Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANTARA

DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu


No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

BAB IV
GAMBARAN UMUM
WILAYAH STUDI

4.1 KONDISI UMUM


Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 53 tahun 2002 Tentang Tatanan
Kepelabuhan Nasional (pasal 9 dan 10) yang disebutkan di atas dan berdasarkan pada
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, maka Pelabuhan Ulee Lheue
dikelompokkan menjadi pelabuhan regional dan merupakan pelabuhan pengumpul.
Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap UU PA No 11 Tahun 2006, UU
Kepelabuhanan No 61 Tahun 2009, KepMenhub 414 Tahun 2013 tentang RIP Nasional Rqanun
RTRW Aceh, dan Tatrawil Aceh, maka Pelabuhan Ulee Lheue di Kota Banda Aceh ditetapkan
dalam rencana dengan fungsi sebagai pelabuhan utama, yang melayani angkutan
penyeberangan luar negeri (internasional) dan dalam negeri dalam provinsi. Angkutan
penyeberangan internasional direncanakan untuk rute atau lintasan penyeberangan Ulee
Lheue – Penang/Langkawi (Malaysia), baik untuk pelayanan umum maupun mendukung
kegiatan pariwisata. Angkutan penyeberangan dalam negeri dalam provinsi adalah pada rute
atau lintasan Ulee Lheue - Balohan (Sabang) yang merupakan lintasan strategis nasional dan
dikenal dengan lintasan Sabuk Utara Nasional. Lintasan ini akan menghubungkan PKNp Banda
Aceh dengan PKW/PKSN Sabang secara langsung.
Dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional pada pasal 10 ayat 4 juga menyebutkan
bahwa pelabuhan pengumpan primer ditetapkan dengan memperhatikan:.
a) berperan sebagai pengumpan pelabuhan hub internasional, pelabuhan internasional
pelabuhan nasional;
b) berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan utarna
dan pelabuhan pengumpan:
c) berperan melayani angkutan laut antar Kabupaten/Kota dalam propinsi;
d) berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25 mil:
e) kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS:
f) memiliki dermaga minimal panjang 70 m;
g) jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 - 50 mil.

4.2 KONSISI EXISTING PELABUHAN


Wilayah Pelabuhan Ulee Lheue meliputi wilayah Kota Banda Aceh, Kota Sabang, dan
Kabupaten Aceh Besar (termasuk didalamnya zona pulau Nasi, Pulau Breuh, dan Pulau Bunta).
Potensi daerah hinterland untuk ketiga zona secara umum meliputi sektor pertanian,
peternakan, perikanan, industri pengolahan, perdagangan, pariwisata, pengangkutan dan
telekomunikasi, Hotel dan Restoran, sektor jasa, dan konstruksi. Sementara untuk sektor
pertambangan tidak mempunyai kontribusi yang signifikan di zona hinterland ini.
Pelabuhan Ulee Lheue merupakan pelabuhan feri utama di Kota Banda Aceh.
Pelabuhan ini terletak pada koordinat 5°34'1"LU dan 95°17'42"BT, berada di di wilayah

1|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

Kecamatan Meuraxa dan berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh. Pelabuhan
Ulee Lheue pada saat itu merupakan salah satu poros transportasi lokal utama yang
memberikan pelayanan infrastruktur pengangkutan penumpang kapal feri untuk kapasitas
600 penumpang per hari. Pelabuhan ini mampu mengirimkan 15 ton barang setiap hari dan
juga menyediakan layanan feri kapal barang besar (500 ton) ke Sabang, Pulo Aceh, daerah di
sepanjang pantai barat Aceh, serta Pulau Simeulue. Sebelum tsunami, pelabuhan ini dilindungi
oleh tanggul pantai (breakwater) pada sisi utara dan selatan. Di darat ada bangunan terminal
besar tiga lantai terbuat dari beton yang juga menjadi tempat bagi syahbandar lokal dan para
pemakai lainnya.

Gambar-4.1 Zona Hinterland Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue.

