KATA PENGANTAR
uji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010. Laporan ini kami susun sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan bidang perumahan rakyat. Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat ini menyajikan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat atas pelaksanaan tugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian RI dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI. Dalam laporan ini kami menyampaikan secara lengkap kinerja pencapaian Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 20102014 yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 20102014 bidang perumahan. Kami menyadari bahwa pencapaian Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat ini merupakan hasil kerja dan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan bidang perumahan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan bagi kita sekalian, agar dapat memberikan sumbangsih terbaik bagi terwujudnya Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. Amin. Jakarta, Maret 2011 Menteri Negara Perumahan Rakyat
Suharso Monoarfa
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... iii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv DAFTAR TABEL........................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR................................................................................................... vi DAFTAR ISTILAH..................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1.1 Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia................................. 1.2 Komitmen Global...................................................................................... 1.3 Tantangan yang Dihadapi.......................................................................... 1.4 Pengemban Amanat Konstitusi................................................................. 1 2 3 3 4
BAB II RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 2010-2014...... 7 2.1 Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat....................... 7 2.2 Visi dan Misi Renstra Kemenpera 2010-2014........................................... 12 2.3 Arah Kebijakan dan Sasaran...................................................................... 12 2.4 Program dan Kegiatan.............................................................................. 15 BAB III KINERJA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010..................... 17 3.1 Pencapaian Anggaran............................................................................... 17 3.2 Pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014................................................................................................ 22 3.3 Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat............ 22 3.4 Pencapaian Misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014..................................................................................... 23 3.5 Rekapitulasi Kinerja Kemeterian Perumahan Rakyat pada Tahun 2010.............................................................................................. 49 BAB IV PENCAPAIAN LAINNYA ............................................................................... 51 4.1 Peran di Tingkat Regional......................................................................... 51 4.2 Pemasyarakatan Isu Perumahan.............................................................. 53 4.3 Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).................................. 54 4.4 Akuntabilitas dan Keterbukaan Publik...................................................... 57 BAB V PENUTUP..................................................................................................... 63 LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Tabel II.2 Tabel II.3 Tabel III.1 Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)....................... 9 Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)......................... 10 Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat 2010-2014................. 11 Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 (Sesuai RPJM dan Renstra Kemenpera 2010-2014)...................................................................................... 18 Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010................. 19 Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat Tahun 2010...................................................................................... 21 Proporsi Penyerapan Bagian Anggaran 091 dan 999 terhadap Pagu (%)........................................................................... 22 Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2010 ..................................................................................... 26 Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2006-2007............................................................................ 27 Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2006-2007............................................................................ 27 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010................. 29 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Tahun Anggaran 2010...................................................................... 32 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Tahun Anggaran 2010...................................................................... 35 Daftar Lokasi Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa Tahun Anggaran 2010...................................................................... 36 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan PSU Tahun Anggaran 2010..................................................................... 38 Rekapitulasi Sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi MBR Tahun 2010....... 41 Realisasi Daftar Hunian Rumah Khusus dan Rumah Sosial Tahun Anggaran 2010...................................................................... 42 Realisasi Penerbitan Subsidi Perumahan TA 2010........................... 44 Penerima Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang Penyelenggaraan Perumahan Dan Permukiman Tahun 2010......... 48 Rekapitulasi Kinerja Kemenpera pada Tahun 2010......................... 49 Perbandingan antara Skim Subsidi Pola Lama dengan Skim Fasilitas Likuiditas................................................................... 56
Tabel III.2 Tabel III.3 Tabel III.4 Tabel III.5 Tabel III.6 Tabel III.7 Tabel III.8 Tabel III.9 Tabel III.10 Tabel III.11 Tabel III.12 Tabel III.13 Tabel III.14 Tabel III.15 Tabel III.16 Tabel III.17 Tabel IV.1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat.................... 5 Gambar 3.1 BA 091 dan BA 999 Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)............ 17 Gambar 3.2 Proporsi Alokasi Anggaran Program BA 091 Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)............................................ 20 Gambar 3.3 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010............... 30 Gambar 3.4 Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010......... 46
vi
DAFTAR ISTILAH
APBD APBN APMCHUD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan Belanja Negara : Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development BA : Bagian Anggaran Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappertarum : Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil Bimtek : Bimbingan Teknis BLM : Badan Layanan Masyarakat BLUD : Badan Layanan Umum Daerah BMN : Barang Milik Negara BPA : Biro Perencanaan dan Anggaran BP-FLPP : Bantuan Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan BPN : Badan Pertanahan Nasional BPRS : Badan Pengelola Rumah Susun BSP2S : Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya BTN : Bank Tabungan Negara BUMD : Badan Usaha Milik Daerah BUMN : Badan Usaha Milik Negara CA : Certificate Authority CALK : Catatan Atas Laporan Keuangan CAP : Community Action Planning CPM : Calon Penerima Manfaat CSR : Corporate Social Responsibility DAK : Dana Alokasi Khusus DED : Detail Engineering Design DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DPR : Dewan Perwakilan Rakyat FGD : Focussed Group Discussion FLPP : Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan G2C : Government to Citizen G2B : Government to Business G2G : Government to Government ha : hektar HAM : Hak Asasi Manusia Hapernas : Hari Perumahan Nasional
vii
LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010 ITS : Jamsostek : K/L : Kab : Kemenkeu : Kemen PAN-RB: Kemenpera KPR KTP LAKIP LAN LKM LKNB LKPP LPSE MBM MBR MCK MDGs Monev OSS PB PBB Permenpera PJU PKP PLP2K-BK PNS PP PPRS Pokja Pokmas PPK PPN PSU Renstra RLH : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Institut Teknologi 10 Nopember Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian/Lembaga Kabupaten Kementerian Keuangan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kementerian Perumahan Rakyat Kredit Pemilikan Rumah Kartu Tanda Penduduk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Local Area Network Lembaga Keswadayaan Masyarakat Lembaga Keuangan Non Bank Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Pengadaan Secara Elektronik Masyarakat Berpendapatan Menengah Masyarakat Berpendapatan Rendah Mandi Cuci Kakus Milennium Development Goals Monitoring dan Evaluasi Open Source Software Pembangunan Baru Perserikatan Bangsa Bangsa Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Penerangan Jalan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman atau Peningkatan Kualitas Permukiman Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Kelompok Kerja Kelompok Masyarakat Pejabat Pembuat Komitmen Pajak Pertambahan Nilai Prasarana, Sarana, dan Utilitas Rencana Strategis Rumah Layak Huni
