Anda di halaman 1dari 25

Jl. Mayjend. T. Hamzah Bendahara No.

52 Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh


Telp. +62(0651)22110 Fax. +62(0651)22106 Email: dishubkomintel@acehprov.go.id

DED REST AREA DIPERBATASAN ACEH - SUMUT


KOTA SUBULUSSALAM
Kontrak No: 02/PROG-SKPA/DED REST/KS-09/VI/2012
Tanggal 01 Juni 2012

JALAN KRUENG SABEE NO. 1 GEUCEU KOMPLEK - KOTA BANDA ACEH


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

KATA PENGANTAR

Sehubungan dengan pekerjaan DED REAT AREA DI PERBATASAN ACEH – SUMUT KOTA
SUBULUSSALAM, berdasarkan Perjanjian Kerja (Kontrak) nomor: 02/PROG-SKPA/DED REST/KS-
09/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) nomor : 03/PROG-SKPA/KS-
09/VI/2012 tanggal 1 Juni 2012 oleh Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Perhubungan, Komunikasi,
Informasi dan Telematika Aceh, bersama ini kami sampaikan Laporan Ringkas (Executive Summary
Report)
Secara garis besar Laporan Ringkas (Executive Summary Report) ini berisikan pendahuluan, gambaran
lokasi perencanaan, studi pustaka, analisa perencanaan dan hasil perencanaan teknis Rest Area.
Kami harapkan Laporan Ringkas (Executive Summary Report) ini dapat mencapai sasaran sesuai dengan
yang diharapkan.
Demikian agar Bapak/Ibu menjadi maklum, atas perhatian serta bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, September 2012


CV. FAJAR MULIA

Ivan Rasid, ST, MT


Team Leader

CV. FAJAR MULIA i


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………………… ii
DAFTAR GABAR ………………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL .…………………………………………………………………... iii
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ..............................…………………………............ 1
GAMBARAN UMUM ...…………...........................……………………..... 1
MAKSUD, TUJUAN DAN KELUARAN ...………………………………..... 1
LINGKUP PEKERJAAN ........................................................….......... 2
LOKASI PEKERJAAN ........................................................................ 2
DESKRIPSI LOKASI PERENCANAAN
GAMBARAN UMUM KOTA SUBULUSSALAM ................................... 3
METODOLOGI
PENDEKATAN DAN METODE KERJA .......................……................ 5
ANALISA PERENCANAAN TEKNIS
UMUM .....……....................................................………………........... 10
PERENCANAAN TEKNIS …….……………...................…................... 10
DETAIL PERENCANAAN
LATAR BELAKANG .....…….................................………………........... 16
PERENCANAAN LAHAN DAN TAPAK …….………………................... 16
PERENCANAAN BIAYA ............................…………………................ 18
PERENCANAAN GAMBAR TEKNIS ...……… …................................ 19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN .................................................................................. 22
SARAN ............................................................................................. 22

CV. FAJAR MULIA ii


(Executive Summary DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

PENDAHULUAN lalu lintas Subulussalam – Dairi menjadi cukup


padat.

Kepadatan kendaraan (lalu lintas) kadang


LATAR BELAKANG
membuat pengemudi kelelahan yang akhirnya
Dasar pelaksanaan kegiatan DED Rest Area di dapat menyebabkan kecelakaan. Kepadatan
Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam kendaraan (lalu lintas) dan perjalanan yang
adalah Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor: cukup jauh kadang membuat pengemudi
02/PROG-SKPA/DED REST/KS-09/VI/2012 kelelahan yang berdampak terjadinya
tanggal 01 Juni 2012, yang tertuang dalam kecelakaan. Selain faktor kelelahan, faktor
Peraturan Gubernur Aceh No: 23 Tahun 2011 kondisi fisik pengendara dan kondisi kendaraan
tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) juga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
tahun 2012 sekaligus merupakan bagian dari lalu lintas.
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 26 Tahun 2010
Dalam peraturan perundangan mengenai Lalu
tentang Perubahan Rencana Pembangunan
Lintas dan Angkutan Jalan ada ketentuan yang
Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2007-2012.
menyebutkan bahwa setiap mengemudikan
Kegiatan ini tercantum dalam Program dari kendaraan selama 4 jam harus istirahat selama
Kegiatan SKPA Provinsi Aceh Tahun 2012 Dinas sekurang-kurangnya setengah jam, untuk
Perhubungan, Komuniukasi, Informasi dan melepaskan kelelahan, tidur sejenak ataupun
Telematika Provinsi Aceh, yaitu Program untuk minum kopi, makan ataupun ke kamar
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas kecil/toilet.
Perhubungan dengan nomor program
Sehingga untuk mengurangi resiko kecelakaan
1.07.1.07.01.15. dan bagian dari Perencanaan
dan meghilangkan rasa lelah setelah menempuh
Pembangunan Sarana dan Prasarana
perjalanan jauh akibat mengemudi maka salah
Perhubungan dengan Nomor Kegiatan:
satu kebijakan yang diambil adalah dengan cara
1.07.1.07.01.15.01.
membangun lokasi tempat istirahat atau dikenal
dengan Rest Area di jalan Lintas Perbatasan
GAMBARAN UMUM Aceh - Sumut Kota Subulussalam. Hal ini
Kota Subulussalam adalah gerbang utama untuk bertujuan untuk mengembalikan kesegaran dan
memasuki Provinsi Sumatera Utara melalui kebugaran pengemudi yang merasa lelah, letih,
Pantai Barat Selatan Aceh. Hal tersebut atau mengantuk sehingga dapat mengurangi
disebabkan karena Subulussalam adalah titik tingkat kecelakaan lalu lintas.
pertemuan jalan nasional yang menghubungkan
antara Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten MAKSUD, TUJUAN DAN KELUARAN
Aceh Singkil di Provinsi Aceh serta Kabupaten
Pekerjaan DED Rest Area di Perbatasan Aceh –
Dairi di Provinsi Sumatera Utara.
Sumut Kota Subulussalam ini dimaksudkan
Dengan telah ditingkatkannya jalan Nasional untuk merancang (design) tempat peristirahatan
yang menghubungkan antara Provinsi Aceh dan (rest area) beserta fasilitasnya di ruas jalan
Sumatera Utara, kedepan akan menjadikan jalur Nasional Subulussalam – Sindikalang yang
berlokasi di Kota Subulussalam disekitar daerah

CV. FAJAR MULIA 1


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi 3. Pekerjaan analisis data lapangan yang
Sumatera Utara. meliputi data hasil pengukuran elevasi
tanah eksisting, analisis lalu lintas, analisis