Selaras dengan pengembangan lintas penyeberangan untuk Balohan di atas, maka di


Ulee Lheue juga dengan pelayanan angkutan penyeberangan dalam negeri dalam provinsi
untuk rute atau lintasan Ulee Lheue – Lampuyang – Lamteng – terus ke Balohan. Rencana
pengembangan untuk pelabuhan Ulee Lheue ini adalah pemantapan dan peningkatan dari
kegiatan pelabuhan yang ada dewasa ini.
Saat ini Pelabuhan Ulee Lheue hanya melayani RUTE Ulee LheueBalohan-Ulee Lheue,
Ulee Lheue-Pulau Aceh (Lamteng). Kapal yang beroperasi adalah kapal cepat dan kapal lambat
yang bersandar di dermaga yang berbeda. Daftar Kapal yang beroperasi disajikan dalam Tabel
-4.1. Hampir semua kapal yang digunakan untuk melayani transportasi penyeberangan di
Pelabuhan Ulee Lheue sudah berusia diatas 10 tahun, kecuali Kapal BRR/PMRP yang dibuat
tahun 2008.
Jenis kapal yang digunakan untuk menyeberang dari Pelabuhan Penyeberangan
Bakauheni ke Pelabuhan Penyeberangan Merak adalah kapal Ro-Ro (Roll on – Roll off). Kapal
Ro-Ro (Roll on – Roll off) adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke
dalam kapal. Kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble
bridge atau dermaga apung ke dermaga. Kapal Ro-Ro selain digunakan untuk angkutan truk
juga digunakan untuk mengangkut mobil penumpang, sepeda motor dan pejalan kaki.

2|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

Tabel -4.1
Tipe dan Jenis Kapal yang beroperasi di Pelabuhan Ulee Lheue

Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheu, 2015

Gambar-4.2 Photo udara lokasi Dermaga pada Pelabuhan Ulee Lheue

Dermaga yang ada dipelabuhan penyeberangan Ulee Lheu terdiri dari :


1. Dermaga Kapal Ferry - Ro-ro (movaible bridge)
Dermaga kapal ferry Ro-ro mempunyai luas 12 x 10 m2 terletak pada koordinat
5°33'52.21"U; 95°17'41.71"T. Dermaga berfungsi untuk menaik turunkan penumpang
dan melakukan bongkar muat barang dan kenderaan yang melayani lintasan Ulee Lheu
– Sabang dan Ulee Lheu – Lamteng dengan menggunakan Movable bridge (MB). Kapal
yang dilayani oleh dermaga ini yaitu :
 Tanjung Burang jenis roro ferry 540 GT
 BRR/PMRP jenis passanger ship/ro-ro 911 GT
 Papuyu YB 4217 jenis ferry ro-ro 284 GT

2. Dermaga Kapal Cepat


Dermaga ini menggunakan kontruksi deck on sheetpile mempunyai luas 70 x 10 m2
terletak pada koordinat 5°33'54.75"U ; 95°17'40.48"T, dermaga ini berfungsi sebagai
menaik turunkan penumpang yang menggunakan kapal cepat lintasan Ulee – Lheu –
Sabang dengan menggunakan kapal :

3|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

 Express Cantika 89 jenis passanger ship


 Express Bahari 9C jenis passanger ship
 Express Bahari 3C jenis passanger ship
 Express Bahari 2 F jenis passanger ship
 Express Citra Jet -09 jenis passanger ship
 Express Pulo Rondo jenis passanger ship

3. Dermaga Keperluan Darurat


Dermaga Keperluan Darurat mempunyai luas 52 x 12 m2 terletak pada koordinat
5°33'58.75"U ; 95°17'40.59"T, dermaga ini difungsikan sandaran kapal KM Krisna dan
Kapal Ferry Jenis Roro (Papayu, KMP BRR, KMP Tanjung Burang). Konstruksi ini
merupakan Deck on Pile dengan menggunakan tiang pancang sebagai pondasi bagi
lantai dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga (termasuk gaya akibat berthing dan
mooring) diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang tersebut. Di bawah lantai
dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya serta dilapisi
dengan perkuatan (revetment) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air
yang disebabkan leh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar
akibat gaya berthing dan mooring kapal perlu dilakukan pemasangan tiap pancang
miring. Pada tahap akhir pekerjaan dermaga dilakukan pembuatan lantai dermaga.

4.3 KONDISI FISIK


4.3.1 Topografi dan Batimetri
Kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan Ulee Lheue adalah -5.0 m s/d -6.0 m.
Kontur daratannya berkisar antara +0.0 m s/d 4.0 m DPL. Gambar 3D kondisi eksisting
bathymetri pelabuhan Ulee Lheue ditunjukkan dalam Gambar-4.3. Terlihat bahwa pada alur
pelayaran telah terjadi pendangkalan yang cukup membahayakan pelayaran pada saat surut
terendah. Pengerukan sudah pernah dilakukan sebanyak 3 kali setelah pembangunan
pelabuhan selesai (tahun 2008). Saat ini, alur pelayaran mengalami pendangkalan kembali.
Dengan demikian pengerukan rutin perlu dilakukan di Pelabuhan Ulee Lheue untuk
kenyamanan penyelenggaraan lalu lintas kapal.

