1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagai referensi yang ditetapkan di
lapangan. Bila Bench Mark belum ada makn pemborong berkewajiban membuat
Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan Matrik terhadap Low
Water Spring (LWS), sedangkan ukuran-ukuran dinyatakan dalam satuan matrik,
kecuali bila dinyatakan lain.
3. Pemborong harus atau wajib membuat Bowplank dan memasang patok-patok
pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjadi ketelitian bentuk,
posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan
ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
4. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, Bowplank harus disetujui Direksi.
Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh
Direksi.
PR-1
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
1. Persiapan Lapangan
Untuk tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, bangunan gudang, Direksi Keet dan
lain-lain pemborong harus membersihkan dan membenahi lapangan.
3. Bangunan Sementara
Untuk menjamin keamanan bahan dan pelengkapan lain yang dianggap perlu,
Pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman
dari risiko hilang atau rusak. Dan pemborong juga diwajibkan menyediakan
barakbarak untuk pekerja.
Kontruksi kantor bersifat sementara, lantai dari ruang-ruang dibuat dari beton
rabat, dinding dari papan. Pemborong juga harus menyediakan kantor sementara
dengan luas dan kualitas minimum sama dengan kantor Direksi.
b. Pemborong juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan
kantor Direksi.
PR-2
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
e. Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan perlatannya harus dipindahkan dan
Pemborong berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila diminta
Direksi.
Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk peiaksanaan pekerjaan ini. Lokasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betui diperlukan untuk
pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan
bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan
persetujuan Direksi.
PR-3
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.
Pemborong harus menyedinkan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh Direksi
dan Staf. Alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan
pemborong wajib menyediakan operator peralatan tersebut. Setelah pekerjaan
selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong.
PR-4
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indanesia, mengenai bahan bangunan
serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.
2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh,
pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya
paling tidak sama atau lebih tinggi apa yang disyaratkan.
3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang
memenuhi persyaratan teknis dan pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin
mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.
1. Semua kedalaman air harus diukur dari referensi permukaan air (garis bidang
referensi), yang didefinisikan sebagai tinggi muka air referensi 0.00 yaitu muka air
tenang (MSL).
2. Pengukuran kedalaman air untuk kebutuhan perhitungan volume pengerukan
hendaknya dilakukan Penyedia Barang/ Jasa dengan pengukur digital (echo
sounder) atau peralatan manual yang dapat disetujui direksi.
3. Penyedia Barang/ Jasa hendaknya menyediakan dan merawat pengukur pasang
surut yang memadai di sekitar lokasi pengerukan dan mengajukan surat ijin kepada
direksi mengenai jenis alat ukur yang digunakan, lokasi yang dipasang dan metode
pembacaan yang tepat.
1. Material yang dikeruk terdiri dari material lempung kehitaman dan pasir lempung abu-
abu sedang yang berada di kolam pelabuhan, alur pelayaran dan sediment trap.
Contoh material yang akan dikeruk diberikan pada lampiran.
2. Penyedia Barang/ Jasa harus menyesuaikan alat keruk yang akan digunakan agar
sesuai dengan material yang akan dikeruk.
1. Harga dan biaya pekerjaan dalam RAB mencakup pengerukan semua material
apakah keras atau lunak dan pembuangan hasil kerukan ke daerah reklamasi yang
ditunjukkan dalam gambar.
PR-5
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
2. Volume hasil kerukan yang dibayar adalah volume yang dihitung berdasarkan
perubahan elevasi permukaan dasar perairan yang dikeruk melalui pengukuran
batimetri daerah pengerukan.
PR-6
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
2. Penyedia Barang/ Jasa harus melakukan pengukuran sekali lagi setelah selesai
seluruh pekerjaan (termasuk pekerjaan dermaga) dan dimintakan persetujuan pemilik
pekerjaan.
Hasil kerukan yang merupakan tanah yang baik, ditimbun dan diratakan di lokasi
timbunan sesuai arahan direksi. Pembuangan material hasil kerukan harus dilakukan
dengan mengantisipasi agar hasil kerukan tidak mengotori perairan.
1. Pendahuluan
Pertimbangan yang cermat perlu diberikan kepada dampak yang mungkin timbul
terhadap lingkungan sekitarnya selama kegiatan pengerukan berlangsung agar
dampak tersebut dapat di tekan sekecil mungkin. Analisa mengenai dampak
lingkungan harus dibuat terlebih dahulu sebelum kegiatan pengerukan dimulai.