viii
LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010 RPJMN RPJPN Rsh RTLH Rusun Rusunami Rusunawa RUU SAI SAKIP SAKPA Sarusuna Sarusunami SDM SIMAK SIUP SKPD SPSE TA TB TDP Tupoksi UKP4 UN Univ UU UUD WTP YKPP : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Rumah Sederhana Sehat Rumah Tidak Layak Huni Rumah Susun Rumah Susun Sederhana Milik Rumah Susun Sederhana Sewa Rancangan Undang-Undang Sistem Akuntansi Instansi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran Satuan Rumah Susun Sederhana Satuan Rumah Susun Sederhana Milik Sumber Daya Manusia Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Surat Izin Usaha Perdagangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Sistem Penyedia Barang/Jasa Secara Elektronik Tahun Anggaran Twin Block Tanda Daftar Perusahaan Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan United Nation Universitas Undang Undang Undang Undang Dasar Wajar Tanpa Pengecualian Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan
ix
BAB I PENDAHULUAN
memang tjita-tjita itoe (perumahan rakyat) tidak akan tertjapai dalam setahoen doea tahoen, tidak akan terselenggara semoeanja dalam 10 ataoe 20 tahoen. Tetapi dalam 40 tahoen ataoe setengah abad pasti dapat ditjapai, apabila kita bersoenggoeh-soenggoeh maoe dan beroesaha dengan penoeh kepertjajaan. Djangan hendaknja ada orang jang berkata moestahil terpengaroeh oleh keadaan jang dihadapinja sekarang. Lima belas tahoen dahoeloe djoega rata-rata orang mengira dalam hatinja, moestahil kita akan merdeka. Tetapi sekarang! Sekarang kita telah merdeka dan berdaoelat. Apa jang kiranja moestahil dahoeloe itoe, sekarang soedah mendjadi kenjataan. Sebab itoe, tidak ada moestahil, apabila kita maoe mengamalkan dan mengerdjakan soenggoeh-soenggoeh. (Wakil Presiden R.I. I Moh. Hatta Kongres Perumahan Rakjat Sehat 25-30 Agustus 1950)
LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010 1.1 Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia
Hunian yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang pemenuhannya diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 40 yang menyebutkan bahwa Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Hal ini sejalan dengan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat 1 yang menyebutkan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu, dalam Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang disahkan DPR pada tanggal 17 Desember 2010 sebagai revisi dari undangundang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman disebutkan bahwa setiap orang berhak menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Selain UU PKP, terdapat juga Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Ecosoc Pasal 11 yang menyebutkan bahwa negara pihak pada kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. Berbagai peraturan perundang-undangan seperti telah disebut di atas menegaskan pentingnya perumahan. Pembangunan perumahan sudah seharusnya mendapat perhatian sepenuhnya dengan mempertimbangkan bahwa perumahan merupakan hak asasi manusia. Pembangunan perumahan dan permukiman pada hakikatnya ditujukan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas keluarga yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan komunitas dan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai konsekuensi logis, pemerintah wajib menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan perumahan dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) secara berkelanjutan. Tujuan ini selaras dengan amanat pembukaan UUD 1945 dan telah ditetapkan sebagai bagian dari sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025).
1 2
2.1 Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Untuk mendukung peran Kementerian Perumahan Rakyat dalam menjalankan amanahnya, telah disusun Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Rencana Strategis (Renstra) ini disusun untuk menjadi patokan serta memberikan arah dan sasaran yang jelas serta tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat. Renstra tersebut juga telah disahkan melalui Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 02/ PERMEN/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Dokumen tersebut meliputi uraian tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis serta Arah Kebijakan dan Strategi. Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 tersebut merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yang mencantumkan bahwa daya saing perekonomian meningkat melalui ...; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha...; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman. Sebagai landasan arah pembangunan perumahan dan permukiman secara jangka panjang, RPJPN mengamanatkan tiga pokok utama yaitu: a) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien; b) penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja,
NO
Sasaran
4. PERUMAHAN RAKYAT: Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012 Jumlah rusunawa terbangun 100 100 180 0 0 4.560,0 Kemenpera
117.010 145.000 161.616 186.000 4.375,00 Kemenpera 250.000 290.000 290.000 310.000 20.700,00 Kemenpera 50.000 75.000 65.000 85.000 30.000 90.000 25.000 100.000 923,51 Kemenpera 2.145,00 Kemenpera 625,00 Kemenpera
SUMBER : RPJMN 2010-2014 (BUKU I) BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Pembangunan rumah susun 380 twin block sederhana sewa Fasilitasi pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas kawasanperumahan 700.000 unit dan permukiman Bantuan subsidi perumahan 1.350.000 unit Tahun 2010-2014 Pembayaran Tunggakan 187.006 unit Subsidi Tahun 2008-2009 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru 200.000 unit perumahan swadaya Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas 400.000 unit perumahan swadaya Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan 90.374 utilitas kawasan perumahan dan permukiman Jumlah bantuan subsidi 210.000 perumahan Jumlah bantuan subsidi 187.006 perumahan Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru 30.000 perumahan swadaya Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas 50.000 perumahan swadaya
PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA II PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa 2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya 3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya 4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman 5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya 6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh 7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pascasertifikasi
50.000 unit
7.500
50.000
286,3
700.000 unit
90.374
700.000
4.375,0
50.000 unit
7.500
50.000
236,3
50 -
655 30.000
1.043,0 12,0
8 Fasilitasi pembangunan 5.000 unit rumah khusus 9 Pengembangan Kebijakan 20 peraturan dan Koordinasi Pelaksanaan perundangan Kebijakan Perumahan dan Permukiman III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 1 Pengembangan Kebijakan 10 peraturan Jumlah revisi peraturan dan Koordinasi Pelaksanaan perundangan perundangan Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014
250 4
5.000 20
259,7 802,6
412,0 2 10 412,0
13.694,5
10
PROGRAM
WAKTU
Paling lambat tanggal 20 November 2009 Paling lambat tanggal 31 Desember 2009 Paling lambat Januari 2010
C.
D.
E.
SUMBER: KONTRAK KINERJA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT DENGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
11
Renstra Kemenpera 2010-2014 menyatakan visi pembangunan perumahan rakyat adalah Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah yang Layak Huni. Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan dan permukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Kementerian Perumahan Rakyat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilitator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga kebutuhan rumah yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia dapat terpenuhi. Visi Kementerian Perumahan Rakyat ini akan dapat dicapai melalui serangkaian misi yaitu: (i) (ii) (iii) (iv) (v) 2.3 meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan; meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU) mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Arah Kebijakan dan Sasaran
Dalam rangka melaksanakan penugasan dari RPJM Nasional, maka disusun arah kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat sebagai berikut: 1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan dan Permukiman. 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, melalui: a. Pembangunan rumah layak huni (RLH) melalui pasar formal maupun secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun peningkatan kualitas; b. Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun milik; c. Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk pengembangan kawasan dan PSU perumahan swadaya; d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh; e. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan pasca bencana;
12
2. 3.