Gambar-4.3 Kondisi Eksisting Batimetri Kolam dan Alur Pelabuhan Ulee Lheue

4|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

4.3.2 Tanah dan Sedimentasi


Dalam kegiatan ini pekerjaan penyelidikan tanah yang dilakukan mencakup sondir 2
titik dan boring 2 titik

Gambar-4.4 Pelaksanaan Sondir dan Boring

Gambar-4.5 Hasil SPT Boring (sementara)

5|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

Hasil penyelidikan tanah yang lebih lengkap sedang dilakukan pengujian di laboratorium
Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

4.3.3 Hidro-Oceanografi
Pelabuhan Ulee Lheue adalah pelabuhan buatan yang dibangun di daratan dengan
kedalaman pengerukan dasar kolamnya berkisar antara : 5 m – -6.0 m. Zona perairan
pelabuhan dipengaruhi oleh pertemuan antara arus dari Laut Andaman dan Teluk Benggala.
Pelabuhannya sendiri berhadapan dengan Pulau Weh dan berdekatan dengan Pulau Nasi, Pulau
Breuh. Dari hasil penelitian diperoleh data kedalaman air tertinggi biasanya terjadi pada pagi
hari pukul 09:00 WIB yaitu sebesar 6,06 m dan terendah terjadi pada pukul 16:00 yaitu
sebesar 3,82 m. Hal ini yang menyebabkan rute keberangkatan Kapal fery dilakukan pada pagi
hari dan siang hari sebelum jam 16:00 yang menyesuaikan dengan kondisi tinggi muka air di
dalam kolam. Pada siang hari diperlukan kehati-hatian saat kapal melalui alur pelayaran
dengan kedalaman 3.82 m, dimana kondisi alur pelayaran di pelabuhan sudah mengalami
pendangkalan kembali paska pengerukuan yang sudah pernah dilakukan 2 tahun yang lalu.

1. Pasang Surut
Komponen harmonik pasang surut di Pelabuhan Ulee Lheue digunakan untuk
membangkitkan besarnya pasang surut di Pelabuhan Ulee Lheue. Adapun grafik pasang
surut hasil pengukuran disajikan dalam Gambar-4.6. Terlihat bahwa perairan Ulee Lheue
mempunyai tipe pasang surut condong ke harian ganda dengan tinggi pasang surut
mencapai 154.26 cm terhadap LLWL pada saat pasang purnama. Rentang pasut yang

dikikat ke MSL adalah 80.29 cm. Rangkuman nilai elevasi penting pasut yang telah diikat
thd LLWS dan MSL disajikan dalam Tabel-4.2.Nilai elevasi PASUT bila diikat pada HHWL
adalah 80,29 cm dan pada LLWL adalah -73,97 cm.

Gambar-4.6 Grafik Pasang Surut di Pelabuhan Ulee Lheue

6|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

Tabel-4.2
Nilai Elevasi Penting Pasut
Elevasi
Elevasi Penting Diikat Terhadap MSL
(cm)
Highest High Water Level HHWL 80,29
Mean High Water Level MHL 32,42
Mean Sea Level MSL 0
Mean Low Water Level MLWL - 31,27
Lowest Low Water Level LLWL - 73,97
Elevasi
Elevasi Penting Diikat Terhadap LLWL
(cm)
Highest Water Spring HHWL 154,26
Mean High Water Level MHWL 106,4
Mean Sea Level MSL 73,79
Mean Low Water Level MLWL 42,7
Lowest Low Water Level LLWL 0

2. Arus
Kecepatan arus di pelabuhan Ulee Lheue yang paling besar terjadi pada pukul 09:00
WIB yaitu sebesar 0,357 m/s dan terkecil terjadi pada pukul 12:00 WIB yaitu sebesar
0,01 m/s. Untuk debit air terbesar yang terjadi di pelabuhan Ulee Lheue terjadi pada
pukul 09:00 WIB yaitu sebesar 177,93 m3/s dan debit terkecil terjadi pada pukul 09:00
WIB yaitu sebesar 9,47 m3/s (Rencana Induk Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheu,
2015)

3. Kecepatan Angin
Data kecepatan angin biasanya merujuk pada data yang berasal dari Stasiun
Meteorologi Klas II di Blang Bintang Aceh. Data tersebut dikelompokkan dengan
menggunakan data kecepatan angin harian rerata dari tahun 1999-2008. Pembangkitan
data angin untuk zona perairan pelabuhan Ulee Lheue disajikan dalam Gambar-4.7
Rekapitulasi distribusi kecepatan angin menurut arah mata angin disajikan dalam Tabel-
4.3. dan mawar angin ditampilkan dalam Gambar-4.7.

