelayanan infrastruktur yang lebih luas dalam skala kota/kabupaten. Persoalan
banjir/genangan dalam kawasan biasanya tidak semata-mata di pengaruhi buruknya pelayanan sistem
drainase tingkat kawasan atau kelurahan saja, tapi juga bisa dipengaruhi buruk nya sistem jaringan
drainase skala kota/kabupaten. Hal ini bisa juga terjadi dengan sistem pelayanan infrastruktur lainnya.
Hal-hal penting yang perlu dipahami seluruh pelaku untuk mewujudkan koneksitas sistem pelayanan
infrastruktur tersier/lingkungan dengan skala kota/kabupaten diantaranya adalah: fungsi sistem jaringan
(tersier, sekunder, primer dll), kondisi sistem jaringan, status dan kewenangan pengelolaan sistem
infrastruktur (Pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan nasional). Kewenangan sistem
pengelolaan penting untuk dipahami pelaku. Penyediaan sistem jaringan sekunder dan primer termasuk
saluran alam/sungai biasanya dibawah kewenangan pengelolaan pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat. Oleh karena itu pelaku tingkat kelurahan/desa dan kota melakukan fasilitasi pokja PKP kabupaten
untuk berkoordinasi dengan pokja PKP provinsi dan pusat untuk penyelesaian persoalan koneksitas
sistem jaringan infrastruktur.

2.5.Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis.

Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa mendapatkan dukungan teknis dari pemerintah


kabupaten/kota, termasuk Pokja PKP dan/atau tim teknis, dan tim konsultan, yaitu terdiri dari tim
fasilitator, tim coordinator kota, konsultan regional dan nasional. Pemerinta kabupaten/kota dapat
merekrut tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa.
Pokja PKP/tim teknis perlu bekerja sama dengan beragam individu/lembaga/institusi untuk menggalang
keahlian yang dibutuhkan, misalnya dengan perguruan tinggi. Masyarakat pun dapat merekrut sendiri
beragam tenaga ahli yang dibutuhkan dalam penataan permukiman kelurahan/desa

2.6.Dukungan untuk kondisi darurat bencana.

Seluruh proses penataan Permukiman di tingkat kelurahan/desa harus mengarusutamakan pengelolaan


risiko bencana tingkat mikro kelurahan/desa dan tingkat makro skala kabupaten/kota. Misalnya, dalam
RPLP dengan kedalaman Rencana Teknis harus memuat analisis risiko bencana, rencana pengelolaan
risiko bencana, termasuk rencana kontinjensi tingkat kelurahan/desa yang dibuat untuk lokasi dengan
kerentanan bencana tertentu yang sinkron dengan rencana pengelolaan resiko bencana tingkat
kabupaten/kota (regional). Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dibangun selama program KOTAKU.
Jika terjadi bencana, tahap tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilakukan
dengan semangat membangun yang lebih baik.

16 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


BAB III PENYELENGGARAAN

Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dan kecamatan mempunyai tahapan siklus program yang
sinergis dengan program pembangunan regular tingkat kelurahan/desa dan kecamatan serta menjadi
satu kesatuan dan sinkron dengan program tingkat kabupaten/kota yang dirajut melalui forum-forum
konsultasi intensif.
Untuk mewujudkan tujuan program berikut tahapan pelaksanaan di tingkat kelurahan/desa yang
menjadi satu kesatuan dengan tahapan tingkat kabupaten/kota, yaitu:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Pelaksanaan
4. Tahap Keberlanjutan

Tahapan tersebut dapat berulang secara dalam kurun waktu tertentu mengikuti tahapan kegiatan
perencanaan pembangunan reguler.

Secara detail tahapan kegiatan di tingkat kelurahan/desa sebagai berikut:

17 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Gambar 2.1. Tahapan kegiatan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Desa/kelurahan

18 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Gambar 2.2. Tahapan kegiatan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kelurahan

19 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Proses Konsultasi

Yang dimaksud dengan PROSES KONSULTASI Pada Gambar 2.1. Tahapan kegiatan
Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Desa/kelurahan adalah;
merupakan ajang komunikasi dalam rangka sinergi kegiatan tingkat Kab/Kota dengan
kegiatan tingkat Kel/desa, sinergi kegiatan antara kawasan dalam Kab/Kota dan
kawasan lintas Kab/Kota dalam provinsi.

Dalam prakteknya Proses Konsultasi ini bisa berupa forum-forum diskusi dalam rangka
membangun persamaan persepsi dan kesepakatan-kesepakatan terhadap proses menuju
kota tanpa kumuh. Proses konsultasinya minimal terjadi pada setiap tahapan; baik
tahapan persiapan, tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan hingga tahapan
keberlanjutan.

Proses Konsultasi inisiasinya bisa dari mana saja bisa dari Kab/Kota ataupun dari
Kel/desa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Kab/Kota, sebaiknya Proses
Konsultasi ini dikemas dalam sebuah sistem yang digerakan oleh Pokja PKP sehingga
terjadwal dan proses konsultasinya rutin.

3.1. Tahapan Persiapan

Gambar 2.3. Tahapan I Persiapan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

.
Tahap persiapan dilaksanakan untuk membangun kapasitas, peran dan kontribusi Pemerintah
kecamatan, pemerintah Desa/Kelurahan, masyarakat dan pemangku kepentingan pembangunan
Desa/Kel dalam peyelenggaraan kolaborasi; menyepakati penyebab utama kekumuhan dan menggalang
komitmen kumuh menjadi musuh bersama yang harus ditangani;

Tahap persiapan meliputi dua kegiatan utama, yaitu: (1) sosialisasi yang dilakukan melalui berbagai
kegiatan termasuk lokakarya orientasi tingkat Desa/Kel , (2) Pembentukan/Penguatan TIPP,

Sebagai bahan sosialisasi, pemerintah Kec/Desa/Kel memulai dengan mempersiapkan:


 Identifikasi pelaku yang sekiranya terkait dengan isu kekumuhan di Kecamatan maupun di
desa/kelurahan dan dokumen-dokumen perencanaan. Pelaku tersebut akan berkumpul dalam
beberapa forum diskusi dan penyepakatan (bisa jadi satu forum dengan forum lainnya diikuti oleh
peserta yang berbeda).

20 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


 Pengumpulan data dan Informasi mengenai kondisi atau skala kumuh di tingkat
Kecamatan/Desa/Kelurahan . Beberapa Kabupaten/Kota sudah mengeluarkan SK Kepala Daerah
mengenai luasan Wilayah kumuh serta Program PNPM Perkotaan sudah mengawali pengumpulan data
baseline guna menyusunan profil kumuh.
 Berdasarkan data dan Informasi awal, maka pemrakarsa kegiatan (Bappeda, Dinas PU, Camat,
Kades/Lurah) dapat menyusun indikasi target atau sasaran program yang akan disampaikan pada saat
sosialisasi kepada pemangku kepentingan terkait
 Kajian terhadap berbagai instansi dan program yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah,
termasuk kebijakan dalam RPJMD/Desa, yang terkait dengan program KOTAKU.

3.1.1 Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Gambar 2.4. Tahapan I Persiapan “Sosialisasi awal & RKM” Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Tahapan sosialisasi awal program KOTAKU dilakukan melalui berbagai kegiatan, berbagai media dan
dilakukan dari tingkat Kecamatan/Desa/Kel hingga ke tingkat lingkungan dengan target sebanyak
mungkin warga kota tahu dan memahami program KOTAKU.

Tujuan 1. Terlaksananya sosialisasi awal kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas


permukiman kumuh tingkat kelurahan/desa.
2. Tergalangnya relawan dan agen sosialisasi untuk membantu masyarakat dalam
kegiatan penataan permukiman, terutama penanganan permukiman kumuh, tingkat
kelurahan/desa dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman layak huni dan
berkelanjutan.
3. Terbangunnya kepedulian masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
penataan permukiman kelurahan/desa melalui program KOTAKU.
4. Menggalang komitmen untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh di wilayah desa/kelurahan sampai 2019 untuk
mencapai 0 ha permukiman kumuh.
Metode Lokakarya, sosialisasi massal, diskusi, serta metode inovatif yang disepakati di tingkat
kelurahan/desa
Tahapan 1. Sosialisasi awal kelurahan/desa. Pemerintah kota/kabupaten termasuk
Proses pemerintah kecamatan melakukan sosialisasi awal kepada pemerintah
kelurahan/desa dan BKM/LKM mengenai program KOTAKU.
2. Perancangan pesan sosialisasi. Lurah/kades, camat dan BKM/LKM difasilitasi tim
fasilitator merancang pesan, media, dan saluran komunikasi yang tepat untuk

21 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi awal program KOTAKU. Kegiatan ini
didahului oleh kegiatan Pemetaan Sosial oleh Unit Pengelola Sosial (UPS) dan
BKM/LKM untuk mengetahui tokoh kunci, potensi agen sosialisasi, pesan, media,
dan saluran yang paling sesuai untuk melakukan sosialisasi Program KOTAKU.
3. Sosialisasi kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa. Lurah/kades, camat dan
BKM/LKM mengundang masyarakat untuk hadir dan berpartisipasi dalam rangkaian
kegiatan sosialisasi awal. Sosialisasi awal KOTAKU dilakukan melalui berbagai media
dan saluran mulai dari tingkat akar rumput sampai tingkat kelurahan/desa.
Kelompok rentan, miskin, perempuan, anak dan kelompok muda harus dilibatkan
dalam kegiatan ini.
4. Penggalangan relawan4 dan agen sosialisasi. Relawan adalah pelopor-pelopor
penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan
memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan
berkelanjutan. Adapun Relawan Teknik dibentuk dari para relawan yang memiliki
keahlian khusus di bidang Prasarana dan Sarana Umum (PSU) untuk memastikan
kualitas PSU yang dibangun oleh masyarakat (KSM/panitia pelaksana) sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Relawan yang ada secara langsung menjadi relawan dan agen sosialisasi
permukiman. UPS mengelola kegiatan penggalangan tersebut dan menjadi
coordinator relawan dan agen sosialisasi selama program KOTAKU. Tata cara
penggalangan dan koordinasi relawan dan agen sosialisasi disepakati oleh BLM/LKM
dan Lurah/Kades.
5. Rembug Kesiapan Masyarakat. Lurah/kades dan BKM/LKM melakukan lokakarya
tingkat kelurahan/desa untuk membangun kepedulian seluruh pelaku
menyukseskan kegiatan penataan permukiman, utamanya penanganan
permukiman kumuh; pengumuman relawan yang mendaftar; dan pernyataan
komitmen keikutsertaan dalam program KOTAKU. Komitmen tersebut antara
kesediaan untuk i) komitmen menurunkan luas permukiman kumuh menjadi 0 ha
kumuh pada tahun 2019; ii) partisipasi aktif seluruh pelaku kelurahan/desa; iii)
adanya relawan dan agen sosialisasi; iv) swadaya; iv) mengikuti seluruh tahapan
Program KOTAKU; dan v) lainnya.
6. Sosialisasi hasil RKM. Sosialisasi hasil RKM tingkat Kelurahan/Desa melalui berbagai
media dan saluran.
Keluaran 1. Peta sosial
2. Masyarakat mengetahui adanya kegiatan KOTAKU
3. Daftar relawan dan agen sosialisasi
4. Berita acara komitmen untuk berpartisipasi dalam Program KOTAKU
Pelaksana 1. Lurah/Kepala Desa
2. BKM/LKM
3. Unit Pengelola Sosial (UPS)
Peserta BPD, LPM, PKK, Karang taruna, RT/RW, relawan, warga
Narasumber Pokja PKP, Pemda, Camat
Fasilitator Tim Fasilitator
4
Relawan dapat berpartisipasi di seluruh tahapan Program KOTAKU atau pada tahapan tertentu yang menjadi keahlian,
kesediaan atau komitmennya. Misalnya, relawan untuk Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)

22 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3.1.2 Pembentukan/penguatan Kelembagaaan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP)

Gambar 2.5. Tahapan I Persiapan “Pembentukan/Penguatan TIPP” Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

TIPP merupakan kelembagaan Perencanaan Partisipatif Penataan Lingkungan Permukiman tingkat


Desa/Kelurahan5

Tujuan 1. Terlaksananya review kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang


bertanggungjawab untuk merencanakan penataan permukiman secara partisipatif.
2. Berfungsinya lembaga perencanaan partisipatif permukiman yang ada di
kelurahan/desa atau Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP).
3. Terlaksananya penguatan kapasitas lembaga perencana/TIPP, lurah/kades, camat
dan BKM/LKM untuk memberikan peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam memfasilitasi perencanaan partisipatif penataan lingkungan
permukiman.
4. Terbangunnya komitmen dan rencana kerja lembaga perencana/TIPP untuk
melaksanakan program KOTAKU dengan sepenuh hati, mencurahkan kapasitas dan
sumber daya dalam memfasilitasi perencanaan partisipatif.
Metode Rangkaian diskusi, lokakarya, dan pelatihan/coaching, dan kegiatan inovatif lain
Tahapan 1. Sosialisasi pembentukan lembaga. Melakukan sosialisasi untuk pembentukan
Proses lembaga perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa. Kegiatan ini dapat
dilakukan bersamaan dengan sosialisasi awal. Dalam sosialisasi dijelaskan mengenai
peran dan fungsi lembaga. Tujuan sosialisasi adalah:
a. agar seluruh pihak memahami pentingnya lembaga perencanaan permukiman
tingkat kelurahan/desa; serta
b. membangkitkan kesadaran warga peduli dan memiliki keterampilan di bidang
permukiman untuk bergabung dan terlibat aktif dalam perencanaan
permukiman.
2. Review kelembagaan. Melakukan review kelembagaan di tingkat kelurahan/desa
yang bertanggungjawab untuk merencanakan penataan permukiman secara
partisipatif. Review dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada lembaga yang
mempunyai peran tersebut dengan memfungsikan lembaga yang ada6 atau harus
membentuk TIPP baru. Selanjutnya baik lembaga yang sudah ada atau lembaga yang
dibentuk baru secara generik akan disebut sebagai TIPP.
3. Penggalangan relawan sebagai anggota TIPP7. Melakukan identifikasi warga dan

5
Tahapan Review Kelembagaaan dapat diselenggarakan bersamaan dengan Lokakarya sosialisasi awal dan RKM
6
Untuk status administrasi desa, Review Kelembagaan dapat mengkaji Tim Penyusun RPJM Desa yang ada sudah apakah
memenuhi syarat, komitmen dan kapasitas sebagai perencana permukiman tingkat desa.
7
Tahapan ini dapat dilakukan bersamaan dengan tahap penggalangan relawan dan agen sosialisasi saat sosialisasi awal.

23 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


pendaftaran/penjaringan relawan yang memiliki potensi untuk terlibat dalam TIPP.
Sebaiknya dalam melakukan identifikasi warga/relawan perlu diperhatian keahlian
yang dimilikinya misalnya keahlian membuat peta, infrastruktur, menyusun dokumen
perencanaan, pembukuan, dll;
4. Pembentukan TIPP. Bagi kelurahan/desa yang belum memiliki TIPP dilkukan
pembentukan TIPP, sedangkan bagi kelurahan/desa yang sudah memiliki TIPP, maka
dilakukan review untuk melengkapi kekurangannya. TIPP dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada masyarakat. TIPP dikukuhkan oleh BKM/LKM dan
Lurah/Kades. Anggota TIPP terdiri dari unsur kecamatan, kelurahan/desa, BKM/LKM,
relawan, dan kelompok masyarakat termasuk kelompok perempuan. TIPP harus
memperhatikan keseimbangan komposisi anggota perempuan dan laki-laki serta
mengikutsertakan kelompok rentan sebagai anggotanya.
5. Peningkatan kapasitas TIPP. Tim fasilitator bersama UPS melakukan rangkaian
pelatihan/coaching untuk TIPP, lurah/kades, camat dan BKM/LKM mengenai
perencanaan partisipatif. Pelaku tingkat kota (Pokja PKP, kelompok peduli, dll) dapat
menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
6. Penyusunan rencana kerja Program KOTAKU. TIPP menyusun rencana kerja untuk
program KOTAKU tingkat kelurahan/desa dan rencana kerja terinci perencanaan
partisipatif tingkat kelurahan/desa. Rencana kerja tersebut harus diketahui oleh
lurah/kades dan disepakati oleh BKM/LKM. Perlu diperhatikan bahwa rencana kerja
Program KOTAKU sebaiknya mengikuti jadwal perencanaan pembangunan regular
tingkat kelurahan/desa.