Tujuan yang hendak dicapai dari pekerjaan ini luas area, struktur bangunan fasilitas,

adalah: kondisi lingkungan serta analisis biaya


pembangunan rest area beserta fasilitasnya;
1. Tersedianya perencanaan tempat istirahat
atau Rest Area yang representatif lengkap 4. Membuat Perencanaan Arsitektur dan

dengan fasilitas umum guna memenuhi Struktur beserta Gambar Perencanaan,

kebutuhan para pengguna jalan untuk meliputi gambar situasi, gambar elevasi dan

beristirahat dan melepaskan kelelahan; gambar konstruksi detail;

2. Mempercepat pembangunan dan 5. Membuat Rencana Anggaran Biaya,

pengembangan Kota Subulussalan yang Menyusun Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

merupakan penghubung antara Provinsi


Aceh dan Provinsi Sumatera Utara; LOKASI PEKERJAAN

3. Agar pertumbuhan ekonomi dan Lokasi pekerjaan lapangan atau kegiatan survey
pembangunan dapat berkembang pesat, dilakukan di lokasi tapak rencana pembangunan
serta menciptakan peluang investasi Rest Area yang telah direkomendasikan oleh
pemerintahan Kota Subulussalam. Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan
Telematika Aceh bersama dengan Dinas

LINGKUP PEKERJAAN Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan


Telematika Kota Subulussalam, yang berada di
Secara umum lingkup kegiatan DED Rest Area di
jalur lintas jalan Nasional Subulussalam –
Perbatasan Aceh - Sumut Kota Subulussalam ini
Sindikalang (Km +20.00 dari Kota
terdiri dari pekerjaan lapangan atau survey
Subulussalam), Desa Lae Ikan, Kecamatan
lapangan, analisa dan perencanaan detail.
Penanggalan, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.
Adapun detail pekerjaan DED Rest Area ini
adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengumpulan data dan informasi DESKRIPSI LOKASI


serta inventarisasi data yang meliputi data PERENCAAN
fisiografi dan topografi, data instansional,
data sosial demografi, data lalu lintas, data
GAMBARAN UMUM KOTA SUBULUSSALAM
harga bahan /material, serta studi literatur
terkait desain rest area pada lokasi jalan Luas total Wilayah Kota Subulussalam adalah

bebas hambatan; 1.391 Km2, yang terdiri dari 5 kecamatan, 8


Kemukiman dan 74 desa/gampong. Kecamatan
2. Pekerjaan survey yang meliputi survey
Sultan Daulat merupakan kecamatan terluas,
pengukuran topografi, survey penyelidikan
meliputi 43,28% dari total luas Kota
tanah dan observasi menyeluruh lingkungan
Subulussalam, diikuti Kecamatan Rundeng
sekitar lokasi;
(23,88%), Kecamatan Simpang Kiri (15,31%),

CV. FAJAR MULIA 2


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

Kecamatan Longkib (10,85%) dan Penanggalan Tahun 2007 perekonomian Kota Subulussalam
(6,68%). tumbuh 4,12 persen, tahun 2008 tumbuh 4,86
persen dan tahun 2010 pertumbuhan ekonomi di
Secara geografis, Kota Subulussalam berada di
Kota Subulussalam meningkat tajam menjadi
perbatasan antara Provinsi Aceh dan Provinsi
5,29 persen dan lebih tinggi dari pertumbuhan
Sumatera Utara. Sehingga Kota Subulussalam
provinsi NAD yang hanya tumbuh 2,64 persen.
merupakan gerbang masuk Provinsi Aceh dari
arah Timur. Jalan sebagai sarana penunjang transportasi
memiliki peranan penting khususnya untuk
Posisi Kota Subulussalam berada pada koordinat
transportasi darat. Seiring dengan semakin
02o 27' 39" - 03o 00' 00" LU dan 97o 45' 00" -
pesatnya perkembangan Kota Subulussalam,
98o 10' 00" BT.
pemerintah Kota Subulussalam telah
Batas batas wilayah Kota Subulussalam adalah: meningkatkan panjang jalan menjadi 610,66 km,

 Sebelah Timur : Kabupaten Dairi dan dengan rincian panjang jalan nasional 67 km,

Kabupaten Pakpak Bharat (Provinsi Sumatera panjang jalan provinsi 99,80 km dan panjang

Utara) jalan kota 434,86 km.

 Sebelah Barat : Kecamatan Trumon Jalan nasional sepanjang 67 km, merupakan

dan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan jalan lintas Barat Selatan Aceh, yakni ruas jalan
Subulussalam - Sindikalang yang
 Sebelah Utara : Kecamatan Lawe Alas,
menghubungkan antara wilayah Kota
Kabupaten Aceh Tenggara dan dan
Subulussalam – Kabupaten Singkil dan Kota
Kabupaten Dairi (Provinsi Sumatera Utara)
Subulussalam - Kabupaten Dairi (Sumut).
 Sebelah Selatan : Kecamatan Singkohor
Jumlah mobil penumpang dan mobil barang di
dan Suro Baru, Kabupaten Aceh Singkil
Kota Subulussalam pada tahun 2009 mengalami
Kota Subulussalam memiliki curah hujan yang penambahan bila dibandingkan dengan tahun
cukup tinggi. Curah hujan tertinggi tercatat 2008. Jumlah mobil penumpang pada tahun
442,5 mm yang terjadi pada bulan November, 2009 meningkat menjadi 137 unit dari
dengan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan sebelumnya 67 unit pada tahun 2008. Mobil
Agustus yaitu 21 hari. barang bertambah dari 672 unit pada tahun

Jumlah penduduk Kota Subulussalam 2008 menjadi 893 unit pada tahun 2009.

berdasarkan Sensus tahun 2010 (Aceh Dalam Sebagian besar wilayah Kota Subulussalam
Angka, BPS: 2012) adalah 67.446 Jiwa, yang memiliki topografi dataran rendah yang
terdiri dari 33.956 orang laki-laki dan 33.360 jumlahnya mencapai 65,94% dan sisanya
orang perempuan. Kepadatan penduduk Kota merupakan perbukitan sebesar 34,06%. Wilayah
Subulussalam adalah 48 jiwa/Km2, dengan Kota Subulussalam berada di ketinggian 800 m
jumlah rumah tangga 14.453 KK. di atas permukaan laut.