13
16. 17.
14
Untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pembangunan perumahan serta mewujudkan sasaran-sasaran yang telah disusun di atas, Kementerian Perumahan Rakyat menyiapkan program-program sebagai berikut: A. Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya Merupakan program dari Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perencanaan dan penganggaran pembangunan perumahan dan permukiman Peningkatan produk hukum, humas dan kepegawaian Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Perumahan Rakyat Dukungan pengembangan kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman
B. Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman Merupakan program dari Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Deputi Bidang Perumahan Formal dan Deputi Bidang Perumahan Swadaya yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
Fasilitasi pembangunan Prasaran, Sarana, dan Utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman Fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh Pembangunan rumah susun sederhana sewa Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi
C. Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman Merupakan program dari Deputi Bidang Pembiayaan yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
Perencanaan dan koordinasi pengembangan pembiayaan perumahan dan permukiman Pengembangan pola bantuan pembiayaan perumahan dan permukiman Pengembangan kerjasama pembiayaan perumahan dan permukiman Pengembangan dan penggalangan sumber-sumber pembiayaan perumahan Pengembangan investasi perumahan dan permukiman
15
16
17
18
RPJMN 2010-2014 TARGET 2011 127,61 2.185,73 100 12.500 12.500 117.010 12.500 100 7.500 750 4 4 4 4 20 160,52 82,40 2 2 2 2 2 10 82,40 2.395, 7 4.163,51 250.000 290.000 290.000 310.000 1.350.000 187.006 3.240,00 923,51 4.163,5 1.050 1.350 1.600 5.000 42,87 7.500 7.500 7.500 30.000 150 175 180 655 75,00 160,00 2,25 28,88 160,52 82,40 82,40 2.759,5 3.840,00 3.840,00 3.840,0 16.250 7.500 6.250 50.000 30,00 50,00 145.000 161.616 186.000 700.000 564,84 731,31 906,25 81,25 240,00 3,00 47,25 160,52 82,40 82,40 4.199,4 4.440,00 4.440,00 4.440,0 16.250 7.500 6.250 50.000 37,50 62,50 97,50 16.250 7.500 6.250 50.000 75,00 125,00 178,75 100 180 380 1.200,00 1.200,00 2.160,00 82,50 45,00 1.010,10 37,50 280,00 3,00 60,75 160,52 82,40 82,40 2.065,1 4.440,00 4.440,00 4.440,0 2.520,46 3.874,52 1.679,37 156,63 242,46 303,33 341,35 1.851,02 75,00 43,75 1.162,50 37,50 288,00 3,75 80,00 160,52 82,40 82,40 2.274,8 4.740,00 4.740,00 4.740,0 2012 2013 2014 TOTAL 2010 2011 ALOKASI ANGGARAN (Rp. Milyar) 2012 2013 2014 TOTAL 1.171,4 12.111,1 4.560,0 536,3 286,3 4.375,0 236,3 1.043,0 12,0 259,7 802,6 412,0 412,0 13.694,5 21.623,51 20.700,00 923,51 21.623,5
SUMBER: RPJMN 2010-2014 BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAN RENSTRA KEMENPERA 2010-2014
Tabel III.1 Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 (Sesuai RPJM dan Renstra Kemenpera 2010-2014)
SATUAN
2010
II
BA 091 PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS DAN LAINNYA PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
twin block
7.500
7.500
90.374
5 50 250 4
7.500
III
B III
Fasilitas dan stimulasi pembangunan unit Perumahan swadaya Fasilitas dan stimulasi peningkatan kualitas unit Perumahan swadaya Fasilitas pembangunan PSU kawasan unit perumahan dan pemukiman Fasilitasi pembangunan PSU perumahan unit swadaya Fasilitasi dan stimulasi Penataan Lingkungan unit Pemukiman kumuh Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan unit pasca sertifikasi Fasilitasi pembangunan rumah khusus unit Pengembangan kebijakan dan koordinasi Peraturan pelaksanaan kebijakan perumahan perundangan pemukiman PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pengembangan kebijakan dan koordinasi Peraturan pelaksanaan kebijakan pembiayaan perundangan perumahan dan pemukiman TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1014 (BA 091) BA 999 PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Bantuan Subsidi Perumahan unit Masa Transisi TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1014 (BA 999)
210.000 187.006
LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010 Tabel III.2 Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
No A I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 III 1 PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS BA 091 PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS DAN LAINNYA PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN Pembangunan rumah susu sederhana sewa Fasilitas dan stimulasi pembangunan Perumahan swadaya Fasilitas dan stimulasi peningkatan kualitas Perumahan swadaya Fasilitas pembangunan PSU kawasan perumahan dan pemukiman Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya Fasilitasi dan stimulasi Penataan Lingkungan Pemukiman kumuh Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi Fasilitasi pembangunan rumah khusus Pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perumahan dan pemukiman PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembiayaan perumahan dan pemukiman TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010BA 999 PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Bantuan Subsidi Perumahan Pembayaran Tunggakan 1. SSB RSH 2. SSB Resunami 3. Masa Transisi 4. Wasdal Fasilitas Likuiditas ***) 4.163,51 4.163,51 TAHUN 2010 RPJMN 2010-1014 DIPA PAGU PAGU TARGET TARGET
(Rp. Milyar)
SATUAN
(Rp. Milyar)
127,61 2.185,73 TB Unit Unit Unit Unit Ha Unit Peraturan Perundangan 100 7.500 7.500 90.374 7.500 50 250 4 1.200,00 75 37,5 564,84 30 75 42,87 160,52 82,4 Peraturan Perundangan 2 82,4 2.395,74 2 49 2.000 10.000 10.374 10.000 50 1.000 4
174,51 750,14 248,28 20 100 64,84 40 75 0 39,31 162,71 39,88 39,88 964,53
B I 1 2
3.099,05
90.000
416
67.219
TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1011 (BA 999) TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2011
Untuk tahun 2010 telah teralokasi dana sebesar Rp 964,518 miliar (BA 091) ditambah dengan dana subsidi sebesar Rp 3,099 triliun (BA 999). Alokasi tersebut berbeda dengan alokasi dalam RPJMN 2010-2014 dikarenakan keterbatasan anggaran pada tahun 2010. Sehingga, target pada tahun 2010 pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berbeda dengan target yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014. (lihat tabel III.2)
19
Gambar III.2 Proporsi Alokasi Anggaran Program BA 091 Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar) Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman ini memiliki 9 kegiatan prioritas. Kegiatan prioritas pembangunan rumah susun sederhana sewa memiliki alokasi anggaran yang tertinggi. Pada tahun 2010 tersebut, ditargetkan agar terbangun 49 rusunawa dengan alokasi biaya sebesar 248,28 milyar rupiah. sesuai DIPA. Alokasi tertinggi berikutnya adalah untuk pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman. Pada tahun 2010 ditargetkan terbangun 10.374 unit PSU kawasan dengan alokasi anggaran sebesar 64,84 milyar rupiah. Berbeda dengan pembangunan rusunawa, pada PSU kawasan targetnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu, BA 999 merupakan Bagian Anggaran dengan DIPA yang terintegrasikan langsung pada Kementerian Keuangan. Namun dalam realisasnya ada 2 kelompok kegiatan yang dibiayai yaitu bantuan pembiayaan perumahan berupa subsidi dan bantuan pembiayaan perumahan berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Timbulnya 2 skema tersebut karena pada semester II tahun 2010, terdapat reformasi kebijakan baru dari semula subsidi menjadi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sehingga alokasi anggarannya adalah Rp 416 Milyar untuk subsidi dan Rp 2.683,05 milyar untuk FLPP.