3.2. Tahap Perencanaan

Gambar 2.6. Tahapan II Perencanaan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Tahap Perencanaan dimulai dengan merumuskan kondisi permukiman layak huni di tingkat
kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa yang diinginkan oleh masyarakat pada masa mendatang,
sesuai dengan visi dan misi pembangunan permukiman tingkat kelurahan/desa untuk mencapai 0 ha
permukiman kumuh yang dituangkan dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dengan
kedalaman rencana teknis. Namun, bila dipandang perlu dan disepakati maka kawasan prioritas terpilih
dapat dilengkapi dengan dokumen Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP).
Dokumen RPLP/RPP/PJM Kumuh atau perencanaan yang setara, merupakan rencana makro
Kelurahan/Desa yang memuat arahan pencegahan dan rencana peningkatan kualitas permukiman
kumuh yang terintegrasi antar Kelurahan/Desa yang berbatasan. Perencanaan disajikan pada peta
dengan skala ketelitian 1:5000 dan 1:1000

24 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Dokumen RTPLP, merupakan bagian dari perencanaan RPLP yang fokus pada perencanaan kawasan
prioritas kumuh yang terpilih. Dokumen perencanaan teknis tersebut disusun bilamana dari hasil kajian
disepakati dan dipandang perlu menyusun rencana teknis RTPLP secara komprehensif. Hasil
perencanaan disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000 atau pada lokasi tertentu dapat
disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:500 atau 1:100 sesuai kebutuhan.
Sedangkan dokumen Aturan bersama memuat aturan-aturan kesepakatan bersama ditingkat
komunitas,. Aturan tersebut diikuti secara konsisten untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang
bersih dan layak huni.
Proses sinkronisasi perencanaan melalui forum konsultasi
Dokumen perencanaan tingkat Desa/ kelurahan disusun selaras/sinkron dengan dokumen perencanaan
RKPKP, SIAP, RP2KPKP tingkat Kabupaten/Kota. Proses sinkronisasi tersebut terselenggara melalui media
forum konsultasi, secara berkala dan sesuai kebutuhan dan tingkat kepentingan perencanaan
kelurahan /desa dan kabupaten/kota. Forum konsultasi ini tidak dibatasi hanya konsultasi persoalan
permukiman saja tetapi dapat diperluas melalui kegiatan sosialisasi dan konsultasi pembangunan kota.
Forum konsultasi dapat dilakukan pada setiap tahapan perencanaan untuk konsolidasi penyepakatan
bersama dan pada saat tertentu dapat dilakukan konsultasi langsung ke angota pokja/SKPD dan salah
satu kelompok peduli untuk konsultasi penyelesaian persoalan-persoalan khusus di kawasan yang
direncanakan.
Langkah-langkah penyelenggaraan forum konsultasi tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, adalah:
a) Melakukan pemetaan forum-forum, kelompok-kelompok atau organisasi pemerhati
pembangunan kota yang sudah terbentuk, seperti misalnya forum air minum, forum sampah
dan forum lainnya. Forum-forum tersebut dapat didayagunakan oleh tim perencana
kelurahan/desa dan kabupaten kota untuk melakukan konsultasi dan sosialisasi persoalan dan
kendala penanganan permukiman kumuh yang perlu didiskusikan bersama sesuai content, tugas
pokok dan keahlian kelompok-kelompok diskusi. Forum konsultasi wajib melibatkan anggota
Pokja PKP sesuai tugas pokoknya
b) Memastikan anggota Pokja PKP melakukan bimbingan teknis ke tim perencana tingkat kelurahan
dan sekaligus melakukan sosialisasi hasil kesepakatan perencanaan RP2KPKP secara berkala ke
tim Perencana penyusunan RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan rencana teknis RTPLP
pada lokasi prioritas yang disepakati
c) Memastikan tim perencana tingkat kelurahan melakukan konsultasi terhadap persoalan dan
kendala, hasil analisis dan rancangan perencanaan penanganan permukiman kumuh kepada
anggota Pokja PKP dan forum atau organisasi yang sesuai contennya. seperti, bila teridentifikasi
ada persoalan sampah maka kegiatan konsultasi dapat dilakukan oleh tim perencana
kelurahan/desa langsung ke anggota Pokja terkait.
d) Memastikan proses forum konsultasi berlangsung secara berkala sesuai kebutuhan conten yang
perlu disepakati bersama antar anggota pokja PKP.
e) Proses forum konsultasi secara garis besar disajikan pada setiap tahapan pelaksanaan program.
Khusus penetapan kawasan prioritas kelurahan/desa harus sinkron dengan kawasan prioritas
tingkat kota yang tersaji dalam dokumen RP2KPKP

Penanggung jawab perencanaan penanganan permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa adalah


lurah/kepala desa, sedangkan permukiman kumuh antar kelurahan/desa dalam pelaksanaannya
dibawah koordinasi pemerintah kecamatan. Pelaksanaan penanganan permukiman kumuh
kelurahan/desa dibantu oleh BKM/LKM, TIPP, serta lembaga yang ada di kelurahan/desa atau di wilayah
25 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
kecamatan. Masyarakat bekerja bersama dengan pemerintah kelurahan/desa, kecamatan, dan
kota/kelurahan dengan didampingi fasilitator dan tenaga ahli terlibat aktif dalam seluruh proses
pengambilan keputusan perencanaan partisipatif ini.

Tujuan perencanaan ini adalah untuk menyelesaikan semua persoalan kumuh yang muncul sebagai
indikator/gejala dan akar penyebab permukiman kumuh dari berbagai aspek (pelayanan prasarana,
sarana dan utilitas, sosial-budaya, ekonomi, lahan dan legal) serta merumuskan program yang akan
dilaksanakan dalam mewujudkan visi permukiman kelurahan/desa.

Selama tahap Perencanaan Partisipatif, Lurah/kades dan BKM/LKM, dibantu TIPP, melakukan
penggalangan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas data, analisis, dan rencana. Dalam
melaksanakan kegiatan perencanaan, TIPP didampingi Tenaga Ahli Pendamping Kelurahan dan
mendapatkan bimbingan teknis secara berkala dari Pokja PKP.

3.2.1 Persiapan Perencanaan

Gambar 2.7. Tahapan II Perencanaan ‘Membangun Visi, RPK, PS” Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Persiapan perencanaan ini adalah tahapan kegiatan yang menjadi kunci utama sehingga kegiatan yang
lainya dalam penyusunan perencanaan menjadi terarah dan sesuai harapan, adapun tahapan persiapan
perencanaan ini meliputi kegiatan; 1. Membangun visi permukiman Kab/Kota, 2. Refleksi Perkara Kritis
Kumuh Kota, 3. Konsolidasi Data Permukiman Kumuh Perkotaan

3.2.1.1 Membangun Visi dan Misi Permukiman

Gambar 2.8. Tahapan II Perencanaan ‘Membangun Visi” Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Pada tahap ini visi permukiman yang dimaksud adalah upaya mendalami visi Pemerintah
kabupaten/kota yang ada dalam RPJMD, khususnya yang terkait dengan visi pembangunan permukiman
dan pelayanan infrastruksturnya. Membangun visi permukiman bisa dilakukan bila Pemerintah
kabupaten/kota setuju bahwa visi tersebut sebagai pelengkap visi Kabupaten/kota yang telah
terbangun. Namun bila tidak mendapat persetujuan, maka kegiatan selanjutnya dilakukan untuk
menyempurnakan konten misi permukiman. Misi permukiman ini merupakan rumusan gagasan atau

26 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


cita-cita masyarakat terhadap kondisi permukiman layak huni dan berkelanjutan yang akan dicapai pada
masa mendatang dengan tujuan agar perencanaan masyarakat lebih terarah sesuai dengan visi yang
ingin dicapai. Hal ini bertujuan agar perencanaan yang dibuat oleh masyarakat lebih terarah dan
masyarakat dapat menyusun strategi untuk mengurangi perbedaan/jarak antara kondisi saat ini dengan
visi & misi yang ingin dicapai, seperti tersaji pada gambar berikut ini:

Tujuan Terbangunnya visi & Misi atau gagasan dan cita-cita masyarakat untuk mewujudkan
kondisi ideal kawasan permukiman kelurahan/desa yang layak huni dan berkelanjutan
Metode Rembug, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan kegiatan
inovatif lain.
Tahapan 1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) mengenai membangun visi dan misi
Proses permukiman kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM.
2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan membangun visi & misi permukiman.
3. Melakukan sosialisasi kegiatan membangun visi & misi Permukiman melalui
berbagai media.
4. Melakukan kegiatan membangun visi & misi permukiman melalui serangkaian
rembug dan kegiatan lainnya. Proses membangun visi & misi Permukiman ini dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara dan metode seperti FGD, perlombaan, maupun
ide-ide kreatif lainnya. Visi & misi Permukiman tingkat kelurahan/desa harus sejalan
dengan visi/misi kelurahan/desa di dalam Renstra Kecamatan / RPJM Desa.
5. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menetapkan visi & misi
permukiman serta komitmen untuk pencapaian visi & misi permukiman tersebut.
6. Sosialisasi hasil pelaksanaan membangun visi & misi atau gagasan cita-cita
masyarakat dalam mewujudkan kondisi ideal kawasan permukiman yang dituju
pada masa mendatang melalui berbagai media. Visi & misi Permukiman tersebut
harus disosialisasi secara menerus melalui beragam media dan saluran agar
diketahui oleh seluruh masyarakat.
7. Berdasarkan hasil sosialisasi, selanjutnya lurah/kades dan BKM/LKM, dibantu oleh
TIPP, dapat menggalang bantuan teknis terkait perencanaan dan pelaksanaan
27 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
penataan Permukiman kumuh ke berbagai pihak, misalnya pokja PKP/SKPD,
universitas, swasta, lembaga penelitian, LSM Permukiman, dll.
Keluaran Visi & misi masyarakat kelurahan/desa terhadap kondisi ideal permukiman yang
diharapkan.
Pelaksana 1. TIPP
2. Lurah/Kepala Desa & Camat
3. BKM/LKM
Peserta masyarakat
Narasumbe Pokja PKP, Pemda Perguruan Tinggi, LSM permukiman dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator

3.2.2 Refleksi Perkara Kritis (RPK)

Gambar 2.9. Tahapan II Perencanaan ‘RPK” Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Berdasarkan hasil visi & misi Permukiman, kemudian dilaksanakan Refleksi Perkara Kritis (RPK) dengan
tujuan menumbuhkan kesadaran kritis dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan
permukiman saat ini serta menemukenali potensi dan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan untuk
pencapaian visi & misi permukiman. Disamping itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun
kesadaran masyarakat untuk berkontribusi dalam perbaikan terhadap kondisi permukiman di
wilayahnya, bahwa masyarakat mampu memberikan solusi dan perbaikan terhadap kondisi permukiman
yang dapat yang dimulai dari diri sendiri. Sehingga setiap anggota masyarakat mampu berkontribusi
(baik tenaga, waktu, pikiran, uang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) secara
bersama-sama melakukan penataan permukiman

Tujuan a. Terbangunnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi saat ini dan persoalan
permukiman di kelurahan/desa, termasuk adanya Permukiman kumuh;
b. Terbangunnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya kebersamaan untuk
penataan lingkungan Permukiman, terutama penanganan permukiman kumuh.
Metode Rembug, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan kegiatan
inovatif lain.
Tahapan 1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) mengenai membangun RPK kepada
Proses perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM.
2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan membangun RPK.
3. Melakukan sosialisasi kegiatan membangun RPK melalui berbagai media.

28 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


4. Melakukan pelaksanaan FGD RPK. Kegiatan ini untuk membangun kesadaran
masyarakat mengenai: i) kondisi permukiman saat ini dikaitkan dengan target 100-
0-1008, kondisi sumber kehidupan dan budaya prilaku masyarakat penghuni
(utamanya jika ada Permukiman kumuh), ii) jika ada masalah untuk penanganan
permukiman kumuh, FGD membahas akar penyebab dan potensi penyelesaian
masalah serta permukiman kumuh adalah masalah bersama yang harus ditangani
secara bersama-sama pula; serta iii) komitmen pencapaian visi & misi permukiman
yang diharapkan.
5. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menyepakati hasil RPK.
6. Sosialisasi hasil pelaksanaan membangun RPK melalui berbagai media.
1. Berdasarkan hasil sosialisasi hasil visi permukiman dan RPK, lurah/kades dan
BKM/LKM, dibantu oleh TIPP, dapat menggalang bantuan teknis terkait
perencanaan dan pelaksanaan penataan Permukiman kumuh ke berbagai pihak,
misalnya universitas, pemda, lembaga penelitian, LSM Permukiman, dll.
Keluaran 1. Kepedulian dan kesadaran kritis masyarakat terhadap kondisi dan persoalan
penataan permukiman di kelurahan/desa, terutama jika ada permukiman kumuh.
2. Kesadaran dan komitmen masyarakat dan pelaku tingkat kelurahan/desa untuk
pencapaian visi & misi permukiman, termasuk menangani permukiman kumuh.
3. Komitmen bantuan teknis penataan permukiman
Pelaksana 1. TIPP
2. Lurah/Kepala Desa
3. BKM/LKM
Peserta masyarakat
Narasumbe Pokja PKP, SKPD, Camat, Perguruan Tinggi, Swasta dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator

Pelaksanaan Tahapan kegiatan membangun visi & misi dan kegiatan Refleksi Perkara Kritis
dapat dilakukan sesuai ketentuan di atas, namun untuk efektifitas waktu penyelenggaraan
dengan melibatkan masyarakat, maka penyelenggaraan tahap Visi & misi dan RPK dapat
dilakukan dalam satu paket dan pada waktu bersamaan/paralel

3.2.3 Pemetaan Swadaya

Gambar 2.10. Tahapan II Perencanaan “Pemetaan Swadaya” Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel
8
Hasil baseline 100-0-100 berupa Profil Permukiman Kelurahan/Desa digunakan sebagai bahan penggerak diskusi FGD RPK.

29 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Kegiatan Pemetaan Swadaya adalah proses tindaklanjut dari kegiatan konsolidasi data, meliputi:
kegiatan pengumpulan dan melengkapi kekurangan data, identifikasi dan kajian persoalan, kendala
serta potensi yang dilakukan oleh TIPP bersama warga masyarakat terhadap kondisi riil/eksisting
kawasan permukiman diwilayah kelurahan/desa.
Proses pemetaan swadaya utamanya mencakup kegiatan persiapan dan pelaksanaan PS, sebagai
berikut:

1. Persiapan Pemetaan Swadaya


Tahap pertama yang dilakukan oleh TIPP adalah kegiatan konsolidasi data. Kegiatan ini melakukan
konsolidasi kelengkapan data, dokumen perencanaan dan peta-peta yang diperlukan untuk
menyusun perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa (RPLP dengan kedalaman rencana
teknis dan RTPLP). Tujuannya adalah menyusun list kelengkapan data, validasi dana base line
permukiman, profil permukiman dan profil kumuh, dokumen perencanaan kabupaten/kota dan
peta-peta untuk proses penyusunan perencanaan RPLP kedalaman rencana teknis dan RTPLP. Hasil
dari kegiatan konsolidasi ini dalam bentuk kelengkapan data statistik, SK Kawasan Kumuh, dokumen
perencanaan yang dibutuhkan (RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, SPPIP, RISPAM, Masterplan Drainase,
sanitasi kota, rencana sistem pengelolaan sampah, RPJMD, RISPK RKPKP, SIAP dll), data base line &
profil permukiman yang telah tervalidasi, peta dasar dan peta-peta tematik dengan skala 1:5000
dan 1:1000. TIPP dalam melakukan konsolidasi data berkoordinasi dengan pokja PKP dan apa bila
ada kekurangan maka data dapat dilengkapi pada saat melakukan tahapan Pemetaan Swadaya.
Tahapan persiapan berikutnya melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pembentukan Pokja PS
Pokja PS perlu dibentuk untuk dapat mengajak sebanyak mungkin warga mengikuti PS sehingga
memiliki wawasan dan persepsi yang sama terhadap kendala dan potensi pembangunan yang
ada di tempat tinggal mereka.
b. Penguatan
 Penguatan dilakukan terhadap tim pelaksana pemetaan swadaya, agar seluruh anggota tim
memahami tujuan, tata cara pelaksanaan (lihat panduan fasilitasi pemetaan swadaya) dan
substansi pemetaan swadaya di kawasan prioritas.
 Penguatan dilakukan melalui coaching/pelatihan.
c. Penyusunan Rencana Kerja
 Menterjemahkan atau menjabarkan langkah-langkah dan materi Pemetaan Swadaya untuk
mewujudkan pencapaian visi & misi permukiman layak huni
 Review daftar data-data dan peta-peta yang diperlukan dari hasil kegiatan konsolidasi data.
 Penyusunan metodologi dan alat kajian, misalnya kuesioner, format survey, dll.
 Rencana kerja mencakup pembagian tugas, biaya, waktu pelaksanaan dll.

Catatan: Data atau peta yang diperlukan terkait isu permukiman antara lain mencakup data
kependudukan, tata guna lahan/pola ruang, kondisi dan keteraturan bangunan, status kepemilikan
tanah, kondisi sosial-ekonomi/sumber penghidupan, ketersediaan sarana prasarana (khususnya
data 7 indikator kumuh), nilai-nilai/budaya masyarakat, kelembagaan, risiko bencana, maupun
data-data lain yang tematis sesuai kebutuhan pencapaian visi serta karakteristik lokal.

30 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


2. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya

a. Review Data Base (base line) 100 0 100 dan profil permukiman
Kegiatan review ini dilakukan untuk memahami sekaligus melakukan validasi isi data base (base
line) 100 0 100 & profil permukiman.

Bilamana diwilayah Kabupaten/kota belum dilakukan pendataan dan penyusunan profil


permukiman, maka Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan penyusunan profil
permukiman kelurahan/desa diwilayahnya sesuai Petunjuk pelaksanaan penyusunan Profil
Permukiman.