Pertumbuhan ekonomi Kota Subulussalam yang Kondisi Lahan Eksisting


ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan
Berdasarkan hasil survey telah dilakukan oleh
2000 selama kurun waktu tahun 2007–2010
Konsultan, lokasi Rest Area yang akan
menunjukkan perkembangan yang meningkat.
direncanakan secara administratif berada di

CV. FAJAR MULIA 3


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

Desa/Gampong Lae Iken, Kecamatan Pendekatan daya dukung tanah adalah,


Penanggalan, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. perencanaan konstruksi pengaman tebing
Jarak lokasi Rest Area dengan Kota terhadap bahaya longsor berdasarkan aspek
Subulussalam ±20 Km dan jarak ke pintu sudut kemiringan lereng, stabilitas lereng akibat
gerbang perbatasan Aceh - Sumut ± 500 m. adanya pemotongan lahan eksisting dan daya
dukung tanah terhadap pondasi bangunan.
Berdasarkan hasil survey pengukuran, diperoleh
luasan Rest Area 9.600 m2 dengan, panjang Pendekatan struktural adalah, perencanaan dan
kearah jalan 120 m dan lebar kesisi bukit 80 m. perancangan bangunan berdasarkan aspek
kebutuhan luasan tapak dan kekuatan bangunan
Berdasarkan geografis lokasi Rest Area berada
mulai dari tapak pondasi hingga struktur
pada titik koordinat 2o 36’ 30,22’’ LU dan 98o 5’
bangunan atas.
35,05’’ BT, ± 500 m yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Peraturan dan standar yang diadopsi adalah
Bharat Provinsi Sumatera Utara, di bagian Timur Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Kota Subulussalam. Gedung Negara serta Standar Nasional lainnya
yang berlaku di Indonesia.
Secara kondisi topografi lokasi Rest Area berada
pada daerah perbukitan dengan ketinggian Pendekatan arsitektural adalah, perencanaan
tertinggi berada pada elevasi +26,86 dari dan perancangan bangunan berdasarkan aspek
permukaan jalan Subulussalam – Sindikalang. keindahan dan program ruang, yang
menitikberatkan pada interior dan eksterior
Kondisi lingkungan disekitar lokasi merupakan
bangunan dan landscape.
lahan tandus tanpa ditumbuhi tanaman, kecuali
di belakang lokasi (sisi Utara) merupakan Metode Kerja
kawasan hutan dan semak. Sementara di depan
Metode kerja dilakukan dengan menggunakan
lokasi merupakan jalan Nasional Subulussalam –
metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan,
Sindikalang dan pinggiran jurang yang sebagian
memaparkan, kompilasi dan menganalisa data
merupakan pemukiman penduduk.
(data primer dan skunder) sehingga diperoleh
Pada arah Timur terdapat sungai dan air terjun suatu pendekatan program perencanaan dan
yang lebih kurang 500 m langsung berbatasan perancangan untuk selanjutnya digunakan
dengan Provinsi Sumatera Utara. dalam penyusunan program ruang dan konsep
dasar perencanaan dan perancangan.

Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya


METODOLOGI merupakan konsep dasar yang digunakan dalam
perencanaan dan perancangan fasilitas rest area
PENDEKATAN DAN METODE KERJA
sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur.
Pendekatan Teknis
Kebutuhan data primer seperti data elevasi
Pendekatan perencanaan dan perancangan DED tanah, data luasan lahan, data tanah, data
Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota kondisi lingkungan disekitarnya, dan data kondisi
Subulussalam ini menggunakan pendekatan jalan (geometrik) yang melewati lokasi rest area
daya dukung tanah, struktural bangunan (lokasi berfungsi dalam penentuan gambar situasi,
dan tapak) beserta pendekatan arsitektural.

CV. FAJAR MULIA 4


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

pembuatan jalan akses masuk dan keluar lokasi Metode Perancangan


rest area, luas area dan desain pondasi dan
a. Penyusunan Konsepsi Desain
struktur bangunan fasilitas umum di lokasi rest
area. Penyusunan Konsepsi Desain DED Rest Area di
Perbatasan Aceh - Sumut Kota Subulussalam
Sementara data skunder yang duganakan
meliputi program arsitektural, bangunan dan
sebagai referensi, berupa studi literatur melalui
lingkungan serta didetailkan ke dalam program
buku dan sumber-sumber tertulis yang berkaitan
ruang setiap fasilitas rest area yang
mengenai perencanaan dan perancangan rest
direncanakan.
area. Peraturan-peraturan yang berhubungan
dengan studi kasus perencanaan dan Berikut ini merupakan design requirement dan

perancangan fasilitas tempat istirahat pada jalan design determinant yang berkaitan dengan

bebas hambatan di Indonesia berguna untuk perencanaan dan perancangan fasilitas rest area

mendapatkan program ruang yang akan diperbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam.

digunakan dalam perencanaan dan perancangan • Pemilihan Lokasi Tapak dan Penanganan
fasilitas rest area berdasarkan penekanan desain Lahan
arsitektural.
Pembahasan mengenai pemilihan lokasi tidak
Rincian metode kerja pelaksanaan kegiatan DED dilakukan, dikarenakan lokasi tapak untuk rest
Rest Area di Perbatasan Aceh-Sumut Kota area ini telah ditentukan dan ditetapkan oleh
Subulussalam ini dapat dilihat pada Gambar Pengguna Jasa. Konsultan hanya memberikan
Bagan Alir Metode Kerja Pelaksanaan Kegiatan. keterangan dan atau masukan pertimbangan

Tim Konsultan
positif dan negatif dari lokasi tapak eksisting
berdasarkan:
Koordinasi & Konsultansi
dgn Pemberi Tugas

 Ketentuan umum, berupa kriteria umum


I nformasi Lokasi
Tapak Rest Area
menyangkut penentuan lokasi penempatan
Laporan Pendahuluan fasilitas rest area tentang kondisi geografi
Survey dan Pengumpulan
Data Lapngan dan lansekap sepanjang jalan, panjang
jalan minimum, lokasi dan jarak kota
Analisa Data
terdekat, keadaan jalan dan keterkaitan
Studi Literatur
Penyusunan Konsepsi dengan sarana lain seperti simpang susun,
Desain

volume pengguna jalan dan tingkat rawan


Tahap Pra- Perancangan
kecelakaan.
Laporan Antara

Konsultansi/ Expose
dgn Pemberi Tugas
Tidak
 Ketentuan teknik, berupa kriteria yang
Ya diperoleh secara teknis dengan analisis dan
Tahap Penyusunan asumsi terhadap tingkat kestabilan tanah
Pengembangan Rencana

dan daya dukung tanah, dan teknik


Tahap Penyusunan
Rencana Detail
penanganan lahan untuk mendapatkan
letak dan posisi yang aman dan ideal bagi
Konsultansi dgn Tidak
Pemberi Tugas konstruksi bangunan yang akan dibangun
Ya
dilokasi lahan existing.
Laporan Akhir/ DED Rest
Area

