Di Susun Oleh :
1. Erika Yunita Kusuma W. (201304054)
2. Eva Rahayu (201304061)
3. Muhammad Rizal F. (201304066)
AKADEMI KEPERAWATAN
BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
2014 2015
BAB I
TINJAUAN TEORI
Definisi
Konstipasiadalahkesulitanataukelambatan prosesfeses yang
menyangkutkonsistensitinjadanfrekuensiberhajat. Konstipasi atau sembelit juga
didefinisikan secara medis sebagai buang air besar kurang dari tiga kali per minggu dan
konstipasi parah sebagai kurangdari satu kali per minggu. Konstipasi biasanya
disebabkan oleh gerakan lambat dari tinja melalui usus besar.
Batasan Karakteristik
Subyektif :
1. nyeri abdomen
2. nyeri tekan pada abdomen dengan atau tanpa resistansi otot yang dapat di palpasi
3. anoreksia
4. perasaan penuh atau tekanan pada rektum
5. kelelahan umum
6. sakit kepala
7. peningkatan tekanan abdomen
8. indigesti
9. mual
10. nyeri saat defekasi
Objektif :
1. Tampilan atipikal pada lansia ( misalnya, perubahan status mental, inkontinensia
urine, jatuh tanpa sebab jelas, dan peningkatan suhu tubuh )
2. Darah merah segar menyertai pengeluaran feses
3. Perubahan pada suara abdomen (borborigmi)
4. Penurunan frekuensi
5. Penurunan volume feses
6. Distensi abdomen
7. Feses yang kering, keras, dan padat
8. Bising usus hipoaktif dan hiperaktif
9. Pengeluaran feses cair
10. Masa abdomen dapat di palpasi
11. Masa rektal dapat dipalpasi
12. Bunyi pekak pada perkusi abdomen
13. Adanya feses, seperti pasta di rektum
14. Flatus berat
15. Mengejan saat defekasi
16. Tidak mampu mengeluarkan feses
17. Muntah
Etiologi
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan untuk defekasi dapat
menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewani (misalnya daging,
produk-produk susu, telur) dan karbohidrat murni (makanan penutup yang berat) sering
mengalami masalah konstipasi, karena bergerak lebih lambat didalam saluran cerna.
Asupan cairan yang rendah juga memperlambat peristaltik.
3. Tirah baring yang panjang atau kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan
konstipasi.
4. Pemakaian laksatif yag berat menyebabkan hilangnya reflex defekasi normal. Selain
itu, kolon bagian bawah yang dikosongkan dengan sempurna, memerlukan waktu untuk
diisi kembali oleh masa feses.
5. Obat penenang, opiat, antikolinergik, zat besi (zat besi mempunyai efek menciutkan
dan kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. Zat
besi juga mempunyai efek mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian
orang), diuretik, antasid dalam kalsium atau aluminium, dan obat-obatan antiparkinson
dapat menyebabkan konstipasi.
6. Lansia mengalami perlambatan peristaltic, kehilangan elastisitas otot abdomen, dan
penurunan sekresi mukosa usus. Lansia sering mengonsumsi makanan rendah serat.
7. Konstipasi juga dapat disebabkan oleh kelainan saluran GI (gastrointestinal), seperti
obstruksi usus, ileus paralitik, dan divertikulitus.
8. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon (misalnya cedera pada
medula spinalis, tumor) dapat menyebabkan konstipasi.
9. Penyakit-penyakit organik, seperti hipotirodisme, hipokalsemia, atau hypokalemia
dapat menyebabkan konstipasi.
Ada juga penyebab yang lain dari sumber lain, yaitu:
10. Peningkatan stres psikologi. Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi
dengan menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem
syaraf simpatis. Stres juga dapat menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi
hipertonik atau iritasi colon ). Yang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah
kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus dan periode bertukar-tukarnya
antara diare dan konstipasi.
11. Umur
Otot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada orang tua
turut berperan menyebabkan konstipasi.
Patofisiologi
Defekasi seperti juga pada berkemih adalah suatu proses fisiologis yang menyertakan
kerja otot-otot polos dan serat lintang, persarafan sentral dan perifer, koordinasi dari
sistem refleks, kesadaran yang baik dan kemampuan fisis untuk mencapai tempat BAB.
Kesukaran diagnosis dan pengelolaan dari konstipasi adalah karena banyaknya mekanisme
yang terlibat pada proses BAB normal (Dorongan untuk defekasi secara normal
dirangsang oleh distensi rektal melalui empat tahap kerja, antara lain: rangsangan refleks
penyekat rektoanal, relaksasi otot sfingter internal, relaksasi otot sfingter external dan otot
dalam region pelvik, dan peningkatan tekanan intra-abdomen). Gangguan dari salah satu
mekanisme ini dapat berakibat konstipasi. Defekasi dimulai dari gerakan peristaltik usus
besar yang menghantarkan feses ke rektum untuk dikeluarkan. Feses masuk dan
meregangkan ampula dari rektum diikuti relaksasi dari sfingter anus interna. Untuk
meghindarkan pengeluaran feses yang spontan, terjadi refleks kontraksi dari sfingter anus
eksterna dan kontraksi otot dasar pelvis yang depersarafi oleh saraf pudendus. Otak
menerima rangsang keinginan untuk BAB dan sfingter anus eksterna diperintahkan untuk
relaksasi, sehingga rektum mengeluarkan isinya dengan bantuan kontraksi otot dinding
perut. kontraksi ini akan menaikkan tekanan dalam perut, relaksasi sfingter dan otot
elevator ani. Baik persarafan simpatis maupun parasimpatis terlibat dalam proses BAB.
Jenis jenis penyakit
Konstipasi dibagi menjadi 2 antara lain :
a. Konstipasi akut
Lama konstipasiiniberkisarantara 1 4
minggupenyebabdarikonstipasiiniadalahinfeksi virus, obstruksimekanis, dehidrasi,
dan botulisminfantil
b. Konstipasi kronik
lamakonstipasiiniberkisar 1 bulan,
penyebabdarikonstipasiiniadalahpenyakithirschsprung (
suatubentukpenyumbatanpada ususbesar yang
terjadiakibatlemahnya pergerakanusus karenasebagiandariususbesartidakmemilikisara
f yang mengendalikankontraksiototnya ).
Hubungan antara konstipasi dan teori Bloom adalah karena adanya ketidak
seimbangan antara agens, pejamu dan lingkungan.
3.1 Agens
Penyebab dari konstipasi antara lain:
d. Genetik
Berbeda dengan penyakit lain kosntipasi merupakan salah satu penyakit yang
mempunyai prestasi yang cukup kecil dalam faktor gentik karena penyebab
utama dari penyakit ini merupkan kebiasan-kebiasaan yang timbul dalam
individu baik itu masalah pemenuhan gizi atau kesalahan dalam melakukan
defekasi tetapi juga terdapat salah satu penyebab dari konstipasi juga penyakit
Hirschprung yang berasal dari faktor genetik.
e. Kelompok etnik
Kelompok etnik yang sering menderita konstipasi adalah kolompok etnik yang
sering melupakan defekasi yang teratur dalam kehidupan sehari-hari baik itu
disebabkan oleh individu tersebut atau trauma nyeri saat defekasi
f. Imunologik
Defekasi dapat menjadi sulit apabila tinja mengeras dan kompak. Hal ini terjadi
apabila individu mengalami dehidrasi atau apabila tindakan defekasi ditunda
sehingga memingkinkan lebih banyak air yang diserap keluar tinja sewaktu
tinja berada di usus besar. Diet berserat tinggi mempertahankan kelembaban
tinja dengan cara menarik air secara osmotis ke dalam tinja dan dengan
merangsang peristaltik kolon melalui peregangan, demikian bagi orang-orang
yang makan-makanan rendah serat atau makanan yang sangat dimurnikan
beresiko lebih besar mengalami konstipasi demikian orang-orang yang sehari-
d. Lingkungan biologis
Tumbuh-tumbuhan yang banyak mengandung serat sangat penting dalam
membantu proses defekasi sehingga akan menghindarkan seseorang dan
penyakit konstipasi
1. Kebiasaan buang air besar setiap hari atau ke tolilet 2 x sehari dan lebih baik sesudah
makan.
2. Dietary fiber ( makanan berserat ).
3. Meningkatkan masukan cairan dan presentase kolon sumber karbohidrat cukup
energi, protein, mineral dan vitamin serta pemberian buah-buahan dan sayur (bahan
makanan kaya serat)
4. Minum air putih 8 gelas perhari.
A. Pengkajian
a. Biodata pasien :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
Status :
Tanggal :
Jam MRS :
b. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian); seperti nyeri
defekasi.
b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit): sejak kapan sulit BAB, nyeri pada bagian abdomen, nyeri
saat defekasi.
c. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh pasien).
d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang
pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak).
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum: klien dalam kondisi baik namun teraba adanya distensi abdomen
2. Abdomen : distensi, simetris, gerakanperistaltik, adanyamasapdperut, tenderness
(lembut)
3. Rectum dan anus : tanda-tandaimflamasi, perubahanwarna, lesi, fistula (benjolan),
hemorroid, adanyamasa, tendernes
4. Pemeriksaan B1- B6
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Konstipasi berhubungan dengan :
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan : setelah dilakukan pemeriksaan selama 1 x 24 jam, pasien mampu
melakukan defekasi secara teratur 1-2 kali sehari.
INTERVENSI RASIONAL
1. Catatdankajiwarna, konsistensi, jumlah, danwaktu R/.
BAB pengkajianawalutkmengetahuiad
anyamasalah bowel
2. Kajidancatatpergerakanusus R/.
deteksidinipenyababkonstipasi