Tahap selanjutnya data profil permukiman yang telah divalidasi disepakati sebagai data dasar
penyusunan perencanaan tingkat Kelurahan/Desa dan tingkat Kabupaten/Kota. Kegiatan review
yang dilakukan, adalah:

Tujuan 1. Memahami isi data base (base line) 100 0 100 & profil permukiman termasuk peta
deliniasi kawasan kumuh
2. Melakukan identifikasi kelengkapan dan akurasi data (khususnya terkait batas
deliniasi dan luas kawasan permukiman kumuh)
3. Melakukan sinkronisasi data antar Kelurahan/Desa yang berbatasan dan dengan
data profil permukiman kabupaten/kota
4. Membangun kesepakatan untuk memanfaatkan data base (base line) dan profil
permukiman sebagai data dasar penyusunan perencanaan di tingkat
kelurahan/desa
Metode Rembug , FGD
Proses 1. Melakukan coaching/on the job training mengenai kegiatan review data base
(base line 100 0 100) dan profil permukiman kepada Lurah/kepala Desa, Camat,
TIPP, BKM/LKM
2. Mempersiapkan kelengkapan data base (base line) 100 0 100 dan profil
permukiman kelurahan/desa termasuk peta-peta tematiknya.
3. Melakukan rembug/FGD untuk memahami kelengkapan dan akurasi data base
(base line) 100 0 100 dan profil permukiman di tingkat Kelurahan/Desa.
4. Melakukan rembug/FGD di tingkat Kecamatan untuk sinkronisasi data base 100 0
100 dan profil permukiman antar Kelurahan/Desa yang berbatasan. Kegiatan ini
dilakukan di wilayah kelurahan/desa
5. Melakukan forum konsultasi di tingkat kota untuk menyepakati hasil review
data base (base line) dan profil permukiman Kelurahan/desa
6. Merumuskan kesepakatan bersama Pemerintah Kabupaten/kota untuk
menyepakati data base (base line) 100 0 100 dan profil permukiman sebagai data
dasar penyusunan perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman diwilayahnya. Kesepakatan hasil review tersebut dilengkapi Berita
acara Kesepakatan yang ditandatangani Pokja PKP, camat dan Lurah/Desa
Keluaran 1. Keselarasan data profil permukiman kelurahan/desa dan profil permukiman
Kabupaten/Kota

31 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


2. Kesepakatan hasil review data base (base line) 100 0 100 dan profil permukiman
kelurahan/desa sebagai data dasar penyusunan perencanaan pencegahan dan
peningkatan kualitas kawasan permukiman diwilayahnya.
Pelaksana TIPP bersama Lurah, Kepala Desa dan Camat
Peserta Perangkat kelurahan, Desa,Kecamatan dan Warga (laki-laki, perempuan, kaum
rentan dan remaja) termasuk warga wilayah yang berbatasan.
Narasumbe Pokja PKP, SKPD, Camat dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

b. Identifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan permukiman


Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan revew data profil permukiman yang dapat
dilakukan secara berkala dan bisa berulang untuk melengkapi kekurangan data hasil identifikasi
persoalan, potensi dan kendala pengembangan permukiman kelurahan/ desa dan antar
kelurahan/desa sesuai kebutuhan. Kegiatan identifikasi tersebut diorientasikan untuk mewujudkan
visi, misi dan cita-cita yang diharapkan.

Tujuan  Melakukan identifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan permukiman


(sosial, ekonomi, lingkungan, nilai-nilai) untuk melengkapi hasil review data base
(base line) 100 0 100 dan profil permukiman kelurahan/desa dan antra
kelurahan/desa
 Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses pemetaan
persoalan utama, kendala dan potensi yang ada di wilayah Kelurahan/Desa secara
partisipatif, sebagai salah satu pertimbangan untuk mewujudkan visi dan misi
 Rembug , FGD, transek
Metode
 Survei Pengumpulan data primer, antara lain dilakukan dengan:
- Pengamatan Lapang
- Wawancara/kuesioner/FGD
 Survey Pengumpulan data sekunder, antara lain dilakukan dengan:
- Data-data statistik & data pokok kelurahan/desa
- Dokumen-dokumen perencanaan kelurahan
- Dokumen-dokumen rencana wilayah yang lebih makro
- Konsultasi dengan perangkat lurah dan Tim Teknis mengenai kondisi dan rencana
wilayah yang lebih makro
 Penyajian kondisi eksisting dalam peta, grafik, dan tabel/matrik
 Interpretasi data dan peta

Proses 1. Menyiapkan peta dasar, profil Permukiman, alat ukur dan peralatan survey
lainnya. Isi peta dasar dengan skala ketelitian 1:5000, minimal memuat :
a. Jaringan
 Jaringan jalan dan batas-batasnya
 Jaringan pola aliran air (spt selokan, drainase, sungai, dsb)
b. Hamparan
 Batas-batas administratif desa/kelurahan
32 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
 Batas-batas lahan/persil
 Batas-batas deliniasi kawasan permukiman kumuh dan kawasan
permukiman yang berpotensi menjadi kumuh.
 Batas-batas kawasan sesuai fungsinya seperti kawasan industri, kebun,
sawah, bukit, danau, sungai, jurang dll.
 Batas-batas dataran rendah atau tanah yang terendam air.
 Batas-batas kawasan khusus (kuburan, lindung, dsb)
c. Bangunan
 Bangunan rumah yang masih berdiri.
 Bangunan khusus (mesjid, gereja, kantor kelurahan/desa, dsb)
 Sisa-sisa bangunan dll.
2. Menyiapkan dokumen peraturan daerah, kebijakan dan perencanaan-perencanaan
pembangunan Kabupaten/kota yang akan mempengaruhi perkembangan kawasan
permukiman tingkat Desa/Kelurahan, seperti RKPKP, RP2KPKP, SIAP,Perda
Bangunan dan gedung, Perda tentang air minum, Standar permukiman (SNI),
RTRW, RDTR, RTBL, SPPIP, RISPAM, SSK, dan perencanaan lain yang terkait. Data
Kebijakan ini penting sebagai materi pendukung kegiatan kajian hasil PS
3. Melakukan Transek pengamatan wilayah Kelurahan/desa dan sekitarnya,
khususnya mengamati kondisi kawasan permukiman. Pada tahap berikutnya
mencatat temuan persoalan, potensi dan kendala pengembangan kawasan
permukiman (sosial, ekonomi , lingkungan dan nilai-nilai). Persoalan bisa
ditimbulkan dari dalam kawasan permukiman (faktor internal) dan bisa juga karena
dipengaruhi kegiatan dari kawasan sekitarnya (faktor eksternaleksternal)
4. Menyajikan hasil transek kedalam bentuk matriks, peta-peta tematik dan sistem
GIS
5. Sosialisasi hasil Pemetaan Swadaya melalui berbagai media
6. Finalisasi dan penyepakatan hasil Pemetaan Swadaya bersama pokja PKP dan
selanjutnya diuraikan kedalam Rona Wilayah Kelurahan/desa. Proses
penyepakatan ini intinya untuk menyelaraskan hasil temuan persoalan, potensi
dan kendala di tingkat kelurahan/desa dengan persoalan permukiman tingkat
kabupaten/kota

Keluaran Hasil identiifikasi persoalan, potensi dan kendala pengembangan dari Kegiatan
PS/Rona Permukiman Wilayah Kelurahan/Desa, selanjutnya disajikan kedalam
Matriks data, foto dokumentasi dan peta-peta tematik skala ketelitian 1:5000,
meliputi:
1. Data dan peta sinkronisasi batas deliniasi kawasan perencanaan permukiman
kumuh & rawan kumuh tingkat kelurahan/desa dan kawasan perencanaan
permukiman kumuh yang disepakati prioritas penangananya di tingkat
Kabupaten/Kota. Hasil sinkronisasi ini disepakati masyarakat pemerintah
Kelurahan, desa, kecamatan dan pokja PKP
2. Data dan peta kondisi permukiman kumuh dan rawan kumuh termasuk
persoalannya di tingkat kelurahan/desa (khususnya kawasan yang potensi
penangananya di tingkat kelurahan/desa), meliputi:
1) Tipologi dan karakteristik kawasan permukiman kumuh dan rawan kumuh
2) Data dan peta kondisi jumlah dan kepadatan penduduk kawasan

33 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


permukiman kumuh dan rawan kumuh
3) Data dan peta kepadatan dan kerapatan bangunan dan persoalannya
4) Data kondisi perumahan dan persoalannya
5) Data sosial masyarakat terkait budaya dan prilaku warga (termasuk
masyarakat Hukum Adat/MHA, benda cagar budaya dan kawasan lindung).
6) Data hasil kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi
sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan, potensi
infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta hasil kajian penyelesaian
persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan usaha
lokal produktif serta potensial.
7) Data dan peta status kepemilikan tanah dan persoalannya khususnya pada
kawasan permukiman kumuh
8) Peta kondisi Persil/Tapak Perpetakan tanah dan sempadan bangunan serta
data ketentuan teknis bangunan (koefisien dasar bangunan, koefisilen lantai
bangunan, ketinggian bangunan, sempadan bangunan dll)
9) Peta Perletakan Rumah (khususnya KK miskin)
10) Peta deliniasi dan data potensi wilayah rawan bencana, contoh kondisi area
genangan & banjir (luas, ketinggian air, lama genangan, penyebab dan
persoalannya)
11) Peta kondisi dan penyebaran sarana termasuk ruang publik (jenis, sebaran,
cakupan pelayanan, dsb)
12) Peta potensi ekonomi ( pasar, Industri, kerajinan dsb) dan sumber
penghidupan lainnya.
13) Peta kondisi sistem sarana dan prasarana dasar lingkungan/kawasan dan
kodisi koneksitas sistem sarana dan prasarana dasar antar desa/kelurahan
dalam kawasan perkotaan, antara lain:
 Peta kondisi sistem Jaringan Jalan lingkungan, lokal/kawasan dan sistem
koneksi pelayanan jaringan jalan tingkat kota
 Peta kondisi sistem sirkulasi dan Simpul-simpul Perhentian/Halte
 Peta kondisi sistem Jaringan Drainasi/Pematusan dan arah aliran air
(sungai) dan koneksitas ke sistem drainase skala kota
 Peta kondisi dan persoalan sistem Jaringan/ Saluran Limbah Rumah
Tangga
 Peta kondisi sistem Pengelolaan Sampah dan persoalan yang
ditimbulkannya
 Peta kondisi sistem pelayanan Air minum
 Peta kondisi pelayanan sistem Jaringan energi Listrik, dll
3. Kondisi kecenderungan perkembangan pembangunan dan fungsi ruang serta
sistem prasarana dasar kota yang teridentifikasi mempengaruh penurunan kualitas
permukiman kumuh (faktor eksternal), antara lain:
1) Peta kondisi Peruntukkan Lahan (land use) dan pola ruang wilayah
kelurahan/desa meliputi: kawasan konservasi/lindung dan budi daya
(industri, perumahan, perdagangan, wisata dll) yang mempengaruhi
perkembangan kawasan permukiman kumuh dan rawan kumuh
2) Kecenderungan perkembangan fungsi kegiatan wilayah kelurahan yang
berbatasan yang berdampak pada penurunan kualitas permukiman di
wilayah yang direncanakan
3) Sistem jaringan sekunder dan primer yang menimbulkan persoalan di
34 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
kawasan permukiman kumuh dan rawan kumuh, seperti genangan/banjir,
persoalan dampak kebakaran dan lain sebagainya
4) Peta kecenderungan perkembangan pembangunan fisik diwilayah
kelurahan/desa dan atau pembangunan kawasan perkotaan yang
mendorong tumbuhnya kegiatan perumahan baru yang rawan menjadi
kumuh
5) Peta kondisi persoalan permukiman lainnya yang perlu dicatat.
Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP
Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, kaum rentan dan remaja
Narasumbe Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator

c. Kajian/analisis Hasil Pemetaan Swadaya

Berbagai data yang sudah disajikan dalam peta, grafik, dan tabel, pada tahap berikutnya TIPP melakukan
analisis/kajian-kajian terhadap hasil Pemetaan Swadaya tersebut. Tujuan analisis adalah untuk
menemukenali dan merumuskan berbagai solusi penyelesaian persoalan dan mendayagunakan potensi,
melakukan sinkronisasi kajian kebijakan perencanaan dengan persoalan serta memperkirakan proyeksi
dan kebutuhan penanganan kawasan permukiman kumuh untuk mewujudkan visi dan misi permukiman
layak huni yang disepakati Kegiatan analisis yang dilakukan, meliputi analisis makro dan mikro kawasan.

Tujuan 1. Menemukenali dan menyepakati kawasan permukiman kumuh yang diprioritaskan


penanganannya dalam skala kota dan kawasan permukiman kumuh yang ditangani
di tingkat kelurahan/desa
2. Mewujudkan sinkronisasi dan keterpaduan pengembangan permukiman wilayah
Kelurahan/desa, antar kelurahan/ desa dan keterpaduan pengembangan
permukiman di wilayah kabupaten/kota
3. Menyelesaiakan persoalan utama dan pemanfaatan potensi (utamanya dikawasan
permukiman)
4. Menemukenali langkah-langkah pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru di
kawasan rawan kumuh
5. Memperkirakan kebutuhan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan
pengembangan pola penghidupan masyarakat/penghuni
6. Melakukan kajian terhadap potensi dampak negatif terhadap lingkungan (potensi
tingkat risiko bencana, kawasan lindung, benda cagar budaya
7. Melakukan kajian pengembangan dan pengelolaan dampak sosial budaya, nilai-
nilai terkait perubahan prilaku masyarakat, MHA dan pengadaan tanah atau
permukiman kembali.
8. Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses
kajian/analisis penyelesaian persoalan utama dan pendayagunaan potensi
pengembangan permukiman di wilayah Kelurahan/Desa secara partisipatif, dalam
rangka mewujudkan visi, misi dan cita-cita yang diharapkan
Metode FGD, review kebijakan, superimpos peta tematik dan peta perencanaan, analisis

35 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


koneksitas sistem pelayanan infrastruktur, analisis kebutuhan sesuai standar
pelayanan minimal dan SNI dan analisis keterpaduan pengembangan
kelurahan/desa, antar kelurahan/desa dan kelurahan/desa dengan wilayah lebih
luas (skala kota/kabupaten)
Proses 1. Pertama-tama dilakukan pemahaman kembali terhadap hasil pemetaan swadaya
2. TIPP melakukan koordinasi dan konsultasi intensif dengan pokja PKP untuk
menyepakati kawasan-kawasan permukiman prioritas yang ditangani skala kota
(bisa mencakup antar kelurahan dalam satu hamparan kawasan kumuh) dan
kawasan prioritas penanganan kumuh tingkat kelurahan/desa. Kawasan prioritas
skala kota secara rinci terakomodasi dalam perencanaan RP2KPKP/RKPKP, SIAP
dan dalam dokumen perencanaan kota yang setara. Sedangkan kawasan prioritas
tingkat kelurahan/desa terakomodasi dalam dalam dokumen RPLP dengan
kedalaman rencana teknis atau terakomodasi dalam RTPLP
3. Melakukan kajian/analisis makro kawasan, meliputi:
 Melakukan sinkronisasi/keterpaduan kajian penanganan permukiman kumuh
prioritas skala kota (kebijakan dan kebutuhan penanganan)
 Kajian analisis kebutuhan penanganan sistem pelayanan sistem jaringan dan
infrastruktur skala kota yang akan mempengaruhi penanganan kawasan
permukiman kelurahan/desa
4. Melakukan kajian/analisis mikro kawasan, meliputi:
 Melakukan kajian kebijakan dan isi dokumen perencanaan kabupaten/kota yang
mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman kumuh Kelurahan/desa
dan antar kelurahan/desa
 Melakukan kajian kebutuhan pengembangan (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan)
kawasan permukiman sesuai standar pelayanan minimum dan sesuai Standar
pengembangan kawasan Permukiman (SNI). Khusus untuk proyeksi penduduk
wilayah kelurahan dapat menggunakan hasil proyeksi penduduk yang tersedia
dan sudah disepakati di tingkat kabupaten/kota/kecamatan/kelurahan/desa.
Hasil proyeksi ini bersumber dari data statistik, dokumen RPJM Daerah, RPJM
Desa, RTRW/RDTR, Rencana Sektoral dan dokumen resmi lainnya. Sedangkan
untuk melakukan proyeksi penduduk dan kebutuhan pelayanan dikawasan
permukiman kumuh digunakan pendekatan daya dukung dan daya tampung
kawasan.
 Melakukan sinkronisasi dan keterpaduan/koneksitas perencanaan program &
kegiatan skala kota dan kelurahan/desa secara kolaborasi
5. Melakukan kajian/analisis terhadap pengelolaan lingkungan dan sosial :
 Kegiatan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, risiko bencana,
dampak negatif terhadap kawasan lindung dan benda cagar budaya.
 Kegiatan menimbulkan dampak negatif terhadap aspek sosial, MHA, pengadaan
tanah atau permukiman kembali.
1. Hasil kajian kesepakatan penetapan kawasan prioritas penanganan kumuh skala
Keluaran
kota (bisa mencakup antar kelurahan) dan kelurahan
2. Hasil kajian keterpaduan pengembangan kawasan prioritas penanganan kumuh
skala kota dan kelurahan
3. Hasil review/tinjauan kebijakan dan perencanaan-perencanaan pembangunan
kota. Kegiatan Review ini merupakan suatu upaya untuk memahami dan
36 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
sinkronisasi/keterpaduan kebijakan perencanaan pembangunan yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kawasan permukiman kumuh dan atau yang rawan menjadi
kumuh
4. Hasil kajian penanganan persoalan letak kawasan permukiman pada area
konservasi termasuk sempadan sungai
5. Hasil kajian kecenderungan perkembangan/pergeseran pola penggunaan lahan
(land use) dan pola ruang wilayah kelurahan, utamanya kecenderungan
perkembangan kawasan permukiman kumuh dan rawan kumuh.
6. Hasil kajian penanganan area genangan/banjir
7. Hasil kajian persoalan, potensi dan kendala pengembangan sosial (nilai-nilai dan
prilaku) dan kegiaatan ekonomi masyarakat kelurahan/desa
8. Hasil kajian terhadap penyelesaian persoalan kawasan permukiman
kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa (kumuh dan rawan menjadi kumuh)
9. Hasil kajian/analisis kebutuhan penanganan persoalan utama kawasan
permukiman kelurahan/desa dan antar kelurahan/desa (utamanya terkait
persoalan bangunan hunian dan pelayanan sarana dan prasarana dasar
permukiman termasuk kebutuhan ruang publik/8 indikator kumuh)
9. Hasil kajian kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi sumber
daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan, potensi
infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta melakukan kajian penyelesaian
persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi
rumah tangga, kegiatan usaha lokal produktif dan potensial serta akses
kesempatan kerja.
10.Instrumen pengelolaan dampak lingkungan (UKL-UPL, SOP/SPPDL, rencana
pengelolaan kawasan lindung atau benda cagar budaya).
11.Rencana pengelolaan risiko bencana pada wilayah terdampak (rencana
kontinjensi/Renkon untuk wilayah risiko tinggi bencana).
12.Instrumen pengelolaan dampak sosial (rencana pengadaan tanah, Konsolidasi
tanah/LC, permukiman kembali/LARAP dan rencana pengelolaan dampak sosial
masyarakat hukum adat atau MHA).
10.Hasil kajian/analisis risiko bencana dan mitigasi bencana pada Kelurahan/Desa
yang memiliki kawasan rawan bencana. Kawasan-kawasan yang menjadi bahan
analisis risiko bencana adalah :
 Kawasan padat penduduk dan pemukiman kumuh atau rawan kumuh
 Kawasan yang memiliki kelerengan lahan yang terjal
 Kawasan bantaran sungai
 Kawasan lereng gunung berapi
 Kawasan pantai
 Dll
Pengelolaan lingkungan dan sosial lebih rinci dijelaskan pada Kerangka Kerja
Penglolaan Lingkungan dan Sosial/ESMF dan petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan
Lingkungan dan Dampak Sosial program KOTAKU.
11.Menyajikan hasil kajian kedalam bentuk matriks dan peta-peta tematik analisis
dan sistem GIS
12.Sosialisasi hasil kajian/analisis melalui berbagai media
13.Finalisasi dan penyepakatan hasil kajian/analisis bersama pokja PKP, selanjutnya