Apabila tidak tercapai tingkat dampak lingkungan maka diperlukan saran dari tenaga
ahli analisa mengenai dampak lingkungan. Pentingnya dampak yang ditimbulkan
akibat pekerjaan pengerukan terhadap lingkungan disekitarnya sangat tergantung
pada kondisi alam dari lingkungan itu sendiri. Dampak yang mungkin terjadi dari
pekerjaan pengerukan diantaranya adalah kekeruhan air, pergerakan dan
pengendapan sedimen halus (kadang-kadang dapat dicemari oleh bahan berbahaya),
kebisingan dan goncangan atau getaran. Selain itu juga perubahan arus, erosi dan
rembesan air bawah tanah (seepage).
PR-7
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
tergantung pada pola pergerakan air setempat. Pada daerah-daerah dimana partikel
halus biasanya terdapat dalam material yang lebih kasar atau tersementasi seperti
pasir berlumpur atau kapur, kegiatan pengerukan dapat melepaskan partikel-partikel
halus ke lingkungan dalam jumlah sedikit. Hal ini tidak akan menimbulkan dampak
yang merugikan. Namun demikian apabila jumlah partikel halus yang dilepaskan dan
diendapkan besar, maka kerusakan terhadap kehidupan laut dapat terjadi dalam
jangka pendek atau tetap. Jika perlu dibuat suatu studi model untuk memperkirakan
pola penyebaran partikel halus dan akibat yang mungkin terjadi pada lingkungan
sekitar dan suatu program monitoring sebaiknya dilakukan selama kegiatan
pengerukan.
4. Kebisingan
Umumnya kebisingan yang timbul akibat kegiatan pengerukan tidak berlebihan.
Meskipun demikian frekuensi emisi kebisingan dari berbagai jenis peralatan tertentu
seperti bucket chain dredger mungkin mengganggu permukiman yang ada
didekatnya. Biasanya peralatan pengerukan bekerja selama 24 jam sehari. Tingkat
kebisingan yang dapat ditoleransi pada waktu siang hari mungkin tidak dapat diterima
pada waktu malam hari. Penentuan tingkat emisi kebisingan yang dapat ditoleransi
sebagai suatu pedoman adalah merupakan hal yang mustahil dilakukan.
5. Perikanan
Umumnya populasi ikan tidak terpengaruh oleh pekerjaan pengerukan, kecuali bila
pengerukan atau dampak pengerukan tersebut merusak tanah atau tempat dimana
makanan ikan tersedia. Populasi yang tidak berpindah-pindah tempat seperti kerang-
kerang dan telur ikan akan terancam, baik secara langsung dengan adanya pekerjaan
pengerukan pada tempat kehidupannya, maupun secara tidak langsung dengan
berkurangnya penetrasi cahaya matahari atau oksigen karena bertambahnya
kekeruhan air atau terbentuknya selaput dari endapan-endapan halus. Seluruh bentuk
kehidupan laut dapat dipengaruhi oleh pelepasan bahan berbahaya dalam jumlah
yang cukup besar tetapi pencemaran yang umumnya kecil pada daerah perikanan
yang penting. ' Sebelum pekerjaan pengerukan dimulai, lokasi perikanan setempat
harus diidentifikasi dan tempat yang mungkin timbul akibat pekerjaan pengerukan
terhadap lokasi perikanan harus ditaksir. Harus diperhatikan bahwa pekerjaan
pengerukan yang akan dilakukan tidak akan merusak sumber makanan atau habitat
PR-8
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
perikanan. Mungkin dapat dicari suatu metode pengerukan yang tidak membahayakan
perikanan. Pada beberapa contoh metode ini mengakibatkan biaya pengerukan yang
lebih tinggi.
6. Perubahan arus
Pengerukan merupakan kegiatan pendalaman baik alur pelayaran maupun kolam
labuh. Kolam labuh dan alur pelayaran yang semula dangkal, berubah menjadi dalam.
Perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan lokasi gelombang pecah dari
laut. Gelombang yang besar sebelum dilakukan pengerukan akan pecah pada lokasi
agak jauh dari kolam labuh. Dengan adanya pengerukan gelombang pecah semakin
masuk di alur (dan kolam labuh). Gelombng pecah tersebut akan menimbulkan arus
yang akan mengganggu stabilitas dinding tebing khususnya alur pelayaran. Mengingat
lokasi kolam labuh cukup jauh dari mulut jetty, maka adanya arus tersebut tidak akan
membahayakan kapal, perahu atau erosi pada daerah kolam labuh dan tebing alur
pelayaran
PR-9
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
suatu sistem jaringan kerja. Hal ini membutuhkan lisensi gelombang VHF. Selain itu
berlaku mengadakan kontrol secara menyeluruh, seperti pentingnya pelaksanaan dan
sistem fungsi keselamatan.