CV. FAJAR MULIA 5


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

• Program Ruang Analisis kebutuhan fasilitas ini merupakan


perpaduan antara standarisasi jenis rest area
Pembahasan mengenai program ruang dilakukan
dengan kebutuhan rencana di lapangan.
dengan mengumpulkan data-data yang
Fasilitas ada yang bersifat utama dan ada
berkaitan dengan perencanaan dan perancangan
yang bersifat pelengkap. Untuk fasilitas
fasilitas rest area yang telah ada sebelumnya,
utama diharuskan tersedia di lapangan,
yaitu data mengenai pelaku ruang itu sendiri
sedangkan untuk fasilitas pendukung dilihat
dan kegiatannya yang didapat melalui studi
tingkat kebutuhannya dan dicanangkan pada
literatur. Selanjutnya data - data tersebut
cadangan lahan kontruksi.
dianalisis sesuai dengan standar dan kebutuhan
serta persyaratan ruang yang ditetapkan dalam • Analisis Keruangan (luasan) area
suatu fasilitas tempat istirahat, untuk peristirahatan.
mendapatkan program ruang yang akan
Analisis keruangan rest area disesuaikan
digunakan dalam perencanaan dan perancangan
dengan prinsip-prinsip arsitektur bangunan
fasilitas rest area pada ruas jalan Nasional
berdasarkan kebutuhan pengunjung untuk
Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam
istirahat selaku pengumudi dan penumpang
ini.
dan kebutuhan kapasitas maksimal parkir
• Penekanan Desain Arsitektur kendaraan dalam rest area. Untuk kelancaran
aksesibilitas kendaraan digunakan pola
Pembahasan mengenai penekanan desain
pengaturan akses masuk dan keluar,
arsitektur dilakukan dengan terlebih dahulu
penghindaran konflik lalu lintas dalam rest
mengumpulkan data-data yang berkaitan
area dan jalan raya.
dengan aspek arsitektural dalam perencanaan
dan perancangan fasilitas tempat istirahat. Data • Pembuatan Gambar Perspektif
yang diperoleh dilakukan dengan observasi
Gambar perspektif dilakukan dengan gambar
lapangan dengan membandingkan bangunan
teknis dalam perhitungan kontruksi nantinya
yang ada di lokasi perencanaan dan studi
dan didukung dengan gambar terinci. Dan
literature mengenai perencanaan dan
hal penyampaian dan pemaparan sehingga
perancangan fasilitas tempat istirahat pada jalan
kondisi rest area nantinya bisa tervisualisasi
tol.
dengan baik
Data-data yang diperoleh, selanjutnya akan
Adapun output atau keluaran yang dihasilkan
dilakukan analisa terhadap aspek arsitektural
adalag:
untuk memperoleh pendekatan arsitektural yang
digunakan dalam perencanaan dan perancangan  Membuat gambar yang menjelaskan

fasilitas rest area tersebut. mengenai situasi, rancangan tapak,


denah, tampak dan potongan.
b. Merancang/Design Rest Area
 Membuat laporan teknis yang berisi
Tahap perancangan yang lebih mendetailkan
penjelasan tentang pemilihan konsep
secara terukur terhadap hal-hal yang sudah
bangunan, pemilihan sub-sistem
dikonsepsikan.
arsitektur dan struktur yang digunakan
• Analisis Kebutuhan Fasilitas Rest Area.

CV. FAJAR MULIA 6


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

dan pemilihan sub-sistem utilitas dan mekanikal elektrikal serta interior yang sesuai
tata ruang. dengan gambar rencana yang telah disetujui.

 Laporan Prakiraan Biaya (Engineer • Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Estimate) berdasar perhitungan detail. (RKS/spesifikasi).

c. Penyusunan Pengembangan • Rincian volume pelaksanaan pekerjaan


Perencanaan (BQ/Bill of Quantity)

Penyusunan Pengembangan Rencana, antara • Rencana Anggaran Biaya (RAB/Estimasi


lain membuat : Biaya).

• Rencana arsitektur, meliputi pembuatan


Gambar Pengembangan yang menjelaskan
mengenai rancangan tapak, denah, tampak, ANALISIS
potongan dan detail-detail utama, dengan PERENCANAAN TEKNIS
menggambarkan program penggunaan
ruangan dengan melihat fasilitas rest area
UMUM
secara keseluruhan.
Secara umum, persyaratan teknis bangunan
• Rencana struktur, beserta uraian konsep dan
gedung negara mengikuti ketentuan yang diatur
perhitungannya, stabilitas tanah dan daya
dalam:
dukung tanah beserta perencanaan pondasi.
 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002
• Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan
tentang Bangunan Gedung;
perhitungannya, meliputi sistem tata udara,
 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
tata cahaya, listrik termasuk genset,
2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
plumbing, air bersih, sistem pencegahan dan
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
penanggulangan bahaya kebakaran, dan
Gedung;
bahaya gempa bumi.
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum
• Membuat garis besar spesifikasi teknis yang
Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
menjelaskan jenis, tipe dan karakteristik
Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
material/bahan yang digunakan.
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
• Penajaman pra-perkiraan biaya (arsitektur,
Lingkungan;
struktur, interior, utilitas, mekanikal dan
 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum
elektrikal) yang sesuai dengan konsep
Nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
rancangan detail yang ada.
Teknis Manajemen Penanggulangan
d. Penyusunan Rencana Detail
Kebakaran di Perkotaan;
Tahap Penyusunan Rencana Detail antara lain
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
membuat dan menghasilkan:
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
• Gambar-gambar pelaksanaan detail Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis

CV. FAJAR MULIA 7


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

Aksesibilitas dan Fasilitas pada Bangunan Bahan bangunan yang digunakan untuk
Gedung dan Lingkungan; bangunan pelayanan rest area memenuhi syarat
SNI untuk bahan bangunan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum 3. Persyaratan Struktur Bangunan
Penyusunan RTBL;
Struktur bangunan pelayanan yang
 Peraturan daerah setempat tentang direncanakan memenuhi persyaratan
bangunan gedung; serta keselamatan (safety) dan kelayanan
(serviceability) serta SNI konstruksi bangunan
 Standar teknis dan pedoman teknis yang
gedung, yang dibuktikan dengan analisis
dipersyaratkan.
struktur sesuai ketentuan.
PERENCANAAN TEKNIS
Spesifikasi teknis struktur bangunan pelayanan
Secara garis besar, persyaratan teknis bangunan secara umum meliputi ketentuan-ketentuan:
gedung negara adalah sebagai berikut:
a. Struktur Pondasi.
1. Persyaratan Tata Bangunan dan
 Struktur pondasi yang direncanakan mampu
Lingkungan
menjamin kinerja bangunan sesuai
a. Koefisien dasar bangunan (KDB); fungsinya dan dapat menjamin kestabilan
merupakan angka luasan lahan yang dapat bangunan terhadap berat sendiri, beban
dibangun. Nilai KDB (80%) x Luas lahan hidup, dan gaya-gaya luar seperti tekanan
(9.600 m2) = 7.680 m2. Sedangkan luas angin dan gempa termasuk stabilitas lereng;
lahan yang tepakai untuk bangunan =
 Dikarenakan konstruksi bangunan
4.152 m2
pelayanan di buat pada lokasi yang jenis
b. Koefisien dasae hijau (KDH); merupakan tanahnya lempung berpasir dan lereng
angka luasan lahan yang diperuntukan dengan kemiringan di atas 15° jenis pondasi
bagi lahan untuk penghijauan. Nilai KDH yang direncanakan adalah pondasi plat
(20%) x Luas lahan (9.600 m2) =1.920 beton bertulang dengan kedalaman 200 cm
m2. Sedangkan lahan yang tersisa 1920 dari muka tanah guna menyesuaikan
m2. dengan bentuk massa bangunan gedung