20
(Rp. 000.000) (Rp. 000.000) A. 1 2 3 4 5 B 1 2 C 1 2 Penyusunan Kebijakan & NSPM Sekretariat Kemenpera Pembiayaan Perumahan Pengelolaan Kawasan Pemberdayaan Perumahan Swadaya Pengembangan Perumahan Formal Operasionalisasi Kebijakan Penyediaan Perumahan Reguler Pembiayaan Perumahan Operasionalisasi Pusat Jumlah Bagian Anggaran : 091 Belanja Subsidi Pembiayaan Masa Transisi Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Jumlah Bagian Anggaran : 999 Jumlah Bagian Anggaran : 091+999
Catatan: Penyerapan per 31 Desember 2010
Penggunaan alokasi subsidi adalah untuk membiayai: 1. Rekonsiliasi Pembayaran dari masyarakat berpenghasilan rendah yang sudah melakukan perjanjian kredit 2008 dan 2009. Untuk sisa yang belum dibayarkan akan dikonversi dalam pembayaran dengan FLPP 2. Tunggakan merupakan pembayaran terhadap mereka yang sudah melakukan perjanjian kredit tahun 2009 namun belum menerima penyaluran pembayaran pada tahun tersebut Dalam hal kemampuan penyerapan alokasi dana untuk tahun 2010, realisasinya terlihat menggembirakan. Realisasi dana BA 091 mencapai Rp 915,108 miliar atau 94,88 % dari pagu (Rp 964,518 miliar). Sementara itu, realisasi dana subsidi (BA 999) mencapai Rp 3,099 triliun atau 100% dari pagu. Dengan demikian realisasi total pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 4.014,156 milyar atau sebesar 98,78 % (Selengkapnya pada tabel III.3).
21
BA 091 Absolut % Dalam melaksanakan amanahnya, salah satu acuan utama Pagu 964.518.419 100,00% Kementerian Perumahan Rakyat adalah Rencana Pembangunan Realisasi 915.108.464 94,88% Jangka Menengah Nasional BA 999 Absolut % (RPJMN) 2010-2014. Pencapaian yang perlu diraih oleh Pagu 3.099.049.000 100,00% Kementerian Perumahan Rakyat berdasar RPJMN tersebut adalah Realisasi 3.099.047.563 100,00% memastikan pembangunan SUMBER: BAGIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 twin block Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012.
Tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, kemudian diturunkan secara khusus dalam misi-misi Kementerian Perumahan Rakyat yang juga terdapat dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Pada tahun 2010, pencapaian yang cukup strategis diraih antara lain adalah pembangunan rusunawa dan pengesahan Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman di DPR. Rincian lebih detail dari pencapaian-pencapaian tersebut dapat dilihat pada sub bab 3.4 yang menguraikan pencapaian Kementerian Perumahan Rakyat berdasarkan misi dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. 3.3 Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat Menteri Negara Perumahan Rakyat juga telah melakukan kontrak kinerja dengan Presiden terkait tujuan dan sasaran dari Kementerian Perumahan Rakyat yang perlu dicapai. Salah satu sasaran utama dari Kontrak Kinerja tersebut adalah memastikan tercapainya target capaian program 100 hari. Target program 100 hari tersebut adalah meningkatkan tingkat hunian rusunawa yang sudah atau sedang dibangun dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dan rusunami. Target tersebut harus dicapai paling lambat Januari 2010. Target program 100 hari tersebut didefinisikan dengan terhuninya 124 TB Rusunawa dari 155 TB Rusunawa siap huni dan pencapaiannya mampu melebihi 100 % dengan terhuninya 132 TB dari target 124 TB pada hari ke-100. Selain itu dalam 100 hari tersebut telah juga tercapai sepenuhnya identifikasi
22
23
Pengesahan Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman di DPR pada 17 Desember 2010.
Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang telah disahkan ini diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berkeadilan dan berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Undang-Undang tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini secara keseluruhan mencerminkan adanya keberpihakan yang kuat sekaligus memberikan kepastian bermukim terhadap masyarakat berpenghasilan rendah Selain itu, lahirnya UU ini juga mengamanatkan dibentuknya dua UU lainnya yakni UU tentang Rumah Susun (Rusun) dan Tabungan Perumahan. UU ini juga mengamanatkan Peraturan Pemerintah atau peraturan pelaksanaan lainnya ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-undang ini berlaku. Terkait dengan semua kelembagaan yang perlu dibentuk atau yang perlu ditingkatkan statusnya harus sudah disusun paling lambat 2 (dua) tahun sejak undang-undang ini diundangkan.
24
25
26
27
Dalam rangka penyusunan Laporan Inpres 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010, telah dikoordinasikan Laporan tentang Rencana Aksi Kemenpera mengenai target prioritas nasional 6 bidang infrastruktur. Laporan ini penting karena merupakan penilaian terhadap kinerja Kementerian Perumahan Rakyat dan menjadi dasar pengambilan keputusan strategis Presiden. Pada tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat melaporkan mengenai pembangunan rusunawa serta subsidi KPR dan fasilitas likuiditas bagi Rsh bersubsidi dan Rusunami. Pelaporan untuk UKP4 pada tahun 2010 tersebut terdiri dari 5 checkpoint yaitu pada B04 (April 2010), B06 (Juni 2010), B08 (Agustus 2010), B10 (Oktober 2010), dan B12 (Desember 2010). 3.4.2 Kinerja Pencapaian Misi 2: Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU) A. Telah terbangunnya rumah susun sejahtera sewa sebanyak 49 unit Untuk pemenuhan kebutuhan rumah layak huni bagi seluruh keluarga Indonesia terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang belum mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rumahnya melalui kepemilikan, diprogramkan pembangunan Rumah Susun (Rusun) Sejahtera yang sebelumnya dikenal dengan Rumah Susun Sederhana Sewa. Pada tahun 2010 ini telah terselesaikan 49 TB, pencapaian ini telah sesuai dengan target berdasar alokasi anggaran tahun 2010. Rusun Sejahtera yang dibangun oleh Kemenpera tersebut diprioritaskan untuk lembaga pendidikan tinggi, prajurit TNI/POLRI, pekerja industri, dan pondok pesantren.
28
29
NAD (1 TB))
-Kota Batam 1, Pekerja Kobil (2TB) -Kota Batam 2, Pekerja Tanjung Uncang (2 TB)
Kaliamnatan Barat -Kodam VI/Tanjung pura, Kab Sintang 1TB - Kodam VI/Tanjungpura, Pontianak 1TB
Sulawesi Selatan 1 TB
Riau (2 TB)
Lampung (2 TB)
- Mabes TNI Jati Makmur (1 TB) - Kodam Jatiwarna, Kota Bekasi (1 TB) - Kemhan, Ciangsana, Kab Bogor (1 tb) - Kodam III/Siliwanggi, Kota Bandung (2 TB) - Kostrad Cibinong, Kab Bogor (1TB) - Brimob Kelapa dua, Kota Depok (2 TB) - Brimob Kelapa Dua, Kota Depok (2 TB)] - Brimob Kedung Halang, Kabupaten Bogor (2 TB) - Pekerja Batu Jajar, Kab Bandung barat (1 TB) - Pekerja Rancaekek, Kab Bandung (1 TB)
Maluku 2 TB
- SMA Taruna Nusantara (0,5 TB) - Kodam IV/Diponegoro (1 TB) - PP Maslakul Huda, Kab Pati (1 TB) - Pp Al Anwar, Kab Rembang (1 TB) - PP Tarbiyatul Mukmin, Ka Magelang ( 0,5 TB)
Jogjakarta (2 TB) - Lanud TNI Adisucipto (1 TB) - Stikes Ahmad Yani, Kabupaten Sleman (1TB)
- Kostrad Malang (1 TB) - Kodam V Brawijaya ( 1 TB) - Lanud Iswahyudi (1 TB) - PP Al Ghazali, Jember (0,5 TB) - PP Tremas Kab Pacitan (0,5 TB) - PP Gontor, Kabv Ponorogo (0,5 TB) - Pekerja Sidoarjo (1 TB)
Pembangunan Rusun Sejahtera ini dilaksanakan secara tahun jamak karena proses mulai dari persiapan, perencanaan (Detail Engineering Design/DED), pelaksanaan konstruksi, dan masa pemeliharaan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun, sekitar 18 bulan. Untuk pembangunan 49 TB di tahun 2010, sampai dengan akhir tahun anggaran 2010 diprogramkan untuk pelaksanaan persiapan lapangan sampai dengan maksimum substruktur (pondasi) yang diperkirakan sebesar 20% dari prestasi bangunan lengkap. Sisanya (80% dari prestasi bangunan lengkap) dilaksanakan pada tahun anggaran 2011. Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Rusun Sejahtera antara lain adalah: a. Keterbatasan lahan Pemda untuk pembangunan Rusun Sejahtera. Untuk itu perlu pengembangan bank tanah, kerjasama pemerintah-swasta untuk pembangunan rusunawa di lahan swasta, serta pengembangan kawasan rumah susun. b. Terbatasnya penyediaan PSU pendukung antara lain karena keterbatasan anggaran baik APBN dan APBD.
30
B. Terselesaikannya fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.000 unit Dalam rangka meningkatkan pembangunan perumahan swadaya, pada akhir tahun 2010, fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.000 unit telah dapat terselesaikan. Pencapaian ini sesuai dengan target berdasar alokasi anggaran 2010. Stimulan ini berupa Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) yaitu bantuan stimulan pembangunan baru dan bantuan stimulan perbaikan rumah yang diarahkan khususnya bagi MBR di kawasan nelayan, terpencil, paska bencana dan kumuh. Kriteria penerima bantuan adalah rumah tidak layak huni (RTLH) MBR yang tersebar dan pada skala kecamatan. Stimulan dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat, dilaksanakan secara swakelola, dan disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Pemberian bantuan stimulan pembangunan baru yang sebanyak 2.000 unit tersebut dilaksanakan di 18 Provinsi dan 36 Kabupaten/Kota (Tabel III.9).
31
PB (Unit) 150 50 100 50 50 150 50 50 50 50 50 325 100 75 50 100 100 50 50 100 50 50 100 100 100 50
32
33
Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kota Surakarta. Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Cirebon.
