Anda di halaman 1dari 8

No.

Uraian Narkotika Psikotropika Dasar Hukum

1. Distribusi Industri Penyimpanan Narkotika Pasal 29


Farmasi ke PBF, atau Psikotropika
Apotek, Sarana (1) Industri Farmasi
Penyimpanan, yang memproduksi
Sediaan Farmasi, Pasal 28 Psikotropika harus
Pemerintah, RS memiliki

(1) Industri Farmasi yang tempat penyimpanan


memproduksi Narkotika Psikotropika berupa
harus memiliki tempat gudang khusus atau
ruang

penyimpanan Narkotika khusus, yang terdiri


berupa gudang khusus, atas:
yang terdiri atas:
a. gudang khusus atau
ruang khusus
a. gudang khusus Psikotropika dalam
Narkotika dalam bentuk bentuk
bahan baku; dan
bahan baku; dan

b. gudang khusus b. gudang khusus atau


Narkotika dalam bentuk ruang khusus
obat jadi. Psikotropika dalam
pada ayat (1) berada
dalam
(2) Gudang khusus
sebagaimana dimaksud penguasaan Apoteker
penanggung jawab.

bentuk obat

Pasal 30 jadi.
(2) Gudang khusus atau
ruang khusus
(1) PBF yang menyalurkan sebagaimana dimaksud
Narkotika harus memiliki pada ayat
tempat
(1) berada dalam
penguasaan Apoteker
penyimpanan Narkotika
penanggung jawab.
berupa gudang khusus.

Pasal 31
(2) Dalam hal PBF
menyalurkan Narkotika
dalam bentuk bahan baku (1) PBF yang
dan menyalurkan
Psikotropika harus
memiliki tempat
obat jadi, gudang khusus
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus penyimpanan
Psikotropika berupa
gudang khusus atau
terdiri atas: ruang khusus.

a. gudang khusus (2) Dalam hal PBF


Narkotika dalam bentuk menyalurkan
bahan baku; dan Psikotropika dalam
bentuk bahan baku
b. gudang khusus
Narkotika dalam bentuk dan obat jadi, gudang
obat jadi khusus atau ruang
(3) Gudang khusus untuk khusus sebagaimana
tempat penyimpanan
Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksud pada ayat (1) harus terdiri atas:
dan ayat (2) berada dalam
penguasaan a. gudang khusus atau
Apoteker penanggung ruang khusus
jawab. Psikotropika dalam
bentuk
bahan baku; dan

b. gudang khusus atau


ruang khusus
Psikotropika dalam
bentuk obat

jadi.

(3) Gudang khusus atau


ruang khusus untuk
tempat penyimpanan

Psikotropika
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat
(2) berada

dalam penguasaan
Apoteker penanggung
jawab.

2. Itrm/Jenis Barang Permenkes Nomor 2 Petmenkes Nomor 3


Tahun 2017 Tahun 2017

Golongan 1: Golongan 2:

- Asetorfina - Amineptina

- Etorfina - Metilfenidat

- Heroina - Sekorbarbutal

- Ketobemidona Golongan 4:
- Tiofentanil - Allobarbital

Golongan 2: - Alprazolam

- Asetildihidrokodeina - Aminoreks

- Dextropropoksifena - Bromazepam

- Dihidrokodeina - Diazepam

- Etilmorfina - Estazolam

- Kodeina

3.

4.

5.

6.

