Disusun Oleh :
Puspa Indah Kencanawati
N 111 16 108
Pembimbing :
dr. I Nyoman Widajadnja, M.Kes
dr. Meity Salatan
1
cacingan dan diare pada anak. Oleh karena itu pendidikan yang cukup harus
ditunjukan untuk bagaimana cara membuat lingkungan yang baik dan layak
untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi anak
untuk bagaimana cara mengeksplorasi lingkungan.[6]
Berdasarkan laporan tahunan UPTD Puskesmas Kamonji, jumlah
penderita Diare di wilayah kerja Puskesmas Kamonji pada tahun 2015
sebanyak 838 kasus dan berfluktuasi pada tahun 206 menjadi 935 kasus
(laki-laki 462, perempuan 473).
Karena itu, penanganan awal sangat penting pada anak dengan diare
adalah mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan
pengganti (cairan rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan)
maupun parenteral (melalui infus) telah berhasil menurunkan angka
kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare dan
berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian diare,
seperti penyuluhan tentang diare dan PHBS. Upaya ini dapat menurunkan
kejadian diare disetiap tahunnya, namun belum dapat menekan kejadian
diare secara optimal.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan penyusunan laporan refleksi kasus ini meliputi :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit diare dan beberapa resiko
penyebarannya di wilayah kerja Puskesmas Kamonji
2
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
1 2 3 4 5
3
KRITERIA D : PEARL factor
Masalah P E A R L Hasil
Kesehatan perkalian
X 1 1 1 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 1
Z 1 1 1 1 1 1
PENETAPAN NILAI
DIARE
NPD : (A+B) C = (6+8) 4= 14x4 = 56
NPT : (A+B) CxD = (6+8) 4x1 = 14x4 = 56
ISPA
NPD : (A+B) C = (8+7) 3 = 15 x3 = 45
NPT : (A+B) CxD = (8+7) 3x1 = 15 x3 =45
DBD
NPD : (A+B) C = (4+9) 2 = 13x2 =26
NPT : (A+B) CxD = (4+9) 2x1 = 13x2 =26
KESIMPULAN
4
2.2 Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 8 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Alamat : Jl. Diponegoro
Tanggal Pemeriksaan 03 Juli 2018
C. Deskripsi Kasus
Anamnesis
Keluhan Utama : BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke puskesmas dibawa oleh neneknya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair dengan frekuensi ± 5 kali
sehari, berwarna kekuningan, berbau, konsistensi cair berampas, dan
disertai lendir namun tidak disertai darah. Keluhan disertai demam
sejak 1 hari yang lalu. Tidak disertai mual dan muntah. Keinginan
minum pasien seperti biasa namun pasien rewel. Buang air kecil lancar
berwarna kuning.
5
Orangtua pasien mengatakan awalnya keluhan muncul setelah
makan bubur saring buatan di rumah. Bubur saring tersebut dimasak
pagi hari kemudian dihidangkan untuk dimakan pada siang hari
Riwayat Penyakit Keluarga :
Dalam keluarga, tidak ada yang memiliki keluhan serupa
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :
Tempat tinggal pasien memiliki tetangga
Pasien minum susu dan makan 3 kali sehari dengan bubur
kemasan dan bubur saring buatan neneknya.
Untuk air minum pasien memasak air terlebih dahulu di kompor
rumahnya
Rumah pasien berupa rumah yang berada pinggir jalan. Rumah
terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Ruang tamu, ruang tidur, dan dapur memiliki pencahayaan dan
ventilasi udara yang cukup. Semua ruangan berdinding beton,
beratap seng, dan berlantai semen. Kamar mandi terletak
berdekatan dengan dapur. Sampah rumah tangga di letakkan
diluar rumah dan langsung dibakar.
Di depan rumah tidak ada halaman. Ada pagar. Pada sisi
samping rumah, langsung berdempetan dengan rumah tetangga.
Di belakang rumah digunakan untuk pembuangan sampah
Pasien tinggal bersama ayah, nenek, serta om pasien.
Riwayat Antenatal :
Ibu rutin memeriksakan kandungan selama kehamilan ke bidan, dan
tidak ada penyakit selama hamil.
Riwayat Natal :
Pasien lahir normal di rumah sakit, dengan berat badan lahir 2800 gr,
dan panjang badan lahir 46 cm, langsung menangis.
6
Riwayat Imunisasi :
Jenis Vaksin Keterangan
HB O ( 0-7 hari) Diberikan tepat waktu
BCG (0-1 bulan) Tidak sempat diberikan
Polio (0, 2, 4, 6 bulan) Baru mulai diberikan pada usia 5 bulan
DPT/HIB (2, 4, 6 bulan) Baru mulai diberikan pada usia 5 bulan
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit sedang Berat Badan : 10 kg
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Panjang Badan : 78 cm
Status Gizi : Gizi Baik
Tanda Vital
Nadi : 112 kali/menit (kuat angkat, reguler)
Suhu : 37,40C
Pernapasan : 40 kali/menit
Kulit : Warna sawo matang, lapisan lemak di bawah kulit
cukup.
Kepala : Normosefal, mata cekung (+)
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat
7
Perkusi : Timpani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba.
Turgor : Turgor kembali segera
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja
Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang
Anjuran Pemeriksaan
1) Pemeriksaan darah rutin
2) Pemeriksaan feses
Terapi
Medikamentosa :
Zink 10 mg Tab selama 10 hari
Oralit diberi 100 ml setiap kali BAB Cair.
Paracetamol Pulveres 3x1
Nonmedikamentosa :
Menganjurkan orang tua untuk memberi minum susu formula yang biasa
di minum sesering mungkin.
Mengedukasi orang tua tata cara pemberian oralit dan zink serta
mengingatkan kembali untuk menghabiskan konsumsi zink selama 10
hari walaupun BAB sudah tidak cair.
8
Memberi makanan bergizi pada anak secara teratur untuk membantu
meningkatkan daya tahan tubuh anak. Membuat makanan pasien dengan
mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu.
Nasihati orang tua untuk membawa kembali anak apabila BAB cair lebih
sering, muntah berulang, sangat haus, makan dan minum sedikit, timbul
demam, berak berdarah atau tidak membaik dalam 3 hari.
Mengedukasi orang tua mengenai pentingnya mencuci tangan dengan
sabun dan bagaimana cara mencuci tangan yang benar
BAB III
9
PEMBAHASAN
10
a. Air
Dirumah pasien menggunakan DAP dan menggunakan air yang
dimasak untuk kebutuhan air minum sehari-hari.
b.Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene
Penyimpanan makanan pasien di atas meja makanan, dengan
menggunakan penutup makanan yang terbuat dari plastic.
c. Limbah
Jarak antara rumah pasien dan pembuangan tempat sampah ±5 meter,
dan keluarga pasien selalu membuang limbah di lokasi pembuangan
sampah yang kemudian di bakar.
d. Septic tank
Pembuangan tinja (septic tank) berjarak ± 7 meter dari kamar mandi
dan ± 8 meter dari tempat pencucian. Hal ini belum sesuai standar dimana
jarak yang diperlukan minimal ± 10 meter.
e. Perumahan
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan
keadaan higiene dan sanitasi lingkungan. Adapun syarat-syarat rumah
yang sehat ditinjau dari ventilasi, cahaya, luas bangunan rumah.
Kurangnya cahaya matahari yang masuk kedalam rumah menyebabkan
perkembangan yang baik bagi bibit penyakit.
11
Poli MTBS/Anak (ukur
TB,BB,Tanda Vital,
Pasien
anamnesis-penatalaksanaan)
sekalian dijeaskan mengenai
penggunaan oralit dan zink
12
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar gelisah, rewel lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Rasa haus Minum biasa haus, ingin malas minum
tidak haus minum banyak atau tidak bisa
minum
Periksa : turgor Kembali cepat kembali lambat kembali sangat
kulit lambat
Hasil Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat
pemeriksaan ringan/sedang
bila ada 2 tanda Bila ada 2 tanda
atau lebih tanda atau lebih tanda
lain lain
Terapi : Rencana terapi Rencana terapi B Rencana terapi C
A
13
Rencana Terapi B, untuk Anak Diare dengan Dehidrasi Ringan Sedang
(Perawatan di Rumah)
1. Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
2. • Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
• Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml
air masak selama masa ini.
• Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI
dan oralit
3. Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut
Pada kasus ini, faktor yang berperan dalam penularan diare ialah faktor
perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting
bagi kita untuk waspada dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat untuk
meminimalisir resiko tertular diare serta untuk pelayanan kesehatan agar lebih
meningkatkan koordinasi antara bagian konseling dengan bagian pelayanan
kesehatan terutama dalam melakukan sosialisasi berupa penyuluhan yang
berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
14
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada kasus ini, faktor utama yang berperan dalam penularan diare
pada pasien ialah faktor perilaku kebiasaan mencuci tangan, tempat
penyimpanan makanan serta faktor lingkungan.
5.2 Saran
Berdasarkan dari kasus tersebut dapat diberikan saran berdasarkan Five
Level of Preventions sebagai berikut:
1. Promosi Kesehatan (health promotion)
Lebih meningkatkan kualitas dan sering melakukan promosi
kesehatan tentang penyakit diare serta dampak atau komplikasi yang
ditimbulkan dari penyakit diare , hal ini dapat dilakukan pada saat kegiatan
posyandu balita.
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
(general and specific protection)
Merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap ancaman agen penyakit atau pembawa penyakit
tertentu.
a) Untuk orangtua dan kerabat pasien lebih memperhatikan kebersihan alat
makan, air minum, dan selalu mencuci tangan dengan sabun terutama
sebelum memasak makanan dan saat memberikan makan.Hal ini
penting untuk memutus rantai penularan diare.
b) Memberikan makanan gizi seimbang dan terjamin kebersihannya
15
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan
melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat. Hal yang
dapat dilakukan adalah.
1. Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk membawa kembali
pasien apabila diare tetap berlanjut dan kondisi pasien semakin lemah.
2. Diperlukan perhatian dari dokter poliklinik anak untuk mengirim setiap
pasien diare ke poli Kesling agar dapat diberikan edukasi.
4. Membatasi kecacatan (disability limitation)
Pada keluarga pasien diberikan edukasi mengenai komplikasi diare
dalam jangka pendek dan panjang yang dapat membahayakan seperti
dehidrasi. Jika dehidrasi berlanjut dan semakin memberat maka dapat
mengakibatkan kematian.
5. Pemulihan (rehabilitation)
Tidak ada rehabilitasi khusus pada pasien dengan diare.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
[8] Anonim, 2016. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaen Donggala UPT
Puskesmas Mabelopura Tahun 2016.
[9] Keputusan Menteri Kesehatan RI No.829 Menkes SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan.
[10] Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan, 2015. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Rumah Tangga, Bakti Husada, Jakarta.
18
LAMPIRAN DOKUMENTASI RUMAH PASIEN
19
Gambar 3. Tampak ruang dapur
20