37 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


disajikan dalam uraian analisis peningkatan kualitas dan pencegahan kawasan
kumuh wilayah kelurahan/desa
Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP
Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, kaum rentan dan remaja
Narasumbe Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator

Catatan:
1. Kawasan kumuh prioritas skala kota terakomodasi dalam dokumen perencanaan tingkat kota
(RP2KPKP dan perencanaan yang setara), dan ditetapkan dengan kriteria: kawasan kumuh yang
masuk katagori kumuh berat, kawasan kumuh dalam satu hamparan lintas kelurahan (permukiman
pinggir sungai, pesisir sekitar kawasanan industri, masuk kawasan strategis nasional, provinsi dan
kabupaten/kota dan kriteria lain yang disepakati Pokja dan pemerintah tingkat kelurahan, desa,
kecamatan dan masyarakat).
2. Kawasan kumuh prioritas penanganan skala kelurahan/desa, terakomodasi dalam dokumen
perencanaan RPLP, dan ditetapkan dengan kriteria: Kawasan kumuh yang masuk katagori kumuh
ringan sampai sedang, kawasan rawan kumuh, kawasan kumuh dalam satu hamparan luas lahan yang
relatif kecil dan kriteria lain yang disepakati pemerintah kelurahan/desa, camat, BKM dan masyarakat
3. Kawasan prioritas penanganan kumuh dan pencegahan kumuh tingkat kelurahan terakomodasi
dalam dokumen RPLP dengan kedalaman rencana teknis. Namun bila dipandang perlu dan disepakati
bersama pokja PKP maka kawasan prioritas penanganan kumuh tingkat kelurahan/desa dapat
terakomodasi dalam dokumen perencanaan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman
kumuh (RTPLP) yang terpisah dengan dokumen RPLP
4. Bilamana dalam penyusunan Rencana Teknis dihadapkan adanya kendala status kepemilikan lahan,
kawasan kumuh berlokasi pada area konservasi dan hambatan lain yang cukup berat untuk
disepakati penyelesaiannya, maka proses penyusunan perencanaan Rencana Teknis dapat
dilanjutkan sampai tahun berikutnya (sampai adanya solusi dan kesepakatan penyelesaian hambatan
yang dimaksud)

3.2.4 Tahap Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP dengan kedalaman
rencana teknis)

Pengertian RPLP, adalah:


a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP dengan kedalaman rencana teknis) merupakan
dokumen perencanaan kelurahan/desa yang disusun secara partisipatif dan wajib dilengkapi
skenario penanganan (road map), program-program dan kegiatan yang lebih terukur dalam
pencapaian 0 Hektar kawasan kumuh pada tahun 2019 (output base)
b. RPLP adalah dokumen perencanaan kelurahan/desa yang disusun dengan mewujudkan
keterpaduan/keselarasan perencanaan tingkat keluraha/desa dan perencanaan tingkat
Kabupaten/Kota. Muatan inti RPLP terkait perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman wajib terakomodasi dalam RPJM Daerah, RPJM Desa, RKP dan Renstra Kecamatan.

38 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


c. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah rencana pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh wilayah Desa/Kelurahan untuk kurun waktu 5 tahun. Rencana ini
disusun berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi
lingkungan permukiman mereka serta mendukung kesiap-siagaan masyarakat terhadap bencana.
d. RPLP merupakan rencana spatial tingkat Kelurahan dan Desa yang disusun dengan kedalaman
rencana teknis kawasan. Dalam dokumen perencanaan RPLP diarahkan rencana spatial, sistem
sarana prasarana, arahan sosial dan eknomi (sumber penghidupan). Dalam arahan rencana pada
kawasan permukiman yang ditetapkan sebagai kawasan prioritas penanganan perlu dikaji dan
diuraikan secara lebih terukur dalam sub bagian rencana teknis peningkatan kualitas permukiman
kumuh.
e. Dokumen RPLP disusun dengan pengarusutamaan pengelolaan lingkungan, sosial dan gender yang
baik.
f. RPLP merupakan dokumen perencanaan partisipatif yang disajikan pada peta dengan skala
ketelitian 1:5000 dan pada lokasi kawasan prioritas disajikan pada peta dengan skala ketelitian
1:1000
g. RPLP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kawasan bagi masyarakat,
pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa.

Syarat-syarat penyusunan RPLP dengan kedalaman rencana teknis


a. Ada komitmen Pemerintah kelurahan/desa/kecamatan dan kemauan masyarakat untuk
menata lingkungan permukiman secara lebih terencana, memiliki tata ruang, keteraturan
bangunan dan pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana dasar termasuk ruang publik
serta hasil perencanaan yang tanggap bencana dan lebih baik dari sebelumnya.
b. Tersedia data base dan profil permukiman kelurahan/desa sebagai data dasar untuk
memahami tipologi kawasan permukiman, termasuk Permukiman kumuh dan kawasan yang
rawan menjadi kumuh.
c. Tersedia atau dapat diadakan peta topografi dan penggunaan lahan yang berskala 1 : 1.000
atau 1 : 5.000.
d. RPLP dan RTPLP harus disusun secara partisipatif dan kolaborasi serta disepakati pemerintah
kelurahan/desa/kecamatan dan warga masyarakat. Kesepakatan tersebut diketahui oleh
Pemerintah kota/kabupaten (Pokja PKP). Proses pengesahan dilakukan setelah terselenggaranya
kegiatan forum konsultasi proses perencanaan kelurahan/desa dan tingkat kota/kabupaten.
Proses konsultasi tersebut dilakukan oleh TIPP, lurah/kades/ camat, BKM/LKM dan Pokja PKP,
untuk memastikan bahwa RPLP tersebut telah selaras dan terintegrasi dengan rencana tata ruang
dan rencana sektoral pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan dan untuk mengelola
lingkungan secara baik.
Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman dimulai dari visi & misi/gagasan
strategis yang sudah dibangun sesuai visi & misi permukiman tingkat kota, Pemetaan Swadaya
yang menguraikan rona kawasan (kondisi eksisting) dan hasil kajian/analisis yang telah dilakukan
pada tahapan sebelumnya, selanjutnya dirumuskan gagasan/alternatif konsep dan perencanaan
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman Kelurahan/Desa yang lebih mendukung pola
penghidupan dan kehidupan warga kelurahan tersebut (Sosial-Ekonomi-Lingkungan)
Rumusan perencanaan tersebut tersebut harus mencakup hal-hal pokok sebagai berikut:
Alaternatif konsep/gagasan peningkatan kualitas permukiman kumuh, arahan regulasi

39 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


pengadaan tanah, perijinan dan pengawasan dan pengendalian pembangunan perumahan,
rencana tata guna lahan, penataan dan keteraturan bangunan , arahan pengembangan sosial
dan pola penghidupan masyarakat dan rencana sistem sarana dan prasarana dasar
lingkungan/kawasan (7 indikator kumuh) yang terkoneksi ke sistem sarana dan prasarana dasar
antar desa/Kelurahan/kawasan perkotaan dan pemenuhan pelayanan ruang publik serta jalur
mitigasi bencana. RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan RTPLP wajib dilengkapi skenario
(road map) program dan kegiatan terukur terkait peningkatan kualitas permukiman dan
pencegahan kumuh baru sesuai visi dan misi dalam rangka pencapaian target 0 Hektar kawasan
kumuh sampai dengan 2019.
Tahapan penyusunan RPLP secara ringkas disajikan pada matriks berikut ini:

Tujuan 1. Merumuskan alternatif konsep/gagasan penanganan permukiman (pemugaran,


peremajaan dan permukiman kembali) berbasiskan hasil perumusan visi & misi,
Pemetaan Swadaya dan hasil kajian/analisis terdahulu
2. Merumuskan perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan
pencegahan kawasan kumuh baru
3. Merumuskan skenario (road map) program dan kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh, untuk mewujudkan lingkungan
permukiman yang teratur dan layak huni sesuai visi & misi
4. Merumuskan Aturan Bersama

Metode Rembug , FGD


Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyusunan dokumen RPLP
dengan kedalaman rencana teknis
2. Melakukan diskusi & rembug untuk merumuskan isi dokumen RPLP dengan
kedalaman rencana teknis. Isi dokumen tersebut, meliputi:
a. Uraian visi & misi permukiman layak huni
b. Uraian indentifikasi persoalan, kendala dan potensi yang intinya terkait 7
indikator kumuh termasuk uraian area konservasi/lindung, pola ruang budidaya
(fungsi kegiatan industri, wisata, perdagangan dan jasa, pergudangan dan
fungsi lainya yang mempengaruhi kawasan permukiman kumuh dan rawan
kumuh. Uraian ini berbasiskan hasil Pemetaan Swadaya
c. uraian review kebijakan dan perencanaan pembangunan kota yang
mempengaruhi perkembangan kawasan kumuh dan rawan kumuh
d. Uraian hasil kajian/analisis makro dan mikro kawasan
perumusan skenario, alternatif konsep dan penetapan kawasan prioritas kepada
Lurah/kepala Desa, TIPP, BKM/LKM
3. Melakukan diskusi & rembug untuk merumuskan alternatif konsep/gagasan
peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat kelurahan/desa mencakup kawasan
kumuh 1, kawasan kumuh 2 dan seterusnya
Berdasarkan hasil PS dan analisis, TIPP dan masyarakat mengembangkan gagasan-
gagasan awal perencanaan sebagai alternatif konsep pencapaian visi dengan
menangani persoalan utama dan mengoptimalkan potensi secara komprehensif.
Perumusan alternatif konsep ini dibahas bersama pokja PKP untuk mendapatkan
umpan balik Pemerintah Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan sebagai strategi
terbaik dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh.

40 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Alternatif gagasan/konsep peningkatan kualitas permukiman kumuh ini, memuat:
a. Alternatif konsep/gagasan perencanaan kawasan kumuh (sosial, ekonomi dan
lingkungan) untuk menangani kendala/persoalan dan mengoptimalkan potensi
menuju visi, yang telah diselaraskan dengan kebijakan dan rencana-rencana
pembangunan wilayah kabupaten/kota yang lebih luas dan memberi manfaat
besar bagi warga miskin
b. Alternatif gagasan/konsep peningkatan kualitas permukiman dengan pola
rehabilitasi/pemugaran, peremajaan dan relokasi yang dirumuskan secara
terpadu dengan perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh tngkat
kabupaten/kota.
c. Pemilihan altenatif konsep/gagasan penanganan kawasan kumuh
kelurahan/desa dengan melibatkan pokja PKP dan disepakati warga.
d. Perumusan uraian konsep/gagasan terpilih, yang disajikan pada gambar-
gambar dan peta-peta konsep peningkatan kualitas permukiman. Gambar dan
peta ini bisa disajikan tanpa skalatis namun informatif dan jelas.
4. Merumuskan arahan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru, meliputi:
a. Arahan regulasi perijinan pembangunan kawasan permukiman,
b. Arahan peningkatan pengawasan perkembangan pembangunan kawasan
permukiman,
c. Arahan pemberdayaan dalam rangka penyadaran masyarakat kelurahan (perubahan
prilaku) yang dilengkapi rancangan kegiatan sosialisasi/kampanye/strategi
komunikasi yang berkesinambungan
d. Arahan rencana pembangunan jaringan jalan lokal kelurahan sebagai pengarah
pembangunan perumahan baru.
e. Arahan regulasi investasi pembangunan skala besar (industri, pariwisata, kota baru,
perumahan dll) di perkotaan dengan mewajibkan investor pengelola kawasan skala
besar tersebut untuk menyediakan perumahan bagi karyawan/buruh, sesuai
peraturan perundangan terkait.
5. Merumuskan rencana pengembangan kawasan di wilayah Kelurahan/Desa yang
diuraikan ringkas dan disajikan pada peta skala ketelitian 1:5000. Rencana ini
dirumuskan untuk mendukung keteraturan kawasan permukiman kumuh wilayah
kelurahan/desa, memuat:
a. Arahan pengembangan sosial dan kependudukan
b. Arahan pengembangan kegiatan ekonomi lokal
c. Rencana pola ruang (lindung dan budidaya/non lindung
d. Rencana sistem sarana dan prasarana dasar yang terkoneksi ke kawasan
permukiman kumuh dan sarana dan prasarana skala kota (jaringan jalan dan
sirkulasi, drainase, air minum, pengelolaan limbah, sampah dan sanitasi dan
sistem infrastruktur lainnya
e. Rencana ruang publik skala kelurahan
6. Merumuskan Rencana Peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat
Kelurahan/Desa berbasiskan hasil kesepakatan penetapan kawasan prioritas
penanganan skala kota dan kelurahan. Rencana ini disajikan secara rinci dan lebih
terukur dalam perencanaan dengan kedalaman rencana teknis/site plan (skala ketelitian
peta 1:1000). Rencana ini memuat:
a. Arahan sosial dan nilai-nilai/perubahan prilaku
b. Rencana kepadatan penduduk
c. Rencana area konservasi
41 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
d. Rencana penataan keteraturan bangunan
e. Rencana intensitas dan ketentuan teknis bangunan (KDB, KLB, ketinggian
bangunan, sempadan sungai, sempadan pantai)
f. Rencana peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar kawasan (jaringan
jalan dan sirkulasi, drainase, air minum, limbah rumah tangga, sampah dan
sanitasi, listrik/energi, telekomunikasi dan kebutuhan rencana area resapan,
sumur resapan dan kebutuhan lain yang yang dianggap penting). Rencana ini
terkoneksi ke sistem jaringan skala kota (sekunder dan primer)
g. Arahan penanganan resiko dan mitigasi bencana termasuk proteksi kebakaran
h. Arahan pengembangan kehidupan dan sumber-sumber penghidupan serta
pengembangan ekonomi lokal.
7. Merumuskan arahan skenario (road map) yang memuat pentahapan peningkatan
kualitas permukiman untuk kurun waktu 5 tahun dalam rangka pencapaian target
0 hektar kumuh sampai dengan 2019. Arahan skenario ini disinkronkan dengan
skenario penanganan kumuh tingkat kota
8. Merumuskan arahan matrik investasi program dan kegiatan secara komprehensif,
terukur dan dilengkapi kebutuhan estimasi biaya pembangunan untukm kurun
waktu 5 tahun yang dirinci kedalam rencana tahunan
9. Merumuskan Aturan bersama
10.Melakukan sosialisasi hasil perencanaan tingkat Kelurahan/Desa melalui berbagai
media
11.Uji publik rancangan kegiatan perencanaan
12.Finalisasi dan pengesahan dokumen perencanaan RPLP oleh Bupati/Walikota atau
pejabat yang ditunjuk (Sekretaris Daerah, Bappeda dan pejabat lainnya)
Keluaran 1. Tersusunnya alternatif konsep penanganan permukiman (pemugaran, peremajaan
dan permukiman kembali/relokasi) sesuai visi/gagasan/cita-cita masyarakat
2. Terususnnya rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
3. Tersusunnya skenario (road map) pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman tingkat Kelurahan/Desa
4. Tersusunnya matrik investasi program dan kegiatan secara menyeluruh
5. Tersusunnya Aturan Bersama
Pelaksana TIPP
Peserta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
Narasumbe Pokja PKP, Pemda, Camat dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator

3.2.5 Penyusunan Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)

RTPLP merupakan bagian dari RPLP yang dapat disusun dalam dokumen yang terpisah, sesuai
kesepakatan TIPP dan popkja PKP. RTPLP merupakan rencana teknis yang terukur dengan kedalaman
rencana tapak (site plan). Rencana ini disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000. Langkah-

42 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


langkah penyusunan RTPLP sama dengan langkah-langkah penyusunan RPLP. Namun langkah-langkah
penyusunan RTPLP lebih ditekankan pada hal-hal, sebagai berikut:

3.2.5.1 Persiapan

1. Sosialisasi di Tingkat Kawasan Prioritas Permukiman kumuh


Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memahami pelaksanaan kegiatan RTPLP kepada warga
masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan permukiman prioritas kumuh. Melalui sosialisasi ini
diharapkan warga masyarakat mau terlibat secara partisipatif membangun lingkungan hunian yang
teratur dan layak huni sesuai visi & misi/gagasan atau cita-cita masyarakat yang telah disepekatai
sebelumnya.