Gambar-4.7 Gambar Fetch di Pelabuhan Ulee Lheue

7|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

Dari Tabel dan mawar angin dapat dilihat bahwa, kejadian kecepatan angin yang
terbesar (7 Knot s/d 16 Knot) yang paling dominan dan berpengaruh adalah yang
berasal dari arah W, NW, N, dan NE. Kecepatan angin antara 11 Knot s/d 16 Knot paling
sering terjadi dari arah NE, dengan jumlah kejadian 10 kali. Arah angin yang berasal
dari E,SE,S,and SW tidak diperhitungan, sebab keempat arah angin ini pembangkitannya
dari arah daratan
Tabel-4.3
Distribusi Kecepatan Angin Harian Rerata di Pelabuhan Ulee Lheu
Arah <1 1-3 4-6 7 - 10 11 - 16 Total
E 43 73 52 2 170
SE 355 469 91 84 999
S 246 210 28 0 484
SW 66 59 9 3 137
285
W 336 435 72 8 851
NW 208 113 3 0 324
N 134 33 4 0 171
NE 92 154 26 10 282
Total   1480 1546 285 107 3703
Sumber : BMKG Blang Bintang, Hasil Analisa, 2017

Gambar-4.8 Gambar Wind Rose di Pelabuhan Ulee Lheu

4. Gelombang
Tabel-4.4 menunjukkan distribusi tinggi gelombang yang mungkin terjadi di Pelabuhan
Ulee Lheue berdasarkan arah mata yang angin yang diperhitungkan. Tinggi gelombang
> 1 m terjadi dari arah Utara dengan jumlah kejadian 9 kali.

8|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

Tabel -4.4
Distribusi Tinggi Gelombang sesuai dengan Mata Angin

Wave Height (m)


Direction Amount
< 0,5 0,5 - 0,7 0,71 - 1 >1
West 851 0 0 3 854
North West 112 154 55 3 324
North 84 50 28 9 171
North East 0 0 0 0 0
East 0 0 0 0 0
South East 0 0 0 0 0
South 0 0 0 0 0
South West 0 0 0 0 0
Total 1047 204 83 15 1349

Bangkitan tinggi dan periode gelombang signifikan berdasarkan periode ulang 2 tahunan
s/d 100 tahunan untuk masing-masing arah W, NW, dan N ditampilkan dalam Tabel-4.5.
Pada periode ulang 2 tahun s/d 100 tahun, tinggi dan periode gelombang signifikan
tertinggi berasal dari arah North.
Tabel-4.5
Distibusi Tinggi Gelombang dan Periode Gelombang Signifikan

Periode Ulang W NW N
(Tahun Hs (m) Ts (m) Hs (m) Ts (m) Hs (m) Ts (m)
2 0,25 2,28 0,73 4,99 0,77 5,4
5 0,28 2,37 0,84 5,22 0,88 5,63
10 0,31 2,43 0,9 5,37 0,94 5,79
25 0,33 2,52 0,99 5,56 1,03 5,98
50 0,35 2,57 1,05 5,7 1,09 6,13
100 0,37 2,63 1,11 5,84 1,15 6,27

5. Klimatologi
Iklim yang berlangsung di Pelabuhan Ulee Lheue adalah sama dengan bagian kawasan
lain di Kota Banda Aceh. Secara umum beriklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sifat
– sifat iklim laut. Berdasarkan data klimatologi untuk wilayah Kota Banda Aceh yang
diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang menunjukkan bahwa dari tahun 1986
sampai dengan 2003, suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,5ºC hingga 31ºC,
dengan kirasaran antara 18,0ºC sampai 37,0ºC atau suhu rata-rata udara 26,4ºC, dan
tekanan (minibar) antara 1008-1012. Curah hujan kota Banda Aceh terbesar pada tahun
2003 terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 245 mm dan terkecil terjadi pada bulan
Juni sebesar 3 mm. Jumlah curah hujan ini selama tahun 2003 yaitu sebesar 1.065 mm,
dengan rata-rata per bulannya sebesar 88,75 mm/bulan. Sementara itu kelembaban
udara rata-rata per bulan dalam satu tahun yaitu 74,6%. Bulan kering ditandai dengan
jumlah curah hujan kurang dari 60 mm, sedangkan bulan basah adalah jumlah curah
hujan di atas 100 mm. Menurut Schmidt dan Ferguson, untuk menentukan tipe iklim
adalah dengan menghitung angka perbandingan antara rata-rata bulan kering (BK)
dengan bulan basah (BB) dikali 100%. Dari hasil perbandingan didapatkan nilai Q

9|Page
LAPORAN ANTARA
DED Perpanjangan Dermaga Sandar Pelabuhan Ulee Lheu
No.Kontrak 02/KONTRAK-PERENC/PSM/VI/2017

sebesar 100%, berarti tipe iklim pada kawasan penelitian termasuk iklim tipe E (iklim
agak kering). Lebih jelasnya mengenai kondisi iklim ini dapat dilihat pada Tabel-4.6

Tabel-4.6
Kondisi Klimatologi Kota Banda Aceh. Tahun 2016

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai