Anda di halaman 1dari 45

Prinsip Dasar

Penggunaan Antibiotik Terapi


Secara Bijak

1
Pendahuluan : antibiotik
1943 – Penemuan antibiotik 
Menurunkan morbiditas dan
mortalitas

Penggunaan antibiotik tidak bijaksana


 Resistensi antibiotik

Kenapa terjadi overuse antibiotik :


- Sulit bedakan bakteri & non bakteri
- Ketakutan keadaan memburuk
Tujuan Umum :
 Peserta dapat memahami prinsip
penggunaan antibiotik terapi secara BIJAK.

Tujuan Khusus :
1. Mengetahui teknik penegakan diagnosis
pada penyakit akibat infeksi bakteri.
2. Mengetahui prinsip dasar penggunaan
antibiotik terapi.
3. Mampu menerapkan penggunaan antibiotik
terapi secara BIJAK
3
Pemakaian AB Rasional- BIJAK

Prinsip AB Rasional BIJAK

• Profilaksis • Efficacy Rasional


• Terapi • Safety +
• Quality • Pola kuman
• Tepat : setempat
Indikasi,penderita,
dosis, jenis, durasi
( sensitivitas +
• Waspada efek
Infeksi Bakteri resistensi )
samping • Pk / Pd
• Harga
Penggunaan antibiotik

Terapeutik
penggunaan antibiotik pada
keadaan adanya manifestasi
Profilaksis
infeksi

Diberikan
Terapi Terapi pada Mencegah
keadaan infeksi pada
Empirik Definitif tidak/belum pasien risiko
(proposional) (terarah) terdapat tinggi
gejala infeksi

Burke A, Cunha. Antibiotic Essentials, 2010


Indikasi Terapi Antibiotik Empirik
Klinis dan laboratorium penunjang mendukung adanya
infeksi, tetapi belum ada bukti pemeriksaan mikrobiologis
yang memastikan penyebab infeksi

Pilihan antibiotik Hasil kultur belum


Berdasarkan pola
Extended
diketahui,
epidemiologi empirical therapy
Hasil kultur negatif
Kepekaan kuman terapi empirik sementara data
setempat diperpanjang, antibiotik klinis/laboratorium
Seharusnya tidak > dilanjutkan setelah 72 mendukung adanya
72 jam , karena telah jam infeksi bakterial
ada hasil biakan
Prinsip penggunaan antibiotik untuk tujuan terapi 
Alur pengobatan infeksi bakteri
Diduga

Infeksi
Sembuh
bakteri

Terapi empiris
Antibiotik
spektrum Biakan
sempit

Terapi Identifikasi
definitif
7
patogen
13 Langkah yang perlu diambil
1 Tentukan masalah / diagnosis klinis

2 Apakah merupakan penyakit infeksi ?

3 Apakah ada penurunan daya tahan tubuh ?

4 Apa organisme penyebab infeksi

5 Bahan / spesimen untuk test diagnostik

6 Indikasi pengobatan non antibiotik

7 Tepat kah
Indikasi kondisi yang
pengobatan non diberikan
antibiotik antibiotik
www.themegallery.com
8 Dasar pemilihan antibiotik

9 Tentukan dosis berdasar pkpd

10 Informasi kepada penderita

11 Follow up

12 Streamline antibiotik

13 Alasan mengapa antibiotik gagal

www.themegallery.com
1. Tentukan masalah diagnosis klinis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Pemeriksaan Radiologi
Laboratorium

10
Penegakan Diagnosis Penyakit Infeksi

Lokasi infeksi Respon imun host

Derajat keparahan Pola Kuman Setempat

11
2. Apakah merupakan penyakit infeksi ?

12
3. Apakah ada penurunan
daya tahan tubuh ?

Non-specific Specific
Examples
(natural) (adaptive)

Skin, mucous
membr, Wound,
Immuno
Barrier function secretions, flow, catheter,
globulins
normal antibiotics
microflora

Humoral complement.,
immnuglobulins Splenectomy
defence cytokines

Phagocytes,
AIDS, steroids,
Cellular defence natural killer T cells
lymphoma
cells
13
4. Organisme penyebab infeksi

Aerob / anaerob
Gram negatif
Gram positif

 Pola mikroba di rumah


sakit

14
5. Bahan yang dapat dipakai untuk
pemeriksaan tes diagnostik
Material : - Sputum
- Darah
- Urine sediment
- Skin smear
- CSF
- Cervical smear
- Faeces-leukocytes
- Aspirated material
(abcess, empyema, Etc)

Pemeriksaan: - pengecatan
- kultur
- rapid test
15
6. Apakah ada indikasi pengobatan
non-antibiotik ?

 Drainage abcess/empyema
 Removal of foreign body
(i.v. line, catheter)
 Debridement

16
7. Apakah antibiotik tepat
diberikan pada kondisi ini ?

 Self-limiting, no antibiotics
indicated
 Decreases morbidity
 Prevents complications
 Prevents carriership/spread
 Risk of SBI (+) eq - Infant < 3
months old + high fever
17
8. Dasar pemilihan antibiotik :

a. Sensitivity of suspected micro-organism(s)


b. Efficacy
c. Safety
d. Route of administration (parenteral/oral
/topical)
e. Availibility and agreed standard treatment
f. Emergence of resistance
g. Costs
18
a. Sensitivitas

Berdasarkan pada :

• Hasil kultur dan


sensitivitas
• Data epidemiologi /
pola mikroba
setempat

19
b. Efektifitas tergantung pada :
 Apakah antibiotik dapat mencapai tempat infeksi
 Poor blood supply

 Abcess/empyema (poor penetration


aminoglycosides)
 CSF (good penetration penicillines, third
generation cephalosporines, chloramphenicol)

 Faktor-faktor host / penderita


(bactericidal and synergistic agents in compromised
patients) 20
c. Keamanan tergantung pada :

 Efek samping
 Alergi
 Interaksi dengan obat lain
 Kehamilan
 Umur
 Kondisi penderita : GGK,
Sirosis, dll

21
d. Cara pemberian
 Topical
 Oral
 Intramuscular
 Intravenous :
 Penderita tdk dapat minum obat
 Gangguan absorpsi
 Diperlukan konsentrasi tinggi : high,
immediately/surely effective
 Tidak tersedia obat oral
22
e. Ketersediaan obat

 DOEN
 Formularium
 Pedoman Diagnosis dan Terapi
 Pedoman Penggunaan
Antibiotik RS (konsensus)

23
f. Munculnya resistensi
 Pada penderita :
a) Resistance of infecting strain (therefore no rifampicin
monotherapy)
b) Selection of resistant strains (e.g. due to broad spectrum
antibiotics)

 Di masyarakat : penggunaan antibiotik secara individu (self


medication) berdampak munculnya masalah resistensi
antimikroba di masyarakat (therefore no routine treatment
of Salmonella spp infections)

24
9. Tentukan dosis berdasarkan
PK / PD

 Berapa besar dosis ?


 Type infection : e.g. higher dose amoxicillin
in sepsis than in pneumoniae

 Penetration : e.g. lower dose amoxicillin in


urinary tract infection than in pneumoniae

25
9. Tentukan dosis berdasarkan
PK / PD
 Berapa frekuensi pemberian ?
 Aminoglycosides  1 (or 2) times daily

 Ampicillin  4-6 times daily

 Berapa lama pemberian ?


 Clinical response (temperature, physical signs,
ESR),
 Microbiological response

 Radiological response
26
10. Pemberian informasi kepada :
 Penderita
 Penggunaan yang benar
 Efek samping

 Perawat / staff lain


 Dosis

 Rute pemberian
 Cara rekonstitusi

 Stabilitas sediaan

 Efek samping

27
11. Follow up :
 Evaluasi penderita
 Membaik/memburuk/komplikasi ?
 Apakah perlu terapi tambahan
 Pembedahan

 Drainage

 Penggantian antibiotik
 Efek samping

 Interaksi dengan obat lain?


28
Evaluasi Pengobatan
Suhu 0C
Antibiotik Pengobatan disesuaikan

?
37,5
Demam menetap
Komplikasi
Fokal infeksi lain
Kesadaran Leukosit Ab resisten
Deteksi komplikasi Transaminase Dosis suboptimal
Amati gejala lain Foto toraks Salah diagnosis
LP, CT-scan, dll Drug fever

0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari rawat
12. Streamline antibiotics

1. Parenteral ke oral
2. Diganti
 Lebih efektif

 Spektrum lebih sempit

 Kurang toksik

30
Clinically un-stable

A
Point of clinical stability

B Early Clinical Improvement Switch


therapy
Severity of

Pengobatan
disease

intravena
Clearly Clinical Improvement
C
Oral
Out patient
administratio
n

Time of illness
Ramirez JA., 2002
Indikator Kesembuhan

• Membaik
secara
teratur Perbaikan
Keadaan secara
Fisik klinis

• Ulangan •Demam (-)


laboratorium Pemeriksaan •Gejala
mis sistemik (-)
• Lekosit penunjang
Penilaian evaluasi pemberian
antibiotik