Tujuan Melakukan sosialisasi dan pemahaman pelaksanaan kegiatan RTPLP kepada


warga/masyarakat yang bermukim di kawasan prioritas kumuh terpilih.

Metode Rembug/FGD/Pameran/musyawarah warga


1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan sosialisasi
Proses
penyusunan perencanaan RTPLP di kawasan prioritas kepada Lurah/kepala Desa,
Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Menyelenggarakan sosialisasi pelaksanaan kegiatan penyusunan RTPLP, melalui
kegiatan musyawarah warga untuk menjelaskan rencana kerja penyusunan RTPLP.
Musyawarah warga ini harus menghadirkan secara seimbang kaum perempuan dan
laki-laki serta kaum rentan, khususnya di kawasan prioritas

1. Warga masyarakat mengetahui dan paham kawasan permukimannya akan


Keluaran
dilaksanakan penyusunan perencanaan RTPLP secara partisipatif
2. Masyarakat mengetahui dan memahami isi RTPLP bagian dari RPLP, yang akan
dilaksanakan di kawasan prioritas permukiman kumuh,
3. Terbangunnya semangat masyarakat untuk segera melaksanakan

Pelaksana TIPP
 Lurah, Kepala Desa, Perguruan Tinggi dan kelompok peduli lainnya serta Warga
Peserta
masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
 warga dikawasan yang berbatasan Des diwilayah yang berbatasan
Narasumbe Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat, Swasta, Perguruan Tinggi, LSM dan
r kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator

2. Penguatan TIPP
Melakukan penguatan kembali TIPP, agar memahami dan mampu melakukan penyusunan
perencanaan yang lebih rinci dan terukur dengan kedalaman rencana tapak (site plan)

43 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3.2.5.2 Penajaman Visi dan misi
Pada tahap ini dilakukan dengan cara yang sama pada saat penyusunan RPLP dengan kedalaman
rencana teknis. Namun pada tahap ini tidak merumuskan visi dan misi baru, tapi lebih menjabarkan visi
dan visi yang telah disepakati kedalam alternatif konsep dan gagasan peningkatan kualitas permukiman
kumuh kelurahan/desa

3.2.5.3 Pemetaan Swadaya di Kawasan Prioritas


Pelaksanaan kegiatan pemetaan swadaya di kawasan prioritas kelurahan/desa dilakukan bila hasil PS di
tingkat Kelurahan/Desa dan data base line/profil permukiman masih perlu dilengkapi. Kegiatan PS di
kawasan prioritas dilakukan secara lebih rinci dan terukur dan disajikan pada peta berskala 1:1000 atau
pada lokasi tertentu disajikan pada peta skala 1:500. Tahapan yang dilakukan, adalah:

Tujuan 1. Melakukan pemetaan kondisi eksisting kawasan prioritas


2. Melakukan identifikasi persoalan, potensi dan kendala penataan dan peningkatan
kualitas kawasan permukiman kumuh di kawasan prioritas
3. Melakukan kajian persoalan, potensi dan kebijakan perencanaan pembangunan
tingkat kota serta melakukan analisis kebutuhan penanganan kawasan
permukiman kumuh termasuk analisis resiko bencana.

Metode Rembug/FGD dan survey


Tahapan Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan PS di kawasan
prioritas kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Mempersiapkan peralatan survey, peta dasar dan perlengkapan surevey lainnya
4. Mempersiapkan kebijakan dan perencanaan kabupaten/kota yang akan
mempengaruhi pembangunan kawasan prioritas, seperti RTRW, RDTR, RTBL,
RKPKP, SIAP, NUAP, PLPBK, RPJM Desa, Renstra kelurahan dan kebijakan lainnya
5. Mencermati hasil PS yang telah dilakukan sebelumnya. Bila hasil PS dinilai
memadai, maka kegiatan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya (konsep
penanganan kawasan prioritas kumuh).
6. Melaksanakan survey pengamatan kawasan prioritas
7. Melakukan kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi sumber
daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan, potensi
infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta melakukan kajian penyelesaian
persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan usaha lokal
produktif serta potensial di kawasan prioritas.
8. Melakukan kajian penanganan persoalan, pemanfaatan potensi (SEL) dan sinkronisasi
kebijakan dan perencanaan pembangunan tingkat Kota
9. Merumuskan hasil PS dan disajikan kedalam matriks data dan peta-peta tematik
10.Merumuskan Rona permukiman kumuh prioritas

Keluaran Rumusan hasil identifikasi dan kajian/analisis persoalan, potensi, kendala dan
kebijakan & perencanaan serta analisis kebutuhan dan kapasitas pengembangan
kawasan prioritas. Data yang dihasilkan meliputi:

44 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


1. Profil kawasan prioritas permukiman kumuh
2. Data dan profil sosial budaya/prilaku masyarakat penghuni
3. Data kondisi bangunan (rumah dan fasilitas) dan persoalannya
4. Data Status kepemilikan lahan tanah setiap perpetakan persil
5. Data dan kondisi tata letak bangunan dan persoalannya
6. Data kondisi dan persoalan Ruang Publik
7. Data kondisi dan persoalan sistem air bersih
8. Data kondisi dan persoalan sistem sanitasi
9. Data kondisi dan persoalan sistem persampahan
10.Data kondisi dan persoalan sistem drainase
11.Data kondisi dan persoalan sistem jaringan jalan dan pola sirkulasi
12.Data kondisi dan persoalan pelayanan fasilitas sosial (jenis, sebaran, cakupan
pelayanan, dsb)
13.Data hasil kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi sumber
daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi keuangan, potensi
infrastruktur/fisik, dan potensi sosial budaya) serta hasil kajian penyelesaian
persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan usaha lokal
produktif serta potensial di kawasan prioritas.
14.Data persoalan sosial budaya, masyarakat hukum adat (MHA), kawasan dan benda
cagar budaya bila ada.
15.Data kondisi dan peta wilayah rawan bencana, misalnya : kondisi area genangan
& banjir (luas, ketinggian air, lama genangan, penyebab dan persoalannya)

Pelaksana TIPP
Peserta  Lurah, Kepala Desa, RT/RW dan kelompok peduli lainnya serta Warga masyarakat
termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat, city changer dan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator

Tahap berikutnya TIPP difasilitasi dan didampingi untuk melakukann tahap kajian hasil Pemetaan
Swadaya Kawasan Prioritas RTPLP. Langkah-langkah kajian yang dilakukan, seperti tersaji pada matriks
berikut ini:

Tujuan 1. Mewujudkan sinkronisasi dan keterpaduan pengembangan/penataan permukiman


kawasan prioritas (RTPLP) dengan rencana permukiman wilayah Kelurahan/desa
dan antar kelurahan/ desa (RPLP)
2. Menyelesaiakan persoalan utama dan pemanfaatan potensi (utamanya
dikawasan permukiman prioritas)
3. Memperkirakan kebutuhan peningkatan kualitas permukiman kumuh di kawasan
prioritas
4. Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses
kajian/analisis penyelesaian persoalan utama dan pendayagunaan potensi dalam
rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh di kawasan prioritas secara
partisipatif, untuk mewujudkan visi, misi dan cita-cita yang diharapkan

45 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Metode FGD, review kebijakan, superimpos peta tematik dan peta perencanaan, analisis
koneksitas sistem pelayanan infrastruktur, analisis kebutuhan sesuai standar
pelayanan minimal dan SNI dan analisis keterpaduan penyelesaian persoalan
kawasan prioritas dengan perencanaan tingkat kelurahan/desa dan antar
kelurahan/desa dan kelurahan/desa
Proses 1. Melakukan kajian kebijakan dan isi dokumen perencanaan kabupaten/kota yang
mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman prioritas
2. Melakukan kajian kebutuhan pengembangan (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan)
kawasan permukiman sesuai standar pelayanan minimum dan sesuai Standar
pengembangan kawasan Permukiman (SNI)
6. Melakukan sinkronisasi dan keterpaduan perencanaan program secara kolaborasi
a. Hasil review/tinjauan kebijakan dan perencanaan-perencanaan pembangunan
Keluaran
kota. Kegiatan Review ini merupakan suatu upaya untuk memahami dan
sinkronisasi/keterpaduan kebijakan perencanaan pembangunan yang diperkirakan
dapat mempengaruhi kawasan permukiman prioritas
b. Hasil kajian penanganan persoalan letak kawasan permukiman kumuh pada area
konservasi termasuk sempadan sungai
c. Hasil kajian kecenderungan perkembangan/pergeseran pola penggunaan lahan
(land use) dan bangunan kawasan prioritas.
d. Hasil kajian penanganan area genangan/banjir
e. Hasil kajian persoalan, potensi dan kendala pengembangan sosial (nilai-nilai dan
prilaku) dan kegiaatan ekonomi masyarakat di kawasan prioritas RTPLP
f. Hasil kajian/analisis kebutuhan penanganan persoalan utama kawasan
permukiman kumuh kawasan prioritas (utamanya terkait persoalan bangunan
hunian dan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman termasuk
kebutuhan ruang publik)
g. Hasil kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan warga kawasan
prioritas (potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi
keuangan, potensi infrastruktur/fisik, dan potensi sosial) serta melakukan kajian
penyelesaian persoalan dan identifikasi kebutuhan untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi rumah tangga dan kegiatan usaha lokal produktif serta potensial
(merujuk pada POS Pengembangan Penghidupan Berbasis Masyarakat (PPBM)
h. Hasil kajian persoalan-persoalan sosial dan kearifan lokal masyarakat di kawasan
permukiman dan menyepakati penyelesaian persoalan-persoalan sosial warga
i. Hasil kajian penanganan persoalan tumpang tindih status kepemilikan lahan dan
bangunan
j. Hasil kajian persoalan perijinan bangunan/tumpang tindih ijin lokasi di kawasan
permukiman kumuh prioritas
k. Hasil kajian/analisis penanganan area resiko
l. Menyajikan hasil kajian kedalam bentuk matriks dan peta-peta tematik analisis
dan sistem GIS
m. Sosialisasi hasil kajian/analisis melalui berbagai media
n. Finalisasi dan penyepakatan hasil kajian/analisis bersama pokja PKP, selanjutnya
disajikan dalam uraian analisis peningkatan kualitas permukiman kumuh kawasan
prioritas
Pelaksana TIPP & Tim PS, Lurah, Kepala Desa, BKM /LKM dan Pokja PKP

46 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Peserta Warga masyarakat termasuk utamanya perempuan, kaum rentan dan remaja
Narasumbe Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator

3.2.5.4 Penyusunan perencanaan RTPLP

1. Tahap Perumusan Alternatif Konsep Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh


Tahap ini menguraikan gagasan konseptual yang menggambarkan keadaan sebenarnya, sesuai visi/cita-
cita permukiman ideal yang akan dituju pada masa mendatang. Konsep ini perlu disusun beberapa
alternatif dan selanjutnya dipilih dan disepakati konsep perencanaan yang terbaik. Langkah perumusan
konsep perencanaan RTPLP, adalah nsebagai berikut:

Tujuan a. Merumuskan alternatif gagasan konsep penanganan permukiman kumuh


dikawasan prioritas
b. Menetapkan gagasan konsep penanganan permukiman kumuh yang terbaik dan
logik.
Metode Rembug/FGD
Proses a. Melakukan coaching/on the job training terkait pentingnya perumusan alternatif
konsep penanganan permukiman kumuh di kawasan prioritas kepada
Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
b. Menyusun rencana kegiatan
c. Mempersiapkan data hasil PS dan Analisis termasuk peta-peta tematik (cermati
hasil kajian persoalan, potensi dan kebutuhan penanganan permukiman kumuh)
d. Mencermati data status kepemilikan tanah dan bangunan setiap perpetakan persil
lahan.
e. Mempersiapkan kebijakan dan perencanaan kabupaten/kota yang akan
mempengaruhi pembangunan kawasan prioritas, termasuk pengelolaan
lingkungan, sosial (kebijakan pertanahan dan perijinan bangunan hunian).
f. Mencermati kembali visi/gagasan pengembangan kawasan permukiman kumuh.
g. Melakukan diskusi/kajian pembahasan konsep penanganan kawasan permukiman
kumuh kawasan prioritas (apakah pemugaran, peremajaan, relokasi, kampung susun,
kampung deret dan gagasan lainnya) dengan model land consolidasion, land sharing
h. Merumuskan alternatif konsep penanganan permukiman kumuh kawasan prioritas.
i. Menetapkan konsep penanganan permukiman kumuh yang terbaik, yang paling
sesuai/rasional dan mudah diimplementasikan berdasarkan kesepakatan warga

Keluaran a. Alternatif Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Kawasan Prioritas


b. Konsep peningkatan kualitas permukiman kumuh terpilih.
Pelaksana TIPP dan pokja PKP

47 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Peserta  Lurah, Kepala Desa, RT/RW, Perguruan Tinggi, LSM dan kelompok peduli lainnya
serta Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
Narasumber Pemerintah Kabupaten/Kota, Camatdan kelompok peduli lainnya
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

2. Tahap Penyusunan Rencana peningkatan kualitas permukiman kumuh

Dari hasil pemetaan swadaya yang lebih rinci di kawasan prioritas dan kondisi nyata saat ini (lihat peta
Rona Awal) dan persoalan yang sedang dihadapi serta mempertimbangkan kesepakatan-kesepakatan
hasil analisis tentunya sesuai visi, misi & konsep penanganan kawasan permukiman kumuh kawasan
prioritas, tahap berikutnya dilakukan perumusan rencana penataan ruang dan bangunan yang lebih
mendukung pola penghidupan dan kehidupan warga di kawasan prioritas tersebut.

Sedangkan langkah-langkah perumusan RTPLP ini, meliputi:

Tujuan 1. Merumuskan Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman di Kawasan Prioritas


2. Merumuskan Aturan Bersama tingkat Komunitas
Metode Rembug/FGD
Proses 1. Melakukan coaching/on the job training terkait pentingnya perumusan rencana
penanganan permukiman kumuh di kawasan prioritas (RTPLP) kepada
Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM, RT/RW
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Mempersiapkan data hasil PS dan Analisis termasuk peta-peta tematik (cermati
hasil kajian persoalan, potensi dan kebutuhan penanganan permukiman kumuh)
4. Mencermati data status kepemilikan tanah dan bangunan setiap perpetakan persil
lahan
5. Mencermati kembali visi/gagasan pengembangan kawasan permukiman kumuh.
6. Mencermati kembali hasil diskusi/kajian pembahasan konsep penanganan kawasan
permukiman kumuh kawasan prioritas.
7. Merumuskan dokumen RTPLP, utamanya memuat Rencana Peningkatan Kualitas
Kawasan Permukiman Kumuh di kawasan prioritas
Keluaran Dokumen perencanaan RTPLP, memuat:
1. Arahan penataan permukiman kumuh kawasan prioritas dan pengembangan
kawasan prioritas ke depan sesuai Visi Kabupaten/Kota.
2. Arahan pengembangan kegiatan penghidupan berkelanjutan dengan pola
Pengembangan Penghidupan Berbasis Masyarakat (P2BM) di lokasi kawasan
prioritas.
3. Peta penggunaan lahan dan bangunan (kondisi eksisting)
4. Peta rencana tata ruang dan penataan bangunan kawasan prioritas dengan
kedalaman rencana tapak (site plan).
5. Peta rencana sistem jaringan jalan/ sirkulasi
6. Peta rencana sistem drainase
7. Peta rencana sistem pengelolaan sampah

48 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


8. Peta rencana sistem pengelolaan limbah rumah tangga
9. Peta rencana sebaran fasilitas sosial
10.Aturan bersama awal yang disepakati warga
11.Rencana pengamanan sosial dan lingkungan, utamanya terkait aspek legal
pengamanan bermukim (tanah dan perijinan)
12.Rencana Investasi dikawasan prioritas kumuh (indikasi program pembangunan
yang memuat rincian kegiatan, volume, biaya, sumber dana, instansi/stakeholder
yang terlibat, tahun pelaksanaan)
13.Rencana kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan kawasan pada tahun
pertama.
Pelaksana TIPP
Peserta Lurah, Kepala Desa, RT/RW dan kelompok peduli lainnya serta Warga masyarakat
termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja
Narasumbe Pokja PKP, Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

49 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


50 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
3. Perumusan Rencana Investasi Peningkatan kualitas permukiman (RTPLP)
a. Pengertian
Rencana investasi adalah suatu Rencana pembiayaan pembangunan dari RTPLP yang telah disusun
dan disepakati Lurah/Kepala Desa, Camat, Pokja PKPBKM dan Masyarakat. Rencana investasi ini
disusun untuk menerjemahkan program-program dan kegiatan pembangunan kawasan

51 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


permukiman kumuh ke dalam bentuk rencana investasi pembangunan kawasan prioritas untuk
kurun waktu 5 tahun, sesuai jangka waktu perencanaan.

b. Tujuan
Tujuan dari penyusunan rencana investasi adalah sebagai alat untuk mendorong para pihak
berkolaborasi dalam rangka meningkatkan kualitas permukiman kumuh diwilayah Desa/Kelurahan.

c. Ruang Lingkup Rencana Investasi


Dalam menyusun rencana investasi setidaknya berisi :

 Deskripsi umum program


 Organisasi pengelola
 Komponen kegiatan
 Sumber dan bentuk pendanaan (kolaborasi)
 Waktu dan Tahapan pelaksanaan
 Lampiran-lampiran pendukung sesuai kebutuhan
d. Waktu pelaksanaan
Rencana investasi disusun bersamaan saat penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas, diantaranya
memuat program-program dan kegiatan pembangunan kawasan prioritas penanganan permukiman
kumuh, untuk kurun waktu 5 tahun kedepan. Rencana investasi ini diimplementasikan sebagai
acuan pelaksanaan pembangunan dan penggalangan kegiatan kolaborasi pada saat diselesaikannya
dokumen RTPLP Kawasan prioritas. Contoh rencana investasi seperti dalam Tabel 2.1. Matriks
Rencana Investasi Pembangunan Kawasan Prioritas RTPLP.

Tabel : Rencana Investasi Pembangunan Kawasan Prioritas RTPLP


Program Pendanaan Tahun
Kebutuhan
/Komponen Volume Nilai 2014 201 2016 Keterangan
dana Sumber Bentuk
Kegiatan (Rp) 5 dst
1. Penataan 10 M
bangunan
2 Pembangunan ........ 100 juta BDI In cash 2018
jalan dan
drainase

........ .......
........ .......
3. Pengadaan 150 juta Dinas In kind - 2018
bibit tanaman Kehutanan
4. dst....

Setelah di lakukan rencana Invstasi dan pelaksanaan pembuatan DED maka disarankan untuk
menindaklanjuti RPLP/RTPL menjadi salah satu BAB/Sub BAB dari RPJMDes.
3.2.5.5 Perumusan Aturan Bersama
52 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
a. Pengertian
Aturan bersama adalah aturan-aturan kesepakatan dan komitmen warga/komunitas dikawasan
prioritas permukiman kumuh dan Kelurahan, untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang
teratur dan layak huni, sesuai kesepakatan dalam proses penyusunan RTPLP Kawasan prioritas
b. Tujuan
Alat kontrol bagi warga/komunitas untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang teratur, aman
dan sehat serta layak huni.
c. Isi aturan bersama
Isi aturan bersama bersifat tumbuh dan dapat dilengkapi secara bertahap sesuai kebutuhan. Untuk
memudahkan upaya implementasi dan alat kontrol pembangunan, maka sebaiknya isi dokumen
aturan bersama dapat dikelompokan, sebagai berikut:
 Urusan pembangunan dan penataan lingkungan permukiman kumuh dan rawan kumuh.
 Urusan pengembangan kegiatan usaha/ekonomi lokal dengan pola PPMK/P2B.
 Urusan sosial dan pelestarian nilai dan kearifan lokal.
 Urusan kelembagaan/unit pengelola pembangunan.

d. Proses Perumusan Aturan Bersama


 Menyusun kembali catatan-catatan hasil kesepakatan rembug warga pada saat proses
penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas kumuh, kedalam kelompok isi dokumen aturan bersama
yang disepakati, seperti: kesepakatan pengelolaan sampah, kesepakatan sempadan bangunan,
ketinggian bangunan, sempadan sungai, kesepakatan nilai retribusi untuk kegiatan tertentu,
kesepakatan penerapan sanksi pelanggaran tingkat komunitas dll.
 Menggali dan menyepakati nilai-nilai budaya masyarakat (kearifan lokal) yang dapat melengkapi
dan memperkuat isi Aturan Kesepakatan Bersama
 Melakukan konsultasi kepada Pokja PKP untuk menyelaraskan ketentuan-ketentuan kesepakatan
yang bersinggungan dengan peraturan daerah.
 Melakukan proses legalisasi dokumen aturan bersama menjadi peraturan Desa/Kelurahan.
 Diseminasi dokumen aturan bersama ke seluruh masyarakat
 Melakukan review dan melengkapi isi Aturan bersama secara berkala
Catatan: Aturan Bersama sebaiknya dibuat sangat sederhana dan menjadi pegangan setiap
kepala keluarga agar mudah diimplementasikan. Terkait Rencana Pengelolaan
infrastruktur, cantumkan di Aturan Bersama hanya yang terkait kewajibanyang harus
dilakukan seluruh masyarakat.

e. Keluaran (Output)
 Dokumen aturan bersama
 Terbentuknya lembaga tingkat komunitas yang disepakati bersama yang berperan dan
bertanggungjawab dalam implemetasi isi kesepakatan aturan bersama. Lembaga yang dimaksud
melibatkan unsur pemerintah desa/kelurahan, BKM/LKM dan UP-UP, tokoh masyarakat, lembaga
adat, kelompok perempuan/PKK dll.

53 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


f. Waktu pelaksanaan
Waktu efektif pelaksanaan aturan bersama disarankan setelah selesainya RTPLP kawasan prioritas
kumuh, atas dasar kesepakatan bersama. Implementasinya dilakukan secara bertahap dan dikontrol
langsung secara bertanggungjawab oleh Lurah, RT, RW, BKM/LKM, UP-UP dan Kelompok masyarakat
peduli yang disepakati sebagai lembaga pengelola aturan bersama.

g. Peran Pelaku
 Pelaksana: Lurah/Kepala Desa dan UPL
 Peserta: TIPP, TAPP, lembaga adat, tim teknis, tokoh masyarakat dan kelompok masyarakat peduli
 Fasilitator: Fasilitator Kelurahan

3.2.5.6 Rencana Pengelolaan

a. Pengertian
Rencana pengelolaan adalah dokumen perencanaan yang memuat aturan-aturan/ketentuan
pengelolaan hasil-hasil pembangunan Kawasan prioritas kumuh dan Kelurahan yang disusun dan
disepakati masyarakat, seperti:

 Lembaga pengelola pembangunan Kawasan prioritas dan Kelurahan yang dapat dibagi kedalam
Bidang Urusan Perencanaan, Bidang Urusan Kerjasama & Kemitraan dan Bidang Urusan
Pelaksanaan dan pemeliharaan pembangunan fisik.
 Lembaga pengelola Kawasan sentra produksi/ekonomi lokal, antara lain: Pengelola kawasan
sentra peternakan, home industri, kawasan desa wisata dll, sebagai wujud implementasi kegiatan
PPMK/P2B
 Lembaga pengelola dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan serta lembaga pengamanan sosial
seperti: pengelola RTH, persampahan, air minum, keamanan lingkungan, pemadam kebakaran
komunitas, pengelola penanganan resiko bencana tingkat komunitas dll.

Dokumen rencana pengelolaan diimplementasikan oleh masyarakat/komunitas, melalui wadah


lembaga pengelolaan pembangunan yang dibentuk oleh masyarakat secara partisipatif. Lembaga
pengelola tersebut merupakan perluasan peran dan fungsi UP-UP BKM, lembaga adat, RT, RW, Lurah
dan lembaga-lembaga lain ditingkat masyarakat yang dibangun secara sinergi.
b. Tujuan
 Membangun sistem ditingkat masyarakat/komunitas untuk melaksanakan fungsi kontrol,
perencanaan, pengendalian, pengawasan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan di Kawasan
Prioritas Kumuh dan Kelurahan secara menyeluruh.
 Memastikan proses pembelajaran perencanaan partisipatif, kolaborasi dan pelaksanaan
pembangunan dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri, melalui optimalisasi peran dan
fungsi lembaga pengelola pembangunan kawasan/kelurahan yang dibentuk dan disepakati
bersama.
 Membangun sistem yang mampu mengendalikan pengelolaan hasil-hasil pembangunan hanya
dikuasai kelompok-kelompok tertentu yang tidak berpihak pada upaya untuk mewujudkan
kesejahteraan warga miskin.

54 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


 Membangun kepercayaan (trust) kepada para pihak termasuk dunia usaha yang akan
berkolaborasi dengan masyarakat dalam merealisasikan rencana investasi yang telah disusun dan
disepakati masyarakat.

c. Ruang Lingkup Rencana Pengelolaan


Dalam menyusun rencana pengelolaan setidaknya berisi :
 Organisasi Pengelola antara lain :
o Strutur organisasi
o Peran, tugas, fungsi dan tanggungjawab (Job desc)
o Status hukum organisasi (legalitas)
 Aturan main:
o Mekanisme pengelolaan
o Kemanfaatan bagi orang miskin
o Strategi pemasaran
o Mekanisme kerjasama dengan pemanfaat dan pihak ketiga
o Pembagian keuntungan
 Hubungan antar lembaga:
o Organisasi Pengelola
o Kepala Desa/Kelurahan
o UP-UP BKM/LKM
o Pihak Ketiga

d. Waktu Pelaksanaan
Waktu pembentukan dan pelaksanaan tugas lembaga pengelola selambat-lambanya dilakukan
setelah tersusunnya RTPLP Kawasan prioritas.

e. Peran Pelaku
 Pelaksana: Lurah/Kepala Desa, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota
 Peserta: UP-UP BKM, TIPP, KSM, Lembaga adat, dan kelompok masyarakat peduli
 Fasilitator: Fasilitator Kelurahan

3.2.5.7 Uji Publik Dokumen Perencanaan RPLP & RTPLP

55 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Gambar 2.15. Tahapan II Perencanaan “Penyusunan RTPLP”

Melakukan uji publik dokumen perencanaan RPLP dan RTPLP secara bersamaan di tingkat
Kabupaten/Kota dan Kelurahan/Desa, untuk mendapatkan masukan dan koreksi penyempurnaan isi
dokumen perencanaan tersebut.

Tujuan Menyelenggarakan uji publik dokumen RPLP kedaqlaman rencana teknis di tingkat
kecamatan dan kabupaten/Kota untuk memahami isi dokumen perencanaan
kepada masyarakat luas dan sekaligus untuk mendapatkan masukan
penyempurnaan kedua dokumen perencanaan tersebut
Metode Pameran, Bazar dan lain-lain
1. Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan uji publik
Proses
dokumen perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis kepada
Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM dan Pokja PKP
2. Menyusun rencana kegiatan
3. Menyelenggarakan pameran, bazar dokumen perencanaan RPLP dan RTPLP
4. Melakukan pencatatan hasil masukan dan koreksi terhadap isi dokumen perencanaan
RPLP
5. Melakukan sosialisasi hasil uji publik melalui berbagai media
Keluaran Tersusunnya hasil masukan dan koreksi terhadap isi dokumen perencanaan RPLP
dengan kedalaman rencana teknis
Pelaksana TIPP bersama Pokja PKP
Peserta 1. SKPD, Lurah, Kepala Desa, Camat, Dunia Usaha/Swasta, Perguruan Tinggi dan
kelompok peduli lainnya serta Warga masyarakat termasuk perempuan,
masyarakat rentan dan remaja
2. Perangkat Kelurahan, Desa diwilayah yang berbatasan
Narasumbe Pemerintah Kabupaten/Kota, Pokja PKP, Camat, dan kelompok peduli lainnya
r
Fasilitator Tim Fasilitator dan Tim Korkot

56 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3.2.5.8 Pengesahan Dokumen Perencanaan RPLP dengan kedalaman rencana teknis

Gambar 2.15. Tahapan II Perencanaan “Pengesahan RPLP”

Dokumen RPLP yang telah disempurnakan diajukan oleh TIPP kepada Pokja PKP untuk selanjutnya
diajukan kepada Bupati/Walikota atau kepada pejabat yang didelegasikan oleh Bupati/Walikota untuk
menandatangani pengesahan dokumen perencanaan RPLP dan RTPLP. Tahapan ini difasilitasi oleh tim
Korkot

3.3. Tahap Pelaksanaan

Gambar 2.16. Tahapan III Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Dalam tahapan pelaksanaan kegiatan baik kegiatan sosial, ekonomi maupun infrastruktur harus sesuai
dengan perencanaan yang disusun dalam dokumen RPLP/RTPLP dan RA-P2B9. Pelaksanaan semua
kegiatan harus dilakukan dengan transparan dan akuntabel dimana setiap transaksi harus dapat
dipertanggungjawabkan dan dicatatkan dalam pembukuan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah dokumen RPLP/RTPLP dan RA-P2B disahkan oleh
pihak yang berwenang. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan yang tertera di RPLP/RTPLP dan
RA-P2B serta merupakan kegiatan prioritas penanganan permukiman kumuh yang sudah ditetapkan
sebelumnya.

Adapun sumber pembiayaan kegiatan pembangunan dapat berasal dari beberapa sumber diantaranya :
1. APBN/ Bantuan dana investasi
2. APBD
3. APB desa
4. Swasta
5. Swadaya
6. Dll

9
Perlu penjelasan singkat tentang RA-P2B karena dalam dokumen ini belum ada ditemukan sebelumnya.
57 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
Pelaksanaan tingkat kelurahan/desa meliputi kegiatan ekonomi, social, dan infrastruktur, antara lain
sbb:
a. Kegiatan investasi infrastruktur skala lingkungan
b. Kegiatan ekonomi terdiri dari :
 P2B (ekonomi rumah tangga dan ekonomi lokal)
 Kegiatan ekonomi lainnya sesuai kebutuhan masyarakat.
c. Kegiatan social, antara lain pengembangan kapasitas ditingkat Desa/Kelurahan dapat terdiri dari:
 Kegiatan peningkatan kapasitas, misalnya: i) pelatihan /on the job training kepada LKM/BKM, UP-
UP, pemerintahan kelurahan/desa, relawan, TIPP, KSM/Panitia, dan masyarakat; ii) sosialisasi
menerus; iii) Pelatihan /on the job training vocational; iv) dll.
 Pengembangan media warga dan media social untuk kepentingan masyarakat
 Pelaksanaan aturan bersama
 Pelaksanaan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
 Kegiatan pemasaran program permukiman. Rincian tata cara pemasaran program akan dijelaskan
dalam POS.
 Kegiatan social lainnya sesuai kebutuhan masyarakat untuk mencapai tujuan program dan visi
Permukiman

Pelaksanaan kegiatan umum dapat dilakukan secara tahunan atau berdasarkan kebutuhan. Prioritas
kegiatan yang akan dilaksanakan diseleksi berdasarkan kriteria berbasis kebutuhan dan diprioritaskan
adalah yang mempunyai dampak sebesar mungkin untuk pencapaian tujuan program yaitu 0 ha kumuh
dan visi Permukiman kelurahan. Tahap pelaksanaan terdiri dari persiapan pelaksanaan kegiatan dan
pelaksanaan. Buku ini akan menjelaskan mengenai pelaksanaan kegiatan infrastruktur yaitu tahap
konstruksi. Persiapan dan pelaksanaan kegiatan ekonomi dan social akan dibahas dalam POS tersendiri
sesuai dengan kebutuhan. UPL mengkoordinasikan kegiatan persiapan dan pelaksanaan kegiatan
infrastruktur tingkat kelurahan/desa.

Penjelasan rinci mengenai tahap pelaksanaan kegiatan infrastruktur dapat dilihat pada POS terkait.

1. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Kelurahan/Desa

Di bawah ini adalah tahapan persiapan untuk kegiatan infrastruktur tersier yaitu infrastruktur dengan
skala pelayanan tingkat kelurahan/desa.

Tabel 17. Kegiatan Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Kelurahan/Desa

Tujuan Terlaksananya persiapan pelaksanaan kegiatan tingkat kelurahan/desa.


Metode Pelatihan, pertemuan, FGD, dan kegiatan inovatif lainnya.
Proses 1. Melakukan pelatihan dan coaching/on the job training mengenai persiapan
pelaksanaan kegiatan tingkat kelurahan/desa kepada perangkat kelurahan/desa,
TIPP, BKM/LKM, Unit Pengelola Lingkungan (UPL), dan UPS.
2. Melakukan sosialisasi kegiatan persiapan pelaksanaan kegiatan tingkat
kelurahan/desa melalui berbagai media.

58 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3. Melaksanakan penyusunan rencana kerja persiapan pelaksanaan kegiatan tingkat
kelurahan/desa.
4. Penentuan prioritas infrastruktur yang akan dibangun berdasarkan RTPLP.
Penentuan prioritasi didahului dengan kesepakatan kriteria penentuan prioritas
infrastruktur termasuk proses seleksi prioritas infrastruktur tersebut. Infrastruktur
yang diprioritaskan adalah yang mempunyai dampak sebesar mungkin untuk
pencapaian tujuan program yaitu 0 ha kumuh dan visi Permukiman kelurahan.
Daftar prioritas infrastruktur dapat dibuat untuk jangka waktu lima tahunan, untuk
kemudian direview kembali secara tahunan disesuaikan dengan kebutuhan tahun
berjalan. Untuk kelurahan/desa yang tidak memiliki permukiman kumuh, prioritas
diberikan untuk kegiatan yang mempunyai dampak terbesar bagi pencegahan
kumuh baru.
5. Sinergi daftar prioritas infrastruktur dengan Renstra kelurahan/RPJM Desa dan
dikonsultasikan dengan pemerintah kota/kabupaten agar dapat dialokasikan
anggarannya dalam APBD dan/atau APBDes.
6. Penyusunan DED infrastruktur prioritas. TIPP dibantu oleh tenaga ahli teknis
menyiapkan DED (peta 1:100 – 1:50) atau gambar teknis untuk infrastruktur tersier
atau skala lingkungan yang ditetapkan sebagai prioritas pembangunan. Jika
infrastruktur tersebut terhubung dengan infrastruktur kota/kabupaten, maka perlu
koordinasi dengan pemerintah kota/kabupaten agar infrastruktur lingkungan
tersebut terhubung dalam jaringan kota/kabupaten.
7. Pembentukan KSM atau panitia pelaksana konstruksi secara transparan,
partisipatif, dan dapat dipertanggungjawabkan. KSM atau panitia pelaksana harus
mempertimbangkan keseimbangan jenis kelamin anggotanya. Perempuan dan laki-
laki mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama untuk memastikan
infrastruktur di wilayahnya berkualitas, berfungsi, dan dimanfaatkan dengan baik.
8. Pembentukan Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) dan penyepakatan
aturan operasi dan pemeliharaan, termasuk adanya iuran pemeliharaan
infrastruktur.
9. Penyusunan proposal pembangunan infrastruktur. Di dalam proposal tersebut
antara lain terdapat DED, metode pengadaan barang dan jasa, rencana kerja,
sumber pendanaan termasuk swadaya masyarakat, rencana pengamanan
lingkungan dan social, dll.
10. Persiapan pengadaan barang dan jasa tingkat kelurahan/desa berdasarkan
pedoman pengadaan barang dan jasa tingkat kelurahan/desa untuk program
KOTAKU.
11. MP2K (Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi?? Kegiatan) yang
memastikan kesiapan pelaksanaan konstruksi dengan mengecek penyelesaian
proposal seluruh infrastruktur prioritas oleh KSM/panitia pelaksana, metode
pengadaan barang dan jasa, rencana kerja, pembiayaan kegiatan (mekanisme
pencairan dan pemanfaatan bantuan dana investasi) termasuk swadaya
masyarakat, rencana operasi dan pemeliharaan, dll. Berdasarkan hasil MP2K, UPL
merekomendasikan kesiapan pelaksanaan konstruksi kepada BKM/LKM dan
lurah/kades dalam bentuk berita acara kesiapan pelaksanaan konstruksi.
12. Melakukan sosialisasi hasil persiapan pelaksanaan kegiatan nfrastruktur skala
tersier/lingkungan.
Keluaran 1. Daftar Infrastruktur prioritas
59 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
2. KSM/panitia pelaksana konstruksi
3. DED
4. Proposal pembangunan infrastruktur
5. Berita acara kesiapan pelaksanaan konstruksi.
Pelaksana 1. TIPP
2. Lurah/Kepala Desa
3. BKM/LKM
4. UPL
Peserta KSM/panitia pelaksana
Narasumbe Pokja PKP/tim teknis Pemda
r
Fasilitator Tim Fasilitator

2. Pelaksanaan Konstruksi tingkat kelurahan/desa

Tabel 21. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi tingkat kelurahan/desa

Tujuan Terlaksananya kegiatan konstruksi agar terbangun infrastruktur skala kelurahan/desa


yang berkualitas, berfungsi, dan dimanfaatkan dengan baik.
Metode Pelaksanaan konstruksi, monitoring, pencatatan pelaporan
Proses 1. Melakukan coaching/on the job training mengenai pelaksanaan kegiatan
konstruksi agar terbangun infrastruktur skala kelurahan/desa yang berkualitas,
berfungsi, dan dimanfaatkan dengan baik kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP,
BKM/LKM, Unit Pengelola Lingkungan (UPL).
2. Melakukan sosialisasi kegiatan pelaksanaan kegiatan infrastruktur skala
kelurahan/desa melalui berbagai media.
3. Melaksanakan penyusunan rencana kerja konstruksi. Untuk infrastruktur
kelurahan/desa yang terkait dengan infrastruktur skala kota/kabupaten atau
infrastruktur yang berada di wilayah kelurahan/desa lain, maka rencana kerja
konstruksi harus memperhatikan rencana pengamanan/pengelolaan lingkungan
dan sosial, sinergi waktu dan sumber daya pelaksanaaan konstrusi untuk seluruh
infrastruktur tersebut.
4. Penggalangan relawan pemantau konstruksi. Relawan ini bersama-sama dengan
BKM/LKM dan lurah/kades berperan untuk turut memastikan pelaksanaan
konstruksi dilaksanakan dengan baik.
5. Pelaksanaan konstruksi.
6. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pekerjaan konstruksi, baik pembukuan
keuangan maupun pelaporan infrastruktur.
7. Serah terima asset infrastruktur, jika pendanaan bersumber dari APBD dan/atau
APBN.
8. Melakukan sosialisasi hasil persiapan pelaksanaan kegiatan investasi infrastruktur
skala tersier/lingkungan.

60 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Keluaran 1. infrastruktur skala kelurahan/desa yang berkualitas, berfungsi, dan dimanfaatkan
dengan baik
2. laporan pertanggungjawaban kegiatan infrastruktur
Pelaksana 1. UPL
2. KSM/panitia pelaksana
3. Relawan pemantau kegiatan konstruksi
Peserta KSM/panitia pelaksana, relawan
Narasumbe Pokja PKP/tim teknis, Pemda
r
Fasilitator Tim Fasilitator

3.4. Tahap Keberlanjutan

Gambar 2.17. Tahapan IV Keberlanjutan KOTAKU Tingkat Desa/Kel

Tahapan keberlanjutan ini diartikan sebagai tahap setelah pelaksaaan lapangan dilakukan meskipun
demikian hal tersebut tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan sejak awal
proses dari tahapan persiapan, perencanaan dan pelaksanaan di mana di dalamnya ada tahapan
monitoring dan evaluasi. Upaya keberlanjutan pada program ini diuraikan sebagai berikut:

3.4.1 Pengembangan kelembagaan dan pembangunan kolaborasi secara menerus


Kegiatan pengembangan kelembagaan merupakan penguatan terhadap kelembagaan yang ada atau
membangun kelembagaan baru untuk mengawal seluruh proses penataan permukiman dan
penanganan permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa, dari membangun gagasan atau prakarsa
sampai dengan memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan. Untuk itu kelembagaan d itingkat
basis menjadi sangat penting seperti dibentuk/dibangunnya lembaga penilik (penjamin mutu/quality
assuarance) seperti penilik sampah, penilik bangunan, penilik kebakaran dsb. Di samping lembaga
lembaga tersebut juga harus diletakkan dasar kerja atau aturan main seperti antara lain dikembang kan
peraturan bangunan setempat, dsb. Agar mampu mengembangkan program atau kegiatan secara
inovatif. Kegiatan pengembangan kelembagaan sebagai berikut :

Tujuan 1. Terbangunnya lembaga baru atau memfungsikan lembaga yang sudah ada
untuk mengawal dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman;
2. Terlaksananya aturan bersama program permukiman secara konsisten dan
menerus;

61 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


3. Terlaksananya secara menerus pengembangan kapasitas pemerintahan
kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, KSM, Kelompok Pemanfaat dan
Pemelihara (KPP), lembaga lainnya, dan masyarakat terhadap pengembangan
kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman;
4. Terbangunnya kreatifitas dan inovasi dalam kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman.
Metode Pelatihan, study banding, workshop
Proses 1. Melakukan kegiatan pengembangan kapasitas kepada pemerintahan
kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, KSM, KPP, lembaga lainnya, dan
masyarakat melalui berbagai kegiatan pelatihan dan sosialisasi;
2. Melakukan kerjasama internal berbagai kelompok di dalam kelurahan/desa
dan kerjasama eksternal dengan berbagai pihak di luar kelurahan/desa seperti
perguruan tinggi, kelompok peduli, swasta, dan lainnya untuk
mengembangkan inovasi dalam kegiatan pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman.
Keluaran 1. Memliki kelembagaan (lembaga dan aturan) yang mampu secara mandiri
melaksanakan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman;
2. Adanya inovasi kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman.
Pelaksana Lurah/Kepala Desa, BKM/LKM,
Peserta Pemda, Camat, Perguruan Tinggi, Kelompok Peduli, KSM, KPP, masyarakat, dll
Narasumber Pokja PKP, Pemda, City Changer
Fasilitator Tim Fasilitator

3.4.2 Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah


Integrasi perencanaan dan penganggaran daerah yang mulai dilaksanakan pada tahap perencanaan
tujuannya adalah untuk memastikan target penanganan permukiman kumuh menjadi 0 persen pada
tahun 2019 serta memiliki hunian yang layak dan berkelanjutan. Proses integrasi fokusnya pada
skenario penanganan permukiman kumuh yang sudah menghasilkan investasi kegiatan, bisa terintegrasi
dengan RPJM Desa/RKP desa atau rentstra/renja kecamatan serta perencanaan pembangunan
kota/kabupaten. Mengingat kebutuhan pembiayaan penanganan permukiman kumuh ini sangat besar
dan kemampuan anggaran pusat dan daerah juga terbatas, maka diperlukan investasi yang terdapat
dalam RPLP/RTPLP dipasarkan kepada swasta dan kelompok peduli lainya untuk ikut berkontribusi
dalam menangani permukiman kumuh perkotaan, termasuk menggalang sebesar mungkin swadaya
masyarakat. Keswadayaan masyarakat merupakan komponen utama dalam penganggaran program
permukiman.

1. Landasan Yuridis Proses Integrasi Perencanaan Permukiman Tingkat kelurahan/Desa


a. UU no 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
b. UU no 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. UU no 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
d. UU no 6 Tahun 2014 tentang Desa

62 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


e. UU no 23 Tahun 2014 tentang Pemda;
f. PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN;
g. PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
h. PP no 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
i. Permendagri no 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

2. Kedudukan/Posisi Perencanaan RPLP dan RTPLP Kelurahan dalam Sistem Perencanaan Daerah
Kedudukan dokumen perencanaan permukiman tingkat kelurahan (RPLP) perlu diintegrasikan kedalam
Renstra Kecamatan, agar dapat masuk kedalam proses Musrenbang Kecamatan, Rencana Kerja
Kecamatan (Renja). Dari hasil kesepakatan di tingkat Kecamatan selanjujtnya diajukan ke Musrenbang
kabupaten/Kota sebagai landasan untuk masuk dalam proses penyepakatan Rencana penganggaran
pembangunan kelurahan (RKP). Proses integrasi ini dipandang perlu dilakukan sesuai jadwal sistem
perencanaan pembangunan daerah. Melalui proses integrasi ini tentunya memberikan peluang lebih
besar implementasi perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat Kelurahan
mendapatkan pembiayaan pembangunan dari APBD maupun dari sumber-sumber pembiayaan lain
secara kolaborasi. Posisi perencanaan RPLP secara jelas disajikan pada gambar berikut ini:

3. Proses penyusunan RPJM Desa Dalam Sistem Penganggaran Daerah


Sebagian wilayah sasaran program KOTAKU adalah wilayah Desa yang telah di atur sistem penganggaran
daerah. Sistem penganggaran pembangunan Desa secara otonom memiliki alokasi anggaran
pembangunan Desa untuk berbagai sektor yang mendorong kemajuan pembangunan desa tersebut.
Penganggaran pembangunan ini tentunya termasuk juga untuk merealisasikan program peningkatan
kualitas permukiman kumuh. Proses penyusunan RPJM Desa secara jelas disajikan pada gambar berikut
ini:

63 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


4. Kedudukan/Posisi RPLP dalam Muatan RPJM Desa
Agar matrik investasi peningkatan kualitas permukiman kumuh di wilayah desa mendapatkan alokasi
anggaran pembangunan desa, tentunya isi dokumen perencanaan RPLP dipandang perlu untuk
diintegrasikan kedalam proses penyusunan RPJM Desa. Isi RPJM Desa intinya memuat viisi dan misi
kepala desa, Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Khususnya Kebijakan Kepala Daerah), Program kegiatan
yang terbagi kedalam bidang-bidang pembangunan, antara lain bidang pemerintahan desa,
pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat dan bidang kemasyarakatan. Untuk kegiatan
peningkatan kualitas permukiman kumuh secara jelas masuk kedalam bidang pembangunan desa
khususnya permukiman, yang telah diatur dalam prioritas Permendes no 5/2015, yang mengatur
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat yang didalamnya termasuk kegiatan permukiman.
Dari proses di atas nampak jelas integrasi RPLP kedalam RPJM Desa perlu dilakukan agar dapat
mengakses pengangagaran pembangunan desa. Materi pokok RPLP diintegrasikan atau diupayakan
dapat menjadi materi pokok RPJM Desa khususnya masuk kedalamm rumusan bidang pembangunan
Desa, seperti tersaji pada gambar berikut ini:

64 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


5. Proses Integrasi RPLP Kedalam RPJM Desa
Sebagai penjabaran dari kedudukan/Posisi RPLP dalam muatan RPJM Desa, dapat memberipeluang
kemudahan untuk melakukan integrasi isi perencanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh (RPLP)
kedalam dokumen RPJM Desa sampai pada penyusunan RKP dan akhirnya diharapkan dapat untuk
mengakses anggaran pembiayaan pembangunan Desa melalui proses Musrenbang Desa, seperti tersaji
pada gambar berikut ini:

65 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


6. Langkah-langkah Integrasi RPLP kedalam RPJM Desa
Langkah integrasi perencanaan secara sederhana dapat dirumuskan, namun masih perlu disesuaikan
dengan kondisi lokal dan tentunya sesuai dengan undang-undang dan peraturan terkait. Langkah-
langkah tersebut, disajikan pada matriks berikut ini:

Tujuan 1. Dokumen perencanaan RPLP kedalaman rencana teknis dan atau RTPLP menjadi
bagian dalam RPJM/RKP Desa atau Renstra/Renja kelurahan/kecamatan;
2. Program dan kegiatan yang ada dalam RPLP/RTPLP dapat dialokasikan pembiayaannya
dari APBN/APBD/APBDes;
3. Program dan kegiatan yang ada dalam RPLP/RTPLP dapat dialokasikan pembiayaanya dari
swasta, kelompok peduli, dan swadaya masyarakat.

66 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


Metode Rembug, advokasi sesuai tahapan yang tersaji pada bagan alir diatas
Proses 1. Melakukan advokasi kepada berbagai pihak baik pemerintah daerah, kecamatan,
kelurahan/desa agar BKM/LKM menjadi tim penyusun RPJMDesa atau RKP dan Tim
Musrenbang);
2. Melakukan advokasi kepada berbagai pihak baik Pemerintah Daerah tingkat
Kota/Kabupaten, kecamatan, Kelurahan/Desa agar penanganan permukiman kumuh
dan RPLP/RTPLP menjadi bagian dalam RPJMDes/RKP untuk Desa dan
Renstra/Renja Kecamatan untuk Kelurahan;
3. Melakukan pemasaran sosial ke berbagai pihak seperti swasta, perguruan tinggi,
kelompok peduli agar RPLP/RTPLP dapat bekerjasama dalam persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, dan keberlanjutan program dan kegiatan yang ada
dalam RPLP/RTPLP, baik berupa pendanaan, pengembangan kapasitas, dll
Keluaran 1. BKM/LKM menjadi tim penyusun RPJMDesa atau RKP dan Tim Musrenbang)
2. Program dan kegiatan yang ada di RPLP/RTPLP masuk ke dalam RPJMDES/RKP,
Rentsra/Renja Kecamatan;
3. Program / kegiatan di RPLP/RTPLP didanai dari APBD/APBDES dan sumber daya lain;
4. Terjalinnya kerja sama dengan pihak swasta dan pihak lainnya.
Pelaksana Lurah/Kepala Desa, BKM/LKM
Peserta Pemda, Camat, Perguruan Tinggi, Kelompok Peduli, dll
Narasumbe Pokja PKP, Pemda
r
Fasilitator Tim Fasilitator

3.5. Kegiatan Menerus Dan Berkala


Kegiatan menerus dan berkala ini akan dilaksanakan dari mulai tahap persiapan sampai ke keberlanjutan
sesuai dengan kebutuhan, kegiatan- kegiatan tersebut adalah :

3.5.1 Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan


Kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan oleh pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM, TIPP, dan
masyarakat baik di dalam maupun luar kelurahan/desa untuk menjamin setiap kegiatan terlaksana
dengan kualitas baik. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah program sudah
sesuai dengan rencana dan mencapai target pencapaian visi Permukiman dan pengurangan luas
kumuh. Review setiap tahapan kegiatan dapat dilakukan secara regular atau sesuai kebutuhan.
Audit keuangan dan audit kegiatan harus dilakukan sebagai bagian dari proses monitoring dan
evaluasi. Laporan tahunan untuk melaporkan secara terbuka kepada masyarakat mengenai rencana
dan hasil kegiatan penataan Permukiman dilakukan secara rutin sebagai bagian dari proses
transparansi dan akuntabilitas.

3.5.2 Pengembangan kapasitas.


Kegiatan pengembangan kapasitas dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi . Kegiatan ini
akan dilaksanakan secara berkala pada setiap tahapan kegiatan, regular dan/atau menerus tidak

67 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


terputus. Kegiatan pelatihan dan sosialisasi akan dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas
pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM, TIPP, relawan, dan masyarakat dalam rangka menjalankan
setiap tahapan kegiatan dan agar kegiatan dapat menerus demi tercapainya visi Permukiman dan
tercapainya 0 ha kumuh pada 2019.

3.5.3 Operasi dan pemeliharaan serta pengembangan dan inovasi kegiatan


Operasional dan pemeliharaan terhadap kegiatan social, ekonomi, dan infrastruktur yang telah
dibangun akan dilaksanakan secara menerus. Agar permukiman dapat terus ditingkatkan kualitasnya
maka perlu terus menerus dilakukan proses Pengembangan dan inovasi kegiatan Permukiman.

68 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


BAB IV PERAN PELAKU KOTAKU TINGKAT KELURAHAN/DESA

Pelaku pelaksanaan program KOTAKU tingkat kelurahan/desa terdiri dari Lurah/Kades dan
perangkatnya, BKM/LKM, UPL-UPS-UPK, Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP), KSM, Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), Relawan, Tim Ahli Perencanaan Partisipatif (TAPP), dan masyarakat.
UPL-UPS-UPK dibentuk oleh BKM/LKM. Sedangkan TIPP dibentuk oleh masyarakat, dan terdiri dari unsur
aparat kecamatan, kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, dan kelompok masyarakat termasuk kelompok
perempuan. Relawan adalah pelopor-pelopor penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih,
ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan
berkelanjutan. Adapun Relawan Teknik dibentuk dari para relawan yang memiliki keahlian khusus di
bidang PSU untuk memastikan kualitas PSU yang dibangun oleh masyarakat (KSM/panitia pelaksana)
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

Adapun peran umum pelaku dalam penyelenggaraan KOTAKU di tingkat kelurahan/desa tersaji pada
tabel di bawah ini:

No Pelaku Peran
1 Pokja PKP atau a. memastikan kolaborasi berjalan efektif serta memediasi penanganan
lembaga sejenis antar sektor/lembaga/tingkatan pemerintahan dan dengan
tingkat kelurahan/desa yang bersangkutan serta antar kelurahan/desa jika
kota/kabupaten terjadi;
b. memfasilitasi sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan di tingkat
kota/kabupaten dengan tingkat kelurahan/desa dan
mengkoordinasikan keterpaduan program percepatan pencapaian
target 0 ha permukiman kumuh tahun 2019;
c. menyampaikan surat pengukuhan RPLP/RTPLP;
d. mensosialisasikan rekomendasi kebijakan, strategi program
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;
e. memberikan bantuan teknis kepada kelurahan/desa dalam setiap
tahapan kegiatan KOTAKU;
f. memfasilitasi pelaksanaan forum konsultasi antar SKPD dan multi pihak
serta pelaku di tingkat kelurahan/desa dalam setiap tahapan KOTAKU.

2 Camat dan a. mengkoordinasikan penyelenggaraan KOTAKU di wilayah kerjanya;


pemerintah b. membina dan mengendalikan penyelenggaraan KOTAKU di wilayah
kecamatan kerjanya;
c. melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahan/desa dan
BKM/LKM;
d. Memastikan RPLP kedalaman rencana teknis dan atau RTPLP masuk
dalam Renstra/Renja Kecamatan;
e. Melakukan pemasaran sosial kepada berbagai pihak untuk kerjasama

69 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


No Pelaku Peran
pelaksanaan kegiatan penanganan permukiman kumuh yang ada
dalam RPLP/RTPLP.

3 Lurah/Kepala a. Memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan KOTAKU di


Desa dan wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan
pemerintah yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui program dapat
kelurahan/desa tercapai dengan baik;
b. Membantu sosialisasi tingkat kelurahan/desa;
c. Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW dan
masyarakat dengan Korkot/Askot Mandiri/Tim Fasilitator, dan relawan
permukiman dalam upaya penyebarluasan informasi dan pelaksanaan
program;
d. Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan yang terkait dengan
pelaksanaan beragam program Permukiman tingkat kelurahan/desa;
e. Memonitor pengelolaan dampak sosial dan lingkungan bersama
BKM/LKM difasilitasi oleh fasilitator serta mengarsipkan dokumen
terkait;
f. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan
BKM/LKM, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik serta
penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan program; dan
g. Berpartisipasi aktif dalam pemetaan permasalahan dan penyusunan
perencanaan penanganan permukiman kumuh di daerahnya;
h. Memastikan RPLP dengan kedalaman rencana teknis dan atau RTPLP
masuk dalam RPJM/RKP Desa atau Renstra/Renja Kecamatan;
i. Memastikan adanya alokasi APBDES/APBD untuk pelaksanaan kegiatan
yang sudah di programkan di RPLP/RTPLP;
j. Melakukan pemasaran sosial kepada berbagai pihak untuk kerjasama
pelaksanaan kegiatan penanganan permukiman kumuh yang ada
dalam RPLP/RTPLP;
k. Bersama BKM/LKM, memastikan seluruh rencana dalam RPLP/RTPLP
dan AB dapat terlaksana sesuai rencana; dan
l. Bersama BKM/LKM, melaksanakan program menerus untuk penataan
Permukiman (peningkatan kapasitas, monev, OP serta Pengembangan
dan inovasi).
4 BKM/LKM a. Menyusun rencana kerja BKM/LKM dalam pelaksanaan kegiatan
KOTAKU;
b. Bersama-sama dengan lurah/kepala desa memfasilitasi seluruh
tahapan kegiatan KOTAKU di tingkat kelurahan/desa;
c. Melaksanakan penyaluran dana Bantuan Dana Investasi (BDI) kepada
KSM;
d. membuat Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana
Lingkungan/Sosial/Ekonomi (SPPD-L/S/E) dengan KSM selaku pelaksana
kegiatan;
e. Memonitor pengelolaan dampak sosial dan lingkungan bersama

70 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


No Pelaku Peran
lurah/kades difasilitasi oleh fasilitator serta mengarsipkan dokumen
terkait;
f. Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan
lurah/kepala desa, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik
serta penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan
program;
g. Bersama dengan lurah/kepala desa melakukan pemasaran sosial
kepada berbagai pihak untuk kerjasama pelaksanaan kegiatan
penataan Permukiman yang ada dalam RPLP/RTPLP;
h. memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul di
tingkat kelurahan/desa, termasuk memberikan sanksi/peringatan
kepada KSM atas pelanggaran pemanfaatan dana dan atau pelanggaran
atas ketentuan-ketentuan dalam SPPD-L/S/E;
i. Bersama lurah/kades, memastikan seluruh rencana dalam RPLP/RTPLP
dan AB dapat terlaksana sesuai rencana; dan
j. Bersama lurah/kades, melaksanakan program menerus untuk penataan
Permukiman (peningkatan kapasitas, monev, OP serta Pengembangan
dan inovasi)
5 Lembaga a. Bersama-sama dengan Lurah/Kepala Desa dan BKM/LKM memfasilitasi
kelurahan/desa seluruh tahapan kegiatan KOTAKU di tingkat kelurahan/desa;
(BPD, PKK, LPM, b. Bersama dengan lurah/kepala desa dan BKM/LKM melakukan
dll) pemasaran sosial kepada berbagai pihak untuk kerjasama pelaksanaan
kegiatan penataan permukiman yang ada dalam RPLP/RTPLP;
c. Menyusun kebijakan melalui Perdes atau peraturan lainnya dalam
melaksanakan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman.
6 TIPP a. Memfasilitasi seluruh tahap kegiatan Perencanaan KOTAKU;
b. Memfasilitasi membangun Visi Permukiman dan Refleksi Perkara Kritis;
c. Melakukan pendataan di tingkat kelurahan/desa maupun basis dalam
penyusunan profil permukiman;
d. Bersama BKM/LKM dan Lurah/Kades difasilitasi Tim Faskel/Korkot
dapat mencari bantuan teknis mengenai perencanaan Permukiman
dari beragam pihak;
e. Memfasilitasi Diskusi Kelompok Terarah dengan para pihak untuk
beragam kegiatan penataan Permukiman;
f. Memfasilitasi kajian-kajian pemetaan swadaya di masyarakat
g. menyusun dokumen RPLP/RTPLP dibantu oleh tenaga ahli pendamping
dan fasilitator;
h. melaksanakan uji publik hasil perencanaan kepada masyarakat; dan
i. melaksanakan proses konsultasi dan kolaborasi tingkat kecamatan
dan/atau Kabupaten/Kota;
j. bersama UPL dan BKM/LKM dan lurah/kades memastikan pelaksanaan
kegiatan sesuai rencana dalam RPLP/RTPLP.
7 UPL a. memfasilitasi pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara

71 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


No Pelaku Peran
(KPP);
b. menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
(MP2K) bagi semua tim pelaksana (KSM Permukiman) termasuk
praktek lapangan;
c. memverifikasi administrasi pencairan/pemanfaatan dana kepada KSM
Permukiman;
d. memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan
kegiatan KSM Permukiman termasuk memberikan penguatan teknik
konstruksi maupun administrasi kegiatan;
e. menyelenggarakan rapat-rapat evaluasi rutin bersama KSM
Permukiman untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan dan
mendorong upaya-upaya percepatan penyelesaiaan kegiatan lapangan;
f. bersama Faskel Teknik dan KSM Permukiman melakukan Opname
pekerjaan dilapangan;
g. memfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan-laporan Kegiatan
KSM/ Panitia (Mingguan, Bulanan, LPJ, termasuk photo2 dokumentasi)
dan melaporkannya kepada koordinator BKM/LKM;
h. memastikan semua infrastruktur memenuhi persyaratan teknis
(Bangunan berkualitas Baik/Kuat & Tahan Lama, Bermanfaat/Berfungsi
dan Ada O&P termasuk Rencana Kerjanya);
i. bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan Verifikasi
proposal KSM/ Panitia (termasuk membuat Berita Acara Verifikasi); dan
j. bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak KSM/ Panitia
melakukan Sertifikasi Kegiatan (termasuk membuat Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan (BAP2));

8 UPK a. memfasilitasi kegiatan ekonomi yang mendukung pada peningkatan


kualitas permukiman dan pencegahan kumuh serta penghidupan yang
berkelanjutan;
b. memelihara dan mengembangkan hasil pengelolaan dana bergulir yang
telah berlangsung selama ini;
c. pendampingan kepada KSM untuk mewujudkan meningkatkan
kesejateraan anggota KSM melalui pendekatan dan penerapan PANCA
SUTERA (lima aturan dasar kelompok);
d. melakukan pemetaan produk potensial yang dikembangkan oleh
masyarakat (KSM Ekonomi) yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi potensi ekonomi lokal;
e. mendukung BKM bekerja sama dengan lembaga perbankan dan non
perbankan dalam rangka pengembangan kapasitas dan meningkatkan
kemampuan KSM dalam mengelola kegiatan ekonomi (usaha);
f. melakukan pencatatan dan melaporkan keuangan UPK serta
perkembangan kegiatan dana bergulir secara transparan dan
akuntabel; dan
g. melakukan rapat rutin dengan BKM/LKM untuk membahas laporan
keuangan, kendala dalam penugasan, dan rencana kegiatan;

72 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


No Pelaku Peran

9 UPS a. memfasilitasi penanganan permukiman kumuh pada aspek kegiatan


sosial yang menunjang peningkatan kualitas permukiman dan
mencegah tumbuhnya kumuh baru melalui kegiatan pendampingan
kelompok berbasis mata pencaharian (sustainability livelihood) untuk
pengembangan modal sosial, pendidikan dan kesehatan, meningkatkan
mental kewirausahaan, meningkatkan taraf hidup, menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan;
b. memfasilitasi peningkatan kapasitas kelembagaan di tataran pelaku,
masyarakat dan aparat desa/kelurahan yang memastikan kesetaraan
pemahaman dan peran perempuan dan laki laki dalam penanganan
permukiman kumuh;
c. mengkoordinasikan relawan; dan
d. bersama Fasilitator Sosial memfasilitasi masyarakat untuk terlibat pada
kegiatan yang terkait dengan penanganan dan pencegahan kumuh
seperti :
 pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menunjang
terjadinya gerakan kota bebas kumuh
 menggalang keswadayaan masyarakat melalui pengembangan
sumber-sumber penghidupan untuk memunculkan gerakan
penanggulangan permukiman kumuh oleh masyarakat
 Mendorong kreativitas dan inovasi melalui lomba, saling bertukar
informasi, saling belajar dan penyebarluasan praktek unggul (best
practice) akan sangat mempercepat upaya penanganan
permukiman kumuh perkotaan.
 mengembangkan kontrol sosial masyarakat melalui media
warga/informasi dan komunikasi
 Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk membangun
komunitas-komunitas peduli lingkungan permukiman perkotaan
yang berwawasan kerakyatan dan anti kumuh.
10 KSM a. Membangun dinamika kelompok dari mulai tunas, tumbuh sampai
kembang.
b. Melalukan kegiatan KSM sesuai dengan rencana kerja KSM
c. Menyusun proposal kegiatan infrastruktur/Sosial/Ekonomi yang sudah
disepakati bersama jenis kegiatan dan lokasinya;
d. Mengelola dan melaksanakan kegiatan P2KKP secara transparan dan
dapat dipertanggung jawabkan, serta memastikan prasarana dan
sarana yang dibangun tidak boleh menimbulkan dampak lingkungan
dan sosial; dan
e. khusus KSM yang menangani kegiatan infrastruktur :
 menyampaikan Jadwal Kerja, Rencana Pengadaan Bahan/Alat,
Rencana Pemeliharaan, Rencana Tenaga Kerja, Tim Pelaksana
Kegiatan yang lebih rinci kepada UPL sebelum dilaksanakan
Musyawarah Pra Pelaksanaan Kegiatan (MP2K);
 melaksanakan Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat, Musyawarah
73 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa
No Pelaku Peran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan dan memastikan Tim
O&P turut serta dalam MP2K;
 membangun prasarana dengan kualitas baik, bermanfaat sesuai
kebutuhan masyarakat dan persyaratan teknis konstruksi;
 membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui
oleh masyarakat umum;
 membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan untuk
diserahkan kepada BKM/LKM, dan mengarsipkannya;
 melakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang
diperintahkan oleh konsultan/UPL selama proses konstruksi
berlangsung;
 mendorong pelibatan masyarakat sebanyak-banyaknya dalam
pelaksanaan kegiatan;
 aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul
akibat pelaksanaan kegiatannya.
11 KPP a. melaksanakan rencana Operasional dan Pemeliharaan (O&P) yang
mencakup mekanisme pelaksanaan O&P serta pendanaannya;
b. menggalang dan mengelola dana untuk O&P yang diperoleh dari iuran
warga, bantuan APBD dan pihak-pihak lainnya;
c. membuka dan mengelola rekening Bank untuk dana O&P (terpisah dari
rekening BKM/LKM); dan
d. melaporkan kegiatan O&P termasuk penggunaan dana KPP kepada
masyarakat dan pemerintah kelurahan/desa.
12 Relawan a. penggerak masyarakat dalam menjalani seluruh proses kegiatan
KOTAKU secara partisipatif;
b. mengawal proses partisipasi, transparansi, akuntabilitas, demokrasi
dsb; dan
c. mitra kerja Lurah/Kepala Desa dan BKM/LKM dalam kegiatan penataan
Permukiman melalui KOTAKU.
13 Relawan Teknik a. mengawasi proses pembangunan PSU;
b. mengawasi pelaksanaan Operasional dan Pemeliharaan oleh KPP;
14 Tim Ahli a. mendampingi masyarakat dalam proses penyusunan RPLP/RTPLP
Perencanaan dengan keahlian teknisnya sebagai perencana spasial;
Partisipatif b. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam proses perencanaan
(TAPP) partisipatif;
c. bersama BKM/LKM, TIPP, Lurah, dan fasilitator, memastikan bahwa
komunitas benar-benar terlibat dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan; dan
d. memastikan RPLP/RTPLP disusun melalui proses partisipatif,
berkualitas baik dan selaras dengan RP2KP-KP

15 Perguruan a. melakukan kerjasama bantuan teknis pelaksanaan kegiatan


Tinggi, Swasta, perencanaan dan kegiatan lainnya dalam penataan permukiman

74 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa


No Pelaku Peran
kelompok peduli b. melakukan kerjasama pengembangan kapasitas masyarakat dalam
pelaksanaan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman
c. melakukan kerjasama pendanaan pelaksanaan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman
16 Tim Fasilitator a. melakukan koordinasi secara berkala dengan pemerintah kecamatan,
kelurahan/desa, BKM/LKM, TIPP dan TAPP, serta masyarakat terkait
dengan pelaksanaan kegiatan;
b. memberi bantuan teknis dan pengendalian kepada pemerintah
kecamatan dan kelurahan/Desa dan komunitas;
c. mendampingi masyarakat di kKelurahan/dDesa untuk melaksanakan
seluruh tahapan kegiatan KOTAKU;P2KKP
d. memastikan seluruh pelaksanaan KOTAKUP2KKP di tingkat
kKelurahan/dDesa dengan kualitas baik serta sesuai dengan
Pedoman/POS.
e. Memastikan terjadinya proses pemberdayaan dan partisipatif dalam
setiap tahapan KOTAKU.P2KKP

75 Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

Anda mungkin juga menyukai