Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS

Untuk memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu


Syarat Menempuh Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Mata

Pembimbing :
dr. Hj. AM. Sita Pritasari, Sp. M

diajukan oleh :
Danu Septiawan 01.207.5363

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Umur
: 65 tahun
Pekerjaan
: Buruh/ Tukang batu

Jenis kelamin
Alamat
Agama
No. RM

: Laki - laki
: Sambungharjo - Rembang
: Islam
: 126 34 39

B. ANAMNESIS
Keluhan utama : Mata kanan kiri buram selama kurang lebih 2 bulan.
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli mata RSI Sulta Agung dengan keluhan penglihatan pada
mata kanan kabur. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu, dan
bertambah kabur dalam 2 bulan terkahir. Pasien mengeluh pandangan kabur
terutama saat melihat dekat. Pasien juga mengeluh pusing dan kedua mata terasa
kemeng serta silau. Keluhan mata merah, berair, cekot-cekot, pedih, mengganjal,
mengeluarkan kotoran, melihat gambaran cahaya seperti pelangi disangkal oleh

pasien. Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.


Riwayat penyakit dahulu :
- Riwayat hipertensi
: disangkal
- Riwayat DM
: disangkal
- Riwayat penyakit jantung
: disangkal
- Riwayat asma dan alergi
: disangkal
- Riwayat operasi mata
: disangkal
- Riwayat trauma mata
: disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
- Riwayat hipertensi
: disangkal
- Riwayat DM
: disangkal
- Riwayat penyakit jantung
: disangkal
- Riwayat asma dan alergi
: disangkal
Riwayat sosial ekonomi :
Biaya pengobatan pasien menggunakan JAMKESMAS

C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: komposmentis
Vital sign
: - TD
: tidak di periksa
- Nadi : 92 x/menit, regular
- RR
: 20 x/menit, regular
- Suhu : afebris
Status Oftalmica
Pemeriksaan visus
Oculi dextra
: 6/30 ph (+) 6/12nbc
Oculi sinistra
: 6/30 ph (+) 6/15 nbc
Pemeriksaan

Oculi
Dextra

Sinistra

SUPRASILIA

Madarosis (-)
Tumbuh teratur

Madarosis (-)
Tumbuh teratur

Distikiasis (-)

Distikiasis (-)

Entropion (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Ekstropion (-)

Trikiasis (-)
Blefaritis (-)

Trikiasis (-)
Blefaritis (-)

Entropion (-)

Entropion (-)

Ekstropion (-)

Ekstropion (-)

PALPEBRA

Hematom (-)

Hematom (-)

SUPERIOR/INFERIO

Hordeolum (-)

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Kalazion (-)

Ptosis (-)

Ptosis (-)

Trauma (-)

Trauma (-)

Xanthelasma (-)
Hiperemis (-)

Xanthelasma (-)
Hiperemis (-)

Anemis (-)

Anemis (-)

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Injeksi silier (-)

Injeksi silier (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi konjungtiva (-)

Pterigium (-)

Pterigium (-)

Pinguekula (-)

Pinguekula (-)

Sekret (-)
Arcus Senilis (+)

Sekret (-)
Arcus Senilis (+)

Edema (-)

Edema (-)

Pannus (-)

Pannus (-)

Ulkus (-)

Ulkus (-)

Sikatrik (-)
Dangkal (-)

Sikatrik (-)
Dangkal (-)

Hipopion (-)

Hipopion (-)

Hifema (-)
Bentuk reguler

Hifema (-)
Bentuk reguler

Kripte melebar (-)

Kripte melebar (-)

Rubeosis iridis (-)

Rubeosis iridis (-)

Sinekia (-)

Sinekia (-)

SILIA

CONJUNGTIVA
PALPEBRA
CONJUNGTIVA
FORNIKS

CONJUNGTIVA
BULBI

CORNEA

CAMERA OCULI
ANTERIOR

IRIS

PUPIL

LENSA

Bentuk Bulat

Bentuk Bulat

Diameter 2.5 mm

Diameter 2.5 mm

Reflek pupil direct (+)

Reflek pupil direct (+)

Reflek pupil indirect (+)


Keruh tipis

Reflek pupil indirect (+)


Keruh Tipis

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usul pemeriksaan
- Pemeriksaan slit lamp : untuk mengidentifikasi letak kekeruhan lensa dan
-

melihat ada tidaknya kelainan pada media refrakta


Pemeriksaan funduskopi : untuk mengetahui keadaan papil N.II, pembuluh
darah retina, makula lutea

E. DIAGNOSIS BANDING
- ODS Katarak Senilis Insipien
- ODS Katarak Senilis Immatur
- ODS Katarak Senilis Matur
F. DIAGNOSIS KERJA
- OD Katarak Senilis Insipien/ Imatur
G. TERAPI
Medikamentosa :
a. Catarlent tetes mata
- Kandungan : per 15 ml : CaCl2 anhidrat 0,075 gram; Kalium Iodida 0,075
-

gram; Natrium Tiosulfat 0,0075 gram; Fenilmerkuri nitrat 0,3 mg.


Indikasi : katarak lentikularis, perdarahan pada vitreous humour/cairan kaca
(zat setengah cair dalam dalam badan kaca di mata), kekeruhan pada cairan

kaca.
- Kemasan : tetes mata 15 ml.
- Dosis : 3 kali sehari 1 2 tetes.
b. Cendo-lyters
- Kandungan : Ion Natrium & Kalium dengan Benzalkonium Cl.
- Indikasi :
Sebagai emolien/pelembut & pengganti air mata untuk pemakai lensa
kontak.
Lubrikan/pelicin untuk air mata buatan.
Pengganti air mata pada kekurangan air mata.
- Kemasan : Tetes mata 0,01 % x 15 ml.
- Dosis : 3 4 kali sehari 1 atau 2 tetes.
c. Retinol 2 x 1 tablet

Operatif :
-

Ektraksi katarak OD, baik secara EKEK maupun EKIK disertai dengan

pemberian IOL (Intra Okuler Lensa).


Phacoemulsifikasi

H. PROGNOSIS
OCULI DEKSTRA (OD)
OCULI SINISTRA(OS)
Quo Ad Sanam
:
dubia ad bonam
dubia ad bonam
Quo Ad Visam:
dubia ad bonam
dubia ad bonam
Quo Ad Kosmetikum :
dubia ad bonam
dubia ad bonam
Quo Ad Vitam
:
dubia ad bonam
dubia ad bonam
I. EDUKASI
- Konsumsi obat dan menggunakan obat tetes mata secara teratur.
- Kontrol teratur ke poli mata.
- Dianjurkan untuk menggunakan kacamata hanya saat membaca.
- Mengurangi kegiatan diluar rumah yg berkaitan dengan keluhan pasien.

RANGKUMAN PEMBAHASAN
Datang seorang pasien laki laki berumur 65 tahun ke poli mata RSI Sultan Agung
dengan keluhan penglihatan pada kedua mata kabur. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 1
tahun yang lalu, dan bertamnah kabur sejak 2 bulan terakhir Pasien mengeluh pandangan
kabur terutama saat melihat dekat. Pasien mengeluh pandangan kabur terutama saat melihat
dekat. Pasien juga mengeluh pusing dan kedua mata terasa kemeng serta silau. Keluhan mata
merah, berair, cekot-cekot, pedih, mengganjal, mengeluarkan kotoran, melihat gambaran
cahaya seperti pelangi disangkal oleh pasien. Pasien tidak pernah sakit seperti ini
sebelumnya. Dari keluhan utama pasien, dapat dipikirkan diagnosis banding mengarah pada
kelainan media refrakta dan kelainan refraksi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan visus:

VOD : 6/30 ph (+) 6/12 nbc, VOS : 6/15 ph (+) 6/15 nbc. Serta adanya kekeruhan pada lensa
OD dan kekeruhan pada lensa OS. Diagnosisnya adalah katarak senilis insipien ODS.
Berdasarkan jenisnya, katarak dibedakan menjadi :
Katarak kongenital
Katarak juvenil
Katarak senilis
Dari data data yang sudah didapatkan baik dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pasien menderita katarak senilis yang merupakan penyakit mata yang terkait oleh usia karena
insidensi katarak senilis meningkat pada usia di atas 50 tahun. Katarak adalah kekeruhan
lensa. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu usia
di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui secara pasti.
Gejala klinis dari katarak senilis adalah penglihatan yang berangsur angsur
memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama dari
katarak termasuk katarak senil. Silau juga merupakan salah satu masalah pada katarak senil,
keluhannya yaitu berupa silau di tempat terang atau apabila sedang mengendarai kendaraan
dan menghadapi sinar yang datang di malam hari. Adanya penglihatan ganda (mononuklear
diplopia) mungkin juga dapat terjadi. Katarak senilis dibagi menjadi 4 stadium, yaitu
insipien, immatur, matur, dan hipermatur. Pasien mengalami katarak insipien - immatur,
karena pada lensa nampak kekeruhan hanya sebagian. Maka untuk penatalaksanaan
medikamentosa pada pasien adalah dengan pemberian Catarlent 3x1 tetes. Pemberian obat ini
bertujuan untuk memperlambat proses kekeruhan pada lensa mata. Apabila di kemudian hari,
penglihatan mata pasien dirasakan semakin menurun maka dapat direncanakan operasi, bila
stadium katarak mencapai matur.

Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang
terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui secara pasti.
Gejala klinis dari katarak senilis adalah penglihatan yang berangsur angsur
memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama dari
katarak termasuk katarak senil. Silau juga merupakan salah satu masalah pada katarak senil,
keluhannya yaitu berupa silau di tempat terang atau apabila sedang mengendarai kendaraan
dan menghadapi sinar yang datang di malam hari. Adanya penglihatan ganda (mononuklear
diplopia) mungkin juga dapat terjadi. Pada stadium insipien pembentukan katarak,

penglihatan jauh kabur, penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat
membaca lebih baik tanpa kacamata. Miopia artifisial ini disebabkan oleh peningkatan indeks
refraksi lensa pada stadium insipien.
Katarak ini dibagi ke dalam 4 stadium, yaitu :
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks
anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular posterior, kekeruhan
mulai terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan
korteks berisi jaringan degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipien. Katarak
intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa
akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi.
2. Katarak immatur, sebagian lensa keruh atau katarak intumesen. Merupakan katarak
yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan degenaratif lensa. Pada keadaan lensa
mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma
sekunder.
3. Katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi
akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka
cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi
kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada
katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak
terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi
lanjut, dapat menjadi keras, lembek, dan mencair. Massa lensa yang berdegenrasi
keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.
Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang
pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinii menjadi kendor.
Bila proses katarak berlanjut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk
sebagai kantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa
karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.

Anda mungkin juga menyukai