Hal-hal berkaitan dengan pengerukan kolam labuh dan alur masuk pelabuhan yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini harus mengacu pada Standar Tata Cara
Pengerukan Muara Sungai dan Pantai (SNI 19-6471.1-2000, SNI 19-6471.2-2000,
SNI 19-6471.3-2000, SNI 19-6471.4-2000), serta harus selalu dikomunikasikan
dengan dan memperoleh persetujuan dari direksi sebelum pelaksanaannya.
1. Timbunan hendaknya dilaksanakan pada areal dan elevasi yang diperlihatkan dalam
gambar rencana.
2. Lokasi penimbunan yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan arahan
direksi.
1. Walaupun tanah timbunan yang akan digunakan untuk areal dermaga dianjurkan
adalah material hasil kerukan dari kolam pelabuhan, namun demikian Penyedia
Barang/ Jasa tetap harus menunjukkan hasil uji laboratorium terhadap karakteristik
fisik material tersebut berdasarkan standar ASTM.
2. Hasil pengujian disampaikan kepada direksi dan pemberi tugas untuk mendapatkan
persetujuan penggunaan material tersebut untuk bahan pengisi pada areal dermaga.
3. Tipe material yang sesuai digunakan untuk bahan timbunan/reklamasi adalah material
dengan gradasi tidak seragam mulai dari butir lolos ayakan no 4 ASTM (4,75 mm) dan
sebagian lolos saringan no 200 (0,75 mm) namun tidak lebih dari 10 %, non plastis
sesuai dengan batasan ASTM D24. Dalam hal di dalam bahan timbunan terdapat
bongkah bongkah besar melebihi batas normal, Penyedia Barang/ Jasa berkewajiban
untuk mengadakan sortir secukupnya hingga persyaratan dapat terpenuhi.
4. Material yang tidak layak pakai adalah material selain material yang memenuhi
spesifikasi dan tidak termasuk batasan berikut:
1) Material yang mudah busuk atau material yang mudah terbakar.
2) Lempung yang memiliki batas cair melebihi 80 atau batas plastis melebihi 55 jika
di uji dengan ASTM D423 dan D424.
3) Material yang memiliki kadar air lebih besar dari batas material yang mencapai
tingkat kepadatan sesuai dengan pasal 7 kecuali ada persetujuan dari direksi.
4) Material dengan total kadar asam sulfat (SO3) lebih besar dari 1 % kecuali jika
ada ijin dari direksi.
5. Semua material terbebas dari bahan yang tidak dikehendaki seperti daun, rumput,
akar dan sebagainya.
PR-10
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
6. Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab terhadap suplai dan transportasi dari
sumber material.
1. Seluruh permukaan daerah yang akan ditimbun harus bersih dari akar, batu atau
bahan lain yang tidak dikehendaki.
2. Kecuali daerah galian, lubang, segala macam rintangan harus disingkirkan kemudian
ditimbun dengan material terpilih dan di padatkan sesuai dengan ketentuan
pemadatan yang dijelaskan pada bagian lain dari spek teknik ini.
3. Material dan endapan yang tak terpakai hendaknya dibuang keluar dari batas lokasi
pekerjaan.
1. Penyedia Barang/ Jasa hendaknya mengajukan ijin kepada direksi perihal metode
pelaksanaan penimbunan dan tipe peralatan yang digunakan.
2. Area penimbunan yaitu di area pengembangan PPI sebelah utara dermaga.
3. Kepadatan lapis demi lapis, sehingga mencapai kepadatan yang maksimal untuk
bangunan.
4. Seluruh daerah yang ditimbun, hendaknya diperiksa dan disetujui oleh direksi
sebelum pelaksanaan pekerjaan.
5. Timbunan/reklamasi harus dipadatkan sesuai dengan spek tek ini.
6. Timbunan harus di padatkan 90 % kepadatan maksimum standar laboratorium. Untuk
selanjutnya kepadatan maksimum hendaknya ditentukan dari standar laboratorium.
7. Penyedia Barang/ Jasa boleh menggunakan ketebalan lebih dari 20 cm jika bias
melampirkan atau membuktikan hasil kepadatan sesuai dengan spesifikasi.
1. Satu pengujian kepadatan lapangan dilakukan untuk tiap 300 m2 luas permukaan
areal yang dipadatkan.
2. Dari tiap 1000 m3 material timbunan dilakukan tes kepadatan standar laboratorium.
PR-11
PERSYARATAN TEKNIS
PPI KUALA TUHA KABUPATEN NAGAN RAYA
Material timbunan yang tidak memenuhi spesifikasi teknik ditolak diganti dengan tanah
yang memenuhi.
PR-12