Pada pasien
 Pemberhentian AB  Pemantauan :
hati-hati. ( khusus • Menilai / evaluasi
infeksi bakteri tanpa hasil pengobatan
fokus ) • Tujuan tercapai ??
 Jika pasien tidak Jika pasien sembuh :
sembuh  kaji ulang - Pengobatan stop ?
dari diagnosis sd - Pengobatan lanjut
terapi & kepatuhan ( pedoman )

• Tambunan T. State of theart : common problems in hospitalized children. PKB VIII J2011.
Perhatian ketat untuk penggunaan
antibiotik

1 Re-evaluasi dalam 48 jam ( Klinis & Lab )

2 Secara nyata tidak ada infeksi bakteri


Penggunaan
antibiotik 3 Pergantian AB ke jenis lain / spektrum sempit

4 Persyaratan terpenuhi switching- ke-oral


Lama pemberian sesuai Guideline (fokus sdh jelas

Dryden M, J Antimicrob Chemother.2011;66:2441-3


13. Alasan : mengapa terapi antibiotik
gagal ?

 Diagnosis klinis/mikrobiologis tidak benar atau telah


berubah :
* Tidak ada infeksi

* Infeksi baru

* Infeksi lain (mis: ISK bukan pneumonia)

* Ada kuman lain yang ikut berperan

* Drug fever

35
Alasan : mengapa terapi antibiotik gagal?

 Antibiotik tidak mencapai tempat infeksi:


 Absorbsi per oral tidak baik,

 Vaskularisasi jelek di tempat infeksi,

 Tidak dapat menembus BBB,

 Ada benda asing,

 Inaktivasi oleh pus (co-trimoxazole)

 Pasien tidak membeli atau mendapat obat


 Kuman resisten terhadap antibiotik
 Pengobatan masih terlalu pendek
36
Contoh.
ALGOTME PENGELOLAAN PENDERITA DEWASA DENGAN DEMAM
TIDAK TERMASUK : 1. NEUTROPENIA KARENA KEMOTERAPI
2. HIV
DEMAM ROUTINE LAB.: blood/urine
Hb, WBC, Diff Count. Platellet

KULTUR DARAH
Empiric
antibiotics for 72 KRITERIA
SIRS
hrs YA
TIDAK

SUMBER INFEKSI SUMBER INFEKSI

Focal TIDAK JELAS Focal infection TIDAK JELAS


infection tanpa SIRS

Terapi empiris untuk sepsis Malaria (+)


dengan sumber yang tidak (tidak diberi antibiotik, observasi
diketahui 24 jam)
Sesudah 3 hari kultur darah Sesudah 3 hari kultur darah
negatif: negatif:
Tonsillitis
1. Bukan infeksi ? 1. Bukan infeksi ? 2.Cari
Pneumonia Tonsillitis
2. STOP antibiotik penyebab lain
UTI (urosepsis) Pneumonia
3.Cari penyebab lain UTI(pyelonephritis) demam:
Intra abdominal
antibiotics (Typhoid fever)
Amoebic abscess
demam:
SLE, Carcinoma ?
Intra abdominal
(Typhoid fever)
SLE, Carcinoma ?
3. Pemeriksaan tambahan sesuai
Pemeriksaan tambahan: dengan indikasi:
Cholecytitis Amoebic abscess
Serologi CRP, USG, dll. Cholecytitis Serologi, CRP, USG, Scan , dll.
Diarrhea
Klinis infeksi virus jelas Klinis infeksi virus jelas
Infeksi kulit Diarrhea
(DHF,morbilli, varicella) tidak (DHF,morbilli, varicella) tidak
Meningitis Infeksi kulit
diberi antibiotik dan diberi antibiotik dan diabservasi
Infeksi tulang Meningitis
diabservasi tiap hari. tiap hari.
Pelvic/genital Infeksi tulang
Leptospirosis dan ricketsiosis Leptospirosis dan ricketsiosis
Pelvic/genital
37
Ringkasan
 Pemberian antibiotik BIJAK diawali pemilihan
antibiotik rasional ditambah dengan melihat
pola kuman setempat ( sensitivitas + resistensi )
Pk / Pd dan harga
 Pengetahuan tentang farmakokinetik,
farmakodinamik, pola dan agen penyakit
setempat, indikasi terapi antibiotik, ketajaman
klinis , serta edukasi terhadap pasien akan
mengurangi resistensi antibiotik.
39
RENCANA KE DEPAN
PEMBAHASAN PPAB PRA
RAKER

1. Rapat pembahasan PPAB akan dilakukan


minggu I dan II bulan Januari 2021 (setiap
hari Kamis)
2. Untuk PPK NICU, antibiotik yang akan
diusulkan:
1. Lini I : Gentamicin + Ampicillin Sulbactam
2. Lini II : Cefepim/ Piperacillin Tazobactam +
Amikacin
45

Anda mungkin juga menyukai