c. Koefisien lantai bangunan (KLH); untuk menghindari terjadinya likuifaksi

merupakan jumlah lantai bangunan yang (liquifaction) pada saat terjadi gempa;

akan dibangun. Jumah lantai yang akan  Pondasi bangunan utama untuk restoran
dibangun adalah 1 lantai. dan toko digunakan tipe pondasi plat beton

d. Garis sepadan bangunan (GSB); bertulang ukuran 120 x 120 x 35 cm diberi

merupakan jarak minimum yang tulangan Ø 16 mm jarak 10 cm dan diberi

diperbolehkan untuk mendirikan bangunan angkur baja 6 Ø 16 mm panjang 50 cm

yang dihitung dari pinggir jalan. Pada (M16-500 mm). Mutu beton yang dipakai

lokasi ini Rest Area dibangun 15 m dari adalah mutu K225.

pinggir jalan Nasional.

2. Persyaratan Bahan Bangunan

CV. FAJAR MULIA 8


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

 Pondasi menerus yang digunakan adalah minimum 10 buah Ø 16 mm


pondasi batu gunung dengan kekuatan dengan jarak sengkang maksimum
sebanding dengan 1PC : 4 PS. 15 cm;

b. Struktur lantai  Selimut beton bertulang minimum


setebal 2,5 cm;
Bahan dan tegangan yang digunakan
disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut:  Mutu beton yang digunakan adalah
mutu K225 sesuai dengan
 Lantai beton yang diletakkan langsung di
ketentuan SNI yang
atas tanah, diberi lapisan pasir di bawahnya
dipersyaratkan.
dengan ketebalan 5 cm, dan lantai kerja
dari beton tumbuk (K100) dengan ketebalan  Struktur kolom baja:
7 cm;
 Kolom baja yang dipakai
 Pelat lantai beton bertulang untuk area mempunyai kelangsingan (λ)
parkir dasarnya diberi lapisan sirtu setebal maksimum 150;
10 cm dan diatasnya diberi lapisan plastik.
 Kolom baja utama bangunan
Tulangan yang dipakai adalah tulangan
restoran dan kios, menggunakan
tunggal tipe wiremesh M8 dengan mutu
baja profil ukuran HB
beton K225;
250x250x9x14 mm tunggal yang
c. Struktur kolom mempunyai minimum 2 sumbu
simetris;
 Struktur kolom praktis dan balok
pasangan bata:  Sambungan kolom baja yang
menggunakan las digunakan las
 Besi tulangan kolom praktis
listrik, sedangkan yang
pasangan minimum 4 buah Ø 8 mm
menggunakan baut menggunakan
dengan jarak sengkang maksimum
baut mutu tinggi (HTB) ukuran
20 cm, dengan mutu beton K175;
M25 dan M19;
 Adukan pasangan bata yang
 Untuk balok beam digunakan baja
digunakan untuk dinding yang
profil ukuran H 150 x 50 x 20 x
bukan kedap air mempunyai
2.3 mm dan disambung dengan
kekuatan yang sama dengan
baut HTB M19;
adukan 1PC : 4 PS;
 Mutu bahan dan kekuatan yang
 Mutu bahan dan kekuatan yang
digunakan adalah untuk baja
digunakan disesuaikan dengan
tulangan dengan D ≥ 12 mm
ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
digunakan baja ulir (deform bar)
 Struktur kolom beton bertulang: BJTD 40 dengan tegangan leleh, fy

 Kolom utama beton bertulang yang =4000 kg/cm².

dicor setempat untuk bangunan  Untuk baja tulangan dengan Ø ≤


restoran dan toko mempunyai 12 mm digunakan baja tulangan
dimensi 40/40 diberi tulangan

CV. FAJAR MULIA 9


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

polos (plain bar) BJTP 24 dengan prasarana air minum yang memenuhi
tegangan leleh, fy = 2400 kg/cm². standar kualitas, cukup jumlahnya dan
disediakan dari saluran air berlangganan
 Modulus elastisitas baja, Es = 2.1
kota (PDAM), atau sumur, jumlah
× 105 MPa.
kebutuhan minimum 100 lt/orang/hari;
d. Struktur Atap
 Penggunaan air minum bersumber dari
 Struktur rangka atap baja sumur dalam menggunakan sistem

 Rangka atap untuk bangunan sumur bor yang diangkat dengan mesin

restoran dan toko menggunakan pompa dan di distribusikan ke manara


kuda kuda rangka baja profil ukuran air dan tangki penyimpanan dlam tanah.
H 200 x 100 x 5.5 x 8 mm  Bahan pipa yang digunakan untuk
 Sambungan yang digunakan pada instalasi dan distribusi digunakan pipa
rangka atap baja baik berupa baut, PVC dia. ½” – 1”, dan pemasangannya
paku keling, atau las listrik harus harus mengikuti ketentuan teknis yang
memenuhi ketentuan pada ditetapkan.
Pedoman Perencanaan Bangunan b. Pembuangan Air Kotor
Baja untuk Gedung;
 Pada dasarnya pembuangan air kotor
 Rangka atap utuk bangunan yang berasal dari dapur, kamar mandi,
pelayanan lainnya menggunakan dan tempat cuci, harus dibuang atau
baja ringan C75 mm dialirkan ke saluran umum kota;
 Semua baja profil dilapisi dengan  Semua air kotor yang berasal dari
pelapis anti korosi; dapur, kamar mandi, dan tempat cuci,

 Bahan penutup atap digunakan pembuangannya harus melalui pipa

genteng metal dengan ketebalan tertutup dan/atau terbuka sesuai

0.3 mm; dengan persyaratan yang berlaku;

 Bahan-bahan dan tegangan yang  Dalam hal ketentuan dalam butir 1)

digunakan harus sesuai dengan tersebut tidak mungkin dilaksanakan,

ketentuan SNI yang dipersyaratkan; karena belum terjangkau oleh saluran


umum kota atau sebab-sebab lain yang
4. Persyaratan Utilitas Bangunan
dapat diterima oleh instansi teknis yang
Utilitas yang berada di dalam dan di luar berwenang, maka pembuangan air
bangunan gedung negara harus memenuhi SNI kotor dilakukan melalui proses
yang dipersyaratkan. Spesifikasi teknis utilitas pengolahan dan/atau peresapan
bangunan gedung negara meliputi ketentuan (dibuat sumur resapan);
ketentuan:
 Air kotor dari kakus dimasukkan ke
a. Air Minum dalam septictank yang terbuat dari

 Setiap pembangunan baru bangunan beton bertulang dan pasangan batu

gedung harus dilengkapi dengan kapasitas 3 m3.

CV. FAJAR MULIA 10


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

c. Pembuangan sampah f. Instalasi listrik

 Setiap bangunan pelayanan disediakan  Pemasangan instalasi listrik harus aman


tempat sampah dan penampungan dan atas dasar hasil perhitungan yang
sampah sementara yang besarnya sesuai dengan Peraturan Umum
disesuaikan dengan volume sampah Instalasi Listrik;
yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai
 Instalasi listrik menggunakan fasilitas
dengan ketentuan, produk sampah
PLN 2200-4400 VA
minimum 3,0 lt/orang/hari;
 Guna mengatasi kemungkinan tidak
 Tempat penampungan sampah
berfungsinga listrik dari PLN, maka
sementara dibuat dari bahan kedap air,
disediakan pembangkit listrik darurat
mempunyai tutup, dan dapat dijangkau
cadabgab berupa mesin Genset, yang
secara mudah oleh petugas
catu dayanya dapat memenuhi
pembuangan sampah dari Dinas
kesinambungan pelayanan, berupa
Kebersihan setempat.
genset darurat dengan minimum 40%
d. Saluran air hujan daya terpasang;

 Pada dasarnya air hujan harus ditahan  Penggunaan pembangkit tenaga listrik
lebih lama di dalam tanah sebelum darurat harus memenuhi syarat
dialirkan ke saluran umum kota, untuk keamanan terhadap gangguan dan
keperluan penyediaan dan pelestarian tidak boleh menimbulkan dampak
air tanah; negatif terhadap lingkungan, knalpot
diberi sillencer dan dinding rumah
 Air hujan dialirkan kesaluran lingkungan
genset diberi peredam bunyi.
untuk selanjutnya dibuang ke saluran
yang ada di jalan; g. Penerangan dan pencahayaan

 Konstruksi saluran tertutup terbuat dari  Setiap bangunan pelayanan


buis beton dia. 30 cm yang ditutup mempunyai pencahayaan alami dan
dengan pasangan bata dan beton pencahayaan buatan yang cukup sesuai
bertulang. dengan fungsi ruang dalam bangunan
tersebut, sehingga kesehatan dan
 Konstruksi saluran terbuka terbuat dari
kenyamanan pengguna bangunan
½ dia. Buis beton Dia. 30 cm
dapat terjamin;
e. Sarana pencegahan dan penanggulangan
 Ketentuan teknis dan besaran dari
bahaya kebakaran
pencahayaan alami dan pencahayaan
Setiap bangunan pelayanan dilengkapi dengan buatan mengikuti standar dan pedoman
fasilitas pencegahan dan penanggulangan teknis yang berlaku, yakni 100-215
terhadap bahaya kebakaran, sesuai dengan lux/m2, dihitung berdasarkan
ketentuan yang berlaku yang ditetapkan, yakni kebutuhan dan fungsi bangunan/fungsi
racun api kapasitas 3 kg per unit bangunan. ruang.

h. Penghawaan dan pengkondisian udara

CV. FAJAR MULIA 11


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

Setiap bangunan pelayanan mempunyai sistem b. Sistem peringatan bahaya


penghawaan/ventilasi alami dan buatan yang
Setiap bangunan pelayanan dilengkapi
cukup untuk menjamin sirkulasi udara yang
dengan sistem komunikasi internal dan
segar di dalam ruang dan bangunan, disediakan
sistem peringatan bahaya berupa serine;
6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan
(AC) 6. Penyiapan dan Pematangan Lahan
yang meliputi:
i. Sistem Penangkal/proteksi petir
a. Pembentukan kualitas permukaan
 Penentuan jenis dan jumlah sarana
tanah/lahan sesuai dengan rancangan,
sistem penangkal/proteksi petir untuk
pemotongan dn pengalian lahan,
bangunan gedung negara harus
pembersihan lahan dan pembongkaran;
berdasarkan perhitungan yang
mengacu pada lokasi bangunan, fungsi b. Pematangan lahan yang meliputi:

dan kewajaran kebutuhan; pembuatan jalan dan jembatan dalam


kompleks, jaringan utilitas kompleks
 Penangkal petir yang digunakan adalah
(saluran drainase, air bersih, listrik,
lokal, jenis tombak kuningan dilengkapi
lampu penerangan luar, limbah kotoran,
sistem grounding;
hidran kebakaran), lansekap/taman,
 Ketentuan teknis sistem pagar fungsi khusus dan tempat parkir;
penangkal/proteksi petir yang lebih
7. Penyambungan yang meliputi:
rinci harus mengikuti standar dan
pedoman teknis. Penyambungan air dari PAM/PDAM jika tersedia
diwilayah rest area, penyambungan listrik dari
5. Persyaratan Sarana Penyelamatan
PLN, penyambungan telepon dari TELKOM.
Setiap bangunan pelayanan dilengkapi dengan
8. Penyelidikan tanah yang terperinci;
sarana penyelamatan dari bencana atau
keadaan darurat, serta harus memenuhi Untuk memastikan pemilihan jenis pondasi yang

persyaratan standar sarana penyelamatan direncanakan benar benar aman dan tepat.

bangunan sesuai SNI yang dipersyaratkan. Dikarenakan pegambilan sampel tanah pada

Spesifikasi teknis sarana penyelamatan lokasi kondisi eksisting, sementara untuk

bangunan gedung negara meliputi ketentuan perancangan bangunan pelayanan dilakukan

ketentuan: pada elevasi yang telah dilakukan pemotongan.


Maka diperlukan pekerjaan ulang untuk survey
a. Koridor/selasar
penyelidikan tanah. Guna mendapatkan hasil
 Lebar koridor bersih minimum 1,80 m; perencanaan struktur pondasi benar benar
aman akibat beban yang ditimbulkan.
 Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu
darurat atau arah keluar yang terdekat
tidak boleh lebih dari 25 m;

 Koridor harus dilengkapi dengan tanda-


tanda penunjuk yang menunjukkan
arah ke pintu darurat atau arah keluar;

CV. FAJAR MULIA 12


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

DETAIL PERENCANAAN serta efisiensi dan efektifitas sistem ruang


secara keseluruhan.

LATAR BELAKANG Suatu sistem tata letak yang baik adalah sistem

Perencanaan rest area yang dilaksankan tata letak yang menghasilkan situasi rest area

berpedoman pada “Buku Perencanaan Tempat dengan kondisi dimana:

Istirahat dan Pelayanan Di Jalan Bebas • Interaksi antara satu lintasan dengan
Hambatan Nomor 010/T/BT/1995 Departemen lintasan yang lain dapat dilakukan dengan
Pekerjaan Umum” dan “Pedoman Teknik Tata baik, sehingga kendaraan yang akan keluar
Cara Penentuan Lokasi Tempat Peristirahatan Di masuk dapat dengan mudah dilakukan.
Jalan Bebas Hambatan Nomor 037/T/BM/1999
• Interaksi antara moda kendaraan yang
Departemen Pekerjaan Umum”.
masuk/keluar lokasi dengan lalu lintas di
Sementara untuk perencanaan bangunan daerah sekitarnya dapat dilakukan dengan
pelayanan pada lokasi rest area berpedoman baik, tidak menyebabkan ganguan terhadap
pada: kelancaran lalu lintas.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum • Interaksi antara pengunjung dengan


Nomor 45/PRT/M/2007 tentang kendaraan dapat dilakukan dengan baik,
Pedoman Teknis Pembangunan sehingga pengunjung yang datang ke rest
Bangunan Gedung Negara; area dengan apapun dapat dengan mudah

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum menemukan fasilitas umum yang dapat

Nomor 29/PRT/M/2006 tentang digunakan.

Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan • Sirkulsi kendaraan dapat dilakukan secara


Gedung; efisiensi sehingga tidak menimbulkan

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum antrian yang panjang dan ruang parkir yang

Nomor 06/PRT/M/2007 tentang sempit.

Pedoman Umum Rencana Tata • Pemisahan lokasi parkir untuk kendaraan


Bangunan dan Lingkungan; penumpang dan barang.

 Standar Nasional Indonesia (SNI) yang • Ulitilitas bangunan pendukung yang tersedia
berhubungan dengan konstruksi disesuaikan dengan fungsi dari Rest Area itu
bangunan gedung. sendiri.

PERENCANAAN LAHAN DAN TAPAK Perencanaan Lahan

Perencanaan detail rest area yang dilaksanakan Rencana tapak rest area di desain berdasarkan
meliputi perencanaan lahan dan tapak fungsi kebutuhan ruang dan luas lahan yang
bangunan, komponen dan tata letak bangunan tersedia.
yang dibangun. Hal terpenting dari ketiga aspek
Kondisi topografi lokasi Rest Area berada pada
tersebut adalah perencanaan lahan dan tata
daerah perbukitan dengan ketinggian berada
letak, karena hal ini akan sangan berpengaruh
pada elevasi 238+500 m sampai dengan elevasi
terhadap daya dukung lahan dan bangunan
267+750 m. Dengan kondisi lahan yang cukup

CV. FAJAR MULIA 13


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

bergelombang, maka diperlukan adanya Pada bagian akhir pemotongan dibuat


perencanaan penanganan lahan untuk posisi konstruksi perkuatan tebing berupa dinding
tapak bangunan. penahan tanah dari pasangan batu.

Konsep perencanaan lokasi rest area ini adalah 4. Lokasi perbukitan bagian belakang bagunan
memudahkan akses kendaraan dan orang ke pelayanan
lokasi rest area dan fasilitas bangunan
Pada lokasi ini dilakukan pemotongan lahan
umumnya, dengan kondisi lahan yang tersedia.
dengan kemiringan dibuat 25o dan diperkuat
Untuk itu dilakukan proses penanganan lahan
dengan konstruksi perkuatan tebing, agar
dengan mengupayakan elevasi lahan dibuat
kestabilan tanah dan lereng aman.
selandai mungkin dengan mempertimbangkan
aspek teknis (kekuatan dan stabilitas lereng) Sistem pemotonga lahan trap dapat dilihat

dan biaya. pada gambar berikut.

Penanganan lahan dilakukan dengan membagi Rencana Tapak dan Konstruksi Bangunan

lahan rest area menjadi dua lokasi, yaitu dengan Rencana tapak adalah perencanaan lokasi
sistem dua trap: konstruksi bangunan pelayanan atau fasilitas

1. Lokasi daerah milik jalan (parkir mopen umum di rest area yang meliputi lokasi tapak

umum) areal parkir dan lokasi tapak bangunan.

Pada lokasi ini dilakukan pemotongan lahan Secara umum rencana tapak untuk rest area

hingga mencapai elevasi 238+500 m direncanakan adalah Rest Area Tipe I (Ringan),

sepanjang 15 meter. yang mengakomodasi keperluan ruang.

Pada bagian akhir pemotongan dibuat Konstruksi bangunan di desain berdasarkan

konstruksi perkuatan tebing berupa dinding aspek teknis (kekuatan dan kestabilan), aspek

penahan tanah dari pasangan batu. arsitektur (keindahan dan nilai fungsi sosial dan
budaya lokal) dan aspek biaya (penggunaan
2. Lokasi area parkir dan peristirahatan
material yang ekonomis).
Pada lokasi ini dilakukan pemotongan lahan
hingga mencapai elevasi 242+600
msepanjang 25 meter.

Pada bagian akhir pemotongan dibuat


konstruksi perkuatan tebing berupa dinding
penahan tanah dari pasangan batu.

3. Lokasi bangunan fasilitas umum (restoran,


toko, toilet, mesjid, dll)

Pada lokasi ini dilakukan pemotongan lahan


hingga mencapai elevasi 244+500 m,
245+400 dan 246+2000 m sepanjang 28
meter.

CV. FAJAR MULIA 14


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

Kemiringan lereng ≤ 25o


Dan dibuat terasering

PERENCANAAN BIAYA

Perencanaan biaya konstruksi rest area yang


tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB) merupakan perhitungan analisa biaya
pelaksanaan konstruksi rest area yang akan
dibangun nantinya. Untuk mendapatkan
perkiraan biaya pelaksanaan, maka ada
beberapa konstanta parameter yang harus
diperoleh, yaitu:

1. Volume pekerjaan

Volume pekerjaan diperoleh dengan menghitung


volume masing masing item pekerjaan
berdasarkan gambar perencanaan yang telah
dibuat.

2. Harga satuan upah, bahan/material dan


peralatan;

Harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan


diperoleh dari survey harga untuk daerah Kota
Subulussalam. Dalam perencanaan ini harga
satuan dasar diambil berdasarkan harga upah,
bahan dan peralatan yang bersumber dari harga
satuan Keputusan Gubernur tahun 2012 untuk
lokasi Kota Subulussalam.

3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan;

Analisa harga satuan pekerjaan adalah analisa


teknis satuan pekerjaan yang mengandung

CV. FAJAR MULIA 15


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

unsur/parameter upah tenaga, bahan dan 4. Material material fabrikasi modern seperti
peralatan. Dimana untuk masing masing jenis material logam digunakan sebagai
pekerjaan mengandung nilai koefisien upah, pembentuk citra futuristik sekaligus sebagai
bahan dan peralatan yang berbeda beda. solusi untuk beberapa bagian bangunan
yang akan terkena sinar matahari dan air
Untuk mendapatkan koefisen upah, bahan dan
hujan dalam intensitas tinggi.
peralatan untuk setiap item pekerjaan maka
digunakan standar analisa harga satuan 5. Bangunan fasilita umum dirancang terbuka
pekerjaan yang dapat diadopsi dari berbagai disesuaikan dengan kondisi tropis alam
referensi diantaranya: Indonesia dan provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam khususnya. Sehingga sirkulasi
a) Analisa SNI-2008 untuk Bangunan Gedung
penghawaan alami dapat berjalan dengan
b) Analisa AHS Spesifiksi 2010 Direktorat Bina baik.
Marga
6. Konsep reat area yang cenderung terbuka
Berdasarkan uraian di atas, diperoleh nilai biaya seperti ini juga memudahkan orientasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi rest area pengguna.
beserta bangunan pelayanan sebesar
7. Pembagian Zona untuk area parkir dan
Rp.6,523,300,000.00. Detail hitungan biaya
tempat istirahat dan zona fasilitas umum,
pelaksanaan konstruksi ditampilkan dalam
yang dipisahkan oleh sistem trap dengan
Lampiran Dokumen Rencana Anggaran Biaya
pembagian berdasarkan letak elevasi lahan.
(RAB), yang merupakan bagian yang terpisah
dari Laporan Akhir. 8. Pembagian Zona parkir yang terpisah
anatara parkir kendaraan pribadi, umum
PERENCANAAN GAMBAR TEKNIS
dan bus dengan kendaraan truck.
1. Perancangan bangunan menggunakan
Rest Area yang dirancang meliputi fasilitas
langgam bentuk minimalis yang ditampilkan
utama dan fasilitas penunjang. Fasilitas utama
dalam bentuk bangunan yang terlihat
adalah fasilitas parkir kendaraan dan tempat
simple dengan geometrik kotak dan
istirahat, sedangkan fasilitas penunjang adalah
memiliki pola jalur sirkulasi yang jelas untuk
bangunan fasilitas pelengkap.
pengguna bangunan.
Untuk semua gambar rest area dan konstruksi
2. Elemen elemen bangunan yang bersifat
bangunan pelayanan yang tersedia di dalam
fungsional ditampilkan sebagai pembentuk
lokasi rest area ditampilkan dalam Lampiran
fasade bangunan dan elemen elemen
Dokumen Gambar Teknis Perencanaan yang
dekoratif tidak ditampilkan dalam fasade
merupakan bagian terpisah dari Laporan Akhir.
bangunan.
Adapun fasilitas utama dan penunjang dalam
3. Bangunan dengan konsep minimalis
lokasi rest area yang dirancang meliputi:
memiliki konsekuensi beberapa bagian
bangunan akan lebih terekspos terhadap 1. Ram (jalan akses masuk dan keluar lokasi
sinar matahari dan air hujan, sehingga perlu rest area)
penanganan yang baik terhadap beberapa
2. Area parkir kendaraan
bagian seperti ini.

CV. FAJAR MULIA 16


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

3. Bangunan Utama (Restoran + Toko/Kios +


Toilet)

4. Bangunan Mushola + Tempat Wudhu

5. Bangunan Gazebo

6. Bangunan Rumah Genset

7. Tower Air

8. Konstruksi pengaman tebing

9. Sistim Drainase lingkungan

10. Area SPBU

Gambar-gambar berikut merupakan gambar


hasil perencanaan “Rest Area di Perbatasan
Aceh – Sumut Kota Subulussalam”.

CV. FAJAR MULIA 17


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

CV. FAJAR MULIA 18


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

CV. FAJAR MULIA 19


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

CV. FAJAR MULIA 20


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

CV. FAJAR MULIA 21


(Executive Summary) DED Rest Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota Subulussalam

KESIMPULAN DAN 9. Area SPBU diperkuat dengan lapisan sirtu


dipadatkan;
SARAN
10. Saluran lingkungan terbuat dari konsrtuksi
buis beton dan beton bertulang
KESIMPULAN
11. Konstruksi tower air mengunakan rangka
Berdasarkan analisa dan perhitungan daya
baja struktur dilengkaoi dengan tangki air
dukung tanah, stabilitas lereng dan perhitungan
dan bak penyimoanan air beserta pompa
struktur bangunan untuk pekerjaan DED Rest
distribusi;
Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota
Subulussalam beserta bangunan pelayanannya 12. Konstruksi tanggul penahan tanah digunakan

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : bahan pasangan batu 1PC : 4 PS kombinasi
dengan beton bertulang;
1. Penangan lahan perbukitan yang rawan
lonsor dengan melakukan pemotongan dan 13. Sudut pemotongan lahan dibagian belakang

penggalian; rest area di buat selandai mungkin dengan


sudut kemiringan berkisar 25o , untuk
2. Pondasi yang digunakan adalah jenis
menghindari bahaya longsor;
pondasi plat untuk bangunan pelayanan rest
area yang digabung dengan pondasi
pasangan batu gunung; SARAN

3. Struktur kolom untuk bangunan restoran + Berdasarkan analisa dan perhitungan daya
toko dipakai baja struktur yang perkuatan dukung tanah, stabilitas lereng dan perhitungan
sambungan menggunakan baut; struktur bangunan untuk pekerjaan DED Rest

4. Struktur lantai bangunan pelayanan Area di Perbatasan Aceh – Sumut Kota

menggunakan beton rabat yang dilapisi Subulussalam beserta bangunan pelayanannya

dengan lapisan pasir urug; maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut :
5. Struktur dinding menggunakan pasangan
bata dengan kekuatan sebanding dengan 1. Melakukan investigasi/ penyelidikan tanah

1PC – 4Ps; ulang disekitar lokasi lahan setelah


dilakukan proses pemotongan/penggalian
6. Struktur rangka atap untuk bangunan
lahan;
utama menggunakan rangka baja struktur,
sementara untuk bangunan lainnya 2. Sehingga diperoleh perencnaan struktur

menggunakan rangka baja ringan; pondasi benar benar aman terhadap


parameter lahan dan daya dukung tanah
7. Konstruksi parkir area untuk kendaraan
yang ditimbulkan akibt beban bangunan
pribadi dan umum dipakai beton bertulang
dan pengaruh angin dn gempa;
yang dilapisi sirtu dan plastik pada bagian
bawahnya; 3. Memberikan dan atau memasang rambu
rambu lalu lintas yang menunjukkan loksi
8. Konstruksi parkir untuk kendaraan Truck
Rest Area.
digunakan lapisan sirtu dipadatkan;

CV. FAJAR MULIA 22

Anda mungkin juga menyukai