7. Pelaporan Pelaporan Pelaporan

Pasal 45 Pasal 45

(1) Industri Farmasi yang (1) Industri Farmasi


memproduksi Narkotika, yang memproduksi
Psikotropika, dan Narkotika, Psikotropika,
dan

Prekursor Farmasi wajib


membuat, menyimpan, Prekursor Farmasi
dan menyampaikan wajib membuat,
menyimpan, dan
menyampaikan
laporan produksi dan
penyaluran produk jadi
Narkotika, Psikotropika, laporan produksi dan
penyaluran produk jadi
Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi
setiap bulan kepada
Direktur Jenderal dengan dan Prekursor Farmasi
setiap bulan kepada
Direktur Jenderal
dengan
tembusan Kepala Badan.

tembusan Kepala
(2) PBF yang melakukan Badan.
penyaluran Narkotika,
Psikotropika dan
(2) PBF yang melakukan
penyaluran Narkotika,
Prekursor Farmasi dalam Psikotropika dan
bentuk obat jadi wajib
membuat,
Prekursor Farmasi
dalam bentuk obat jadi
menyimpan, dan wajib membuat,
menyampaikan laporan
pemasukan dan
penyaluran menyimpan, dan
menyampaikan laporan
pemasukan dan
Narkotika, Psikotropika, penyaluran
dan Prekursor Farmasi
dalam bentuk obat
Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi
jadi setiap bulan kepada dalam bentuk obat
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dengan
jadi setiap bulan
kepada Kepala Dinas
tembusan Kepala Kesehatan Provinsi
Badan/Kepala Balai. dengan

(3) Instalasi Farmasi


tembusan Kepala
Pemerintah Pusat wajib Badan/Kepala Balai.
membuat, menyimpan,
dan
(3) Instalasi Farmasi
Pemerintah Pusat wajib
menyampaikan laporan membuat, menyimpan,
pemasukan dan dan
penyaluran Narkotika,
menyampaikan laporan
pemasukan dan
Psikotropika, dan penyaluran Narkotika,
Prekursor Farmasi dalam
bentuk obat jadi kepada
Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
Direktur Jenderal dengan
dalam bentuk obat jadi
tembusan Kepala Badan. kepada

(4) Instalasi Farmasi Direktur Jenderal


Pemerintah Daerah wajib dengan tembusan
membuat, menyimpan, Kepala Badan.

dan menyampaikan (4) Instalasi Farmasi


laporan pemasukan dan Pemerintah Daerah
penyaluran Narkotika, wajib membuat,
menyimpan,
Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi dalam dan menyampaikan
bentuk obat jadi kepada laporan pemasukan
dan penyaluran
Kepala Dinas Kesehatan Narkotika,
Provinsi atau
Kabupaten/Kota setempat Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
dengan tembusan kepada dalam bentuk obat jadi
Kepala Balai setempat. kepada

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi atau
Kabupaten/Kota
setempat

dengan tembusan
kepada Kepala Balai
setempat.
1. Persamaan

2. Perbedaan

No. Uraian Narkotika Psikotropika Dasar Hukum

1. Distribusi Industri Undang-undang Nomor Undang-undang Nomor Undang-undang


Farmasi ke PBF, 35 Tahun 2009 tentang 5 Tahun 1997 tentang Nomor 5 Tahun
Apotek, Sarana Narkotika adalah zat atau Psikotropika adalah zat 1997 tentang
Penyimpanan, obat yang berasal dari atau obat, baik alamiah Psikotropika
Sediaan Farmasi, tanaman atau bukan maupun sintetis bukan
tanaman, baik sintetis narkotika, yang 1. Ditetapkan 11
Pemerintah, RS
maupun semi sintetis, berkhasiat psikoaktif Maret 1997
yang dapat menyebabkan melalui pengaruh berlaku 11 Maret
penurunan atau selektif pada susunan 1997
perubahan kesadaran, saraf pusat yang 2. Status: Hanya
hilangnya rasa, menyebabkan untuk pelanggan
mengurangi sampai perubahan khas pada
menghilangkan rasa nyeri, aktifitas mental dan 3. Status Dasar
dan dapat menimbulkan perilaku. Hukum: Hanya
ketergantungan. untuk pelanggan

Undang-undang
Nomor 35 Tahun
2009 tentang
Narkotika

1. Ditetapkan 12
Oktober 2009
Berlaku 12
Oktober 2009

Status: Hanya
untuk pelanggan

Status

2. Itrm/Jenis Barang

Anda mungkin juga menyukai