34
XXII
II
SUMATERA UTARA 3 2 Kabupaten Asahan 3 Kabupaten Serdang Bedagai 4 Kota Tanjung Balai SUMATERA BARAT 5 Kab. Solok 6 Kota Payakumbuh 7 Kota Pariaman 8 Kota Bukit Tinggi 9 Kab. Solok Selatan 10 Kabupaten Agam 11 Kabupaten Tanah Datar 12 Kota Sawahlunto 8
XXIII
XIV
III
SULAWESI UTARA 6 129 Kabupaten Minahasa Utara 130 Kota Manado XXIV 131 Kota Kotamobagu 132 Kabupaten Bolaang Mongondow 133 Kabupaten Minahasa Tenggara 134 Kota Bitung XXV GORONTALO 3 135 Kabupaten Gorontalo Utara 136 Kabupaten Boalemo 137 Kabupaten Gorontalo
IV
RIAU 3 13 Kota Pekan Baru 14 Kabupaten Indragirl Hulu 15 Kota Dumai KEPULAUAN RIAU 16 Kabupaten Bintan 17 Kota Tanjung Pinang 2
VI
JAMBI 2 18 Kabupaten Kerinci 19 Kabupaten Muaro Jambi SUMATERA SELATAN 20 Kabupaten Muara Enim 21 Kota Pagar Alam 22 Kota Palembang BENGKULU 23 Kabupaten Kaur 24 Kota Bengkulu 3
SULAWESI TENGAH 7 138 Kabupaten Donggala 139 Kota Palu XXVI 140 Kabupaten Banggai Kepulauan 141 Kabupaten Parigi Moutong 142 Kabupaten Sigi 143 Kabupaten Morowali 144 Kabupaten Buol SULAWESI TENGGARA 7 145 Kabupaten Bombana 146 Kabupaten Kolaka Utara XXVII 147 Kabupaten Konawe Selatan 148 Kabupaten Muna 149 Kabupaten Wakalobi 150 Kota Kendari 151 Kabupaten Konawe SULAWESI SELATAN 152 Kabupaten Maros 153 Kabupaten Bulukumba 154 Kabupaten Pangkep XXVIII 155 Kabupaten Barru 156 Kabupaten Bone 157 Kota Makassar 158 Kabupaten Luwu Timur 159 Kabupaten Gowa 160 Kabupaten Tana Toraja XXIX 9
VII
VII
IX
LAMPUNG 4 25 Kabupaten Lampung Tengah 26 Kabupaten Lampung Timur 27 Kabupaten Tulang Bawang 28 Kota Bandar Lampung BANGKA BELITUNG 3 29 Kabupaten Bangka Tengah 30 Kabupaten Belitung Timur 31 Kota Pangkal Pinang BANTEN 32 Kabupaten Serang 33 Kabupaten Tangerang 34 Kota Serang 35 Kabupaten Lebak 36 Kota Tangerang Selatan 5
BALI 98 Kabupaten Karangasem XVII 99 Kabupaten Bangli 100 Kabupaten Gianyar 101 Kabupaten Tabanan
XI
NUSA TENGGARA BARAT 3 XVIII 102 Kabupaten Bima 103 Kabupaten Sumbawa 104 Kabupaten Sumbawa Barat NUSA TENGGARA TIMUR 10 105 Kabupaten Timor Tengah Selatan 106 Kabupaten Belu 107 Kabupaten Alor 108 Kabupaten Sumba Barat 109 Kabupaten Manggarai 110 Kabupaten Manggarai Barat 111 Kabupaten Manggarai Timur 112 Kabupaten Sumba Barat Daya 113 Kabupaten Timor Tengah Utara 114 Kabupaten Nagekeo KALIMANTAN BARAT 115 Kabupaten Sanggau 116 Kabupaten Pontianak 117 Kota Pontianak 118 Kota Singkawang 4
SULAWESI BARAT 3 161 Kabupaten Mamuju 162 Kabupaten Majene 163 Kabupaten Polewali Mandar MALUKU 5 164 Kota Ambon 165 Kabupaten Buru 166 Kabupaten Seram Bagian Barat 167 Kabupaten Maluku Tengah 168 Kota Tual MALUKU UTARA 4 169 Kabupaten Halmahera Barat 170 Kota Ternate 171 Kabupaten Halmahera Selatan 172 Kabupaten Halmahera Utara PAPUA BARAT 3 173 Kabupaten Sorong 174 Kota Sorong 175 Kabupaten Sorong Selatan PAPUA 176 Kabupaten Waropen 177 Kabupaten Lanny Jaya 178 Kabupaten Jayapura 3
XII
DKI JAKARTA 4 37 Kota Jakarta Barat 38 Kota Jakarta Timur 39 Kota Jakarta Utara 40 Kabupaten Kepulauan Seribu JAWA BARAT 41 Kota Cimahi 42 Kabupaten Karawang 43 Kabupaten Majalengka 44 Kota Bogor 45 Kota Cirebon 46 Kabupaten Indramayu 47 Kota Sukabumi 48 Kabupaten Sukabumi 49 Kab. Bandung Barat 50 Kabupaten Garut 51 Kabupaten Ciamis 52 Kabupaten Cianjur 53 Kabupaten Cirebon 54 Kabupaten Kuningan 55 Kabupaten Bandung 56 Kabupaten Subang 57 Kabupaten Sumedang 58 Kabupaten Bogor 59 Kota Tasikmalaya 19
XXX
XIX
XXXI
XX
XXXII
XIII
XXI
KALIMANTAN TENGAH 4 119 Kabupaten Kapuas 120 Kabupaten Kotawaringin Timur 121 Kota Palangkaraya 122 Kabupaten Lamandau
XXXIII
JUMLAH UNIT
JUMLAH PROVINSI
33
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
178
35
36
NO. 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
PSU Rsh/Rusunawa Univ. Udayana IAIN Mataram, Perum La Resort Kutaraja Biluy Resort Darul Imarah Univ. Islam Negeri Medan,Univ Muhamaddiyah Sumut Univ. Andalas Univ. Lancang Kuning Tanjung Uncang, Pekerja Peserta Jamsostek (Rusunami) Univ. Jambi Pekerja Palembang, Griya Sumatera Selatan Sejahtera Univ. Lampung Politeknik Negeri Pontianak Univ. Lambung Mangkurat Univ. Palangkaraya Univ. Mulawarman, Pekerja Sepinggan Juata Permai Univ. Negeri Makassar, UIN Alauddin Univ. Tadulako, Pekerja Kayumalue Yumasses Total
Lokasi Denpasar Mataram Aceh Besar Medan Padang Pekanbaru Batam Jambi Palembang Lampung Pontianak Banjarmasin Palangkaraya Samarinda dan Balikpapan Tarakan Makassar Palu Jayapura
E. Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya sebanyak 13.350 unit Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya dapat terfasilitasi sebanyak 13.350 unit. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 10.000 unit. Stimulan pembangunan PSU perumahan swadaya ini diberikan melalui Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dengan kriteria penerima bantuan adalah seperti pada pembangunan perumahan swadaya yaitu RTLH MBR yang tersebar dan pada skala kecamatan.
PSU berupa pembangunan jalan lingkungan di Kabupaten Kuningan. Pembangunan MCK sebagai salah satu komponen PSU di Kota Tasikmalaya.
37
PROVINSI KABUPATEN / KOTA D.I. YOGYAKARTA Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Sleman JAWA TIMUR Kabupaten Tulungagung Kabupaten Gresik Kabupaten Lamongan Kabupaten Jombang Kota Blitar Kabupaten Ngawi Kabupaten Malang Kabupaten Pacitan BALI Kabupaten Karangasem Kabupaten Gianyar Kabupaten Tabanan Kabupaten Bangli NUSA TENGGARA BARAT Kabupaten Sumbawa Barat Kabupaten Sumbawa NUSA TENGGARA TIMUR Kabupaten Sumba Barat Daya Kabupaten Manggarai Barat Kabupaten Ngagekeo Kabupaten Manggarai Kabupaten Manggarai Timur Kabupaten Timor Tengah Selatan KALIMANTAN BARAT Kota Singkawang Kota Pontianak KALIMANTAN TENGAH Kabupaten Lamadau 1 2 6 2 4 8 2
PSU (Unit) 200 100 100 900 100 200 100 100 100 100 100 100 500 200 100 100 100 200 100 100 600 100 100 100 100 100 100 200 100 100 100 100
PROVINSI KABUPATEN / KOTA GORONTALO Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo SULAWESI TENGAH Kabupaten Buol SULAWESI SELATAN Kabupaten Luwu Timur Kabupaten Gowa Kabupaten Tana Toraja 1 3 1 2
PSU (Unit) 300 100 200 100 100 400 200 100 100 100 100 3 300 100 100 100 3 300 100 100 100 2 200 100 100 2 200 100 100 1 100 100
XXIV SULAWESI BARAT 75 XXV 76 77 78 Kabupaten Mamuju SULAWESI TENGGARA Kabupaten Konawe Kabupaten Wakatobi Kota Kendari
XXVIII PAPUA BARAT 84 85 Kabupaten Sorong Tengah Kota Sorong PAPUA Kabupaten Jayapura
57 58 XVII 59
XXIX 86
Keterangan: PSU= Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum JUMLAH UNIT JUMLAH PROVINSI JUMLAH Kabupaten/Kota 10.000 29 86
38
39
40
NO IX
PROVINSI KABUPATEN / KOTA JAWA TIMUR 1. Kabupaten Lamongan 2. Kabupaten Tulungagung 3. Kabupaten Malang 4. Kabupaten Gresik
TARGET (Unit) 900 300 200 200 200 400 100 100 100 100 500 200 150 150 400 100 100 100 100 350 100 150 100 250 125 125 300 100 100 100 300 100 100 100 100 100
REALISASI (Unit) 903 250 212 200 241 289 0 84 33 172 558 205 153 200 337 104 100 112 21 229 22 161 46 281 121 160 628 352 135 141 346 134 57 155 107 107
% 100.3 83.3 106.0 100.0 120.5 72.3 84.0 33.0 172.0 111.6 102.5 102.0 133.3 84.3 104.0 100.0 112.0 21.0 65.4 22.0 107.3 46.0 112.4 96.8 128.0 209.3 352.0 135.0 141.0 115.3 134.0 57.0 155.0 107.0 107.0
SULAWESI UTARA 1. Kota Manado 2. Kabupaten Minahasa Tenggara 3. Kota Bitung 4. Kabupaten Minahasa Utara
XI
XII
SULAWESI TENGGARA 1. Kota Kendari 2. Kota Bau Bau 3. Kota Konawe 4. Kabupaten Konawe Selatan
XIII
XIV
XV
NUSA TENGGARA TIMUR 1. Kabupaten Timor Tengah Utara 2. Kabupaten Belu 3. Kabupaten Manggarai
XVI
41
NAMA PAKET
Rumah Sosial Rumah Sosial Rumah Sosial Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Tertinggal Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Daerah Nelayan Rumah Khusus Cagar Budaya
KAB/KOTA
Kota Tangerang Selatan, Banten Kota Semarang, Jawa Tengah Kota Salatiga, Jawa Tengah Kota Sorong, Irian Jaya Barat Kab. Sorong, Irian Jaya Barat Kab. Boven Digoel, Papua Kota Jayapura, Papua Kab. Batu Bara, Sumatera Utara Kab. Asahan, Sumatera Utara Kab. Tapanuli Tengah, Sumatera Utara Kota Batam, Kepulauan Riau Kota Bintan, Kepulauan Riau Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat Kab. Buleleng, Bali Kab. Sambas, Kalimantan Barat Kab. Bolaang Mangondow Selatan, Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mangondow, Sulawesi Utara Kab. Poliwali Mandar, Sulawesi Barat Kab. Pangkajene, Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan Kab. Gorontalo, Gorontalo Kab. Gorontalo Utara, Gorontalo Kab. Morowali, Sulawesi Tengah Kab. Banggai, Sulawesi Tengah Kab. Sumbawa Barat, NTB Kab. Manggarai Timur,NTT Kota Surakarta, Jawa Tengah
UNIT
80 84 34 30 30 35 30 31 31 40 36 40 31 30 25 35 35 31 25 31 35 35 40 40 40 30 42 1.006
JENIS RUMAH
3 Lantai 3 Lantai 3 Lantai Tapak Tapak Tapak Panggung Panggung Panggung Tapak Panggung dan Tapak Tapak Tapak Tapak Panggung Tapak Tapak Panggung Panggung Panggung Panggung Tapak Panggung Panggung Tapak Tapak Tapak
42
43
93,08% 2,70% 0,80% 0,26% 2,74% 0,42% 0,01% 0,00% 100% 0,00% 0,00% 0,00% 0% 100% 100%
44
45
Gambar 3.4 Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010 Hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi tahun 2010, adalah sebagai berikut: Pada akhir tahun 2010, telah berhasil dilakukan pengembangan data awal perumahan di 33 provinsi, yang berpotensi meningkatkan kapasitas pemerintah daerah. Melakukan pemantauan pelaksanaan Dekon di 10 SKPD Pemrov (sebagai uji sampel); Melakukan evaluasi atas hasil kegiatan pemantauan dan evaluasi Dekon 2010; Melakukan Monev Dekon pada 33 SKPD/Provinsi (Laporan Manajerial, Laporan Keuangan dan Simak BMN) untuk laporan ke Bappenas berdasarkan Peraturan Presiden No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
46
47
48
Unit
7.500
10.000
20.000
Unit
90.374
10.374
12.470
5 6
Unit Ha
7.500 50
10.000 50
13.350 30
Unit
8.159
8 9 10 11
1.006
88.839 20.684
49
60
51
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan APMCHUD 3 tersebut, pada 29-30 November 2010 telah diselenggarakan pertemuan pertama Biro APMCHUD 3 di Bali. Pertemuan ini dihadiri para anggota negara Biro APMCHUD 3 dan menyepakati tindak lanjut dari lima kelompok kerja APMCHUD yang antara lain menyepakati bahwa Korea Selatan akan bertanggung jawab pada kelompok Pembiayaan Perumahan dan Indonesia sendiri akan bertanggung jawab untuk kelompok Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim.
52
53
54
Peluncuran Buku oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Menteri Pekerjaan Umum dalam Hari Habitat Dunia.
Kuliah Umum oleh Walikota Surabaya (Tri Rismaharini) dalam Youth Urban Forum di ITS Surabaya.
55
Angsuran
Belanja FL dalam pos pembiayaan/investasi sehingga bukan dana habis dan merupakan revolving fund Setelah beberapa periode tertentu semakin berkurang dan terus mengecil sampai akhirnya tidak perlu ada alokasi atau ketika Tabungan Perumahan Nasional sudah melembaga APBN+sumber dana lain Untuk sisi permintaan (KPR) dengan tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 15 tahun Untuk sisi pasokan (Kredit Konstruksi) dengan tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 24 bulan
SUMBER: DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN
Masyarakat yang dapat dibantu dengan program FLPP adalah masyarakat yang termasuk dalam kelompok sasaran sesuai Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Kelompok sasaran yang dimaksud adalah masyarakat baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap yang belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan, dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat berpenghasilan menengah bawah (MBM). Dengan adanya FLPP, tingkat suku bunga diturunkan dibawah angka 10 %. Hal tersebut bertujuan supaya dapat mengurangi beban yang dirasakan MBM dan MBR selama ini yaitu dalam mengangsur rumah per bulan. Sementara itu, dalam hal uang muka, pada tahun 2010, FLPP baru dikhususkan untuk mengurangi tingkat suku bunga sedangkan untuk bantuan uang muka diharapkan dapat dikoordinasikan dengan menggunakan dana Bapertarum, Jamsostek, atau YKPP. Namun demikian, Kementerian Perumahan Rakyat tengah menyiapkan mengenai Tabungan Perumahan dimana untuk jangka panjang akan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengatasi masalah penyediaan uang muka. Selain bantuan pembiayaan pada sisi permintaan, FLPP juga menyediakan bantuan pembiayaan perumahan untuk sisi pasokan. Meski pada tahun 2010 belum dijalankan, nantinya FLPP akan turut memfasilitasi kredit konstruksi dengan tingkat bunga terjangkau.
56
57
58
Kliping Peru
at mahan Raky
4.4 .4 E-Procurement Pada tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat melakukan berbagai layanan melalui mekanisme E-Procurement (Electronic Procurement). Pelayanan yang dilakukan dengan mekanisme tersebut antara lain adalah Penerimaan Pegawai Secara Online, Sistem Informasi Pegawai, Sistem Informasi Keuangan, serta Sistem Informasi Kinerja Kemenpera.
59
Digital Library (http://digilib.kemenpera.go.id) 4.4 .7 E-Newsletter E-Newsletter Kementerian Perumahan Rakyat terbit setiap 2 minggu sekali dan berisi rangkuman dari kegiatan Kemenpera serta Kliping Perumahan Rakyat yang terbit setiap harinya. E-Newsletter ini dimulai pada November 2010 dan dapat diakses pada alamat http://bpa.kemenpera.go.id/ Newsletter Edisi 1 dan 2 Tahun 2010
60
61
62
BAB V PENUTUP
Selama tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat telah berupaya melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan tercapainya Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kementerian Perumahan Rakyat. Secara umum, Kementerian Perumahan Rakyat telah menjalankan kewajiban dan memiliki capaian kinerja yang baik. Fungsi utama yang diharapkan dari Kementerian Perumahan Rakyat telah dapat dijalankan yaitu melalui pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan terutama bagi MBM dan MBR. Hadirnya Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan diharapkan akan lebih mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan terutama bagi MBM dan MBR tersebut. Terdapat juga terobosan-terobosan yang tidak bisa diabaikan untuk menuju Kementerian Perumahan Rakyat yang visioner seperti keterlibatan dalam forum internasional melalui APMCHUD dan terobosan lainnya terkait keterbukaan informasi publik. Capaian kinerja dalam tahun 2010 tersebut dapat menjadi pembelajaran (lessons learned) dan faktor pendorong untuk meningkatkan kinerjanya dalam mencapai sasaran-sasaran strategisnya yang mendukung pengembangan perumahan dan permukiman terutama untuk mencapai Rencana Strategis periode 2010-2014.
63
01/SKB/M/2010
02/SKB/M/2010
4 Maret 2010
03/SKB/M/2010
15 Juni 2010
04/SKB/M/2010
24 Juni 2010
05/SKB/M/2010
Kementerian Perumahan Rakyat Dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kementerian Perumahan Rakyat Dengan Gubernur NTB
06 Agustus 2010
06/SKB/M/2010
04 September 2010
07/SKB/M/2010
Pemanfaatan Tanah Milik Negara (BUMN) Untuk Percepatan Kementerian Perumahan Rakyat Pembangunan Rumah Susun Dengan Di Kawasan Perkotaan Bagi Kementerian Badan Usaha Milik Masyarakat Berpenghasilan Negara Menengah Bawah Dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Kementerian Perumahan Rakyat Dengan Badan Pertanahan Nasional Sertipikasi Tanah Perumahan Swadaya
23 September 2010
08/SKB/M/2010
03 Desember 2010
Makna LOGO
1. Bentuk utama Logo berupa segitiga sama-sisi yang secara teori mempunyai kehandalan dalam struktur serta mencerminkan 3 pelaku pembangunan perumahan rakyat , yang saling bersinergi membangun, yaitu Badan/Dunia Usaha, Masyarakat, dan Pemerintah/Pemerintah Daerah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota). 2. Bentuk 3 segitiga berupa gunung atau gunungan, yang menggambarkan lingkungan hunian yang 1) berupa rumah sejahtera; 2) lingkungan hunian yang sehat; dan 3) terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, baik yang berupa rumah (perumahan) tapak (horizontal) maupun rumah (perumahan) susun (vertikal). 3. Secara perspektif, segitiga-segitiga tersebut membentuk atap-atap rumah yang menggambarkan salah satu fungsi rumah yaitu sebagai tempat berlindung, serta menunjukkan karakter rumah Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal. 4. Potongan terhadap bentuk segitiga membuat bentuk segitiga pada Logo menjadi lebih dinamis dan fleksibel yang juga melambangkan semangat kerjasama di dalam Kementerian Perumahan Rakyat baik secara internal maupun dengan pihak eksternal. 5. Bentuk manusia didalam segitiga menggambarkan perlindungan terhadap kehidupan di dalamnya.
Warna LOGO
1. Warna Hijau: lambang bermakna kesuburan, pertumbuhan, kehidupan, dan berwawasan lingkungan. 2. Warna Kuning-kehijauan: Kuning dalam peta tata ruang diartikan sebagai zonasi perumahan dan permukiman. Kuning-kehijauan melambangkan pembangunan perumahan dan permukiman senantiasa berwawasan lingkungan.
Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia Jl. Raden Patah I No.1, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110